Вы находитесь на странице: 1из 57

LUMPUH LAYUH PADA ANAK

Syarifah Hanum P

Seorang anak laki-laki usia 4 tahun dibawa ke dokter karena sesak napas. Anak tersebut menderita demam tidak tinggi selama satu hari dengan batuk pilek dan kemudian tampak sesak napas. Anak pernah batuk dan sesak napas, terakhir 2 bulan lalu. Ibu menderita rhinitis allergika. Pemeriksaan fisik: frekuensi respirasi 50x/menit, frekuensi nadi 112x/menit, suhu tubuh 38,10C. Anak tidak tampak sianosis, masih berjalan berkeliling ruangan periksa, kedua hemithoraks simetris, retraksi subkostal dan interkostal, perkusi hipersonor, auskultasi suara vesikular normal, terdengar wheezing dan ronkhi basah kasar di kedua paru.

Seorang anak laki-laki usia 1 tahun 8 bulan dibawa ke RS karena kejang dengan demam. Kejang terjadi pada tangan kiri dan tungkai kiri, tonik-klonik. Setelah kejang berhenti anak somnolen dan pemeriksaan neurologis didapatkan refleks Hoffmann positif pada tangan kiri dan Babinsky positif pada kaki kiri. Clonus tungkai positif pada tungkai kiri.

Sebagian besar: gangguan pada motor unit Lebih dahulu dirasakan pada tungkai Gejala: -Keterlambatan perkembangan motorik -Cara berjalan yang abnormal -Sering jatuh -Jalan berjinjit

Gejala pada ekstremitas atas: -Sulit menulis -Sulit mengangkat lengan, dll

Gejala kelemahan pada otot kepala dan leher:

-Pandangan ganda -Ptosis -Sulit mengunyah dan menelan -Sulit bersiul, menghisap, meniup -Bicara tidak jelas -Stabilitas leher terganggu

MOTOR UNIT

SURVEILLANCE TERHADAP ACUTE FLACCID PARALYSIS

Sangat penting untuk eradikasi polio Deteksi kasus lumpuh layuh yang bersifat akut pada anak < 15 tahun dan bukan disebabkan oleh rudapaksa melakukan konfirmasi virologis untuk menegakkan diagnosis poliomyelitis
Tujuan: -identifikasi daerah risiko tinggi penyebaran virus polio liar -identifikasi virus pada semua spesimen tinja penderita AFP -memantau kemajuan program eradikasi polio -menemukan semua kasus AFP di semua wilayah -melacak semua kasus AFP yang ditemukan

Strategi: Menemukan kasus AFP minimal 1/100.000 penduduk berusia <15 tahun melalui surveillance di puskesmas, RS dan masyarakat Mengumpulkan 2 spesimen tinja dari minimal 80% kasus AFP , paling sedikit dg jarak 24 jam dan dalam jangka 14 hari sejak onset penyakit Spesimen tinja diperiksa di lab yg direkomendasikan WHO

Causes of acute flaccid paralysis In countries where polio is currently, or was recently, endemic every case of acute flaccid paralysis should be notified regardless of the likely cause. Two stool specimens should be collected within 14 days of the start of paralysis, and virus isolation should be performed in a qualified laboratory.

Infection Viral Enteroviruspoliomyelitis (wild and vaccine associated), enterovirus 71, coxsackievirus A7 FlavivirusJapanese encephalitis,West Nile virus Herpesviruscytomegalovirus, Epstein-Barr virus,varicellazoster virus Tick borne encephalitis HIV relatedassociated with opportunistic infections Other neurotropic virusesrabies Borrelia Mycoplasma Diphtheria Botulism

Neuropathy Acute inflammatory polyneuropathy Acute motor axonal neuropathy Critical illness neuropathy Lead poisoning Other heavy metal poisoning Spinal cord Acute transverse myelitis Acute spinal cord compression Trauma Infarction

Neuromuscular junction Myasthenia gravis Muscle Polymyositis Viral myositis Post-infectious myositis Critical illness myopathy Functional
Clinical review BMJ VOLUME 330 4 JUNE 2005 bmj.com 1315 Downloaded from bmj.com on 19 March 2007

POLIOMYELITIS ETIOLOGI Poliovirus Subgroup Enterovirus Familia: picornaviridae Terdiri atas 3 serotipe: P1, P2 dan P3 Sdkt sekali imunitas heterotipik antara ketiga serotipe Virus dapat terinaktivasi oleh panas, formaldehyde, klorin dan sinar ultraviolet

PATOGENESIS

Masuk melalui mulut Replikasi pada faring, saluran cerna dan saluran limfe di sekitarnya Penyebaran hematogenik sampai ke SSP Penyebaran sepanjang serabut saraf Replikasi pada sel-sel di cornu anterior medulla spinalis dan batang otak kerusakan motor neuron

MANIFESTASI KLINIS Masa inkubasi: 6-20 hari, range: 3-35 hari Manifestasi: s/d 95% infeksi asimtomatik (tetap mengeluarkan virus melalui tinja dan dapat menulari orang lain) 4-8% gejala ringan, tidak spesifik, tanpa bukti klinis/laboratoris invasi SSP(poliomyelitis abortive) -gejala URTI: nyeri tenggorokan dan demam -gejala GIT: mual, muntah, nyeri perut, konstipasi atau diare (jarang) -influenza-like syndromes sembuh dalam waktu kurang dari 1 minggu

Nonparalitik meningitis aseptik Kira-kira 1-2% penderita infeksi poliovirus Gejala prodromal seperti polio ringan diikuti gejala kaku kuduk, punggung dan/atau tungkai. Kadang terdapat hiperestesia. Gejala berlangsung 2-10 hari diikuti kesembuhan total

Poliomyelitis paralitik

Terjadi pada <1% infeksi poliovirus Gejala paralitik terjadi 1-10 hari setelah gejala prodromal dan berlanjut selama 2-3 hari Gejala prodromal kadang bifasik, dengan gejala minor terpisah 1-7 hari dari gejala mayor Gejala prodromal dpt meliputi hilangnya refleks superfisial, meningkatnya refleks tendon dalam (awal penyakit), nyeri otot hebat, kaku pada punggung dan ekstremitas, kemudian menjadi lumpuh layuh (paralisis flaksid) dan refleks tendon dalam melemah.

Gejala tidak berubah selama beberapa hari atau beberapa minggu, biasanya asimetris. Kmd kekuatan akan meningkat kembali Setelah suhu tubuh kembali normal kelumpuhan akan stasioner (tidak bertambah parah) Tidak ada gangguan fungsi sensorik dan kognitif Beberapa penderita poliomielitis paralitik dapat pulih sempurna. Pada sebagian pasien fungsi otot dapat membaik sebagian. Kelumpuhan yang masih ada sampai 12 bulan setelah onset biasanya permanen

Klasifikasi Poliomielitis paralitik Spinal polio Paling banyak. Ditandai dengan paralisis asimetrik yg terutama mengenai tungkai Bulbar polio Menyebabkan kelemahan otot2 yang dinervasi oleh nn craniales. Dapat menyebar ke pusat respirasi dan vasomotor Spinobulbar polio Kombinasi keduanya

PENATALAKSANAAN

Bed rest untuk mencegah perluasan paralisis Analgetik Fisioterapi dg gerakan pasif untuk mencegah kontraktur dan ankylosis sendi Trakheostomi dan ventilasi mekanis bila terjadi henti napas pada polio bulbar Setelah mobilisasi diberikan latihan untuk mengembalikan fungsi dan kekuatan otot

PENEGAKAN DIAGNOSIS

Isolasi virus mengetahui apakanh virus polio tsb wild type atau vaccine type
Serologi

LCS peningkatan jumlah leukosit (10-200 sel/mmk, terutama limfosit) dan peningkatan kadar protein (ringan: 40-50 mg/100 mL), kadar glukosa normal

CFR untuk polio paralitik pada anak: 2-5% CFR polio paralitik tipe bulbar: 25-75%

MUSCULAR DYSTROPHY

Dystrophy: pertumbuhan abnormal Muscular dystrophy adalah: 1. Miopati primer 2. Penyakit genetik 3. Progresif 4. Terjadi degenerasi dan kematian serabut otot dl perjalanan penyakit Penyakit neurogenik spt spinal muscular atrophy, miopati nonherediter, miopati metabolik tidak termasuk dalam muscular dystrophy. Beberapa penyakit termasuk dlm muscular dystrophy. Penyakit2 tsb tidak berhubungan satu dg lainnya, diturunkan oleh gen yang berbeda dan progresivitasnya juga berbeda2.

DUCHENNE MUSCULAR DYSTROPHY DAN BECKER MUSCULAR DYSTROPHY

Duchenne muscular dystrophy paling sering didapatkan. Insidensi: 1:3600 bayi lelaki lahir hidup Diturunkan sebagai trait X-linked resesif Becker muscular dystrophy diturunkan dg cara yg sama tetapi perjalanannya lebih ringan dan lambat

Manifestasi klinis: Perkembangan motorik pada masa bayi umumnya normal Batita sering tampak berdiri dg posisi lordotik sbg kompensasi kelemahan pada daerah gluteus Tanda Gower (berdiri dg memanjat tubuh sendiri) mulai tampak pada usia 3 thn dan semakin jelas pada usia 5-6 tahun Trendelenburg gait (berjalan spt bebek) muncul pd saat yang sama. Kedua tanda tsb disebabkan kelemahan otot panggul Anak tidak bisa berjalan lagi pada usia 7-12 tahun Kelemahan otot bertambah terus s/d dekade ke 2, kelemahan otot pernapasan membuat sering terkena infeksi paru, kelemahan otot faring menyebabkan sering terjadi aspirasi dan regurgitasi nasal serta suara sengau

Otot2 distal umumnya tetap berfungsi. Inkontinensia jarang terjadi dan merupakan gejala yang paling lambat muncul Tanda klasik: pseudohipertrofi otot betis karena infiltrasi lemak dan proliferasi kolagen, disusul pseudohipertrofi lengan atas bag depan dan lidah Kardiomiopati terjadi secara bervariasi dan tidak tergantung berat nya gejala pada otot lain Gangguan kemampuan intelektual juga bervariasi dan tidak tergantung kpd berat-ringannya miopati

Penderita Becker muscular dystrophy masih bisa berjalan sampai akhir masa remaja atau awal masa dewasa. Pseudo hipertrofi betis, kardiomiopati dan kadar creatine phosphokinase (CK) sama dg pada Duchenne muscular dystrophy
Penderita umumnya meninggal dunia pada pertengahan atau akhir usia 20-an. Kurang dari separuh penderita bertahan sampai usia 40 tahun dalam keadaan cacat berat

Pemeriksaan penunjang

Kadar CK meningkat tinggi Kadar AST meningkat tetapi tidak spesifik EKG dan Ro dada untuk menilai jantung harus dikerjakan rutin EMG: gambaran miopati, tidak spesifik Diagnosis pasti: biopsi otot Analisis DNA dg PCR

Penatalaksanaan

Blm ada terapi medis untuk menyembuhkan atau memperlambat perjalanan penyakit Terapi ditujukan untuk komplikasi (mis. Infeksi paru) dan memperbaiki quality of life Mempertahankan status gizi yang baik Fisioterapi Eksperimental: terapi gen

Gower Sign

MUSCULAR DYSTROPHY LAINNYA Emery-Dreifuss muscular dystrophy (X-linked) Myotonic muscular dystrophy (Steinert disease) (autosomal dominan) Limb-girdle muscular dystrophy (autosomal dominan atau resesif) dll

GUILLAIN-BARRE SYNDROME

Sindroma polineuropati pasca-infeksi yang menyebabkan demyelinisasi saraf motorik dan kadang-kadang juga saraf sensorik Pada serum penderita didapatkan cross-reacting antibody yang bereaksi dg lipopolisakarida dari bakteri tertentu dan gangliosida dari sel saraf

GBS

Manifestasi Klinis:

Didahului gejala infeksi viral nonspesifik kira-kira 10 hari sebelum timbul gejala Infeksi yang mendahului dapat berasal dari gastrointestinal (C jejuni) atau respiratorius (M pneumoniae) Kelemahan mulai dari ekstremitas inferior dan secara progresif melibatkan batang tubuh, ekstremitas superior dan akhirnya otot-otot bulbar Pada kasus yang berat penderita dapat merasakan nyeri otot pada awal penyakit Anak mjd gelisah, kelemahan kmd disusul dg ketidak mampuan utk berjalan dan mjd tetraplegia flaksid. Kadang terdapat paresthesia

Pada 50% kasus tjd kelumpuhan bulbar. Disfagia dan kelemahan otot wajah merupakan pertanda akan terjadi gagal napas Refleks tendon kadang menghilang pada awal penyakit, kadang lebih lambat Penderita akan mulai pulih setelah 2-3 minggu Kepulihan dimulai dari fungsi bulbar dan ekstremitas inferior pulih paling akhir Kadang terjadi gangguan saraf otonom: gangguan tekanan darah, denyut jantung, sehingga perlu pemantauan kardiovaskular Kira2 7% penderita dapat mengalami relaps

Kriteria Diagnosis:

kelemahan progresif pada lebih dari 2 ekstremitas, arefleksia, progresi penyakit tidak melebihi 4 minggu, gejala sensorik ringan
(disingkirkan adanya neuropati akut lain yang disebabkan keracunan timbal, vaskulitis, botulisme dan porfiria)

Pemeriksaan Penunjang

LCS: protein meningkat, glukosa normal, leukosit < 10/mmk, protein meningkat dg jlh sel normal: disosiasi sitoalbuminik khas untuk GBS CK normal atau sedikit meningkat

Penatalaksanaan Penderita yg menunjukkan gejala awal GBS harus segera dirawat di RS krn kelumpuhan otot pernapasan dapat terjadi dalam 24 jam Penderita dg progresi penyakit yang lambat hanya diawasi sampai gejala mencapai puncaknya dan kmd mulai membaik Utk penyakit yg berat dapat di berikan imunoglobulin iv selama 2,3 atau 5 hari. Bila tidak efektif dapat diberikan plasmapheresis, kortikosteroid dan atau obat imunosupresif Respirasi mekanis bila tjd gagal napas Terapi bila ada infeksi sekunder Cegah dekubitus

Prognosis Setelah 1 tahun dari onset: 65% kembali normal 35% tidak kembali normal (8% meninggal dunia)

BOTULISME Kelainan neurologis berupa paralisis flaksid yang disebabkan neurotoksin botulinum Jenis botulisme: - Food-borne botulisme (klasik): ingesti toksin yang terdapat dalam makanan - Botulisme pada luka: berkembangbiaknya bakteri serta produksi toksin pada luka, termasuk infeksi pada pemakai obat intravena -Botulisme pada bayi : disebabkan absorpsi toksin ke dalam darah. Toksin diproduksi oleh bakteria toksigenik yang mengkolonisasi traktus intestinalis bayi < 1 tahun

ETIOLOGI

Toksin yang diproduksi Clostridium botulinum, bakteria anaerob Gram + yg dpt membentuk spora Tipe toksin: A sampai G A, B, E, F menyebabkan botulisme pada manusia C dan D menyebabkan botulisme pada binatang G belum terbukti menyebabkan botulisme

PATOGENESIS

Absorpsi toksin dari GIT atau luka terinfeksi Dibawa secara limfogen atau hematogen ke ujung neuromuskular Toksin bekerja dengan cara: -Berikatan dg reseptor di ujung saraf -Toksin diinternalisasi -Mengganggu pelepasan asetilkolin yg diperlukan untuk merangsang kontraksi otot

Botulisme

GEJALA KLINIS

Konstipasi Letargi Kesulitan menghisap, mengunyah dan menelan Tangis lemah, hipotonia, ptosis, ophtalmoplegia Kelumpuhan otot respirasi Refleks tendon dalam normal atau melemah

PENATALAKSANAAN Suportif Ventilasi mekanis bila diperlukan Antitoksin botulinum (tidak mempengaruhi perjalanan penyakit)

MYASTHENIA GRAVIS

Penyakit autoimun yang disebabkan oleh terbentuknya autoantibodi terhadap reseptor asetilkolin nikotinik pada membran post sinaptik neuromuscular junction Ditandai dengan kelemahan dan kelelahan pada otototot volunter Dapat terjadi pada segala usia. Puncak insidensi pertama pada wanita dewasa muda. Puncak insidensi kedua pada pria tua

KLASIFIKASI

Berdasarkan usia onset: transient neonatal (transfer antibodi maternal) sembuh spontan dalam 1-3 minggu adult autoimmune
Berdasarkan beratnya penyakit: 1. Ocular myasthenia 2. Myasthenia generalisata (ringan dan sedang) 3. Myasthenia generalisata berat 4. Krisis myasthenik dg gagal napas

ETIOLOGI

1. Autoimun akuisita 2. Neonatal transien 3. Drug-induced (d-penicillamine, curare, aminoglikosida, kinin, prokainamid, Ca-channel blocker) 4. Sindroma myasthenik kongenital (defisiensi reseptor asetilkolin, slow channel syndrome, fast channel syndrome)

PATOGENESIS

Terbentuknya autoantibodi terhadap reseptor asetilkolin menyebabkan: -Berkurangnya jumlah reseptor, berkurangnya panjang membran postsinaptik -Pemendekan lipatan sinaptik karena destruksi ekspansi terminal -Pelebaran celah sinaptik
Kelainan thymus ditemukan pada 75% pasien myasthenia gravis

MANIFESTASI KLINIS

Kelemahan dan kelelahan otot setelah aktivitas lama atau berulang-ulang, yang akan membaik setelah istirahat. Penderita semakin lemah pada sore hari. Ptosis (unilateral atau bilateral) merupakan gejala awal yg paling sering ditemukan. Wajah sering tanpa ekspresi, Disfonia, disfagia Kelemahan berlanjut secara craniocaudal: otot okular-fasial-bulbar inferior-trunkal-ekstremitas Refleks tendon dalam normal atau meningkat, tidak ada gangguan sensorik

DIAGNOSIS Edrophonium (Tensilon) Test positif bila ada perbaikan kekuatan (edrophonium adalah AChE inhibitor)

Icepack test kompres es pada kelopak mata yang ptosis memperbaiki ptosis
AChR antibody dalam serum dll

TERAPI

AChE inhibitor Kortikosteroid Imunosupresan Plasmapheresis IV Ig Thymectomi

PROGNOSIS Tanpa terapi mortalitas 10-20% setelah 10 tahun

KRISIS MYASTHENIK
Eksaserbasi myasthenia s/d paralisis otot pernapasan Disebabkan infeksi, atau terapi tidak adekuat

Вам также может понравиться

  • KMK No. HK.01.07-MENKES-755-2019 TTG Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkolosis PDF
    KMK No. HK.01.07-MENKES-755-2019 TTG Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkolosis PDF
    Документ139 страниц
    KMK No. HK.01.07-MENKES-755-2019 TTG Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkolosis PDF
    annisa kurnia
    Оценок пока нет
  • Pneumonia
    Pneumonia
    Документ24 страницы
    Pneumonia
    ajeng rahmadaniyanti
    Оценок пока нет
  • Asma
    Asma
    Документ4 страницы
    Asma
    Arti Tyagita Kusumawardhani
    Оценок пока нет
  • TB MDR-FKM 1.15
    TB MDR-FKM 1.15
    Документ94 страницы
    TB MDR-FKM 1.15
    Nahda Fadila Sari
    Оценок пока нет
  • PHBS Sekolah 8 Indikator
    PHBS Sekolah 8 Indikator
    Документ24 страницы
    PHBS Sekolah 8 Indikator
    Vianna Queen
    Оценок пока нет
  • Diare Akut-Blok Gastro
    Diare Akut-Blok Gastro
    Документ38 страниц
    Diare Akut-Blok Gastro
    joenakita
    Оценок пока нет
  • Tes Mantoux
    Tes Mantoux
    Документ3 страницы
    Tes Mantoux
    Aya Dan Dia
    0% (1)
  • Infeksi Jamur Pada Paru 2014
    Infeksi Jamur Pada Paru 2014
    Документ54 страницы
    Infeksi Jamur Pada Paru 2014
    Bachri Hidayat
    Оценок пока нет
  • Lembar Status Koas Neurologi
    Lembar Status Koas Neurologi
    Документ6 страниц
    Lembar Status Koas Neurologi
    Julian Lee
    Оценок пока нет
  • Power Point Leukemia
    Power Point Leukemia
    Документ15 страниц
    Power Point Leukemia
    Budhiasa Ari
    Оценок пока нет
  • Master Sop Pomp Filariasis 2019
    Master Sop Pomp Filariasis 2019
    Документ4 страницы
    Master Sop Pomp Filariasis 2019
    Kristina ria
    Оценок пока нет
  • Nutrisi Pada Pasien Neurocritically Ill
    Nutrisi Pada Pasien Neurocritically Ill
    Документ33 страницы
    Nutrisi Pada Pasien Neurocritically Ill
    Clara Krishanti
    Оценок пока нет
  • Patofisiologi Batuk
    Patofisiologi Batuk
    Документ8 страниц
    Patofisiologi Batuk
    yasa karyada
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus TB Paru Dengan GIZI BURUK
    Laporan Kasus TB Paru Dengan GIZI BURUK
    Документ31 страница
    Laporan Kasus TB Paru Dengan GIZI BURUK
    Muhammad Fitriana
    Оценок пока нет
  • Laporan Kipi
    Laporan Kipi
    Документ19 страниц
    Laporan Kipi
    Anggreny Unbekna
    Оценок пока нет
  • Infeksi Tropik Ukdi
    Infeksi Tropik Ukdi
    Документ4 страницы
    Infeksi Tropik Ukdi
    Abbi Yanto Art
    Оценок пока нет
  • Skoring TB Dan Tes Tuberkulin
    Skoring TB Dan Tes Tuberkulin
    Документ5 страниц
    Skoring TB Dan Tes Tuberkulin
    Ilma Anisa
    Оценок пока нет
  • Cara Pencegahan TBC
    Cara Pencegahan TBC
    Документ4 страницы
    Cara Pencegahan TBC
    Natasia Ingratoeboen-Damping
    Оценок пока нет
  • 13 CapralTunnelSyndrome
    13 CapralTunnelSyndrome
    Документ3 страницы
    13 CapralTunnelSyndrome
    Ikhy Rizky Ikong
    Оценок пока нет
  • Lapsus SOPT
    Lapsus SOPT
    Документ11 страниц
    Lapsus SOPT
    Rizky Maulana Harun
    Оценок пока нет
  • Ceftriaxone
    Ceftriaxone
    Документ2 страницы
    Ceftriaxone
    Teguh Agung Nugraha
    Оценок пока нет
  • Sindrom Guillain Barre
    Sindrom Guillain Barre
    Документ18 страниц
    Sindrom Guillain Barre
    bramjireh
    Оценок пока нет
  • Sop 119 Vaginitis
    Sop 119 Vaginitis
    Документ4 страницы
    Sop 119 Vaginitis
    qanitasuhendi
    Оценок пока нет
  • Diabetes Mellitus Dan Stress Oksidatif
    Diabetes Mellitus Dan Stress Oksidatif
    Документ13 страниц
    Diabetes Mellitus Dan Stress Oksidatif
    Seruni Estari
    Оценок пока нет
  • Mekanisme Kompensasi Dari Asidosis Metabolik
    Mekanisme Kompensasi Dari Asidosis Metabolik
    Документ15 страниц
    Mekanisme Kompensasi Dari Asidosis Metabolik
    xohanort
    Оценок пока нет
  • Jenis Imunisasi
    Jenis Imunisasi
    Документ6 страниц
    Jenis Imunisasi
    yuniar
    Оценок пока нет
  • TB Anak Tatalaksana
    TB Anak Tatalaksana
    Документ91 страница
    TB Anak Tatalaksana
    Farhan Rizqy R
    Оценок пока нет
  • Pod Power Poin
    Pod Power Poin
    Документ17 страниц
    Pod Power Poin
    Satria Yudha
    100% (1)
  • SOP Ulkus Pada Tungkai
    SOP Ulkus Pada Tungkai
    Документ4 страницы
    SOP Ulkus Pada Tungkai
    Ardiansyah Nst
    Оценок пока нет
  • Sop Perdarahan Subkonjungtiva PKM Layang
    Sop Perdarahan Subkonjungtiva PKM Layang
    Документ2 страницы
    Sop Perdarahan Subkonjungtiva PKM Layang
    puskesmas layang
    Оценок пока нет
  • SOP Kehamilan Normal
    SOP Kehamilan Normal
    Документ10 страниц
    SOP Kehamilan Normal
    samuel
    Оценок пока нет
  • SOP Tatalaksana TB Hiv
    SOP Tatalaksana TB Hiv
    Документ3 страницы
    SOP Tatalaksana TB Hiv
    Tedi Ganjar
    Оценок пока нет
  • Form Skreening TB & Rujukan
    Form Skreening TB & Rujukan
    Документ2 страницы
    Form Skreening TB & Rujukan
    Apreni Bolehkahi
    Оценок пока нет
  • Leaflet Dispepsia
    Leaflet Dispepsia
    Документ2 страницы
    Leaflet Dispepsia
    nora kamaliyah
    100% (1)
  • Pemeriksaan Penunjang Radiologi
    Pemeriksaan Penunjang Radiologi
    Документ32 страницы
    Pemeriksaan Penunjang Radiologi
    Danil Anugrah Jaya
    Оценок пока нет
  • Penyuluhan TBC
    Penyuluhan TBC
    Документ24 страницы
    Penyuluhan TBC
    Yuni Kartika
    Оценок пока нет
  • Makalah Referat Bronkiolitis
    Makalah Referat Bronkiolitis
    Документ25 страниц
    Makalah Referat Bronkiolitis
    Kezia Christy
    Оценок пока нет
  • Tindakan Resusitasi
    Tindakan Resusitasi
    Документ38 страниц
    Tindakan Resusitasi
    Darni Saleh
    Оценок пока нет
  • Bias
    Bias
    Документ22 страницы
    Bias
    armein_rowi
    Оценок пока нет
  • Tatalaksana Cedera Kepala Berat
    Tatalaksana Cedera Kepala Berat
    Документ2 страницы
    Tatalaksana Cedera Kepala Berat
    RilaRivanda
    Оценок пока нет
  • Tata Laksana TB 2018
    Tata Laksana TB 2018
    Документ11 страниц
    Tata Laksana TB 2018
    Mochamad Nazir Djuandi
    Оценок пока нет
  • SOP Bronkitis Akut
    SOP Bronkitis Akut
    Документ6 страниц
    SOP Bronkitis Akut
    Agustini Budiman
    Оценок пока нет
  • Radiologi Injury Tulang Belakang
    Radiologi Injury Tulang Belakang
    Документ30 страниц
    Radiologi Injury Tulang Belakang
    sylvianapf
    Оценок пока нет
  • Visum Et Repertum
    Visum Et Repertum
    Документ2 страницы
    Visum Et Repertum
    DimasRadityaBahwono
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus TB
    Laporan Kasus TB
    Документ56 страниц
    Laporan Kasus TB
    marseilla
    100% (1)
  • Diaper Rash
    Diaper Rash
    Документ13 страниц
    Diaper Rash
    Rachma Azeetha
    100% (1)
  • Kole Stasis
    Kole Stasis
    Документ35 страниц
    Kole Stasis
    nidhya05
    Оценок пока нет
  • Laporan Manajemen Pneumonia Di Puskesmas
    Laporan Manajemen Pneumonia Di Puskesmas
    Документ21 страница
    Laporan Manajemen Pneumonia Di Puskesmas
    dina adlina
    Оценок пока нет
  • Asfiksia
    Asfiksia
    Документ13 страниц
    Asfiksia
    Dwi Utami
    Оценок пока нет
  • Penanganan Keracunan Nsaid
    Penanganan Keracunan Nsaid
    Документ2 страницы
    Penanganan Keracunan Nsaid
    Parris Shany
    Оценок пока нет
  • Penatalaksanaan Gangguan Somatoform
    Penatalaksanaan Gangguan Somatoform
    Документ3 страницы
    Penatalaksanaan Gangguan Somatoform
    Iqra Corow
    Оценок пока нет
  • Tugas Forced Crying
    Tugas Forced Crying
    Документ3 страницы
    Tugas Forced Crying
    Boby Ramadhan
    Оценок пока нет
  • Panduan Skills Lab Pediatric Care 2014
    Panduan Skills Lab Pediatric Care 2014
    Документ72 страницы
    Panduan Skills Lab Pediatric Care 2014
    ita
    Оценок пока нет
  • POLIOMIELITIS
    POLIOMIELITIS
    Документ17 страниц
    POLIOMIELITIS
    Valent Bee
    Оценок пока нет
  • Acute Flaccid Paralysis
    Acute Flaccid Paralysis
    Документ29 страниц
    Acute Flaccid Paralysis
    Teuku
    Оценок пока нет
  • Askep Polio
    Askep Polio
    Документ22 страницы
    Askep Polio
    Chipot Novi
    Оценок пока нет
  • Referat AFP
    Referat AFP
    Документ26 страниц
    Referat AFP
    Muhamad Widianto
    Оценок пока нет
  • Lo 4
    Lo 4
    Документ5 страниц
    Lo 4
    Moka
    Оценок пока нет
  • Askep Encephalitis
    Askep Encephalitis
    Документ6 страниц
    Askep Encephalitis
    mauli
    Оценок пока нет
  • Askep Polio Tetanus (KMB 2)
    Askep Polio Tetanus (KMB 2)
    Документ38 страниц
    Askep Polio Tetanus (KMB 2)
    Raineldy Lamawitak
    100% (1)