Вы находитесь на странице: 1из 5

Penyusunan

Masterplan Pengembangan Jaringan Penyeberangan Wilayah Kepulauan




b ba ag gi ia an n D D - 1 1














D.1. LATAR BELAKANG

Sektor infrastruktur merupakan salah satu sektor vital untuk memacu
pertumbuhan ekonomi yang pada dasarnya merupakan sektor antara yang
menghubungkan berbagai macam aktivitas ekonomi. Pembangunan prasarana
pelabuhan, sebagai salah satu sub sektor infrastruktur, memiliki fungsi
aksesibilltas untuk membuka daerah kurang berkembang dan fungsi mobilitas
untuk memacu daerah yang telah berkembang. Semakin tinggi nilai aksesibilitas
wilayah menunjukkan-semakin besarnya kemampuan untuk mengakses wilayah
tersebut.

Dalam skala nasional maupun daerah investasi infrastruktur merupakan salah
satu prasyarat utama tercapainya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan
berkelanjutan. Ketersediaan infrastruktur mencerminkan adanya investasi, di sisi
lain investasi yang merata mencerminkan adanya pembangunan infrastruktur
yang memadai dan mampu melayani pergerakan ekonomi. Dalam kaitannya
dengan hal tersebut, pertumbuhan investasi di bidang infrastruktur justru
menunjukkan kondisi yang memprihatinkan yang ditunjukkan dengan data
kegiatan investasi di bidang infrastruktur di Indonesia berkisar antara 5,0 hingga
7,0% dari total PDB pada paruh pertama tahun 1990-an, namun prosentase ini
berkurang secara tajam setelah krisis moneter Asia sejak 1997, menjadi 2 hingga
3% saja dalam tahun-tahun belakangan ini. Pertumbuhan ekonomi Indonesia
akan menjadi sangat menjanjikan (diatas 6,0%) apabila investasi infrastruktur
dapat dinaikkan hingga sekurang-kurangnya 5,0% dari PDB, seperti halnya
T
TTA
AAN
NNG
GGG
GGA
AAP
PPA
AAN
NN D
DDA
AAN
NN S
SSA
AAR
RRA
AAN
NN T
TTE
EER
RRH
HHA
AAD
DDA
AAP
PP K
KKE
EER
RRA
AAN
NNG
GGK
KKA
AA
A
AAC
CCU
UUA
AAN
NN K
KKE
EER
RRJ
JJA
AA D
DDA
AAN
NN P
PPE
EER
RRS
SSO
OON
NNI
IIL
LL/
//F
FFA
AAS
SSI
IIL
LLI
IIT
TTA
AAS
SS
P
PPE
EEN
NND
DDU
UUK
KKU
UUN
NNG
GG
D
DDA
AAR
RRI
II P
PPP
PPK
KK
Penyusunan
Masterplan Pengembangan Jaringan Penyeberangan Wilayah Kepulauan


b ba ag gi ia an n D D - 2 2


negara-negara Asia lainnya seperti Filipina (3,6%), Vietnam (9,9%), bahkan
India dan China berada di atas 10%, yang membuat keduanya sebagai
kontributor utama pertumbuhan Asia yang mengesankan.

Investasi infrastruktur yang rendah juga menjadi penyebab merosotnya daya
saing dan daya tarik investasi Indonesia dibandingkan negara tetangga dan
negara lainnya secara global. World Competitiveness Yearbook 2007
menempatkan Indonesia pada ranking 54 dari 55 negara berkembang dan maju
yang disurvai. Dengan demikian, tantangan pembangunan infrastruktur ke depan
adalah bagaimana untuk terus meningkatkan investasi dalam pembangunan
infrastruktur yang berkualitas dan kinerjanya semakin dapat diandalkan agar
daya tarik dan daya saing Indonesia dalam konteks global dapat membaik.

Secara geografis sebagian wilayah Propinsi Jawa Timur merupakan wilayah laut
dan kepulauan. Untuk itu sarana dan prasarana transportasi laut yang melayani
kebutuhan transportasi dari wilayah darat ke wilayah kepulauan merupakan hal
yang sangat penting, terutama bila dikaitkan dengan upaya mempercepat
pembangunan di wilayah kepulauan.

Sektor angkutan penyeberangan di Jawa Timur memiliki 2 fungsi utama yaitu :

1. Menghubungkan pulau utama (main land) dengan pulau lain dalam wilayah
propinsi Jawa Timur (Ujung-Kamal, Kalianget-Jangkar, Gresik-Bawean,
Jangkar-Sapudi, Kalianget Kangean, Kalianget - sapudi)
2. Menghubungkan Jawa Timur dengan propinsi lain (Ketapang Gilimanuk,
Surabaya-Banjarmasin, Surabaya-Balikpapan)

Sejauh ini langkah kebijakan pembangunan angkutan penyeberangan adalah:

1) Meningkatkan pelayanan angkutan penyeberangan sebagai pendukung moda
transportasi darat;
2) Melanjutkan kewajiban pemerintah memberikan pelayanan angkutan perintis
untuk wilayah terpencil;
3) Mengembangan jaringan pelayanan ASDP untuk wilayah yang cepat tumbuh;
4) Meningkatkan keselamatan dan keamanan transportasi penyeberangan.

Penyusunan
Masterplan Pengembangan Jaringan Penyeberangan Wilayah Kepulauan


b ba ag gi ia an n D D - 3 3


Oleh karena itu sebagai salah satu upaya pemerintah Jawa Timur dalam
menjamin kelangsungan operasi angkutan penyeberangan tersebut, maka
pemerintah propinsi Jawa Timur akan melakukan evaluasi atas pelaksanaan
angkutan penyeberangan saat ini berikut dengan rencana pengembangan
dimasa mendatang melalui studi Penyusunan Masterplan Pengembangan
Jaringan Penyeberangan Wilayah Kepulauan .

D.2. TUJUAN

Berkaitan dengan kondisi obyektip pembangunan prasarana transportasi
khususnya pelabuhan penyeberangan di Jawa Timur seperti diuraikan diatas
maka pemerintah propinsi jawa timur bermaksud untuk melakukan upaya-upaya
untuk mengoptimalkan pengembangan prasarana transportasi khususnya
pelabuhan penyeberangan dengan :

1. Mengetahui peranan dan kontribusi angkutan penyeberangan di Jawa Timur
dalam perekonomian Jawa Timur.
2. Mengindentifikasi dan Mengevaluasi kondisi angkutan penyeberangan di Jawa
Timur saat ini.
3. Menyusun Skenario dan kriterian standart rencana pengembangan angkutan
penyeberangan wilayah kepulauan di masa mendatang.

Sedangkan tujuan kegiatan ini adalah menyusun Rencana Induk (Master Plan)
Pengembangan Jaringan penyeberangan Wilayah Kepulauan untuk 5 tahun
mendatang

Lebih jauh dari itu sasaran yang hendak dicapai dari kegiatan ini adalah
tersusunnya dokumen rencana induk (MasterPlan) Pengembangan Jaringan
penyeberangan Wilayah Kepulauan yang menjamin terselenggaranya pelayanan
angkutan penyeberangan dari wilayah daratan ke wilayah kepulauan yang akan
mempercepat pembangunan di wilayah kepulauam di Jawa Timur.





Penyusunan
Masterplan Pengembangan Jaringan Penyeberangan Wilayah Kepulauan


b ba ag gi ia an n D D - 4 4


D.3. LINGKUP STUDI

Lingkup materi kegiatan ini meliputi,

1. Analisis kondisi perekonomian Jawa Timur menurut sektor
2. Identifikasi Pelabuhan Penyeberangan Wilayah Kepulauan
3. Analisis kondisi angkutan penyeberangan di Jawa Timur saat ini
4. Melakukan survey dan wawancara dengan pengguna jasa angkutan
penyeberangan
5. Melakukan penyusunan rencana induk pengembangan angkutan
penyeberangan di Jawa Timur

Sedangkan lingkup wilayah kajian secara umum adalah Propinsi Jawa Timur dan
secara khusus wilayah lokasi Pelabuhan Penyeberangan di Jawa Timur dengan
beberapa lokasi yang akan dikembangkan menjadi Pelabuhan Penyeberangan
sesuai arahan di dalam Tataran Transportasi Wilayah (TATRAWIL).

D.4. KELUARAN

Penyampaian hasil penyusunan masterplan ini akan disampaikan dalam bentuk
laporan-laporan sesuai dengan tahapan penyusunan sebagai berikut :

Laporan Pendahuluan Laporan Pendahuluan memuat : latar belakang, tanggapan
terhadap kerangka acuan kerja, metodologi dan rencana
pelaksanaan kegiatan.

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 30 (tiga
puluh) hari kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5
(lima) buku laporan.

Laporan Antara Laporan Antara memuat kompilasi dan analisa data, juga
kajian awal rencana pengembangan jaringan
penyeberangan.

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 120
Penyusunan
Masterplan Pengembangan Jaringan Penyeberangan Wilayah Kepulauan


b ba ag gi ia an n D D - 5 5


(seratus dua puluh) hari kerja/bulan sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan.

Laporan Akhir Laporan Akhir memuat hasil semua kegiatan yang
merupakan revisi dari hasil diskusi.

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 150
(seratus lima puluh) hari kerja/bulan sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan, termasuk
Executive Summary dan cakram padat (compact disc) (jika
diperlukan).

Вам также может понравиться