Вы находитесь на странице: 1из 14

OLEH

KELOMPOK IV
Luka bakar adalah kerusakan kulit disertakan
jaringan dibawahnya yang disebabkan oleh
perpindahan panas ketubuh (Oswari Jonatan,
1995)

Luka bakar adalah perpindahan energi dari
sumber panas ketubuh, panas tersebut
mungkun melalui konduksi atau radiasi
elektronik. (Effendi Crhistiante)

Bahan kimia : Asam alkali, cuka para, air aki.
Radiasi : Sinar matahari, terapi radiasi.
Thermal : Air panas, api, uap panas, asap.
Elektrik : Kesetrum listrik, sambar petir.

Nyeri pada luka
Takikardi dan tekanan darah turun
Adanya kemerahan/bulla pada permukaan kulit yang cidera
Tubuh klien terasa panas
Ekstremitas dingin (perubahan suhu dari panas kedingin)
Perubahan tingkat kesadaran
Dehidrasi (penurunan turgor kulit, penurunan jumlah urine
yang keluar)
Peningkatan frekuensi nafas
Keterbatasan mobilitas
Fase Durasi Prioritas
Fase resusitasi yang
Darurat/segera
Dari awitan cedera hingga
selesainya resusitasi cairan
Pertolongan pertama
Pencegahan syok
Pencegahan gangguan
pernapasan
Deteksi dan penanganan
cedera yang menyertai
Penilaian luka dan perawatan
pendahuluan
Fase akut Dari dimulainya diuresis
hingga hamper selesainya
proses penutupan luka
Perawatan dan penutupan luka
Pencegahan/penanganan
komplikasi termasuk infeksi
Dukungan nutrisi
Fase rehabilitasi Dan penutupan luka yang
besar hingga kembalinya
kepada tingkat penyesuaian
fisik dan psikososial yang
optimal
Pencegahan parut & kontraktur
Rehabilitasi fasik,
oksupasional & vokasional
Rekonstruksi fungsional &
kosmetik
Konseling psikologi
Derajat & derajat
luka baker
Bagian kulit
yang terkena
Gejala Penampilan
luka
Perjalanan
kesembuhan
Derajat satu
(superficial) tersengat
matahari
Terkena api dengan
intensitas rendah
Epidermis Kesemutan
Hiperestesia
(supersensitive)
Rasa nyeri
mereda bila
didinginkan
Memerah,
menjadi putih
bila di tekan
Minimal atau
tanpa edema
Kesembuhan lengkap
dalam I minggu
Pengelupasan kulit
Derajat dua (Partial
thickness) tersiram
air mendidih
Terbakar oleh nyala
api
Epidermis dan
bagian dermis
Nyeri
hiperestesia
Sensitif terhadap
udara yang
dingin
Melepuh dasar
luka berbintik-
bintik merah,
epidermis retak,
permukaan luka
baah edema
Kesembuhan dalam 2-
3 minggu
Pembentukan parut &
depigment asi infeksi
dapat mengubahnya
menjadi derajat tiga
Derajat tiga (full
thickness)
Terbakar nyala api
Terkena cairan
mendidih dalam
waktu yang lama
tersengat arus listrik
Epidermis,
keseluruhan
dermis dan
kadang-kadang
jaringan subkutan
Tidak terasa
nyeri
Syok
Hematuria &
kemungkinan
hemolisis
Kemungkinan
terdapat luka
masuk dan keluar
(pada luka bakar
listrik)
Kering, luka
bakar bewarna
putih seperti
bahan kulit atau
gosong
Kulit retak
dengan bagian
lemak yang
nampak
Edema
Pembentukan esker
Diperlukan
pencangkokan
Pembentukan
parut&hilangnya
kontur serta fungsi
kulit
Hilangnya jari tangan
atau ekstremitas dapat
terjadi
Faktor-faktor Yang Menentukan Dalam Luka
Bakar
Riwayat terjadinya luka bakar
Penyebab luka bakar
Suhu agen yang menyebabkan luka bakar
Lamanya kontak dengan agen
Tebalnya kulit
Perawatan Luka Bakar di Tempat Kejadian :
Mematikan api
Mendinginkan luka bakar
Melepaskan benda penghalang
Menutup luka bakar
Mengirigasi Luka bakar kimia
Proses Penyembuhan Luka :
Fase Inflamasi
Fase proliferasi
Fase remodeling atau maturasi

Pemeriksaan Diagnostik :
Hitung darah lengkap peningkatan Fit awal menuajukkan
hemokonsentrasi sehubungan dengan kehilangan cairan
EKG : tanda iskemia miokardial dapat terjadi pada luka bakar
listrik
GDA : Dasar penting untuk kecurigaan cedera inhalasi
Fotografi luka bakar : memberikan eatatan untuk penyembuhan
luka bakar selanjutnya.


A. Pengkajian Primer
Airway
Breathing
Circulation
Disability
B. Pengkajian Sekunder
Biodata
Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat Kesehatan Dahulu

I. Gangguan Pertukaran Gas, berhubungan dengan
keracunan karbonmonosida, keracunan asap, panas
yang mengakibatkan kerusakan paru paru.
II. Devisit Volume cairan elektrolit menurun
berhubungan dengan rusaknya jaringan kulit akibat
luka bakar. Hasil yang diharapkan pasien dapat
mempertahankan keseimbangan cairan tubuh dan
tidak adanya tanda tanda dehidrasi.
III. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan cedera
luka bakar, pengobatan, kerusakan jaringan.
Dx I
Kaji pola pernapasan pasien tiap 2 3 jam ( Tanda
tanda gawat napas, bunyi, frekwensi, irama,
kedalaman napas ).
Pantau pasien terhadap tanda hypoksemia.
Baringkan pasien dalam posisi fowler bila
memungkinkan.
Bebaskan pakaian pasien dan perhiasan yang
ketat.
Berikan terapi O2 sesuai pesanan dokter.
Pantau AGD.
Siapkan untuk membantu intbasi ETT.
Dx II
Kaji dan catat luas dan dalamnya luka bakar.
Kaji dan catat turgor kulit.
Pantau dan catat tanda tanda vital tiap 2 jam.
Pantau dan catat masukan dan keluarnya cairan (
Balance cairan yang cermat ) tiap 2 jam.
Motivasi pasien untuk banyak minum.
Siapkan minuman yang banyak dekat pasien K/P.
Dapatkan berat badan masuk dan timbang berat
badan tiap hari kalau memungkinkan.
Beri pengganti cairan IV dan eletrolit dengan
kaloborasi dokter.
Monitor hasil elektrolit serum dan hemotokrit.

Dx III
Kaji respon pasien terhadap nyeri saat perawatan luka,
terapi fisik saat istirahat.
Gunakan skala nyeri untuk mengkaji tingkat nyeri
pasien.
Observasi tanda tanda vital.
Gunakan tekni pengalihan perhatian untuk mengalihkan
nyeri.
Berikan obat analgetika sebelum melakukan prosedur
rawat luka yang menyakitkan.
Jelaskan semua prosedur pada pasien.
Ajak pasien berkomunikasi saat memberi perawatan
luka atau prosedur lainnya.
Kaji kebutuhan akan obat perena nyeri.
Ciptakan lingkungan yang nyaman.
Beri posisi tidur yang nyaman sesuai keadaan pasien.

Вам также может понравиться