Вы находитесь на странице: 1из 23

CLINICAL SCIENCE SESSION

TUBERKULOSIS EKSTRA PULMONAL


(Cara Penyebaran dan Gejala Kliniknya)
Oleh : Intan Kusuma D. 0318011018 Tania Apriyanti 0318011032 Teddy Wahydianto 0318011034 Preceptor: dr. Adhi Nugraha, Sp. B (K) Onk.

PENDAHULUAN
Tuberkulosis dikenal 1000 tahun SM seperti yang tertulis dalam kepustakaan Sanskrit kuno. Nama tuberculosis berasal dari kata tuberculum penonjolan kecil yang merupakan gambaran patologis khas pada penyakit ini.

penyebab : Mycobacterium tuberculosis tidak berspora mudah dibasmi dengan pemanasan, sinar matahari, dan sinar ultraviolet. sukar diwarnai setelah diwarnai tidak dapat dibersihkan lagi dari fuchsin atau metilenblaww oleh cairan asam basil tahan asam (BTA) Pewarnaan Ziehl Neelsen digunakan utuk menampakkan basil ini

Fase perkembangan penyakit


Tuberkulosis primer masuk paru Fase kedua hematogen & bronkogen Fase ketiga fase laten (tidur) Fase keempat ekstrapulmonal

PEMBAHASAN
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Limfadenitis Fistel Spondilitis dengan Gibus TBC Ginjal dengan Kaverne Penyebaran di Saluran Kemih Adneksitis Koksitis Fistel Inguinal dari Spondilitis Osteomielitis Artritis Tuberkulosis Kutis Mastitis Tuberkulosa Enteritis Tuberkulosa Peritoneal Tuberkulosis

1. Limfadenitis

melalui makanan ke rongga mulut dan melalui tonsil mencapai kelenjar limfe di leher, sering tanpa tanda TBC paru. Kelenjar yang sakit akan membengkak dan mungkin sedikit nyeri. Selain itu dapat juga terjadi perilimfadenitis sehingga beberapa kelenjar melekat satu sama lain membentuk massa. Bila mengenai kulit, kulit akan meradang, merah, bengkak, mungkin sedikit nyeri. Kulit akhirnya tipis dan jebol, mengeluarkan bahan seperti keju. Tukak yang terbentuk akan berwarna pucat dengan tepi membiru dan menggangsir, disertai sekret yang jernih.
Gejala Klinik

Cara Penyebaran

2. Fistel

Fistel tuberkulosis terbentuk bila proses tuberkulosis menembus tulang. Fistel biasanya terjadi dari limfadenitis tuberkulosis misalnya daerah leher, osteomielitis tuberkulosis misalnya spondilitis, artritis tuberkulosis misalnya koksitis, atau infeksi tuberkulosis sistem lain. Adanya fistel yang terbentuk setelah sebelumnya terjadi infeksi sekunder tuberkulosis pada daerah tersebut. Biasanya fistel akan sembuh dengan pemberian tuberkulostatik. Pada biopsi fistel biasanya ditemukan jaringan radang tidak spesifik.
Gejala Klinik

Cara Penyebaran

3. Spondilitis dengan Gibus



sering pada T8-L3, jarang ditemukan pada C1-2. biasanya mengenai korpus vertebra, jarang menyerang arkus vertebra. tiga bentuk : Bentuk sentral, Bentuk Paradiskus, Bentuk anterior Nekrosis dengan pengkejuan membentuk nanah yang menjadi abses dingin. Dektrusi tulang mengakibatkan patah tulang kompresi. nyeri pinggang atau nyeri punggung. Nyeri akibat reaksi inflamasi di vertebra dan sukar dibedakan dengan nyeri akibat penyebab lain seperti proses degeneratif KU baik. Pada bentuk sentral terjadi osteoporosis dan dekstrusi hingga dapat terjadi kompresi vertebra. kompresi vertebra bisa spontan atau akibat jatuh yang ringan pemeriksaan klinis didapati gibus (punggung bungkuk).
Gejala Klinik

Cara Penyebaran

4. TBC Ginjal dengan Kaverne

awalnya merupakan penyebaran milier kiri dan kanan di korteks radang granulasi (nekrosis pengkijuan) caverne atau sembuh lokal dengan fibrosis, pengerutan, retraksi, dan kalsifikasi. Perforasi nekrosis kaliks di pyelum menyebabkan penyebaran secara desendens.
keluhan mungkin sedikit walaupun keluhan umum tetap ada penyakit sistemik atau gangguan faal pada ginjal progresif Dapat juga terjadi obstruksi, perdarahan, atau radang.
Gejala Klinik

Cara Penyebaran

5.Penyebaran di Saluran Kemih

Basil tuberkulosis mencapai ginjal atau epididimis secara hematogen dan menyebabkan gambaran patologik yang khas berupa kelainan granulomatosa dengan perkijuan sentral yang akhirnya cenderung mengalami kalsifikasi atau membentuk caverne. Dari ginjal terjadi penyebaran infeksi secara descendent melalui ureter yang mengalami striktur. Tuberkulosis menyebar di vesika urinaria dengan ulkus kecil di mukosa yang menjadi fibriotik dan mengakibatkan pengerutan. ditentukan oleh kelainan patologik yang disebabkan penyakit. Pielitis dan sistitis dengan penyebaran ascendent dan descendent mungkin disebabkan oleh radang bakterial nonspesifik sebagai infeksi ikutan selain radang spesifik tuberkulosis. Epididimitis spesifik tuberkulosis merupakan infeksi spesifik kronik yang sering menembus kulit skrotum menyebabkan fistel tunggal atau multipel. Nyeri tidak menjadi gejala penting. Pada palpasi, epididimis mungkin agak keras, demikian juga vas deferens teraba mirip dengan rantai tasbih.
Gejala Klinik

Cara Penyebaran

6. Adneksitis
Cara Penyebaran

akibat penyebaran tuberculosis paru secara hematogen. sering diserang tuba falopii dan endometritis sering menyertai salphingitis spesifik.
Gejala Klinik

Gejala dan tanda endometritis kadang tidak ada, kecuali infertilitas. Pada pemeriksaan ginekologi tidak ditemukan kelainan. Kadang dapat dijumpai gejala salfingo-ooforitis subakut berupa demam yang subfebris, lemah, nyeri perut bagian bawah, dan dismenore.

7. Koksitis
Cara Penyebaran

Koksitis adalah peradangan pada tulang panggul yang mengenai sendi panggul akibat penyebaran tuberkulosis paru secara hematogen.
Gejala Klinik

Pasien mengeluh nyeri pada daerah sendi panggul yang terkena dan mengalami kesulitan berjalan.

8.Fistel Inguinal dari Spondilitis

Penyebaran tuberkulosis ke kelenjar inguinal merupakan tuberkulosis pasca primer. Sejalan dengan perkembangan penyakit, dapat terjadi fistel pada kelenjar ingunal yang terkena.
Adanya fistel di inguinal setelah sebelumnya adanya serangan tuberkulosis pada kelenjar inguinal pada tempat terjadinya fistel tersebut.
Gejala Klinik

Cara Penyebaran

9. Osteomielitis
Cara Penyebaran

Penyebaran tuberkulosis secara hematogen ke tulang adalah ke daerah metafisis tulang panjang dan ke tulang spongiosa Penyebaran lain : sinovium dan tulang subkondral Penyebaran dari metafisis ke epifisis tidak pernah terjadi karena sifat cakram epifisis yang avaskuler.
Gejala Klinik

Rasa nyeri dan ngilu pada tulang yang terkena dapat terjadi. Tulang dan jaringan ikat sekitar tulang juga mengalami peradangan.

10. Gonitis (Artritis)

Basil tuberkulosis sampai di sinovium secara hematogen dan berkembang biak. pembengkakan dan proliferasi sinovium dekstruksi dan regenerasi atau pembentukan jaringan granulasi tuberkuloid dekstruksi tulang rawan subkondral
terdapat keluhan nyeri sendi samar, anggota gerak berssangkutan kurang kuat, bengkak sedikit, lingkup gerak makin terbatas, dan otot mengecil. Pada pemeriksaan di dapat sendi yang bengkak dan agak nyeri tanpa tanda radang, keterbatasan gerakan.
Gejala Klinik

Cara Penyebaran

11. Tuberkulosis Kutis


Cara Penyebaran

Mikobakterium masuk ke dalam kulit melalui luka-luka kecil/abrasi kulit, selanjutnya berkembang menjadi papula-papula yang verukosa (permukaan tidak rata) dengan penyebaran serpiginosa. Bentuk ini tidak pernah menjadi ulkus dan tidak disertai pembesaran kelenjar limfe regional.
Gejala Klinik

Adanya gambaran bentuk lesi granuloma/infiltrat dengan permukaan verukosa.

12. Mastitis Tuberkulosa

timbul abses dingin yang tidak begitu nyeri. Kadang mastitis tuberkulosa membentuk fistel. Diagnosis dipastikan dengan pemeriksaan dan pembiakan nanah dan pemeriksaan histopatologi biopsi.
Berupa benjolan di payudara yang ditutupi oleh nanah. Terkadang juga membentuk fistel.
Gejala Klinik

Cara Penyebaran

13. Enteritis Tuberkulosa


M.tuberculosis jenis bovin yang mencemari susu ternak atau infeksi sekunder pada penderita tuberculosis paru terbuka yang menelan sputumnya sendiri. bersarang di ileum terminal dalam bentuk radang kronik hipertrofik. terjadi kontraksi dan spasme lokal akibat perangsangan peradangan mukosa tukak tuberkulosis multipel dan stenosis. obstipasi atau diare yang disertai nyeri perut berkala karena kejang dan kolik. abdomen mungkin teraba massa, seperti yang mungkin terjadi pada morbus Crohn atau massa appendikuler. Walaupun jarang, dapat terjadi komplikasi obstruksi, perforasi, dan perdarahan.
Gejala Klinik

Cara Penyebaran

Gejala Klinik

Dikenal 3 bentuk peritoneal tuberkulosis yaitu: bentuk eksudatif (basah atau bentuk asites) adalah perut yang membesar dan berisi cairan asites. bentuk adesif kering atau palastik) asites tidak banyak dibentuk Usus dibungkus oleh peritoneum dan omentum yang mengalami reaksi fibrosis perlengketan peritoneum dan omentum. Bentuk campuran (Bentuk kista) eksudasi dan adhesi cairan dalam kantong-kantong perlengketan.

14. Peritoneal Tuberkulosis


Cara Penyebaran:
melalui penyebaran hematogen terutama dari paru-paru melalui dinding usus yang terinfeksi dari kelenjar limfe mesenterium melalui tuba falopii yang terinfeksi.

Daftar Pustaka
De Jong, Wim. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta. EGC Siregar. 2005. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi 2. Jakarta. EGC Tim Ilmu Penyakit Dalam. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid IV Edisi IV. Jakarta. Pusat Penerbita Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Terima Kasih

Вам также может понравиться