Вы находитесь на странице: 1из 2

Masase

Masase dalam kelahiran secara alternatif sudah dikenal sebagai counter pressure (Simkin, 1989),
atau masase punggung. Ada juga respons terhadap nyeri yang lebih primitif, yaitu memegang,
melakukan masase atau meremas bagian yang sakit, yang dapat dilakukan sendiri. Meskipun
sentuhan manusia secara langsung dapat memberikan keuntungan psikologis (Malkin, 1994), efek
pengendalian nyeri hanya berlangsung selama masase dilakukan (Simkin, 1989). Efek yang relatif
singkat ini dapat membantu kendali ibu. Sehingga jika ibu menginginkan masase tersebut dihentikan
maka tindakan dan pengaruh masasse berhenti saat itu juga.
Bentuk masase yang kita gunakan setiap hari untuk mengatasi trauma minor seperti benjol tentu
saja dapat dilakukan sendiri. Pada kondisi seperti itu, individu telah memiliki kendali penuh terhadap
pengobatan ini. Namun masase yang lebih mudah diingat dan menarik perhatian umum biasanya
dilakukan oleh orang lain. Dengan demikian, ketika digunakan dalam proses persalinan, kendali ibu
terhadap masase menjadi sedikitberkurang.
Pada studi yang dikemukakan oleh Steer (1993), hampir 1/5 (1178 atau 19,3%) dari sampel ibu
melaporkan bahwa mereka mendapat masase ketika melahirkan untuk mengurangi nyeri; namun
kalangan bidan melaporkan penggunaan masase pada ibu yang lebih sedikit (515 atau 5%) pada saat
persalinan. Mungkin ketidaksesuaian ini terkait dengan terminologi yang membingungkan (di atas)
atau akibat perbedaan makna masase bagi ibu dan bidan.
Karena terdapat kesulitan dalam terminologi, mungkin akan membantu jika masase didefinisikan
sebagai; Tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan lunak, biasanya otot tendon atau ligamen,
tanpa menyebabkan pergeseran atau perubahan posisi sendi guna menurunkan nyeri, menghasilkan
relaksasi, dan/atau meningkatkan sirkulasi. (Haldeman, 1994; Mobily et al. 1994).
Gerakan-gerakan dasar meliputi: gerakan memutar yang dilakukan oleh telapak tangan, gerakan
menekan dan mendorong ke depan dan ke belakang menggunakan tenaga, menepuk-nepuk,
memotong-motong, meremas-remas, dan gerakan meliuk-liuk (Malkin, 1994). Setiap gerakan
menghasilkan tekanan, arah, kecepatan, posisi tangan dan gerakan yang berbeda-beda untuk
menghasilkan efek yang diinginkan pada jaringan di bawahnya.
Cara tindakan masase yang uyama diduga untuk menutup pintu gerbang guna mencegah
diterimanya jalur stimulus nyeri di pusat tertinggi sistem syaraf pusat (SSP). Stimulasi sentuhan dan
perasaan positif yang dirasakan ketika bentuk perhatian dan sentuhan-sentuhan empati dilakukan
melalui masase akan meningkatkan efek pengendalian nyeri (Ferrell-Torry dan Glick, 1993).
Keuntungan masase lebih lanjut dikuatkan oleh respons relaksasi yang dihasilkan dari pengalaman.
Dianjurkan agar masase selama persalinan harus bersifat terus-menerus (Simkin, 1989). Hal tersebut
harus dilakukan karena terdapat kecenderungan rasa nyeri akan meningkat jika pemijatan
dihentikan, yang terjadi karena sistem saraf menjadi terbiasa atau beradaptasi terhadap stimulus
dan organ-organ indra berhenti merespons nyeritersebut. Hal ini juga mendukung bidan untuk
melakukan masase punggung yang biasanya dilakukan selama kontraksi.
Meskipun masase sering digunakan, riset terhadap efektifitasnya masih kurang (Steer, 1990) Hal ini
mungkin berkaitan dengan dibatasinya signifikansi pengobatan ini oleh para tenaga kesehatan,
sebagaimana yang telah ditunjukkan di atas. Alasan lain, mungkin dikarenakan banyaknya
kelemahan metodologi yang rentan dialami oleh riset tersebut, sebagaimana yang dipantau oleh
haldeman (1994.

Вам также может понравиться