Вы находитесь на странице: 1из 5

KARAKTER INDIVIDU

Jenis kelamin
1. Laki-laki a. Mudah jenuh b. Penalaran lebih tinggi dibandingkan wanita c. Kekuatan/fisik lebih dari wanita d. Lebih memperhatikan hal-hal ilmiah dan mekanika e. Emosi yang sering meningkat f. Egois g. lebih agresif dan lebih besar kemungkinannya daripada wanita dalam memiliki pengharapan untuk sukses 2. Wanita a. Tidak mudah jenuh b. Lebih sering berfikir dari pada menggunakan nalar c. Fisik yang tidak sekuat laki-laki (lembut) d. Lebih suka bermain dalam perasaan e. Bisa mengontrol emosi f. Lebih penyabar g. Lebih bersedia untuk mematuhi wewenang Dyne dan Graham (2005) menyatakan bahwa pada umumnya wanita menghadapi tantangan lebih besar dalam mencapai karirnya, sehingga komitmennya lebih tinggi. Hal ini disebabkan pegawai wanita merasa bahwa tanggung jawab rumah tangganya ada di tangan suami mereka, sehingga gaji atau upah yang diberikan oleh organisasi bukanlah sesuatu yang sangat penting bagi dirinya.Mowday (1982) menyatakan bahwa wanita sebagai kelompok cenderung memiliki komitmen terhadap organisasi lebih tinggi dibandingkan dengan pria. Wanita pada umumnya harus mengatasi lebih banyak rintangan dalam mencapai posisi mereka dalam organisasi sehingga keanggotaan dalam organisasi menjadi lebih penting bagi mereka.

Gaya belajar
1. Visual a. Cenderung melihat sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang mengajar b. Bukan pendengar yang baik saat berkomunikasi c. Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan melihat temanteman lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak d. Tak suka bicara didepan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang lain. Terlihat pasif dalam kegiatan diskusi. e. Kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan f. Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan g. Dapat duduk tenang ditengah situasi yang rebut dan ramai tanpa terganggu 2. Auditorial a. Mampu mengingat dengan baik penjelasan guru di depan kelas, atau materi yang didiskusikan dalam kelompok/ kelas b. Pendengar ulung: anak mudah menguasai materi iklan/ lagu di televise/ radio

c. Cenderung banyak omong d. Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik karena kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya e. Kurang cakap dalm mengerjakan tugas mengarang/ menulis f. Senang berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang lain g. Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru dilingkungan sekitarnya, seperti hadirnya anak baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas, dll 3. Kinestetik a. Menyentuh segala sesuatu yang dijumapinya, termasuk saat belajar b. Sulit berdiam diri atau duduk manis, selalu ingin bergerak c. Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif. Contoh: saat guru menerangkan pelajaran, dia mendengarkan sambil tangannya asyik menggambar d. Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar e. Sulit menguasai hal-hal abstrak seperti peta, symbol dan lambing f. Menyukai praktek/ percobaan g. Menyukai permainan dan aktivitas fisik

Kecakapan
Kecakapan individu dapat dibagi kedalam dua bagian yaitu kecakapan nyata ( actual ability) dan kecakapan potensial (potential ability). Kecakapan nyata (actual ability) yaitu kecakapan yang diperoleh melalui belajar (achivement atau prestasi), yang dapat segera didemonstrasikan dan diuji sekarang. Misalkan, setelah selesai mengikuti proses perkuliahan (kegiatan tatap muka di kelas), pada akhir perkuliahan mahasiswa diuji oleh dosen tentang materi yang disampaikannya (tes formatif). Ketika mahasiswa mampu menjawab dengan baik tentang pertanyaan dosen, maka kemampuan tersebut merupakan atau kecakapan nyata (achievement). Sedangkan kecakapan potensial merupakan aspek kecakapan yang masih terkandung dalam diri individu dan diperoleh dari faktor keturunan (herediter). Kecakapan potensial dapat dibagi ke dalam dua bagian yaitu kecakapan dasar umum (inteligensi atau kecerdasan) dan kecakapan dasar khusus (bakat atau aptitudes). C.P. Chaplin (1975) memberikan pengertian inteligensi sebagai kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif. Pada awalnya teori inteligensi masih bersifat unidimensional (kecerdasan tunggal), yakni hanya berhubungan dengan aspek intelektual saja, seperti teori inteligensi yang dikemukakan oleh Charles Spearman (1904) dengan teori Two Factors-nya. Menurut pendapatnya bahwa inteligensi terdiri dari kemampuan umum yang diberi kode g (genaral factor) dan kemampuan khusus yang diberi kode s (specific factor). Selanjutnya, Thurstone (1938) mengemukakan teori Primary Mental Abilities, bahwa inteligensi merupakan penjelmaan dari kemampuan primer, yaitu : (1) kemampuan berbahasa (verbal comprehension); (2) kemampuan mengingat (memory); (3) kemampuan nalar atau berfikir (reasoning); (4) kemampuan tilikan ruangan (spatial factor); (5) kemampuan bilangan (numerical

ability); (6) kemampuan menggunakan kata-kata (word fluency); dan (7) kemampuan mengamati dengan cepat dan cermat (perceptual speed). Sementara itu, J.P. Guilford mengemukakan bahwa inteligensi dapat dilihat dari tiga kategori dasar atau faces of intellect, yaitu: a. Operasi Mental (Proses Befikir) 1) 2) 3) 4) 5) Cognition (menyimpan informasi yang lama dan menemukan informasi yang baru). Memory Retention (ingatan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari). Memory Recording (ingatan yang segera). Divergent Production (berfikir melebar=banyak kemungkinan jawaban/ alternatif). Convergent Production (berfikir memusat= hanya satu kemungkinan jawaban/alternatif). 6) Evaluation (mengambil keputusan tentang apakah suatu itu baik, akurat, atau memadai). b. Content (Isi yang Dipikirkan) 1) 2) 3) 4) 5) Visual (bentuk konkret atau gambaran). Auditory. Word Meaning (semantic). Symbolic (informasi dalam bentuk lambang, kata-kata atau angka dan notasi musik). Behavioral (interaksi non verbal yang diperoleh melalui penginderaan, ekspresi muka atau suara).

c. Product (Hasil Berfikir) 1) 2) 3) 4) 5) 6) Unit (item tunggal informasi). Kelas (kelompok item yang memiliki sifat-sifat yang sama). Relasi (keterkaitan antar informasi). Sistem (kompleksitas bagian saling berhubungan). Transformasi (perubahan, modifikasi, atau redefinisi informasi). Implikasi (informasi yang merupakan saran dari informasi item lain).

Belakangan ini banyak orang menggugat tentang kecerdasan intelektual (unidimensional), yang konon dianggap sebagai anugerah yang dapat mengantarkan kesuksesan hidup seseorang. Pertanyaan muncul, bagaimana dengan tokoh-tokoh dunia, seperti Mozart dan Bethoven dengan karya-karya musiknya yang mengagumkan, atau Maradona dan Pele sang legenda sepakbola dunia,. Apakah mereka termasuk juga orang-orang yang genius atau cerdas ? Dalam teori kecerdasan tunggal (uni-dimensional), kemampuan mereka yang demikian hebat ternyata tidak terakomodasikan. Maka muncullah, teori inteligensi yang berusaha mengakomodir kemampuan-kemampuan individu yang tidak hanya berkenaan dengan aspek intelektual saja. Dalam hal ini, Howard Gardner (1993), mengemukakan teori Multiple Inteligence, dengan aspek-aspeknya sebagai tampak dalam tabel di bawah ini : INTELIGENSI 1. Logical Mathematical 2. Linguistic KEMAMPUAN INTI Kepekaan dan kemampuan untuk mengamati pola-pola logis dan bilangan serta kemampuan untuk berfikir rasional. Kepekaan terhadap suara, ritme, makna kata-kata, dan keragaman fungsi-fungsi

3. Musical

4. Spatial

5. Bodily Kinesthetic

6. Interpersonal

7. Intrapersonal

bahasa. Kemampuan untuk menghasilkan dan mengapresiasikan ritme. Nada dan bentukbentuk ekspresi musik. Kemampuan mempersepsi dunia ruangvisual secara akurat dan melakukan tranformasi persepsi tersebut. Kemampuan untuk mengontrol gerakan tubuh dan mengenai objek-objek secara terampil. Kemampuan untuk mengamati dan merespons suasana hati, temperamen, dan motivasi orang lain. Kemampuan untuk memahami perasaan, kekuatan dan kelemahan serta inteligensi sendiri.

Kecakapan potensial seseorang hanya dapat dideteksi dengan mengidentifikasi indikatorindikatornya. Jika kita perhatikan penjelasan tentang aspek-aspek inteligensi dari teori-teori inteligensi di atas, maka pada dasarnya indikator kecerdasan akan mengerucut ke dalam tiga ciri yaitu : kecepatan (waktu yang singkat), ketepatan (hasilnya sesuai dengan yang diharapkan) dan kemudahan (tanpa menghadapi hambatan dan kesulitan yang berarti) dalam bertindak. Dalam rangka Program Percepatan Belajar (Accelerated Learning), Balitbang Depdiknas (1986) telah mengidentifikasi ciri-ciri keberbakatan peserta didik dilihat dari aspek kecerdasan, kreativitas dan komitmen terhadap tugas, yaitu: a) b) c) d) e) f) g) h) i) j) k) l) m) n) Lancar berbahasa (mampu mengutarakan pikirannya); Memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap ilmu pengetahuan; Memiliki kemampuan yang tinggi dalam berfikir logis dan kritis Mampu belajar/bekerja secara mandiri; Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa); Mempunyai tujuan yang jelas dalam tiap kegiatan atau perbuatannya Cermat atau teliti dalam mengamati; Memiliki kemampuan memikirkan beberapa macam pemecahan masalah; Mempunyai minat luas; Mempunyai daya imajinasi yang tinggi; Belajar dengan dan cepat; Mampu mengemukakan dan mempertahankan pendapat; Mampu berkonsentrasi; Tidak memerlukan dorongan (motivasi) dari luar.

Menurut pendapat ahli


a. Jean Piaget (1896 - 1980) Teori Jean Piaget tentang perkembangan kognitif tetap salah satu yang paling sering dikutip dalam psikologi, meskipun menjadi subjek kritik yang cukup. Sementara banyak aspek teori tidak teruji oleh waktu, namun ide intinya tetap penting hari ini: anak-anak berpikir berbeda daripada orang dewasa.

b. Carl Gustav Jung (1875-1961) Konsep-konsep Kepribadian Menurut Carl Gustav Jung ada tiga macam, yaitu Personality Function, Psyche adalah merupakan gabungan atau jumlah dari keseluruhan isi mental, emosional dan spiritual seseorang, dan Self adalah Kepribadian Total (total personality) baik Kesadaran maupun Bawah Sadar. Ia memandang manusia sangatlah unik karena mempunyai begitu banyak Kepribadian yang beragam antara individu satu dengan individu lainnya. Jung membedakan istilah antara Ambang Sadar (Subconscious) dan Bawah Sadar (Unconscious). c. Sigmund Freud (Psikoanalisis Klasik) (1856 - 1939) Struktur Kepribadian, Kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni sadar (Conscious), Pra sadar (Preconscious), dan tidak sadar /bawah sadar (Unconscious mind). Id, ego, superego. Id adalah berkaitan dengan prinsip kesenangan, ego berkaitan dengan prinsip kenyataan, sedangkan superego merupakan penjaga moral atau kata hati. Tahap perkembangan psikoseksual, yaitu oral, anal, phalik, laten, genital. d. Mathiue & Zajac, (1990) menyatakan bahwa: Karakteristik personal (individu) mencakup usia, jenis kelamin, masa kerja, tingkat pendidikan, suku bangsa, dan kepribadian. e. Robbins (2006) menyatakan bahwa: Faktor-faktor yang mudah didefinisikan dan tersedia, data yag dapat diperoleh sebagian besar dari informasi yang tersedia dalam berkas personalia seorang pegawai mengemukakan karakteristik individu meliputi usia, jenis kelamin, status perkawinan, bayaknya tanggungan dan masa kerja dalam organisasi. f. Siagian (2008) menyatakan bahwa, Karakteristik biografikal (individu) dapat dilihat dari umur, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah tanggungan dan masa kerja. g. Menurut Morrow menyatakan bahwa, komitmen organisasi dipengaruhi oleh karakter personal (individu) yang mencakup usia, masa kerja, pendidikan dan jenis kelamin (Prayitno, 2005).

Вам также может понравиться