Вы находитесь на странице: 1из 8

BAB I PENDAHULUAN I.1.

LATAR BELAKANG Maraknya aksi bentrokan antar mahasiswa di kampus Universitas Hasanuddin (UNHAS), Makassar, membuat sebagian masyarakat tertentu mencibir peranan kaum belajar. Betapa tidak, ditengah-tengah keterpurukan bangsa dan meroketnya biaya pendidikan kini hamper setiap hari golongan intelek acap kali berbuat ganjil, mulai dari aksi rusuh, tawuran, kekerasan fisik, penjualan narkoba, seks bebas, aborsi, sampai tradisi menghilangkan nyawa orang lain. Selogan wajib menempuh pendidikan 9 tahun hanya selogan semata. Pasalnya, menuntut ilmu tidak bisa menciptakan manusia seutuhnya dengan budi pekerti yang arif. Malah mencetak anak didik berwatak babar. Ironis memang. Tak hanya itu, jargon mahasiswa sebagai agen pengubah social, pembaharu, kontroling terhadap kebijakan pemerintah, mendobrak kemapanan, dan panutan dalam soal moral ikut punah seiring derasnya arus baku hantam dikalangan kaum pelajar. Seolah-olah melekatnya status mahasiswa tak berbanding lurus dengan kebiasaan tak terpuji saat siswa. Adalah budaya tawuran dan adu fisik dalam menyelesaikan segala persoalan yang dihadapinya. Mengapa di Universitas Hasanuddin sangat berpotensi terjadi tawuran? Itulah yang akan kita coba kaji lebih mendalam pada makalah ini. I.2. RUMUSAN MASALAH

Adapun masalah yang dapat kami rumuskan dalam pembahasan kali ini adalah: 1. Apa pemicu terjadinya tawuran di Universitas Hasanuddin, Makassar? 2. Bagaimana solusi untuk meminimalisir terjadinya tawuran di Universitas Hasanuddin? I.3. TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui apa pemicu terjadinya tawuran di Universitas Hasanuddin, Makassar. 1.4 METODOLOGI

BAB II ANALISIS KRITIS -data -pembahasan data BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Rekomendasi

Ada beberapa contoh gambar yang menunjukkan tentang penyimpangan dari perilaku mahasiswa yang sebenarnya dan beberapa gambar yang merupakan kegiatan mahasiswa yang benar-benar menunjukkan jati dirinya. Gambar 1.1 menunjukkan adanya dua kelompok mahasiswa terlibat saling lempar di halaman
Perpustakaan Pusat Unhas, Senin (12 September 2012). Tawuran diduga terjadi oleh aksi propokatif oknum mahasiswa dan mengakibatkan sejumlah fasilitas ruang kuliah pecah terkena lemparan batu. (Identitas/Mustafa) Pada Gambar 1.2, Rektor Melerai Tawuran: Rektor Unhas, Prof Idrus A Paturusi sedang melerai kedua kelompok mahasiswa yang terlibat saling lempar di halaman Perpustakaan Pusat Unhas, Senin (12/9). Tawuran diduga terjadi oleh aksi propokatif oknum mahasiswa. (Identitas/Mustafa) Gambar 1.3 merupakan gambar sebuah kelompok mahasiswa Unhas yang terlibat tawuran, Selasa (25/5/2010). Tidak ada informasi pasti penyebab tawuran tersebut.

Gambar 2.1 menggambarkan salah satu prestasi mahasiswa didalam bidang penelitian. Dan pada gambar 2.2 ini merupakan prestasi mahasiswa didalam bidang pendidikan. Sedangkan gambar 2.3 ini juga menunjukkan salah satu kegiatan mahasiswa yang tergolong mengabdi kepada masyarakat.

BAB III PENUTUP III.1. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat kami tarik dari analisis kasus ini yaitu: 1. Pemicu terjadinya tawuran atau konflik-konflik antar mahasiswa Universitas Hasanuddin, Makassar antara lain adanya oknum-oknum yang dengan sengaja mengadu domba kedua belah pihak (Teknik dan Fisip) sehingga memicu emosi dari kedua belah pihak, adanya gangguan antar individu yang ujung-ujungnya melibatkan kelompok-kelompok tertentu dengan menitikberatkan pada rasa solidaritas. Selain itu, adanya faktor politik atau persaingan politik yang bersifat ingin saling menjatuhkan antar lawan politik juga menjadi salah satu pemicu terjadinya tawuran. Faktorfaktor lain yang dapat juga memicu terjadinya konflik yaitu adanya tekanan perkuliahan dan ruang aktivitas organisasi kemahasiswaan yang semakin dibatasi. 2. Solusi yang dapat diberikan dalam penyusunan karya tulis ini yaitu dalam bidang keamanan kampus yang harusnya meningkatkan keamanan dalam bentuk upaya preventif dan penengah pada saat terjadi konflik. Disamping itu, birokrasi sebagai wadah pengontrol keamanan (satpam) dapat berupa pelatihan dan pengembangan kemampuan satpam sehingga rasa aman dari

ketakutan akan adanya korban tak bersalah maupun kerusakan infrastruktur dapat terminimalisir.

LAMPIRAN

Gambar 1.1

Gambar 1.2

Gambar 1.3

Gambar 2.1

Вам также может понравиться