Вы находитесь на странице: 1из 16

1

PRESBIKUSIS
I. PENDAHULUAN
Perubahan patotogik pada organ auditori akibat proses degenerasi pada
usia lanjut dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Jenis ketulian yang terjadi
pada kelompok geriatri umumnya tuli sensorineural, namun dapat juga berupa tuli
konduktif atau tuli campur. Secara alami organ- organ pendengaran akan
mengalami proses degenerasi. Struktur telinga bagian dalam juga mengalami
perubahan pada kelompok usia lanjut. Komponen telinga dalam baik berupa
bagian sensorik, saraf, pembuluh darah, jaringan penunjang maupun sinaps saraf
sangat rentan terhadap perubahan akibat proses degenerasi. Organ korti
merupakan bagian dari koklea yang peling rentan terhadap perubahan akibat
proses degenerasi yang dialami populasi usia lanjut. Proses degenerasi yang
terjadi pada sel-sel rambut luar di bagian basal koklea sangat besar pengaruhnya
dalam penurunan ambang pendengaran pada usia lanjut.
1

Presbikusis adalah ketulian setelah beberapa waktu akibat mekanisme
penuaan dalam telinga dalam. Secara umum disebut sebagai tuli yang
dihubungkan dengan peningkatan usia, umumnya terjadi mulai usia 60 - 65 tahun,
simetris pada telinga kanan dan kiri. Presbikusis dapat mulai pada frekuensi 1000
Hz atau lebih.
1-5

II. ANATOMI
1. Telinga Luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga, liang telinga sampai membran
timpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga
berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar.
Sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya
kira kira 2 - 3 cm. Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat
banyak kelenjar serumen (kelenjar keringat) dan rambut. Pada duapertiga bagian
dalam telinga hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen.
1,2
2

Gambar 1. Anatomi telinga, dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu telinga luar
(biru), telinga tengah (hijau) dan telinga dalam (merah). Nervus
vestibulokoklearis diperlihatkan sebagai warna kuning.
6



2. Telinga Tengah
Telinga tengah berbentuk kubus dengan :
1
- batas luar : membran timpani
- batas depan : tuba eustachius
- batas bawah : vena jugularis (bulbus jugularis)
- batas belakang: aditus ad antrum, kanais fasialis pars vertikalis
- batas atas : tegmen timpani (meningen otak)
- batas dalam : berturut turut dari atas ke bawah kanalis semi sirkularis
horizontal, kanalis fasialis, tingkap lonjong (oval window), tingkap bundar
(round window) dan promontorium.
3

Gambar 2. Anatomi membran timpani (telinga kiri)
7

Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang
telinga dan terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Terbagi atas pars flaksida
(bagian atas) dan pars tensa / membran propria (bagian bawah). Pars flaksida
hanya berlapis dua,yaitu bagian luar merupakan lanjutan epitel kulit liang telinga
dan bagian dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia (seperti pada saluran napas). Pars
tensa mempunyai satu lapis lagi di tengah, yaitu lapisan yang terdiri dari kolagen
dan sedikit serat elastin. Bayangan penonjolan bagian bawah maleus pada
membran timpani disebut sebagai umbo. Dari umbo bermula suatu efek cahaya
(cone of light) ke arah bawah yaitu pada pukul 7 untuk membran timpani kiri dan
pukul 5 untuk membran timpani kanan.
1,2
Didalam telinga tengah terdapat tulang tulang pendengaran. Tulang
pendengaran di dalam telinga tengah saling berhubungan. Prosesus longus
maleolus melekat pada membran timpani, meleus melekat pada inkus, dan inkus
melekat pada tingkap lonjong yang berhubungan dengan koklea. Hubungan antara
tulang tulang pendengaran merupakan persendian. Tuba eustachius termasuk
dalam telinga tengah yang menghubungkan daerah nasofaring dengan telinga
tengah.
1,2
4

Gambar 3. Tulang Tulang Pendengaran Telinga Tengah
7

3. Telinga Dalam
Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang berupa dua setengah
lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari tiga kanalis semisirkularis. Ujung atau
puncak koklea disebut helikoterma yang menghubungkan perilimfa skala timpani
dan skala vestibuli. Pada koklea juga terdapat organ pendengaran yang
menghubungkan saraf pendengaran ke batang otak.
1,2

Kanalis semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan
membentuk lingkaran yang tidak lengkap. Skala vestibuli dan skala timpani berisi
perilimfa sedangkan skala media berisi endolimfa. Dasar skala vestibuli disebut
sebagai membran vestibuli sedangkan dasar skala media adalah membran basalis.
Vestibuli dan kanalis semisirkularis membentuk organ keseimbangan perifer yang
langsung terhubung dengan serebellum dan mata, yang berperan penting dalam
mempertahankan keseimbangan tubuh dan mempertahankan mata tetap berfokus
saat kepala bergerak.
1,2




5
III. FISIOLOGI PENDENGARAN

Gambar 4. Transformasi energi mekanik dari sel rambut pada organ Coti
menjadi impuls elektrik.
2


Mekanisme yang paling esensial, baik pada proses mendengar maupun
keseimbangan adalah sel sel rambut (stereosilia). Proses mendengar diawali
dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk gelombang
yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea. Getaran terebut menggetarkan
membran timpani diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang
pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran. Energi getaran yang telah
diamplifikasi ini diteruskan ke stapes yang menggerakkan tingkap lonjong
sehingga perilimfa pada skala vestibuli bergerak. Getaran diteruskan melalui
membran Reissner yang mendorong endolimfa, sehingga menimbulkan
rangsangan mekanik yang menyebabkan defleksi stereosilia sel sel rambut,
sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan
sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut yang disebut
generator potensial, sehingga melepaskan neurtransmitter ke dalam sinapsis yang
akan menimulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nukleus
auditorius sampai ke korteks pendengaran (area 39 40) di lobus temporalis.
1,8,9

6
IV. EPIDEMIOLOGI
Prevalensi presbikusis bervariasi, biasanya terjadi pada usia lebih dari 60
tahun. Progresifitas penurunan pendengaran dipengaruhi oleh usia dan jenis
kelamin, pada laki laki lebih cepat dibandingkan pada perempuan. Presbikusis
dapat mulai pada frekuensi 1000 Hz atau lebih. Lee dan Kim dalam penelitian
sebelumnya menemukan hubungan antara usia dan jenis kelamin terhadap
penurunan ambang dengar pada usia lanjut. Rata-rata nilai ambang dengar
meninghkat 1dB setiap tahunnya pada usia 60 tahun ke atas dan terdapat
perbedaan penurunan ambang dengar pada frekuensi 4 dan 8 kHz secara
signifikan antara laki-laki dan perempuan.
1,2,3,4,10

Secara global prevalensi presbikusis bervariasi, diperkirakan terjadi pada
30-45% orang dengan usia di atas 65 tahun. Menurut WHO pada tahun 2005 akan
terdapat 1.2 milyar orang akan berusia lebih dari 60 tahun, dari jumlah tersebut 60
% diantaranya tinggal di negara berkembang. Menurut perkiraan WHO pada
tahun 2020 populasi dunia berusia diatas 80 tahun juga akan meningkat sampai
200 %.
11

Pada Survei Kesehatan Indera Penglihatan - Pendengaran tahun 1994 -
1996 di 7 Propinsi (Sumatra Barat, Sumatra Selatan , Jawa Tengah, NTB,
Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara) dengan 19,375 responden didapatkan
prevalensi presbikusis sebesar 2.6 % atau sekitar 6.7 % dari seluruh pasien THT
yang didiagnosa dengan Presbikusis.
11

Di Indonesia jumlah penduduk berusia lebih dari 60 tahun pada tahun
2005 diperkirakan mencapai 19.9 juta atau 8.48 % dari jumlah populasi. Pada
tahun 2025 jumlah tsb akan meningkat menjadi 4 kali lipat dari jumlah tahun
1990, dan merupakan jumlah tertinggi di dunia. Juga terjadi peningkatan usia
harapan hidup dari usia 59.8 tahun ( 1990 ) menjadi 71.7 % pada tahun 2020.
11


V. ETIOLOGI
Etiologi presbikusis belum diketahui secara pasti, walaupun umumnya
diketahui bahwa presbikusis merupakan akibat dari proses degenerasi, tetapi
diduga kejadian presbikusis mempunyai hubungan dengan faktor faktor
7
herediter, yaitu pola makan,metabolisme, arteriosklerosis
,
infeksi, bising, dan gaya
hidup.
1,10
Gambar 5.Telinga dalam
14

VI. PATOGENESIS DAN KLASIFIKASI
Proses degenerasi menyebabkan perubahan struktur koklea dan Nervus
vestibulocochlearis ( VIII ). Pada koklea perubahan yang mencolok ialah atrofi
dan degenerasi sel-sel rambut penunjang pada organ korti. Proses atrofi disertai
dengan perubahan vaskuler juga terjadi pada stria vaskularis. Selain itu terdapat
pula perubahan, berupa berkurangnya jumlah dan ukuran sel-sel ganglion dan
saraf. Hal yang sama terjadi juga pada myelin akson saraf.
14
Banyak peneliti menyelidiki penyebab dari ketulian ini. Crowe dan
rekannya, Saxen, Gacek dan Schuknecht telah mempelajari perubahan histologik
dari koklea pada telinga seseorang dengan presbikusis. Gacek dan Schucknecht
mengidentifikasi 4 lokasi penuaan koklea dan membagi presbikusis menjadi 4 tipe
berdasarkan lokasi tersebut. Perubahan histologik ini berhubungan dengan gejala
yang timbul dan hasil pemeriksaan auditorik.
14

Adapun keempat tipe dari prebikusis adalah sebagai berikut :
9,14

8
1. Presbikusis sensorik
Tipe ini menunjukkan atrofi dari epitel disertai hilangnya sel-sel rambut
dan sel penyokong Organ Corti. Prosesnya berasal dari bagian basal koklea dan
perlahan-lahan menjalar ke daerah apeks. Perubahan ini berhubungan dengan
penurunan ambang frekuensi tinggi, yang dimulai setelah usia pertengahan.
Secara histology, atrofi dapat terbatas hanya beberapa millimeter awal dari basal
koklea. Proses berjalan dengan lambat. Beberapa teori mengatakan perubahan ini
terjadi akibat akumulasi dari granul pigmen lipofusin.
2. Presbikusis Neural
Tipe ini memperlihatkan atrofi dari sel-sel saraf di koklea dan jalur saraf
pusat. Schuknecht memperkirakan adanya 2100 neuron yang hilang setiap
dekadenya ( dari totalnya sebanyak 35000 ). Hilangnya neuron ini dimulai pada
awal kehidupan dan mungkin diturunkan secara genetik. Efeknya tidak disadari
sampai seseorang berumur lanjut sebab gejala tidak akan timbul sampai 90 %
neuron akhirnya hilang. Atrofi terjadi mulai dari koklea, dengan bagian
basilarnya sedikit lebih banyak terkena dibanding sisa dari bagian koklea lainnya.
Tetapi, tidak didapati adanya penurunan ambang terhadap frekuensi tinggi bunyi.
Keparahan tipe ini menyebabkan penurunan diskriminasi kata-kata yang secara
klinik berhubungan dengan presbikusis neural dan dapat dijumpai sebelum
terjadinya gangguan pendengaran.

3. Presbikusis Metabolik
Kondisi ini dihasilkan dari atrofi stria vaskularis. Stria vaskularis
normalnya berfungsi menjaga keseimbangan bioelektrik dan kimiawi dan juga
keseimbangan metaboliK dari koklea. Atrofi dari stria ini menyebabkan
hilangnya pendengaran yang direpresentasikan melalui kurva pendengaran yang
mendatar ( flat ) sebab seluruh koklea terpengaruh. Diskriminasi kata-kata
dijumpai. Proses ini berlangsung pada seseorang yang berusia 30-60 tahun.
Berkembang dengan lambat dan mungkin bersifat familial.

4. Presbikusis Mekanik ( presbikusis konduktif koklear )
Kondisi ini disebabkan oleh penebalan dan kekakuan sekunder dari
membran basilaris koklea. Terjadi perubahan gerakan mekanik dari duktus
9
koklearis dan atrofi dari ligamentum spiralis. Berhubungan dengan tuli
sensorineural yang berkembang sangat lambat.

Perubahan histologik presbikusis jarang sekali ditemukan hanya pada satu
area saja, karena perkembangan presbikusis melibatkan perbuahan simultan pada
banyak tempat. Hal ini menjelaskan sulitnya menghubungan gejala klinik atau
tanda dengan lokasi anatomik yang spesifik, seperti yang dikemukakan oleh Suga
dan Lindsay juga oleh Nelson dan Hinojosa.

Banyaknya penelitian terbaru ditujukan untuk mengetahui penyebab
sebenarnya dari presbikusis. Sebahagian besar menitikberatkan pada
abnormalitas genetik yang mendasarinya, atau memiliki peranan ataupun
mencetuskan perkembangan dari penyakit ini.

Salah satu penemuan yang paling terkenal sebagai penyebab potensial
presbikusis adalah mutasi genetik pada DNA mitokondrial. Penurunan perfusi ke
koklea dihubungkan dengan umum mungkin berperan dalam pembentukan
metabolit oksigen reaktif, yang efek sampingnya mempengaruhi struktur telinga
dalam. Kerusakan DNA mitokondrial dapat menyebabkan berkuranya posforilasi
oksidatif, yang berujung pada masalah fungsi neuron di telinga dalam.

Nutrisi dan anatomi diduga berperan juga dalam menyebabkan
presbikusis. Berner, dkk, menjumpai adanya hubungan antara defisiensi asam
folat dan vitamin B12 dengan hilangnya pendengaran tetapi hubungannya tidak
signifikan secara statisti. Martin Villares menemukan hubungan antara level
kolesterol yang tinggi dengan berkurangnya pendengaran. Walaupun
pneumatisasi dari mastoid tidak berhubungan dengan terjadinya presbikusis pada
penelitian yang dilakukan oleh Pata, dkk, tetapi perubahan ultrastruktur pada
lempeng kutikular tampak berhubungan dengan riwayat ketulian pada frekuensi
tinggi pada studi terhadap tulang temporal manusia yang dilakukan oleh Scholtz.
VII. GEJALA KLINIK
Gejala klinik bervariasi antara masing-masing pasien dan berhubungan
dengan perubahan yang terjadi pada koklea dan saraf sekitarnya. Keluhan utama
presbikusis berupa berkurangnya pendengaran secara perlahan dan progresif,
simetris pada kedua telinga, yang saat dimulainya tidak disadari.
1,14

10
Keluhan lain adalah adanya telinga berdenging ( tinnitus ). Pasien dapat
mendengar suara percakapan, tetapi sulit untuk memahaminya, terutama bila
diucapkan secara cepat dengan latar belakang yang riuh ( cocktail party deafness).
Terkadang suara pria terdengar seperti suara wanita. Bila intensitas suara
ditinggikan akan timbul rasa nyeri di telinga, hal ini disebabkan oleh faktor
kelelahan ( recruitment ).
1,14

VIII. FAKTOR RESIKO
Faktor-faktor berikut meningkatkan kesempatan Anda untuk
mengembangkan presbikusis:
6,10,15
Riwayat keluarga yang mengalami penurunan pendengaran secara bertahap
dengan bertambahnya umur.
Penggunaan obat-obatan tertentu, termasuk aspirin, beberapa antibiotik, dan
obat kanker.
Kondisi kesehatan tertentu, termasuk penyakit jantung, tekanan darah tinggi,
diabetes, hiperkolesterol dan arterosklerosis, merokok, riwayat terpapar
bising.
IX. DIAGNOSA
a. Anamnesa
Keluhan utama berupa berkurangnya pendengaran secara perlahan lahan
dan progresif, simetris pada kedua telinga, waktu kurangnya pendengaran tidak
diketahui secara pasti.
1,6
Keluhan lainnya berupa telinga berdenging (tinitus nada tinggi). Pasien
dapat mendengar suara percakapan, tetapi sulit untuk memahaminya, terutama
bila diucapkan dengan cepat dan dengan latar belakang yang bising (cocktail party
deafness). Bila intensitas suara ditinggikan akan timbul rasa nyeri di telinga, hal
ini disebabkan oleh faktor kelelahan saraf (recruitment).
1,6
b. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
Dengan pemeriksaan fisik telinga biasanya normal, pada pemeriksaan
otoskopik tampak mebran timpani suram, monilitasnya berkurang. Pada pasien
dengan presbiakusis, tes penala didapatkan tuli sensorineural. Pemeriksaan
audiometri nada murni menunjukkan tuli saraf nada tinggi, bilateral dan simetris.
11
Pada tahap awal terdapat penurunan yang tajam (sloping) setelah frekuensi
2000Hz. Garis ambang dengar pada audiogram jenis metabolik dan mekanik lebih
mendatar, kemudian pada tahap berikutnya berangsur angsur terjadi penurunan.
Pada semua jenis presbikusis tahap lanjut juga terjadi penurunan pada frekuensi
yang lebih rendah. Gambaran ini khas pada presbikusis jenis sensorineural.
Variasi nilai ambang audiogram antara telinga satu dengan yang lainnya pada
presbikusis ini terjadi sekitar 5-10 dB.
1,6,10

Otoacoustic emision (OAE) dapat menunjukkan fungsi koklea yang mana
hasil pemeriksaan yang didapatkan refer (emisi tidak muncul). Pemeriksaan
BERA dilakukan pada pasien dengan kondisi kesadaran menurun atau terdapat
kecurigaan tuli saraf retrokoklear.
9
Pemeriksaan audiometri tutur menunjukkan
adanya gangguan diskriminasi wicara (speech discrimination). Keadaan ini jelas
terlihat pada presbikusis jenis neural dan koklear.
1
X. DIAGNOSIS BANDING
1. Ototoksik
Tidak semua penurunan pendengaran pada orang tua merupakan presbkusis.
Obat obat yang menyebabkan ototoksik seberti antibiotik golongan
aminoglikosida, diuretik, dan obat obat kemoterapi (khususnya cisplastin)
berkontribusi dalam penurunan pendengaran pada orang tua. Pasien yang
memiliki resiko tinggi untuk mengalami gangguan pendengaran akibat
ototoksik biasanya mereka dengan obat ototoksik multipel atau mereka
dengan insufisiensi renal. Resiko terjadinya ototoksik dapat diturunkan
dengan pengamatan dengan menggunakan serial audiometri. Pemberian obat
obat yang dapat menyebabkan ototoksik dapat dihentikan apabila dalam
pengamatan audiometri didapatkan penurunan pendengaran yang semakin
buruk. Pergantian obat obatan ototoksik dengan non-toksik juga dapat
mencegah terjadinya penurunan pendengaran akibat ototoksik.
7, 13

2. Sudden Sensory Hearing Loss
Kehilangan pendengaran secara tiba tiba adalah hal yang umum terjadi pada
orang tua. Kebanyakan kasus adalah merupakan akibat dari obstruksi trombus
atau emboli pada arteri auditorius internus. Kebanyakan kasus membaik
12
dengan sendirinya dalam kurun waktu beberapa minggu hingga beberapa
bulan. Terapi dengan prednison secara oral dapat memberikan keuntungan
bagi penyakit ini. Walaupun kebanyakan penyebab penyakit ini idiopatik atau
dicurigai gangguan vaskular, tetap harus dipikirkan adanya kemungkinan
akibat fistula perilimfatik, sifilis tertier, infark batang otak, penyakit
demyelisasi, dan schwannoma vestibular.
7
3. PenurunanPendengaran Asimetris
Kebanyakan penurunan pendengaran pada orang tua bersifat simetris dan
bilateral. Penurunan pendengaran unilateral merupakan atipikal dan
memerlukan investigasi lebih lanjut seperti kelainan pada sistem auditorius
sentral yaitu schwannoma vestibuler. Gejala yang umumnya timbul adalah
penurunan pendengaran sensorineural, tinitus, dan disequilibrium.
7

4. Penurunan Pengengaran tipe lainnya
Penyebab penurunan pendengaran yang jarang ditemukan adalah disebabkan
oleh penyakit metabolik (hipotiroid, diabetes, hiperlipidemia, dan gagal
ginjal), infeksi (sifilis, mumps), penyakit autoimun (lupus eritomatous,
poliarteritis), faktor psikologi (terapi radiasi) dan sindrom herediter (sindrom
usher). Idetifikasi peenurunan pendengaran yang disebabkan oleh penyakit
metabolik sangat penting karena penurunan pendengaran dapat diterapi
dengan obat obatan.
7

XI. PENATALAKSANAAN
Rehabilitasi sebagai upaya mengembalikan fungsi pendengaran dilakukan
dengan pemasangan alat bantu dengar (hearinng aid). Adakalanya pemasangan
alat bantu dengar perlu dikombinasikan dengan latihan membaca ujaran (speech
reading) dan latihan mendengar (auditory training) dimana proses pelatihan
tersebut dilakukan bersama dengan ahli terapi wicara (speech therapist).
1,6

Alat bantu dengar yang dapat digunakan termasuk alat bantu yang
diletakkan di belakang telinga, dan yang terbaru diletakkan di dalam kanalis
auditorius. Orang orang dengan gangguan penglihatan akan sulit menempatkan
alat bantu dengar dengan ukuran yang kecil, oleh karena itu disarankan
menggunakan alat bantu dengar dengan ukuran lebih besar. Audiologis
13
memperlihatkan bahwa keberhasilan penggunaan alat bantu sangat berkaitan erat
dengan kecocokan penderita dengan alat bantu dengar yang sesuai. Sekarang ini
alat bantu dengar tidak hanya dapat digunakan untuk memperbesar suara, tetapi
juga dapat digunakan untuk memperkecil suara yang dianggap terlalu bising. Alat
bantu dengar juga memiliki program yang digunakan sesuai dengan kebutuhan
masing masing individu.
13

Selain itu, dapat juga dilakukan implan koklea. Implan koklea yang biasa
digunakan pada orang tua dengan penurunan pendengaran memperlihatkan hasil
yang baik. Implan koklea merupakan sebuah stimulator neural dengan elektroda
yang diletakkan di dalam koklea melalui pembedahan. Suara diekstraksi dan
dikodekan melalui prosesor suara eksternal, dan ditransmisikan kedalam elektroda
melalui radio transkutaneus. Untuk orang - orang dengan penurunan pendengaran
yang sangat parah dimana telah menggunakan alat bantu dengar tetapi tidak
memperlihatkan perbaikan yang baik, maka implan koklea merupakan metode
rehabilitasi auditorik yang standar, aman dan efektif.
13,14
XII. PROGNOSIS
Prognosis pasien dengan presbiakusis biasanya akan mengalami
penurunan pendengaran lebih lanjut. Laju penurunan pendengaran sekitar 0.7-1.2
dB per tahun. Penyakit ini tidak memiliki obat, namun progresifitasnya rendah
dan pasien mampu mempertahankan pendengarannya dengan alat bantu
pendengaran. Beritahukan pasien untuk menghindari penyebab dari penurunan
pendengaran yang dapat mempercepat penyakit ini (paparan bising, paparan obat
obat ototoksik, kegagalan dalam mengontrol diabetes dan penyakit metabolik
lainnya.
12
XIII. KESIMPULAN
Presbikusis adalah ketulian setelah beberapa waktu akibat mekanisme
penuaan dalam telinga dalam. Prevalensi presbikusis bervariasi, biasanya terjadi
pada usia lebih dari 60 tahun. Progresifitas penurunan pendengaran dipengaruhi
oleh usia dan jenis kelamin, pada laki laki lebih cepat dibandingkan pada
perempuan. Etiologi presbikusis belum diketahui secara pasti, walaupun
umumnya diketahui bahwa presbikusis merupakan akibat dari proses degenerasi.
14
Keluhan utama berupa berkurangnya pendengaran secara perlahan lahan
dan progresif, simetris pada kedua telinga, waktu kurangnya pendengaran tidak
diketahui secara pasti. Dengan pemeriksaan fisik telinga biasanya normal, pada
pemeriksaan otoskopik tampak mebran timpani suram, monilitasnya berkurang.
Pada pasien dengan presbiakusis, tes penala didapatkan tuli sensorineural.
Rehabilitasi sebagai upaya mengembalikan fungsi pendengaran dilakukan
dengan pemasangan alat bantu dengar (hearinng aid). Adakalanya pemasangan
alat bantu dengar perlu dikombinasikan dengan latihan membaca ujaran (speech
reading) dan latihan mendengar (auditory training) dimana proses pelatihan
tersebut dilakukan bersama dengan ahli terapi wicara (speech therapist).
















15
DAFTAR PUSTAKA
1. Soepardi, E.A., dkk. Buku ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
Kepala & Leher Ed. 6. 2007. Jakarta : Balai penerbit FKUI.
2. Dhillon R.S., East C.A. An Illustrated Colour Text Ear, Nose, and Throat and
Head and Neck Surgery 2
nd
Ed. 2000. United Kingdom : Churchill
Livingstone.
3. Irish J., dkk. Otolaringology Head & Nck Surgery. 2006. MCCQE. Hal 13
4. Snow J.B. Ballengers Manual Of Otorhinolaryngology Head and Neck
Surgery. 2003. London : BC Decker Inc
5. Adams G., Boies L., Higler P., 1997. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi ke
enam. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta: 135-142.
6. Probst R., Grevers G., Iro H. Basic Otorhinolaryngology : A Step-By-Step
Learning Guide. 2002. New York : Georg Thieme Verlag.
7. Lalwani A.K. Current Diagnosis & Treatment : Otolaryngology Head and
Neck Surgery 2
nd
Ed. 2007. New York : Mc Graw Hill
8. Csillag A. Atlas Of The Sensory Organs : Functional and Clinical Anatomy.
2005. New Jersey : Humana Press Inc.
9. Water T.R., Staecker H. Otolaryngology : Basic Science and Clinical Review.
2006. New York : Thieme Medical Publisher.
10. Muyassaroh. Artikel Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan
(P2KB) : Faktor Resiko Presbikusis. 2012. J Indon Med Assoc.
11. Soetjipto D. Presbikusis . [cited on November 13
th
, 2013] from
http://ketulian.com/v1/web/index.php?to=article&id=16
12. Roland P.S., dkk. Prebycusis Treatment and Management. [cited on
november 13
th
, 2013] from http://reference.medscape.com/article/855989-
treatment
13. Pasha R. Otolaringology Head and Neck Surgery : Clinical Reference Guide.
2000. New York : Singular. Hal 303
14. Cassel C.K., dkk. Geriatric Medicine : An evidence Based Approach 4
th
Ed.
2003. New York : Springer.
16
15. McCarthy A. Presbyacusis; Age-Related Hearing Loss; Presbyacusia. 2011.
Spanyol : EBSCO Publishing

Вам также может понравиться

  • Halaman Depan Bagian Ilmu THT
    Halaman Depan Bagian Ilmu THT
    Документ1 страница
    Halaman Depan Bagian Ilmu THT
    Iin Widya Ningsi IPhu
    Оценок пока нет
  • Forensik No. IV
    Forensik No. IV
    Документ7 страниц
    Forensik No. IV
    Iin Widya Ningsi IPhu
    Оценок пока нет
  • Halaman Pengesahan
    Halaman Pengesahan
    Документ2 страницы
    Halaman Pengesahan
    Iin Widya Ningsi IPhu
    Оценок пока нет
  • MENARCHE
    MENARCHE
    Документ3 страницы
    MENARCHE
    Iin Widya Ningsi IPhu
    Оценок пока нет
  • Forensik No. IV
    Forensik No. IV
    Документ7 страниц
    Forensik No. IV
    Iin Widya Ningsi IPhu
    Оценок пока нет
  • Iin Widya Ningsi
    Iin Widya Ningsi
    Документ18 страниц
    Iin Widya Ningsi
    Iin Widya Ningsi IPhu
    Оценок пока нет
  • Sampul Saraf
    Sampul Saraf
    Документ1 страница
    Sampul Saraf
    Iin Widya Ningsi IPhu
    Оценок пока нет
  • PARONIKIA
    PARONIKIA
    Документ18 страниц
    PARONIKIA
    Titi Anjasmoro
    100% (1)