Вы находитесь на странице: 1из 16

TELAAH LITERATUR CLINIS PADA PENGGUNAAN MADU SEBAGAI PERAWATAN LUKA

P.C. MOLAN B.Sc. Ph.D Honey Researt Un t! De"arte#ent o$ B o%o& ca% Sc ences! Un 'ers ty o$ Wa (ato! Ha# %ton! Ne) *ea%an+. Corres"on+ n& a,thor- Assoc ate Pro$essor P.C. Mo%an De"art#ent o$ B o%o& ca% Sc ences Un 'ers ty o$ Wa (ato Pr 'ate Ba& ./01 Ha# %ton Ne) *ea%an+ Te%e"hone-234 5 6.6 4.71 8a9- 234 5 6.6 4.71

1. 2. 3. (. .

OLEH Kelompok I Ari Budiati NIM: 03/172 73/EIK/003 3 !ri "u#e"ti $. NIM: %o&d'ia&to NIM: !ur)a&i NIM: A&tok Nur*idi NIM:

K+LIAH ,%O-E!I ,%O.%AM !/+0I ILM+ KE,E%A$A/AN -AK+L/A! KE0OK/E%AN +NI1E%!I/A! .A02AH MA0A 3O.3AKA%/A 200 %IN.KA!AN

Penggunaan madu sebagai bahan perawatan luka, sebagai suatu pengobatan kuno yang ditemukan kembali dan hal itu meningkatkan ketertarikan terhadap madu, dan banyak laporan tentang keefektifannya yang sudah dipubikasikan. Hasil temuan klinis didapatkan bahwa infeksi dapat sembuh lebih cepat, inflamasi swelhing dan nyeri dapat segera dikurangi odouer terkurang, slousghing, jaringan nekrotik dapat induced, granulasi dan epitelisasi di hastened dan proses menyembuhkan luka dapat dipercepat dengan pembentukan jaringan scar yang minimal. Asam anti microbial dalam madu mencegah pertumbuhan mikroba pada luka yang lembab (basah . !idak seperti antiseptic tropical lainnya, madu tidak menyebabkan kerusakan jaringan. "tudi yang dilakukan terhadap binatang percobaan didapatkan hasil bahwa secara histology madu dapat meningkatkan proses penyembuhan luka. Hal itu adalah efek langsung nutrient yang drowing limple out dari sel dengan mekanisme osmosis. "timulasi proses penyembuhan juga disebabkan oleh asiditas#keasaman dari nadi itu sendiri. $smosis menyebabkan cairan madu yang kontak denganpermukaan luka dapt mencegah dressing sticking sehingga tidak terasa nyeri atau terjadi kerusakan jaringan ketika dressing diganti. %egitu banyak bukti&bukti yang mnedukung penggunaan madu, dan dari hasil untuk penelitian dengan teknik randomi'ed controlled clinical trialmenunjukkan bahwa ternyata madu lebih efektif dari pada sil(er sul(a dia'ine dan poly urethane film (opsite ) menyembuhkan lika bakar. ,EN0AH+L+AN Pada tahun *+,- editorial di .urnal of )oyal "ociety of /edicine mengemukakan sebuah opini Pengobatan terapeutik mungkin bisa tidak terkontaminasi. /adu murni dapat digunakan untuk hal tersebut. /adu tersedia di berbagai komunitas walaupun mekanisme dari beberapa bahan dapat bermanfaat dan membutuhkan in(estigasi lebih lanjut, dan sekarang sudah waktunya membuka wacana bagi pengobatan tradisional. 0ebanyakan referensi melaporkan madu sebagai dressing luka. /asyarakat kuno menggunakan madu untuk pengobatan luka tetapi hanya sedikir gambaran yang didapat, begitu pula dengan bukti klinisnya. 1ari beberapa literature melaporkanbahwa dewasa ini telah ditemukan kembali pengobatan dengan madu. "ejalan dengan ketertarikan pengobatan alternati(e terutama sekali terhadap perkembangan dari resistensi bakteri terhadap antibiotik

dan juga karena adanya peningkatan madu untuk dressing luka saat ini. Hal itu menjadi kesadaran bagi para klinisi dan peneliti untuk meneliti lebih lanjut dan mempublikasikan madu sebagai dressing luka. ,E%/INEN/2 Akhir&akhir ini bahwa madu efektif untuk dressing luka yang mana luka tersebut tidak berespon terhadap terapi kon(ensional. anti bacterial. %anyak laporan yang menyatakan tentang keefektifan madu sebagai dressing luka yang terinfeksi ditambahkan sebagai bagian dari obat !etapi dalam literature yang dipublikasikan lebih luas, dari studi infitro didapatkan madu mempunyai aktifitas sebagai anti bakterial yang signifikan tetapi tidak dijelaskan dalam artikel ini secara komprehensif. Akan tetapi sebagai catatan dijelaskan kepada pembaca mengenai median le(el dari akti(itas antibacterial madu yang dapat menghambat secara kompleks species bacteri penyebab umum infeksi luka dengan konsentrasi *,,3 & **3 ((#( konsentrasi *3 & 43 ((#( . A,LIKA!I ,EN..+NAAN MA0+ "alah satu prosedurnya adalah sebagai berikut2 *. 6. 5uka dibersihkan jika terdapat abses luka dan drainage pus dan nekrotomi jaringan nekrotik sebelum dilakukan dressing luka dengan madu. "elain itu dapat digunakan prosedur rigorous cleancing2 bersihkan luka dengan sikat gigi dan lanjutkan dengan pemberian hydrogen peroksida saline rinse, betadin dan saline rinse lainnya7 dicairkan hidrogen perokside pada luka dan alkohol disekitar kulit, atau juga luka dapat dibersihkan dengan eusol atau akueus *3 chlorhe8idine. 0ebanyakan sebelum luka dibersihkan, luka dicuci dengan saline sebelum diobati dengan madu, dan ketika dressing diganti. %anyak juga laporan yang menyatakan madu dioleskan menyeluruh menutupi luka dengan dressing kering, moustly gau'e. .umlah madu yang digunakan ber(ariasi7 *. 6. 9. 4. 5apisan tipis madu (hasil relatif jelas 2 lapisan tipis madu dengan pemberian 6&9 kali#hari /emberikan madu diseluruh permukaan luka sampai diluar luka. !hick layer honey. dan mengelompokkan (collection strain /)"A pada

-. :. <.

soaking the wound generously honey /engoleskan madu pada luka sampai ; isi luka. /emberikan *-&9= ml madu pada luka ulcer.

"elain itu pemberian madu diberikan untuk dressing kemudian ditempatkan pada luka. /adu akan menyebar dipermukaan luka (gau'e atau soaked madu. /adu impregnated gause dapat digunakan untuk pack ca(ities of wounds. "etelah luka terbungkus maka luka akan terbungkus. Pada ulcerasi ser(ik proses penyembuhan luka dapat dilakukan dengan memasukkan ,- ml madu ke dalam (agina dan tahan ditempat tersenut dengan tampon selama 9 hari. 0ebanyakan dressing luka dilakukan setiap hari atau 6 hari sekali atau 6&9 hari sekali. Hasil penelitian menyatakan bahwa dressing dilakukan * hari atau lebih tergantung dari kebutuhan agar luka tampat bersih dan kering. 5aporan lain menyebutkan bahwa dressing diganti * atau 6 kali sehari sampai luka bersih dan terjadi granulasi, kemudian dressing sehari sekali dapar dibanti. 5aooran lain menyatakan penggantian dressing madi dilakukan sehari dua kali dan dilakukuan 9 kali sehari jika luka terkontaminasi dengan urine atau feses. %eberapa laporan menyatakan bahwa campuran antara lipid dan madu ternyata lebih mudah menyebar di permukaan luka, selain lipid dengan menggunakan castor oil atau 6=3 (aselin. Pemanasan yang berlebihan terhadap madu mendukung dihindari karena glukosa o8idase ensyme pada madu akan memproduksi hidrogen pero8idase, komponen utama dari antibacterial sangat rentan terhadap panas dan menjadi tidak aktif.

KOMEN/A/O% !idak ada indikasi dari beberapa laporan tentang metode aplikasi dari pemberian madu pada luka yang digunakan sebagai dasar mengambil keputusan baik secara empiris maupun teoritis. Perbedaan metode menunjukan perbedaan pendekatan. Penyebaran madu pada dressing pad lebih baik daripada luka dan lebih mudah dilakukan dan mengurangi kejadian traumatik bagi pasien. Hal ini juga dapat lebih menutup permukaan luka. .ika luka dalam atau terdapat abes pada luka, dan membutuhkan madu untuk pengobatannya, maka cara yangpraktis dengan menggunakan honey packed di s>uee'e out toobes. %A!IONALN3A:

0ebanyakan madu dibutuhkan perunit area pada luka tergantung luasnya atau banyaknya eksudat. /anfaat madu pada jaringan luka dilaporkan kemungkinan menurun atau hilang jika sedikit madu yang berada eksudat yang banyak (kasiat madu hilang sebagai mana frekwensi dressing yang akan berubah menyesuaikan seberapa cepat madu tersebut dicairkan oleh eksudat. 0eefektifan madu dalam menurunkan inflamsi dan eksudasi dapat digunakan sebagai patokan tingkat frekwensi penggantian dressing. Pergantian dressing yang sering mungkin tidak diperlukan untuk mencegah pertumbuhan bakteri, karena aktifitas anti bakterial pada madu akan mencegah pertumbuhan bakteri. .ika madu tidak terdeteksi oleh eksudat, terutama jika madu dengan le(el aktifitas tinggi yang dipilih. OB!E%1A!I KLINIK !elah dilaporakan dari studi klinik yang ber(ariasi pada penggunaan madu sebagai dressing sebagai luka infeksi yang luka itu menjadi steril dalam 9&: hari, < hari, atau <&*= hari. Hal lain telah dilaporkan bahwa madu efektif untuk membersihkan luka infeksi. .uga telah dilaporkan bahwa madu mencegah timbulnya nekrosis. /adu juga telah ditemukan untuk melakukan pencegahan barier luka dan menjadi infeksi, mencegah infeksi silang dan menjadikan jaringan luka bakar agar sembuh dengan cepat tidak terbatas sebagai infeksi sekunder. Hal lain telah dilaporkan bahwa mengelupasnya jaringan gangrene dan jaringan nekrotik dengan cepat diperbaiki dengan jaringan granulasi dan menjadikan epitensasi lebih ketika madu digunakan sebagai dressing melalui debridement bedah minimun yang diminta. Hal lain juga telah diobser(asi bahwa dibawah slough dressing madu, nekrotik dan jaringan gangrene tersebar sehingga hal itu dapat dilaihkan pengurangan nyeri dan hal lain telah dicatat dengan cepat dan penyebaran mudah dari slough dan perpindahan cruct dari luka. )apid cleancing kimia atau debridement en'im menghailkan dari penerapan madu untuk luka telah dilaporkan dengan tanpa bentuk erchar dalam pembakar. Penulis lain mengatakan efek clencing dari madu pada luka. Hal lain juga dilaporkan bahwa kotoran berpindah dengan balutan ketika madu digunakan untuk dressing untuk memudahkan luka bersih. /adu juga dilaporkan memberikan deodorisasi dari bau luka. /adu digunakan sebagai dressing telah dilaporkan mempromosikan bentuk dari jaringan granulasi yang bersih dan sehat. Hal lain juga telah dilaporkan untuk mempromosikan atau membangun epitelisasi dari luka. 1umromlert berkomentar pertumbuhan yang cepat dari jaringan yang baru dapat dibentuk

kembali. /emperbaiki nutrisi dari luka yang telah diobser(asi juga meningkatkan aliran darah dari luka telah ditemukan dalam luka dan aliran darah yang bebas dari limfe. Penulis lain mengomentari pada penyembuhan luka secara cepat terlihat dengan dressing madu. 1esottes berarti pada luka menjadi tertutup. 1alam fashion spektakuler dalam +=3 kasus kadang&kadang dalam beberapa hari. %orlando berarti untuk penyembuhan menjadi supresin dengan cepat secara khusus untuk derajad ? dan ?? pada luka bakar. %lomfield mengopini jika madu mendukung proses penyembuhan ulser bisul#borok dan luka bakar. 5ebih baik dari pada lokal apliction yang telah digunakan sebelumnya. %ergman telah mengobser(asi secara klinis bahwa penyembuhanpada luka terbuka lebih cepat dengan madu seperti yang telah ditemukan oleh Hamdi jika itu dipercepat making wound suitable for suture. !elah dicatat bahwa dressing luka dengan madu mengikuti grafting lebih cepat, dilaporkan juga madu menurunkan insiden bekas skingraft dan membantu regenerasi kulit, membuat rekonstruksi plastik yang tidak diperlukan. .uga dicatat bahwa penyembuhan luka dengan madu memberi sedikit atau tidak ada jaringan parut. /anfaat lain dari madu antara lain menurunkan inflamasi udema dan eksudat, mengabsorbsi cairan dari luka. 1ibeberapa kasus memberikan effek penurunan nyeri lokal secara lebih cepat, menghilangkan reaksi alergi dan efek berbahaya pada jaringan. "elama itu dressing dengan madu mudah diaplikasikan. 0urang lebih ada adesi yang menyebabkan kerusakan jaringan granulasi lokal. /enghindari perdarahan ketika remo(ing dressing. %eberapa madu yang tersisa mudah dibersihkan dengan mandi. @omentar2 obser(asi klinik ini menyediakan in isolation, le(el terendah e(idence upon which, sebagai dasar keputusan klinik untuk menggunakan madu sebagai alat dressing luka. !etapi ketika dibandingkan dengan percobaan yang secara umum digunakan untuk dressing menunjuukan bahwa madu memiliki beberapa kasiat yang berpotensial membuatnya sebagai bahan dressing luka yang sangat bermanfaat. Aspek fisik menyediakan barier protecti(e dan secara osmosis, menciptakan lingkungan penyembuhan yang lambat. ?n the form of solution of honey that doesnot stick to the under lying wound tissues. Ansure anti bacterial madu mencegah kolonisasi bacteri darilingkungan lembab ini. Anti bacterial menunjukkan tidak ada kerusakan pada proses penyembuhan melalui efek ad(erse pada jaringan luka. !o the contrary terlihat memiliki efek stimulasi pada regenerasi jaringan. ?n edition terdapat indikasi yang jelas dari anti inflamasi.

E1I0EN/4E O- E-EK/I1E N+%!E: ANIMAL !/+0IE! Pada sebuah studi percobaan membandingkan antara madu dan sil(er sul(a dia'ine, dan maduBgula. Pada luka bakar kulit standar <8< cm pertumbuhan epitel dalam waktu 6* hari dengan madu dan gula. 0emudian 6,&9- hari pada sil(er sul(a dia'ine granulasi terlihat lebih jelas pada perawatan dengan sil(er sul(a dia'ine. Penampakan histologi luka pada seluruh luka yang dirawat dengan madu menunjukkan inflamasi yang lebih sedikit dari pada yang dirawat dengan gula dan sil(er sul(a dia'ine. Pada percobaan yang lain luka bakar diciptakan dengan red hot pin (*- mm 6 yang diletakkan di kulit tikus, kemudian dirawat dengan madu atau dengan gula yang memiliki komposisi dengan madu. Penyembuhan telah terlihat secara histologi menjadi lebih aktif dan lebih dengan madu lalu dengan tanpa pengobatan atau solusi gula waktu diambil untuk perbaikan komplek dari lukatelah berkurang secara signifikan dengan madu lalu dengan tanpa pengobatan atau dengan solusi gula dan nekrotik tidak pernah begiru serius. dan pembentukan sikatrik dengan cepat. Pada studi eksperimen pada binatang luka yang lebih penuh telah dirawat dengan memotong sampai 684 cm lapisan dari kulit pada bagian belakang cal(es berbeu. 5uka dibersihkan dengan madu atau mitro(ura'one atau dengan petrolatum sterilisasi sebagai kontrol. Cranulasi, bentuk scar dan penyembuhan menyeluruh terjadi lebih cepat dengan madu dari pada dengan nitro(ura'one dan dalam kontrol latihan histo morfological dari contoh biopsi. /emberi arti lebih dalam kontrol dengan mitrosul(a'one lalu denganm madu kurang proliferasi dari fibroblast dan argioblast. 1ilain studi penelitian pada cal(es berbeu beda atau lebih tebal pada kulit luka, 684 cm, dibuat setelah menginfekting area luka dengan infeksi subkutaneus dan stapilococus areus atau prioritas untuk luka. Aplikasi topikal dari madu, ampicillin ointment, dan salin sebagai kontrol dibandingkan sebagai pengobatan untuk luka. 5atihan klinik dari luka dan histomorfologikal e8aminition dari contoh biopsi menunjukkan bahwa madu memberikan tingkat yang lebih cepat dari penyembuhan dibandingkan dengan pengobatan yang lain. )eaksi inflamasi terakhir paling besar fibroelastis dan argioblastik dalam luka. Paling cepat terbawa dari jaringan konektif fibrose dan epitelisasi tercepat. "tudi eksperimental membawa .................juga juga membandingkan madu dengan ........saline, pada luka dibuat dengan ebersing kulit (*=8*= mm , dibawah otot. Pengobatan dengan madu memberikan kejernihan attenation dari inflamasi dan eksudasi dan regenerasi cepat dari jaringan epiferial dari luar

5atihan histologikalmenunjukkan bahwa thecknes dari granulasi danjarak dari epitelisasi dari ujung jaringan luka adalah signifikan ................area dari luka lebih kecil secara signifikan, dalam hal itu diobat dengan madu (PD=,==* tidak ada yang menunjukkan kumpulan, infeksi klinik. 1idalam studi lain pada tikus panjang *=mm telah dibuat dalam kulit dari sepasang tikus dan luka diobati secara topikal dengan madu floral, madu dari tawon pemakan gula atau salin. "ecara statistik meningkat significan dalam tingkat penyembuhan telah dilihat dengan pengobatanmadu floral dibandingkan dengan control salin, hal ini menjadi lebih besar dengan obat oral dari pada dengan cara topical. Pengobatan dengan madu dari tawon pemakan gula memberikan tingkat lebih tinggi dari penyembuhan. "etelah 4 hari memberikan hasil tidak lebih baik dari pemakaian dengan salin normal, granulasi, epitelisasi dan jaringan fibrous terlihat histologikal mencerminkan peningkatakan penyembuhan berarti sebagai penurun dalam luka. 1ari jaringan granulasi dengan sel inflamasi klinik terbesar tawon pemakan gula, sedikit dalam pengobatan topikal dengan madu, floral, dan paling sedikit pengobatannya dengan madu floral. Penerapan oral atau topikal dari madu dibandingkan dalam studi lain pada tikus, didalam irisan dalam 686 cm kulit luka, dibuat pada belakang dari tikus dengan memotong kulit. !ikus diobati dengan penerapan topikal dari madu pada luka. Administrasi oral dari madu, atau intraperitoneal administrai dari madu atau pengobatan sebagai kontrol. "etelah < hari pengobatan tritiated praline diinjeksikan untuk melayani sebagai indicator dari sitesis kolagen dalam subse>uent 64 jan perperiode kwantitas keduanya. 1ari sintesis dan deraja dari cross linking kolagen. Pada jaringan granulasi ditemukan untuk meningkatkan perbandingan signifikanm dengan pengonatan yang tidak terkontrol sebagai hasil dari pengobatan dengan madu. Pengobatan sintetik telah memberikan peningkatan yang besar dari pada pengobatan topikal, memberikan hasil yang lebih baik dari pada rute oral. 1alam hubungan yang mirip studi mengikuti hal ini, tikus diobati dengan hal yang sama tetapi dalam parameter yang berbeda dipelajari untuk mengkaji luka. .aringan granulasi yang telah dibentuk telah e8cised dari luka untuk biochemical dan biofisikal dari perawatan luka. ?si dari 1EA, protein, kolagen, heksosamin dan asam uronik dan tensil strength. !ingkah laku, tingkat kontraksi, dan tingkat epitelisasi, ditemukan untuk meningkatkan secara signifikan senbagai hasil dari pengobatan dengan madu. Pengobatan sisfemile memberikan peningkatan daripada penmgobatan topikal, rute intraperitoneal memberikan hasil yang terbaik.

KOMEN/A%: "tudi hewan ini tetap didemontrasikan semuanya bahwa madu mempunyai efek keuntungan pada penyembuhan luka didamping dari berbagai hasil dari perlengkapan antibacterial, meskipun satu dari studi inter(ensi luka infeksi, hasil pengamatan dalam hal ini didalam garis denganpengamatannya didalam studi yang lain ia menghasilkan keuntungan dari penerapan madu tak dapat secara sekunder untuk pembersihan infeksi. Ada yang jelas dari aksi stimulasi ada perbandingan jaringan dan pada aksi inflamatori menunjukkan bahwa efek ini tidak mempengarui demonstrasi yang didalamnya konstitusi lebih dari perlengkapan fisik madu. %ahwa efek stimulasi ditunjukkan ketika madu diadnibistrasukan secara oral#parenteral. /emberi saran bahwa mungkin faktor pertumbuhan jaringan dipengaruhi lebih dari stimulasi pertumbuhan menjadi konsekuen dari keasaman atau perbaikan gi'i jaringan. !idak ada infestigasi dilaporkan dari komponen responsible media untuk pertumbuhan meningkat tetapi satu kemungkinan bahwa hidrogen peroksida diproduksi oleh madu. Perbandingan dari fibroblasf satu dalam kultural telah ditemukan untuk menstimuli untuk hidrogen peroksida pada mikrokonsentrasi nano molar. Penggunaan responsibel mungkin pitosemikal dari sumber yang akan dihitung untuk keluaran yang lebih baik. !erlihat dengan madu floral dari pada madu dari tawon yang makan gula, meskipun penyembuhan diperbaiki dari hal ini bisa secara sekunder pada edukatif inframatomi. Fang memberi efek madu floral B+K/I E-EK/I-I/A!: !/+0I KLINIK "tudi telah dilakukan pada pengobatan dengan dressing madu pada seorang pasien dengan luka recal citrant dan ulser, 4< dari hal ini telah dilaporkan untuk cklinical deemed asufficienly long time (* bulan ke 6 tahun dengan pengobatan kon(ensional seperti eusol toiled dan dressing, dan akriflafine, sufratule, cicatrik, atau sistemik dan antibiotic tropical. 1engan tanpa tanda luka atau luka meningkat dalam ukuran luka seperti forniers gangrene burns cancrum oris dan ulches diabetik, sikles sell ulches dan tropikal ulches. 5atihan mikrobiologikal dari suatu luka menunjukkan bahwa pembersihan luka dengan bacteri dipersembahkan menjadi steril dengan satu minggu dan hal lain berarti steril. 1alam satu kasus a buruli ulser, pengobatan dengan madu tidak dilanjutkan setelah 6 minggu karena ulser meningkat cepat dalam ukuran. 1alam out came dari -, kasus lain dilaporkan sebagai

remarkable yang mengikuti penerapan topical dari madu.

%eberapa obser(asi umum

dilaporkan untuk hasil dari pengobatan madu dari recal citran ini luka bisa sloughs, nekrotik dan jaringan gangren tersebar sehingga hal tersebut dapat didaftar pengurangan nyeri, dengan 6&4 hari dalam gangrene formiers, cantrum oris dan dekubitus ulser (tetapi hal ini diambil lebih panjang dalam tipe lain . sloughs dan jaringan nekrotik berpindah secara cepat dengan jaringan granulasi dan melebihkan epitelisasi meliputi oedema subside weeping ulser dehidrasi dan luka berbau .................rendered oderless sampai * minggu. 5uka burn diobati secara cepat tidak menjadikan koloni bakteri. "ebuah studi yang sama pada 4= pasien separuhnya telah dirawat dengan sebuah bahan topical yang biasanya dan telah gagal. 5uka disebabkan oleh penyebab yang bermacam&macam2 pembedahan, kecelakaan, infeksi, tropil dan luka bakar. )ata&rata ukuran luka -< cm6. sepertiga luka terdapat purulent, jumlah mikroorganisme yang diisolasi dari sekret luka didapatkan *4&4, setelah 6 minggu perawatan. < dari pasien terdapat jaringan nekrotik e8ised, sesudah perawatan dengan madu dan 9 diantaranya memiliki skingraf. 1alam catatan madu mempersempit batas luka dan luka lebih cepat dibersihkan. 1ari 99 pasien dirawat hanya dengan dressing madu 6+ sembuh secara sempurna dengan kwalitas penyembuhan yang bagus, rata&rata dalam waktu penyembuhan -&: minggu. 1alam 4 kasus yang gagal 6 disebabkan oleh kondisi umum pasien yang buruk karena imunodepresi. * yang keluar dari perawatan dengan madu karena reaksi alergi terhadap madu, dan * pasien karena and one burn rimained stasionary after a good initial respon. "tudi yang lain madu digunakan pada + anak dengan luka pembedahan yang terbuka, terinfeksi yang gagal dengan perawatan konfensional, sedikitnya dalam *4 hari dengan antibiotic intra(ena dan pembersihan luka menggunakan akueus kloreksidin solution =,-3 G#( dan salep asam fusidik. 1an luka&luka tersebut masih terbuka dan kultur swab positif. Perkembangan secara klinis tampka pada seluruh anak setelah - hari perawatan dengan aplikasi topical -&*= ml madu 6 kali setiap hari. Hasilnya luka tertutup bersih dan steril dalam waktu 6* perawatan. 0omentar2 9 studi diatas merupakan percobaan cross o(er yang efektif, hal itu terutama non responsi fenus yang ditegagkan dengan bentuk treatmen lain sebelum madu digunakan. Galaupun bentuk dari bukti isless konfincing dari pada stimulasi pengobatan pada kontrol grup pasien, konsistensi dari hasil dan jumlah pasien meliputi kemungkinan yang tinggi yang mengubah dari non healin menjadi healin yang sudah sesua unuk kesempatan lebih untuk mendapat aspek terapeutik dari madu. Hfektif dalam peningkatan

penyembuhan luka yang sudah berespon terhadap pengobatan kon(ensional. /ereka juga menyediakan bukti&bukti yang bagus dari keefektifan anti bakterial pada madu pada luka yang terinfeksi. 6= kasus formier gangren di manca negara secara konser(atif dengan antibiotik sistemik +amoksilin oral#asam klafulanic dan metronida'ol. !ambahan harian madu secara topikal telah dibandingkan secara restrospektif dengan 6* kasus yang sama. Fang menggunakan metode ortodok (wound debredemen, wound e8cicion sekundery suhuring dan pada beberapa kasus dengan skropal plastik rekonstruksi (mikrooranisme yang dikultur pada kedua grup adalah sama . Eamun demikian rata&rata durasi hospitalisasi was slighty langer, aplikasi obat tpical madu menunjukkan distinct keuntungan yang lebih dibandingkan metode ortodok. 9 orang meninggal pada grup metode ortodok, dan tidak ada yang meninggal pada grup yang diterapi dengan madu. 0ebutuhan akan anestesi dan operasi bedah yang mahal was o(iated dengan menggunakan madu. )espon terhadap pengobatan dan ali(iation dari angka kesakitan lebih cepat pada kelompok yang diobati dengan madu. Galaupun beberapa bakteri terisolasi dari madu, pasien yang mendapat pengobatan madu tidak menunjukkan ketidaksensitifan terhadap antibiotika, luka akan steril adalam waktu * minggu. /anfaat dari dressing madu sebagai metode alternatif dalam memanagemen luka, pembedahan perut telah dikaji dengan percobaan prospektif selama lebih dari 6 tahun dan dibandingkan dengan retrospektif pada pasien dengan usia yang sama selama lebih dari preseding 6 tahun. *orang pasien yang mengalami luka bedah stelah operasi "@ (seksiosaeria . Fang diterapi dengan madu dan luka diperkirakan dengan microported berdasarkan pada metode kin(esnsional dari dressing luka dengan susekuen resofuring (grup komparasi *+ pasien dengan luka dehisensi yang dibersihkan dengan H6$6 dan dabin solution dibungkus dengan salin saket gau'e terutama untuk resuturin dibawah pengaruh anestesi general. "ebagai catatan bahwa dengan dressing madu sloup dan jaringan mati akan digantikan oleh jaringan granulasi dan peningkatan epitelisasi dalam waktu 6 hari, dan luka yang baru akan oderless dalam waktu * minggu. Hasil yang bagus akan didapat jika semua kasus diterapi dengan madu, selanjutnya penghindaran kebutuhan untuk restruktur yang dibutuhkan untuk general anestesi. ** kasus dapat sembuh secara komplit selama < hari, semua kasus dapat sembuh dalam waktu 6 minggu. Periode yang dibutuhkan untuk hospitalisasi kurang lebih 6&< hari (rata&rata 4 I hari, dibandingkan dengan +&*, hari (rata&rata ** I hari , sebagai grup pembanding. 6 pasien dari grup pembanding ternyata mengalami infeksi ulangan.

"tudi restrospektif terhadap *-: pasien luka bakar yang dirawat di )" dalam waktu tahun, *+,,&*++6 didapatkan *9 kasus diobati dengan madu dan didapatkan hasil yang sama dengan jika diobati dengan sil(er sul(a dia'ine. Percobaan persepktif randomi'ed control membandingkan antara madu imreg nared gou'e dengan obsite terhadap 4: pasien pada 6 grup luka yang didresing dengan madu impreknared gou'e menunjukkan penyembuhan yang lebih cepat secara signifakan dibandingkan jika hanya dengan didressing obsite (rata&rata *=,, (ersus *-,9 hari7 pD=,==* dan kurang dari separo kasus yang menjadi terinfeksi pada luka yang dibersihkan dengan madu dbandingkan jika didressing dengan opsite (pD=,==* . 1ibandingkan dengan amneotik membrane luka bakar yang diobati dengan madu mengalami penyembuhan yang lebih cepat (rata&rata +,4 (s *<,- hari7 pD=,==* . .aringan scar yang terbentuk ,3 pada pasien dengan terapi madu dan *:,:3 jika diobati dengan aniotik membran (p,=,===* . 1ibandingkan dengan sl(er sulfa dia'in pada luka bakan dengan prorpek ramdom control terhadap *=4 pasien didapatkan pada 99 pasien yang diterapi dengan madu, +* pasien luka rebdered steril selama < hari pada -6 pasien yang ditepi dengan sil(er sul(a dia'in, <3 menunjukkan kontro terhadap infeksi selama < hari. .aringan granulasi terlihat lebih awal pada pasien yang diterapi dengan madu ( rata&rata <4 (s *9,4 hari, waktu yang dibuukan untuk penyemhuna luka ternyata lebih pendek jika diterapi dengan madu. 5uka yang diobati dengan madu ,<3 sembuh dalam waktu *- hari dibandingkan *=3 yang diobati dengansil(er sulfadia'ine. /adu juga membuat pasien tidak terlalu nyeri, mengurangi ebsudate, mengurangi iritasi luia dan ml insidense daya scar dan kolmatur positif luka bakar. /adu juga akan mempercepat epitelisasi pada :&+ hari, efek debridmen kimia dan perpindahan dari bau yang ofensisif di dalam perspektif randomised controled trial membandingkan madu dengan si(er sul(a dia'ine inpregnated gou'e pada comparteble fresh potongan sebagian luka bakar. 5atihan histologi contoh biopsi batas luka sebagaimana obser(asi klinik dari perawatan penyembuhan luka dibuat untuk mengkaji efek relatif pada perawatan luka dalam 6 grup dari 6- pasien. Gaktu diambil untuk penyembuhan adalah signifikan lebih pendek dengan grupo pengobatan madi (pD=,==* . 1ari pengobatan luka dengan madu ,43 menunjukkan keparahan epitelisasi dengan hari ke <, *==3 dengan 6* hari di dalamperawatan luka dengan si(er sul(a dia'ine epitelisasi terjadi pada hari ke < dari <63 dan ,43 dalam 6* hari. %akteri histology dari aktif reperatif meninjukkan dalam ,=3 dari penyembuhan luka dengan dressing madu sampai hari ke < dengan inflasi minimal pada pengobatan luka dengan sil(er sul(adia'in -63 menunjukkan reparati(e acti(ity dengan

perubahan inflasipada hari ke <. reparati(e acti(ity mencapat *==- dengan 6*hari melalui dressing madu dan 643 dengan sali(a su(adia'in dalam dressing madu luka lebih susiden dariperubahan inflamatori akut, control lebih baik dari inferksi dan perawatan lebih cepat diobser(asi. 1i dalampenyembuhan luka dengan sil(er sul(a dia'ine meninjukkan reaksi inflamatori, dicatar terdapat epitelisasi tidak ada skingraf disediakan untk perawatan luka dengan madu tetapi tempat dari perawatan luka dengan sil(er "1 con(erted ke dalam dan menyediakan skingraf. /adu juga dibandingkan dengan boiled potato peel sebagai penutup luka bakar oaru dalam persepektif ramdomi'et controlled trial lain pada 4= pasien yang diobati dengan madu yang menunjukan kultur swab positif pada waktu admisen punya persisten infeksi setelah < hari. Pada pengobatan luka dengan madu *==3 penyembuhan *- hari membandingkan dengan -=3 daripengobatan luka dengan %oiled potato feel draiting. Gaktu utama untuk penyembuhan *=,4 hari dengan boiled fell adalahb erbeda secara signifikan (pD=,==* . KOMEN/A%2 5aporan daripercobaan pasien dengan tousnears gangrene telah dikritisi untuk kegagalan kecukupan 6 grup pasien sehingga hal ini dapat diketahui untuk hal tertentu bahwa hal itu bisa dibandingkan. Hal ini juga ditunjukkan bahwa secara statistic akan telah tidak ada perbedaan secara reliable didalam mortalitas antara 6 group, meskipun demikian percoban menunjukkan bahwa dressing sederhana dengan madu adalah pengobatan yang sangat efisien untuk fulminant. Penyebaran infeksi secara cepat ang biasanya diobati secara agreif meskipun opini kuno bahwa jaringan nekrosis dipindah karena hal ini sebagai sumber substandi noknis dengan difuse ke dalam luka, percobaan ini dan percobaan lain pada infected destruction pada perut telah ditunjukkan bahwa hal ini penting ketika madu diterapkan pada luka, theslough dan jaringan tissue menjadi cepat berpindah dengan kimia atau aksi debreding en'in dari madi. Percobaan menghubungkan infected destruktif abdominal wounds dengan pasangan tertutup grop control menunjukkan dengan jelas bahwa dressing dengan madu lebih efektif dari pada pengobatan kon(ensional dari control group di dalam dapat penyembuhan luka sebagaimana ofiating kebebasan sufurin meskipun demikian pengobatan kon(enional dengan antiseptic yang dapat merusak jaringan dan dapat merusak jaringan dan menghambat penyembuhan luka. /eskipun secara umum digunakan adalah mungkin tidak sebagai

benchmark terlihat relefan dengan prosedur efektif dari madu. "tudi dari pengobatan pasien luka bakar dengan madu membandingkan hal&hal pengobatan dengan sil(er sul(a dia'ine, meskipun demikian menunjukkan bahwa model efektif atau lebih efektif dengan perawatan luka bakar topical yang digunakan secara luas di waktu modern. /eskipun studi restrospektif tidak memberikan detail pada kasus untuk diijinkan hal ini ditepiskan jika pengobatan kasus dengan sil(er sulfadialin, the prospecti(e randomi'ed controlled trails adalah suatu desain yang dapat menjelaskan secara adekuatif dan menunjukan hasil statistis yang signifikan dari subjek yang luas dan menyediaka>n bakteri yang terpercaya dressing dengan madu adalah pengobatan yang terbaik untuk luka bakar super(isual.

%E!IKO 0AN A01E%!E E-EK !idak ad ad(erse efek yang ditemukan pada beberapa study penerapan madu sebagai obat topical pada e8periment pada hewan. Penelitian ini meliputi histological e8amination pada jaringan yang diobati. /adu telah digunakan secara topical pada luka lebih dari *=== tahun yang lalu tanpa menenjukan adanya efek negati(e. %erbagai laporan yang dipublikasikan pada klinikal pada luka terbuka menyebabkan tidak lebih dari stransrent stighging sensasi pada beberapa pasien. "elain pada 6 kasus diman nyeri akibat aplikasi madu tidak dapat di toleransi. !elah dilaporkan sesuai transent stinging dan kemerahan pada mata segera setelah di beri madu dalam mata setelah segera diberi madu, tetapi hal ini tidak dapat digunakan sebagai alasan untuk menghentikan pengobatan pada *=6 kasus pada percobaan pada pengambilan untuk penggunaan optal logical. "ecara umum penerapan madu secara optikal pada luka terbuka dilaporkan to be soothing untukmenghilangkan nyeri tidak teiritasi, tidak menyebabkan nyeri saat di dressing tidak terdapat reaksi sekunder. Alergi terhadap madu jarang terjadi, mungkin terdapat reaksi alergi pada pollen asam protein dari lebah yang lain.dilaporkan dari hasil studi klinis dimana madu digunakan pada luka terbaru padfa * pasien, menunjukan tidak alergi ats reaksi yang merugikan. %agaimanapun kejadian perdarahan minor segera setelah pemberian madu telah disebutkan dalam referensi pada kasus yang tidak tercatat. )eferensi telah menunjukkan bahwa terjadi dehidrasi pada jaringan jika madu tersebut diberikan pada luka tetapi hal itu dapat diperbaiki dengan penggunaan saline. 0arena madu mengandung J dari 4=3 glucose yang secara

teoritis beresiko terjadinya kadar glukosedarah terhadap diabetes ketika diberikan secara topical pada luka terbuka yang luas. /adu kadang&kadang berisi spora dari clostridia yang beresko kecil terhadap luka botulism, meskipun demikian tidak ada dari beberapa laporan yang dipublikasikan pada penerapan klinik dari madu pada luka terbuka yang telah madu tersebut digunakan secara steril. !idak ada laporan dari beberapa tipe infeksi yang dihasilkan dari penerapan madu sebagai pengobat luka. .ika spora germinated, berbagai sel (egetatif seperti clostridia akan obligade yang tidak akan bisa hidup bila diberikan hidrogen peroksida secara umum pada madu, tetapi penggunaan madu sebagai dressing luka. ?tu ada pendapat yang berlawanan, namun demikian alas an menggunakan dasar resiko kemungkinan menyebabkan luka botulism dapat diterima secara obyektif, efek negati(e penggunaan madu diatasi dengan radiasi sinar gammayangdapat membunuh spora clostridium %. oleh madu tampa mengurangi efek bacterial. /asalah dari atraktion dari serangga dan semut untuk dressing menggunakan madu dapat diatasi denganpenggunaan dressing sekunder yang efektif sehingga madu terlindungi dari serangga. 0euntungan madu untuk digunakan dressing luka, madu menjaga kelembaban untuk lingkungan, penyembuhan luka sehingga mencegah bakteri tumbuh walaupun ketika luka sudah terinfeksi. Hal ini sangat efektif dari arti rendering pada steril yang terinfeksi secara serius tanpa efek samping dari antibiotic dan sangat efektif melawan bakteri yang resistensi terhadap antibiotika straines.komponen anti bakterialdan ulskorbsi juga menyediakan barier terhadap infeksi silang luka. Hal ini juga menyediakan suplai glukosa untuk leukosi. Antuk respiratory burst yang memproduksi hydrogen peroksida, komponen yang dominan dari aktifitas anti bacterial dari makrofag. "elebihnya menyebabkan substrat yaitu glikosis yang mana mekanisme utamanya adalah memproduksi energi bagi makrofag sehingga hal tersebut dari makrofag dapat berfungsi di jaringan yang rusak dan eksudat dimana suplai $6 sedikit. 0easaman dari madu(D PH 4 juga dapat meningkatkan aktifasi mikrobakterial yang dimiliki o6 makrofasi sebagaimana PH asam di dalam (akuola yang digunakan untuk membunuh bakteri. Clukosa dalam tingkat tinggi dalam madu dapat digunakan, bakteri yang memgnginfeksi untuk mendapatkan asam amino dari serum dan sel mati. Hal itu dapat membentuk asam laktat yang berasal dari ammonia, amin, serta komponen sulfur yang menyebabkan malabsorbsi pada luka.

/adu memberikanjangka waktu yang cepat untuk regenerasi jaringan dan penurunan proses inflamasi, edema, eksudat dan mallodone pada luka didasarkan pada obser(asi klinis dan hasil dari studi hewan dan percobaan klinis. %ahan antibacterial membersihkan infeksi dengan mencegah produksi metabolisme bakteri yang responsible untuk kondisi kontrari. !etapi madu memiliki efek anti inflamatori dantropik secara langsung pada jaringan luka sebagaimana di dasarkan pada hasil percobaan hewan dimana tidak didapatkan infeksi bacteri, madu dapat diharapkan memiliki efek nutrisi secara langsung pada regenerasi jaringan karena mengandung asam amino, (itamin dan trace elemen. $smolaliti yang tinggi di madu menyebabkan produksi limposit yang menyediakan nutrisi untuk regenerasi jaringan yang mana hanya dapat tumbuh sepanjang titik granulasi. Penyembuhan terhambat jika sirkulasi buruk atau jika pasien poorlynourished juga telah dianjurkan pada kondisi penurunan turgor dengan pemberian madu dapat meningkatkan oksigenasi jaringan terdapat keuntungan secara ekonomis dengan menggunakan madu sebagai dressing luka jika dibandingkan biaya pengobatan secara kon(ensional dan pembiayaan akhir selama menjalani pengobatan sampai penyembuhan perbandingan biaya yang dikeluarkan 4,= K. untuk perawatan dengan debrisand dibandingkan <,- K dengan perawatan madu <=L untuk perawatan dengan antibiotic disbanding 6L pengobatan dengan madu, 4=L perawatan dengan duoderum dibandingkan ,L perawatan dengan madu. $bser(asi yang lain pada penurunan pengeluaran biaya antibiotic, lama rawat menurun sedikitnya I dari perawatan biasa. 1isamping itu pembiayaan untuk debridement dan skingraf menjadi tidak perlu ketika madu digunakan. /adu juga merupakan bahan pertolongan pertama yang bagus terutama untuk luka pasien yang dapat terinfeksi sebelum dirawat secara medis. /adu itu mudah didapat dan digunakan. "ebagian penyediaan antiinflamasi secara segera. Pengobatan dengan madu juga akan menyediakan anti bakteri yang akan mempunyai aksi dan membuat barier terhadap infeksi lanjut.

Вам также может понравиться