Вы находитесь на странице: 1из 17

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Endodontik merupakan bagian dari ilmu kedokteran gigi yang menyangkut diagnosis serta perawatan penyakit atau cedera pada jaringan pulpa dan jaringan periapikal. Tujuan perawatan endodontik adalah mengembalikan keadaan gigi yang sakit agar dapat diterima secara biologik oleh jaringan sekitarnya. Perawatan endodontik terdiri dari perawatan pulpektomi, pulpotomi, perawatan saluran akar konservatif dan perawatan endodontik bedah (Anonim, !"#$. Perawatan saluran akar dibutuhkan karena dapat membuang pulpa dan bakteri yang menyebabkan infeksi, sehingga tulang disekitar gigi dapat sehat kembali dan sakit gigi pun hilang. %ejala gigi yang membutuhkan perawatan yaitu sakit sepanjang waktu, selalu sensitif terhadap panas dan dingin, sakit saat mengunyah atau disentuh, gigi goyang, gusi bengkak, diskolorisasi, dan lain&lain. Pasien dengan pulpa gigi nekrotik tidak memiliki respon terhadap tes vitalitas pulpa atau asimptomatik (Torabinejad dan 'habahang, !!($. 'ecara klinis, dapat ditemukan abses periapikal atau fistula, mobilitas gigi yang abnormal, sensitif pada perkusi atau tekanan ()c*onald dkk., !!+$. Perawatan saluran akar (P'A$ merupakan perawatan endodontik yang paling banyak dilakukan. Perawatan saluran akar dikatakan berhasil apabila dalam waktu observasi minimal satu tahun tidak ada keluhan dan lesi periapikal yang ada berkurang atau tetap ()ulyawati, !""$. 1.2 Rumusan Masalah ". Apa macam&macam lesi periapikal, . -agaimana patogenesis terjadinya lesi pada periapikal, #. -agaimana tahapan dalam perawatan saluran akar, +. -agaimana penanganan diskolorisasi pada gigi,

1.3 Tujuan ". .ntuk mengetahui macam&macam lesi periapikal. . .ntuk mengetahui patogenesis terjadinya lesi pada periapikal. #. .ntuk mengetahui tahapan dalam perawatan saluran akar. +. .ntuk mengetahui penanganan diskolorisasi pada gigi. 1. Man!aat Penel"t"an ". )emberi pengetahuan tentang macam&macam lesi periapikal. . )emberi pengetahuan tentang terjadinya lesi pada periapikal, #. )emberi pengetahuan tentang tahapan dalam perawatan saluran akar. +. )emberi pengetahuan tentang penanganan diskolorisasi pada gigi. 1.# H"$%tesa Pemeriksaan, diagnosa dan perawatan keberhasilan dalam perawatan saluran akar. yang tepat dapat menentukan

BAB 2 &'ENARI( 2.1 &kenar"% 'eorang pasien wanita umur #! tahun datang ke /'%) (P$ 0nstitut 0lmu 1esehatan -hakti 2iyata dengan keluhan gigi depan kanan atas berubah warna. %igi tersebut pernah terbentur tahun yang lalu dan belum pernah dirawat karena pada saat itu tidak menimbulkan rasa sakit. Akan tetapi seiring dengan berlalunya waktu, sekarang gigi tersebut mulai berubah warna dan terkadang terasa nyeri. Pasien ingin warna giginya yang berubah dapat kembali ke warna semula, sama dengan warna gigi sebelahnya. Pada pemeriksaan Ekstra 3ral tidak ada pembengkakan. Pemeriksaan obyektif pada gigi "" tidak ditemukan adanya karies, perkusi dan tes tekan positif dan tidak bereaksi terhadap tes thermal. 'etelah dilakukan foto rontgen pada gigi tersebut ditemukan adanya lesi berbatas tidak jelas pada periapikal gigi tersebut. 2.2 'e)*%r+ %igi depan kanan atas berubah warna dan terkadang terasa nyeri Perkusi dan tes tekan positif 4esi berbatas tidak jelas pada periapikal Tak bereaksi terhadap tes termal 2anita umur #! th %igi terbentur th yang lalu dan belum pernah dirawat %igi "" tidak karies Pemeriksaan ektraoral tidak ada pembengkakan Pasien ingin giginya yang berubah dapat kembali ke warna semula 2.3 Learn"ng "ssue

". )enjelaskan tentang pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosa. . )enjelaskan tentang klasifikasi fraktur gigi serta pencegahan fraktur dentoalveolar. #. )enjelaskan tentang macam&macam lesi periapikal. +. )enjelaskan tentang patofisiologi terjadinya lesi pada periapikal. 5. )enjelaskan tentang perawatan yang dilakukan dalam menangani lesi periapikal. 6. )enjelaskan tentang rencana perawatan pada gigi non vital. 7. )enjelaskan tentang perawatan pada gigi yang berubah warna agar dapat estetik kembali.

BAB 3 TIN,AUAN PU&TA'A 3.1 Penegakkan D"agn%s"s +an Ren-ana Pera*atan Penegakan diagnosis dan rencana perawatan merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh dokter gigi karena hal tersebut akan mempengaruhi ketepatan dan keberhasilan perawatan yang dilakukan terhadap pasien. *alam menegakkan diagnosis dan membuat rencana perawatan maka terdapat + tahap yang dapat dilakukan oleh seorang dokter gigi yaitu ' (pemeriksaan subyektif$, 3 ( pemeriksaan obyektif$, dan P (treatment$ (.nderwood, "((($. 3.1.1 Pemer"ksaan &u.)ekt"! Pemeriksaan subyektif setidak&tidaknya berkaitan dengan 7 hal, yaitu identitas pasien, keluhan utama, present illness, riwayat medic, riwayat dental, riwayat keluarga, dan riwayat social. a$ 0dentitas Pasien8 *ata demografis *ata identitas pasien ini diperlukan bila sewaktu&waktu dokter gigi perlu menghubungi pasien pasca&tindakan, dapat pula sebagai data ante&mortem (dental forensic$. *ata identitas pasien ini meliputi 9 "$ :ama (nama lengkap dan nama panggilan$, $ Tempat Tanggal 4ahir, #$ Alamat Tinggal, +$ %olongan *arah, 5$ 'tatus Pernikahan, 6$ Pekerjaan, 7$ Pendidikan, ;$ 1ewarganegaraan, serta ($ :omor telepon8 handphone yang bisa dihubungi. b$ 1eluhan .tama (Chief Complaint/ CC$ -erkaitan dengan apa yang dikeluhkan oleh pasien dan alasan pasien datang ke dokter gigi. 1eluhan utama dari pasien akan berpengaruh

terhadap pertimbangan dokter gigi dalam menentukan prioritas perawatan. c$ Present illness (P0$ )engetahui keluhan utama saja tidak cukup, maka diperlukan pula pengembangan akar masalah yang ada dalam keluhan utama, yaitu dengan mengidentifikasi keluhan utama. )isalnya dengan mencari tahu kapan rasa sakit8 rasa tidak nyaman itu pertama kali muncul, apakah keluhan itu bersifat intermittent (berselang$ atau terus menerus, jika intermittent seberapa sering, adakah faktor pemicunya, dan sebagainya. d$ /iwayat )edik (Medical History/MH$ /iwayat medic perlu ditanyakan karena hal itu akan berkaitan dengan diagnosis, treatment, dan prognosis. -eberapa hal yang penting ditanyakan adalah 9 "$ %ejala umum seperti demam, penurunan berat badan, serta gejala umum lainnya. $ %ejala yang dikaitkan dengan system didalam tubuh, seperti batuk dengan system respirasi, lesi oral dengan kelainan gastrointestinal dan lesi kulit, kecemasan, depresi dengan kelainan kejiwaan. #$ Perawatan bedah dan radioterapi yang pernah dilakukan. +$ Alergi makanan dan obat 5$ Penyakit yang pernah diderita sebelumnya 6$ /iwayat rawat inap 7$ Anestesi ;$ Problem medic spesifik seperti terapi kortikosteroid, diabetes, kecenderungan perdarahan, penyakit jantung, dan resiko endocarditis yang dapat mempengaruhi prosedur oprasi. e$ /iwayat *ental (Dental History/ DH$

'elain riwayat medic, riwayat dental juga perlu ditanyakan karena akan mempengaruhi seorang dokter gigi dalam menentukan rencana dan manajemen perawatan yang akan dilakukan. -eberapa riwayat dental yang dapat ditanyakan yaitu 9 "$ Pasien rutin ke dokter gigi atau tidak $ 'ikap pasien kepada dokter gigi saat dilakukan perawatan #$ Problem gigi trakir yang relevan +$ Perawatan restorasi8 pencabutan gigi terakir f$ /iwayat 1eluarga (Family History/ FH$ 0ni berkaitan dengan problem herediter yang berkaitan dengan kondisi keluarga seperti kasus amelogenesis imperfekta, hemofili, angiodeme herediter, recurrent aphtous stomatitis (/A'$ dan diabetes. g$ /iwayat social (Social History/ SH$ /iwayat social yang dapat diungkap antara lain 9 "$ Apakah pasien masih memiliki keluarga $ 1eadaan sosio&ekonomi pasien #$ Pasien bepergian ke luar negri (berkaiatan dengan beberapa penyakit infeksi, misalnya penyakit di daerah tropis atau wabah di :egara tertentu$. +$ /iwayat se<ual pasien 5$ 1ebiasaan merokok, minum alcohol, pengguna obat&obatan, dll 6$ 0nformasi tentang diet makanan pasien (.nderwood, "((($. 3.1.2 Pemer"ksaan (.)ekt"! Pemeriksaan obyektif yang dilakukan secara umum ada dua macam, yaitu pemeriksaan ektra oral dan pemeriksaan intra oral (.nderwood, "((($. a. Pemeriksaan Ekstra oral Pemeriksaan ektraoral ini bertujuan untuk melihat penampakan secara umum dari pasien, misalnya pembengkakan di muka dan leher, pola

skeletal. =al ini dapat dilakukan dengan cara palpasi limfonodi, otot& otot mastikasi dan pemeriksaan T)>. b. Pemeriksaan 0ntra oral Pemeriksaan intra oral merupakan pemeriksaan yang dilakukan dalam rongga mulut. Pemeriksaan intraoral berkaitan dengan gigi dan jaringan sekitar (jaringan lunak maupun keras$. -eberapa gambaran yang dapat ditemukan dalam pemeriksaan intra oral sebagai berikut 9 -agian diperiksa -ibir 'ianosis (pada pasien dengan penyakit respirasi atau jantung$, angular cheilitis, ?ordyce spots, mucocele. )ukosa 4abial )ukosa -ukal :ormalnya tampak lembab dan prominent 1aca mulut dapat digunakan untuk melihat mukosa bukal, dalam keadaan normal kaca mulut licin bila ditempelkan dan diangkat. -ila menempel di mukosa, maka bisa disimpulkan adanya <erostomia. *asat mulut dan -ila terdapat adanya benjolan, maka kemungkinan bagian lidah -agian lidah ventral ada permulaan penyakit tumor. dorsal Tes indra pengecap dapat dilakukan dengan mengaplikasikan gula,garam, dilusi asam asetat dan 5@ asam sitrat pada lidah dengan menggunakan cotton bud atau sotton swab. *engan menggunakan kaca mulut juga dapat dilihat keadaan posterior Palatum dan lidah, orofaring, tonsil. /ugae terletak pada papilla incisivus. -isa dilihat palatum dapat dilihat adanya tidaknya torus palatine. yang %ambaran yang dapat ditemukan

(palatum keras pula adanya benjolan atau tidak. Pada palatum

lunak$ %igi geligi

*ilihat adanya ekstra teeth (supernumery teeth$, kurang gigi (hypodontia, oliodontia$, atau tidak adanya gigi sama sekali (anodonsia$, karies, penyakit periodontal, polip, impaksi, malformasi, hipoplasi, staining, kalkulus, dan kelainan gigi lainnya.

3.1.3 Pemer"ksaan Penunjang a. /adiografi *ental radiografi memegang peranan penting dalam menegakkan diagnosis, merencanakan perawatan, dan mengevaluasi hasil perawatan untuk melihat keadaan gigi secara utuh. *alam mempelajari radiologi oral ada hal yang perlu diperhatikan, yakni 9 "$ Tehnik atau cara untuk mendapatkan hasil yang optimal $ 0nterpretasi atau menafsirkan radiogram yang telah dibuat Ada macam radiografi yang digunakan dalam kedokteran gigi, yaitu9 gigit, tehnik oklusal. $ /adiografi ekstra oral 9 Panoramic, obliAue lateral, posteroanterior (PA$ jaw, reverse townBs projection b. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium dibutuhkan untuk evaluasi pasien dengan sakit atau tanda dan gejala pada orofacial yang menjurus kearah penyakit ottorinologik, kelenjar saliva atau penyakit jaringan adneka lainnya. Prosedur laboratorium biasanya dikelompokkan menurut devisi dari pelayanan laboratorium yang melakukan satu kelompok tes tertentu, yaitu hematologi, kimia darah, urinalisis, histopatologi dan sitology, mikrobiologi dan imunologi (.nderwood, "((($. "$ /adiografi 0ntral oral 9 tahnik periapikal, tehnik bite wing atau sayap

3.2 /raktur 0"g" 3.2.1 'las"!"kas" /raktur 1lasifikasi fraktur gigi menurut Ellis dan *avey ("(7!$9 ". ?raktur simpel 9 fraktur hanya email atau hanya melibatkan sedikit dentin. . ?raktur klas 00 9 fraktur mengenai jaringan dentin tetapi pulpa belum terkena. #. ?raktur kias 000 9 fraktur gigi yang mengenai dentin dan pulpa sudah terkena. +. ?raktur kias 0C 9 fraktur karena trauma sehingga gigi menjadi non vital, dapat atau tanpa disertai hilangnya struktur mahkota gigi. 5. ?raktur kias C 9 fraktur karena trauma yang menyebabkan terlepasnya gigi tersebut. 6. ?raktur kias C0 9 fraktur akar gigi tanpa atua diserta hilangnya struktur mahkota gigi. 7. ?raktur klas C00 9 pindahnya tempat gigi tanpa disertai fraktur akar maupun mahkota. ;. ?raktur 10as C000 9 fraktur mahkota disertai dengan perubahan tempat gigi yang bersangkutan. (. ?raktur klas 0D 9 khusus untuk gigi decidui, di mana trauma akan menyebabkan kerusakan gigi tersebut.

3.3 Les" Per"a$"kal 3.3.1 Pat%!"s"%l%g" Patogenesis penyakit jaringan pulpa dan periapikal gigi yang merupakan kelanjutan dari proses karies gigi dapat dijelaskan secara lebih rinci seperti berikut ini. >ika gigi dengan karies superfisialis tidak dirawat, maka kerusakan akan terus berlanjut dari enamel ke dentin. -iasanya seseorang baru menyadari adanya

kerusakan pada giginya apabila sudah timbul rasa nyeri. :yeri akan timbul apabila rangsangan8jejas mengenai ujung sel odontoblast di batas dentin dengan enamel yang merupakan garis depan pertahanan jaringan pulpa. Apabila rangsangan sudah mencapai pulpa, nyeri dentin dapat berlanjut menjadi nyeri pulpa. 1emudian terjadi reaksi pada sistem aliran darah mikro dan sistem seluler jaringan pulpa. Proses ini menyebabkan udema pada pulpa karena terganggunya keseimbangan antara aliran darah yang masuk dengan yang keluar. .dema pada pulpa yang terletak di dalam rongga pulpa yang sempit mengakibatkan sistem persyarafan pulpa terjepit, sehingga menimbulkan rasa nyeri hebat yang sering hampir tak tertahankan. Persyarafan pulpa gigi adalah serat syaraf cabang sensorik ganglion Trigeminal dan cabang otonomik ganglion servikal superior. ?ungsi syaraf sensorik (syaraf afferent/sensory neuron, diantaranya A&delta dan E&fibers$ adalah untuk mendeteksi rangsangan dan melanjutkannya ke sistem syaraf pusat, sedangkan fungsi system otonomik ialah untuk menjaga keseimbangan jaringan pulpa dan menjaga system pulpa terhadap cedera (/ukmo, !""$. -ila jaringan pulpa dapat menahan jejas yang masuk, menimbulkan kerusakan jaringan yang sedikit dan mampu untuk pulih kembali maka keradangan pulpa ini diklasifikasikan sebagai pulpitis reversibel. Pada proses berikutnya jika kerusakan jaringan pulpa tambah meluas sehingga pemulihannya tidak dapat tercapai, keradangan ini disebut pulpitis ireversibel. >aringan pulpa yang telah meradang tersebut mudah mengalami kerusakan secara menyeluruh dan mengakibatkan pulpa menjadi nekrosis atau mati. Pulpa yang nekrosis untuk sementara mungkin tidak menimbulkan nyeri, namun menjadi tempat kuman berkembang biak yang akhirnya menjadi sumber infeksi. Produk infeksinya mudah menyebar ke jaringan sekitarnya. -ila menyebar ke jaringan periapikal dapat terjadi periodontitis periapikal. Penyebaran kuman dapat pula menjangkau jauh ke organ tubuh lainnya seperti jantung, ginjal, otak dan lain sebagainya. *alam keadaan demikian gigi tersebut kemudian menjadi focal infection!. Adanya kemungkinan hubungan antara Fsepsis dalam mulutG dengan endocarditis! telah banyak dilaporkan. =al inilah yang homeostatis!. 'istem pada organ pulpa gigi inilah yang mengatur proses pemulihan8reaksi jaringan

kemudian menjadi salah satu dasar alasan untuk bekerja secara asepsis dalam setiap tindakan perawatan endodontic (/ukmo, !""$. >ika keradangan jaringan periapikal dibiarkan tanpa perawatan, lama&kelamaan produk iritasi pulpa yang mati dapat menjadi rangsangan yang terus menerus di jaringan periapikal. *alam keadaan normal jaringan periapikal gigi tersebut akan berusaha membendung laju jejas dengan cara mengadakan proliferasi jaringan granulasi sehingga terbentuk suatu granuloma periapikal. >ika proses iritasi berlangsung terus maka epitel Malasse" yang terperangkap di dalam granuloma mengadakan proliferasi. Proliferasi epitel ini diduga disebabkan oleh karena adanya penurunan tekanan 3 dan adanya kemampuan epitel untuk mengadakan anaerobic glycolysis. Pertumbuhan kista yang terus berlangsung disebabkan oleh karena meningkatnya tekanan osmotik dalam lumen, sehingga sel di pusat dan pada dinding mengalami degenerasi akibat dari ischemia. Epitel memperbanyak diri dengan cara pembelahan sel di daerah yang berdekatan dengan lapisan basal, sel&sel pada bagian sentral menjadi terpisah makin lama makin jauh dari sumber nutrisi, kapiler dan cairan jaringan dari jaringan ikat. 3leh karena kegagalan memperoleh nutrisi bagian tersebut akan mengalami degenerasi sehingga menjadi nekrotik atau li#uefy$ 'el pada bagian sentral proliferasi epitel Malasse" ini akan mengalami kematian, membentuk suatu epithelial loop, sehingga terbentuk suatu kista radikuler yang kecil. Eksudat mengalir dari pembuluh darah kapiler melalui ruang intra epitel pada dinding epitel kista radikuler menuju ke rongga kista. Eksudat mengalir ke rongga kista secara pasif akibat adanya kenaikan tekanan osmotik yang timbul oleh karena adanya pelepasan sel&sel epitel, lekosit dan makrofag ke rongga kista. *engan adanya akumulasi cairan di dalam rongga kista serta resorpsi tulang rahang di sekitarnya, kista radikuler menjadi bertambah besar (/ukmo, !""$. 3.3. /akt%r1/akt%r 2ang Ber$eran Terja+"n)a In!eks" ". Cirulensi dan Huantity *i rongga mulut terdapat bakteri yang bersifat komensalis. Apabila lingkungan memungkinkan terjadinya invasi, baik oleh flora normal

maupun bakteri asing, maka akan terjadi perubahan dan bakteri bersifat patogen. Patogenitas bakteri biasanya berkaitan dengan dua faktor yaitu virulensi dan Auantity. Cirulensi berkaitan dengan kualitas dari bakteri seperti daya invasi, toksisitas, enIim dan produk&produk lainnya. 'edangkan Huantity adalah jumlah dari mikroorganisme yang dapat menginfeksi host dan juga berkaitan dengan jumlah faktor&faktor yang bersifat virulen. . Pertahanan Tubuh 4okal Pertahanan tubuh lokal memiliki dua komponen. Pertama barier anatomi, berupa kulit dan mukosa yang utuh, menahan masuknya bakteri ke jaringan di bawahnya. Pembukaan pada barier anatomi ini dengan cara insisi poket periodontal yang dalam, jaringan pulpa yang nekrosis akan membuka jalan masuk bakteri ke jaringan di bawahnya. %igi&gigi dan mukosa yang sehat merupakan pertahanan tubuh lokal terhadap infeksi. Adanya karies dan saku periodontal memberikan jalan masuk untuk invasi bakteri serta memberikan lingkungan yang mendukung perkembangbiakan jumlah bakteri. )ekanisme pertahanan lokal yang kedua adalah populasi bakteri normal di dalam mulut, bakteri ini biasanya hidup normal di dalam tubuh host dan tidak menyebabkan penyakit. >ika kehadiran bateri tersebut berkurang akibat penggunaan antibiotik, organisme lainnya dapat menggantikannya dan bekerjasama dengan bakteri penyebab infeksi mengakibatkan infeksi yang lebih berat. #. Pertahanan =umoral )ekanisme pertahanan humoral, terdapat pada plasma dan cairan tubuh lainnya dan merupakan alat pertahanan terhadap bakteri. *ua komponen utamanya adalah imunoglobulin dan komplemen. 0munoglobulin adalah antibodi yang melawan bakteri yang menginvasi dan diikuti proses fagositosis aktif dari leukosit. 0munoglobulin

diproduksi oleh sel plasma yang merupakan perkembangan dari limfosit -.Terdapat lima tipe imunoglobulin, 75 @ terdiri dari 0g % merupakan pertahanan tubuh terhadap bakteri gram positif. 0g A sejumlah " @ merupakan imunoglobulin pada kelenjaringan ludah karena dapat ditemukan pada membran mukosa. 0g ) merupakan 7 @ dari imunoglobulin yang merupakan pertahanan terhadap bakteri gram negatif. 0g E terutama berperan pada reaksi hipersensitivitas. ?ungsi dari 0g * sampai saat ini belum diketahui. 1omplemen adalah mekanisme pertahanan tubuh humoral lainnya, merupakan sekelompok serum yang di produksi di hepar dan harus di aktifkan untuk dapat berfungsi. ?ungsi dari komplemen yang penting adalah yang pertama dalam proses pengenalan bakteri, peran kedua adalah proses kemotaksis oleh polimorfonuklear leukosit yang dari aliran darah ke daerah infeksi. 1etiga adalah proses opsonisasi, untuk membantu mematikan bakteri. 1eempat dilakukan fagositosis. Terakhir membantu munculnya kemampuan dari sel darah putih untuk merusak dinding sel bakteri. +. Pertahanan 'eluler )ekanisme pertahanan seluler berupa sel fagosit dan limfosit. 'el fagosit yang berperan dalam proses infeksi adalah leukosit polimorfonuklear. 'el&sel ini keluar dari aliran darah dan bermigrasi e daerah invasi bakteri dengan proses kemotaksis. 'el&sel ini melakukan respon dengan cepat, tetapi sel&sel ini siklus hidupnya pendek, dan hanya dapat melakukan fagositosis pada sebagian kecil bakteri. ?ase ini diikuti oleh keluarnya monosit dari aliran darah ke jaringan dan disebut sebagai makrofag. )akrofag berfungsi sebagai fagositosis, pembunuh dan menghancurkan bakteri dan siklus hidupnya cukup lama dibandingkan leukosit polimorfonuklear. )onosit biasanya terlihat pada infeksi lanjut atau infeksi kronis.

1omponen yang kedua dari pertahanan seluler adalah populasi dari limfosit, seperti telah di sebutkan sebelumnya limfosit - akan berdifernsiasi menjadi sel plasma dan memproduksi antibodi yang spesifik seperti 0g %. 4imfosit T berperan pada respon yang spesifik seperti pada re%eksi graft (penolakan cangkok$ dan tumor suveillance (pertahanan terhadap tumor$. 1. Pul$ekt%m" N%n3"tal A. *efinisi %igi sulung yang dirawat pulpektomi non vital adalah gigi sulung dengan diagnosis gangren pulpa atau nekrosis pulpa (Anonim, !"!$. -. 0ndikasi ". )ahkota gigi masih dapat direstorasi dan berguna untuk keperluan estetik. . %igi tidak goyang dan periodontal normal. #. -elum terlihat adanya fistel. +. /o&foto 9 resorpsi akar tidak lebih dari "8# apikal, tidak ada granuloma pada gigi&geligi sulung. 5. 1ondisi pasien baik. 6. 1eadaan sosial ekonomi pasien baik. E. 1ontra indikasi ". %igi tidak dapat direstorasi lagi. . 1ondisi kesehatan pasien jelek, mengidap penyakit kronis seperti diabetes, T-E dan lain&lain. #. Terdapat pembengkokan ujung akar dengan granuloma (kista$ yang sukar dibersihkan. *. Teknik Perawatan 1unjungan pertama 9

a. /o&foto dan isolasi daerah kerja. b. -uka atap pulpa dan setelah ruang pulpa terbuka, jeringan pulpa diangkat dengan file =edstrom. c. 0nstrumen saluran akar pada kunjungan pertama tidak dianjurkan jika ada pembengkakkan, gigi goyang atau ada fistel. d. 0rigasi saluran akar dengan = 3 #@ keringkan dengan gulungan kapas kecil. e. 3bat anti bakteri diletakkan pada kamar pulpa formokresol atau E=1) dan diberi tambalan sementara. 1unjungan kedua (setelah J "! hari $ 9

a. -uka tambaln sementara. b. >ika saluran akar sudah kering dapat diisi dengan Kn3 dan eugenol formokresol ("9"$ atau Kn3 dan formokresol. c. 1emudian tambal sementara atau tambal tetap. >umlah kunjungan, waktu pelaksanaannya dan sejauh mana instrumen dilakukan ditentukan oleh tanda dan gejala pada tiap kunjungan. Artinya saluran sakar diisi setelah kering dan semua tanda dan gejala telah hilang (Anonim, !"!$. 1.# Taha$an Pera*atan &aluran Akar 1.#.1 Pre$aras" 'amar Pul$a Atap pulpa dibuang dengan bur bulat, dengan gerakan dari kamar pulpa kea rah luar, lalu dinding kavitas diratakan dengan bur fisur, sampai berbentuk divergen kea rah insisal. 1emudian mencari jalan masuk ke saluran akar melalui orifis dengan menggunakan eksplorer atau barbed broach (eksplorasi$ (-akar, !"#$. 1.#.2 Ekst"r$as" Pengambilan jaringan pulpa pada saluran akar dengan jarum ekstirpasi. -roach diputar perlahan sampai jaringan pulpa menyangkut di duri&durinya, kemudian ditarik (gerakan pull stroke$ (-akar, !"#$.

1.#.3

Pengukuran Panjang 'erja =arus diketahui dengan tepat panjang kerja gigi yang dirawat, dan tidak boleh

ada instrument yang terlalu panjang atau pendek. Pada setiap saluran akar dimasukkan instrument yang pas masuk ke apical dengan baik. Titik akhir pengisian saluran akar berada pada foramen fisiologikum dan foramen ini terletak L"&",5 mm dari rontgen apeks. Pengukuran panjang kerja dapat dilakukan dengan (Tarigan, !!6$9 a. ?oto /ontgen )enentukan panjang kerja berdasarkan kepekaan jari tidak dapat memberikan hasil yang maksimal. ?oto rontgen merupakan metode standar yang harus dilakukan. 0nstrument dimasukkan ke saluran akar kemudian dibuat foto rontgen dari sudut foto yang tepat.

b. Elektris Prinsip pengukuran saluran akar secara elektris didasarkan atas adanya arus antara anode dan katode listrik. *i sini elektroda yang terletak pada dasar mulut dengan instrument yang masuk ke dalam kanal pulpa mengadakan kontak serta terbentuk arus pada foramen apical. Alat pengukur listrik terbaru memberikan hasil pengukuran yang cukup baik seperti &oot KD (?a )orita, *ietIenbach$ yang memberikan ketepatan sampai (!@ disbanding dengan pengukuran rontgen.

Вам также может понравиться