Вы находитесь на странице: 1из 9

METODE PEMBERIAN OBAT Macam cara pemberian obat Written by Administrator Dalam mengkonsumsi obat, ditemukan banyak cara

yang dapat dilakukan tergantung dari resep, dosis dan anjuran dokter. Berikut ini adalah beberapa cara pemberian obat, diantaranaya adalah : Oral Adalah obat yang cara pemberiannya melalui mulut. %ntuk cara pemberian obat ini relati& aman, praktis dan ekonomis. 'elemahan dari pemberian obat secara oral adalah e&ek yang tibul biasanya lambat, tidak e&ekti& jika pengguna sering muntah(muntah, diare, tidak sabar, tidak kooperati&, kurang disukai jika rasanya pahit )rasa jadi tidak enak*, Sublingual Oral Sublingual Inhalasi ektal !er"aginam !erenteral #opikal$lokal

obat akan terasa lebih cepat dan kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat dihindari.

Inhalasi Adalah obat yang cara pemberiannya dengan cara disemprotkan ke dalam mulut. 'elebihan dari pemberian obat dengan cara inhalasi adalah absorpsi terjadi cepat dan homogen, kadar obat dapat terkontrol, terhindar dari e&ek lintas pertama dan dapat diberikan langsung kepada bronkus. %ntuk obat yang diberikan dengan cara inhalasi ini obat yang dalam keadaan gas atau uap yang akan diabsorpsi akan sangat cepat bergerak melalui al"eoli paru(paru serta membran mukosa pada saluran pernapasan. Rektal Adalah obat yang cara pemberiannya melalui dubur atau anus. ,aksudnya adalah mempercepat kerja obat serta bersi&at lokal dan sistematik. Pervaginam %ntuk obat ini bentuknya hampir sama atau menyerupai obat yang diberikan secara rektal, hanya saja dimasukan ke dalam "agina.

Parenteral Adalah obat yang cara pemberiannya ditaruh di ba+ah lidah. #ujuannya adalah agar e&ek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh darah di ba+ah lidah merupakan pusat dari sakit. 'elebihan dari cara pemberian obat dengan sublingual adalah e&ek Adalah obat yang cara pemberiaannya tanpa melalui mulut )tanpa melalui saluran pencernaan* tetapi langsung ke pembuluh darah. ,isalnya sediaan injeksi atau suntikan. #ujuannya adalah agar dapat langsung menuju sasara. 'elebihannya bisa untuk pasien yang tidak

sadar, sering muntah dan tidak kooperati&. Akan tetapi cara pemberian obat dengan cara ini kurang aman karena jika sudah disuntikan ke dalam tubuh tidak bisa dikeluarkan lagi jika terjadi kesalahan.

2. Intra"ena )I7* )#idak ada &ase absorpsi, obat langsung masuk ke dalam "ena, 8onset of action9 cepat, e&isien, bioa"ailabilitas 2:: ;, baik untuk obat yang menyebabkan iritasi kalau diberikan dengan cara lain, biasanya berupa in&us kontinu untuk obat yang +aktu(paruhnya )t 2$<* pendek*

Topikal lokal Adalah obat yang cara pemberiannya bersi&at lokal, misalnya tetes mata, salep, tetes telinga dan lain(lain.

)=oenoes, <::<*. <. Intramuskular )I,* )8Onset of action9 ber"ariasi, berupa larutan dalam air yang lebih cepat diabsorpsi daripada obat berupa larutan dalam minyak, dan juga obat dalam sediaan suspensi, kemudian memiliki kecepatan penyerapan obat yang sangat tergantung pada besar kecilnya partikel yang tersuspensi: semakin kecil partikel, semakin cepat proses absorpsi* )=oenoes, <::<*. >. Subkutan )S6* )8Onset o& action9 lebih cepat daripada sediaan suspensi, determinan dari kecepatan absorpsi ialah total luas permukaan dimana terjadi penyerapan, menyebabkan konstriksi pembuluh darah lokal sehingga di&usi obat tertahan$diperlama, obat dapat dipercepat dengan menambahkan hyaluronidase, suatu en1im yang memecah mukopolisakarida dari matriks jaringan* )=oenoes, <::<*.

E!E" SAMPIN# !-./A %0 !-,B- IA. OBA# #- 0ADA! ABSO BSI OBA# Selain pemberian topikal untuk mendapatkan e&ek lokal pada kulit atau membran mukosa, penggunaan suatu obat hampir selalu melibatkan trans&er obat ke dalam aliran darah. #etapi, meskipun tempat kerja obat tersebut berbeda(beda, namun bisa saja terjadi absorpsi ke dalam aliran darah dan dapat menimbulkan e&ek yang tidak diinginkan. Absorpsi ke dalam darah dipengaruhi secara bermakna oleh cara pemberian )'at1ung, 2345*. 6ara(cara pemberian obat untuk mendapatkan e&ek terapeutik yang sesuai adalah sebagai berikut: 6ara$bentuk sediaan parenteral

?. Intratekal )berkemampuan untuk mempercepat e&ek obat setempat pada selaput otak atau sumbu serebrospinal, seperti pengobatan in&eksi SS! yang akut* )Anonim, 233@*.

@. Intraperitonel )I!* tidak dilakukan pada manusia karena bahaya )Anonim, 233@*. !emberian obat per oral merupakan pemberian obat paling umum dilakukan karena relati& mudah dan praktis serta murah. 'erugiannya ialah banyak &aktor dapat mempengaruhi bioa"ailabilitasnya )&aktor obat, &aktor penderita, interaksi dalam absorpsi di saluran cerna* )Ansel, 2343*. Intinya absorpsi dari obat mempunyai si&at(si&at tersendiri. Beberapa diantaranya dapat diabsorpsi dengan baik pada suatu cara penggunaan, sedangkan yang lainnya tidak )Ansel, 2343*. $EN#"AP ENAM BENAR DA$AM PEMBERIAN OBAT Dalam memberikan pengobatan kita sebagai pera%at harus mengingat &an memahami prinsip enam benar '&ulu lima benar( agar kita &apat terhin&ar &ari kesalahan &alam memberikan obat) prinsip enam benar tersebut akan kita bahas &alam postingan kali ini) namun a&a baikn*a +uga kita mengetahui peran masing,masing pro-esi *ang terkait &engan upa*a pengobatan tersebut. Peran Dokter &alam Pengobatan Dokter bertanggung ja+ab terhadap diagnosis dan terapi. Obat harus dipesan dengan menulis resep. Bila ragu tentang isi resep atau tidak terbaca, baik oleh pera+at maupun apoteker, penulis resep itu harus dihubungi untuk penjelasan. Peran Apoteker &alam Pengobatan

Apoteker secara resmi bertanggung ja+ab atas pasokan dan distribusi obat.selain itu apoteker bertanggung ja+ab atas pembuatan sejumlah besar produk &armasi seperti larutan antiseptik, dan lain(lain. !eran penting lainnya adalah sebagai narasumber in&ormasi obat. Apoteker bekerja sebagai konsultan spesialis untuk pro&esi kedokteran, dan dapat memberi nasehat kepada sta& kepera+atan dan pro&esi kesehatan lain mengenai semua aspek penggunaan obat, dan memberi konsultasi kepada pasien tentang obatnya bila diminta. Peran Pera%at 'arena obat dapat menyembuhkan atau merugikan pasien, maka pemberian obat menjadi salah satu tugas pera+at yang paling penting. !era+at adalah mata rantai terakhir dalam proses pemberian obat kepada pasien. !era+at yang bertanggung ja+ab bah+a obat itu diberikan dan memastikan bah+a obat itu benar diminum. Bila ada obat yang diberikan kepada pasien, hal itu harus menjadi bagian integral dari rencana kepera+atan. !era+at yang paling tahu tentang kebutuhan dan respon pasien terhadap pengobatan. ,isalnya, pasien yang sukar menelan, muntah atau tidak dapat minum obat tertentu )dalam bentuk kapsul*. Aaktor gangguan "isual, pendengaran, intelektual atau motorik, yang mungkin menyebabkan pasien sukar makan obat, harus dipertimbangkan. encana pera+atan harus mencangkup rencana pemberian obat, bergantung pada hasil pengkajian, pengetahuan tentang kerja dan interaksi obat, e&ek samping, lama kerja, dan program dokter. Prinsip Enam Benar /.Benar Pasien

Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa )papan identitas di tempat tidur, gelang identitas* atau ditanyakan langsung kepada pasien atau keluarganya. =ika pasien tidak sanggup berespon secara "erbal, respon non "erbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. =ika pasien tidak sanggup mengidenti&ikasi diri akibat gangguan mental atau kesadaran, harus dicari cara identi&ikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada keluarganya. Bayi harus selalu diidenti&ikasi dari gelang identitasnya. 0.Benar Obat Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama dagang yang kita asing )baru kita dengar namanya* harus diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama generiknya atau kandungan obat. Sebelum memberi obat kepada pasien, label pada botol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali. !ertama saat membaca permintaan obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua label botol dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat. =ika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian &armasi. =ika pasien meragukan obatnya, pera+at harus memeriksanya lagi. Saat memberi obat pera+at harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu mengingat nama obat dan kerjanya. 1.Benar Dosis Sebelum memberi obat, pera+at harus memeriksa dosisnya. =ika ragu, pera+at harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum dilanjutkan ke pasien. =ika pasien meragukan dosisnya pera+at harus memeriksanya lagi. Ada beberapa obat baik ampul maupun tablet memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya. ,isalnya ondansentron 2 amp, dosisnya berapa B Ini penting 22 karena 2 amp ondansentron dosisnya ada ? mg, ada juga 4 mg. ada antibiotik 2 "ial dosisnya 2 gr, ada juga 2 "ial @:: mg. jadi Anda harus tetap hati(hati dan teliti C 3.Benar 4ara Rute

Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Aaktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, si&at kimia+i dan &isik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi. 2. Oral, adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai, karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi melalui rongga mulut )sublingual atau bukal* seperti tablet ISD.. <. Parenteral, kata ini berasal dari bahasa Dunani, para berarti disamping, enteron berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus, atau tidak melalui saluran cerna, yaitu melalui "ena )perset $ perin&us*. >. Topikal, yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. ,isalnya salep, losion, krim, spray, tetes mata. ?. Rektal, obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria yang akan mencair pada suhu badan. !emberian rektal dilakukan untuk memperoleh e&ek lokal seperti konstipasi )dulkolaE supp*, hemoroid )anusol*, pasien yang tidak sadar $ kejang )stesolid supp*. !emberian obat perektal memiliki e&ek yang lebih cepat dibandingkan pemberian obat dalam bentuk oral, namun sayangnya tidak semua obat disediakan dalam bentuk supositoria. @. Inhalasi, yaitu pemberian obat melalui saluran perna&asan. Saluran na&as memiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian obat secara lokal pada salurannya, misalnya salbotamol )"entolin*, combi"ent, berotek untuk asma, atau dalam keadaan darurat misalnya terapi oksigen. 5.Benar 6aktu Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang e&ekti"itasnya tergantung untuk mencapai atau mempertahankan kadar darah yang memadai. =ika obat harus diminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum

makan. Ingat dalam pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan, untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam me&enamat. 7.Benar Dokumentasi Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, +aktu dan oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya, atau obat itu tidak dapat diminum, harus dicatat alasannya dan dilaporkan. 4ara Pen*impanan Obat

=ika terjadi kesalahan pemberian obat, pera+at yang bersangkutan harus segera menghubungi dokternya atau kepala pera+at atau pera+at yang senior segera setelah kesalahan itu diketahuinya. Pe&oman "IE Pera%at kepa&a Pasien atau "eluarga 'epatuhan terjadi bila aturan pakai obat yang diresepkan serta pemberiannya di rumah sakit diikuti dengan benar. =ika terapi ini akan dilanjutkan setelah pasien pulang, penting agar pasien mengerti dan dapat meneruskan terapi itu dengan benar tanpa penga+asan. Ini terutama penting untuk penyakit(penyakit menahun, seperti asma, artritis rematoid, hipertensi, #B, diabetes melitus, dan lain(lain. Mengapa Pasien Ti&ak Patuh &alam Meminum Obatn*a 8

Dalam menyimpan obat harus diperhatikan tiga &aktor utama, yaitu : 2. Suhu, adalah &aktor terpenting, karena pada umumnya obat itu bersi&at termolabil )rusak atau berubah karena panas*, untuk itu perhatikan cara penyimpanan masing(masing obat yang berbeda(beda. ,isalnya insulin, supositoria disimpan di tempat sejuk F 2@G6 )tapi tidak boleh beku*, "aksin ti&oid antara < ( 2:G6, "aksin cacar air harus F @G6. <. Posisi) pada tempat yang terang, letak setinggi mata, bukan tempat umum dan terkunci. >. "e&alu%arsa, dapat dihindari dengan cara rotasi stok, dimana obat baru diletakkan dibelakang, yang lama diambil duluan. !erhatikan perubahan +arna )dari bening menjadi keruh* pada tablet menjadi basah $ bentuknya rusak. "esalahan Pemberian Obat 'esalahan pemberian obat, selain memberi obat yang salah, mencakup &aktor lain yang mengubah terapi obat yang direncanakan, misalnya lupa memberi obat, memberi obat dua sekaligus sebagai kompensasi, memberi obat yang benar pada +aktu yang salah, atau memberi obat yang benar pada rute yang salah. 2. 'urang pahamnya pasien terhadap tujuan pengobatan itu. <. #idak mengertinya pasien tentang pentingnya mengikuti aturan pengobatan yang ditetapkan sehubungan dengan prognosisnya. >. Sukarnya memperoleh obat tersebut di luar rumah sakit. ?. ,ahalnya harga obat. @. 'urangnya kepedulian dan perhatian keluarga yang mungkin bertanggungja+ab atas pemberian obat itu kepada pasien. #erapi obat yang e&ekti& dan aman hanya dapat dicapai bila pasien mengetahui seluk beluk pengobatan serta kegunaanya. %ntuk itu sebelum pasien pulang ke rumah, pera+at perlu memberikan 'Ikepada pasien maupun keluarga tentang : 2. .ama obatnya. <. 'egunaan obat itu. >. =umlah obat untuk dosis tunggal. ?. =umlah total kali minum obat.

@. Waktu obat itu harus diminum )sebelum atau sesudah makan, antibiotik tidak diminum bersama susu* 5. %ntuk berapa hari obat itu harus diminum. H. Apakah harus sampai habis atau berhenti setelah keluhan menghilang. 4. ute pemberian obat.

'erja utama dan e&ek samping obat, adalah pengertian yang sebetulnya tidak mutlak. 'ebanyakan obat mempunyai lebih dari satu khasiat &armakologis, tergantung dari tujuan penggunaannya, e&ek samping pada suatu saat mungkin merupakan kerja utama yang diinginkan pada keadaan lain. ,isalnya minoksidil dan &inasteride yang telah dipasarkan sebagai masing(masing obat hipertensi$tekanan darah tinggi dan obat hipertro&i prostat. 'edua obat menimbulkan pertumbuhan rambut sebagai e&ek sampingnya, maka kemudian diluncurkan sebagai obat rambut. -&ek samping adakalanya tidak dapat dihindarkan, misalnya rasa mual pada penggunaan digoksin, ergotamin, atau estrogen dengan dosis yang melebihi dosis normal. 'adang e&ek samping merupakan kelanjutan e&ek utama sampai tingkat yang tidak diinginkan, misalnya rasa kantuk pada &enobarbital, bila digunakan sebagai obat epilepsi. Bila e&ek samping terlalu hebat dapat dila+an dengan obat lain misalnya obat antimual )mekli1ine, proklorpera1in* atau obat anti mengantuk )ko&ein, am&etamin*. 'erja tambahan atau kerja sekunder adalah e&ek tak langsung akibat kerja utama obat. ,isalnya antibiotika spektrum luas dapat mengganggu keseimbangan bakteri usus, dan menimbulkan de&isiensi "itamin atau supra(in&eksi dengan jamur. /una menghindarkan kerja tambahan ini biasanya terapi dilengkapi dengan "itamin kompleks atau obat &ungistatik. -A-' #O'SI' Daitu obat dalam dosis yang cukup tinggi dapat mengakibatkan e&ek toksik. !ada umumnya, hebatnya reaksi toksis berhubungn langsung dengan tingginya dosis, bila dosis diturunkan maka e&ek toksis dapat dikurangi pula. -A-' #- A#O/-. Daitu jika obat yang pada dosis terapeutis untuk si ibu dapat mengakibatkan cacat pada janin yang dikandungnya. Dari peredaran darah ibu semua 1at gi1i dan 1at pertumbuhan masuk ke dalam sirkulasi janin dengan melintasi uri. Dalam peredaran janin obat akan

3. 'enali jika ada e&ek samping atau alergi obat dan cara mengatasinya 2:. =angan mengoperasikan mesin yang rumit atau mengendarai kendaraan bermotor pada terapi obat tertentu misalnya sedati&, antihistamin. 22. 6ara penyimpanan obat, perlu lemari es atau tidak 2<. Setelah obat habis apakah perlu kontrol ulang atau tidak

E!E" SAMPIN# -A-' SA,!I./ OBA# By Aau1an 0umaidi S.Si Apt I A-B <@, <::3 ,enurut de&inisi Organisasi 'esehatan Dunia )World 0ealth Organi1ation$W0O 23H:* e&ek samping suatu obat adalah segala sesuatu khasiat yang tidak diinginkan untuk tujuan terapi yang dimaksudkan pada dosis yang dianjurkan Obat yang ideal hendaknya bekerja dengan cepat untuk +aktu tertentu saja dan secara selekti&, artinya hanya berkhasiat terhadap keluhan atau gangguan tertentu tanpa akti"itas lain. Semakin selekti& kerja obat, semakin kurang e&ek sampingnya.

bertahan lebih lama, karena sistem eliminasinya belum berkembang secukupnya. ,arilah berhati(hati sebelum minum obat. Bacalah cara dan jumlah obat yang harus diminum. =ika anda akan melakukan sel& medication untuk obat bebas yang bisa dibeli tanpa resep dokter, selalu baca komposisi, khasiat, e&ek samping dsb yang terdapat di brosur$bungkus obat tersebut. Bertanyalah kepada Apoteker di apotek tempat anda membeli obat. ,arilah menjadi konsumen kesehatan yang cerdas.

2. .ama, 'lasi&ikasi dan #ype Obat a. .ama Satu jenis obat mempunyai beberapa macam nama : nama generik, o&&icial name, nama kimia dan nama dagang. .ama generik diberikan sebelum obat menjadi o&&icial. .ama o&&icial diberikan setelah dikemas dan sebelum obat dipublikasikan. .ama kimia berdasarkan kandungan 1at kimia pada obat yang bersangkutan. .ama dagang adalah nama yang diberikan oleh perusahaan yang membuatnya. Sebagai contoh, obat hydrochlorothia1ide )nama o&&icial* dikenal dengan nama dagang -sidriE. b. 'lasi&ikasi Obat(obat diklasi&ikasikan menurut kegunaan, komposisi dan e&ek sampingnya. c. ,acam !enggunaan$#ype Obat Obat dapat diberikan melalui beberapa cara antara lain oral, parenteral, sublingual, dan sebagainya. <. Jangka(Jangka !emberian Obat Jima langka dalam pemberian obat : a. Identi&ikasi pasien Di rumah sakit biasanya sebelum obat diberikan, pera+at harus mengidenti&ikasi nama pasien, memberi nomor untuk mencegah kesalahan, kemudian menanyakan kembali nama pasien atau menyebutkan dengan jelas nama pasien selanjutnya mendengarkan respon pasien sebelum obat diberikan. b. !emberian obat !enting untuk memberikan obat secara benar. Instruksi dan da&tar pengobatan harus dibaca secara hati(hati serta dicek kembali nama obat dan keberadaanya di tempat obat pasien. !engobatan harus diberikan dengan dosis dan cara yang benar. c. Inter"ensi pera+at !asien membutuhkan pertolongan saat menerima pengobatan. Bantuan &isik sebagai contoh : memberikan posisi yang nyaman sebelum penyuntikan intra muskuler atau penjelasan tentang pengobatan dan petunjuk pemakaian obat yang e&ekti& dan cara mencegah komplikasi. d. !encatatan !encatatan harus dilakukan secara lengkap dalam status pasien. 0al yang dicatat adalah : nama obat, dosis, cara pemberian dan data spesi&ik yang berhubungan dengan pemberian obat seperti denyut

# TA9 NIE: 2: A#% A. !-,B- IA. OBA# Ditulis pada Desember <:, <::4 oleh nursecerdas S-!%J%0 A#% A. #- BAI' !-,B- IA. OBA# S-6A A A,A. Sebagai seorang pera+at kita sebaiknya sadar akan &aktor(&aktor penyulit dalam pemberian obat di rumah sakit saat ini. Sebagai contoh, kita mempunyai kesulitan mengingat sejumlah besar kegunaan obat ataupun e&ek sampingnya. Sedangkan kita dibebani banyak tanggung ja+ab dalam +aktu yang singkat. 'ita di rumah sakit mempunyai resiko tanggung ja+ab secara legal bila ada kesalahan dalam pemberian obat. ,eskipun pemberian obat merupakan salah satu masalah dalam tanggung ja+ab pera+at, kita berharap ada pedoman(pedoman tertentu yang dapat menghindarkan kita dari suatu resiko kesalahan. !enulis )'athleen ,c./o+en, ., BS.* menyebut pedoman tersebut sebagai 82: Aturan #erbaik Dalam !emberian Obat9.

nadi harus diobser"asi setelah pemberian obat digital. !encatatan juga meliputi +aktu pemberian dan yang terpenting adalah nama jelas dan tanda tangan pera+at yang memberikan. e. -"aluasi respon pasien espon terhadap pengobatan dapat diobser"asi secara langsung pada pemberian intra "ena, 2: ( <: menit setelah pemberian I, atau subkutan atau beberapa hari setelah pemberian oral. !erubahan tingkah laku dapat dikaji, misalnya pada pemberian tranKuili1er atau rasa nyeri pasien dapat dikaji beberapa saat saetelah pemberian anti spasmodik. Semua langkah pemberian obat, mulai menyiapkan obat sampai mengkaji kee&ekti&an obat harus dicatat dan bila perlu dilaporkan pada pera+at senior atau dokter. >. !etunjuk !emberian Obat ,encek kembali kebenaran instruksi pengobatan yang diberikan. Sebelum pemberian pera+at harus tahu tentang obat itu sendiri. !encatatan yang dilakukan meliputi : nama pasien, obat, nama dokter, tanggal, +aktu pemberian, dosis, dan tanda tangan orang yang memberikan. 'artu pengobatan biasanya memuat nama pasien, ruangan, nomor tempat tidur, nama obat, dosis, +aktu dan cara pemberian. =uga dicantumkan tanggal instruksi diberikan. !era+at harus konsentrasi pada tugas untuk menghindari kesalahan penyiapan dan pemberian obat. Jima )@* benar petunjuk pemberian obat : benar obat, benar dosis, benar pasien, benar +aktu, dan benar cara. Obat yang disiapkan harus sesuai dengan cara pemberian. %ntuk mencegah kesalahan saat penyiapan obat, pera+at harus membaca lebel > L, sebelum mengambil dari

tempatnya, saat memberikan dan saat menyimpannya kembali. Saat menyiapkan pengobatan jangan gunakan hal berikut : Obat yang tidak mempunyai nama atau lebel. Obat telah berubah +arna$rusak. Obat yang tetap ada endapannya meskipun sudah dikocok sebelum digunakan.

'embalikan obat(obat tersebut ke bagian &armasi dan tuliskan alasan pengembaliannya. =angan kembalikan atau pindahkan obat dari satu tempat ke tempat lainnya untuk menghindari bercampurnya obat dan kesalahan tempat. Identi&ikasi pasien secara benar dan hati(hati. !asien mempunyai hak untuk mengetahui nama obat dan cara kerjanya. =uga berhak untuk menolak pengobatan dan alasan penolakan harus dituliskan dan dilaporkan. Jakukan tindakan yang benar sebelum pengobatan. 6ontoh : obser"asi nadi apikal sebelum pemberian digitalis dan jangan berikan bila &rek+ensinya F5: L $ menit. !era+at harus berada di samping pasien saat pemberian obat. Berikan obat sesuai +aktu yang ditetapkan. =ika pasien muntah saat diberikan obat peroral, catat hal tersebut dan nama obatnya. Japorkan segera kepada dokter. Biasanya dokter akan memberikan obat yang sama dengan cara yang berbeda.

#indakan khusus biasanya dilakukan pada pemberian obat( obat tertentu. Setelah pemberian obat catat di kartu pengobatan pasien. !encatatan meliputi +aktu, nama obat, dosisi, cara pemberian dan data lain yang berhubungan dengan pemberian obat. Jihat petunjuk singkat yang tertera dalam brosur. -"aluasi kee&ekti&an obat pada +aktu yang tepat setelah pemberian. !engobatan biasanya dihentikan sebelum operasi dan dokter menulis instruksi baru setelah operasi. 'etika pemberian obat dihentikan sementara karena akan operasi$dilakukan tindakan diagnostik, tuliskan alasan penghentian tersebut dengan jelas pada catatan pengobatan pasien. 'esalahan pengobatan kadang terjadi. Bila sudah terjadi kesalahan laporkan segera sebagai pertanggungja+aban pera+at dan untuk penanganan segera. 'esalahan biasanya dicatat dalam &ormulir khusus.

=ika kita mempunyai pertanyaan tentang suatu jenis obat, bertanyalah kepada seorang &armasi, konsul dengan seorang dokter atau baca buku re&erensi yang bagus tentang obat, atau bicarakan dengan teman pera+at jika kita tidak mengenal obat yang diinstruksikan. #etapi jika instruksinya sendiri yang kurang jelas, yakinkan dengan mengklari&ikasi sumbernya yaitu dokter yang menulis instruksi tersebut.

Вам также может понравиться