Вы находитесь на странице: 1из 5

17

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Statistik Nonparametris
Statistik adalah suatu cabang ilmu matematika yang berkaitan dengan teknik-teknik
pengumpulan, penyajian dan analisis data yang digunakan dalam proses pengambilan
keputusan. Saat ini statistik telah digunakan secara luas dalam penelitian-penelitian di
semua disiplin ilmu pengetahuan. Hal ini terutama sekali terjadi setelah berkembangnya
metode statistik inferensial yang merupakan perkembangan dari teori peluang
(probability theory). Statistik inferensial berkaitan dengan proses pendugaan dan
penarikan kesimpulan tentang karakteristik suatu populasi berdasarkan atas informasi
sampel.
Terdapat dua macam teknik statistik inferensial yang dapat digunakan untuk
menguji hipotesis penelitian, yaitu Statistik Parametris dan Statistik Nonparametris.
Keduanya bekerja dengan data sampel dan pengambilan sampel harus dilakukan secara
random. Statistik Parametris lebih banyak digunakan untuk menganalisis data yang
berbentuk interval dan rasio, dengan dilandasi beberapa persyaratan tertentu antara lain
misalnya: data variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Statistik
Nonparametris digunakan untuk menganalisis data yang berbentuk nominal dan ordinal
dan tidak dilandasi persyaratan data harus berdistribusi normal.
3.2. Uji Kruskal-Wallis
Uji ini diperkenalkan untuk pertama kalinya oleh William H. Kruskal dan W. Allen
Wallis pada tahun 1952. Uji Kruskal-Wallis dikenal juga sebagai uji H ( H Test). Uji
Kruskal-Wallis merupakan salah satu pengujian dari statistik nonparametris. Perhitungan
dari uji Kruskal-Wallis dengan menggabungkan semua subjek dan diurutkan dari yang
paling rendah sampai yang paling tinggi. Jumlah urutan subjek-subjek pada tiap
kelompok kemudian dibandingkan.
Uji Kruskal-Wallis digunakan untuk menguji hipotesis komparatif sampel
independen, bila datanya berbentuk ordinal. Hipotesis komparatif merupakan dugaan
terhadap perbandingan nilai dua sampel atau lebih.
17
18

Dalam statistik parametrik dikenal sebuah metode yang bernama ANOVA (analysis
of variance) Satu Arah. Dengan ANOVA Satu Arah, mean dipakai sebagai parameter untuk
membandingkan beberapa populasi. Sebagai metode parametrik, penggunaan ANOVA Satu
Arah mensyaratkan pemenuhan sejumlah asumsi:
a. Sampel dicuplik secara acak dari masing-masing populasi.
b. Populasi-populasi asal sampel independen.
c. Jika sampel mendapat perlakuan yang berbeda, penetapan jenis perlakuan dilakukan
dengan cara randominasi.
d. Populasi-populasi asal sampel mempunyai distribusi normal.
e. Setiap populasi mempunyai varian sama.
f. Variabel independen paling sedikit diukur dalam skala interval.
Tidak jarang asumsi-asumsi tersebut diatas tidak dapat dipenuhi. Dalam hal ini uji
non-parametrik Kruskal-Wallis merupakan alternatif yang setara dengan ANOVA Satu
Arah. Uji Kruskal-Wallis membutuhkan pemenuhan asumsi yang lebih longgar daripada
ANOVA Satu Arah, yaitu:
a. Sampel-sampel berasal dari populasi-populasi independen. Pengamatan satu dan lainnya
independen.
b. Sampel dicuplik secara acak dari populasi masing-masing.
c. Data diukur minimal dalam skala ordinal. Data ordinal adalah data yang berbentuk
rangking atau peringkat. Misalnya juara I , II , III dan seterusnya.
3.3. Metode Uji H (Uji Kruskal-Wallis)
Masing-masing nilai data observasi diganti
dengan ranking atau skor. Semua sampel yang ada dalam diurutkan dalam satu
rangkaian. Nilai data terkecil diberi skor atau ranking dan seterusnya untuk seluruh
data pada sampel. Atau dapat ditulis , suatu random terdiri dari

, . . . ,

dari
populasi sebesar . Sedangkan jumlah ranking dinyatakan dengan

. . . ,

.
Hipotesis yang akan diuji dinyatakan sebagai berikut:

: Distribusi semua populasi identik

: Paling sedikit satu populasi menunjukkan nilai-nilai yang lebih besar daripada
populasi lainnya.
Langkah-langkah uji Kruskal-Wallis adalah sebagai berikut:
a. Ukuran sampel adalah

, dengan . Ukuran sampel total disebut .


Format tabel Kruskal-Wallis disajikan pada tabel 2.1
19

b. Semua nilai pengamatan dari seluruh sampel independen digabungkan dalam satu
seri.
c. Tiap nilai pengamatan diberi peringkat mulai dari untuk nilai terkecil, sampai
dengan untuk nilai terbesar. Jika terdapat angka-angka sama, peringkat yang
diberikan adalah peringkat rata-rata menurut posisi peringkat jika saja tidak terdapat
angka sama.
Tabel 3.1. Format tabel untuk Uji Kruskal-Wallis

SAMPEL KELOMPOK
I


II


III



d. Peringkat dalam masing-masing sampel dijumlahkan dan jumlahnya disebut

. Jika
hipotesis nol benar, peringkat-peringkat akan tersebar merata diantara sampel-sampel
itu, sedemikian rupa sehingga jumlah peringkat sampel

proporsional dengan
ukuran sampel

.
e. Setelah data tersusun dari langkah a sampai dengan d, didapat statistik uji Kruskal-
Wallis dengan rumus:

)
Dengan:
= banyaknya sampel (independen)

= ukuran sampel ke-, dengan .


= jumlah pengamatan seluruh kelompok sampel

= jumlah peringkat pada sampel ke-, dengan .


Pada keadaan dengan

benar, statistik uji Kruskal-Wallis didistribusikan


seperti sajian pada tabel (Kruskal-Wallis). Nilai-nilai kritis untuk berbagai ukuran
sampel dan tingkat kemaknaan disajikan pada Tabel (Kruskal-Wallis) tersebut.
20

Lebih dari itu, jika ukuran besar, ternyata distribusi statistik uji (Kruskal-Wallis)
dapat didekati dengan distribusi pencuplikan

dengan derajat bebas . Kedua


distribusi pencuplikan itu memberikan kita dua pilihan aturan pengambilan keputusan
statistik.
Keputusan statistik diambil dengan aturan sebagai berikut:
a. Jika dan

buah pengamatan, kemaknaan statistik hitung ditentukan


dengan mengacu pada Tabel (Kruskal-Wallis). Hipotesis nol ditolak apabila
probabilitas untuk memperoleh nilai sebesar atau sama dengan statistik uji yang
telah dihitung adalah lebih kecil atau sama dengan .
b. Jika dan

, maka kita gunakan tabel (Kai-Kuadrat). Statistik dapat


langsung dibandingkan dengan nilai kritis

tabel dengan derajat bebas


dan tingkat kemaknaan .

ditolak bila statistik

tabel.
Tadi telah dijelaskan bagaimana member peringkat bila terdapat angka-angka
sama. Nilai-nilai pengamatan dengan angka sama diberi peringkat rata-rata menurut
posisi peringkat jika saja tidak terdapat angka sama. Karena angka-angka sama itu
berpotensi mempengaruhi kuantitas statistik uji , statistik uji Kruskal-Wallis perlu
dikoreksi dengan faktor koreksi sebagai berikut:


Dengan:

= banyaknya peringkat yang sama dalam kelompok ke-, dengan .


Formulasi statistik uji Kruskal-Wallis yang telah dikoreksi menjadi sebagai berikut:



3.4. Analisis Deskriptif
Metode analisis statistik deskriptif adalah metode yang digunakan dalam
penyusunan data ke dalam daftar tabel, pembuatan grafik dan lain-lain. Analisis deskriptif
ini digunakan untuk mengelompokkan, menyederhanakan dan menyajikan data kedalam
bentuk yang mudah dimengerti.
Penyajian data dalam bentuk tabel bertujuan untuk mengelompokkan nilai-nilai
pengamatan ke dalam beberapa kelompok dimana setiap kelompok memiliki karakterisrik
21

yang sama sedangkan penyajian data dalam bentuk grafik bertujuan untuk
memvisualisasikan data secara keseluruhan dengan menonjolkan karakteristik tertentu dari
data tersebut (Kusnandar, 2004).

Вам также может понравиться