Вы находитесь на странице: 1из 41

MESIN TAK SEREMPAK

Mesin tak serempak itu:



Konstruksinya sederhana dan kokoh
Murah dan pemeliharaannya mudah
Keandalan , ketersediaan dan efisiensi tinggi
Tidak perlu bantuan untuk start tidak perlu
disinkronisasikan.

MESIN TAK SEREMPAK
8 1 2 5 4 6 10 9 3 7 12 11
Potongan motor induksi.
Keterangan :
1. Belitan rotor 7. Alur stator
2. Inti rotor 8. Tutup bantalan, sisi penggerak
3. Alur rotor 9. Tutup bantalan
4. Rumah-rumah mesin 10. Kipas angin
5. Inti stator 11. Kotak terminal
6. Belitan stator 12. Terminal-terminal
Mesin Tak Serempak
Mesin Tak Serempak
Macam MTS
Mesin Tak serempak



Rotor sangkar Rotor belitan


Rotor terbangun dari Rotor mempunyai belit-
batang tembaga yang an sama seperti belitan
terhubung singkat diujung- stator
nya
MTS: Rotor Sangkar

MTS: Rotor Belitan

motor sinkron motor induksi
Belitan - di stator
Jangkar - 3 buah
- AC SAMA
- dipasok dari jal-jala
- membentuk medan putar.
Belitan - di rotor - di rotor
Medan - 1 belitan - 3 belitan
- DC - AC
- arus dipasok dari - arus diimbas!
sumber di luar
Kecepatan sama seperti kecepatan - lebih kecil dari
Putar putar medan putar. kecepatan mdn putar.
Rotor - wm=ws=(2/p)(377) - wm<ws=(2/p)(377)
Dasar kerja motor Induksi
Bekerja berdasarkan prinsip induksi
Pasangkan tegangan 3 fasa ke belitan stator.
Medan magnet berputar timbul dlm mesin:
es=(2/p)377
Gerakan relatif antara belitan rotor dan medan
magnet mengimbas tegangan dalam belitan rotor.
Timbul gaya Lorentz : F=I l x B
Rotor berputar, tapi lebih lambat dari medan
magnet.
Transformator dengan sekunder berputar.
Kerja MTS
Bila tegangan tiga fasa dipasang ke belitan
stator, dibangkitkan medan yang konstan
besarnya dan berputar dipermukaan dalam
stator.
Medan putar ini dibangkitkan oleh belitan
stator yang letaknya tergeser sebesar 120
o
,
masing2 belitan fasa mengalirkan arus yang
berbeda fasa pula.
Arus fasa yang berbeda fasa (waktu) sebesar
120
o
masing2 digambarkan berikut ini.

Arus tiga fasa

Medan resultante

Definisi Slip
rpm
120
;
rad/sec mech 377 ) / 2 ( ;
p
f
n
n
n n
p s slip
s
s
m s
s
s
m s
=

=
=

= = e
e
e e
Sehingga dapat diperoleh :
) 1 (
) 1 (
s
s n n
s m
s m
=
=
e e
Rangkaian pengganti motor tak serempak
R
1
X
1
V
1
(a)
E
2s
R
2
sX
2
Rangkaian pengganti motor tak serempak
sX
2
R
2
I
2
I
1
X
1 R
1
V
1
g b
I
0
(b)
RATIO
V
k : s
I
1 : k
f
1 : s
Rangkaian pengganti motor tak serempak
I
0
I
1
X
1 R
1
V
1
I
2
R
2
X
2
|
.
|

\
|

s
R
s
R
2
(c)
RATIO
V
k : 1
I
1 : k
f
1 : 1
Rangkaian pengganti (per fasa)
sebuah motor tak serempak
Beban
mekanikal
Belitan
Rotor
Celah
udara
Belitan
Stator
I2
R1 Tahanan stator per fasa
X1 Reaktansi ekivalen stator per fasa
R2 Tahanan ekivalen rotor per fasa ditinjau dari sisi
stator
X2 Reaktansi ekivalen rotor per fasa ditinjau dari
sisi stator
Rc Tahanan merepresentasikan rugi-rugi inti besi
Xm Reaktansi magnetisasi per fasa
V1 Tegangan per fasa sumber di stator
s slip putaran motor

Benarkah ini sebuah transformator dengan
sekunder yang berputar?

Transformasi tegangan dari stator ke rotor tak
terlihat dalam rangkaian pengganti

Disini digunakan model rangkaian rotor yang
ditransformasikan yaitu besaran rotor di transfer
ke besaran tegangan stator yang ditransformasi.
Besaran dengan tanda aksen menunjukkan hal itu.

Perhitungan dengan menmkai model ini akan
memberikan jawaban tengangan V, arus I dan
impedansi Z rotor yang ditinjau dari sisi stator.
Setiap perhitungan daya disini akan berkaitan
dengan pengukuran2 besaran fisik.
Daya masuk dan daya keluar Pin dan PD.
s
s R
I R I P
I V P
eq D
in
) 1 ( '
| ' | 3 | ' | 3
cos | || | 3
2
2
2
2
2
1 1

= =
= u
Daya keluar stator ke celah udara menjadi
Daya masuk ke rotor..
Daya masuk rotor ini mencakup daya keluar
poros dan daya rugi pada belitan rotor.
]
'
[ ) ' ( 3 ]
' ' '
[ ) ' ( 3
]
) 1 ( '
' [ ) ' ( 3 ] ' [ ) ' ( 3
2
2
2
2 2 2
2
2
2
2
2
2 2
2
2
s
R
I
s
s R R
s
s R
I
s
s R
R I R R I P
eq G
=

+ =

+ = + =
Ini memberikan kesempatan untuk melakukan
penyederhanaan pada rangkaian pengganti, dengan
pengertian khusus bagi tahanan beban
R1
X1
Rc
Xm
R2
R2 (1-s)/ s
X2
Daya yang didisipasikan oleh tahanan beban sama
dengan daya keluar poros rotor.
Daya ini belum menggambarkan daya rugi pada
tahanan belitan rotor
Kerja MTS
slip pada keadaan berbeban terletak
antara 0.02 dan 0.06
Karenanya MTS dapat dianggap bekerja
pada putaran konstan seperti MAS
berpenguatan shunt
Kesulitan dalam mengubah kecepatan
putar membatasi penggunaan MTS.

Kerja MTS
1. Kecepatan maksimum adalah kecepatan
sinkron N
s
, tak tergantung pada tegangan yang
dipasang.
2. Torka bertambah besar dengan
bertambahnya kecepatan, sampai maksimum
kemudian turun dengan tajam sampai nol pada
kecepatan sinkron.
3. Torka berbanding lurus dengan V
2

4. Pada kecepatanputar 90-95% N
s
rugi2
panas minimum

Torka adalah:
m
D
D
P
T
e
=
Sedangkan daya:
) 1 ( s
s m
=e e
s
s R
I P
D
) 1 ( '
| ' | 3
2
2
2

=
Dengan mengsubstitusikan besaran2 itu, maka
s
R
I
s s
s R
I T
s s
D
e e
2
2
2
2
2
2
'
| ' | 3
) 1 (
) 1 ( '
| ' | 3 =

=
Dengan mengetahui kecepatan putar rotor (atau slip),
Untuk menghitung torka diperlukan harga I2. Dengan
menggunakan teorema Thevenin
R2 / s
Cari harga2 Thevenin
Ditinjau dari arah ini.
I2
Za=R1+jX1
Zb=
Rc//jXm
X2
V1
b a
b
th
Z Z
Z
V V
+
=
1
Zb=
Rc//jXm
Vth
Za=R1+jX1
V1
Zth X2
R2 / s
Vth
I2
Sehingga:
2 2
2
' ) / ' (
'
jX s R Z
V
I
th
th
+ +
=
Hubungan antara torka terhadap slip.
Hitung Zb=Rc//jXm
Hitung Zth=Za//Zb
Hitung Vth=V1 x Zb/(Za+Zb)
Hitung I
2
dari
2 2
2
' ) / ' (
'
jX s R Z
V
I
th
th
+ +
=
Hitung Td dari
s
R
I T
s
D
e
2
2
2
'
| ' | 3 =
Gambar harga Td terhadap slip
Slip 1 0
kecptn 0 es
Untuk menghitung torka asut: pakai harga s=1.
2 2 2 2
2
' ' ' ) / ' (
'
jX R Z
V
jX s R Z
V
I
th
th
th
th
+ +
=
+ +
=
s s
start D
R
I
s
R
I T
e e
2
2
2
2
2
2 ,
'
| ' | 3
'
| ' | 3 = =
Cara menghitung torka maksimum. Cari turunan pertama
terhadap fungsi slip s,
Maukkan harga s =0 dan selesaikan persaman itu untuk s.
Slip pada torka maksimum menjadi:
]
2
) X +
'
(X +
2
[R
'
R
= s
th 2 th
2
maxT
Catatan: ini bukan slip maksimum !
Pengaturan putaran
Pengaturan kecepatan putar motor tak
serempak dapat di pilih dari persamaan
n
r
= (1-s) n
s
, sedangkan
n
s
=
Jadi dengan:
Mengubah Jumlah Kutub
Pengaturan Frekuensi

P
f 120
Sebuah MTS 3 fasa, 460 v fasa ke fasa, 60 Hz, 4 kutub,
Dengan parameter per fasa berikut:
R1=0.25 ohm, R2=0.2 ohm, X1=X2=0.5 ohm,
Xm=30 ohm; Rc=sangat besar.
Hitung:
a. Kecepatan sinkron, rpm
b. Torka asut (starting torque)
c. Bila motor berputar pada1740 rpm hitung:
1. Slip
2. Daya dan torka yang dibangkitkan pada poros
e. slip pada torka maksimum
f. Torka maksimum
a. Kecepatan sinkron
p
120f
rpm 1800
min
sec 60
rad 2
rev
sec
rad 5 . 188
rad/sec 5 . 188 ) 377 (
4
2
) 377 (
2
= = =
= = =
t
e
s
s
n
p
Za=R1+jX1
Zb=
Rc//jXm
Zth
b a
b a
b a th
m c
m c
m c b a
Z Z
Z Z
Z Z Z
jX R
jX R
jX R Z jX R Z
+
= =
+
= = + =
//
) (
//
1 1
Untuk menghitung daya dan torka diperlukan
Zth dan Vth.
494 . 0 242 . 0
30 5 . 0 25 . 0
) 30 )( 5 . 0 25 . 0 (
//
30 // //
j0.5 0.25
1 1
j
j j
j j
Z Z
Z Z
Z Z Z
j jX jX jX R Z
jX R Z
b a
b a
b a th
m m m c b
a
+ =
+ +
+
=
+
= =
= = = =
+ = + =
47 . 0 2 . 261
30 5 . 0 25 . 0
30
6 . 265
6 . 265
3
460
1
1
Z =
+ +
=
+
=
= =
j j
j
Z Z
Z
V V
V
b a
b
th
Zb=
Rc//jXm
Vth
Za=R1+jX1
V1
X2=0.5
R2 / s
I2
47 . 0 2 . 261 Z =
th
V
494 . 0 242 . 0 j Z
th
+ =
2 2
2
' ) / ' (
'
jX s R Z
V
I
th
th
+ +
=
s
R
I T
s
D
e
2
2
2
'
| ' | 3 =
s
s R
I P
D
) 1 ( '
| ' | 3
2
2
2

=
b. Torka asut:
m - ntn .
.
.
) . (
s
' R
| ' I | T
s
D
5 183
5 188
2 0
1 240 3 3
2 2 2
2
= = =

6 . 65 1 . 240
5 . 0 ) 1 / 2 . 0 ( 494 . 242 . 0
47 . 2 . 261
' ) / ' (
'
2 2
2
Z =
+ + +
Z
=
+ +
=
j j jX s R Z
V
I
th
th

Вам также может понравиться