Вы находитесь на странице: 1из 8

A.

KINEMATIKA
Berbeda dengan jatuh bebas, gerak vertikal ke bawah yang dimaksudkan adalah gerak
benda-benda yang dilemparkan vertikal ke bawah dengan kecepatan awal tertentu. Jadi
seperti gerak vertikal ke atas hanya saja arahnya ke bawah. Sehingga persamaan-
persamaannya sama dengan persamaan-persamaan pada gerak vertikal ke atas, kecuali tanda
negatif pada persamaan-persamaan gerak vertikal ke atas diganti dengan tanda positif.
Kebepatan :


Tinggi :


Kecepatan :


Selama bola bergerak vertikal ke atas, gerakan bola melawan gaya gravitasi yang menariknya ke
bumi. Akhirnya bola bergerak diperlambat. Akhirnya setelah mencapai ketinggian tertentu yang
disebut tinggi maksimum (h max), bola tak dapat naik lagi. Pada saat ini kecepatan bola nol (Vt = 0).
Oleh karena tarikan gaya gravitasi bumi tak pernah berhenti bekerja pada bola, menyebabkan bola
bergerak turun. Pada saat ini bola mengalami jatuh bebas.Jadi bola mengalami dua fase gerakan.
Saat bergerak ke atas bola bergerak GLBB diperlambat (a = - g) dengan kecepatan awal tertentu lalu
setelah mencapai tinggi maksimum bola jatuh bebas yang merupakan GLBB dipercepat dengan
kecepatan awal nol.
Pada saat benda bergerak naik berlaku persamaan :
Kecepatan :


Tinggi :


Kecepatan :


Untuk mempermudah pembahasan tentang gerakan, kita akan mulai dengan benda-benda yang
posisinya dapat digambarkan dengan menentukan posisi satu titik. Benda semacam itu dinamakan
partikel. Orang cendrung membayangkan partikel sebagai benda yang sangat kecil, namun
sebenarnya tidak ada batas ukuran yang ditetapkan oleh kata partikel. Sebagai contoh kadang-
kadang lebih enak bila mengganggap bumi sebagai partikel yang bergerak mengeliling matahari
dalam lintasan yang menyerupai lingkaran (tentunya jika dilihat dari planet atau galaksi lain yang
jauh bumi memang akan terlihat seperti sebuah titik kecil). Dalam kasus ini kita tertarik untuk
melihat lintasan pusat bumi mengelilingi matahari sehingga ukuran dan rotasi bumi dapat kita
abaikan.Dalam beberapa persoalan astronomi bahkan keseluruhan tata surya dan galaksi dapat
dianggap sebagai sebuah partikel, Namun bila kita menganalisa rotasi atau struktur internal dari
bumi, maka kita tidak dapat lagi memperlakukan bumi sebagai sebuah partikel tunggal. Tetapi
pelajaran kita tentang gerakan partikel tetap berguna, bahkan dalam kasus-kasus ini sekalipun,
karena benda apapun, tak peduli betapa rumitnya dapat dianggap sebagai kumpulan atau sistem
partikel.
1. Kelajuan, perpindahan dan kecepatan.
Kelajuan rata-rata partikel didefinisikan sebagai perbandingan jarak total yang ditempuh terhadap
waktu total yang dibutuhkan atau secara matematis dapat ditulis :

Satuan SI kelajuan rata-rata adalah meter/sekon (m/s) dan satuan lazin di US adalah feet/sekon
(ft/s). satuan kelajuan sehari-hari di US adalah mile/jam sedangkan dalam SI dikenal dengan
km/jam.
Jika anda menempuh 200 km dalam 5 jam, maka kelajuan rata-rata anda adalah : 200/50 = 40
km/jam. Kelajuan rata-rata tidak menceritakan apa-apa tentang rincian perjalanan itu. Anda
mungkin berkendaraan dengan kelajuan tetap 40 km/jam selama 5 jam atau mungkin anda
berkendaraan cepat selama sebagian waktu dan lebih lambat selama sisa waktunya atau mungkin
anda telah berhenti untuk 1 jam dan kemudian berkendaraan dengan kelajuan berubah-ubah
selama 4 jam yang lainnya.
Sedangkan untuk konsep kecepatan sama dengan konsep kelajuan tetapi berbeda karena
kecepatan mencakup arah gerakan. Agar mengerti konsep ini, terlebih dahulu akan diperkenalkan
konsep perpindahan. Mari kita buat sebuah sistem koordinat dengan memilih titik acuan pada
sebuah garis dengan titik asal O. untuk tiap titik lain pada garis itu kita tetapkan sebuah bilangan
x yang menunjukkan seberapa jauhnya titik itu dari titik asal. Nilai x bergantung pada satuan
(feet, meter atau apapun) yang dipilih untuk mengukur jaraknya. Tanda x bergantung pada posisi
relatifnya terhadap titik asal O. kesepakatan yang biasanya kita pilih adalah titik-titik di kanan titik
asal diberi nilai positif dan titik-titik dikirinya diberi nilai negatif.
Gambar 1 berikut ini menunjukkan sebuah titik yang berada pada posisi x1 pada saat t1 dan berada
pada posisi x2 pada saat t2. Posisi partikel dari titik x2 x1disebut perpindahan partikel. Biasanya
digunakan huruf Yunani delta () untuk menyatakan perubahan kuantitas, jadi perubahan x dapat
ditulis menjadi x atau secara matematis dapat ditulis :


Gambar 1 perpindahan partikel dari x1 ke x2
Kecepatan adalah laju perubahan posisi. Kecepatan rata-rata partikel didefinisikan sebagai
perbandingan antara perpindahan (x) dengan selang waktu (t = t2 t1). Atau dapat ditulis
dalam bentuk rumus :

Perhatikan bahwa perpindahan dan kecepatan rata-rata dapat bernilai positif atau negatif,
bergantung pada nilai x2 dan x1. Sesuai dengan perjanjian nilai positif menyatakan partikel
bergerak ke kanan dan nilai negatif menyatakan partikel bergerak ke kiri.
Perhatikan gambar 2 berikut ini. Pada gambar ini terlihat sebuah lintasan partikel yang berbentuk
kurva dalam bidang koordinat x terhadap t, dimana x menyatakan jarak dan t menyatakan waktu.
Tiap titik pada kurva mempunyai nilai x, yang merupakan lokasi partikel pada saat tertentu, dan
sebuah nilai t, yang merupakan saat partikel berada dilokasi tersebut. Pada grafik kita gambar
garis lurus antara posisi yang dinamai P1 dan posisi yang dinamai P2, perpindahan x = x2
x1 dalam selang waktu t = t2 t1 . garis lurus yang menghubungkan P1 dan P2 adalah sebuah sisi
miring segitiga yang memiliki sisi tegak lurus x dan sisi datar t. Rasio x/t adalah kemiringan
(gradien) garis lurus ini. Dalam istilah goemetri, kemiringan ini merupakan ukuran kecuraman
garis lurus pada grafik. Untuk selang waktu tertentu t, makin curam garisnya, makin besar nilai
x/t. Karena kemiringan garis ini adalah kecepatan rata-rata untuk selang waktu t, maka kita
mempunyai tampilan bentuk geometrik untuk kecepatan rata-rata.

Gambar 2 grafik x terhadap
2. Kecepatan sesaat
Kecepatan sesaat pada saat tertentu adalah kemiringan garis lurus yang menyinggung kurva x
terhadap t pada saat itu. Gambar 3 adalah kurva x terhadap t yang sama seperti pada gambar 2
yang menunjukkan ururtan selang waktu t, t1, t2, t3,.. yang masing-masing lebih kecil
daripada selang sebelumnnya. Untuk tiap selang waktu t, kecepatan rata-rata adalah kemiringan
garis lurus yang sesuai untuk selang itu. Gambar menunjukkan bahwa, jika selang waktu menjadi
lebih kecil, garis lurusnya menjadi semakin curam, tetapi garis tersebut tak pernah lebih miring
dari pada garis singgung pada kurva t1. Kemiringan garis singgung ini kita definisikan sebagai
kecepatan sesaat pada t1.

Gambar 3 grafik x versus t dari gambar 2
Penting disadari bahwa perpindahan x bergantung pada selang waktu t. Ketika t mendekati
nol, demikian juga x (seperti dapat dilihat dari gambar 3), rasio x/t mendekati kemiringan
garis yang menyinggung pada kurva. Karena kemiringan garis singgung adalah limit rasio x/t
jika t mendekati nol. Kita dapat menyatakan kembali definisi kita sebagai berikut :
Kecepatan sesaat adalah limit rasio x/t jika t mendekati nol atau secara matematis dapat
ditulis :

Limit ini dinamakan turunan x terhadap t dalam notasi kalkulus ditulis :

Kemiringan ini dapat positif (x bertambah besar) atau dapat juga negatif (x bertambah kecil),
dengan demikian dalam gerak satu dimensi , kecepatan sesaat dapat bernilai positif maupun
negatif. Besarnya kecepatan sesaat disebut kelajuan sesaat.
3. Percepatan
Bila kecepatan sesaat sebuah partikel berubah seiring dengan berubahnya waktu, maka partikel
dikatakan dipercepat. Percepatan rata-rata untuk suatu selang waktu tertentu t = t2
t1 didefinisikan sebagai rasio v/t dengan v = v2 v1 adalah perubahan kecepatan sesaat untuk
selang waktu tersebut.

Dimensi percepatan adalah panjang dibagi (waktu)
2
. Satuan yang umum adalah meter per sekon
kwadrat atau ditulis m/s
2
. Artinya bila suatu benda dipercepat dengan percepatan 10 m/s
2
, maka
tiap detik , kecepatan benda tersebut bertambah sebesar 10 m/s. misalnya pada saat t=0; v = 0
maka untuk detik pertama (t=1) maka kecepatan benda menjadi 10 m/s, untuk detik kedua (t=2)
kecepatan benda menjadi 20 m/s dan seterusnya.
4. Percepatan sesaat
Percepatan sesaat adalah limit (rasio v/t) dengan t mendekati nol. Jika kita gambar grafik
kecepatan terhadap waktu , percepatan sesaat pada saat t didefinisikan sebagai kemiringan garis
yang menyinggung kurva pada saat itu

Jadi percepatan adalah turunan kecepatan terhadap waktu. Notasi kalkulus untuk turunan ini
adalah dv/dt. Karena kecepatan adalah turunan posisi x terhadap waktu t, percepatan adalah
turunan kedua x terhadap waktu t, yang biasanya ditulis d
2
x/dt
2
. Kita dapat melihat alasan notasi
semacam ini dengan menulis percepatan sebagai dv/dt dan mengganti v dengan dx/dt:

Jika kecepatan konstan maka percepatan akan sama dengan nol atau v = 0 untuk seluruh selang
waktu. Dalam hal ini kemiringan kurva x terhadap t yang bersangkutan tidak berubah. Secara
matematik hubungan, percepatan, kecepatan, jarak dan waktu dapat dijabarkan sebagai berikut :
Perubahan jarak terhadap waktu adalah kecepatan :

Perubahan kecepatan terhadap waktu adalah percepatan :

Sumber :
1. Tipler; Fisika untuk sains dan teknik jilid 1, Erlangga
2. Halliday Resnick, Fiska jilid 1, Erlangga
Gerak dengan percepatan konstan
Di sekitar kita banyak dijumpai gerak dengan percepatan konstan, misalnya gerak jatuh bebas
sebuah benda. Pada saat benda dijatuhkan dari ketinggian tertentu, maka benda tersebut akan
mengalami percepatan yang besarnya tetap yaitu sebesar percepatan gravitasi bumi (9,81
m/s
2
atau 32 ft/s
2
).
Gerak dengan percepatan konstan akan memiliki kemiringan kurva v terhadap t yang konstan
artinya kecepatan berubah secara linier terhadap waktu. Jika nilai kecepatan awal adalah v0 pada
saat t = 0, nilai v pada saat t berikutnya diberikan oleh :

Jika partikel memulai gerakan di x0 pada saat t =0 dan posisinya adalah x pada saat t,
perpindahan x = x x0 diberikan oleh :

Kecepatan rata-rata dapat dihitung dengan persamaan :

Jadi perpindahan adalah :

Bila v = v0 + at maka kita mendapatkan persamaan perpindahan adalah :

Bila diketahui t = (v v0)/a maka didapat :

Jika tiap ruas dikalikan dengan a dan tiap sukunya dijabarkan, maka akan didapat :


Integrasi
Bagaimana caranya kita mendapatkan fungsi kecepatan dan percepatan dari suatu fungsi posisi
yang diketahui lewat diferensiasi. Persoalan kebalikannya adalah mendapatkan fungsi posisi x bila
diketahui kecepatan v atau percepatan a. Untuk melakukan hal ini kita menggunakan sebuah
prosedur yang dinamakan integrasi. Contoh mendapatkan nilai kecepatan dan posisi dari
percepatan yang diberikan. Jika kita mengetahui percepatan itu sebagai fungsi waktu, kita dapat
menemukan kecepatan dengan mencari fungsi v(t) yang turunannya adalah percepatan. Sebagai
contoh jika percepatan konstan

Maka kecepatan adalah fungsi waktu yang bila dideferensiasikan sama dengan konstanta ini.
Fungsi semacam ini adalah :

Namun persamaan ini bukanlah persamaan yang paling umum untuk v yang akan memenuhi
hubungan dv/dt = a. Secara khusus kita dapat menambahkan sembarangan konstanta pada at
tanpa mengubah nilai turunannya terhadap waktu. Dengan menamakan konstanta ini vo, kita
mendapatkan :

Konstanta v0 adalah kecepatan awal. Fungsi posisi x adalah fungsi yang turunannya adalah
kecepatan:

Kita dapat mengolah tiap suku secara terpisah, fungsi yang turunannya terhadap waktu adalah
konstanta v0 adalah v0t ditambah dengan sebuah konstanta sembarang. Sedangkan fungsi yang
turunannya at adalah 1/2at
2
ditambah dengan sebuah konstanta sembarang. Dengan
menggabungkan hasil integrasi ini dan menambahkan sebuah konstanta gabungan sembarang
x0 maka kita mendapatkan :

Bilamana kita mendapatkan sebuah fungsi dari turunannya maka kita juga harus menyertakan
sebuah konstanta sembarang dalam fungsi umumnya. Karena kita harus melakukan 2 kali proses
integrasi untuk mendapat x(t) dari fungsi a(t) maka muncul 2 buah konstanta. Konstanta-
konstanta ini biasanya ditentukan dari kecepatan dan posisi pada suatu saat tertentu, yang
biasanya dipilih pada saat t = 0. Oleh sebab itu kedua konstanta itu disebut kondisi awal.

Вам также может понравиться