Вы находитесь на странице: 1из 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN TERAPI AKTIVITAS BERMAIN DI RUANG KEMUNING ATAS RSUD TANGERANG

Tugas Kelompok Stase Keperawatan Anak Program Pendidikan Profesi Keperawatan (Ners) UMT

Di susun oleh: Ariska indah suhandini, S.Kep Feri rohamanudin, S.Kep Nurul Hafizah, S.Kep Teguh santoso, S.Kep M. slamet, S.Kep

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS I FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan pengalaman traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan ketegangan atau stress hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya perpisahan dengan orang tua, kehilangan control, dan akibat dari tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan menimbulkan berbagai aksi seperti menolak makan, menangis, teriak, memukul, menyepak, tidak kooperatif atau menolak tindakan keperawatan yang diberikan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan

cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain anak-anak akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak serta suara. Anak-anak pada usia pre-school senang bermain dengan warna, oleh karena itu, mewarnai bisa menjadi alternatif untuk mengembangkan kreatifitas anak dan dapat menurunkan tingkat kecemasan pada anak selama dirawat. Salah satu karakteristik perkembangan motorik halus pada anak pre-school adalah mampu mengenali warna. Dengan permainan mewarnai menjadi salah satu media bagi perawat untuk mampu mengenali tingkat perkembangan anak. Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama mewarnai, anak akan mengekspresikan imajinasinya dalam goresan warna pada gambar sehingga untuk sementara waktu anak akan merasa lebih rileks. B. Tujuan 1. Tujuan Umum: Setelah mengikuti terapi bermain dapat meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak sehingga dapat mempercepat proses kesembuhan anak. 2. Tujuan Khusus: Meningkatkan perkembangan mental, imajinasi dan kreativitas anak usia pre-school. Melatih meningkatkan kognitif anak dalam hal pemilihan warna dalam mewarnai gambar. Dapat menerapkan waktu yang tepat untuk melakukan permainan sehingga anak tidak kehilangan waktu bermain.

BAB II TINJAUAN TEORI A. MEWARNAI GAMBAR I. Definisi Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk mengurangi stres dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak.(www.pediatric.com) II. Manfaat a. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat terapeutik (sebagai permainan penyembuh/ therapeutic play). b. Dengan menggambar berarti anak dapat mengekspresikan feelingnya atau memberikan pada anak suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata. c. Sebagai terapi kognitif, pada saat anak menghadapi kecemasan karena proses hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan sterss, kognitifnya tidak akurat dan negatif. d. Mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan ekspresi emosional anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah dan benci. e. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di rumah sakit. (www.pediatric.com). B. TAHAP TUMBUH KEMBANG ANAK USIA PRE-SCHOOL 1. Perkembangan Biologi BB meningkat 14,6 kg (3 tahun), 16,7 kg (4 tahun), 18,7 kg (5 tahun).

Tinggi badan rata-rata bertambah 6,75-7,5 cm. Perhitungan berat badan menurut Soetjiningsih : Umur (dalam tahun) x 2 + 8 2. Perkembangan Motorik Kasar Usia 36 bulan Pakai dan ganti baju sendiri Berjalan mundur Naik turun tangga berganti-ganti kaki Berdiri sesaat dengan 1 kaki Usia 4 tahun Melompat dengan satu kaki Memanjat dan melompat Melempar bola cukup banyak Naik tangga dengan lancar Usia 5 tahun Melompat-lompat dengan 1 kaki Berlari tanpa kesulitan Bermain lompat tali Mainan tangkap Naik turun tangga dengan lancar Usia 6 tahun Berlari dengan baik Berlari dan bermain secara bersamaan Naik sepeda Menggambar orang lengkap Menambah ciri seperti mulut, mata, hidung pada gambar 3. Perkembangan Motorik Halus Usia 36 bulan Memasang manik-manik besar Melukis tanda silang dan bulat Membuka kancing depan dan samping Menyusun 10 balok tanpa jatuh Usia 4 tahun Menggunting gambar sederhana Menggambar bujur sangkar Usia 5 tahun Memukul kepala paku dengan palu Mengikat tali sepatu Dapat menulis beberapa huruf alphabet Usia 6 tahun Suka menggambar, menulis dan mewarnai. 4. Perkembangan Kognitif Fase prekonseptual Memory span increase

5. 6. C. 1. 2. 3. 4. 5. 6. D. 1. 2. 3. 4. E. 1. 2. 3. 4.

entre on one aspect of situation Classify object according to one characteristic Fase intuitive Attention span increase Classify object in terms of their use Egosentric interpretation of events Irreversible thought Perkembangan Moral Orientasi pda hukum dan kepatuhan Anak berorientasi pada hal sebenarnya Perkembangan Bahasa Usia 3 tahun Banyak bertanya Berbicara saat ada atau tidak ada orang Menggunakan bahasa telegravis Menggunakan konsonan d,b,t,k,y Menghilangkan w dari pembicaraan Pembedaharaan kata 900 kata Membuat kesalahan suara spesifik (s,sh,ch,z,th,r,l) Usia 4 tahun Perbendaharaan kata 1500 kata Menghitung 1 s/d 3 Menceritakan cerita jantung Usia 5 tahun Perbendaharaan kata kira-kira 2100 kata Menggunakan kalimat dengan enam sampai delapan kata, dengan semua bagian bicara. Menyebutkan empat atau lebih warna Mengetahui nama-nama hari. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan Status kesehatan anak sakit perkembangan psikomotor kognitif terganggu Jenis kelamin Lingkunganlokasi, negara, kultur Alat permainan senang dapat menggunakan Intelegensia dan status sosial ekonomi TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN Tahap eksplorasi: Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain Tahap permainan: Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan Tahap bermain sungguhan: Anak sudah ikut dalam permainan Tahap melamun: Merupakan tahap terakhir anak membayangkan permainan berikutnya PRINSIP BERMAIN DI RUMAH SAKIT Tidak banyak energi, singkat dan sederhana Tidak mengganggu jadwal kegiatan keperawatan dan medis Tidak ada kontra indikasi dengan kondisi penyakit pasien Permainan harus sesuai dengan tahap tumbuh kembang pasien

5. 6. F. 1. 2. 3. G. 1. 2. 3. 4. 5.

Jenis permainan disesuaikan dengan kesenangan anak Permainan melibatkan orang tua untuk melancarkan proses kegiatan HAMBATAN YANG MUNGKIN MUNCUL Usia antar pasien tidak dalam satu kelompok usia Pasien tidak kooperatif atau tidak antusias terhadap permainan Adanya jadwal kegiatan pemeriksaan terhadap pasien pada waktu yang bersamaan. ANTISIPASI HAMBATAN Mencari pasien dengan kelompok usia yang sama Libatkan orang tua dalam proses terapi bermain Jika anak tidak kooperatif, ajak anak bermain secara perlahan-lahan Perawat lebih aktif dalam memfokuskan pasien terhadap permainan Kolaborasi jadwal kegiatan pemeriksaan pasien dengan tenaga kesehatan lainnya.

SAP TERAPI BERMAIN Pokok Bahasan : Terapi Bermain Pada Anak Di Rumah Sakit Sub Pokok Bahasan : Terapi Barmain Anak Usia Pre School Tujuan : Mengoptimalkan Tingkat Perkembangan Anak Tanggal / Jam : Hari / Tanggal : Kamis 6-2-2014 Jam / Durasi : Pkl. 10.00 WIB / 45 menit Tempat Bermain : Ruangan kemuning atas Peserta : Untuk kegiatan ini peserta yang dipilih adalah pasien diRuang kemuning atas yang memenuhi kriteria : Usia Pre-School (yang berusia 3-6 tahun) Tidak mempunyai keterbatasan fisik Dapat berinteraksi dengan perawat dan keluarga Pasien kooperatif Peserta terdiri dari: Anak usia pre-school sebanyak orang Sarana dan Media 1. Sarana: a) Ruangan tempat bermain dengan luas 12 x 8 meter persegi. b) Kursi untuk orang tua.

2. Media: a) Kertas berisi gambar-gambar yang belum diwarnai. b) Pensil warna (spidol, krayon) Pengorganisasian Jumlah leader 1 orang, co leader 1 orang, fasilitator 16 orang dan 1 orang observer dengan susunan sebagai berikut: Leader : Nurul hafizah Co Leader : teguh santoso Observer : M. slamet Fasilitator : Ariska indah suhandini dan Feri rohmanudin Pembagian tugas sebagai berikut: a. Leader, tugasnya: 1) Membuka acara permainan 2) Mengatur jalannya permainan mulai dari pembukaan sampai selesai. 3) Mengarahkan permainan. 4) Memandu proses permainan. b. Co Leader, tugasnya : 1) Membantu leader mengatur jalannya permainan 2) Membantu memberi motivasi pada peserta bersama dengan leader 3) Bersama dengan leader memandu dan mengarahkan proses bermain c. Fasilitator, tugasnya: 1) Membimbing anak bermain. 2) Memberi motivasi dan semangat kepada anak dalam mewarnai 3) Memperhatikan respon anak saat bermain. 4) Mengajak anak untuk bersosialisasi dengan perawat dan keluarganya. d. Observer, tugasnya: 1) Mengawasi jalannya permainan. 2) Mencatat proses kegiatan dari awal hingga akhir permainan. 3) Mencatat situasi penghambat dan pendukung proses bermain. 4) Menyusun laporan dan menilai hasil permainan Rancangan Bermain : Permainan yang kita lakukan adalah menggambar. Setiap anak diberikan kertas kosong dan krayon atau spidol masing-masing satu. Kemudian leader memimpin jalannya permaianan dengan mengintruksikan kepada anak-anak untuk menggambar sesuai dengan apa yang diinginkan. Co leader, fasilitator, observer melakukan tugas masing-masing. Susunan Acara Bermain
No 1 Waktu Kegiatan Bermain Kegiatan Peserta

5 menit

1. Pembukaan : 1. Leader membuka kegiatan dengan mengucapkan 2. salam. 3. 2. Leader memperkenalkan nama terapis yang lain. 4. 3. Leader menjelaskan tujuan dari permainan 4. Kontrak waktu 25 menit Pelaksanaan : 1. 1. Leader dibantu oleh co leader dan fasilitator

Menjawab salam Mendengarkan Memperhatikan Memperhatikan

Berpindah posis

2. 3.

4. 5. 6. 7.

10 menit 1.

2.
4

5 menit 1. 2.

untuk mengatur posisi duduk setiap terapis 2. dengan dua orang pasien anak Fasilitator membagikan kertas bergambar dan 3. pensil warna kepada pasien. 4. Fasilitator mengajak dan memotivasi klien (anak) untuk mengungkapkan gambar apa yang ada pada kertas. Memulai mewarnai gambar didampingi oleh fasilitator. Leader dan co leader memberi semangat pada anak selama proses mewarnai Fasilitator memotivasi anak untuk dapat memilih warna yang disukainya Apabila anak tidak mau aktif,melibatkan orang tua ataupendamping anak untukmembantu anak mewarnaigambar yang telah diberikan. Evaluasi : Menanyakan kepada anak tentang pemilihan warna yang telah dilakukan untuk mewarnai gambarnya Menanyakan tentang perasaan anak setelah diberi bermain mewarnai Terminasi : 1. Leader menutup acara permainan dengan 2. memberikan reward kepada seluruh peserta Salam penutup

Menerima kertas dan pensil warn Menjawab Mewarnai gamba

Beri pertanyaan

Memperhatikan Memberi salam

Denah Bermain

Keterangan : : pasien

: observer

: fasilitator

: leader

: co leader

Evaluasi 1. Evaluasi Struktur Sarana disiapkan pagi hari sebelum acara dimulai Media dipersiapkan 1 hari sebelum pelaksanaan kegiatan Struktur peran telah ditentukan 1 hari sebelum pelaksanaan

Kontrak dengan keluarga pasien/anak yang akan diberi terapi bermain dilakukan 1 hari sebelum dan pagi hari sebelum kegiatan dilaksanakan. 2. Evaluasi Proses Leader dibentu co leader memandu terapi bermain dari awal hingga akhir kegiatan Respon anak baik selama proses bermain berlangsung Anak tampak aktif selama proses bermain berlangsung Anak mau dan dapat mewarnai gambar dengan baik didampingi oleh fasilitator Keluarga ikut membantu anak selama pelaksanaan proses bermain Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan mahasiwa tercapai dengan baik Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing 3. Evaluasi Hasil Kegiatan bermain dimulai tepat pada waktu yang telah ditentukan Anak dapat melakukan pemilihan warna sesuai dengan yang dieukainya Anak mengikuti proses bermain dari awal hingga akhir . DAFTAR PUSTAKA Erlita., 2006, Pengaruh Permainan Pada Perkembangan Anak. Terdapat Padahttp://info.balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 21 Desember 2009 Foster and Humsberger., 1998, Family Centered Nursing Care of Children. WB sauders Company, Philadelpia USA. Hurlock, E B., 1991, Perkembangan Anak Jilid I., Erlangga : Jakarta. Kliegman, Robert M., 2000, Ilmu Keshatan Anak Nelson Vol 3, Editor Bahasa Indonesia: A. Samik Wahab-Ed.15 EGC : Jakarta Markum, dkk., 1990, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak., IDI : Jakarta Soetjiningsih, 1995, Tumbuh Kembang Anak, EGC: Jakarta Wong, Donna L. ,2003, Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi-4., EGC: Jakarta

Вам также может понравиться