Вы находитесь на странице: 1из 13

HIPOSPADIA

Definisi Hipospadia adalah suatu kelainan kongenital dimana meatus eksternus terletak pada posterior penis. Merupakan salah satu dari kelainan kongenital paling sering pada genitalia laki-laki, terjadi pada salah satu dalam 350 kelahiran laki-laki. Hal ini dapat dikaitkan dengan kelainan kongenital lain seperti anomali ginjal, undesensus testikulorum dan penyakit genetik seperti sindroma klinefelter. Terdapat berbagai derajat kelainan, tergantung pada posisi meatus uretra. Hal ini mungkin pada glans (hipospadia glanduler), pada korona (hipospadia koronal), pada batang (hipospadia penis), pada sambungan batang dan skrotum (hipospadia penoskrotal) dan pada perineum (hipospadia perineal). Penis biasanya bengkok kebawah yang lebih nyata pada keadaan ereksi.

Etiologi Penyebab secara jelas dari hipospadia belum diketahui, namun diduga terjadi kesalahan pada trimester 1 yaitu pembentukan embrionik sekitar minggu ke 6-8. Para ahli menyetakan penyebab hipospadia dari berbagai faktor yaitu genetik dan non genetik. Genetik Nongenetik Faktor lingkungan tidak dianggap sebagai faktor yang menentukan atau yang paling mempengaruhi. Hal tersebut antara lain karena usia marital atau keadaan pada saat konsepsi. Di luar banyak pakar kesehatan menganggap bahwa insidensi tertinggi hipospadia terjadi pada konsepsi pada musim gugur. Analisis lain menyatakan bahwa insidensi hipospadia meningkat pada tingkat sosial ekonomi yang rendah serta usia orang tua yang masih muda saat melakukan konsepsi. Progestin serta substansi androgen lain juga diduga berkaitan dengan insidensi hipospadia. Ada juga hubungan antara hipospadia dengan penggunaan antikonvulsan pada ibu hamil (termasuk thalidomide). Ada hubungan yang kuat juga dengan rubella pada ibu hamil serta diabetes.

Gambaran klinik Kondisi ini mudah dikenal saat lahir. Aliran urin dapat membengkok kearah bawah atau menyebar dan mengalir kembali sepanjang batang penis. Anak dengan hipospadia penoskrotal atau perineal akan berkemih dengan posisi duduk. Sedangkan pada hipospadia glanduler atau koronal anak akan mampu berkemih berdiri dengan sedikit mengangkat penis keatas.

Prinsip terapi dan managemen perawatan Pada hampir semua perbaikan preputium diperlukan sumber kulit ekstra, karena itu tidak dilakukan sirkumsisi pada neonatus: 1. koreksi bedah ini harus dilakukan sebelum anak mulai sekolah untuk menghindarkan masalah sosial dan emosional. Tujuan terapi adalah membentuk penyesuaian dan panjang uretra adekuat, membuka pada ujung dari glans; untuk memberikan orifisium yang tidak tersumbat yang diarahakan kedepan untuk mencegah penyebaran dan memberikan penis yang cukup lurus untuk memungkinkan hubungan seksual. Koreksi dari deformitas biasanya dilakukan dalam 2 stadium. Pembedahan pertama dilakukan jika anak berumur tiga tahun untuk mengkoreksi korde (kordektomi). Dengan tujuan meluruskan penis dan menyiapkan jalan untuk uretroplasti. Operasi kedua dilakukan beberapa bulan kemudian untuk membawa orifisium sedekat mungkin pada ujung glans (uretroplasti). Ini memerlukan diversi dari aliran urin, biasanya melalui uretrostomi yang dibuat sementara pada perimeun, melalui uretrostomi yang dibuat sementara pada perineum, melalui uretrostomi foley keteter diinsersikan kedalam kandung kemih. Hal ini memungkinkan penyembuhan luka. Kulit penis dibalik kedalam untuk membentuk tuba urinarius yang baru. 2. 3. Persiapan pra bedah Penatalaksanaan pasca bedah

Anak harus dalam tirah baring hingga kateter diangkat. Harus berhati-hati agar anak tidak menarik kateter. Kemungkinan diperlukan penahan tetapi sedapat mungkin hal ini dihindarkan. Baik luka penis dan tempat luka donor dijaga tetap bersih dan kering. Swab harus diambil bila dicurigai adanya infeksi Perawatan kateter Pemeriksaan urin untuk memeriksa kandungan bakteri

Masukan cairan yang adekuat untuk mempertahankan aliran ginjal dan mengencerkan toksin Pengangkatan jahitan kulit setelah 5-7 hari Anak dipulangkan segera setelah kateter diangkat dan dapat berkemih dengan baik.

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

PRE-OP: 1. cemas b/d krisis situasional INTERVENSI Membangun hubungan saling percaya RASIONAL Memudahkan perawat menggali perasaan dan kecemasan klien Memberikan ketenangan: Tinggal bersama klien Berbicara dengan suara lembut dan tenang Bersikap empati Menyakinkan bahwa setiap orang berhak Agar klien tidak merasa tertekan untuk merasa takut atau ragu-ragu Mengkaji hal-hal yang dapat menurunkan Membantu perawat menentukan intervensi kecemasan Melakukan teknik distraksi yang tepat Untuk membantu mengalihkan perhatian Ketenangan dan suasana nyaman akan menurunkan kecemasan

2.

Kurang pengetahuan akan prosedur operasi b/d kurangnya informasi INTERVENSI RASIONAL

Mengkaji tingkat pengetahuan klien dan Menentukan intervensi yang akan diberikan keluarga Menjelaskan dengan bahasa sederhana Mengkaji ulang hal-hal yang masih belum jelas Menilai kembali tingkat pengetahuan klien dan keluarga Meningkatkan pemahaman

Mengklarifikasi anggapan yang kurang Meluruskan informasi tepat Memberikan tambahan pengetahuan Untuk memperjelas informasi

dengan poster, gambar atau leaflet

POST-OP: 1. nyeri b/d luka pembedahan INTERVENSI Mengkaji tingkat nyeri Mengajarkan teknik nafas dalam RASIONAL Menentukan teknik intervensi Menurunkan nyeri

Mengkaji hal yang biasa dilakukan untuk Membantu intervensi mengatasi nyeri Melakukan teknik distraksi Untuk pengalih perhatian

Memberikan kesempatan pada klien untuk Membagi perasaan dapat menurunkan stres mengungkapkan perasaannya Kolaborasi pemberian analgesik Penurun nyeri

Mengobservasi keefektifan analgesik thd Menilai seberapa jauh penurunan nyeri klien

2.

resiko infeksi b/d luka pembedahan INTERVENSI Mengkaji TTV Mengamati manfestasi klinis infeksi RASIONAL Indikasi adanya gangguan Deteksi dini dan melakukan penanganan awal secepatnya Kolaborasi pemberian antibiotika Mencegah terjadinya infeksi mikroorganisme yang

Mengajarkan pada klien dan klg untuk Meminimalkan menjaga kebersihan Melakukan perawatan luka dengan prinsip steril

masuk ke tubuh klien

Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan klien

FORMAT PENGKAJIAN ====================================================== I. IDENTITAS DATA Nama TTL Usia Nama Ayah Pendidkan Pekerjaan Alamat No. RM Tgl masuk : An T.R : Bantul, 1 Januari 1993 : 11 tahun : Samijan : tidak sekolah : petani Nama Ibu : Sudiyah : SD (tidak tamat)

Pendidikan Pekerjaan

: Petani

: Gluntung lor RT 1/3 Caturharjo, pandak, Bantul : 01-09-97-44 : 17 Januari 2004

Tgl pengkajian : 19 Januari 2004

II. KELUHAN UTAMA Klien mengeluh posisi penisnya melengkung, kencing dari lubang bawah, sering menetes atau merembes

III. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN 1. prenatal : ibu jarang memeriksakan kehamilannya, pada bulan pertama tidak menyadari

kehamilannya. Tidak pernah sakit dan tidak pernah mengkonsumsi obat selama hamil 2. intranatal : persalinan spontan normal dengan bantuan dukun, lahir normal cukup bulan dan

langsung menangis. BBL 3200 kg 3. postnatal : klien tidak mengalami masalah dengan kesehatan pada masa neonatal, tidak ada

riwayat penyakit berat yang menyebabkan klien harus dirawat di RS

IV. RIWAYAT MASA LAMPAU

1. penyakit waktu kecil

: tidak pernah sakit berat, hanya batuk dan pilek biasa. Kontrol

kesehatan dipuskesmas, kadang beli obat di warung. 2. pernah dirawat : 9 bulan yang lalu orchidopeksi di RSS, menginap selama 16 hari 3. obat-obat yg digunakan : -

4. tindakan (operasi) : 9 bulan yang lalu orchidopeksi di RSS, menginap selama 16 hari 5. Alergi 6. Kecelakaan 7. imunisasi : : pernah jatuh dari sepeda namun hanya luka lecet biasa : lengkap : DPT, Polio, BCG, Campak

V. RIWAYAT KELUARGA(Genogram) Ket: : laki-laki : perempuan : meninggal : klien : serumah

VI RIWAYAT SOSIAL 1. yang mengasuh : ibu : baik, cukup akrab dengan adik dan kaka

2. hub. Dg anggota klg 3. hub. Dg teman

: baik, mudah akrab dengan teman sebaya

4. pembawaan umum : aktif, ceria dan mudah akrab 5. lingkungan rumah : rumah tipe gubuk dengan 2 kamar, lantai dari tanah, ventilasi 2, Kamar mandi terpisah dari banggunan utama, sumber air dari sumur

VII. KEBUTUHAN DASAR 1. Makanan yang disukai : ibu mengatakan klien tidak mempunyai kesulitan untuk makan, selera makan baik. Jatah RS selalu habis kadang masih kurang 2. Pola tidur : klien tidur jam 8/9 malam dan bangun jam 6 pagi. Tidak pernah tidur siang 3. Mandi : 2 x/hari, mampu mandi sendiri : bersama teman-teman, bermain sepak bola dan kelereng : BAB : 1x/hari, kadang siang kadang sore

4. aktivitas bermain 5. eliminasi

selama di RS baru 1x BAK : 4-5x/hari, namun sering menetes atau merembes

VIII. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI 1. Diagnosa Medis 2. Tindakan operasi : hipospadia tipe penoscrotal : post orchidopeksi 9 bln yang lalu pro kordektomi (jadwal hari jumat, 23 januari 2004) 3. Status nutris 4. status caira 5. obat 6. aktivitas : baik, pola makan baik, BB 25 kg : baik, klien minum 8 gelas perhari (@ 100 cc) : : aktif, bergerak tanpa kesulitan : -

7. tindakan keperawatan 8. hasil lab.

: 19 januari 2004 Na (serum) K (serum) Cl (serum) TP Alb : : : : : 140 3,8 105 7,66 4

IX.

PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan umum Anak terlihat aktif, bergerak tanpa kesulitan Suhu : 36,5 C Nadi : 110x/menit Pernapasan : 30x/menit Tekanan darah : 120/80 mmHg Berat : 25 Kg TB : 120 cm 2. Integumen kulit : hangat, agak kering pada tangan dan kak, elastis, tidak ada edema membran mukosa : kemerahan, agak kering

bantalan kuku : merah muda, tekstur tegas, tidak clubbing rambut dan kuku : rambut bersih, lembut, kulit kepala bersih, tidak ada lesi 3. kepala dan leher kepala : normosefalik, LK : 50 cm leher : ROM penuh, simetris, trakea di garis tengah, tiroid tidak teraba. 4. telinga Tidak ada lesi, saluran bersih dan bebas dari serumen, tidak ada masalah dengan pendengaran. 5. 6. mata :kongjungtiva bening, sklera bening muka hidung dan rongga mulut muka, hidung dan gerakan muka : simetris, anak mudah tersenyum , tidak ada nyeri pada palpasi pipi dan area di atas alis mata rongga mulut : bibir kering, agak pecah-pecah, tidak ada lesi gusi : tidak ada edema atau bengkak gigi : bersih 7. Dada dan paru-paru Dada oval, simetris, tidak tertarik ke dalam, Pernafasan diafragmatik 8. Sistem vasikuler :Jantung : normal Sistem vaskuler : nadi radialis dan perifer sama, teratur dan kuat 9. abdomen simetris, tidak teraba adanya tonjolan atau massa, tidak ada hernia 10. sistem genitourinaria hipospadia penoskrotal, ada refleks BAK, namun ada rembesan sehingga celana sering basah karena urin (inkontinensia refleks) 11. sistem muskuloskeletal perkembangan otot dan massa normal sesuai umur, gerakan simetris, cara berjalan normal, jarijari lengkap, persendian tidak ada nyeri tekan, tidak bengkak, ROM penuh

ANALISA DATA DATA DO: ETIOLOGI Kurangnya MASALAH Kurang pengetahuan

Ibu menanyakan apa yang perlu dipersiapkan informasi;

menjelang operasi

keterbatasan

Ibu tidak tahu ketika ditanya prosedur yang kognitif perlu dilakukan setelah operasi DO: Celana klien selalu basah Inkontinensia DS: Ibu mengatakan celana klien memang selalu basah Klien mengaku merasakan adanya sensasi berkemih, namun tidak merasakan adanya rembesan Inkontinensia Resiko gangguan

integritas kulit

DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi; ketebatasan kognitif Tujuan: Setelah dilakukan pembelajaran atau penyuluhan selama 2x15 menit, pemahaman klien dan keluarga mengenai prosedur peroperatif hipospadia akan bertambah. Kriteria Evaluasi: Klien dan keluarga dapat menyebutkan hal-hal yang perlu dilakukan sebelum operasi Klien dan keluarga dapat menyebutkan hal-hal yang perlu dilakukan setelah operasi Klien dan keluarga dapat menyebutkan perawatan pada luka operasi 2. Resiko gangguan integritas kulit b/d inkontinensia Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x10 menit, pemahaman klien tentang faktor resiko meningkat, sehingga tidak terjadi gangguan integritas kulit. Kriteria Evaluasi: Klien dan keluarga memahami penyebab gangguan integritas kulit Klien dan keluarga dapat memahami manifestasi klinis gangguan integritas kulit Klien dan keluarga dapat memahani cara mencegah terjadinya gangguan integritas kulit

CATATAN PERKEMBANGAN No. dx 1. Tgl/jam 20-01-2004 10.00 INTERVENSI EVALUASI S: keluarga mengatak memahami

Mengkaji tingkat pengetahuan orang belum tua tentang prosedur perioperative klien dan klg

sepenuhnya mengenai

lupa prosedur operasi keluarga blm dpt

mengenai prosedur op. 9 bln yang O: lalu Melakukan mengenai hipospadia Mengevaluasi kesehatan 21-01-2004 18.00 proses pendidikan pendidikan prosedur

menyebutkan prosedur pre kesehatan dan post op operasi A: masalah blm teratasi P: lanjutkan intervensi

S: keluarga menyatakan mengenai

Mengkaji keefektifan pengetahuan mengerti

tentang prosedur perioperative yang prosedur perioperative telah diberikan kemarin Melakukan sesuai SAP pendidikan O: keluarga dapat

kesehatan menyebutkan prosedur pre dan post op A: masalah teratasi

sebagian P: lanjutkan intervensi 22-01-2004 09.00 S: klien dan klg

Mengingatkan klien dan keluarga menyatakan mengenai prosedur perioperative Mengkaji keefektifan penkes akan perioperative

pemahaman prosedur

Menanyakan pada klien dan klg O: klien dan klg dapat tentang hal-hal yang dirasa masih menyebutkan belum jelas tindakan

perioperative dan tindakan

21.00

Mengingatkan

kembali

akan perawatan post-op A: masalah teratasi

informasi yang telah diberikan

Menkaji keefektifan penkes yang P: hentikan intervensi telah diberikan 2. 20-01-2004 10.00 Mengamati adanya S: ibu mengatakan tidak manifestasi mengerti mengenai faktor resiko klien blm dapt

gangguan interitas kulit

ada kemerahan, tidak ada lesi, bau O: urine menyengat Mengkaji dilakukan hal-hal yang

menyebutkan faktor resiko biasa gangguan integritas kulit untuk yang mungkin dialami A: masalah belum teratasi

dirumah

menangani masalah inkontinensia klien dan keluarga

tidak P: lanjutkan intervensi

menganggap hal tersebut sebagai masalah, sekolah klien dalam sering keadaan pulang celana

basah, sehingga berbau Keluarga mengatakan klien berganti celana 2x sehari, ketika mandi saja Memberikan penjelasan mengenai pentingnya area perineal Menganjurkan klien untuk segera mengganti celana bila basah Menganjurkan klien untuk melapisi celana mencegah celana 21-01-2004 17.00 Mengamati manifestasi S: klg menyatakan mengenai dengan kain di untuk kain menjaga kebersihan

perembesan

klinis pemahaman

kerusakan integritas kulit di area pentingnya perawatan area

perineal ada kemerahan, tidak ada lesi Menganjurkan anak

perineal O: klien dan klg dapat

untuk menyebutkan tanda-tanda

membersihkan area perineal lebih klinis kerusakan integritas sering, menggunakan sabun dan kulit mengeringkan dengan handuk Mengajarkan mengenai pada tanda-tanda Klien terlihat lebih sering

keluarga berganti celana klinis A: masalah teratasi tap faktor resiko masih ada P: lanjutkan penkes

kerusakan integritas kulit

22-01-2004 09.00 Mengkaji manifestasi

S:

klien

dan

klg

klinis memahami faktor resiko dan pencegahan terjadinya untuk gangguan integritas kulit buruk O: klien dan klg dapat menyebutkan menifestasi

kerusakan integritas kulit Menganjurkan meminimalkan klg efek

inkontinensia pada lingkungan menganjurkan ibu

untuk klinis gangguan integritas

memberikan alas dengan plastik kulit, menyebutkan faktor pada tempat tidur klien untuk resiko dan pencegahannya menghindarkan rembesan di kasur mengkaji keluarga ulang mengenai A: masalah teratasi, faktor

pengetahuan resiko masih ada manifestasi P: lanjutkan intervensi PK inkontinensia urin

klinis gangguan integritas kulit

PERSIAPAN PREOPERASI Tgl 22 januari 2004 Jam 21.00 Menginstruksikan klien untuk berpuasa Mengingatkan klien untuk beristirahat

Menyiapkan berkas-berkas preoperasi 23 januari 2004 jam 05.00 Menyiapkan informed consent

Вам также может понравиться