Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PERATURAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT
NOMOR 1 TAHUN 2009
TENTANG
TATA TERTIB
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT
MEMUTUSKAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
27.Masa Sidang dan Masa Reses adalah masa sidang dan masa reses
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat.
BAB II
SUSUNAN KEANGGOTAAN
Bagian Kesatu
Susunan
Pasal 2
DPRD Provinsi Jawa Barat terdiri atas anggota Partai Politik peserta Pemilihan
Umum yang dipilih melalui Pemilihan Umum Tahun 2009.
Bagian Kedua
Keanggotaan
Pasal 3
7
3) Anggota DPRD berdomisili di Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung.
4) Masa jabatan Anggota DPRD adalah 5 (lima) tahun dan berakhir pada saat
Anggota DPRD yang baru mengucapkan sumpah/janji.
Pasal 4
1) Anggota DPRD sebelum memangku jabatannya, mengucapkan
sumpah/janji secara bersama-sama yang dipandu oleh Ketua Pengadilan
Tinggi dalam Rapat Paripurna Istimewa DPRD.
Pasal 5
(1) “Sumpah/janji sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 sebagai berikut :
bahwa saya akan memperjuangkan aspirasi rakyat yang saya wakili untuk
mewujudkan tujuan nasional demi kepentingan bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.”
Pasal 6
b. mengheningkan Cipta;
j. sambutan Gubernur;
k. pembacaan Do’a;
d. Pimpinan DPRD yang lama dan Ketua pengadilan Tinggi duduk ditempat
yang telah disediakan;
f. Para Undangan dan Anggota DPRD lainnya duduk ditempat yang telah
disediakan; dan
BAB III
KEDUDUKAN, FUNGSI, TUGAS DAN WEWENANG
Bagian Kesatu
Kedudukan
Pasal 7
Bagian Kedua
Fungsi
Pasal 8
a. legislasi;
b. anggaran; dan
c. pengawasan.
Bagian Ketiga
Tugas dan Wewenang
Pasal 9
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Kesatu
Hak DPRD
Paragraf 1
Umum
Pasal 10
a. interpelasi;
b. angket; dan
c. menyatakan pendapat.
Paragraf 2
Hak Interpelasi
Pasal 11
(2) Paling sedikit 15 (lima belas) orang Anggota DPRD dan lebih
dari satu Fraksi dapat menggunakan hak interpelasi dengan
mengajukan usul kepada Pimpinan DPRD secara tertulis untuk
meminta keterangan kepada Gubernur mengenai kebijakan
Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 12
Paragraf 3
Hak Angket
Pasal 13
2) Paling sedikit 15 (lima belas) orang Anggota DPRD dan lebih dari satu
Fraksi dapat menggunakan hak angket dengan mengajukan usul secara
tertulis kepada Pimpinan DPRD untuk melakukan penyelidikan terhadap
kebijakan Pemerintah Daerah yang penting dan strategis serta berdampak
luas pada kehidupan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
3) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (2), disusun secara singkat, jelas,
dan ditandatangani oleh para pengusul serta diberikan Nomor pokok oleh
Sekretariat DPRD yang bersifat administratif.
Pasal 14
Pasal 15
Paragraf 4
Hak Menyatakan Pendapat
Pasal 16
2) Paling sedikit 20 (dua puluh) orang Anggota DPRD dan lebih dari satu
Fraksi dapat menggunakan hak menyatakan pendapat terhadap kebijakan
Gubernur atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di daerah
disertai dengan rekomendasi penyelesaianya atau sebagai tindak lanjut
pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket dengan mengajukan usul
kepada Pimpinan DPRD.
a. pernyataan pendapat;
15
c. peringatan.
Bagian Kedua
Hak Anggota
Paragraf 1
Umum
Pasal 17
Paragraf 2
Hak Mengajukan Rancangan Peraturan Daerah
Pasal 18
(8) Pembicaraan diakhiri dengan keputusan DPRD yang menerima atau menolak
usul prakarsa menjadi prakarsa DPRD.
(9) Tata Cara pembahasan rancangan peraturan daerah atas prakarsa DPRD
mengikuti ketentuan yang berlaku dalam pembahasan rancangan peraturan
daerah atas prakarsa Gubernur.
Paragraf 3
Hak Mengajukan Pertanyaan
Pasal 19
3) Pertanyaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), disusun singkat dan jelas
disampaikan kepada Pimpinan DPRD.
7) Apabila Gubernur menjawab secara lisan dalam rapat yang ditentukan oleh
Badan Musyawarah, Anggota DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
dapat mengemukakan lagi pertanyaan secara singkat dan jelas agar
Gubernur dapat memberikan jawaban yang lebih jelas.
Paragraf 4
Hak Mengajukan Usul dan Pendapat
Pasal 20
2) Setiap Anggota DPRD dalam rapat-rapat DPRD berhak mengajukan usul dan
pendapat kepada Pemerintah Daerah maupun kepada Pimpinan DPRD.
Paragraf 5
Hak Memilih dan Dipilih
Pasal 21
Hak memilih dan dipilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf d adalah
hak setiap Anggota DPRD untuk memilih dan dipilih menjadi anggota atau
Pimpinan Alat Kelengkapan DPRD di luar Pimpinan DPRD.
Paragraf 6
Hak Membela Diri
Pasal 22
1) Setiap Anggota DPRD berhak membela diri yang karena jabatannya diduga
melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan, Kode Etik, dan Tata
Tertib DPRD.
2) Hak membela diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berhak mendapat
bantuan hukum yang difasilitasi oleh Sekretariat DPRD.
3) Hak membela diri atas dugaan melanggar Kode Etik dan Tata Tertib DPRD
serta peraturan perundang-undangan lainnya dilakukan sebelum dan
sesudah pengambilan keputusan oleh Badan Kehormatan.
Paragraf 7
Hak Imunitas
Pasal 23
4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku dalam hal
anggota yang bersangkutan mengumumkan materi yang telah disepakati
dalam rapat tertutup untuk dirahasiakan atau hal lain yang dimaksud dalam
ketentuan mengenai rahasia negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Paragraf 8
Hak mengikuti Orientasi dan Pendalaman Tugas
Pasal 24
a. pemerintah pusat;
b. Pemerintah Daerah;
c. sekretariat DPRD;
e. Partai Politik.
Paragraf 9
Hak Protokoler
Pasal 25
Paragraf 10
Hak Keuangan dan Administratif
19
Pasal 26
Paragraf 11
Hak mempunyai Ruang Kerja
Pasal 27
Bagian Ketiga
Kewajiban Anggota
Pasal 28
h. menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga lain dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah;
BAB V
FRAKSI
Bagian Kesatu
Kedudukan dan Susunan
Pasal 29
Pasal 30
1) Pimpinan Fraksi terdiri dari Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris yang
dipilih dari dan oleh Anggota Fraksi.
Bagian Kedua
Tugas Fraksi
Pasal 31
Fraksi bertugas :
BAB VI
ALAT KELENGKAPAN DPRD
Bagian Kesatu
Susunan
Pasal 32
a. Pimpinan;
b. Badan musyawarah;
c. Komisi;
e. Badan Anggaran;
f. Badan Kehormatan;
g. Badan Urusan Rumah Tangga;
Bagian Kedua
Pimpinan DPRD
Paragraf 1
Kedudukan dan Susunan
Pasal 33
1) Pimpinan DPRD terdiri atas 1 (satu) orang Ketua dan 4 (empat) orang
Wakil Ketua.
2) Pimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari Partai Politik
yang memperoleh kursi terbanyak pertama dan berikutnya secara
berurutan di DPRD.
3) Ketua DPRD ialah Anggota DPRD yang berasal dari Partai Politik yang
memperoleh kursi terbanyak pertama di DPRD.
4) Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) Partai Politik yang memperoleh kursi
terbanyak pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Ketua DPRD
ialah Anggota DPRD yang berasal dari Partai Politik yang memperoleh
suara terbanyak.
5) Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) Partai Politik yang memperoleh
suara terbanyak sama sebagaimana dimaksud pada ayat (4), penentuan
Ketua DPRD dilakukan berdasarkan persebaran wilayah perolehan suara
Partai Politik yang lebih luas secara berjenjang.
6) Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) Partai Politik yang memperoleh kursi
terbanyak pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Wakil Ketua
DPRD ialah Anggota DPRD yang berasal dari Partai Politik yang
memperoleh suara terbanyak secara berurutan.
7) Apabila masih terdapat kursi Wakil Ketua DPRD yang belum terisi
sebagaimana dimaksud pada ayat (6), maka kursi Wakil Ketua diisi oleh
Anggota DPRD yang berasal dari Partai Politik yang memperoleh kursi
terbanyak kedua.
8) Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) Partai Politik yang memperoleh kursi
terbanyak kedua sama, Wakil Ketua DPRD sebagaimana dimaksud pada
ayat (7), ditentukan berdasarkan urutan hasil perolehan suara terbanyak.
9) Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) Partai Politik yang memperoleh kursi
terbanyak kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (7), penentuan Wakil
Ketua DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (8) dilakukan berdasarkan
persebaran wilayah perolehan suara Partai Politik yang yang lebih luas
secara berjenjang.
23
Paragraf 2
Pimpinan Sementara
Pasal 34
1) Dalam hal Pimpinan DPRD belum terbentuk, DPRD dipimpin oleh Pimpinan
Sementara DPRD.
4) Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) Partai Politik yang memperoleh
suara terbanyak sama, Ketua dan Wakil Ketua Sementara DPRD
ditentukan secara musyawarah oleh wakil Partai Politik bersangkutan yang
ada di DPRD.
Paragraf 3
Penetapan Pimpinan DPRD
Pasal 35
Paragraf 4
Calon Pimpinan
Pasal 36
Paragraf 5
Pemberhentian Pimpinan
Pasal 37
a. meninggal dunia;
Pasal 38
Pasal 39
Pasal 40
Paragraf 6
Pengisian Pimpinan
Pasal 41
Paragraf 7
Tugas Pimpinan DPRD
Pasal 42
3) Badan Musyawarah terdiri dari para ketua Fraksi, ketua Komisi dan
unsur Fraksi, berdasarkan perimbangan jumlah anggota dan sebanyak-
banyaknya tidak lebih dari setengah jumlah Anggota DPRD.
Paragraf 2
Tugas
Pasal 44
Bagian Keempat
Komisi–Komisi
Paragraf 1
Kedudukan dan Susunan
Pasal 45
Paragraf 2
Tugas
Pasal 46
Paragraf 3
Bidang Tugas Komisi
Pasal 47
Pendapatan Asli Daerah (Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil BUMD dan
Pengelolaan Kekayaan Daerah dan Harta lainnya yang dipisahkan, lain-lain
PAD yang sah), Dana Perimbangan (PBB, Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Penerimaan Sektor
Kehutanan, Pertambangan Umum dan Perikanan, Penerimaan dari
Pertambangan Minyak dan Gas Alam ), Pajak Air, Pinjaman Daerah,
Perbankan, Dunia Usaha, Otorita, Pemberdayaan dan Pengembangan
BUMD, serta Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri,
dan lain-lain penerimaan yang sah.
Bagian Kelima
Badan Legislasi Daerah
Paragraf 1
Kedudukan
Pasal 48
Badan Legislasi adalah alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap dan
dibentuk dalam rapat Paripurna DPRD.
Paragraf 2
Susunan
Pasal 49
3) Jumlah anggota Badan Legislasi setara dengan jumlah anggota satu komisi
di DPRD.
Pasal 50
1) Pimpinan Badan Legislasi terdiri atas 1 (satu) orang Ketua dan 3 (tiga)
orang Wakil Ketua yang dipilih dari dan oleh anggota Badan Legislasi
berdasarkan prinsip musyawarah untuk mufakat.
Paragraf 3
Tugas
Pasal 51
(3) Sekretariat DPRD menyediakan sarana, anggaran dan tenaga ahli untuk
kelancaran pelaksanaan tugas Badan Legislasi sesuai kebutuhan dengan
memperhatikan kemampuan APBD.
Bagian Keenam
Badan Anggaran
Paragraf 1
Kedudukan dan Susunan
Pasal 52
2) Badan Anggaran terdiri dari Pimpinan DPRD, para Ketua Fraksi, Ketua
Komisi dan unsur Fraksi, berdasarkan perimbangan jumlah anggota
dan sebanyak-banyaknya tidak lebih dari setengah jumlah Anggota
DPRD.
4) Ketua dan Wakil Ketua DPRD karena jabatannya adalah Ketua dan
Wakil Ketua Badan Anggaran merangkap anggota.
Paragraf 2
Tugas
Pasal 53
Bagian Ketujuh
Badan Kehormatan
Paragraf 1
Kedudukan dan Susunan
Pasal 54
Paragraf 2
Tugas
Pasal 55
Pasal 56
Pasal 57
Pasal 58
a. teguran lisan;
3) Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris dipilih dari dan oleh anggota Badan
Urusan Rumah Tangga.
Paragraf 2
Tugas
Pasal 60
Bagian Kesembilan
Panitia Khusus
Kedudukan dan Susunan
Pasal 61
4) Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris Panitia Khusus dipilih dari dan oleh
anggota.
BAB VII
PERSIDANGAN DAN RAPAT DPRD
Bagian Pertama
Acara Resmi
Pasal 62
Pasal 63
Pasal 64
Pasal 65
3) Masa persidangan meliputi masa sidang dan masa reses, kecuali pada
persidangan terakhir dari satu periode keanggotaan DPRD, masa reses
ditiadakan.
Pasal 67
39
6) DPRD mengadakan rapat atas undangan Ketua atau Wakil Ketua DPRD
berdasarkan jadual rapat yang telah ditetapkan oleh Badan
Musyawarah.
Pasal 68
Bagian Ketiga
Jenis Rapat
Pasal 69
m. Rapat Kerja merupakan rapat antara DPRD atau Alat Kelengkapan DPRD
dengan Gubernur atau Pejabat yang ditunjuk;
(2). Kecuali rapat Fraksi, rapat-rapat lainnya dilaksanakan atas undangan Ketua
atau Wakil Ketua DPRD.
Bagian Keempat
Sifat Rapat
Pasal 70
Pasal 71
Pasal 72
keputusan.
Pasal 73
2) Sifat rahasia sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga harus dipegang
teguh oleh mereka yang mengetahui atau mendengar pembicaraan rapat
tertutup tersebut.
Pasal 74
k. kerjasama daerah;
Pasal 75
Bagian Kelima
Waktu dan Hari Kerja
Pasal 76
a. Hari kerja Senin – Kamis pukul 09.00 WIB – 16.00 WIB, Hari Jum’at
pukul 08.00 – 11.00 WIB dan pukul 13.30 WIB – 16.00 WIB;
c. Perubahan hari dan jam kerja adalah kewenangan Pimpinan DPRD atas
usulan alat kelengkapan DPRD.
Bagian Keenam
Pengambilan Keputusan
Pasal 77
Pasal 78
(2) Keputusan rapat DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
berupa persetujuan atau penolakan.
Pasal 79
terbanyak.
Pasal 80
Pasal 81
Pasal 82
Pasal 83
(3) Anggota DPRD yang meninggalkan ruang sidang dianggap telah hadir
dan tidak mempengaruhi sahnya keputusan.
Pasal 84
Pasal 85
jam.
Pasal 86
Pasal 87
Pasal 88
Apabila Ketua DPRD berhalangan untuk memimpin rapat, rapat dipimpin oleh
salah seorang Wakil Ketua DPRD dan apabila Ketua dan Wakil Ketua DPRD
berhalangan, Pimpinan Rapat dipilih dari dan oleh peserta rapat yang hadir.
Pasal 89
Pasal 90
Pasal 91
Pasal 92
Pasal 93
Pasal 94
Pasal 95
Pasal 96
Pasal 97
Pasal 98
Pasal 99
Bagian Ketujuh
Risalah Rapat
Pasal 100
c. tempat rapat;
d. acara rapat;
Pasal 101
Sekretaris rapat menyusun risalah untuk dibagikan kepada anggota dan pihak
yang bersangkutan setelah rapat selesai paling lambat 2 (dua) hari kerja .
Pasal 102
Pasal 103
Pasal 104
1) Dalam risalah, catatan rapat, dan laporan singkat mengenai rapat yang
bersifat tertutup, harus dicantumkan dengan jelas kata "RAHASIA".
2) Rapat yang bersifat tertutup dapat memutuskan bahwa suatu hal yang
dibicarakan dan/atau diputuskan dalam rapat itu tidak dimasukan dalam
risalah, catatan rapat, dan/atau laporan singkat.
Bagian Kedelapan
Undangan Rapat
Pasal 105
Pasal 106
3) Pimpinan rapat dapat menutup atau menunda rapat tersebut apabila terjadi
peristiwa, sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
4) Lama penundaan rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (3), tidak boleh
lebih dari 24 jam.
Bagian Kesembilan
Pakaian
Pasal 107
b. sipil harian (PSH), dalam hal rapat direncanakan tidak akan mengambil
keputusan DPRD; dan
51
Pasal 108
2) Setiap hari Jum’at Pimpinan dan Anggota DPRD memakai pakaian batik
khas Jawa Barat.
Bagian Kesepuluh
Bentuk Kebijakan DPRD
Pasal 109
2) Peraturan DPRD dan Keputusan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dalam rapat Paripurna DPRD, ditandatangani oleh Ketua atau
Wakil Ketua DPRD yang memimpin Rapat Paripurna pada hari itu juga.
BAB VIII
KUNJUNGAN KERJA DAN RESES
Bagian Kesatu
Kunjungan Kerja
Pasal 110
3) Anggota DPRD atau kelompok yang terdiri dari beberapa Anggota DPRD
yang melakukan kunjungan kerja, wajib menyampaikan laporannya secara
tertulis kepada Pimpinan DPRD selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja
setelah selesainya kunjungan.
Bagian Kedua
Reses
Pasal 111
BAB IX
PENYUSUNAN DAN PENETAPAN PERATURAN DAERAH
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 112
Pasal 113
Apabila terdapat rancangan peraturan daerah yang diajukan mengenai hal
yang sama yang dibicarakan adalah rancangan peraturan daerah yang
diterima terlebih dahulu, sedangkan rancangan peraturan daerah yang
diterima kemudian dipergunakan sebagai pelengkap.
Pasal 114
1) Rancangan peraturan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 112 ayat
(2) disusun berdasarkan Program Legislasi Daerah.
2) Dalam keadaan tertentu, rancangan peraturan daerah di luar Program
Legislasi Daerah dapat dilakukan pembahasan atas persetujuan DPRD dan
Gubernur.
Bagian Kedua
Pasal 115
Pasal 116
Pasal 117
Pasal 118
Pasal 119
(1) Peraturan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 112 tidak boleh
bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi dan peraturan daerah lain.
(2) Peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku setelah
diundangkan dalam Lembaran Daerah.
Pasal 120
Bagian Keempat
Partisipasi Masyarakat
Pasal 121
BAB X
PEMBAHASAN APBD DAN LAPORAN KETERANGAN
PERTANGGUNGJAWABAN GUBERNUR
Bagian Kesatu
Kebijakan Umum APBD
Pasal 122
Bagian Kedua
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
Pasal 123
Pasal 124
Bagian Ketiga
Penyampaian dan Pembahasan
Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
Pasal 125
Bagian Keempat
Perubahan Peraturan Daerah tentang APBD
Pasal 126
(4) Keadaan luar biasa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf
e adalah keadaan yang menyebabkan estimasi penerimaan
dan / atau pengeluaran dalam APBD mengalami kenaikan atau
penurunan lebih besar dari 50 % (lima puluh persen).
Pasal 127
Bagian Kelima
Penetapan Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
Pasal 128
Bagian Keenam
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan
Rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran APBD
Pasal 129
(1) Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD yang telah disetujui bersama
DPRD dan rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran APBD
sebelum ditetapkan oleh Gubernur paling lama 3 (tiga) hari kerja
disampaikan terlebih dahulu kepada Menteri Dalam Negeri untuk
dievaluasi.
(5) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam
keputusan Menteri Dalam Negeri dan disampaikan kepada Gubernur
paling lama 15 (lima belas) hari kerja terhitung sejak diterimanya
rancangan dimaksud.
(7) Dalam hal Menteri Dalam Negeri menyatakan bahwa hasil evaluasi
rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan rancangan Peraturan
Gubernur tentang Penjabaran APBD bertentangan dengan kepentingan
umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, Gubemur
bersama DPRD melakukan penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) hari kerja
terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.
(8) Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh Gubernur dan DPRD,
Gubernur tetap menetapkan rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
dan rancangan Peraturan Gubernur tentang Penjabaran APBD menjadi
peraturan daerah dan peraturan gubernur, Menteri Dalam Negeri
membatalkan peraturan daerah dan peraturan gubernur dimaksud
sekaligus menyatakan berlakunya pagu APBD tahun sebelumnya.
Pasal 130
(1) Paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah pembatalan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 129 ayat (8) dan ayat (9), Gubernur harus memberhentikan
pelaksanaan peraturan daerah dan selanjutnya DPRD bersama Gubernur
mencabut peraturan daerah dimaksud.
Pasal 131
Pasal 132
(3) Keputusan Pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dijadikan
dasar penetapan Peraturan Daerah tentang APBD.
(4) Keputusan Pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bersifat
final dan dilaporkan pada Rapat Paripurna berikutnya.
(5) Rapat Paripurna berikutnya sebagaimana dimaksud pada ayat (4) yakni
setelah Rapat Paripurna pengambilan keputusan bersama terhadap
rancangan Peraturan Daerah tentang APBD.
(7) Dalam hal Pimpinan DPRD berhalangan tetap, maka pejabat yang ditunjuk
dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang selaku Pimpinan Sementara
DPRD yang menandatangani Keputusan Pimpinan DPRD.
Bagian Ketujuh
Laporan Realisasi Semester Pertama APBD
Pasal 133
Bagian Kedelapan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Gubernur
Paragraf 1
Ruang Lingkup
Pasal 134
a. urusan desentralisasi;
Pasal 135
Pasal 136
Paragraf 2
Muatan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Gubernur
Pasal 137
Paragraf 3
Penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Gubernur
Pasal 138
Pasal 140
Pasal 141
Pasal 142
BAB XI
PEMBERHENTIAN ANTAR WAKTU, PENGGANTIAN ANTAR WAKTU, DAN
PEMBERHENTIAN SEMENTARA
Bagian Kesatu
Pemberhentian Antar Waktu
Pasal 143
a. meninggal dunia;
c. diberhentikan.
Pasal 144
Pasal 145
Pasal 146
Bagian Kedua
Penggantian Antar Waktu
Pasal 147
67
Pasal 148
3) Paling lambat 7 (tujuh) hari sejak menerima nama calon pengganti antar
waktu dari KPU sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pimpinan DPRD
menyampaikan nama Anggota DPRD yang diberhentikan dan nama calon
pengganti antar waktu kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur.
4) Paling lambat 7 (tujuh) hari sejak menerima nama calon Anggota DPRD
yang diberhentikan dan nama calon pengganti antar waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), Gubernur menyampaikan nama Anggota DPRD
yang diberhentikan dan nama calon pengganti antar waktu kepada
Menteri Dalam Negeri.
Bagian Ketiga
Persyaratan dan Verifikasi Persyaratan
Pasal 149
a. Warga Negara Indonesia yang telah berumur 21 (dua puluh satu) tahun
atau lebih;
a. foto copy daftar calon tetap yang dilegalisir oleh KPU provinsi untuk
DPRD provinsi dan oleh KPU kabupaten/kota untuk DPRD
kabupaten/kota;
Bagian Keempat
Pemberhentian Sementara
Pasal 150
BAB XII
KONSULTASI ANTARA DPRD DAN PEMERINTAH DAERAH
Pasal 151
a. pembicaraan awal
mengenai materi muatan
suatu rancangan
peraturan daeran
dan/atau rancangan
kebijakan umum
anggaran (KUA) serta
prioritas dan plafon
anggaran sementara
(PPAS) dalam rangka
penyusunan rancangan
APBD;
71
b. pembicaraan mengenai
penanganan suatu
masalah yang
memerlukan keputusan
bersama DPRD dan
Pemerintah Daerah
berdasarkan peraturan
perundang-undangan;
c. penyelesaian suatu
persoalan yang tidak
dapat diselesaikan
berdasarkan agenda dan
jadwal kerja yang ada;
atau
d. permintaan penjelasan
mengenai kebijakan atau
program kerja tertentu
yang ditetapkan atau
dilaksanakan oleh
Gubernur.
Pasal 152
BAB XIII
PENERIMAAN PENGADUAN DAN PENYALURAN ASPIRASI MASYARAKAT
Pasal 153
Pasal 154
BAB XIV
PELAKSANAAN TUGAS KELOMPOK PAKAR/AHLI
Pasal 155
BAB XV
LARANGAN, PENYIDIKAN DAN SANKSI
Bagian Kesatu
Larangan
Pasal 156
Bagian Ketiga
Sanksi
Pasal 158
Pasal 159
Jenis sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 ayat (1) berupa;
a. teguran lisan;
Pasal 160
Pasal 161
Kehormatan.
BAB XVI
KODE ETIK
Pasal 162
DPRD menyusun kode etik yang berisi norma yang wajib dipatuhi oleh setiap
anggota selama menjalankan tugasnya untuk menjaga martabat, kehormatan,
citra, dan kredibilitas DPRD.
Pasal 163
Pasal 164
Pasal 165
Anggota DPRD wajib bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa
Pancasila, taat kepada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dan peraturan perundang-undangan, berintegritas tinggi, jujur,
dan transparan dengan senantiasa menegakkan kebenaran dan keadilan,
menjunjung tinggi demokrasi dan hak azasi manusia, mengemban amanat
penderitaan rakyat, mematuhi peraturan tata tertib, profesional dan selalu
berupaya meningkatkan kualitas dan kinerjanya.
Pasal 166
Pasal 168
Pasal 169
Pasal 170
Pasal 171
Anggota DPRD dilarang menerima imbalan atau hadiah dari pihak lain
sesuai ketentuan peraturan perudang-undangan.
Pasal 172
Pasal 173
Pasal 174
Pasal 175
Pasal 176
Pasal 177
(1) Anggota DPRD yang ikut serta dalam kegiatan organisasi di luar lembaga
DPRD harus mengutamakan tugas dan fungsinya sebagai Anggota DPRD.
6) Sekretaris DPRD dan Pegawai Sekretariat DPRD berasal dari Pegawai Negeri
Sipil.
BAB XVIII
KETENTUAN LAIN - LAIN
Pasal 179
Dalam hal terdapat hal – hal yang belum sesuai dengan Peraturan Perundang-
undangan, maka Peraturan Tata Tertib ini akan dilakukan perubahan
sebagaimana mestinya.
BAB XIX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 180
79
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Tata Tertib ini, ditetapkan dan diatur
lebih lanjut oleh Pimpinan DPRD setelah dilakukan pembahasan dalam Badan
Musyawarah.
Pasal 181
Dengan berlakunya Peraturan DPRD ini, maka Keputusan DPRD Provinsi Jawa
Barat Nomor 1 Tahun 2004 tentang Peraturan Tata Tertib DPRD Provinsi Jawa
Barat sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Keputusan
DPRD Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas
Keputusan DPRD Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2004 tentang Peraturan
Tata Tertib DPRD Provinsi Jawa Barat, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Ditetapkan di Bandung
pada tanggal 20 Oktober 2009
RANCANGAN
PERATURAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT
TENTANG
TATA TERTIB
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT
81