Вы находитесь на странице: 1из 3

Apa latar belakang didirikannya jurusan teknik kimia di POLBAN?

Program Studi D3 Teknik Kimia didirikan sejak tahun 1987 berdasarkan kebutuhan tenaga kerja di industri proses kimia yang semakin meningkat, terutama industri proses yang berada di Jawa Barat dan Banten. Program Studi yang menyelenggarakan pendidikan Vokasi bertujuan untuk menghasilkan lulusan D3 bidang industri proses yang professional dalam proses produksi, pengoperasian dan pengendalian peralatan serta pengelolaan limbah industri. Program Studi D4 Teknik Kimia Produksi bersih merupakan salah satu program studi di Jurusan Teknik Kimia Polban, yang menyelenggarakan program pendidikan vokasi D4 dalam bidang Teknik Kimia berbasis teknologi bersih, yang memiliki kesetaraan dengan program pendidikan akademis S1 bidang studi Teknik Kimia. Didirikan pada tahun 2008, atas dasar SK Dirjen Dikti No.8402/D/T/08, bertujuan untuk menghasilkan lulusan D4 dengan kualifikasi yang lebih tinggi dari tingkat D3 dan setara dengan lulusan dari pendidikan S1, dengan sebutan lulusannya sebagai Sarjana Sains Terapan Teknik Kimia Produksi Bersih. Lulusan D4 Teknik Kimia Produksi Bersih Jurusan Teknik Kimia Polban dapat bekerja di berbagai industri, instansi pemerintah maupun swasta, konsultan, bidang pendidikan, bidang kewirausahaan, dan lainnya dengan posisi sama dengan Sarjana Strata Satu. Pada tahun ajaran 2008/2009 POLBAN telah memiliki sebelas program studi Diploma III bidang rekayasa (teknik), enam program studi Diploma III bidang tataniaga, serta enam program studi Diploma IV. Pada tahun ajaran 2009/2010 POLBAN membuka program studi Diploma III Analis Kimia. Program studi ini berada di bawah Jurusan Teknik Kimia. Program D III Analis Kimia dibuka berdasarkan besarnya kebutuhan industri pada tenaga analis kimia, serta didukung dengan adanya standar kompetensi profesi analis kimia yang telah disepakati. Program Studi D III Analis Kimia diselenggarakan dalam 6 (enam) semester dengan 49% SKS Teori dan 51% SKS Praktek, termasuk praktek kerja lapangan yang dilaksanakan di industri. Program ini diselenggarakan dengan pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi sehingga lulusan akan memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri. Apa sih perbedaan D3, D4 dan S1? D3 adalah Diploma III dengan gelar A. Md (Ahli Madya). Kuliah yang sangat padat juga banyak praktek daripada S1. D4 adalah diploma IV dengan gelar khusus untuk teknik adalah SST (Sarjana Sains Terapan). Waktu kuliah sama seperti S1 yaitu 4 tahun. S1 adalah Strata 1 dengan waktu kuliah yang tidak terlalu padat dan minimal 4 tahun. Dalam pembelajarannya, lebih banyak teori daripada praktek. Bagaimana prospek kerja jurusan teknik kimia? Lulusan Program D3 Teknik Kimia Polban dapat bekerja di industri, instansi pemerintah maupun swasta, konsultan teknik, bidang pendidikan, bidang kewirausahaan dan lain-lain, seperti : Industri Petrokimia Industri Minyak Bumi dan Gas Industri Polimer Industri Pulp & Kertas

Industri Semen Industri Pengolahan Hasil Pertanian Industri Hasil Tambang Industri Makanan Industri Farmasi dan Kosmetik Industri Tekstil Industri Elektroplating Industri Minyak Atsiri LIPI Teknisi/Analis Laboratorium Kimia Sales Engineering Peralatan Industri dan Bahan Kimia Kewirausahaan Lulusan program D4 Teknik Kimia Produksi Bersih dapat bekerja di berbagai industri, instansi pemerintah maupun swasta, konsultan, bidang pendidikan, bidang kewirausahaan, dan lain-lain seperti : Industri perminyakan dalam perusahaan dan jasa pelayanan industri petrokimia Industri polimer Industri pulp dan kertas Industri semen Industri bahan kimia Industri pengolahan hasil pertanian Industri hasil tambang Industri makanan Industri farmasi dan kosmetik Industri tekstil Industri elektroplating Konsultan proses industri berbasis produksi bersih dan lingkungan Instansi pendidikan Kewirausahaan Laboratorium kimia- dll. Lulusan program studi Analis Kimia disiapkan untuk menjadi Analis Kimia di Laboratorium Kimia, baik di lembaga penelitian pemerintah maupun di unit pengujian mutu di industri-industri seperti : Industri Polimer, Petrokimia, Minyak Bumi dan Gas Industri Makanan dan Pengolahan Hasil Pertanian Industri Minyak Atsiri Industri Semen, Keramik dan Pengolahan Hasil Tambang Industri Kertas, Tekstil Industri Farmasi dan Kosmetik Industri Elektroplating Jasa Analisa Kimia Sales Peralatan dan Bahan Kimia Konsultan Lingkungan Laboratorium Forensik

Laboratorium Klinis Wirausaha Teknik Kimia mempelajari pemrosesan bahan mentah menjadi barang yang lebih berguna, dari yang tidak bernilai ekonomis menjadi barang bernilai ekonomis. Dapat berupa barang jadi ataupun barang setengah jadi. Ilmu teknik kimia diaplikasikan terutama dalam perancangan dan pemeliharaan proses-proses kimia, baik dalam skala kecil maupun dalam skala besar seperti pabrik. Teknik kimia termasuk salah satu lulusan kuliah dengan gaji tertinggi karena banyak pabrik yang butuh lulusan teknik kimia. Bagaimana perbedaan analis kimia dengan teknik kimia? Ilmu kimia (chemistry) adalah ilmu yang menyelidiki sifat dan struktur zat, serta interaksi antara materi-materi penyusun zat. Teknik kimia (chemical engineering) adalah ilmu yang mempelajari rekayasa untuk menghasilkan sesuatu (produk) yang bisa digunakan untuk keperluan manusia, berlandaskan pengetahuan ilmu kimia. Dari definisi ini, ada tiga poin yang dapat dilihat. Poin 1: Sifat: Eksplorasi vs. Aplikasi Salah satu kegiatan dalam ilmu kimia adalah mencari zat atau reaksi baru. Sementara itu, teknik kimia tidak berupaya mengembangkan zat, struktur, atau reaksi baru, tetapi ia mengaplikasikan dan mengembangkan yang sudah ada. Walaupun teknik kimia tidak mencari sesuatu yang baru dari sisi kimia, namun ia mencari sesuatu yang baru dari sisi teknik produksi. Poin 2: Orientasi: Ilmu Pengetahuan vs. Industri Misalkan ada sebuah reaksi yang ditemukan sebagai berikut. A + B > C + D Hasil reaksi terbentuk dengan perbandingan C sebanyak 70% dan D 30%. Dari hasil reaksi ini, produk yang berguna adalah D. Terhadap reaksi ini, bidang ilmu kimia dan teknik kimia akan bersikap berbeda. Ilmuwan kimia akan berupaya merekayasa reaksi A + B tersebut agar menghasilkan D dengan persentase yang lebih besar lagi. Upaya tersebut dilakukan dengan berusaha mengetahui lebih detail tentang apa yang mempengaruhi reaksi A + B, sampai ke tingkat molekular bahkan sampai ke tingkat atom. Orang teknik kimia akan mencari cara untuk mengoptimalkan proses reaksi tersebut agar dihasilkan produk D yang ekonomis, yaitu yang biaya produksinya paling murah. Mereka akan mempelajari proses mana yang harus dipilih; alat untuk mengatur suhu dan tekanan reaksi; alat untuk mempersiapkan bahan bakunya; alat untuk memurnikan produk; dan lain-lain. Poin 3: Target Skala: Kecil vs. Raksasa Ilmu kimia mempelajari reaksi dengan melakukannya pada skala kecil di lingkungan laboratorium, misalnya dalam hitungan gram saja. Sementara teknik kimia mempelajari reaksi untuk dilakukan pada skala besar, misalnya dalam hitungan ton. Ini karena hasil penelitian teknik kimia akan diterapkan pada bidang industri.

Вам также может понравиться