Вы находитесь на странице: 1из 3

Kenapa Proses yang Adil Penting ?

Secara emosional, individu mencari pengakuan terhadap nilai mereka, bukan sebagai buruh, personalia, atau sumber daya manusia, melainkan sebagai manusia yang diperlakukan dengan rasa hormat. Secara intelektual, individu mencari pengakuan bahwa ide-ide mereka mendapatkan penjelasan. Teori Pengakuan Emosional dan Intelektual Menggunakan proses yang adil dalam perumusan strategi sangat terkait dengan pengakuan emosional dan intelektual. Ketika individu merasa nilai intelektual mereka diakui, mereka bersedia berbagi pengetahuan. Mereka akan merasa terinspirasi untuk meneguhkan dan membuktikan ekspektasi yang diminta dari nilai intelektual mereka, sehingga mereka terdorong untuk mencetuskan ide-ide aktif dan berbagai pengetauan. Namun, ada sisi lain dari hal ini yang harus diperhatikan sama besarnya, atau bahkan lebih besar, yaitu pelanggaran terhadap proses yang adil dan dengan itu, tidak mengakui nilai intelektual dan emosional dari individu. Berikut gambar yang menunjukkan pola sebab akibat yang bisa diamati :

Proses yang adil

Pengakuan intelektual dan emosional

Kepercayaan dan komitmen

Kerjasama sukarda dalam eksekusi strategi

Pelanggar an proses yang adil

Pelecehan emosional dan intelektual

Ketidakpercaya an dan penolakan

Penolakan untuk mengeksekusi strategi

Sama halnya, jika nilai emosional orang tidak diakui, mereka akan merasa marah dan tidak akan mau mengerahkan tenaga mereka dalam tindakan. Sebaliknya, mereka akan bermalas-malasan dan melakukan upaya yang kontraproduktif, termasuk sabotase. Proses yang Adil dan Strategi Samudra Biru Komitmen, kepercayaan, dan kerja sama sukarela bukan sekadar sikap atau perilaku, melainkan modal intangible. Ketika orang memilki kepercayaan, mereka memiliki keyakinan tinggi terhadap niatan dan tindakan sesama mereka. Ketika mereka memiliki komitmen, mereka bahkan

bersedia meminggirkan kepentingan pribadi demi kepentingan perusahaan. Sebagai contoh, manajer dari perusahaan yang gagal mengeksekusi strategi samudra biru akan menyalahkan kurangnya modal ini atas kegagalan mereka. Penerapan proses yang adil merupakan suatu solusinya. Dengan mengorganisasi proses perumusan strategi berdasarkan prinsip proses yang adil, dapat mengintegrasikan eksekusi ke dalam perumusan strategi semenjak awal. Dengan proses yang adil, orang cenderung berkomitmen untuk mendukung strategi yang dihasilkan, sekalipun ketika strategi itu dipandang tidak mengenakan atau berbeda dengan pandangan mereka mengenai strategi apa yang pantas bagi unit mereka. BAB 9 Kesimpulan: Kelanggengan dan Pembaruan Strategi Samudra Biru Menciptakan samudra biru bukanlah pencapaian yang statis, melainkan sebuah proses dinamis. Ketika perusahaan sudah menciptakan samudra biru dan akibat-akibatnya yang kuat terhadap kinerja sudah diketahui, cepat atau lambat akan muncul pengekor. Hambatan terhadap Peniruan Strategi samudra biru memiliki hambatan-hambatan cukup besar untuk bisa ditiru. Kelanggengan ini bisa dilacak sebabnya kepada hambatan-hambatan peniruan strategi samudra biru berikut ini: 1. Suatu inovasi nilai tidak masuk akal jika didasarkan pada logika strategis konvensional. 2. Konflik citra merek mencegah perusahaan meniru suatu strategi samudra biru. 3. Monopoli alamiah menghalangi peniruan ketika ukuran suatu pasar tidak bisa mendukung hadirnya pemain lain. 4. Paten atau izin hukum menghalangi peniruan. 5. Volume tinggi yang ditimbulkan inovasi nilai menghasilkan keunggulan biaya yang cepat dan sekaligus menempatkan peniru pada posisi ketidakunggulan biaya terus-menerus. 6. Eksternalitas jaringan juga menghambat perusahaan untuk bisa dengan mudah meniru sebuah strategi samudra biru. 7. Karena peniruan kerap menuntut perusahaan melakukan perubahan substansial atas praktik-praktik bisnis mereka sebelumnya, faktor politik sering kali bermain, sehingga komitmen perusahaan untuk meniru sebuah strategi samudra birupun tertunda selama bertahun-tahun.

8. Ketika sebuah perusahaan menawarkan lompatan dalam nilai, perusahaan dengan cepat mendapatkan popularitas mereknya dan konsumen loyal dalam pasar. Kapan Harus Melakukan Inovasi Nilai Lagi Ketika para pengekor berusaha merebut pangsa pasar dari samudra biru anda, anda biasanya melancarkan serangan untuk mempertahankan basis konsumen yang sudah didapatkan dengan susah payah. Untuk menghindari persaingan dapat dengan memonitor kurva-kurva nilai dalam kanvas strategi untuk mengetahui kapan harus melakukan inovasi nilai dan kapan tidak. Memonitor kurva nilai juga mencegah kita menciptakan samudra biru baru ketika masih ada arus laba yang besar dari produk saat ini. Ketika kurva nilai perusahaan masih memiliki fokus, divergensi, dan moto memikat, kita harus dapat menahan godaan untuk kembali melakukan inovasi nilai. Ketika persaingan meningkat dan total pasokan melebihi permintaan, kompetisi berdarah pun dimulai dan samudra akan berubah menjadi merah. Enam prinsip strategi samudra biru yang diajukan dalam buku ini seyogyanya berfungsi sebagai pointer-pointer penting bagi setiap perusahaan yang sedang memikirkan strategi masa depannya jiga perusahaan itu mau menjadi pemimpin dalam dunia bisnis yang semakin penuh sesak. Karena samudra biru dan samudra merah selalu hadir berdampingan, realitas praktis menuntut perusahaan untuk berhasil dalam kedua samudra dan menguasai strategi dalam kedua samudra.

Вам также может понравиться