Вы находитесь на странице: 1из 6

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

DESTILASI UAP

Jumat, 11 April 2014

Disusun Oleh : Rizky Dayu Utami 1112016200070

Kelompok 4: Kiki Sukirman Yeni Setiartini Petri Wahyusari

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

I.

ABSTRAK Tujuan dari praktikum ini yaitu mempelajari proses pembuatan minyak atsiri dari bunga mawar dengan menggunakan metode destilasi uap. Destilasi adalah pemisahan campuran zat cair, disebut juga penyulingan yaitu suatu proses penguapan yang diikuti dengan pengembunan. Mawar (Rosa hybrida L.) merupakan tanaman suku Rosaceae dengan kandungan minyak atsiri terkenal harum dan spesifik aromanya. Setelah melalui rangkaian proses didapat suhu awal tetesan air mawar yaitu pada saat suhu 94C, suhu pada tetesan akhir yaitu 96C dan massa minyak asiri yang dihasilkan itu 6, 46 gram.

II. PENDAHULUAN Destilasi adalah pemisahan campuran zat cair, disebut juga penyulingan yaitu suatu proses penguapan yang diikuti dengan pengembunan. Destilasi dilakukan untuk memisahkan suatu cairan dari campurannya, misalnya

pengolahan air tawar dari air laut (Asep, dkk., 2007). Suatu cairan dapat diuapkan dengan berbagai cara. Yang paling mudah memang mendidihkannya sampai semua menguap dan komposisi akhirnya akan sama dengan cairan awalnya. Sudah jelas bahwa campuran mendidih pada kisaran suhu, tidak pada satu suhu Tb sebagaimana pada cairan murni. Alternatifnya, jinak pendidihan dihentikan di tengah jalan, fraksi uap hasil dapat dikumpulkan dan diuapkan lagi (Oxtoby, 2001). Mawar (Rosa hybrida L.) merupakan tanaman suku Rosaceae dengan kandungan minyak atsiri terkenal harum dan spesifik aromanya serta banyak dimanfaatkan di industri khususnya parfum, selain juga sebagai antiseptik. Standar kualitas minyak mawar selama ini ditetapkan berdasarkan kandungan geraniol dan citronellol, masing-masing dengan kadar variatif menurut beberapa referensi. Kedua komponen minyak atsiri tersebut berperanan penting dalam menentukan derajat aroma minyak bunga mawar (Ribkahwati,dkk). Minyak atsiri merupakan salah satu bahan ekspor non migas andalan Indonesia. Namun harga senyawa turunan minyak atsiri yang diimpor ke Indonesia jauh lebih mahal daripada harga minyak atsiri yang dieskpor. Untuk

mengatasi permasalahan tersebut pemerintah telah menetapkan penelitian bidang minyak atsiri merupakan topik penelitian unggulan saat ini. Minyak daun cengkeh, minyak sereh, minyak terpentin, minyak permen, minyak nilam, dan minyak akar wangi merupakan beberapa contoh minyak atsiri yang biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Minyak atsiri awalnya digunakan sebagai bahan pewangi, parfum, obat-obatan, dan bahan aroma makanan. Dalam perkembangan sekarang hasil sintesis senyawa turunanan minyak atsiri dapat digunakan sebagai feromon, aditif biodisel, antioksidan, polimer, aromaterapi, penjerap logam, sun screen block dan banyak lagi kegunaan lainnya (Asep).

III. ALAT, BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM Penelitian dilaksanakan pada Jumat, 11 April 2014 di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah neraca Ohauss, spatula, labu erlenmeyer, pipet tetes, labu didih (dasar datar), labu bulat destilasi, termometer, kondensor, statif, klem, kaki tiga, kawat kassa, karet penutup, selang, dan gelas ukur. Bahan yang digunakan adalah batu didih, bunga mawar, korel, tisu, solatip, vaselin, dan air.

Destilasi Uap Merangkai alat distilasi uap. Gunakan labu dasar datar 250 mL sebagai pembangkit uap dan labu alas bulat 250 mL sebagai labu distilasi dalam kondensor (pendingin Leibig) yang panjangnya 60-70 cm, kemudian tutup dan eratkan semua alat. Masukkan air dan batu didih ke dalam labu dasar datar, masukkan juga kelopak mawar hingga memenuhi labu bulat distilasi hingga leher labu. Memanaskankan labu pembangkit uap perlahan sampai mendidih dan kemudian menggunakan api besar sehingga uap ke dalam botol berisi zat

sampel. Catat suhu ketika tetesan pertama ekstrak bunga mawar dan terkesan terakhir ekstrak bunga mawar. Mengamati proses pemurnian yang terjadi pada ekstrak bunga mawar. Menghentikan distilasi ketika semua sampel telah menguap dan menimbang hasil ekstrak bunga mawar.

IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan Massa labu destilasi kosong Massa labu destilasi + mawar Massa mawar Suhu tetesan pertama Suhu tetesan terakhir Massa labu erlenmeyer kosong Massa labu erlenmeyer + filtrat Massa filtrat 146, 76 gram 169, 90 gram 23, 14 gram 94 C 96 C 98, 8 gram 105, 26 gram 6, 46 gram

Pembahasan Pada praktikum kali ini dilakukan proses distilasi uap bunga mawar yang menghasilakan minyak asiri. Pada prinsipnya pemisahan dalam suatu proses destilasi terjadi karena penguapan salah satu komponen dari campuran, artinya dengan cara mengubah bagian-bagian yang sama dari keadaan cair menjadi berbentuk uap. Destilasi yang digunakan pada praktikum ini yaitu distilasi uap. Destilasi uap ini bertujuan untuk mendapatkan minyak dari bunga mawar. Mawar (Rosa hybrida L.) merupakan tanaman suku Rosaceae dengan kandungan minyak atsiri terkenal harum dan spesifik aromanya serta banyak dimanfaatkan di industri khususnya parfum, selain juga sebagai antiseptik. Standar kualitas minyak mawar selama ini ditetapkan berdasarkan kandungan geraniol dan citronellol, masing-masing dengan kadar variatif menurut beberapa referensi. Kedua komponen minyak atsiri tersebut berperanan penting

dalam menentukan derajat aroma minyak bunga mawar. Minyak atsiri atau yang disebut juga dengan essential oils, etherial oils atau volatile oils adalah komoditi ekstrak alami dari jenis tumbuhan yang berasal dari daun, bunga, kayu, biji-bijian bahkan putik bunga. Ciri-ciri dari minyak atsiri yaitu memiliki bau dan umumnya tidak berwarna. Percobaaan destilasi uap ini dilakukan pemisahan secara penguapan untuk mengekstrak bunga mawar menjadi minyak atsiri. Bunga mawar yang digunakan bermassa 23,14 gram berwarna merah, setelah selesai proses destilasi, bunga mawar yang terdapat pada labu destilasi menjadi layu dan menghasilkan minyak atsiri. Suhu awal tetesan air mawar saat proses destilasi yaitu 94C sedangkan setelah selesai proses destilasi tetesan akhir pada suhu 96C dari 23,14 gram mawar yang digunakan didapat hasil minyak atsiri sebanyak 6,46 gram.

V. KESIMPULAN Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu: 1. Destilasi adalah pemisahan campuran zat cair, disebut juga penyulingan yaitu suatu proses penguapan yang diikuti dengan pengembunan. 2. Untuk mengekstrak bunga mawar dapat digunakan destilasi uap. 3. Suhu proses distilasi saat tetesan pertama yaitu 94C dan tetesan akhir pada suhu 96C. 4. Dari 23,14 gram mawar yang digunakan didapat hasil minyak atsiri sebanyak 6,46 gram.

VI. REFERENSI Asep, dkk. 2007. KONSEP DASAR KIMIA UNTUK SD. Bandung: UPI PRESS. Oxtoby. 2001. KIMIA MODERN JILID 1. Jakarta: Erlangga. Ribkahwati, dkk. PROFIL MINYAK ATSIRI MAHKOTA BUNGA MAWAR. http://www.researchgate.net/profile/Hery_Purnobasuki/publication/25123729 2_PROFIL_MINYAK_ATSIRI_MAHKOTA_BUNGA_MAWAR_(Rosa_hy

brida_L.)/file/60b7d51ef9e642e65e.pdf Diakses pada 16 April 2014 pukul 00.55 WIB. Asep. MINYAK ATSIRI SEBAGAI TEACHING MATERIAL DALAM PROSES
PEMBELAJARAN KIMIA.

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/19630509198703 1R._ASEP_KADAROHMAN/Minyak_Atsiri_Sebagai_Teaching_Material_ Dalam_Pembelajaran_Kimia.pdf Diakses pada 16 April 2014 pukul 00.59 WIB.

Вам также может понравиться