Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kimia Analitik
SURYA UNIVERSITY
1
TOPIK
Pengertian Kompleksiometri Prinsip Dasar Titrasi Senyawa Kompleks Reaksi Pembentukan Khelat Ligan EDTA
Kompleks EDTA
Sifat Asam-Basa EDTA Tetapan Pembentukan Efektif
Aneka Ligan
Bilangan Koordinasi Jenis Ligan Reaksi Substitusi Ligan Geometri Ion Kompleks Titrasi Kompleksometri Kurva Titrasi [Cu(NH3)4]2+
Kurva Titrasi
Indikator Titrasi EDTA EBT dan Calmagite
Mengapa Kompleksometri?
Adanya ion Ca2+ dan Mg2+ yang terlarut di dalam air menimbulkan kesadahan air (hard water). Masalah yang disebabkan air sadah: Penyumbatan pada pipa dan ketel air panas akibat terbentuknya endapan CaCO3.
Mengapa Kompleksometri?
Senyawa Kompleks
Senyawa kompleks merupakan senyawa yang tersusun dari ion logam dengan satu atau lebih ligan. Interaksi antara logam dengan ligan - ligan dapat diibaratkan seperti reaksi asam-basa lewis, di mana basa lewis merupakan zat yang mampu memberikan satu atau lebih pasangan elektron (ligan).
Ion/atom pusat: Ion/atom bagian dari senyawa koordinasi yang berada di pusat (bagian tengah) baik dalam keadaan netral ataupun bermuatan positif bertindak sebagai penerima pasangan elektron (Asam Lewis), umumnya berupa logam (terutama logam-logam transisi). Logam transisi memiliki sub kulit d atau f yang tidak terisi penuh atau mudah membentuk ion-ion dengan subkulit d atau f yang tidak terisi penuh. Ini menyebabkan beberapa sifat khas, yaitu: Memiliki warna yg unik Pembentukan senyawa paramagnetik Aktivitas katalitik Cenderung membentuk ion kompleks 5
Senyawa Kompleks
Ikatan yang terjadi antara logan dengan ligan umumnya merupakan ikatan kovalen koordinat, sehingga senyawa kompleks disebut juga senyawa koordinasi. Ligan (gugus pelindung): atom/ion bagian dari senyawa koordinasi yang terikat langsung dengan atom pusat dikenal sebagai atom donor,contoh: nitrogen dalam ion kompleks [Cu(NH3)4]2+merupakan atom donor. Deret spektrokimia : Ligan kuat Ligan sedang Ligan lemah CO, CN- > phen > NO2- > en > NH3 > NCS- > H2O > F- > RCOO- > OH- > Cl- > Br- > I-
Phenantroline = phen
Senyawa Kompleks
Senyawa-Senyawa kompleks memiliki bilangan koordinasi yang dapat diartikan sebagai bilangan yang dapat menunjukkan jumlah atom donor diseputar atom logam pusat dalam ion kompleks.Ion-ion kompleks memiliki bilangan koordinat yang bermacam macam Contoh : Ion Kompleks Bilangan Koordinasi Ag [NH3]+ 2 [Sn Cl3]- 3 [Fe Cl4]- 4 [Ni(CN)5]3- 5 [Fe(CN)6]3- 6
Senyawa Kompleks
Ion kompleks: kation logam transisi yang dikelilingi oleh ligan-ligan.
Ligan: molekul netral/ion yang mendonorkan sepasang elektronnya kepada kation logam untuk membentuk ikatan kovalen (koordinasi). Ketika ion kompleks bergabung dengan ion lain, senyawa netral yang dihasilkan itu disebut: senyawa kompleks. Tanda kurung [ ] dipakai untuk menuliskan rumus senyawa kompleks.
Vitamin B12
Aneka Ligan
Dalam menuliskan ligan biasanya atom donor ditulis di bagian depan kecuali beberapa ligan seperti berikut ini :
LIGAN NETRAL
Ligan MeCN en py 2,2-bipy Nama Senyawa asetonitril etilenadiamina piridina 2,2-bipiridina Nama Ligan Asetonitril etilenadiamina piridina 2,2-bipiridina
phen
dipic PPh3 AsPh3 PCy3
1,10-fenatrolina
dipikolinat trifenilfosfina trifenilfosfina trisikloheksilfosfina
1,10-fenatrolina
dipikolinat trifenilfosfina trifenilfosfina trisikloheksilfosfina 11
LIGAN NETRAL
Ligan
H2O NH3 H2S H2Te CO CS NO NO2 NS
Nama Senyawa
air amonia hidrogen sulfida hidrogen telurida karbon monooksida karbon monosulfida nitrogen mono-oksida nitrogen dioksida nitrogen monosulfida
Nama Ligan
aqua amina / azana sulfan telan karbonil tiokarbonil nitrosil nitril tionitrosil
12
LIGAN NEGATIF
Ligan negatif adalah ion sisa asam. Ion sisa asam namanya dapat berakhiran da, it atau -at. Ion sisa asam yang namanya berakhiran dengan -da, sebagai ligan akhiran -da diganti dengan -do, kecuali beberapa ligan seperti contoh di bawah ini : Ligan NH2NH2N(CH3)2N3Nama Senyawa Amida Imida Nama Ligan Amido Imido
N3S2O3-
Azida
Sulfida ozonida
Azido
Sulfido Ozonido
13
Pengecualian
Ligan FClBrO2O22-
OHSHROCN-
hidroksida
hidrogensulfida alkoksida sianida
hidrokso
merkapto / sulfanido alkoksi siano
Ion sisa asam yang namanya berakhiran dengan -it atau -at sebagai ligan pada akhiran tersebut ditambah dengan -o.
14
15
mer-triaquatriklororutenium(III)
mu()hidroksobis[pentaaminakromium(III)] klorida di--iodobis[diasetonitrillitium(I)] pentaaminanitritorutenium(II)klorida pentaaminanitrorutenium(II)klorida ion -amido--sulfonilbis [tetraaminakobalt(II)]
[NH3)4Co(-HN2)(-SO2)Co(NH3)4]3+
[Co(dipic)(-dipic)Co(H2O)5]*
Bilangan Koordinasi
Muatan ion kompleks merupakan jumlah dari muatan kation pusat dan
ligan-ligannya. Jumlah atom yang terikat langsung pada kation pusat dalam suatu ion kompleks disebut: bilangan koordinasi. Ion Kompleks [Ag(NH3)2]+ Kation Pusat Ag+ Ligan NH3 Bilangan Oksidasi Ag = +1 Bilangan Koordinasi 2
[NiCl4]2[Pt(NH3)2Cl2] [Cr(NH3)6]3+
Ni2+
Pt2+ Cr3+
ClNH3, ClNH3
Ni = +2
Pt = +2 Cr = +3
4
4 6
[Ni(CN)4]2-
Ni2+
CN-
Ni = +2
Latihan Soal 01
Jenis Ligan
Ligan yang hanya memiliki satu atom donor, yang mendonorkan sepasang
elektron kepada kation logam, disebut ligan monodentat. Ligan yang dapat mendonorkan 2 pasang elektron (melalui dua atom donor) disebut ligan bidentat (bergigi dua). Ligan yang dapat mendonorkan bahkan lebih dari 2 pasang elektron (melalui lebih dari 2 atom donor) disebut ligan polidentat.
Jenis Ligan
Ligan bidentat dan polidentat dapat membentuk lingkaran/cincin
heterosiklik ketika berikatan dengan kation pusat. Senyawa kompleks yang terbentuk dari proses ini disebut khelat. Khelat berasal dari kata Yunani chele yang artinya sepit kepiting. Istilah ini melukiskan aktivitas ligan saat berikatan dengan kation. Ligan yang dapat membentuk khelat disebut bahan pengkhelat.
Ligan bidentat menjepit kation pusat melalui atom N dan atom O
MX4
Tetrahedral
[NiCl4]2-
MX4
Square planar
[PtCl4]2-
MX6
Octahedral
[Co(NH3)6]3+
Titrasi Kompleksometri
Titrasi yang menggunakan reaksi pembentukan senyawa kompleks.
M + L
Kation Ligan
ML
Kompleks
Namun demikian, titrasi ini jauh lebih rumit karena melibatkan berbagai reaksi kesetimbangan yang harus diperhitungkan.
25
Kestabilan Kompleks
Reaksi pembentukan kompleks dengan ligan monodentat umumnya
berlangsung bertahap. Misalnya, pembentukan [Cu(NH3)4]2+: Cu2+ + NH3 [Cu(NH3)]2+ K1 = 1.9 x 104
K2 = 3.6 x 103
K2 = 7.9 x 102 K2 = 1.5 x 102
Kf tetapan pembentukan kompleks/tetapan stabilitas kompleks Makin besar nilai Kf, makin stabil kompleks tersebut.
26
Tidak ada patahan yang jelas untuk menunjukkan letak titik akhir titrasi.
27
Perhatikan nilai K1, K2, K3, dan K4 yang semakin kecil; artinya: semakin
sulit untuk menambahkan NH3 ke dalam kompleks itu.
K = 2.5 x 1020
Reaksi ini dapat digunakan untuk titrasi Cu2+, Nilai K nya besar dan berlangsung cepat.
Kesimpulan:
reaksi
untuk
titrasi
kompleksometri
adalah
reaksi
pembentukan kompleks dengan ligan polidentat dimana M : L = 1 : 1. Trien hanya bereaksi dengan sedikit ion logam: Cu, Co, Ni, Cd, Hg. Ligan (titran) yang paling umum dipakai untuk titrasi: EDTA.
29
Ligan EDTA
EDTA (Etilen Diamin Tetra Asetat) merupakan ligan heksadentat.
Struktur EDTA
EDTA mengikat ion logam melalui 4 atom O (dari gugus COOH-nya) dan 2 atom N (dari gugus amin-nya).
30
Kompleks EDTA
EDTA dalam keadaan bebasnya sering dituliskan sebagai: H4Y. Ketika EDTA mengikat kation logam, keempat atom hidrogennya
Tetapan pembentukan kompleksnya disebut K absolut (Kabs). Titrasi EDTA dapat dilakukan untuk hampir semua kation logam.
31
Spesies Y4- dominan pada pH tinggi, namun pada pH tinggi ion logam cenderung terhidrolisis dan mengendap sebagai hidroksida.
Dengan persamaan ini, nilai Y4- dapat dihitung pada pH berapapun, asalkan semua nilai K diketahui.
Latihan Soal 02
Diketahui tetapan pembentukan kompleks CaY2- adalah 1010.65.
Hitunglah konsentrasi ion Ca2+ bebas yang ada di dalam larutan CaY2- 0.10 M pada pH = 10.00 (Y4- = 0.3) dan pH = 6.00 (Y4- =
1.8 x 10-5).
36
Kurva Titrasi
Kurva titrasi kompleksometri merupakan grafik pM = -log [Mn+]
terhadap volume titran EDTA yang ditambahkan. Bentuk kurva ini analog dengan kurva titrasi asam-basa.
pH = 12
pH = 10 pH = 8
37
Kurva Titrasi
Ada 3 daerah kurva titrasi yang perlu diperhatikan:
Di awal titrasi dan sebelum titik ekivalen [Mn+] = [Mn+] yang tersisa (belum bereaksi);
38
Latihan Soal 03
Sebanyak 50.0 mL larutan Ca2+ 0.01 M yang disangga dengan larutan
buffer pada pH = 10.0 dititrasi dengan larutan EDTA 0.01 M. Hitunglah nilai pCa pada: awal titrasi, setelah penambahan 10.0 mL titran, pada
39
Jadi, ikatan antara indikator dan kation logam harus lebih lemah
daripada ikatan antara EDTA dan kation logam.
40
Eriochrome Black-T
Dalam air gugus sulfonat akan segera terionisasi, maka larutan EBT
pKa = 6.3
(merah)
(biru)
(orange-kuning)
Eriochrome Black-T
Banyak titrasi EDTA dilakukan pada pH 8-10, dalam keadaan ini bentuk
dominan dari EBT adalah HIn2- yang berwarna biru. Kompleks EBT dengan kation logam berwarna: merah anggur.
Ca2+
Ion logam (tak berwarna)
CaIn-
H+
42
Eriochrome Black-T
Sebelum titik ekivalen, EDTA yang ditambahkan akan bereaksi
dengan kation logam yang masih bebas. Seluruh spesies reaksi ini tak berwarna warna larutan tak berubah, tetap merah.
Ca2+
Ion logam (tak berwarna)
Mendekati titik ekivalen, EDTA yang ditambahkan akan mengambil kation logam dari ion kompleks logam-indikator. Indikator
43
Eriochrome Black-T
Perubahan warna saat titrasi EDTA dengan indikator EBT:
Sayangnya EBT tidak stabil dalam larutan air, sehingga harus disiapkan
Calmagite
Calmagite adalah indikator lain yang strukturnya mirip EBT. Indikator ini
stabil dalam larutan air. Calmagite juga merupakan asam triprotik (H3In), 1 H+ berasal dari gugus
(merah)
(biru)
(orange-merah)
Calmagite (H3In)
45
Calmagite
Mekanisme kerja indikator Calmagite sama dengan indikator EBT,
perubahan warnanya pun sama. Perbedaannya:
46
Teknik Masking
Masking agent adalah pereaksi yang dapat mencegah salah satu/
beberapa dari komponen analit untuk bereaksi dengan EDTA. Contoh:
Al3+ dalam campuran Al3+ dan Mg2+ dapat di-masking dengan ion Fsehingga ia tidak dapat bereaksi dengan EDTA. Selanjutnya, Mg2+ dapat dititrasi tanpa gangguan Al3+.
CN- dapat digunakan untuk masking ion: Cd2+, Zn2+, Hg2+, Co2+, Cu+,
Ag+, Ni2+, Pd2+, Pt2+, Fe2+ dan Fe3+, tetapi tidak untuk ion: Mg2+, Ca2+, Mn2+, Pb2+.
Teknik Demasking
Demasking akan melepaskan kation logam dari masking agent.
Kompleks CN- dapat di-demasking dengan formaldehida:
Setelah di-demasking, kation logam dapat dititrasi EDTA. Thiourea digunakan utk masking Cu2+, caranya: Cu2+ direduksi menjadi Cu+, lalu thiourea membentuk kompleks dengannya. Demasking dilakukan via reaksi oksidasi dengan H2O2. Teknik masking, demasking, kontrol pH Campuran kation dapat dianalisa dengan titrasi EDTA.
48
Pada pH = 10 Ca2+ dan Mg2+ dapat dititrasi bersamaan dengan EDTA. Tapi
pada pH = 12, Mg(OH)2 akan mengendap, dan hanya Ca2+ yang dapat dititrasi.
49
Ini adalah ligan-ligan yang mengikat kation logam dengan cukup kuat,
sehingga dapat mencegah pengendapan hidroksida; namun cukup lemah, sehingga akan melepaskan kation logamnya kepada titran EDTA yang
ditambahkan.
Contohnya:
50
Mg2+ yang dilepaskan ini kemudian dititrasi dengan EDTA. 2Ag+ + [Ni(CN)4]2- 2[Ag(CN)2]- + Ni2+
(berlebih)
Ni2+ yang dilepaskan ini kemudian dititrasi dengan EDTA. Titrasi ini dilakukan apabila tidak ada indikator yang sesuai untuk kation
(pada pH = 1)
Endapan BaSO4 dicuci bersih, dididihkan dengan EDTA berlebih: BaSO4 (s) + Y4- (aq) BaY2- (aq) + SO42- (aq)
(berlebih)
Kelebihan EDTA kemudian dititrasi dengan larutan standar kation. Alternatif lain, Ba2+ berlebih yang ada dalam filtrat hasil cucian BaSO4
Referensi
Underwood, A. L.; Day, R. A., Analisis Kimia Kuantitatif, edisi ke-6,
Penerbit Erlangga, 2002, halaman 193 222. Hage, David S.; Carr, James D., Analytical Chemistry and Quantitative
54