Вы находитесь на странице: 1из 15

USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA Efektifitas Pemberian Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Kadar Glukosa

Darah dan HbA1c pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang di Induksi Alloxan BIDANG PROGRAM PKM P Diusulkan oleh : Ketua Pelaksana : DZIKRINA MIFTAHUL FITRI AL FATIH Anggota : AYU MARETA HAMID DODI PRABOWO PUTRI NURMAWADDAH DILA APSELIMA RIANI 20100310093 / 2010 20110350047 / 2011 20110350049 / 2011 20120350030 / 2012 20100310174 / 2010

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2012

HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul Kegiatan : Efektifitas Pemberian Ekstrak Kulit Buah Manggis ( Garcinia mangostana L) terhadap Kadar Glukosa Darah dan HbA1c pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang di Induksi Alloxan 2. Bidang Kegiatan : (X) PKM-P ( ) PKM-M ( ) PKM-KC ( ) PKM-K ( ) PKM-T 3. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Dzikrina Miftahul Fitri Al Fatih b. NIM : 20100310174 c. Jurusan : Pendidikan Dokter d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Perum Sewon Indah B.23, Sewon Bantul, Yogyakarta / 08562542181 f. Alamat email : berndzik_canta@yahoo.co.id 4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 4 orang 5. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar : Dra. Salmah Orbayinah, Apt., M.Kes b. NIK / NIDN : 0529026802 c. Alamat Rumah dan No Tel./HP :Perumahan Sedayu Permai A3-42, Sedayu Bantul / 08122720218 6. Biaya Kegiatan Total : a. Dikti : 11.535.000 b. Sumber lain :7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan Yogyakarta, 20 Oktober 2012 Menyetujui Ketua Prodi Pend. Dokter FKIK UMY Ketua Pelaksana Kegiatan

(dr. Alfaina Wahyuni, Sp.OG., M. Kes) NIDN. 0528107101 Wakil Rektor III UMY

(Dzikrina Miftahul Fitri Al Fatih) NIM. 20100310174 Dosen Pendamping

(Sri Atmaja P. Rosyidi, ST., MSc Eng., PhD) NIDN. 0515047801

(Dra. Salmah Orbayinah, Apt., M.Kes) NIDN. 0529026802

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN i DAFTAR ISI .....ii DAFTAR LAMPIRAN ...........iii A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. K. JUDUL .......................................................................................................................... 1 LATAR BELAKANG MASALAH ............................................................................... 1 PERUMUSAN MASALAH ........................................................................................... 2 TUJUAN ....................................................................................................................... 2 LUARAN YANG DI HARAPKAN ............................................................................... 3 KEGUNAAN ................................................................................................................. 3 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................. 3 METODE PENELITIAN ............................................................................................... 7 JADWAL KEGIATAN .................................................................................................. 9 RANCANGAN BIAYA ................................................................................................. 9 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 10

ii

DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI DAFTAR RIWAYAT HIDUP DOSEN PEMBIMBING

iii

A. JUDUL Efektifitas Pemberian Ekstrak Kulit Buah Manggis ( Garcinia mangostana L) terhadap Kadar Glukosa Darah dan HbA1c pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang di Induksi Alloxan

B. LATAR BELAKANG MASALAH Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang di sebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Andriani, R, 2009). Hiperglikemi kronis pada diabetes akan menyebabkan penyakit vaskular sistemik (percepatan aterosklerosis), penyakit jantung, penyakit mikrovaskular pada mata sebagai penyebab kebutaan dan degenerasi retina (retinopatidiabetik), katarak, kerusakan ginjal sebagai penyebab gagal ginjal serta kerusakan saraf tepi (neuropati diabetik) (Halliwel, 1999). Diabetes Mellitus tipe 1 disebabkan oleh berkurangnya jumlah insulin yang disekresikan. Dari bukti serologi didapatkan hasil bahwa terdapat proses patologi autoimun yang terjadi di sel pankreas dan ditandai oleh faktor genetik. Sedangkan diabetes mellitus tipe 2 disebabkan oleh resistensi terhadap kerja insulin dan ketidakmampuan insulin untuk merangsang penyerapan glukosa dalam jaringan target insulin, seperti otot dan lemak (Garvey et al., 2004). Prevalensi diabetes mellitus (DM) pada dewasa (usia 20-70 tahun) sebanyak 285 juta orang pada tahun 2010 dan akan meningkat menjadi 438 juta orang pada 2030. Prevalensi DM tipe 2 terus meningkat. Pada tahun 2020, jumlah penderita DM tipe 2 diperkirakan akan mencapai 250 juta orang di seluruh dunia (Shulman, 2000). Indonesia sendiri menempati urutan ke-9 dalam estimasi epidemiologi DM dunia pada tahun 2010 dengan 7 juta kasus dan akan terus naik menjadi peringkat ke-5 pada tahun 2030 dengan 20 juta kasus (Shaw et al., 2010). Pemeriksaan penunjang laboratorium bagi penderita diabetes mellitus diperlukan untuk menegakkan diagnosis serta memonitor kemungkinan timbulnya komplikasi spesifik akibat penyakit tersebut. Dengan demikian, perkembangan penyakit bisa dimonitor dan dapat di cegah komplikasinya (Tabae et al., 2001). Pemeriksaan kadar glukosa sewaktu penting di lakukan untuk mengetahui kadar gula dalam darah saat itu, sedangkan kadar HbA1c dapat digunakan sebagai indeks dari kontrol glikemik selama dua sampai tiga bulan sebelumnya dan sehingga dapat menjadi parameter kecukupan pengobatan pada pasien diabetes (IFCC, 2008).

Pengobatan diabetes mellitus pada umumnya sangat mahal dan membutuhkan waktu yang lama. Hal ini menyebabkan banyak orang yang mencari pengobatan lain seperti obat herbal yang sedikit menimbulkan efek samping. Penggunaan bahan alam, baik itu digunakan untuk obat maupun untuk tujuan yang lain juga semakin meningkat, terlebih lagi adanya program back to nature. Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan juga mendukung pengobatan tradisional yang berkembang di Indonesia, terutama untuk mengantisipasi harga obat yang mahal. Untuk itu, telah terbit Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang pembentukan Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (Sentra P3T) (Dalimartha, 2000). Salah satu dari keanekaragaman hayati yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai obat tradisional adalah buah manggis (Garcinia Mangostan). Kulit G. mangostana mengandung senyawa yang bersifat antioksidan yang berfungsi untuk menangkap radikal bebas yaitu xhanton (Jung et al., 2006). Selain berfungsi sebagai antioksidan, ada juga penelitian di Indonesia dan dunia yang mengungkapkan khasiat lain dari xhanton seperti : antibakteri dan anti jamur (Suksamran et al., 2003). Beberapa obat diabetes mellitus seperti golongan sulfonylurea, golongan biguanid, dan acarbose dapat menyebabkan efek samping yang kurang menyenangkan seperti hipoglikemia, mual, rasa tidak enak di perut, dan anoreksia (Hardjasaputra et al., 2002), efek sering buang angin, kejang usus, diare (Tjay dan Rahardja, 2002). Oleh karena itu di lakukan penelitian tentang ekstrak kulit G. mangostana ini, untuk mengetahui pengaruhnya terhadap penurunan kadar glukosa darah dan HbA1c pada penyakit diabetes mellitus.

C. PERUMUSAN MASALAH Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ekstrak kulit G. mangostana dapat menurunkan kadar glukosa darah dan HbA1c pada tikus putih (Rattus norvegicus) diabetic yang di induksi alloxan?

D. TUJUAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kulit G. mangostana terhadap penurunan kadar glukosa darah dan HbA1c pada tikus putih (Rattus norvegicus) diabetic yang di induksi Alloxan.

E. LUARAN YANG DI HARAPKAN 1. Dihasilkan sebuah artikel ilmiah dari hasil penelitian ini yang di publikasikan pada jurnal nasional maupun internasional, sebagai referensi ilmiah tentang efek ekstrak kulit G. mangostana terhadap penyembuhan diabetes mellitus. 2. Bila terbukti ekstrak kulit G. mangostana berpengaruh terhadap penyembuhan diabetes melitus, maka potensial untuk dipatenkan sebagai obat alternatif yang ekonomis, efisien dan efektif untuk penanganan diabetes mellitus.

F. KEGUNAAN 1. Memberikan referensi ilmiah untuk penelitian lebih lanjut bagi pengembangan ekstrak kulit G. mangostana sebagai agen penyembuh diabetes mellitus. 2. Apabila terbukti lebih efektif dalam penyembuhan diabetes mellitus maka ekstrak kulit G. mangostana ini sangat potensial untuk di aplikasikan di masyarakat sebagai agen penyembuh diabetes melitus setelah dilakukan penelitian pada subyek manusia.

G. TINJAUAN PUSTAKA 1. Diabetes Mellitus Diabetes Mellitus (DM) adalah kelainan metabolisme karbohidrat, dimana glukosa darah tidak dapat digunakan dengan baik, sehingga menyebabkan keadaan hiperglikemia (Sacks, 2001). DM merupakan kelainan endokrin yang terbanyak dijumpai (Foster, 1998). Penderita DM mempunyai risiko untuk terkena komplikasi yang spesifik akibat perjalanan penyakit ini, seperti retinopati (bisa menyebabkan kebutaan), gagal ginjal, neuropati, aterosklerosis (bisa menyebabkan stroke), gangren, dan penyakit arteria koronaria (Coronary artery disease) (Dods, 1996).

Klasifikasi dan Patogenesis Diabetes Mellitus a. Diabetes Tipe 1 DM tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM), terjadi karena kerusakan sel pankreas (reaksi autoimun). Bila kerusakan sel telah mencapai 80-90% maka gejala DM mulai muncul. Perusakan sel ini lebih cepat terjadi pada anak-anak daripada dewasa. Sebagian besar penderita DM tipe 1 mempunyai antibodi yang menunjukkan adanya proses autoimun, dan sebagian kecil tidak terjadi proses autoimun. Kondisi ini digolongkan sebagai type 1

idiopathic. Sebagian besar (75%) kasus terjadi sebelum usia 30 tahun, tetapi usia tidak termasuk kriteria untuk klasifikasi (Sacks, 2001). b. Diabetes Tipe 2 DM tipe 2 atau non insulin dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) merupakan 90% dari kasus DM. Pada diabetes ini terjadi penurunan kemampuan insulin bekerja di jaringan perifer (insulin resistance) dan disfungsi sel beta. Akibatnya, pankreas tidak mampu memproduksi insulin yang cukup untuk mengkompensasi insulin resistance. Kedua hal ini menyebabkan terjadinya defisiensi insulin relative (Foster, 1998). Gejala minimal dan kegemukan sering berhubungan dengan kondisi ini, yang umumnya terjadi pada usia > 40 tahun. Kadar insulin bisa normal, rendah, maupun tinggi, sehingga penderita tidak tergantung pada pemberian insulin (Sacks, 2001). c. Diabetes Tipe Lain Subkelas DM di mana individu mengalami hiperglikemia akibat kelainan spesifik (kelainan genetik fungsi sel beta), endokrinopati (penyakit Cushings, akromegali), penggunaan obat yang mengganggu fungsi sel beta (dilantin), penggunaan obat yang mengganggu kerja insulin (b-adrenergik), dan infeksi/sindroma genetik (Downs, Klinefelters) (Sacks, 2001).

2. Glukosa Gula glukosa merupakan karbohidrat terpenting. Dalam bentuk glukosalah massa karbohidrat diet di serap ke dalam aliran darah, atau dalam bentuk glukosalah karbohidrat di konversi di dalam hati, serta dari glukosalah semua bentuk karbohidrat lain dalam tubuh dapat dibentuk. Glukosa merupakan bahan bakar utama bagi jaringan mamalia (kecuali hewan pemamah biak) dan bahan bakar universal bagi janin. Unsur ini di ubah menjadi jenis karbohidrat lain yang mempunyai fungsi sangat spesifik (Mayes, 2010). Glukosa di metabolisme menjadi piruvat dan laktat di dalam semua sel mamalia melalui lintasan glikolisis. Glukosa merupakan substrat yang unik karena glikolisis dapat terjadi dalam keadaan anaerob, ketika produk akhir glukosa itu berupa laktat. Meskipun demikian, jaringan yang digunakan oksigen mampu memetabolisme piruvat menjadi asetil KoA yang dapat memasuki siklus asam sitrat menjadi CO 2 dan H2O dengan pelepasan energi bebas dalam bentuk ATP, pada proses fosforilasi oksidatif.

3. HbA1c HbA1c adalah komponen Hb yang terbentuk dari reaksi non-enzimatik antara glukosa dengan N terminal valin rantai b Hb A dengan ikatan almidin. Produk yang dihasilkan ini diubah melalui proses amadori menjadi ketoamin yang stabil dan ireversibel (Albert, et al., 1997). Metode pemeriksaan HbA1c adalah ion-exchange chromatography, HPLC (high performance liquid chromatography), Electroforesis, Immunoassay, Affinity chromatography, dan analisis kimiawi dengan kolorimetri (Peterson, et al., 1998). Umur panjang eritrosit (rata-rata 120 hari) memungkinkan HbA1c digunakan sebagai indeks dari kontrol glikemik selama dua sampai tiga bulan sebelumnya dan sebagai kecukupan pengobatan pada pasien diabetes (IFCC, 2008). Kinerja HbA1c mirip dengan glukosa puasa atau 2-h glukosa plasma (Tapp et al., 2008). Kadar HbA1c dapat dipengaruhi oleh berbagai jenis faktor genetik dan hematologi (Gallagher, 2009), Selain itu juga dapat di pengarui oleh haemoglobinopathies (tergantung pada metode assay yang digunakan), anemia tertentu, dan gangguan yang berhubungan dengan percepatan pergantian sel merah seperti malaria (Roberts et al., 2002). Nilai rujukan untuk Hba1c adalah sekitar 4-6 %, dan pada penderita DM yang diprediksi memiliki kerentanan terhadap terjadinya komplikasi adalah di atas 8 10%. Pada Rattus norvegicus pemeriksaan Hba1c minimal di lakukan selama 1 bulan.

4. Kulit buah Manggis (Garcinia Mangostan L) G. mangostana adalah buah yang di gemari di Indonesia. Kulit G. mangostana yang biasanya di buang ternyata dapat di kembangakn menjadi obat herbal. Kandungan kimia kulit G. mangostana sendiri antara lain adalah xhanton (antioksidan), mangostin, garsinon, flavonoid, dan tannin (anti oksidan yang dapat menghambat enzim seperti DNA topoisomerase, anti diare, hemostatik, anti hemoroid dan menghambat pertumbuhan tumor) (Soedibyo, 1998). Selain itu kulit G. mangostana juga mengandung senyawa mangostenol, mangostinon (menekan pembentukan senyawa karsinogen pada kolon), mangostinon ( memberikan proteksi terhadap serangan), trapezifoli xanton, tavofillin B, alfamangostin, batamangostin, garsinon B, dan epikatekin (Suksamsarn et al., 2003). Mangiferin adalah senyawa turunan dari xhanton yang mampu menurunkan kadar gula darah dan menurunkan resistensi insulin (Parawati, 2010). Mangiferin selain sebagai antioksidan juga sebagai anti diabetes dan berpotensi sebagai

hipolipidemik dalam tikus diabetes tipe 2. Oleh karena itu, mangiferin memiliki efek yang menguntungkan dalam pengelolaan diabetes tipe 2 dengan hiperlipidemia (Dineshkumar, 2010). Mangiferin menunjukkan aktivitas anti diabetes pada dosis 30mg/kg berat tubuh (p<0,01) (Geetha et al., 1997). Mangiferin berfungsi juga pada penurunan kadar FSB, TC, LDL, dan VLDL, selain itu mangiferin lebih efektif dalam menghambat alpha glukosidase bila dibandingkan dengan obat standar acarbose (IC 50 83,33 1.2g/ml) (Dineshkumar, 2010).

5. Hubungan Antioksidan pada Kulit G. mangostana dengan Diabetes Radikal bebas merupakan molekul yang tidak stabil karena kehilangan elektronnya. Untuk menjadi stabil, radikal bebas akan mengambil elektron dari molekul atau sel lain dalam tubuh manusia. Dan proses pengambilan elektron dari selsel tubuh manusia menyebabkan kerusakan sel sehingga memicu penyakit-penyakit generatif seperti kanker, diabetes, jantung koroner dan lainnya (Webb, 2006). Reaksi kimia anatara radikal bebas dan molekul dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan sel yang di sebut dengan stress oksidatif. Pada penderita diabetes biasanya mengalami stress oksidatif. Bahan diabetic seperti alloxan dapat menyebabkan stress oksidatif pada sel langehans (Halliwel, 1999). Komplikasi diabetes juga berkaitan dengan stress oksidatif khususnya pembentukan radikal bebas superoksida (Oberley, 1988). Sumber stress oksidatif pada diabetes diantaranya perpindahan keseimbangan reaksi redoks karena perubahan metabolisme karbohidrat dan lipid yang akan meningkatkan pembentukan ROS dari reaksi glikasi dan oksidasi lipid, sehingga menurunkan sistem pertahanan antioksidan diantaranya GSH (Halliwel, 1999). Antioksidan adalah molekul yang dapat dengan aman saling berhubungan dengan radikal bebas dan menangkal reaksi berantai sebelum molekul-molekul penting dirusakkan. Untuk melawan bahaya radikal bebas, tubuh telah

mempersiapkan penangkal melalui sistem antioksidan (Soobratte, 2005). Pemberian antioksidan berupa vitamin dapat juga mengurangi stress oksidatif pada penderita DM tipe 1 baik kronis maupun akut (Lee, 2002). Sebagian besar antioksidan dalam plasma dapat berkurang pada penderita DM tipe 2 di karenakan komplikasi diabetes diantaranya aterosklerosis dan penyakit jantung koroner (Tiwari, 2002). Pemberian antioksidan dan komponen senyawa polifenol menunjukan dapat menangkap radikal bebas, mengurangi stress oksidatif, menurunkan ekspresi TNF-. Senyawa fitokimia

ternyata mampu memanipulasi dengan berbagai mekanisme, sehingga dapat mengurangi komplikasi diabetes melalui pengurangan stress oksidatif, ROS dan TNF (Tiwari, 2002). Ekstrak kulit G. mangostana berpotensi sebagai antioksidan. (Moongkarndi et al., 2004). Setelah di lakukan penelitian tentang aktivitas antioksidan beberapa ekstrak kulit G. mangostana seperti ekstrak air, etanol 50 dan 95%, serta etil asetat, di dapatkan hasil bahwa semua ekstrak mempunyai potensi sebagai penangkal radikal bebas, dan ekstrak air dan etanol mempunyai potensi lebih besar. Berkaitan dengan aktivitas antioksidan tersebut, kedua ekstrak tersebut juga mampu menunjukkan aktivitas neuroprotektif pada sel NG108-15. Pada penelitian ini menggunakan metode penangkatapan radikal bebas 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (Weecharangsan et al., 2006).

H. METODE PENELITIAN 1. Variabel Penelitian a. Variabel bebas : dosis ekstrak kulit G. mangostana b. Variabel terikat : kadar glukosa darah dan HbA1c. c. Variabel terkendali : 1) Obyek penelitian adalah tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Spargue Dawley (umur 2 bulan dan berat 140-200 gram). 2) Faktor genetik menggunakan tikus satu galur yaitu dari galur Spargue Dawley dan proses pengambilan menggunakan randomisasi. 3) Kondisi pakan dan kandang sama. 2. Model yang digunakan Model penelitian ini adalah eksperimental terhadap hewan uji. 3. Alur jalannya penelitian a. Pembuatan ekstrak kulit G. mangostana Pembuatan ekstrak kulit G. mangostana di lakukan di laboratorium fito medicine. Kulit G. mangostana yang telah di kupas bersih, kemudian di potong kecil kecil dan di keringkan di udara terbuka. Selanjutnya, potongan kulit G. mangostana di giling dan di jadikan serbuk simplisia. Serbuk kulit G. mangostana di sari dengan penyari etanol 70% menggunakan metode maserasi yaitu dengan merendam serbuk simplisia dalam etanol 70% hingga 2cm dari permukaan serbuk simplisia selama 5 x 24 jam. Selama maserasi, sesekali serbuk di aduk agar penyarian

sempurna. Selanjutnya, serbuk di saring dan di ambil sarinya. Serbuk di remaserasi menggunakan penyari yang sama selama 3 hari. Filtrate di uapkan dengan rotary evaporator hingga menghasilkan ekstrak kental hingga beratnya konstan. b. Pengelompokan hewan uji Sebanyak 21 ekor tikus di timbang dan di bagi secara acak menjadi 3 kelompok yang masing masing terdiri dari 7 ekor, yaitu : kelompok I sebagai kontrol negatif (tanpa perlakuan), kelompok II sebagai kontrol positif (Glibenklamid), dan kelompok 3 di beri ekstrak kulit G. mangostana 0,216 mg/kgBB. c. Induksi Alloxan Alloxan di suntikan dengan dosis 25mg/200gr BB tikus. Alloxan dalam bentuk powder dilarutkan dalam aquades. Tiap 25mg Alloxan dilarutkan dalam 0,5 ml aquades. Alloxan di suntikan secara sub kutan pada tikus, dihitung dengan rumus BB tikus (gram) X 0,5 ml 200 (gram) d. Pemberian perlakuan ekstrak kulit G. mangostana Setelah di induksi aloxan tikus di beri perlakuan sesuai kelompoknya. Kelompok I dibiarkan tanpa perlakuan, kelompok II di beri glibenklamid 0,1

mg/kgBB/hari/tikus, dan kelompok 3 di beri ekstrak kulit G. mangostana 0,216 mg/kgBB/hari/tikus. Pemberian semua perlakuan di lakukan selama 1 sampai 2 bulan. e. Pengambilan data Pengambilan data di lakukan 3 kali. Sebelum di induksi aloxan, setelah di induksi aloxan, dan setelah 2 bulan pasca pemberian perlakuan. 4. Analisis Data Data yang di peroleh selanjutnya di masukan ke dalam rumus untuk menentukan kadar glukosa darah dan HbA1c. Kadar glukosa / Hba1c = A (sampel) A (blangko) X C (standar) mg % A (standar) A (blangko) 5. Cara Penafsiran dan Penyimpulan Hasil Penelitian Data yang di peroleh selanjutnya di analisis menggunakan seperangkat komputer dengan analisis one way ANOVA . Dan di lanjutkan dengan uji rata rata Duncan (Steel dan Torrie, 1980).

I.

JADWAL KEGIATAN Kegiatan penelitian ini direncanakan dalam waktu 3 bulan dengan perincian sebagai berikut : NO KEGIATAN BULAN kePENANGGUNG JAWAB 1 2 3 4 Persiapan alat & bahan penelitian Dody & Dila 1 Penyiapan subyek uji Putri & Dila 2 Dody & Putri 3 Pembuatan ekstrak kulit G. mangostana Dzikrina & Ayu 4 Induksi aloxan, uji ekstrak kulit G. mangostana Perlakuan ekstrak G. mangostana L Putri & Ayu 5 Pengambilan sampel darah Dzikrina & Dody 6 Dzikrina & Putri 7 Penghitungan kadar glukosa darah dan Hba1c Analisis hasil Ayu & Dila 8 Pembuatan laporan Ayu & Dody 9

J.

RANCANGAN BIAYA VOLUME HARGA SATUAN 14.000 35.000 1.000 50.000 50.000 45.000 300.000 135.000 5000 75.000 JUMLAH (RUPIAH) 700.000,735.000,30.000,100.000,100.000,45.000,300.000,135.000,600.000,75.000,2.820.000,50 bh 50 bh 15 bh 1s 1 buah 3000 3000 20.000 50.000 150.000,150.000,300.000,120.000,50.000,770.000,5 orang 50.000 250.000,250.000,TOTAL (RUPIAH)

NAMA KOMPONEN Bahan Habis Pakai Buah Manggis Tikus usia 2 bulan Glibenklamid Masker Gloves sarung tangan Kapas steril Alloxan Antikoagulan EDTA Pakan tikus (kapasitas 3 bulan) Sekam Total Peralatan Penunjang Spuit injeksi 1 cc Pot darah Kandang hewan tikus Kawat strimin Toples besar Total Perjalanan Biaya perjalanan Total

50 kg 21 ekor 30x5 mg 2 dos 2 dos 200 gram 1 gram 1 dos 120 kg 1 karung

10

NAMA KOMPONEN

VOLUME

HARGA SATUAN 20.000 126.000 500.000

JUMLAH (RUPIAH) 900.000,3.780.000,2.000.000,100.000,-

TOTAL (RUPIAH)

Biaya Pemeriksaan dan lain lain Penghitungan Kadar 45 kali Glukosa Penghitungan Kadar 30 kali Hba1c Biaya Lab 4 bulan Dokumentasi Total Ekstraksi biaya ekstraksi satu paket Total Administrasi Buku rekap harian 1 buah Pembuatan Laporan akhir dan penjilitan Publikasi ilmiah Total JUMLAH TOTAL K. DAFTAR PUSTAKA

6.780.000,500.000 500.000,500.000,15.000 200.000 200.000 15.000,200.000,200.000,415.000,11.535.000,-

Alberti K.G.M.N., Zimmet P., DeFronzo R.A., 1997 International Textbook of Diabetes Mellitus, Second Edition, John Wiley & Sons Ltd., England :1027-1074 Andriani, R., 2009, Penderita Diabetes Indonesia Peringkat 4 Dunia, Info Diabetes, www.muslim-indonesia.com. Dalimartha, S., 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia jilid 2. Jakarta: Penebar Swadaya. Dineshkumar., 2010. International Journal of Advances in Pharmaceutical Sciences 1 75-85 Dods R.F., 1996. Diabetes Mellitus, In Clinical Chemistry: Theory, Analysis, Correlation, Eds, Kaplan L.A, Pesce A.J, 3rd Edition, Mosby Inc, USA :613-640 Foster D.W., 1998. Diabetes Mellitus, In Harrisons Principles of Internal Medicine, Eds Fauci, Braunwald, Isselbacher, 14th Edition, McGraw-Hill Companies, USA :623-75 Garvey WT, Maianu L, Zhu JH, Brechtel-Hook G, Wallace P, Baron AD., 1998. Evidence for Defects in the Trafficking and Translocation of GLUT4 Glucose Transporters in Skeletal Muscle as a Cause of Human Insulin Resistance. The Journal of Clinical Investigation ; Volume 101, Number 11, 23772386. Geetha G, B. Banumathi, dan G. Suresh. 1997. Evaluation of Antifungal Activity of Natural Xanthones from Garcinia mangostana and Their Synthetic Derivatives. Journal Nat. Prod., Vol. 60, 519-524. Centre for Agrochemical Research, SPIC Science Foundation, Madras, India. Hallwell, B, J.M.C Gutteridge., 1999. Free Radicals in Biology and Medicine.Oxford University Press. New York ;639-45. Harjasaputra, S.L., G. Budipranoto, S.U. Sembiring dan H.I. Kamil., 2002. DOI, (Daftar Obat Indonesia). Edisi 10. Penerbit Grafidian Press. Jakarta. IFCC Standardization of HbA1c. Available from: http://www.ngsp.org/prog/IFCCstd.pdf [last accessed on 2008 Dec 22] Jung HA, Su BN, Keller WJ, Mehta RG, Kinghorn AD., 2006, Antioxidant xanthones from

11

the pericarp of Garcinia mangostana (Mangosteen), J Agric Food Chem.,54(6):20772082. Lee, D.M., 2002. Issue 122 item 9Antioxidane Vitamins Helpful in Diabetic Ketoacidosis Treatment, Mayes, Peter A, Murray, Robert K, dan Rodwell Victor W., 2003. Biokimia Harper edisi 25.EGC : Jakarata Moongkarndi P, Kosem N, Kaslungka S, Luanratana O, Pongpan N, Neungton N., 2004, Antiproliferation, antioxidation and induction of apoptosis by Garcinia mangostana (mangosteen) on SKBR3 human breast cancer cell line, J Ethnopharmacol., 90(1):161-166. Oberley, LW., 1988. Free Radicals and Diabetes. Free Radic Biol Med ; 5(2) :113-24 Paramawati, R., 2010. Dahsyatnya Manggis untuk Menumpas Penyakit. Jakarta : Agromedia Pustaka Peterson, K.P., Pavlovich J.G., Goldstein D., 1998. What is Hemoglobin A1c? An Analysis of Glycated Hemoglobins by Electrospray Ioni-zation Mass Spectrometry, Clinical Chemistry, 44:9:1951-1958 Roberts WL, De BK , Brown D., 2002. Effect of hemoglobin C and S traits on eight glycohemoglobin methods. Clin Chem, 48 : 383-385 Sacks D.B., 2001. Carbohydrates, In Tietz Fundamentals of Clinical Chemistry, Eds Burtis C.A, Ashwood E.R, 5th Edition, W.B. Saunders Company, USA : 427-461 Shaw JE, Sicree RA, Zimmet PZ., 2010. Global Estimates of The Prevalence of Diabetes for 2010 and 2030. Diabetes Research And Clinical Practice; 87, pp.4-14. Shulman GI. Cellular Mechanisms of Insulin Resistance. The Journal of Clinical Investigation; 2000; Volume 106, Number 2. Suksamrarn, Sunit., 2001. Xanthones from the Green Fruit Hulls of Garcinia mangostana. Departement of Chemistry, Ramkhamhaeng, Bangkok, Thailand. Suksamrarn S,Suwannapoch N, Phakhodee W, Thanuhiranlert J, Ratananukul P, Chimnoi N, Suksamrarn A., 2003 , Antymycobacterial activity of prenylated xanthones from the fruits of Garcinia mangostana, Chem Pharm Bull (Tokyo)., 51(7):857-859. Soedibyo, M.,1998,Alam Sumber Kesehatan,Balai Pustaka,Jakarta,pp 257-258 Soobrattee MA., 2005. Phenolic as potential antioxidant therapeutic agents: mechanism and actions. Mutation Research. 579: 200-13. Tabaei B.P., Al-Kassab A.S., Ilag L.L., 2001. Does Microalbuminuria Predict Diabetic Nephropathy?, Diabetes Care, 24:9 :1560-1566 Tiwari, A.K, J.M Rao., 2002. Diabetes Mellitus and Multiple Therapeutic Approaches of Phytochemicale : Present Status and Future Prospect. Current Science, vol 83,1 (3038) Tjay, T.H. dan K. Rahardja., 2002. Obat-Obat Penting, Berkhasiat, Penggunaan dan Efekefek Sampingnya. Edisi-5. Penerbit PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta. Tapp RJ, Tikellis G, Wong TY., 2008. Longitudinan assosiation of glucose metabolism with retinophaty : result from the Australian Diabetes Obesity and Lifestyle (AusDiab) study. Diabetes Care, 31 : 1349-1354 Webb GP., 2006. Dietary suplements & functional foods. Australia: Blackwell Publising Ltd. Gallagher EJ, Blomgarden ZT, Le Roith D., 2009. Review of Hemoglobin A1c in the Management of Diabetes. Journal of Diabetes, 1:9-17 Weecharangsan W,Opanapsit P, Sukma M, Ngawirhunpat T , Sothanapun U, Siripong P.,2006, Antioxidative and neuroprotective activities of extracts from the fruit hull of mangosteen (Garcinia mangostana Linn.), Med Princ Pract., 15(4):281-287

Вам также может понравиться