PERBANDINGAN ANALISIS DESAIN PONDASI TIANG BOR GRUP
MENGGUNAKAN SOFTWARE GROUP DAN PLAXIS 3D FOUNDATION
Oleh Mohamad Faza Priyawardhana NIM : 15008111 (Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Program Studi Teknik Sipil)
Sebuah gedung terdiri atas struktur atas dan struktur bawah. Semua komponen yang meliputi kolom, balok, dan plat disebut struktur atas. Struktur bawah adalah segala komponen yang menopang struktur atas tersebut, yaitu pondasi dan pile cap. Beban yang diberikan oleh struktur atas untuk distribusikan kepada struktur bawah memiliki nilai cukup besar, sehingga diperlukan desain pondasi tiang grup untuk menahan beban tersebut. Dalam mendesain pondasi tiang grup digunakan program GROUP 8.0 dan Plaxis 3D Foundation. Kedua program tersebut memiliki cara kerja yang berbeda sehingga mengakibat hasil yang berbeda.
Pada studi kasus kali ini digunakan tiang bor dalam pendesainan struktur bawah. Sebelum melakukan desain tiang grup, diperlukan analisis kapasitas tiang bor tunggal. Analisis kapasitas daya dukung aksial tiang bor tunggal menggunakan SHAFT 4.0. Analisis kapasitas daya dukung lateral tiang bor tunggal menggunakan L-PILE 6.0. Selain itu, diperlukan analisis kapasitas kekuatan maksimum tiang menggunakan PCA COL 3.0. Analisis kemampuan tiang bor tunggal sangatlah diperlukan untuk mendesain tiang grup, agar dapat menentukan konfigurasi tiang. Baik jumlah tiang, jarak antar tiang, dan ukuran pile cap. Semakin besar nilai dari kapasitas aksial dan lateral tiang tunggal, maka jumlah tiang yang dibutuhkan dalam mendesain tiang grup semakin sedikit.
Dalam pendesainan pondasi tiang grup output yang dilihat adalah deformasi yang terjadi pada tiang grup dan gaya-gaya yang bekerja pada tiang grup tersebut. Kedua komponen tersebut haruslah memenuhi kriteria aman dalam pendesainan pondasi tiang grup. Perbandingan pendesainan pondasi tiang grup menggunakan GROUP 8.0 dan Plaxis 3D Foundation terdapat perbedaan pada hasil gaya dan deformasi yang terjadi pada masing-masing desain. Untuk deformasi terjadi terdapat perbedaan yang cukup kecil dan masih dalam batas kriteria aman desain. Sedangkan pada hasil gaya terdapat perbedaan hasil yang cukup besar. Oleh karena itu, dilakukan analisis perbedaan hasil gaya yang terjadi pada kedua desain tersebut.
Perbedaan gaya aksial yang terjadi pada GROUP 8.0 dan Plaxis 3D Foundation menunjukan hasil yang lebih kecil pada Plaxis 3D Foundation. Perbedaan itu dikarenakan pada Plaxis 3D Foundation gaya aksial yang diberikan oleh struktur atas tidak hanya didistribusikan pada masing-masing tiang, tetapi juga didistribusikan terhadap tanah yang berada dibawah pile cap. Sedangkan pada GROUP 8.0 gaya aksial yang diberikan pada struktur atas langsung didistribusikan pada masing-masing tiang.
Perbedaan gaya geser dan momen yang terjadi pada GROUP 8.0 dan Plaxis 3D Foundation menunjukan hasil yang lebih kecil pada GROUP 8.0. Perbedaan itu dikarenakan pada GROUP 8.0 desain pile cap dianggap rigid sehingga beban terpusat yang diberikan oleh struktur atas terdistribusi merata ke seluruh area pile cap. Keadaan tersebuta membuat nilai gaya geser dan momen yang terjadi lebih kecil. Untuk membuktikan hal tersebut dilakukan pemodelan ulang pada Plaxis 3D Foundation dengan merubah beban terpusat menjadi beban merata, sehingga menghasilkan nilai gaya geser dan gaya momen yang mendekati GROUP 8.0. Perbedaan hasil yang sekarang terjadi cukup kecil dikarenakan perbedaan parameter tanah yang dimasukan pada GROUP 8.0 dan Plaxis 3D Foundation.
Kata Kunci : Pondasi tiang bor, daya dukung tanah, SHAFT 4.0, L-PILE 6.0, PCA COL 3.0, GROUP 8.0, Plaxis 3D Foundation