Вы находитесь на странице: 1из 5

16

BAB III PEMBAHASAN

3.

Pengertian Kompetensi Komunikasi Mengembangkan kemampuan berkomunikasi sangatlah penting, karena dalam dua

dasawarsa belakangan perkembangan terhnologi begitu hebatnya. Sehingga telah memberi dampak yang menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia. Salah satu hal yang berkembang sangat pesat dan menjadi pemicu dari perkembangan yang ada adalah komunikasi. Karena itu, tidak aneh kalau akhir-akhir ini banyak orang yang tertarik untuk mempelajari dan mengembangkan kemampuan (kompetensi) berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi memang merupakan suatu hal yang sangat fundamental bagi kehidupan manusia, Dengan mampu berkomuniksi dengan baik kita bisa membentuk saling pengertian, menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih sayang mengembangkan karier, Sebaliknya dengan kemampuan berkomunikasi yang buruk, kita juga memupuk perpecahan, menanamkan kebencian dan menghambat kemajuan. Kualitas hidup, hubungan kita dengan orang lain, bahkan peluang dan usaha serta karier dapat ditingkatkan dengan dengan cara memperbaiki cara-cara dan kemampuan berkomunikasi terutama jika berhadapan dengan manusia yang berbeda budaya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kompetensi adalah kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Kompetensi dalam Bahasa Inggris adalah competency atau competence merupakan kata benda, Menurut William D. Powell dalam aplikasi linguist Version 1.0 (1997) diartikan : 1). Kecakapan, kemampuan , kompetensi ; 2). Wewenang. Kata sifat dari competence adalah competent yang berarti cakap, mampu dan tangkas. Kata competence adalah state of being capable atau dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang menunjukkan kapabilitas atau kemampuan seseorang, sehingga ia dapat berfungsi dalam cara-cara yang mendesak dan penting. Misalnya kompetensi komunikator adalah sebuah kompetensi yang dimiliki oleh seorang komunikator atau kemampuan tertentu,

17

kemampuan yang cukup dari seorang komunikator dalam menghindari perangkap atau hambatan komunikasi.seperti meminimalisir kesalahpahaman, kekurangmengertian, dan memahami perbedaan sikap dan persepsi orang lain. Dari defenisi diatas kompetensi dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk melaksanakan tugas dan peran, kemampuan mengintegrasikan pengetahuan, keterampilanketerampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi dan kemampuan untuk membangun pengetahuan dan keterampilan yang didasarkan apada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan.

Oleh karena itu, yang dimaksud dengan kompetensi komunikasi dalam Kecakapan Antar Personal (KAP) adalah kompetensi yang dimiliki oleh seseorang (baik secara pribadi, berkelompok organisasi atau dalam etnik dan ras) untuk meningkatkan kapasitas, keterampilan, pengetahuan yang berkaitan dengan kebutuhan utama dari orang-orang lain yang berbeda kepentingannya. Setiap kompetensi komunikasi dalam Kecakapan Antar Personal (KAP) dari seorang individu tergantung pada institusi sosial, organisasi, kelompok kerja, dan tempat individu berada (secara fisik maupun sosial) Semua faktor itu membentuk sebuah sistem yang mempengaruhi kompetensi komunikasi dalam Kecakapan Antar Personal (KAP) yang efektif. Jadi secara makro dapat dikatakan bahwa kompetensi komunikasi dalam Kecakapan Antar Personal (KAP) merupakan tanggung jawab atas total system sebuah personal. Kompetensi komunikasi dalam Kecakapan Antar Personal (KAP) berkaitan dengan suatu keadaan dan kesiapan individu sehingga kapasitasnya dapat berfungsi efektif dalam situasi komunikasi antar personal.

3.1

Unsur-Unsur Kompetensi Spiitzberg menyatakan kompetensi adalah sebuah kesan, Kompetensi komunikasi

tidak boleh tidak harus disamakan dengan kesan dari seseorang yang menjadi lawan bicara. Ada beberapa implikasi dari pernyataan diatas, yaitu:

18

1. Kompetensi tidak selalu harus aktual sesuai dengan tampilan yang dilihat oleh orang lain.

2. Fakta bahwa seseorang telah mengevaluasi sesuatu yang mungkin saja evaluasi itu melenceng, bias atau menarik sebuah kesimpulan yang salah. Atau membuat perbedaan penilaian dengan menggunakan kriteria yang sama, namun menghasilkan kompetensi yang berbeda.

3. Evaluasi itu harus dibentuk dengan merujuk pada sejumlah kriteria, baik implicit maupun eksplisit. Evaluasi ini menjadi tidak dapat dipahami atau tidak valid kerena tidak didukung oleh pengetahuan tentang kriteria atau bagaimana kriteria itu disusun. Sehingga tampilan yang sama, bisa jadi dikatakan berkompeten oleh suatu standart tertentu, namun tidak kompeten menurut kriteria yang lain. Meskipun demikian, umumnya pembicaraan tentang kompetensi jelas menghendaki adanya suatu keterampilan atau kecakapan yang dimilki, disaat berkomunikasi dengan orang lain dan ketepatan itu ditentukan pula lawan bicara. Menurut Spitzbeg ada tiga komponen kompetensi dalam berkomunikasi yaitu : 1. Motivasi Motivasi adalah daya tarik dari komunikator yang mendorong seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain. 2. Pengeatahuan Pengetahuan menentukan tingkat kesadaran atau pemahaman seseorang tentang kebutuhan apa yang harus dilakukan dalam rangka komunikasi secara tepat dan efektif, komponen pengetahuan turut menentukan kompotensi komunikasi karena hal ini berkaitan erat dengan tingkat kesadaran terhadap apa yang dibutuhkan untuk berkomunikasi dengan orang lain.

19

3. Keterampilan Kemampuan dapat membimbing kita untuk mengahadirkan sebuah prilaku tertentu yang cukup dan mampu mendukung proses komunikasi secara tepat dan efektif. Tujuan utama dari keterampilan semata-mata untuk mengurangi tingkat ketidakpastian dan kecemasan. Untuk mengurangi ketidakpastian setidaknya seseorang harus mempunyai keterampilan empati, ber[prilaku seluwes mungkin dan kemampuan untuk mengurangi situasi ketidakpastian itu sendiri.

3.2 Pendekatan Kompetensi Komunikasi dalam Kecakapan Antar Personal (KAP) Ada empat macam pendekatan teoritik terhadap kemampuan berkomunikasi lintas budaya yaitu : 1. Pendekatan Perangai Tatkala berkomunikasi dengan seseorang, maka anda menampilkan perangai (trait) tertentu, ingatlah bahwa perangai tidak saja dibentuk oleh faktor-faktor internal individu tetapi juga pengaruhi faktor-faktor social. Itulah yang disebut Internal Response Trait yaitu derejat (tinggi atau rendah) kestabilan disposisi dan konsistensi disposisi individu untuk merespons karakteristik orang lain. 2. Pendekatan Perseptual Anda harus mengidentifikasi jenis-jenis persepsi, seperti kognisi,pandangan dan pemahaman bahwa semua itu berkaitan dengan kemampuan berkomunikasi lintas budaya yang emeperhitungkan tekanan psikologi, berkomunikasi secara efektif dan membangun relasi antar pribadi. 3. Pendekatan Perilaku Pendekatan terhadap kompetensi komunikasi dengan seseorang dapat dilakukan melalui pendekatan perilaku, terutama perilaku sosial (perilaku individu

20

dalam konteks sosial) karena invidu berhubungan dengan seseorang dalam konteks budaya tertentu. 4. Pendekatan terhadap kebudayaan tertentu. Jika kita ingin meningkatkan komunikasi dengan orang lain maka yang dilakukan adalah mempelajari kebudayaan, belajar tentang nilai, norma, kepercayaan, bahasa (verbal dan nonverbal) struktur pengetahuan, sistem social dan budaya, sistem ekonomi, mata pencaharian, dan adat istiadat.

Вам также может понравиться