Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Aemsina Hayatillah Eris L.Nugraha M. Ichwan Zuanto Pembimbing : Royhan Sulaeman dr. Enos Hagogoan Siburian,
SpB(K)Onk
PENDAHULUAN
Etiologi
Karsinoma paru (sel skuamosa dan sel kecil) 85% Limfoma (non Hodgkin > Hodgkin) Tumor mediastinum primer (timoma, dan tumor sel germinal) < 2% Tumor metastasis Kateterisasi vena sentral
Patofisiologi
Obstruksi vena peningkatan tekanan intravena dan sirkulasi kolateral ke vena azygos peningkatan alir balik vena ke otak, leher, dan ekstrimitas atas peningkatan TIK (edema cerebri), edema regio fasialis dan colli, edema lengan yang berlangsung progresif.
Manifestasi Klinis
Edema Dispneu dan batuk (hemoptisis) Nyeri kepala/ pusing Suara serak, disfagia, stridor Kongesti nasal, dan epistaksis Sinkope Venektasi Gejala memberat jika pasien membungkuk atau berbaring
Diagnosis
Penatalaksanaan
Terapi awal/simtomatik Oksigenisasi adekuat, diuretik, elevasi kepala, kortikoid Terapi spesifik radioterapi dan kemoterapi fibrinolitik/ pengangkatan kateter + antikoagulan stent VCS Terapi spesifik dimulai ketika diagnosis histologi telah ditegakkan
Tatalaksana
Diagnosis
Penatalaksana an
Mengurangi nyeri dan mempertahankan fungsi neurologis Dexametasone high dose/ low dose + radioterapi tumor radiosensitif Dekompresi dan stabilisasi (reseksi) spinal
Diagno sis
Penatalaksa naan
Diagnosis
Penatalaksana an
Sumbatan ureter anastesi local, nefrostomi perkutan Penggantian secara teliti dari cairan dan elektrolit.
6 Hemoptisis Masif
Didefinisikan sebagai volume rata-rata ekspektorasi dari satu episode antara 100 - >600 ml darah dalam 24-48 jam. Ketika gangguan respiratori terjadi, hemoptisis harus ditatalaksana segera. Kanker paru (20% kasus) Metastasis endobronkial Etiologi Non maligna (infeksi jamur, trombositopeni,& gangguan koagulasi) Perlindungan dan intubasi saluran napas Prosedur operasi, fototerapi, embolisasi arteri endobronkial, dan radioterapi
Penatalaksa naan
Obstruksi pada pangkal laring trakeostomi Obstruksi pada bagian ujung bronkoskopi dengan terapi laser, terapi foto dinamik, atau stenting Jika kompresi luar pemakaian stent
Tatalaksana
1 HIPERKALSEMIA
Prosedur pembedaha n
Metastasis tulang
Hiperkalsemia
Kadar serum kalsium > 2,6 mmol/l fatigue, malaise, anoreksia, mual, muntah, pusing, nyeri tulang, sering haus, sering berkemih, konstipasi, dan kelemahan. Kadar serum kalsium > 3,5 mmol/ml gejala neurologi lebih sering terjadi (pusing, mengantuk, letargi, dan koma) Dehidrasi adalah temuan tersering
Tatalaksa na
Terapi awal dari hiperkalsemia harus selalu menyertakan cairan intravena dan suatu bifosfonat Terapi awal: Pengembalian dehidrasi Infuskan cairan normosalin sekitar 100-300 ml/jam. Setelah 6-12 jam dilakukan hidrasi intensif Pada pasien hiperkalsemia berat (Ca > 13 mg/dl,atau menunjukan adanya gejala neurologi/gagal ginjal sekunder) penatalaksanaan dengan bifosfonat harus dimulai bersamaan dengan hidrasi kuat.
Obatobatan
Prosedur pembedaha n
Hipoosmolaritas plasma, hiperosmolaritas urin yang abnormal, sekresi natrium urin yang berlebih
Hiponatremia
Manifesta si Klinis
asimptomatik, sesuai dengan derajat hiponatremia Anoreksia, depresi, letargi, iritabel, kram otot, lemas, perubahan perilaku <110meq/L : depresi refleks tendon dalam, pseudobulbar palsy, kejang, koma
Tatalaksana
Sering terjadi pada pasien : leukemia akut, limfoma burkitts, limfoma difus; leukemia limfositik kronik dengan terapi flidarabine/2chlorodeoxyadenosine (2minggu setelah terapi)
Faktor yang berperan pada TLS : tipe keganasan, responsivitas thd kemoterapi, kecepatan ARF turn over, gagal ginjal sebelum terapi, kadar LDH Manifestasi klinis non spesifik serum sebelum terapi : mual, muntah, kelemahan, >1500U/I mialgia, urin gelap/pekat. Bertambah berat sesuai dengan derajat kelainan metabolik dan elektrolit
Patofisiologi
TLS Pelepasan fosfat intrasel Penekanan kalsium serum Hipokalsemia Iritabilitas neuromuskular berat
KEMOTERA PI
Hiperfosfatemia
Aritmia
ARF
Life-threatening
Kemoterapi
Pelepasan isi sel tumor masif dan degradasi sel tumor ke aliran darah
TATALAKSANA
Mengenali resiko, Pencegahan Pemeriksaan asam urat dan elektrolit rutin pada leukemia akut atau limfoma malignan yang sensitive thd kemoterapi
Pencegahan : hidrasi dengan salin normal 3l/m2/hari, sodium bikarbonat oral, xantin oxidase inhibitor (allopurinol) 300mg/hari atau bisa dikombinasi dg Rasburicase 0,2mg/kg/hari selama 3-7hari, dimulai sebelum atau pada hari yang sama dg kemoterapi 95% pasien respon terhadap terapi dan tidak ada yang mengalami ARF atau gangguan elektrolit selama
REAKSI ANAFILAKTIK
Anafilatik 90% kasus : angioedem dan urtikaria
Manifestasi klinis
Tatalaksana
nyeri perut, sesak, obstruksi jalan napas atas, bronkospasme, hipotensi. Penyebab kematian : edem laring disertai hipotensi mengenali secara dini, managemen airway dan hemodinamik Menghentikan obat-obatan yang dicurigai berperan dalam reaksi anafilaktik Monitoring dan evaluasi jalan napas Epinefrin subkutan sesuai dengan beratnya reaksi anafilaktik Glukokortikoid dan antihistamin Cairan intravena hipotensi berlanjut ICU
CYSTISIS HEMORRHAGIC
Manifestasi klinis : disuria, rasa terbakar, gross hematuria, anyang-anyangan, urgensi dan inkontinensia
Pemberian dosis tinggi dan lama dengan fosfamid atau siklofosfamid. Metabolit : akrolein iritatif kuat yang dieksresikan di urin
Tatalaksana : pencegahan hidrasi IV/oral, jika gagal : irigasi dengan formalin selama10menit, Mesna, pembedahan : ligasi, embolisasi atau hipogastrik arteri oleh radiologi intervensi, sistektomi
SUMBER