Вы находитесь на странице: 1из 2

- KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA -

FENOMENA GEGAR BUDAYA


Gegar budaya (cultural shock) merupakan salah satu dari proses komunikasi budaya. Dalam menjalani proses komunikasi antar budaya seseorang pasti akan mengalami suatu keterkejutan saat berada dalam lingkungan budaya yang berbeda dengan budaya kita. Lingkungan baru dapat merujuk pada agama baru, sekolah baru, lingkungan kerja baru, dsb. Menurut Dedi Mulyana dalam buku Komunikasi Antar udaya! mengatakan bah"a Gegar budaya ditimbulkan oleh ke#emasan yang

disebabkan oleh kehilangan tanda$tanda dan lambang$lambang dalam pergaulan sosial. Gegar budaya bisa saja terjadi dimanapun dan pada siapapun. %engertian gegar budaya tidak hanya dikategorikan pada saat seseorang tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru di suatu tempat saja, namun lebih jauh dari itu ada hubungan yang erat antara budaya dengan perilaku manusia. Keanekaragaman budaya yang ada dan unsur$unsur uni&ersal (seperti teknologi komunikasi global, perkembangan ilmu pengetahuan, dsb) menjadi salah satu penyebab timbulnya gegar budaya.

'ontohnya seperti (enomena seperti %onari yang justru kehilangan jati dirinya sebagai bo#ah desa setelah mendapat perlakuan yang istime"a dengan teknologi yang #anggih, perilaku copycat dari beberapa band musik di )ndonesia karena menginginkan kepopuleran yang serba instant serta gegar teknologi yang dialami masyarakat pedesaan, merupakan #ontoh bah"a gegar budaya seperti menjadi mainstream *manusia )ndonesia* masa kini. +enomena gegar budaya sema#am itu bisa jadi tak jauh berbeda seperti yang disinyalir oleh Emile Durkheim melalui istilah anomi$nya dimana satu kaki masih kuat menan#ap pada akar$akar tradisi budaya lokal, tetapi kaki yang lain sudah menginjak pada akar$akar modernisasi. %erbedaan$perbedaan budaya dengan segala keunikannya merupakan pemi#u adanya benturan budaya. ,eseorang yang sedang mengalami cultural shock dan gagal dalam melakukan proses re#o&ery atau penyesuaian bisa membentuk suatu stereotip (pen#itraan yang buruk) terhadap

Annisa Febiastu S. - D1208519 -

- KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA -

kebudayaan atau lingkungannya yang baru serta mengait$ngaitkan dengan kebudayaan di negara atau daerah asalnya dan bahkan menganggap budaya di daerah asalnya lebih baik (-tnosentrisme). Dalam skala yang lebih besar, gegar budaya bahkan mampu menjadi penyebab kon(lik antar etnis karena perilaku yang dianggap non rasional dari suatu kelompok budaya (#ontohnya peristi"a %oso, ,ampit, ,ambas, dsb). Ada banyak #ara untuk menghindari kondisi gegar budaya salah satunya adalah dengan membangkitkan kembali sebuah kesadaran budaya. Dengan mengetahui #iri dasar budaya dari tiap$ tiap suku bangsa maka dapat mengurangi keterkejutan budaya (gegar budaya), memberikan kepada kita "a"asan terlebih dahulu dan memudahkan kita untuk berinteraksi dengan suku bangsa lain yang sebelumnya sulit kita lakukan. Dari interaksi inilah selanjutnya akan #enderung terjadi relasi. Di )ndonesia sendiri, masuknya nilai$nilai dari budaya global membuat generasi muda kita akan mengalami kegamangan budaya, yang jika tidak diantisipasi sejak dini akan menimbulkan gegar budaya. Di sinilah pentingnya peran pemerintah untuk mem(asilitasi penanaman nilai$nilai budaya lokal dalam konteks .egara Kesatuan /epublik )ndonesia. ,ehingga tokoh masyarakat, tokoh partai maupun lembaga s"adaya masyarakat dan organisasi kemasyarakatan dapat menyampaikan penanaman multikulturalisme kepada generasi muda. Diperlukan adanya pemrograman budaya (cultural programming) untuk dapat memandang, menata atau memetakan, menyelaraskan serta memberi nilai pada nilai budaya lokal maupun budaya asing dengan baik.

Annisa Febiastu S. - D1208519 -

Вам также может понравиться