Вы находитесь на странице: 1из 19

FISIOLOGI HAID NORMAL

A. PENDAHULUAN Haid (menstruasi) adalah pengeluaran darah, mukus, dan debris sel dari mukosa uterus secara berkala. (obstetric wiliams) Haid (menstruasi) ialah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, diserati pelepasan (deskuamasi) endometrium. 1.2 Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Karena jam mulainya haid tidak diperhitungkan dan tepatnya waktu keluarnya haid dari ostium uteri eksternum tidak dapat diketahui, maka panjang siklus mengandung kesalahan 1 hari. Panjang siklus haid yang normal atau dianggap sebagai siklus haid yang klasik ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama. Panjang siklus haid dipengaruhi oleh usia seseorang. Rata-rata panjang siklus haid pada gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari, pada wanita usia 43 tahun 27,1 hari, dan pada wanita usia 55 tahun 51,9 hari. Jadi, sebenarnya panjang siklus haid 28 hari itu tidak sering dijumpai. Dari pengamatan Hartman pada kera ternyata bahwa hanya 20% saja panjang siklus haid 28 hari. Lama haid biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari dikuti darah sedikitsedikit kemudian, dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama haid itu tetap. Jumlah darah yang keluar rata-rata 33,2 16 cc. Pada wanita yang lebih tua biasanya darah yang keluar lebih banyak. 1 , dwi sogi- faktor2 yang berhubungan Kebanyakan wanita tidak merasakan gejala-gejala pada waktu haid, tetapi sebagian kecil merasa berat di panggul atau mersa nyeri (dismenorea). Usia gadis remaja pada waktu pertama kalinya mendapat haid (menarche) bervariasi lebar, yaitu antara 10-16 tahun, tetapi rata-rata 12,5 tahun. Statistik menunjukkan bahwa usia

menarche dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi, dan kesehatan umum. Sammelweiss menyatakan bahwa 100 tahun yang lampau usia gadis-gadis Vienna pada waktu menarche berkisar 15-19 tahun. Menurut Brown menurunnya usia waktu menarche itu sekarang disebabkan oleh keadaan gizi dan kesehatan umum yang membaik, dan berkurangnya penyakit menahun. Menarche terjadi ditengah-tengah masa pubertas, yaitu masa peralihan dari anak-anak ke dewasa. Sesudah masa pubertas, wanita memasuki masa reproduksi, yaitu masa di mana ia dapat memperoleh keturunan. Masa reproduksi ini berlangsung 30-40 tahun dan berkhir pada masa mati haid atau baki (menopause). 1.3 B. ANATOMI Anatomi sistem reproduksi wanita terbagi atas 2, yaitu : 4 1. Genitalia Eksterna a. Mons veneris Bagian yang menonjol bagian simfisis yang terdiri dari jaringan lemak,daerah ini di tutupi bulu pada masa pubertas. b. Vulva Adalah tempat bermuara sistem urogenital.Di sebelah luar vulva dilingkari oleh labia mayora (bibir besar) yang ke belakang, menjadi satu dan membentuk kommisura posterior dan perineum.Di bawah kulitnya terdapat jaringan lemak seperti yang ada di mons veneris. c. Labia mayora Labia mayora ( bibir besar ) adalah dua lipatan besar yang membatasi vulva, terdiri atas kulit, jaringan ikat, lemak dan kelenjar sebasca. Saat pubertas tumbuh rambut di mons veneris dan pada sisi lateral. d. Labia minora

Labia minora ( bibir kecil ) adalah dua lipatan kecil diantara labia mayora,dengan banyak kelenjar sebasea. Celah diantara labia minora adalah vestibulum. e. Vestibulum Vestibulum merupakan rongga yang berada diantara bibir kecil (labia minora), maka belakang dibatasi oleh klitoris dan perenium, dalam vestibulum terdapat muara muara dari liang senggama (introetus vagina uretra, kelenjar bartholimi dan kelenjar skene kiri dan kanan). f. Himen (selaput dara) Lapisan tipis yang menutupi sebagian besar liang senggama ditengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar, letaknya mulut vagina. Pada bagian ini bentuknya berbeda beda ada yang seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan yang lunak, lubangnya ada seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari. g. Perineum Terbentuk dari korpus perineum, titik tentu otot-otot dasar panggul yang ditutupi oleh kulit perineum.

Gambar 1. Anatomi Organ Reproduksi Eksterna. 4 2. Genitalian Interna a. Vagina Tabung yang di lapisi membran dari jenis-jenis epitelium bergaris, khusus dialiri banyak pembuluh darah dan serabut saraf.Panjangnya dari vestibulum sampai uterus 71/2.Merupakan penghubung antara introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama (vagina) 9 cm, lebih pendek dari dinding belakang. Pada puncak vagina sebelah dalam berlipatlipat disebut rugae. b. Uterus Organ yang tebal,berotot berbentuk buah pir,terletak di dalam pelvis antara rectum di belakang dan kandung kemih di depan, ototnya disebut miometrium. Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan ikat dan ligament. Panjang uterus 71/2 cm, lebar 5 cm, tebal 2 cm. Berat 59 gr, dan berat 30-60 gr.

Uterus terdiri dari : 1). Fundus uteri (dasar rahim ) Bagian uterus yang terletak antara pangkal saluran telur. Pada pemeriksaan kahamilan, perabaan fundus uteri dapat memperkirakan usia kehamilan. 2) Korpus uteri Bagian uterus yang terbesar pada kehamilan,bagian ini berfungsi sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat pada korpus uteri di sebut kavum uteri atau rongga rahim. 3) Servik uteri Ujung servik yang menuju puncak vagina disebut porsio,hubungan antara kavum uteri dan kanalis servikalis disebut ostium uteri internum. Lapisan-lapisan uterus, meliputi : Endometrium yaitu lapisan uterus yang paling dalam yang tiap bulan lepas sebagai darah menstruasi Myometrium yaitu lapisan tengah lapisan ini terdiri dari otot polos Parametrium merupakan lapisan luar yang terdiri dari jaringan ikat c. Ligamentum-ligamentum yang mengfiksir uterus : Ligamentum cardinale sinistra & dextra berfungsi : - Mencegah supaya uterus tidak turun - Di dalamnya terdapat pembuluh darahyang arteria & vena uterine Ligamentum Sakro Uterinum sinistra & dextra berfungsi menahan uterus supaya tidak dapat bergerak Ligamentum Rotundum sinistra & dextra Menahan uterus dalam antefleksi, Pada perempuan hamil sering mengalami nyeri ada daerah kaki bawah dikarenakan ligament rotundum tegang Ligamentum Latum sinistra & dextra

Merupakan suatu jaringan lapis tipis yang menutupi tuba uterine dan uterus di sebelah belakang ligamentum latum terdapat ovarium/indung telur Ligamentum infundibulum pelvikum sinistra & dextra Ligamentum yang menahan tuba falopii berjalan dari

arahinfundibulum

kedinding

pelvis.Atonia

uteri

merupakan

kegagalan miometrium untuk berkontraksi setelah persalinan sehingga uterus dalam keadaan relaksasi penuh, melebar, lembek dan tidak mampu menjalankan fungsi oklusi pembuluh darah2 d. Ovarium Merupakan kelenjar berbentuk kenari, terletak kiri dan kanan uterus di bawah merupakan tuba uterine dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus. e. Tuba fallopi Tuba fallopi dilapisi oleh epitel bersilia yang tersusun dalam banyak lipatan sehingga memperlambat perjalanan ovum ke dalam

uterus.Sebagian sel tuba mensekresikan cairan serosa yang memberikan nutrisi pada ovum.Tuba fallopi disebut juga saluran telur terdapat 2 saluran telur kiri dan kanan.Panjang kira-kira 12cm tetapi tidak berjalan lurus.Terus pada ujung-ujungnya terdapat fimbria, untuk memeluk ovum saat ovulasi agar masuk kedalam tuba.

Gambar 2. Anatomi Organ Reproduksi Interna. 4,5

C. DEFINISI Haid ialah perdarahan secara periodic dan siklik dari uterus, diserati pelepasan (deskuamasi) endometrium. 1,2

D. FISIOLOGI HAID Dalam proses ovulasi harus ada kerja sama antara korteks serebri, hipotalamus, hipofisis, ovarium, glandula tiroidea, glandula suprarenalis, dan kelenjar-kelenjar endokrin lainnya. Yang memegang peranan penting dalam proses

tersebut adalah hubungan hipotalamus, hipofisis, dan ovarium (hypothalamicpituitary-ovarian axis). Menurut teori neurohumoral yang dianut sekarang, hipotalamus mangawasi sekresi hormone gonadotropin oleh adenohipofisis melalui sekresi neurohormon yang disalurkan ke sel-sel adenohipofisis lewat sirkulasiportal yang khusus. Hipotalamus menghasilkan faktor yang telah dapat diisolasi dan

disebut Gonadotropin Releasing Hormone (Gn RH) karena dapat merangsang pelepasan Luteinizing Hormone ( LH ) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dari hipofisis. 1 Siklus haid normal dapat dipahami dengan baik dengan membaginya atas 2 fase dan 1 saat, yaitu fase folikuler, saat ovulasi dan fase luteal. Perubahan-perubahan kadar hormone sepanjang siklus haid disebabkan oleh mekanisme umpan balik (feedback) antara hormone steroid dan hormone gonadotropin. Estrogen

menyebabkan umpan balik negative terhadap FSH, sedangkan terhadap LH estrogen menyebabkan umpan balik negative jika kadarnya rendah, dan umpan balik positif jika kadarnya tinggi. Tempat utama umpan balik terhadap hormone gonadotropin ini mungkin pada hipotalamus. Tidak lama setelah haid mulai, pada fase folikular dini, beberapa folikel berkembang oleh pengaruh FSH yang meningkat. Meningkatnya FSH ini disebabkan oleh regresi korpus luteum, sehingga hormon steroid berkurang. Dengan berkembangnya folikel, produksi estrogen meningkat, dan ini menekan produksi FSH; folikel yang akan berovulasi melindungi dirinya sendiri terhadap atresia, sedangkan folikel-folikel lain mengalami atresia. Pada waktu ini LH juga meningkat, namun peranannya pada tingkat ini hanya membantu pembuatan estrogen dalam folikel. Perkembangan folikel yang cepat pada fase folikel akhir ketika FSH mulai menurun, menunjukkan bahwa folikel yang telah masak itu bertambah peka terhadap FSH. Perkembangan folikel berakhir setelah kadar estrogen dalam plasma jelas meninggi. Estrogen pada mulanya meninggi secara berangsur-angsur, kemudian dengan cepat mencapai puncaknya. Ini memberikan umpan balik positif terhadap

pusat siklik, dan dengan lonjakan LH (LH-surge) pada pertengahan siklus, mengakibatkan terjadinya ovulasi. LH yang meninggi itu menetap kira-kira 24 jam dan menurun pada fase luteal. Mekanisme turunnya LH tersebut belum jelas. Dalam beberapa jam setelah LH meningkat, estrogen menurun dan mungkin inilah yang menyebabkan LH itu menurun. Menurunnya estrogen mungkin disebabkan oleh perubahan morfologik pada folikel. Mungkin pula menurunnya LH itu disebabkan oleh umpan balik negatif yang pendek dari LH terhadap hipotalamus. Lonjakan LH yang cukup saja tidak menjamin terjadinya ovulasi; folikel hendaknya pada tingkat yang matang, agar ia dapat dirangsang untuk berovulasi. Pecahnya folikel terjadi 16 24 jam setelah lonjakan LH. Pada manusia biasanya hanya satu folikel yang matang. Mekanisme terjadinya ovulasi agaknya bukan oleh karena meningkatnya tekanan dalam folikel, tetapi oleh perubahan-perubahan degeneratif kolagen pada dinding folikel, sehingga ia menjadi tipis. Mungkin juga prostaglandin F2 memegang peranan dalam peristiwa itu. 1 Pada fase luteal, setelah ovulasi, sel-sel granulose membesar, membentuk vakuola dan bertumpuk pigmen kuning (lutein); folikel menjadi korpus luteum. Vaskularisasi dalam lapisan granulosa juga bertambah dan mencapai puncaknya pada 89 hari setelah ovulasi.4 Luteinized granulose cell dalam korpus luteum itu membuat progesteron banyak, dan luteinized theca cell membuat pula estrogen yang banyak, sehingga kedua hormon itu meningkat tinggi pada fase luteal. Mulai 1012 hari setelah ovulasi, korpus luteum mengalami regresi berangsur-angsur disertai dengan berkurangnya kapiler-kapiler dan diikuti oleh menurunnya sekresi progesteron dan estrogen. Masa hidup korpus luteum pada manusia tidak bergantung pada hormon gonadotropin, dan sekali terbentuk ia berfungsi sendiri (autonom). Namun, akhir-akhir ini diketahui untuk berfungsinya korpus luteum, diperlukan sedikit LH terus-menerus. Steroidegenesis pada ovarium tidak mungkin tanpa LH. Mekanisme degenerasi korpus luteum jika tidak terjadi kehamilan belum diketahui.

Empat belas hari sesudah ovulasi, terjadi haid. Pada siklus haid normal umumnya terjadi variasi dalam panjangnya siklus disebabkan oleh variasi dalam fase folikular. 1 Pada kehamilan, hidupnya korpus luteum diperpanjang oleh adanya rangsangan dari Human Chorionic Gonadothropin (HCG), yang dibuat oleh sinsisiotrofoblas. Rangsangan ini dimulai pada puncak perkembangan korpus luteum (8 hari pasca ovulasi), waktu yang tepat untuk mencegah terjadinya regresi luteal. HCG memelihara steroidogenesis pada korpus luteum hingga 910 minggu kehamilan. Kemudian, fungsi itu diambil alih oleh plasenta.1 Dari uraian di atas jelaslah bahwa kunci siklus haid tergantung dari perubahan-perubahan kadar estrogen, pada permulaan siklus haid meningkatnya FSH disebabkan oleh menurunnya estrogen pada fase luteal sebelumnya. Berhasilnya perkembangan folikel tanpa terjadinya atresia tergantung pada cukupnya produksi estrogen oleh folikel yang berkembang. Ovulasi terjadi oleh cepatnya estrogen meningkat pada pertengahan siklus yang menyebabkan lonjakan LH. Hidupnya korpus luteum tergantung pula pada kadar minimum LH yang terus-menerus. Jadi, hubungan antara folikel dan hipotalamus bergantung pada fungsi estrogen, yang menyampaikan pesan-pesan berupa umpan balik positif atau negatif. Segala keadaan yang menghambat produksi estrogen dengan sendirinya akan mempengaruhi siklus reproduksi yang normal. 1 Siklus endometrium dalam siklus haid terdiri atas 4 fase : 1. Fase menstruasi atau deskuamasi Dalam fase ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai perdarahan. Hanya stratum basale yang tinggal utuh. Darah haid mengandung darah vena dan arteri dengan sel-sel darah merah dalam hemolisis atau aglutinasi,sel-sel epitel dan stroma yang mengalami disintegrasi dan otolisis, dan sekret dari uterus, serviks, dan kelenjar-kelenjar vulva. Fase ini berlangsung 3-4 hari.
1,6

2. Fase pascahaid atau fase regenerasi Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan sebagian besar berangsurangsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lender baru yang tumbuh dari sel-sel epitel endometrium. Pada waktu ini tebal endometrium 0,5 mm. Fase ini telah mulai sejak fase menstruasi dan berlangsung 4 hari. 3. Fase intermenstruum atau fase proliferase Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke 5 sampai hari ke 14 dari siklus haid. Fase proliferasi dapat dibagi dalam 3 subfase yaitu : a. Fase proliferasi dini Fase proliferasi dini berlangsung antara hari ke 4 sampai hari ke 9. Fase ini dikenal dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut kelenjar. Kelenjar kebanyakan lurus, pendek dan sempit. Bentuk kelenjar ini merupakan ciri khas fase proliferasi; sel sel kelenjar mengalami mitosis. Sebagian sediaan masih menunjukkan suasana fase menstruasi dimana terlihat perubahan perubahan involusi dari epitel kelenjar yang berbentuk kuboid. Stroma padat dan sebagian menunjukkan aktivitas mitosis, sel selnya berbentuk bintang dan lonjong dengan tonjolan tonjolan anastomosis. Nukleus sel stroma relatif besar karena sitoplasma relatif sedikit. b. Fase proliferasi madya Fase ini berlangsung antara hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk transisi dan dapat dikenal dari epitel permukaan yang berbentuk torak yang tinggi. Kelenjar berkeluk-keluk dan bervariasi. Sejumlah stroma mengalami edema. Tampak banyak mitosis dengan inti berbentuk telanjang. (nake nucleus). c. Fase proliferasi akhir

Fase ini berlangsung pada hari ke 11 sampai hari 14. Fase ini dapat dikenal dari permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti epitel kelenjar membentuk pseudostratifikasi. Stroma bertumbuh aktif dan padat. 4. Fase pramenstruum atau stadium sekresi Fase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke 14 sampai ke 28. Pada fase ini endometrium kira kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang, berkeluk keluk dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Dalam endometrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur yang dibuahi. Memang tujuan perubahan ini adalah untuk mempersiapkan endometrium menerima telur yang dibuahi. Fase ini dibagi atas : 1. Fase sekresi dini Dalam fase ini endometrium lebih tipis daripada fase sebelumnya karena kehilangan cairan, tebalnya 4 5 mm. Pada saat ini dapat dibedakan beberapa lapisan, yaitu : a. Stratum basale, yaitu lapisan endometrium bagian dalam yang berbatasan dengan lapisan miometrium. Lapisan ini tidak aktif, kecuali mitosis pada kelenjar. b. Stratum spongiosum, yaitu lapisan tengah berbentuk anyaman seperti spons. Ini disebabkan oleh banyak kelenjar yang melebar dan berkeluk keluk dan hanya sedikit stroma di antaranya. c. Stratum kompaktum, yaitu lapisan atas yang padat. Saluran saluran kelenjar sempit, lumennya berisi sekret dan stromanya edema. 2. Fase sekresi lanjut Endometrium dalam fase ini tebalnya 5 6 mm. Dalam fase ini terdapat peningkatan dari fase sekresi dini , dengan endometrium sangat banyak mengandung pembuluh darah yang berkeluk keluk dan kaya dengan glikogen. Fase ini sangat ideal untuk nutrisi dan perkembangan ovum.

Sitoplasma sel sel stroma bertambah. Sel stroma menjadi sel desidua jika terjadi kehamilan.

Gambar 3. Siklus Haid Normal. 7 E. GEJALA KLINIS Haid merupakan proses normal tubuh. Sebagian besar wanita mengalami perdarahan pervaginam tanpa disertai ketidaknyamanan. Walau begitu, sekitar seperempat wanita mengalami rasa tidak nyaman selama haid. Rasa tidak nyaman ini tidak dipengaruhi oleh aktivitas sehari-hari. Sekitar 5-10 % wanita mengalami nyeri haid (dysmenorrhoea) selama fase menstruasi. 8 Rasa tidak nyaman itu berupa :

1. Rasa berat dan tidak nyaman pada bagian pelvis, perut bagian bawah dan panggul belakang. 2. Rasa tertusuk dan padat pada payudara 3. Sering buang air kecil dan susah buang air besar 4. Rasa lesu, sensitive, dan sakit kepala.

F. VASKULARISASI ENDOMETRIUM DALAM SIKLUS HAID Cabang cabang arteri uterine berjalan terutama dalam stratum vaskulare endometrium. Dari sini sejumlah arteri radialis berjalan langsung ke endometrium dan membentuk arteri spiralis. Pembuluh pembuluh darah ini memelihara stratum fungsional endometrium yang terdiri dari stratum kompaktum dan sebagian stratum spongiosum. Stratum basale dipelihara oleh arteriola arteriola miometrium di dekatnya. Mulai dari fase proliferasi terus ke fase sekresi pembuluh pembuluh darah berkembang dan menjadi lebih berkeluk keluk dan segera setelah mencapai permukaan, membentuk jaringan kapiler yang banyak. Pada miometrium kapiler kapiler mempunyai endotel yang tebal dan lumen yang kecil. Vena vena yang berdinding tipis membentuk pleksus pada lapisan yang lebih dalam dari lamina propria mukosa dan membentuk jaringan anastomosis yang tidak teratur dengan sinusoid sinusoid pada semua lapisan. 1 Hampir sepanjang siklus haid pembuluh pembuluh darah menyempit dan melebar secara ritmis, sehingga permukaan endometrium memucat dan berwarna merah karena penuh dengan darah, berganti ganti. Bila tidak terjadi pembuahan, korpus luteum mengalami kemunduran yang menyebabkan kadar progesterone dan estrogen menurun. 1 Penurunan kadar hormon ini mempengaruhi keadaan endometrium ke arah regresi, dan pada suatu saat lapisan fungsionalis dari endometrium terlepas dari stratum basale yang di bawahnya. Peristiwa ini menyebabkan pembuluh pembuluh darah terputus, dan terjadilah pengeluaran darah yang disebut haid. 1

Hormon

steroid

estrogen

dan

progesteron

mempengaruhi

pertumbuhan

endometrium. Dibawah pengaruh estrogen endometrium memasuki fase proliferasi; sesudah ovulasi, endometrium memasuki fase sekresi. Dengan menurunnya kadar esrtrogen dan progesterone pada akhir siklus haid, terjadi regresi endometrium yang kemudian diikuti perdarahan yang terkenal dengan haid. 1

G. FAKTOR YANG BERPERAN DALAM SIKLUS HAID 1. Faktor enzim Dalam fase proliferasi estrogen mempengaruhi tersimpannya enzim-enzim hidrolitik dalam endometrium, serta merangsang pembentukan glikogen dan asam-asam mukopolisakarida. Zat-zat yang terakhir ini ikut serta dalam pembangunan endometrium, khususnya dengan pembentukan stroma di bagian bawahnya. Pada pertengan fase luteal sintesis mukopolisakarida terhenti, dengan akibat mempertinggi permeabilitas pembuluh-pembuluh darah yang sudah berkembang sejak permulaan fase proliferasi. Dengan demikian, lebih banyak zat-zat makanan mengalir ke stroma endometrium sebagai persiapan untuk implantasi ovum, apabila terjadi kehamilan. Jika kehamilan tidak terjadi, maka dengan menurunnya kadar progesterone,

enzim-enzim hidrolitik dilepaskan, dan merusakkan bagian dari sel-sel yang berperan dalam sintesis protein. Karena itu, timbul gangguan dalam metabolism endometrium yang mengakibatkan regresi endometrium dan perdarahan. 2. Faktor vaskular Mulai fase proliferasi terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam lapisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut tumbuh pula ateria-arteria, vena-vena. Dengan regresi endometrium timbul statis dalam vena-vena serta saluran-saluran yang menghubungkan dengan arteri, dan

akhirnya terjadi nekrosis dan perdarahan dengan pembentukan hematom, baik dari arteri maupun dari vena. 3. Faktor prostaglandin Endometrium mengandung banyak prostaglandin E2 dan F2. Dengan desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan berkontraksinya miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarah pada haid.

H. DATING ENDOMETRIUM Untuk menentukan hari yang tepat dari siklus menstruasi disebut dating endometrium. Dating dilakukan pada masa sekresi, oleh karena berbeda dari fase proliferasi, fase ini menunjukkan perubahan perubahan yang nyata setiap harinya dengan perubahan morfologi tertentu. Jika siklus haid 28 hari dan perkiraan ovulasi terjadi pada hari ke 14, maka 36 48 jam setelah ovulasi belum terlihat perubahan yang menonjol pada endometrium. Karena itu dating hari ke 14 dan ke 15 tidak berguna dilakukan, dan sebaliknya baru dilakukan pada hari ke 16. Hari ke 16 : Vakuola basal subnukleus terlihat pada banyak kelenjar. Hari ini hari terahir pseudostratifikasi barisan inti. Terlihat mitosis pada kelenjar kelenjar dan stroma. Hari ke 17 : Nukleus dari kelenjar kelenjar tersusun dalam satu baris, dengan sitoplasma yang homogen diatasnya dan vakuola yang besar besar di bawahnya. Pseudostratifikasi menghilang, mitosis di kelenjar dan stroma jarang. Hari ke 18 : Sebagian vakuola mengecil karena sebagian isinya dilepaskan ke arah sitoplasma sekitar lumen dan kemudian termasuk ke dalam lumen. Karena vakuola subnukleus ini mengecil maka nukleus mendekati basis dari sel. Tidak terlihat mitosis pada saat ini.

Hari ke 19 : Hanya sebagian kecil vakuola terlihat. Sepintas lalu gambarannya menyerupai hari ke 16. Dapat terlihat sekresi intraluminal. Tidak terdapat pseudostratifikasi dan mitosis. Hari ke 20 : Vakuola subnukleus hanya satu satu. Sekresi intraluminal tampak jelas. Hari ke 21 : Mulai terlihat perubahan perubahan pada stroma. Sel sel stroma mempunyai nukleus yang gelap dan padat. Mulai adanya edema stroma. Hari ke 22 : Edema stroma mencapai maksimum. Sel sel stroma tampak kecil, padat. Mulai terlihat arteri spiralis dengan dindingnya yang tipis. Sekresi intaluminal aktif, tetapi mulai berkurang. Hari ke 23 : Edema stroma menetap. Kondensasi stroma pada sekitar arteri spiralis. Dapat juga dijumpai mitosis. Hari ke 24 : Kumpulan sel sel pradesidua tampak jelas disekeliling arteriola. Mitosis aktif, edema berkurang. Endometrium akan mulai berinvolusi, kecuali terjadi kehamilan. Hari ke 25 : Sel sel pradesidua mulai terdapat di bawah sel sel epitel permukaan. Sedikit edema sekitar arteriola. Sedikit infiltrasi limfosit pada stroma. Hari ke 26 : Sel sel pradesidua mengelompok di seluruh stroma disertai infiltrasi sel sel leukosit polinuklear. Hari ke 27 : Pradesidua menonjol sekitar pembuluh darah dan di bawah epitel permukaan. Jelas terlihat infiltrasi sel sel leukosit polinuklear. Hari ke 28 : Mulai terlihat daerah dengan nekrosis (focal nekrosis), dan daerah daerah kecil dengan perdarahan dalam stroma. Infiltrasi sel sel leukosit polinuklear sangat banyak. Kelenjar kelenjar kelihatan mengalami secretory exhaustion.

DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro Hanifa. Haid dan Siklusnya. Ilmu Kandungan. Edisi 2. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2009. P 103-120.

2. Fajri Ayu, Khairani Maya. Hubungan Antara Komunikasi Ibu-Anak dengan


Persiapan Menghadapi Menstruasi Pertama (Menarche) pada Siswo SMP Muhammadiyah Banda Aceh. Jurnal Psikologi Undip Vol. 10, No.2, Oktober 2011.

3. Adnyani, NKW. Hubungan Status Gizi dengan Siklus Menstruasi pada


Remaja Putri Kelas X di SMA PGRI Denpasar. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Bali. 2012. [online] [cited

4. AsuhanKehamilan Normal. Anatomi Alat Kandungan. Bab 1. page 2-9

5. Mel DeJarnette, Dr. Ray Nebel, Senior Reproductive Specialist.Select Reproductive Solution. Page 1-6. 2013

Desty nur isnaeni. Hubungan Antara Stres dengan Pola Menstruasi pada Mahasiswa D IV Kebidanan Jalur Reguler Universitas Sebelas Maret Surakarta. Prodi D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta. 2010.

1. Weed, S Susan. Menstrual Cycles. [online] 2012 [cited 11 Oktober 2013] : Available from : URL : www.fwhc.org/health/moon.htm

Sogi Dwi, Harliyanti. Faktor- factor yang berhubungan dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswa Akbid Sari Mulia Banjarmasin Tahun 2011. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Sari Mulia. Banjarmasin. Media SainS, Volume 5 Nomor 1. 2013

Вам также может понравиться

  • Coup Dan Contrecoup
    Coup Dan Contrecoup
    Документ6 страниц
    Coup Dan Contrecoup
    Chici Wha
    100% (1)
  • Kontrasepsi Hormonal
    Kontrasepsi Hormonal
    Документ24 страницы
    Kontrasepsi Hormonal
    Chici Wha
    0% (1)
  • Trauma Tumpul
    Trauma Tumpul
    Документ6 страниц
    Trauma Tumpul
    Chici Wha
    Оценок пока нет
  • Lembar Pengesahan
    Lembar Pengesahan
    Документ2 страницы
    Lembar Pengesahan
    Chici Wha
    Оценок пока нет
  • Soal Bhs - Indonesia Semester2
    Soal Bhs - Indonesia Semester2
    Документ10 страниц
    Soal Bhs - Indonesia Semester2
    Chici Wha
    Оценок пока нет
  • Sampul
    Sampul
    Документ2 страницы
    Sampul
    Chici Wha
    Оценок пока нет
  • Pendek Episkleritis
    Pendek Episkleritis
    Документ12 страниц
    Pendek Episkleritis
    Atang Kusman
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Barabarayya
    Laporan Kasus Barabarayya
    Документ7 страниц
    Laporan Kasus Barabarayya
    Chici Wha
    Оценок пока нет
  • SAMPUL
    SAMPUL
    Документ2 страницы
    SAMPUL
    Chici Wha
    Оценок пока нет
  • Ikm Haji
    Ikm Haji
    Документ46 страниц
    Ikm Haji
    zulkiflim88
    Оценок пока нет
  • Latihan Soal Gerak Dengan Analisa Vektor
    Latihan Soal Gerak Dengan Analisa Vektor
    Документ6 страниц
    Latihan Soal Gerak Dengan Analisa Vektor
    Chici Wha
    Оценок пока нет
  • Praktikum RESPIRASI
    Praktikum RESPIRASI
    Документ1 страница
    Praktikum RESPIRASI
    Chici Wha
    Оценок пока нет
  • DBD. Editdocx
    DBD. Editdocx
    Документ13 страниц
    DBD. Editdocx
    Chici Wha
    Оценок пока нет
  • Manajemen Khitanan Massal
    Manajemen Khitanan Massal
    Документ30 страниц
    Manajemen Khitanan Massal
    Chici Wha
    Оценок пока нет
  • Universal Precaution
    Universal Precaution
    Документ19 страниц
    Universal Precaution
    Chici Wha
    Оценок пока нет
  • Jtptunimus GDL s1 2008 Ikamayasar 1092 Bab+I+ + I
    Jtptunimus GDL s1 2008 Ikamayasar 1092 Bab+I+ + I
    Документ131 страница
    Jtptunimus GDL s1 2008 Ikamayasar 1092 Bab+I+ + I
    Deka Dharma Putra
    Оценок пока нет
  • Gerak Harmonis
    Gerak Harmonis
    Документ21 страница
    Gerak Harmonis
    Chici Wha
    Оценок пока нет
  • Jadwal Kuliah Respirasi, 2008-2009
    Jadwal Kuliah Respirasi, 2008-2009
    Документ23 страницы
    Jadwal Kuliah Respirasi, 2008-2009
    Chici Wha
    Оценок пока нет
  • Sampul Referat
    Sampul Referat
    Документ1 страница
    Sampul Referat
    Chici Wha
    Оценок пока нет
  • Trauma
    Trauma
    Документ26 страниц
    Trauma
    Chici Wha
    Оценок пока нет
  • Referat Obgyn
    Referat Obgyn
    Документ20 страниц
    Referat Obgyn
    Chici Wha
    Оценок пока нет
  • Gagal Tumbuh
    Gagal Tumbuh
    Документ12 страниц
    Gagal Tumbuh
    Chici Wha
    Оценок пока нет
  • JUDUL
    JUDUL
    Документ1 страница
    JUDUL
    Chici Wha
    Оценок пока нет
  • Ctev
    Ctev
    Документ7 страниц
    Ctev
    atikaindahsari
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Документ2 страницы
    Daftar Pustaka
    Chici Wha
    Оценок пока нет