Вы находитесь на странице: 1из 14

MODEL HIDROLOGI A.

MODEL SIMULASI HIDROLOGI Model merupakan representasi atau gambaran tentang sistem (systems), obyek atau benda (objects) dan kejadian (events). Representasi tersebut dinyatakan dalam bentuk sederhana yang dapat dipergunakan untuk berbagai macam tujuan penelitian. Penyederhanaan dilakukan secara representatif terhadap perilaku proses yang relevan dari keadaan sebenarnya. Pembentukan model dan menerapkan model dalam percobaan merupakan bentukan dari simulasi (Dent and nderson !"#!). Menurut $illel (!"##), model simulasi merupakan teknik numerik dari percobaan hipotetik dari suatu gejala atau sistem dinamis dan dinyatakan secara kuantitatif. Penggunaan model sebagai usaha untuk memahami suatu sistem yang rumit merupakan teknik pengkajian yang lebih sederhana dibandingkan jika melalui keadaan sebenarnya. Model ini dapat digunakan untuk menduga dan menerangkan gejala% gejala dalam suatu sistem secara tepat (&asution dan 'ari(i !")*). Model yang dibentuk berdasarkan peramalan terhadap sistem belum dapat dipastikan akan menghasilkan peamalan yang tepat terhadap perilaku sistem yang sejenis. Model simulasi hidrologi dapat diklasifikasikan berdasarkan luas kisaran karakteristiknya. +ntuk analisis D ,, model hidrologi diklasifikasikan ke dalam lumped parameter versus distributed parameter, event versus continous, dan stochastic versus deterministic. MODEL HIDROLOGI DAS 2 'rooks et al. (!")#), Model hidrologi merupakan gambaran sederhana dari suatu sistem hidrologi yang aktual. Model hidrologi biasanya dibuat untuk mempelajari fungsi dan respon suatu D , dari berbagai masukan D ,. Melalui model hidrologi dapat dipelajari kejadian%kejadian hidrologi yang pada gilirannya dapat digunakan untuk memprediksi kejadian hidrologi yang akan terjadi. $arto (!""-), model hidrologi adalah sebuah sajian sederhana (simple representation) dari sebuah sistem hidrologi yang kompleks. Pendekatan sistem dalam dalam analisis hidrologi merupakan suatu teknik penyederhanaan dari sistem prototipe ke dalam suatu sistem model, sehingga perilaku sistem yang kompleks dapat ditelusuri secara kuantitatif. $al ini menyangkut sistem dengan mengidentifikasikan adanya aliran massa.energi berupa masukan dan keluaran serta suatu sistem simpanan (Pa/itan !""0). $arto (!""-) mengemukakan bah/a konsep dasar yang digunakan dalam setiap sistem hidrologi adalah siklus hidrologi. Persamaan dasar yang menjadi landasan bagi semua analisis hidrologi adalah persamaan neraca air (/ater balanced e1uation). Persamaan neraca air dari suatu D , untuk suatu periode dapat dinyatakan dengan persamaan berikut 2 S = Input Output Di mana 2 3 , 4 perubahan tampungan (storage change), 5nput 4 masukan (inflo/), dan 6utput 4 keluaran (outflo/). $arto (!""-) mengemukakan bah/a tujuan penggunaan suatu model dalam hidrologi, antara lain sebagai berikut 2 a) peramalan (forecasting) menunjukkan besaran

B.

maupun /aktu kejadian yang dianalisis berdasar cara probabilistik7 b) perkiraan (predicting) yang mengandung pengertian besaran kejadian dan /aktu hipotetik (hipotetical future time)7 c) sebagai alat deteksi dalam masalah pengendalian7 d) sebagai alat pengenal (identification) dalam masalah perencanaan7 e) ekstrapolasi data.informasi7 f) perkiraan lingkungan akibat tingkat perilaku manusia yang berubah.meningkat7 dan g) penelitian dasar dalam proses hidrologi. 1. Klasifikasi M !"l Hi!# l $i $arto (!""-) mengemukakan bah/a secara umum model dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu 2 !) model fisik yang menerangkan model dengan skala tertentu untuk menirukan prototipenya7 8) model analog yang disusun dengan menggunakan rangkaian resistor%kapasitor untuk memecah persamaan%persamaan diferensial yang me/akili proses hidrologi7 -) model matematik yang menyajikan sistem dalam rangkaian persamaan dan kadang%kadang dengan ungkapan%ungkapan yang menyajikan hubungan antar variabel dan parameter. Model juga dapat diklasifikasikan menjadi2 !) model stokastik, di mana hubungan antara masukan dan keluarannya didasarkan atas kesempatan kejadian dan probabilitas7 8) model deterministik, di mana setiap masukan dengan sifat%sifat tertentu, selalu akan menghasilkan keluaran yang tertentu pula. Di samping itu, model dapat digolongkan menjadi 2 !) model empirik, yaitu model yang semata%mata mendasarkan pada percobaan dan pengamatan7 8) model konseptual, yaitu model yang menyajikan proses%proses hidrologi dalam persamaan matematik dan membedakan antara fungsi produksi (production) dan fungsi penelusuran (routing). 2. %"nis M !"l ,inukaban (!""0) mengemukakan bah/a sebagai suatu sistem hidrologi, D , meliputi jasad hidup, lingkungan fisik dan kimia yang berinteraksi secara dinamik, yang di dalamnya terjadi kesetimbangan dinamik antara energi dan material yang masuk dengan energi dan material yang keluar. Dalam keadaan alami, energi matahari, iklim di atas D , dan unsur%unsur endogenik di ba/ah permukaan D , merupakan masukan (input). ,edangkan air dan sedimen yang keluar dari muara D , serta air yang kembali ke udara melalui evapotranspirasi adalah keluaran (output) D ,. Model +,9: (universal soil loss e1uation), M+,9: (modified +,9:), R+,9: (revised +,9:), ;R: M, (chemical runoff and erosion from agricultural management system) dan <9: M, (ground/ater loading effect of agricultural management system), tergolong dalam lumped parameter, yaitu model yang mentransformasi curah hujan (input) ke dalam aliran permukaan (output) dengan konsep bah/a semua proses dalam D , terjadi pada satu titik spasial. =:PP (/ater erosion predicting project), >5&:R6, (kinematic erosion simulation), :+R6,:M (european soils erosion model), ?6P M6D:9 (topografically and physically based, variable contributing area model of basin hidrology) dan &,=:R, (areal nonpoint source /atershed environmental response simulation) tergolong distributed parameter, yaitu model yang berusaha menggambarkan proses dan mekanisme fisik dan keruangan, memperlakukan masing komponen D , atau proses sebagai komponen mandiri dengan sifatnya masing% masing. Model tersebut secara teori sangat memuaskan, tetapi data lapangan sering terbatas untuk mengkalibrasi dan memverifikasi hasil simulasi.

Model $:;%! adalah event model yang mensimulasikan respon hujan tunggal sebagai input data. ,edangkan ,=M%5@ (stanford /atershed model) dan ,=MM (storm /ater management model) merupakan continous model yang didasarkan pada persamaan kesetimbangan air dalam jangka yang lebih panjang. Model tersebut cocok untuk digunakan pada D , yang memiliki ukuran yang lebih luas. Model <&P, (agricultural non point source pollution model) merupakan gabungan antara model distribusi dan model sekuensial. ,ebagai model distribusi, penyelesaian persamaan keseimbangan massa dilakukan serempak untuk semua sel. ,edangkan sebagai model sekuensial, air dan cemaran ditelusuri dalam rangkaian aliran dipermukaan lahan dan di saluran secara berurutan (Pa/itan !"""). Model ,= ? (soil and /ater assessment toll) adalah model yang dikembangkan untuk memprediksi dampak pengelolaan lahan (land management practices) terhadap air, sedimen dan bahan kimia pertanian yang masuk ke sungai atau badan air pada suatu D , yang kompleks, dengan tanah, penggunaan tanah dan pengelolaannya yang bermacam%macam sepanjang /aktu yang lama ( rsyad 8**A). &. MODEL EROSI 1. M !"l USLE Model penduga erosi +,9: (universal soil loss e1uation) merupakan model empiris yang dikembangkan di Pusat Data liran Permukaan dan :rosi &asional, Dinas Penelitian Pertanian, Departemen Pertanian merika ,erikat (+,D ) bekerja sama dengan +niversitas Purdue pada tahun !"0B (>urnia !""#). Model tersebut dikembangkan berdasarkan hasil penelitian erosi pada petak kecil (=ischmeier plot) dalam jangka panjang yang dikumpulkan dari B" lokasi penelitian. 'erdasarkan data dan informasi yang diperoleh dibuat model penduga erosi dengan menggunakan data curah hujan, tanah, topografi dan pengelolaan lahan. ,ecara deskriptif model tersebut diformulasikan sebagai ( rsyad 8**A) 2 A = RKLS&' Di mana2 2 jumlah tanah yang tererosi (ton.ha.tahun) R 2 faktor erosivitas hujan > 2 faktor erodibilitas tanah 9 2 faktor panjang lereng , 2 faktor kemiringan lereng ; 2 faktor penutupan dan pengelolaan tanaman P 2 faktor tindakan konservasi tanah Pada a/alnya model penduga erosi +,9: dikembangkan sebagai alat bantu para ahli konservasi tanah untuk merencanakan kegiatan usahatani pada suatu landscape (skala usahatani). kan tetapi mulai tahun !"#*, model ini menjadi sangat populer sebagai model penduga erosi lembar (sheet erosion) dan erosi alur (rill erosion) dalam rangka mengaplikasikan kebijakan konservasi tanah. Model ini juga pada a/alnya digunakan untuk menduga erosi dari lahan%lahan pertanian, tetapi kemudian digunakan pada daerah%daerah penggembalaan, hutan, pemukiman, tempat rekreasi, erosi tebing jalan tol, daerah pertambangan dan lain%lain (=ischmeier !"#A). Model penduga erosi +,9: juga telah secara luas digunakan di 5ndonesia. Disamping digunakan sebagai model penduga erosi /ilayah (D ,), model tersebut juga

digunakan sebagai landasan pengambilan kebijakan pemilihan teknik konservasi tanah dan air yang akan diterapkan, /alaupun ketepatan penggunaan model tersebut dalam memprediksi erosi D , masih diragukan (>urnia !""#). $al ini disebabkan karena model +,9: hanya dapat memprediksi rata%rata kehilangan tanah dari erosi lembar dan erosi alur, tidak mampu memprediksi pengendapan sedimen pada suatu landscape dan tidak menghitung hasil sedimen dari erosi parit, tebing sungai dan dasar sungai (=ischmeier !"#A) 'erdasarkan hasil pembandingan besaran erosi hasil pengukuran pada petak erosi standar (=ischmeier plot) dan erosi hasil pendugaan diketahui bah/a model +,9: memberikan dugaan yang lebih tinggi untuk tanah dengan laju erosi rendah, dan erosi dugaan yang lebih rendah untuk tanah dengan laju erosi tinggi. Dengan kata lain kekurang%akuratan hasil pendugaan erosi pada skala plot, mencerminkan hasil dugaan model ini pada skala D , akan mempunyai keakuratan yang kurang baik. Disamping itu, model +,9: tidak menggambarkan proses%proses penting dalam proses hidrologi (Risse et al.!""-). 'erdasarkan beberapa kelemahan tersebut, model erosi +,9: disempurnakan menjadi R+,9: (Revised +,9:) dan M+,9: (Modified +,9:) dengan menggunakan teori erosi modern dan data%data terbaru (Renard !""8dalam Risse et al. !""-), tetapi masih tetap berbasis plot. $asil%hasil penelitian pengujian model penduga erosi +,9: baik yang dilakukan di 5ndonesia maupun di luar negeri seperti frika, :ropa, negara%negara sia dan di merika ,erikat itu sendiri, menunjukkan bah/a model penduga erosi +,9: tidak dapat digunakan secara universal (>urnia !""#) dan memberikan hasil pendugaan yang bias jika digunakan untuk memprediksi erosi D ,. $al tersebut disebabkan karena ekstrapolasi hasil penelitian dari areal yang sempit ke areal yang lebih luas (D ,) akan memberikan hasil yang keliru (9al !"))). 2. M !"l A(S)ERS Model &,=:R, (areal nonpoint source /atershed environmental response simulation) merupakan sebuah model hidrologi dengan parameter terdistribusi yang mensimulasikan hubungan hujan%limpasan dan memberikan dugaan hasil sedimen. Model hidrologi &,=:R, dikembangkan dari +,%:P (+nited ,tates :nvironment Protection gency)oleh Purdue gricultural :nviroment ,tation ('easley and $uggins !""!). ,alah satu sifat mendasar dari model &,=:R, adalah termasuk kategori model deterministik dengan pendekatan parameter distribusi. Model distribusi parameter D , dipengaruhi oleh variabel keruangan (spatial), sedangkan parameter% parameter pengendalinya, antara lain 2 topografi, tanah, penggunaan lahan dan sifat hujan. St#uktu# M !"l A(S)ERS Model &,=:R, adalah model deterministik yang didasarkan pada hipotesis bah/a setiap titik di dalam D , mempunyai hubungan fungsional antara laju aliran permukaan dan beberapa parameter hidrologi yang mempengaruhi aliran, seperti intensitas hujan, infiltrasi, topografi, jenis tanah dan beberapa faktor lainnya. 9aju aliran yang terjadi dapat digunakan untuk memodelkan fenomena pindah massa, seperti erosi dan polusi dalam /ilayah D ,. Dalam model ini suatu D , yang akan dianalisis responnya dibagi menjadi satuan elemen yang berukuran bujursangkar, sehingga derajat variabilitas spasial dalam

D , dapat terakomodasi. >onsep distribusi disefinisikan melalui hubungan matematika untuk semua proses simulasi, model ini mengasumsikan bah/a suatu D , merupakan gabungan dari banyak elemen yang diartikan sebagai suatu areal yang memiliki paramater hidrologi yang sama. ,etiap elemen akan memberikan kontribusi sesuai dengan karakteristik yang dimiliki. Model ini juga mengikut sertakan semua parameter kontrol secara spasial. 6leh karena itu model setiap satuan elemen. 'a#a*"t"# Masukan M !"l A(S)ERS Data masukan model &,=:R, dikelompokkan dalam lima bagian (de Roo !""-), yaitu 2 !) Data curah hujan, yaitu 2 jumlah dan intensitas hujan pada suatu kejadian hujan. 8) Data tanah, yaitu 2 porositas total (?P), kapasitas lapang (CP), laju infiltrasi konstan (C;) selisih laju infiltrasi maksimum dengan laju infiltrasi konstan ( ), eksponen infiltrasi (P), kedalaman (ona kontrol iniltrasi (DC), kandungan air tanah a/al ( ,M), dan erodibilitas tanah (>). -) Data penggunaan dan kondisi permukaan lahan, meliputi 2 volume intersepsi potensial (P5?), persentase penutupan lahan (P:R), koefisien kekasaran permukaan (R;), tinggi kekasaran maksimum ($+), nilai koefisien manning untuk permukaan lahan (&), faktor tanaman dan pengelolaannya (;). B) Data karakteristik saluran, yaitu lebar saluran (;=) dan koefisien manning (&). 0) Data satuan individu elemen, yaitu 2 kemiringan lereng, arah lereng, jenis tanah, jenis penggunaan lahan, liputan penakar hujan, kemiringan saluran, dan elevasi elemen rata% rata. &,=:R, melakukan analisis pada

M"kanis*" * !"l A(S)ERS Mekanisme model &,=:R, dapat dijelaskan sebagai berikut (de Roo !""-) 2 !) $ujan yang jatuh pada suatu D , dengan vegetasi tertentu, sebagian akan diintersepsi oleh tajuk vegetasi (P:R) sampai potensial simpanan intersepsi (P5?) tercapai. 8) pabila laju hujan lebih kecil dari laju intersepsi, maka air hujan tidak akan mencapai permukaan tanah. ,ebaliknya jika laju hujan lebih besar dari laju intersepsi, maka terjadi infiltrasi. -) 9aju infiltrasi a/al tersebut dipengaruhi oleh kandungan air tanah a/al ( ,M 4 anticedent soil moisture), porositas tanah total (?P), kandungan air tanah pada kapasitas lapang (CP), laju infiltrasi pada saat konstan (C;), laju infiltrasi maksimum (C;D ), dan kedalaman (ona kontrol infiltrasi (DC). 9aju infiltrasi akan menurun secara eksponensial dengan bertambahnya kelembaban tanah. B) Eika hujan terus berlanjut, maka laju hujan menjadi lebih besar dari laju infiltrasi dan intersepsi. Pada kondisi ini air mulai mengumpul dipermukaan tanah dalam depresi

mikro (retention storage) yang dipengaruhi oleh kekasaran permukaan tanah, yaitu R; dan $+. 0) Eika retensi permukaan melebihi kapasitas depresi mikro, maka akan terjadi limpasan permukaan, di mana besarnya limpasan permukaan tersebut dipengaruhi oleh kekasaran permukaan (&), kelerengan dan arah aliran. A) 'ila hujan terus berlanjut, maka akan tercapai laju infiltrasi konstan (C;). #) Pada saat hujan reda, proses infiltrasi masih terus berlangsung sampai simpanan depresi sudah tidak tersedia lagi. 'a#a*"t"# K"lua#an M !"l A(S)ERS >eluaran model berupa hasil prediksi, yaitu 2 ketebalan aliran permukaan, debit puncak, /aktu puncak, rata%rata kehilangan tanah, laju erosi maksimum tiap elemen, laju deposisi maksimum tiap elemen dan pengurangan jumlah sedimen akibat tindakan konservasi tanah. Model &,=:R, juga menampilkan grafik yang berisi hyetograf hujan terpilih, hidrograf aliran permukaan, dan sedimentasi. Dari setiap kajadian hujan dapat dianalisis debit puncak dan /aktu puncak. Debit puncak adalah nilai puncak (tertinggi) dari suatu hidrograf aliran, dan /aktu puncak adalah selang /aktu mulai dari a/al terjadinya aliran permukaan sampai terjadinya debit puncak ('easley and $uggin !""!). sumsi yang digunakan untuk memprediksi erosi dengan model ini adalah 2 !) erosi tidak terjadi di lapisan ba/ah permukaan7 8) sedimen dari suatu elemen ke elemen lain akan meningkatkan lapisan permukaan elemen tempat pengendapan7 dan -) pada segmen saluran tidak terjadi erosi akibat hempasan butir hujan ('easley and $uggin !""!). Penghancuran dan pengangkutan partikel tanah disebabkan oleh pukulan butir hujan (D?R) dan energi limpasan permukaan. Eumlah partikel tanah yang dapat dipindahkan tergantung dari besarnya sedimen yang dihasilkan dan kapasitas transpornya (?;). ir limpasan dan sedimen yang dapat mencapai elemen yang memiliki saluran, akan bergerak menuju outlet D ,, di mana sedimentasi yang terjadi dalam saluran akan terjadi ketika besarnya kapasitas transpor telah terle/ati (de Roo !""-). K"l"+i,an !an K"l"*a,an M !"l A(S)ERS 'easley dan $uggins (!""!) menyebutkan bah/a model &,=:R, dapat digunakan untuk D , yang luasnya kurang dari !*.**** ha. >elebihan dan model &,=:R, adalah 2 a) analisis parameter distribusi yang dipergunakan dapat memberikan hasil simulasi yang akurat terhadap sifat daerah tangkapan7 b) dapat mensimulasi secara bersamaan dari berbagai kondisi dalam D ,7 c) memberikan keluaran berupa limpasan dan sedimen dari suatu D , yang dianalisis. 'easley dan $uggins (!""!), mengemukakan bah/a model &,=:R, sebagai sebuah model hidrologi mempunyai kelebihan, antara lain 2 !) Dapat mendeteksi sumber%sumber erosi di dalam D , serta memiliki kemampuan sebagai alat untuk strategi perencanaan dan evaluasi kegiatan R9>? D ,. 8) Dapat mengetahui tanggapan D , terhadap mekanisme pengangkutan sedimen ke jaringan aliran yang ditimbulkan oleh kejadian hujan -) ,ebagai suatu paket program komputer yang ditulis dalam bahasafortran, mempunyai kemampuan untuk melakukan simulasi hujan%limpasan dari berbagai perubahan kondisi penggunaan lahan dalam D ,.

B) +ntuk melakukan inputing data base (topografi, tanah, penggunaan lahan, sistem saluran) ke dalam model dapat diintegrasikan dengan data dari remote sensing maupun ,5<. 0) danya variasi pemilihan parameterinput danoutput dari model disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. A) ,esuai untuk diterapkan pada lahan pertanian, hutan, maupun perkotaan. #) ,atuan pengukuran dapat berupa metrik ataupun 'ritish unit. )) Dapat diterapkan pada D , dengan ukuran lebih kecil dari !*.*** ha. ,edangkan kekurangan nodel &,=:R, antara lain 2 !) ,emakin kompleks, terutama pada data perlukan dan /aktu penghitungan, dimana besarnya tergantung dari berbagai faktor, seperti luas D , dan jumlah grid. 8) Model terdistribusi relatif masih bari dibanding lumped parameter, sehingga masih perlu pengembangan dan penyesuaian. -) >arena hanya untuk tiap kejadian hujan (individual event), maka model ini tidak memiliki sub model untuk evapotranspirasi. B) :rosi dari saluran belum diperhitungkan ke dalam model. 0) 'atas grid kemugkinan tidak menggambarkan batas yang sebenarnya. A) +ntuk sebuah grid dalam kenyataan dapat lebih besar dari luas sub%sub D ,. Aplikasi M !"l A(S)ERS $ipotesis yang dikembangkan dalam model ini adalah bah/a setiap bagian dalam D , terjadi hubungan antara laju aliran dan parameter%parameter hidrologi, serta tipe tanah, topografi, infiltrasi, penggunaan lahan dan sifat hujan. 9aju aliran yang terjadi dapat digunakan untuk mengkaji hubungan antara komponen hidrologi yang menjadi dasar dalam pemodelan fenomena transport, seperti erosi tanah dan pengangkutan serta pergerakan bahan kimia tanah. Model &,=:R, ini telah diaplikasikan penggunaannya pada beberapa D , di 5ndonesia melalui beberapa riset, di antaranya 2 !) 5rianto (!""-) mempelajari model &,=:R, untuk memprediksi erosi dan aliran permukaan pada areal /aduk 'atujai &usa ?enggara ?imur agar dapat memanfaatkan sumberdaya air dan lahan secara lestari. >esimpulan2 Model &,=:R, cukup informatif dalam menampilkan arah lereng, kelas lereng dan areal penyuplai sedimen. Di samping itu, dapat menampilkan hasil prediksi aliran permukaan per satuan /aktu pada tiap elemen. 5nformasi yang diberikan berupa2 hasil sedimen maksimum, hasil sedimen rata%rata, hasil sedimen tiap elemen, total hasil sedimen7 dan aliran permukaan dari suatu D ,, sehingga akan meningkatkan akurasi penanganannya. 8) Rauf (!""B) melakukan penelitian di D , Palu ?imur dengan tujuan2 a) memprediksi limpasan dan sedimen di D , Palu ?imur dengan menggunakan model &,=:R,7 b) menentukan ka/asan yang memiliki potensi erosi tinggi melalui simulasi7 dan c) mempelajari pengaruh penggunaan lahan terhadap respon hidrologi D ,. >esimpulan2 Penggunaan model &,=:R, dalam analisis respon $idrologi D ,, dapat diperoleh informasi berupa limpasan dan sedimen rata%rata, pengurangan sedimen akibat tindakan konservasi tanah, serta dapat diidentifikasi daerah pemasok sedimen. kan tetapi model ini lebih sesuai untuk D , yang berukuran kecil karena model ini hanya mampu mensimulasi satu liputan penakar hujan.

-) Rompas (!""A) melakukan penelitian di daerah tangkapan ;itere, D , ;itarik, Pangalengan, Ea/a 'arat. ?ujuan penelitian adalah memprediksi aliran permukaan dan sedimen dengan model &,=:R,, serta melakukan simulasi dengan model &,=:R, untuk digunakan dalam perencanaan pengelolaan daerah tangkapan ;itere pangalengan. >esimpulan2 +ji statistik menunjukkan bah/a aliran permukaan dan sedimen hasil prediksi model &,=:R, tidak berbeda dengan hasil observasi. Model &,=:R, cukup baik digunakan untuk memprediksi aliran permukaan dan sedimen di dalam D ,. B) ?ikno (!""A) melakukan penelitian di D , ;ibarengkok, ;imuntur, Ea/a 'arat. ?ujuan penelitian adalah2 a) memprediksi aliran permukaan dan hasil sedimen di D , ;ibarengkok dengan menggunakan model &,=:R,7 b) membandingkan hasil prediksi model dengan hasil pengukuran (pengujian model)7 dan c) aplikasi model untuk perencanaan pengelolaan D ,. >esimpulan2 Model &,=:R, cukup peka terhadap perubahan nilai parameter kekasaran permukaan lahan (&) dalam memprediksi aliran langsung, khususnya pada debit puncak (Fp). ,elain itu model &,=:R, juga sangat peka terhadap parameter faktor tanaman dan pengelolaan tanah (;) dalam memprediksi kehilangan tanah (,y). 0) s/andi (!""A) melakukan penelitian di D , ;ikapundung, Ea/a 'arat. ?ujuan penelitian ini adalah mengevaluasi dan menentukan perencanaan pengelolaan D , dengan menggunakan model &,=:R,. >esimpulan2 Perubahan vegetasi (hutan) paling berpengaruh terhadap fluktuasi debit aliran dan penambahan kebun campuran menimbulkan ersoi paling besar dalam D ,. A) Ramdan (!""") melakukan penelitian di D? ;ikumutuk D , ;imanuk $ulu. ?ujuan penelitian ini adalah2 a) memprediksi besarnya erosi dan aliran permukaan yang terjadi di D , ;imanuk menggunakan model &,=:R,7 dan b) menentukan alternatif penggunaan lahan yang dapat mengendalikan erosi dan aliran permukaan yang terjadi di D , ;imanuk. $asil simulasi model &,=:R, menunjukkan bah/a penggunaan lahan yang seluruhnya berupa hutan paling efektif menurunkan erosi, yaitu sebesar "!,)G. ,edangkan penggunaan lahan yang paling besar meningkatkan erosi adalah penggunaan lahan yang seluruhnya berupa tegalan dengan kenaikan erosi mencapai -8)G dari erosi pada saat penelitian. #) $idayat (8**8) melakukan penelitian di D? 'odong Eaya dan D , =ay 'esay $ulu, 9ampung 'arat. Penelitian bertujuan untuk memprediksi erosi dan aliran permukaan di D? 'odong Eaya dan D , =ay 'esay $ulu, 9ampung 'arat dengan menggunakan model &,=:R, dan menentukan alternatif pengelolaan lahan yang efektif mengendalikan erosi dan aliran permukaan di D? 'odong Eaya dan D , =ay 'esay $ulu. >esimpulan2 Model &,=:R, memprediksi erosi dan aliran permukaan secara baik pada curah hujan dengan jumlah dan intensitas yang cukup tinggi. Pada curah hujan yang rendah, hasil prediksi model mengalami deviasi yang cukup besar, /alaupun secara keseluruhan hasil prediksi model tersebut tidak berbeda nyata dengan hasil pengukuran. )) +tami (8**8) melakukan penelitian di D , Padas. ?ujuan penelitian ini adalah2 a) memprediksi aliran permukaan dan eosi menggunakan model &,=:R,7 dan 8) mengkaji pengaruh teknik R9>? terhadap hidrologi D , Padas. >esimpulan2 Parameter hidrologi%erosi hasil pengukuran dan keluaran model &,=:R, tidak berbeda nyata dengan nilai koefisien korelasi yang cukup tinggi. Dengan demikian

model &,=:R, cukup baik untuk memprediksi erosi tanah rata%rata, jumlah aliran permukaan, dan debit puncak aliran permukaan di daerah penelitian. -. M !"l AG('S Model <&P, (agricultural non point source pollution model) dikembangkan oleh +,D % R,, &orth ;entral ,oil ;onsrvation ,ervice, Morris, Minnesota yang bekerjasama dengan +,D %,;,, MP; (Minnesota Pollution ;ontrol gency), 9;MR (9egeslative ;ommission in Minnesota Resources) dan :P (:nvironmental Protection gency) (Houng et al. !""B). Model ini terus berkembang dan telah diterapkan di beberapa negara untuk menentukan langkah%langkah kebijakan dan evaluasi dalam kegiatan konservasi, seperti di merika, ;anada dan negara%negara di :ropa (Hoon !""A). St#uktu# M !"l AG('S Model <&P, bekerja pada basis sel geografis (dirichlet tesselation) yang digunakan untuk menggambarkan kondisi daratan (upland) dan saluran (channel). Dirichlet tesselation adalah proses pembagian dan pengelompokan D , menjadi sel (tiles) yang juga dikenal dengan nama polygon ?hiessen atau@oronoi. ,etiap sel berbentuk bujur sangkar seragam yang membagi D , secara merata, di mana memungkinkan analisis pada titik dalam suatu D ,. Polutan potensial ditelusuri melalui sel%sel dari a/al hinggaoutlet secara bertahap, sehingga aliran pada setiap titik antar sel dapat diperhitungkan. ,eluruh karakteristik D , dan masukan digambarkan pada tingkatan sel. ,etiap sel mempunyai resolusi 8,0 akre (!,*! ha) hingga B* akre (!A,!" ha). +kuran sel yang lebih kecil dari !* akre direkomendasikan untuk D , dengan luas kurang dari 8*** akre ()*",-A ha). +ntuk D , yang luasnya lebih dari 8*** akre, maka ukuran seladapat berukuran B* akre (Hoon !""A). ,etiap sel utama dapat dibagi lagi menjadi sel%sel yang lebih kecil untuk memperoleh resolusi yang lebih rinci dari kondisi topografi yang komplek. >etelitian hasil dapat ditingkatkan dengan mengurangi ukuran sel, tetapi hal ini akan membutuhkan /aktu dan tenaga yang lebih banyak untuk menjalankan model. &ilai%nilai parameter model untuk skala sel ditetapkan berdasarkan kondisi biofisik aktual pada masing%masing sel. 6leh sebab itu, untuk mendapatkan satu nilai parameter yang seragam pada masing%masing sel, perlu ditetapkan nilai tunggal parameter sel dengan menghitung nilai rata%rata tertimbang dari berbagai kondisi bergam yang ada (Hoon !""A). 'a#a*"t"# Masukan M !"l AG('S da dua parameter masukan dalam model <&P,, yaitu inisial data dan data per sel (spreadseheet data entry) (Hoon !""A). Parameter masukan inisial data, meliputi 2 !) identifikasi D ,7 8) deskripsi D ,7 -) luas sel (akre)7 B) jumlah sel7 0) curah hujan (inci)7 A) konsentrasi & dalam curah hujan (ppm)7 #) energi intensitas hujan maksimum -* menit (:5-*)7 )) durasi hujan (jam)7 ") perhitungan debit puncak aliran7 !*) perhitungan geomorfik7 dan !!) faktor bentuk hidrograf. ,edangkan parameter masukan per sel dalam model <&P, terdiri dari 88 parameter, yaitu 2 !) nomor sel7 8) nomor sel penerima7 -) divisi sel7 B) divisi sel penerima7 0) arah aliran7 A) bilangan kurva aliran permukaan7 #) kemiringan lereng (G)7 )) faktor bentuk lereng7 ") panjang lereng7 !*) koefisien aliran Manning7 !!) faktor erosibilitas tanah7 !8) faktor pengelolaan tanaman7 !-) faktor pengelolaan tanah7 !B) konstanta kondisi permukaan7 !0) faktor ;6D7 !A) tekstur tanah7 !#) indikator

pemupukan7 !)) indikator pestisida7 !") indikator point source7 8* ) indikator tambahan erosi7 8!) faktor genangan7 dan 88) indikator saluran. 'a#a*"t"# K"lua#an M !"l AG('S Houng et al. (!")"), hasil keluaran (output) dari model <&P, dapat berupa grafik dan tabular dengan informasi yang sangat lengkap, baik keluaran D , (/atershed summary) maupun keluaran per sel. >eluaran D ,, meliputi 2 !) volume aliran permukaan7 8) laju puncak aliran permukaan7 -) total hasil sedimen7 B) total & dalam sedimen7 0) total & terlarut dalam aliran permukaan7 A) konsentrasi & terlarut dalam aliran permukaan7 #) total P dalam sedimen7 )) total p terlarut dalam aliran permukaan7 ") konsentrasi P terlarut dalam aliran permukaan7 !*) total ;6D terlarut dan konsentrasi ;6D terlarut dalam aliran permukaan. ,edangkan keluaran per sel dari masing%masing sel yang terdapat dalam D , dapat berupa 2 !) $idrologi, meliputi 2 a) volume aliran permukaan7 b) laju puncak aliran permukaan7 dan c) bagian aliran permukaan yang dihasilkan di dalam sel. 8) ,edimen, meliputi 2 a) hasil sedimen7 b) konsentrasi sedimen7 c) distribusi ukuran partikel sedimen7 d) erosi yang dipasok dari sel sebelah atasnya7 e) jumlah deposisi7 f) sedimen di dalam sel7 g) rasio pengkayaan oleh ukuran partikel7 dan h) rasio pengangkutan oleh ukuran partikel. -) >imia/i, meliputi 2 a) nitrogen (massa & per satuan luas di dalam sedimen, konsentrasi material terlarut, dan massa dari material terlarut)7 b) fosfor (massa P per satuan luas di dalam sedimen, konsentrasi dari material terlarut, dan massa dari material terlarut)7 dan c) ;6D (konsentrasi ;6D dan massa ;6D terlarut per satuan luas). K"l"+i,an M !"l AG('S >elebihan model ini terletak pada parameter%parameter model yang terdistribusi di seluruh areal D ,, sehingga nilai%nilai parameter model benar%benar mencerminkan kondisi biofisik D , pada setiap satuan luas di dalam D ,. ,elain erosi, model ini mampu menghasilkan keluaran%keluaran seperti 2 volume dan laju puncak aliran permukaan, hasil sedimen, kehilangan &, P dan ;6D (Houng et al. !""B). Aplikasi M !"l AG('S Model <&P, ini juga telah diaplikasikan penggunaannya pada beberapa D , di 5ndonesia melalui beberapa penelitian, di antaranya 2 !) Muhlis (!""") melakukan penelitian integrasi parsial penginderaan jauh dan sistem informasi geografi dalam pembangkitan masukan model <&P,. ?ujuan penelitian ini adalah 2 a) mengekstraksi bilangan kurva ,;, (,;, curve number) sebagai salah satu masukan dalam model dari data penginderaan jauh7 b) mengintegrasikan ,5< ke dalam model, baik sebagai pre%prosesor (masukan data) maupun sebagai sarana tampilan grafis dan tabel keluaran model7 dan c) menilai sensitivitas parameter masukan model yang berhubungan dengan aliran permukaan. >esimpulan 2 Data penginderaan jauh dapat menurunkan beberapa parameter masukan <&P,, meliputi faktor pengelolaan tanaman, koefisien kekasaran permukaan Manning, koefisien kondisi permukaan, dan bilangan kurva aliran permukaan. 8) Rahayu (8***) melakukan studi ancaman erosi D , >elara di ,ula/esi ,elatan. D , seluas -#.!#0 ha dibagi dalam !.B)# sel dengan luas masing%masing 80 ha. Prediksi erosi setiap sel menggunakan metode M+,9:. >esimpulan 2 9aju erosi D , >elara

berkisar antara * I 0## ton.ha.bulan, dengan rata%rata !8,A0 ton.ha.bulan pada musim hujan. -) &ugroho (8***) melakukan penelitian di D , Dumpul yang bertujuan 2 a) melakukan analisis aliran permukaan, sedimen dan kehilangan hara nitrogen, fosfor dan kebutuhan oksigen kimia/i dengan menggunakan model <&P,7 dan b) melakukan simulasi model sesuai dengan kondisi biogeofisik D , untuk perencanaan pengelolaan D ,. >esimpulan 2 @olume dan laju aliran permukaan, hasil sedimen, dan kehilangan hara nitrogen, fosfor dan konsentrasi ;6D terlarut tidak berbeda antara hasil pengamatan dan model. $al ini menunjukkan bah/a nilai%nilai parameter yang digunakan dalam model <&P, cukup akurat untuk memprediksi aliran permukaan, hasil sedimen, dan kehilangan hara nitrogen, fosfor dan konsentrasi ;6D terlarut, sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perencanaan pengelolaan D ,. B) ?arigan (8***) melakukan studi perencanaan pengelolaan daerah tangkapan untuk pelestarian situ ;ibuntu ;ibinong menggunakan model <&P,. ?ujuannya adalah membuat perencanaan pengelolaan daerah tangkapan tersebut menggunakan model <&P,. >esimpulan yang diperoleh adalah pengelolaan lahan di daerah tangkapan ;ibuntu dengan cara menanam tanaman campuran di lereng agak curam dan landai dengan membuat guludan searah kontur harus diterapkan. 0) ,al/ati (8**B) mengkaji dampak perubahan penggunaan lahan terhadap respons hidrologi di D , ;ilala/i ,ub D , ;itarum Ea/a 'arat menggunakan model <&P,. $asil analisis menggambarkan bah/a perubahan penggunaan lahan mengakibatkan perubahan respons hidrologi, di mana pada tahun 8**- volume aliran permukaan meningkat A,! G, debit puncak aliran permukaan meningkat A,) G, hal ini mengakibatkan hasil sedimen meningkat sampai B0,A G dibanding tahun !""#. 'E(U.U' Penggunaan model erosi skala D , dengan parameter terdistribusi masih terbatas pada skala penelitian. Disamping memerlukan input parameter yang relatif banyak dan kompleks, input parameter model tersebut juga sering tidak tersedia di lapangan. Penggunaan model &,=:R, mulai dirintis pada beberapa D , seperti D , ,olo bagian hulu dan 'rantas bagian hulu di ba/ah pengelolaan 'alai ?eknologi Pengelolaan D , (Priyono dan Mulyadi, 8***). Penggunaannya pada D ,%D , yang lain dihadapkan pada kendala penyediaan parameter input yang tidak dapat dipenuhi, karena instrumentasi pengukur debit aliran air dan sedimen biasanya tidak tersedia di sebagian besar D , di 5ndonesia. Model &,=:R, (areal non%point source /atershed environmental response simulation) dan model <&P, (agricultural non point source pollutioan model) merupakan model penduga erosi skala D , yang telah mulai banyak digunakan di 5ndonesia. =alaupun masih mempunyai beberapa kelemahan, model tersebut memberikan hasil pendugaan erosi yang cukup baik. ,inukaban (!""#) telah menggunakan model <&P, untuk memprediksi aliran permukaan, erosi, kehilangan nitrogen dan fosfor dan ;6D dari D , seluas !*,B hektar di /ilayah perbukitan. $asilnya menunjukkan bah/a hasil prediksi model tidak berbeda secara stastistik dengan hasil pengukuran. ,edangkan <inting dan 5lyas (!""#) yang melakukan simulasi berbagai penggunaan lahan dengan menggunakan model &,=:R, di D , ,iluak, menyimpulkan bah/a model &,=:R, memerlukan validasi lebih lanjut.

Disamping disebabkan adanya perbedaan ukuran raster sel dan D , yang digunakan, bervariasinya hasil dugaan model &,=:R, diduga terkait dengan dinamika proses erosi pada suatu bentang lahan. Dinamika erosi terjadi akibat bervariasinya jumlah dan intensitas hujan serta karakteristik permukaan lahan yang mempengaruhi proses deposisi sedimen (barrier.filter). ,inukaban et al. (8***) dan ,uss/ein et al. (8**!) menunjukkan bah/a jenis dan konfigurasibar ier .fi lter sangat mempengaruhi jumlah erosi dan volume aliran permukaan yang dihasilkan dari suatu bentang lahan dan /ilayah D ,.

DA/.AR 'US.AKA rsyad ,. 8**A. >onservasi ?anah dan ir. 'ogor 2 5P' Press. sdak ;. 8**B. $idrologi dan Pengelolaan Daerah liran ,ungai. Hogyakarta 2 <adjah Mada +niversity Press. s/andi. !""A. plikasi Model &,=:R, Dalam Perencanaan Pengelolaan Daerah liran ,ungai ;ikapundung Ea/a 'arat. ?esis Magister. Program Pascasarjana, 5P'. 'ogor. 'easley D' and $uggins 9C. !""!. &,=:R,. +serJs Manual. gricultural :ngineering Department, Purdue +niversity, =est 9affayete, 5ndiana.

'rooks >&, Colliot PC, <regesen $M, and ?hames E9. !")#. $ydrology and ?he Management of =atershed. +, . ;ho/ @?, Maidment DR, and Mays 9=. !")). 'ook ;ompany. pplied $ydrology. ,ingapore 2 Mc<ra/%$ill

De Roo. !""-. Modelling ,urface Runoff and ,oil :rosion in ;atchment +sing <eographical 5nformation ,ystem. +trecht. +trecht +niversity. Dent CE and nderson : . !"#!. ,ystem ,ons. ,idney. <inting nalysis in gricultural Management. Eohn =illey K

&, dan 5lyas M . !""#. Pendugaan :rosi pada ,ub D , ,iulak di >abupaten >erinci dengan Menggunakan Model &,=:R,. Makalah 9okakarya Penetapan Model :rosi ?anah. Puslitbang $utan dan >onservasi lam, 'ogor. # Maret !""#. $al = and Dracup E . !"#*. =ater Resources ,ystem :ngineering. Mc <ra/%$ill 'ook ;o., &e/ Hork. $arto ,'r. !""-. nalisis $idrologi. Eakarta 2 P?. <ramedia Pustaka +tama. $idayat H. 8**8. plikasi Model &,=:R, dalam Mempredikasi :rosi dan liran Permukaan di D? 'odong Eaya dan D , =ay 'esay $ulu, 9ampung 'arat. ?esis Magister. Program Pascasarjana, 5P'. 'ogor. $illel D. !"##. ;omputer ,imulation of ,oil =ater Dynamics 2 ;ompendium of Recent =ork. 5DR;. 6tta/a 5rianto <. !""-. Prediksi liran Permukaan, 9aju :rosi dan >ualitasnya Dengan Model &=:R, +ntuk Mendukung +saha Pemanfaatan ,umberdaya ir dan ?anah pada real =aduk 'atujai, &?'. ?esis Magister. Program Pascasarjana, 5P'. 'ogor. >urnia +. !""#. Pendugaan :rosi dengan Metoda +,9: 2 >elemahan dan >eunggulan. 9okakarya Penetapan Model Pendugaan :rosi ?anah, 'ogor, # Maret. 9al R. !")). ,oil :rosion by =ind and =ater 2 Problems and Prospects. Pp ! IA. 5n R. 9al (ed). ,oil :rosion Research Methods. ,oil and =ater ;onservation ,ociety, nkeny. 5o/a. Mise E$ and ;oL E<. !"A). :ssential of ,imulation. Prentice $all 5nc. :ngle/ood ;liffs, &e/ Eersey. Muhlis M. !""". 5ntegrasi Parsial Penginderaan Eauh dan ,istem 5nformasi <eografi Dalam Pembangkitan Masukan Model <&P,. ?esis Magister. Program Pascasarjana, 5P'. 'ogor. &asution $ dan 'ari(i. !")*. Metode ,tatistik untuk Penarikan >esimpulan. <ramedia. Eakarta. &ugroho ,P. 8***. nalisis liran Permukaan, ,edimen dan $ara &itrogen, Cosfor dan >ebutuhan 6ksigen >imia/i dengan Menggunakan Model <&P, Di ,ub D , Dumpul. ?esis Magister. Program Pascasarjana, 5P'. 'ogor. Pa/itan $. !""0. Metode nalisis ,istem $idrologi Dalam Pendugaan :rosi dan ,edimen Daerah liran ,ungai. Diskusi Penelitian :rosi dan ,edimentasi Di Puslitbang P+ Di 'andung. Pa/itan $. !""". $idrologi Daerah liran ,ungai 2 ?erapan ?eknik Modeling. Makalah Pelatihan Dosen%Dosen P?& 5ndonesia 'agian 'arat dalam 'idang groklimatologi. 'ogor. Priyono ;&, dan Mulyadi D. 8***. Penyempurnaan Perencanaan Pengelolaan D , di 5ndonesia. Disampaikan pada ,eminar $asil%$asil Penelitian '?PD ,, !0 Eanuari 8***. ,urakarta.

Ramdan $. !""". plikasi Model &,=:R, Dalam Pendugaan :rosi dan liran Permukaan Di D? ;ikumutuk ,ub D , ;imanuk $ulu. ?esis Magister. Program Pascasarjana, 5P'. 'ogor. Rauf . !""B. plikasi Model &,=:R, +ntuk nalisis Respon $idrologi ,ub D , Palu ?imur ,ul/esi ?engah. ?esis Magister. Program Pascasarjana, 5P'. 'ogor. Risse, 9.M., M. . &earing, .D. &icks, and E.M. 9aflen. !""-. :rror ssessment in the +niversal ,oil 9oss :1uation. ,oil. ,ci. ,oc. m. E. @ol. 0# 2 )80%)--. Rompas EE. !""A. Penerapan Model &=:R, Dalam Memprediksi liran Permukaan dan :rosi Di Daerah ?angkapan ;itere ,ub D , ;itarik Pengalengan Ea/a 'arat. ?esis Magister. Program Pascasarjana, 5P'. 'ogor. ,al/ati. 8**B. >ajian Dampak Perubahan Penggunaan 9ahan ?erhadap Respon $idrologi ,ub D , ;ilala/i D , ;itarum Ea/a 'arat Menggunakan Model &,=:R,. ?esis Magister. Program Pascasarjana, 5P'. 'ogor. ,ch/ab <6, Crevert R>, :dminster ?@, and 'arnes >>. !")!. ,oil and =ater ;onservation :ngineering. Eohn =illey and ,ons, 5nc. &e/ Hork. ,inukaban &. !""0. Manajemen.Pengelolaan Daerah liran ,ungai. Diskusi Penelitian :rosi dan ,edimentasi Di Puslitbang P+ Di 'andung.

Вам также может понравиться