Вы находитесь на странице: 1из 14

ABSTRAK Nerwin Sanau. 2013. Manajemen Piutang dan Persediaan.

Dosen Pengajar adalah Samin Noholo,

Tugas yang diberikan berupa artikel mengenai manajemen piutang dan persediaan dalam perusahaan. Artikel ini berisi tentang bagaimana memanajemen piutang sampai mengetahui tentang kebijakan kredit dan bagaimana memanajemen persediaan dalam suatu perusahaan. Selain itu, artikel ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam manajemen keuangan.

Kata kunci: Manajemen piutang, persediaan.

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Manajemen merupakan komponen terpenting internal dalam suatu oragnisasi perusahahan, oleh karena itu dibutuhkan seorang manajer haruslah luwes, fleksibel, dalam segala bidang, agar jalannya suatu perusahaan dengan baik, dan komunikatif adalah hal yang terpenting juga dalam jiwa seorang manjer, agar antara manajer satu dengan yang lain bisa dengan mudah melaksanakan tugas masing-masing dari yang diembanya. Persediaan dan piutang dagang adalah dua perkiraan aktiva lancar yang terbesar. Secara bersama-sama kedua jenis aktiva ini mencakup hampir 80% dari aktiva lancar dan lebih dari 30% total aktiva untuk semua industri manufaktur. Manajemen dan kebijakan kredit yaitu dasar untuk pengambilan keputusan pemberian kredit. Keputusan itu melibatkan standar kredit, syarat-syarat kredit, dan penentuan siapa yang akan menerima kredit. Untuk itu seorang manajemen harus mengetahui akan hal itu, dan itu akan kita bahas pada kesempatan pada artikel kami ini agar proses terjadinya pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan bisa berjalan dengan baik.

1.2.Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam artikel ini yaitu, a. Apakah yang dimaksud dengan manejemen piutang? b. Apakaha faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya investasi dalam piutang? c. Apa saja kebijakan manajemen kredit? d. Bagaimana analisis Kredit? e. Bagaimana kebijakan kredit? f. Apakah yang dimaksud dengan persediaan? g. Apakah tujuan dari persediaan? h. Apakah fungsi dari persediaan?

BAB II KAJIAN TEORI A. Manajemen Piutang Piutang dapat diartikan sebagai penjualan yang dilakukan secara kredit. Tujuan Manajemen Piutang yaitu memaksimalkan tingkat keuntungan dan mengurangi resiko kerugian. Jika piutang terlalu besar : 1. Kemungkinan ada utang yang tidak dapat di bayar 2. Akan mengurangi arus kas 3. Dapat mengurangi keuntungan penjualan 3 metode untuk memonitor piutang perusahaan : 1. Menggunakan rasio Days Sales Outstanding yang mengukur rata-rata waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk menerima uang tunai dari penjualan kredit. 2. Aging Schedule ( umur piutang ) yaitu membagi piutang berdasarkan umur piutang. 3. Payment Patteren di buat per empat bulanan. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya investasi dalam Piutang 1. Volume penjualan kredit, semakin besar volume penjualan kredit, makin besar investasi yang tertanam dalam Piutang 2. Syarat pembayaran (termin), semakin lama masa kredit, semakin besar invesatasinya. 3. Ketentuan tentang pembatasan kredit, batasan kredit dapat berupa kuantitatif (plafon kredit, semakin besar plafon kredit perpelanggan makin besar investasi yang diperlukan) dan kualitatif (selektif terhadap pelanggan kredit, makin ketat seleksi akan semakin memperkecil investasi dalam piutang).

B. Manajemen Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai seluruh produk yang belum terjual. Selain itu, Persediaan adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan. Secara leksikal, pengertian persediaan (inventory) adalah suatu daftar barang-barang yang tersusun secara rinci. Sedangkan dari sudut pandang manajemen material, persediaan didefinisikan sebagai item-item atau barang-barang dari toko/gudang atau material yang disimpan dalam stok untuk memenuhi permintaan yang akan datang dari produksi, perbaikan/reparasi, pemeliharaan, konstruksi, dan sebagainya.

Dalam menentukan tingkat persediaan, perusahaan harus mencari suatu keseimbangan di antara konflik berbagi keperntingan, antara lain sebagai berikut : 1. Manajer pemasaran menginginkan persediaan barang jadi dalam jumlah yang cukup untuk memuaskan pelanggan. 2. Manajer produksi menginginkan suplai bahan baku dalam jumlah besar untuk menjamin kelancaran proses produksi. 3. Manajer pembelian berorientasi pada order yang lebih besar dari yang diminta untuk menghindari kenaikan harga dan ongkos angkut serta mendapatkan potongan harga. 4. Manajer keuangan menginginkan investasi persediaan dalam jumlah yang rendah untuk efisiensi penggunaan dana. Faktor Faktor Pendukung Suksesnya Manajemen Persediaan 1. Adanya penetapan tanggung jawab dan kewenangan fungsional secara tegas sehubungan dengan persediaan. 2. Adanya kebijakan kebijakan yang telah dirumuskan dengan baik 3. Adanya personal yang cakap dalam tugasnya guna melaksanakan kebijakan persediaan yang telah ditetapkan. 4. Adanya sistem informasi persediaan yang selalu dapat menyajikan posisi persediaan setiap saat. Manajemen persediaan yang tepat akan mendatangkan manfaat penting, antara lain : 1. Memungkinkan pemberian jasa yang lebih memuaskan kepada para pelanggan dengan cara selalu menyediakan bahan atau barang yang diperlukan. 2. Memungkinkan pemenataan produksi melalui penyelenggaraan persediaan yang tidak merata sehingga dapat membantu stabilitas pekeriaan. 3. Menghindarkan atau mengurangi kerugian yang timbul karena penurunan harga. 4. Mengurangi biaya pemeriksaan fisik persediaan tahunan. 5. Melalui pengendalian yang wajar dan informasi yang tersedia untuk persediaan, dimungkinkan adanya pelaksanaan pembelian yang lebih baik untuk memperoleh keuntungan dari harga khusus dan dari perubahan harga. 6. Mengurangi biaya penjualan dan administrasi, melalui pemberian jasa/pelayanan yang lebih baik kepada para pelanggan. Mengelola segala macam persediaan sama dengan mengelola aktiva lainnya, karena sistem pengendalian persediaan juga memerlukan faktor kehati-hatian yang tinggi sehingga kerugian dapat dihindari, demikian halnya dengan pengendalian kas dan piutang atau aktiva lainnya. Karena sistem pengelolaan persediaan harus memiliki: pertama perusahaan harus 4

merniliki persediaan operasi (working stock) untuk memenuhi permintaan barang yang diperkirakan akan terjadi dimasa mendatang di mana dalam hal ini jumlah persediaan tergantung pada perkiraan produksi dan tingkat penjualan. Kedua, karena permintaan mungkin lebih besar dari yang diperkirakan, maka perlu ada cadangan berupa persediaan pengaman yang harus seimbang dengan kerugian akibat hilangnya kesempatan menjual yang ditimbulkan oleh kurangnya persediaan operasi dan pesediaan pengaman. Pembelian dalam jumlah besar sering kali lebih murah daripada pembelian dalam jumlah kecil-kecil setiap hari atau setiap minggu, akan tetapi membeli atau rnemproduksi lebih banyak barang daripada yang dibutuhkan pada saat ini akan memperbesar biaya tambahan perusahaan dan mengundang resiko menumpuknya persediaan di gudang karena tidak terpakai (usang) jika permintaan menurun. Masalah pengendalian dalam persediaan merupakan salah satu masalah penting yang dihadapi oleh hampir setiap perusahaan. Pendekatan-pendekatan kuantitatif akan sangat membantu dalam memecahkan masalah ini. Alasan utama yang menyebabkan perhatian terhadap masalah pengendalian persediaan demikian besar karena pada kebanyakan perusahaan merupakan bagian atau porsi yang besar yang tercantum dalam neraca. Persediaan yang terlalu besar maupun terlalu kecil dapat menimbulkan masalah-masalah yang rumit. Kekurangan persediaan bahan baku akan mengakibatkan adanya hambatanhambatan pada proses produksi. Kekurangan persediaan barang dagangan akan menimbulkan kekecewaan pada langganan dan akan mengakibatkan perusahaan kehilangan mereka. Kelebihan akan menimbulkan biaya penyimpanan dan biaya ekstra yang tinggi disamping resiko lainnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa persediaan yang efektif dapat memberikan sumbangan yang berarti terhadap keuntungan perusahaan.

BAB III PEMBAHASAN

.1. Pengertian Manajemen Piutang Piutang dapat diartikan sebagai penjualan yang dilakukan secara kredit. Tujuan Manajemen Piutang yaitu memaksimalkan tingkat keuntungan dan mengurangi resiko kerugian. Jika piutang terlalu besar : 1. Kemungkinan ada utang yang tidak dapat di bayar 2. Akan mengurangi arus kas 3. Dapat mengurangi keuntungan penjualan 3 metode untuk memonitor piutang perusahaan : 1. Menggunakan rasio Days Sales Outstanding yang mengukur rata-rata waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk menerima uang tunai dari penjualan kredit. 2. Aging Schedule ( umur piutang ) yaitu membagi piutang berdasarkan umur piutang. 3. Payment Patteren di buat per empat bulanan.

3.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya investasi dalam Piutang Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya investasi dalam Piutang 1. Volume penjualan kredit, semakin besar volume penjualan kredit, makin besar investasi yang tertanam dalam Piutang 2. Syarat pembayaran (termin), semakin lama masa kredit, semakin besar invesatasinya. 3. Ketentuan tentang pembatasan kredit, batasan kredit dapat berupa kuantitatif (plafon kredit, semakin besar plafon kredit perpelanggan makin besar investasi yang diperlukan) dan kualitatif (selektif terhadap pelanggan kredit, makin ketat seleksi akan semakin memperkecil investasi dalam piutang).

3.3. Kebijakan Manajemen Kredit Setiap perubahan kebijaksanaan kredit yang dilakukan korporasi akan merupakan keputusan yang menyangkut trade-off antara kenaikan profitabilitas di satu sisi dan resiko di sisi lain. Manajemen kredit menyangkut bidang keputusan sebagai berikut: 1. Analisis risiko kredit 2. Menetapkan standar untuk menerima atau menolak risiko kredit 3. Menspesifikasikan syarat kredit 4. Memutuskan bagaimana membiayai piutang usaha kredit yang ada 6

5. Menetapkan siapa yang menanggung risiko kredit 6. Menetapkan kebijakan dan praktik penagihan 7. Menghindari optimisasi yang kurang dari masing-masing departemen.

3.4. Analisis Kredit Analisis kredit berusaha untuk menetapkan siapa yang harus menerima kredit dan bersasrkan kondisi apa. Dua aspek dari proses itu harus dibedakan : langganan baru versus langganan yang ada. Yang kedua tidak begitu sulit karena pengalaman memberikan informasi yang cukup banyak. Analasis kredit jelas merupakan masalah yang lebih sulit bagi langganan yang prospektif berilaku dengan pemasok lainnya. Jenis formasi ini dapat diperoleh dengan biaya tertentu dari agen informasi keuangan khususnya seperti Dun & Bradstreet. Selain itu, perusahaan akan melaksanakan analisisnya sendiri untuk mengambil keputusan yang independen. Dalam kredit dagang, perusahaan melakukan baik penjualan kredit maupun memberikan kredit. Kedua kegiatan itu saling berkaitan. Bagaimana pelanggan berperilaku mungkin tergantung pada bagaimana organisasi penjualan memperlakukan pelanggan. Selain itu, kebijakan dan praktik penagihan dari penjualan yang tidak disukai mungkin mempengaruhi pelanggan. Sumber Informasi Ada 2 sumber informasi eksternal yang tersedia. 1. Dengan mengadakan pertemuan kelompok lokal dan dengan surat menyurat, pengalaman berhubungan dengan debitor dipertukarkan melalui asosiasi para pemberi kredit. 2. Suatu biro pelaporan kredit (di Indonesia). Salah satu biro yang paling terkenal di AS adalah Dun & Bradstreet. Sumber informasi kredit lainnya adalah bank-bank komersial dimana para pelanggan berhubungan. Walaupun bank tidak dapat memberikan data tentang jumlah simpanan dan pinjaman para nasabahnya, akan tetapi beberapa informasi umum dapat diperoleh. Biasanya bank akan mencantumkan jumlah deposito atau rekening gironya atau pinjaman dalam bentuk jumlah angka (misalnya enam angka menengah). Analisis Informasi Kredit Penilaian kredit akan timbuk dengan analisis rasio keuangan yang relatif baku, dengan penekanan pada rasio likuiditas, leverage dan profitabilitas. Rasio tersebut akan

dibandingkan dengan rasio gabungan untuk bidang industri usaha dimana perusahaan tersebut bergerak. Di samping analisis keuangan umum, juga dilakukan beberapa penilaian khusus yang berkaitan dengan kegiatan kredit. Informasi tentang pembayaran kembali yang dilakukan oleh para pelanggan dimasukkan dalam pertimbangan penilaian. Hal ini dilakukan dengan cara mengambil data hutang dagang dari neraca dan menghitung umur rata-rata hutang dagang. Periode pembayaran rata-rata tersebut kemudian dapat digunakan dengan dua data pembanding lain. 1. 2. periode pembayaran aktual dari syarat kredit periode pembayaran rata-rata untuk bidang usaha dimana pelanggan bergerak.

Sistem Penilaian Formal Setelah analisi informasi kredit, perusahaan mungkin berusaha mengungkapkan hasilhasilnya dalam istilah kuantitatif. Ini secara umum dikenal sebagai penilaian kredit (kredit scoring). Ini menyangkut ukuran numerik untuk meramalkan probabilitas bahwa langganan tepat pada waktunya. Kadang-kadang analisis dibalik untuk meramalkan probabilitas bahwa langganan tidak akan membayar tepat pada waktunya atau sesungguhnya akan menjadi bangkrut. Standar Kredit Standar kredit adalah salah satu criteria yang dipakai perusahaan untuk menyeleksi para langganan yang akan diberi kredit dan berapa jumlah yang harus diberikan. Jika suatu perusahaan melakukan penjualan dengan kredit hanya kepada para pelanggan yang kuat, kerugian karena timbulnya piutang ragu-ragu biasanya kecil. Sebaliknya ada kemungkinan tingkat penjualan yang hilang tersebut dapat lebih besar daripada biaya yang dapat dihindarinya. Untuk menentukan standar kredit yang optimum perusahaan perlu membandingkan antara biaya marjinal pemberian kredit dan laba marjinal dari peningkatan penjualan. Yang termasuk dalam biaya marjinal adalah biaya-biaya produksi dan penjualan akan tetapi untuk sementara yang perlu diperhatikan adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan kualitas para pelanggan, atau biaya kualitas kredit. Termasuk dalam biaya-biaya ini adalah (1) kerugian karena piutang ragu-ragu ; (2) biaya pemeriksaan dan penagihan yang lebih tinggi, dan (3) dan yang lebih besar yang tertahan dalam piutang dagang (yang mengakibatkan biaya modal lebih tinggi, karena pelanggan yang kurang layak menerima kredit, menunda pembayarannya).

Syarat Kredit Syarat Kredit Adalah kondisi pembayaran kredit yang ditawarkan kepada pelanggan; syarat kredit meliputi periode kredit dan potongan tunai. Periode kredit adalah jangka waktu dimulai dari ketika kredit diberikan, setelah itu kredit dianggap tertunggak. Secara umum, periode kredit dimulai pada tanggal yang tertera di faktur, tapi tergantung dari standar tiap industri, periode pembayaran bisa dimulai ketika barang diangkut, ketika barang diterima pembeli, pada awal bulan, pada akhir bulan, pada tengah bulan, atau pada waku-waktu tertentu sesuai syarat kredit. Suatu syarat kredit menetapkan adanya periode di mana kredit diberikan dan potongan tunai (jika ada) untuk pembayaran yang dilakukan lebih awal. Misalnya jika perusahaan menetapkan syarat kredit kepada semua pelanggannya sebagai 2/10, net 30, maka potongan tunai sebesar 2 persen diberikan jika pembayaran dilakukan dalam jangka 10 hari dan jika potongan tunai tidak dimanfaatkan maka pembayaran harus dilakukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 hari. Jika syarat yang ditentukan adalah net 60 berarti bahwa perusahaan tidak memberikan potongan tunai, dan pembayaran harus dilakukan selambat-lambatnya 60 hari setelah tanggal faktur. Lima aspek syarat kredit yaitu sifat ekonomik produk, kondisi penjual, kondisi pembeli, periode kredit, dan potongan tunai. 1. Sifat Ekonomik Produk Barang-barang dengan perputaran penjualan yang tinggi dijual dengan syarat kredit yang relatif pendek, pembeli menjual kembali dengan cepat, yang menghasilkan uang tunai sehingga mampu membayar kepada pemasok. 2. Kondisi Penjual Penjual yang keuangannya lemah membutuhkan uang tunai atau syarat kredit yang ditawarkannya berjangka sangat pendek. 3. Kondisi Pembeli Pada umumnya pengecer yang sehat keuangannya menjual secara kredit, dan sebaliknya menerima kredit yang lebih lama. 4. Periode Kredit Melonggarkan periode kredit dapat mendorong kenaikan penjualan, akan tetapi biaya atas dana yang terikat pada piutang dagang akan meningkat. 5. Potongan Tunai Potongan tunai adalah reduksi harga didasarkan atas pembayaran yang dilakukan selama periode waktu yang ditentukan. 9

3.5. Kebijakan Kredit Kebijakan pemberian kredit sangat besar pengaruhnya terhadap penjualan. Seberapa jauh korporasi menetapkan kebijakan kredit dapat mempengaruhi permintaan barang atau penjualan, sehingga tingkat penjualan pada akhirnya sangat menentukan trade off antara laba dan biaya bed debt loses, opportunity investasi pada piutang. Sehingga perlu diadakan perubahan-perubahan kebijakan persyaratan krredit, hyang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1. 2. Perubahan periode kredit, Perubahan standar kredit untuk menyusun criteria resiko dari nasabah apabila diberikan kredit, 3. Perubahan kebijaksanaan penagihan. Adapun kebijakan kredit dan pengumpulan piutang mencakup beberapa keputusan : a. b. c. d. e. Kualitas account accepted Periode kredit Potongan tunai Persyaratan khusus Tingkat pengeluaran untuk pengumpulan piutang.

Faktor-Faktor Lain Yang Mempengaruhi Kebijakan Kredit 1. Potensi Laba (Profit Potential) Jika dapat menjual secara kredit dan sekaligus membebankan bunga pada piutang dagang tersebut, penjualan kredit sebenarnya lebih menguntungkan daripada penjualan tunai. 2. Pertimbangan Legal (Legal Consideration) Adalah ilegal jika perusahaan membebankan harga yang berbeda diantar konsumenkonsumen kecuali perbedaan harga ini diperbolehkan secara legal. 3. Instrumen Kredit (Credit Instruments) Open Account Promissory Note Commecial Draft Conditional Sales Contract

Cara membuat standar kredit, meliputi: 1. 2. 3. Kerugian dari piutang macet Biaya pemeriksaan dan penagihan Penambahan modal untuk piutang dagang

10

Untuk meningkatakan kualitas kredit dibuat kriteria penilaian kredit yaitu 5C: 1. Character (kepribadian), dari pihak yang berwewenang dari pembelian kredit yang berkaitan dengan kepercayaan perusahaan pada janji yang bersangkutan untuk melunasi hutang dagangnya. 2. Capacity (Kemampuan), penilaian subjektif yang diukur dari prestasi bisnisnya di masa lampau. 3. Capital (Modal), dapat dilihat dari posisi keuangan perusahaan dengan mengukur struktur modalnya dan likuiditasnya. 4. 5. Collateral (Jaminan berupa dana tunai pada giro) Condition (Kondisi ekonomi yang berdampak pada usaha pelanggan)

3.6. Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai seluruh produk yang belum terjual. Selain itu, Persediaan adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan. Secara leksikal, pengertian persediaan (inventory) adalah suatu daftar barang-barang yang tersusun secara rinci. Sedangkan dari sudut pandang manajemen material, persediaan didefinisikan sebagai item-item atau barang-barang dari toko/gudang atau material yang disimpan dalam stok untuk memenuhi permintaan yang akan datang dari produksi, perbaikan/reparasi, pemeliharaan, konstruksi, dan sebagainya. Dalam menentukan tingkat persediaan, perusahaan harus mencari suatu keseimbangan di antara konflik berbagi keperntingan, antara lain sebagai berikut : 1. Manajer pemasaran menginginkan persediaan barang jadi dalam jumlah yang cukup untuk memuaskan pelanggan. 2. Manajer produksi menginginkan suplai bahan baku dalam jumlah besar untuk menjamin kelancaran proses produksi. 3. Manajer pembelian berorientasi pada order yang lebih besar dari yang diminta untuk menghindari kenaikan harga dan ongkos angkut serta mendapatkan potongan harga. 4. Manajer keuangan menginginkan investasi persediaan dalam jumlah yang rendah untuk efisiensi penggunaan dana.

11

3.7. Tujuan Persediaan Tujuan Manajemen Persediaan 1. Menekankan investasi modal dalam persediaan pada suatu tingkat yang minimal. 2. Mengurangi pemborosan biaya yang timbul dari penyelenggaraan persediaan yang berlebihan, kerusakan, penyimpanan, kekunoan, dan pajak, serta asuransi persediaan. 3. Mengurangi resiko kecurangan / kehilangan dan resiko kerugian akibat penurunan harga. 4. Mengurangi investasi dalam fasilitas dan peralatan pergudangan. 5. Mengurangi resiko penundaan produksi dengan cara selalu meyediakan bahan bahan yang diperlukan.

3.8. Fungsi Persediaan Fungsi utama pengendalian persediaan adalah menyimpan untuk melayani kebutuhan perusahaan akan bahan mentah/barang jadi dari waktu ke waktu, fungsi ini ditentukan oleh berbagai kondisi seperti: 1. Apabila jangka waktu pengiriman bahan mentah relatif lama, maka perusahaan perlu persediaan bahan mentah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan perusahaan selama jangka waktu pengiriman. Atau pada perusahaan dagang, persediaan barang dagangan, harus cukup untuk melayani permintaan langganan selama jangka pengiriman barang dari supplier atau produsen. 2. Seringkali jumlah yang dibeli atau diproduksi lebih dari pada yang dibutuhkan. Hal ini disebabkan karena membeli dan memproduksi dalam jumlah yang besar pada umumnya lebih ekonomis. Karena sebagian besar baranglbahan yang belum digunakan disimpan sebagai persediaan. 3. Apabila permintaan barang bersifat musiman, sedangkan tingkat produksi setiap saat adalah konstan maka perusahaan dapat melayani permintaan tersebut dengan membuat tingkat persediaannya berfluktuasi mengikuti fluktuasi permintaan. Tingkat produksi yang konstan umumnya lebih disukai karena biaya-biaya untuk mencari dan melatih tenaga kerja baru, upah lembur dan sebagainya (bila tingkat produksi berfluktuasi), akan lebih besar dari pada biaya penyimpanan barang di gudang (bila tingkat persediaan berfiuktuasi) .

12

4. Selain untuk memenuhi permintaan langganan, persediaan juga diperlukan apabila biaya untuk mencari barang/bahan pengganti atau biaya kehabisan barang/bahan (stock-out cost) relatif besar 5. Secara luas, fungsi manajemen persediaan meliputi pengarahan arus dan penanganan bahan secara wajar, mulai dari penerimaan sampai peyimpanan, menjadi barang dalam pengolahan dan barang selesai, sampai berada di tangan pelanggan.

13

BAB IV PENUTUP

4.1.Kesimpulan Piutang dapat diartikan sebagai penjualan yang dilakukan secara kredit. Tujuan Manajemen Piutang yaitu memaksimalkan tingkat keuntungan dan mengurangi resiko kerugian. Manajemen kredit menyangkut bidang keputusan sebagai berikut: Analisis risiko kredit, Menetapkan standar untuk menerima atau menolak risiko kredit, Menspesifikasikan syarat kredit, Memutuskan bagaimana membiayai piutang usaha kredit yang ada,

Menetapkan siapa yang menanggung risiko kredit, Menetapkan kebijakan dan praktik penagihan, Menghindari optimisasi yang kurang dari masing-masing departemen. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebijakan kredit adalah potensi laba, perimbangan legal, dan instrument kredit Persediaan dapat diartikan sebagai seluruh produk yang belum terjual. Selain itu, Persediaan adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan.

4.2.Saran Di harapkan dengan pengetahuan ini, kita dapat mengaplikasikanya ketika kita sudah manjadi sebuah menajer dalam sebuah perusahaan dengan baik, karena masalah didalam dalam menjalankan tugas menjadi manajer sangatlah kompleks permaslahan yang ada, dan ini adalah salah satu sebuah tugas yang di jalankan oleh seoarang manajer. Yang merupakan salah satu komponen penting dalam pengoperasian sebuah perusahaan.

14

Вам также может понравиться