Вы находитесь на странице: 1из 19

MATERI KULIAH KE DUA BELAS

DETERMINAN PENDAPATAN NASIONAL

GNP terbentuk dari empat komponen besar, yaitu : 1. Konsumsi 2. Investasi 3. Pengeluaran Pemerintah 4. Eksport Netto
Perubahan salah satu saja dari keempat unsur ini sudah barang tentu akan menyebabkan terjadinya perubahan dalam GNP, dan dengan demikian juga perubahan terhadap seluruh konsep-konsep pendapatan yang mengiringinya BAB INI AKAN MEMBAHAS DUA DARI KE EMPAT UNSUR TSB : 1. KONSUMSI dan TABUNGAN 2. INVESTASI
Unsur yang paling esensial bagi sebuah perekonomian

1. KONSUMSI DAN TABUNGAN


Di dalam Ilmu Ekonomi, konsumsi berarti : Penggunaan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan manusiawi Konsumsi biasanya adalah kebutuhan pertama yang dikeluarkan setelah seseorang menerima pendapatan dari hasilnya bekerja (kebutuhan essensial), setelah itu jika masih ada sisanya baru ditabung Secara matematis dapat dituliskan : Y = C + S Y = Pendapatan (Income) C = Konsumsi (Consumption) S = Tabungan (Saving) Konsumsi dalam ilmu ekonomi terbagi atas dua bagian :

1. Konsumsi produktif (productive consumption)

Adalah : penggunaan barang dan jasa yang dikonsumsi untuk menghasilkan barang lain, contoh : mesin, atau barang mentah yang digunakan untuk menghasilkan barang lain

2. Konsumsi Akhir (final consumption) yang dibahas pada bagian ini


Adalah : konsumsi yang langsung dapat memuaskan kebutuhan

HASRAT UNTUK MENGKONSUMSI


Konsumsi itu tergantung pada (fungsi dari) pendapatan, tergambar dari rumusan : Y = C + S

Hubungan antara konsumsi dan pendapatan seperti itu dapat ditulis dengan singkat : C = f(Y) atau C(Y)
Antara konsumsi dan pendapatan terdapat hubungan positif, artinya : apabila pendapatan naik, maka konsumsipun akan meningkat pula, sebaliknya jika pendapatan menurun, maka konsumsipun akan menurun pula Hubungan yang erat tersebut diberi nama :

Hasrat untuk mengkonsumsi (propensity to consume)


NOTE : Konsumsi, pendapatan maupun tabungan yg dimaksud diatas adalah merupakan variabel2 total (variabel2 agregat) , yakni variabel2 yang berlaku untuk seluruh perekonomian, jadi bukan merupakan variabel individual yg hanya berlaku untuk seorang

Dengan demikian, yg dimaksud dengan variabel :


Y adalah Pendapatan Nasional, C adalah Konsumsi Nasional, dan S adalah Tabungan Nasional

Y = C + S,

maka

S = Y C,

atau

C=YS

Jika, C = f(Y) atau C(Y) dan memiliki hubungan positif, maka S = f(Y) atau S(Y) juga memiliki hubungan yang positif Selanjutnya, 1. Tambahan konsumsi karena adanya tambahan pendapatan disebut dengan Hasrat Marginal untuk Melakukan Konsumsi (Marginal Propensity to Consume) dinyatakan dengan rumus :

C MPC = Y

MPC adalah pertambahan konsumsi dibagi dengan Pertambahan pendapat

MPC menunjukkan berapa bagiankah dari pertambahan pendapatan yang dikonsumsikan


Semakin besar MPC, maka akan berarti semakin besar pula bagian dari setiap kenaikan pendapatan yang dipergunakan untuk keperluan konsumsi 2. Tambahan tabungan karena adanya tambahan pendapatan disebut dengan Hasrat Marginal untuk Menabung

dinyatakan dengan rumus :


MPS =

(Marginal Propensity to Save),

S Y

MPS adalah pertambahan tabungan dibagi pertambahan pendapatan

Sebagaimana

Y = C + S,

maka :

Y C S

3. Rata-rata dari hasrat untuk mengkonsumsi disebut dengan: Hasrat merata untuk mengkonsumsi (Average Propensity to Consume) dengan rumus : C APC =

Angka APC ini menunjukkan berapa rupiahkah yang dikonsumsikan dari setiap rupiah pendapatan atau, Menunjukkan ratio (perbandingan) antara konsumsi dengan pendapatan, yakni berapa bagiankah pendapatan yang dipergunakan untuk keperluan konsumsi 4. Rata-rata dari hasrat untuk menabung disebut dengan:

Hasrat rerata untuk menabung (Average Propensity to Save), dengan rumus : S APS = Y
Angka APS menunjukkan berapa besarnya bagian dari pendapatan yang ditabung

FUNGSI KONSUMSI dan FUNGSI TABUNGAN :


Digambarkan sebagai sebuah garis, baik lurus maupun melengkung
Sebagian dari konsumsi tersebut merupakan konsumsi otonom, yakni konsumsi yang tidak ditunjang oleh besarnya pendapatan Besarnya MPC & MPS ditentukan pula oleh bentuk fungsi konsumsi itu Pada fungsi konsumsi linier (fungsi tabungan juga pasti linier), baik MPC maupun MPS mempunyai nilai yang konstan seiring dengan berubahnya nilai tingkat pendapatan

Pada fungsi konsumsi yang melengkung (fungsi tabungan juga pasti akan melengkung), MPC mempunyai nilai yang semakin membesar, sementara nilai MPS menjadi semakin kecil, bersama dengan bertambah besarnya tingkat pendapatan Berbeda dengan itu adalah nilai APC dan APS, dimana keduanya tidak terpengaruh oleh bentuk fungsi konsumsi maupun tabungan.
Dalam segala keadaan, nilai APC selalu menjadi semakin kecil, dan nilai APS menjadi semakin besar, bersamaan dengan semakin bertambah besarnya tingkat pendapatan

2. INVESTASI
Berasal dari Bahasa Inggris Investment, yang berarti Penanaman Modal Bersama-sama dengan konsumsi, maka investasi telah membentuk sebuah atau sebentuk perekonomian dimana campur tangan pemerintah maupun hubungan luar negeri tidak ada Di dalam sebuah perekonomian swasta, GNP adalah penjumlahan konsumsi dan investasi, secara umum dapat disebut income terbentuk dengan atau dari konsumsi dan investasi, atau dengan kata lain Income sama dengan konsumsi ditambah dengan tabungan Jika ditulis dalam bentuk persamaan :

(a) Y = C + S

(b) Y = C + I

Sehingga dapat ditarik kesimpulan : S = I

Namun dalam pelaksanaannya biasanya tabungan dilakukan oleh individu, sedangkan penanaman modal dilakukan oleh business dengan alasan yang juga berbeda
Dalam penggunaannya, pengeluaran untuk investasi itu dibagi menjadi tiga bagian, yaitu untuk keperluan : 1. Konstruksi (construction), yaitu : pembangunan (pendirian) sesuatu yang sama sekali baru, Contoh : Pendirian bangunan Rehabilitasi atau Perbaikan (Rehabilization), yaitu: memperbaiki sesuatu yang sudah ada, Contoh : Memperbaiki bangunan yang sudah ada Ekspansi atau Perluasan (expansion), yaitu : perluasan sesuatu yang sudah dibangun Contoh : Memperluas bangunan yang sudah ada

2.

3.

JENIS-JENIS INVESTASI :
1. Investasi otonom dan investasi terimbas (Autonomous investment and Induced Investment) Investasi otonom : investasi yg besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh pendapatan, tetapi dapat berubah oleh karena adanya perubahan faktor-faktor di luar pendapatan (tingkat teknologi, kebijaksanaan pemerintah, harapan pengusaha, dsb), fungsinya berupa garis lurus horizontal Contoh : Kemajuan teknologi perang menyebabkan banyak negara yg menanamkan modalnya di bidang militer, sekalipun GNP mereka tidak mengalami perubahan Investasi terimbas : investasi yg besar kecilnya sangat dipengaruhi oleh pendapatan (berhubungan positif), fungsinya berupa garis lurus yg condong ke kanan atas Contoh : Jika pendapatan nasional berkurang, para pengusaha lalu menjual barang2 investasi mereka. Berkurangnya jumlah barang investasi tsb disebut investasi negatif (disinvestment)

2. Investasi pemerintah dan investasi swasta (Public investment and private investment) Investasi pemerintah : investasi atau penanaman modal yang dilakukan pemerintah dan bersifat impersonal (resmi) pertimbangan dalam investasi dilakukan berdasarkan kepentingan orang banyak (kesejahteraan rakyat) Investasi swasta: investasi yang dilakukan oleh pihak swasta (Volume investasi ditentukan berdasarkan keuntungan yang akan diperoleh dan masa depan penjualan) 3. Investasi domestik dan investasi asing (Domestic investment and foreign investment) Investasi domestik : penanaman modal dalam negeri

Investasi asing : penanaman modal asing di dalam negeri

4. Investasi bruto dan investasi netto (Gross investment and net investment) Investasi bruto : total seluruh investasi (semua jenis investasi) yang diadakan (dilaksanakan) pada suatu ketika Investasi netto : selisih antara investasi bruto dengan penyusutan (hilangnya nilai sebagian atau seluruhnya dari benda-benda modal atau barang investasi)

Investasi menempati tempat yang terhormat lagi penting dalam menentukan maju/mundurnya perekonomian Investasi merupakan cerminan produksi, jika investasi tidak memadai maka produksi juga akan macet

Dalam hal ini, didapat tiga kriteria sebagai berikut :

1.

Jika investasi bruto lebih besar daripada penyusutan, maka perekonomian ybs akan mengalami kemajuan (progressing economy) Jika investasi bruto sama dengan penyusutan, maka perekonomian akan tetap berada pada tempatnya semula atau tidak maju & tidak pula mundur (stationary economy) Jika investasi bruto lebih kecil daripada penyusutan, maka perekonomian yang bersangkutan niscaya akan mengalami kemunduran (degressing economy)

2.

3.

KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL


Pendapatan nasional dikatakan terdiri atas konsumsi

nasional dan tabungan nasional atau terdiri atas konsumsi nasional dan investasi nasional

Secara konseptual, pendapatan nasional keseimbangan terjadi pada tingkat pendapatan dimana : Investasi sama dengan Tabungan (I = S) Kondisi keseimbangan ini dapat diamati melalui dua cara: 1. S = I approach, 2. C + I approach,

1. S = I approach
Yakni : dengan melihat pada tingkat pendapatan berapakah tabungan sama dengan investasi

Tabungan & Investasi


I 0 E

S I

M F S Pendapatan nasional (Y)

KETERANGAN : Pendapatan nasional mencapai keseimbangan jika S = I Kondisi ini dicapai pada tingkat pendapatan nasional OM, tingkat pendapatan nasional yang lain adalah ketidakseimbangan Pada tingkat pendapatan nasional OF, S > I, akibatnya para pengusaha merasa kesulitan menjual outputnya, sehingga mereka mengurangi produksinya, akibatnya output turun lagi menjadi OM

2. C + I approach
Yakni : dengan melihat pada tingkat pendapatan berapakah, pendapatan sama dengan konsumsi ditambah investasi

Konsumsi (C) & Investasi (I) E

Garis 45

C+I C

KETERANGAN : - Sumbu datar (Pend.Nasional)

I 0

M Pendapatan Nasional

menggambarkan penawaran Agregat (AS) - Sumbu tegak (C & I) menggambarkan permintaan agregat (AD) - Keseimbangan tercapai jika AS = AD, di titik E, yakni pada tk pendapatan nasional OM

MULTIPLIER
Mengingat peranan investasi yang demikian besar dalam menentukan besarnya pendapatan nasional, maka penyelidikan mengenai perkembangan investasi inipun mejadi kebutuhan yang tak terelakkan

Perubahan volume investasi (netto) dalam perekonomian menyebabkan perubahan yang sangat berarti terhadap pendapatan nasional
Pengaruhi ini dinyatakan dalam konsepsi multiplier, atau pengganda Menurut konsep ini, jika investasi netto berubah (bertambah atau berkurang) sebesar satu unit, maka pendapatan nasional itupun akan berubah (bertambah atau berkurang) sebesar 1/MPS kali lipat

THANK YOU FOR YOUR ATANTION SEE YOU NEXT WEEK

Вам также может понравиться