Вы находитесь на странице: 1из 4

Kewajiban menuntut ilmu

Allah Taala berfirman dalam surah Al-Mujaadalah ayat 11yang artinya Niscaya Allah akan
meninggikan derajat orang-orang yg beriman di antara kamu dan orang-orang yg diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yg kamu kerjakan. Nabi Shallallahu
alaihi wa sallam pun mengatakan bahwa salah satu dari amalan yg tidak akan putus pahalanya dari
seorang muslim yg telah meninggal sekalipun adl ilmu yg bermanfaat.
Renungkanlah sejenak firman Allah berikut yg artinya Dan apakah orang yg telah mati kemudian dia
Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yg terang dengannya ia dapat berjalan di tengah-
tengah manusia serupa dgn orang yg berada dalam gelap gulita dan sama sekali tidak dapat keluar
darinya?Demikianlah orang-orang kafir itu dijadikan memandang baik apa yg telah mereka
kerjakan.Kebodohan akan membuat orang yg memilikinya memandang baik segala yg diperbuatnya.

AYAT-AYAT AL-QURAN TENTANG MANUSIA SEBAGAI
KHALIFATULLAH
BAB I
AYAT-AYAT AL-QURAN TENTANG
MANUSIA SEBAGAI KHALIFATULLAH

MEMBACA AYAT AL-QURAN
QS.AL-BAQOROH 30, QS.AL-MUMINUN 12-14,
QS.AD-DZARIYAT 56, QS.AL-HAJ 5

QS : AL-BAQOROH : 30

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan
berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

QS : AL-MUMINUUN 12-13-14



1. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati dari tanah.
2. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani dalam tempat yang kokoh .
3. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang lain. Maka Maha
sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.

QS : ADZ-DZARIYAT 56

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.


QS : AL-HAJJ 5

Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan , maka sesungguhnya Kami telah
menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah,
kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar
Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai
waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian kamu
sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan di antara kamu
yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang
dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami
turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam
tumbuh-tumbuhan yang indah.


Mengkaji Filsafat Penciptaan menurut al-Quran
Pada pembahasan kali ini kita akan mencoba menganalisa beberapa ayat al-Quran yang di
dalamnya telah menyiratkan tentang filsafat, arah, sasaran, maksud, dan tujuan penciptaan, di
antaranya, Sesungguhnya Aku ingin menjadikan seorang khalifah di muka bumi. (Qs. Al-
Baqarah [2]: 30)
Dan Dia-lah yang menjadikanmu para khalifah di bumi. (Qs. Al-Anam [6]: 165)
Berdasarkan ayat-ayat di atas yang diturunkan berkaitan dengan penciptaan manusia, dikatakan
bahwa tujuan dari penciptaan manusia adalah dijadikannya manusia sebagai khalifah dan
penerus Tuhan.
Dan yang dimaksud dengan penerus Tuhan adalah bahwa Tuhan meletakkan sebagian dari sifat
yang dimiliki-Nya dalam diri manusia sebagai sebuah amanah dimana jika manusia
mengaktualkan potensi yang dimilikinya ini, maka mereka akan bisa meraih tingkatan tertinggi
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, berdasarkan ayat-ayat tersebut, tujuan dari penciptaan tak
lain adalah manusia sempurna.
Pada ayat lain Allah Swt berfirman, Katakanlah, Sesungguhnya shalat, ibadah, hidup, dan
matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (Qs. Al-Anam [6]: 162)


Moral

Hal ini bukanlah nilai-nilai moral yang Allah tetapkan bagi kehidupan manusia bersama dengan apa yang
telah Dia ciptakan. Al-Qur'an menyuruh manusia menjadi bermartabat, rendah hati, dapat dipercaya,
baik budi, beriman, dewasa, dan mau mendengarkan. Al-Qur'an bahkan menggambar-kan jalan yang
seharusnya kita tempuh, "Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong)
dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya, Allah tidak me-nyukai orang-
orang yang sombong lagi membanggakan diri." (Luqman :18)

Estetika

Salah satu anugerah Allah kepada orang-orang beriman di dunia ini adalah barang-barang perhiasan.
Allah menciptakan emas dan perak untuk dijadikan perhiasan, mutiara, bahan-bahan pakaian indah
bernilai, dan banyak benda lainnya yang disebutkan di dalam Al-Qur`an, semuanya untuk menghibur
dan menyenangkan manusia. Keindahan yang akan Allah anugerahkan di surga kepada hamba-hamba-
Nya yang sesungguh-sungguhnya tulus ikhlas adalah disanjung,

"Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang
terbuat dari perak," (al-Insaan [76]: 21)

Di dalam ayat ini, Allah menekankan perhatian kita pada nilai keindahan sutra dan tenunannya.
Sebagaimana ayat yang disebutkan, perhiasan perak adalah salah satu ornamen yang Allah ciptakan
untuk umat manusia. Sebagai contoh, gelang-gelang perak banyak disebutkan pada ayat-ayat lain.

Ayat lain menjelaskan keindahan kalung emas dan mutiara,

"Sesungguhnya, Allah memasukkan orang-orang beriman dan mengerjakan amal yang saleh ke dalam
surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Di surga itu mereka diberi perhiasan dengan
gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka adalah sutra." (al-Hajj [22]: 23)

Allah sudah mengindikasikan bahwa mutiara adalah barang hiasan terkenal yang akan dianugerahkan
kepada orang-orang beriman penghuni surga, sebagai pahala.

Imbalan untuk semua keindahan itu, kepada manusia hanya dituntut sikap mensyukuri kepada Allah dan
hidup di dunia menurut perintah-perintah-Nya dan menjauhi apa pun larangan-Nya. Mereka yang
mematuhinya akan dikaruniai surga dan akan menerima berkah dan keindahan-keindahan tidak terbatas
untuk selama-lamanya. Kalau tidak, mereka dibolehkan memanfaatkan untuk sementara segala sesuatu
yang tersedia di bumi, yang tak satu pun darinya bakal menolong mereka di hari perhitungan, ketika
semua manusia harus menghitung semua perbuatan mereka selama berada di dunia ini. Di akhir
penghitungan, mereka ini berhak dijebloskan ke neraka, tempat penyiksaan abadi dan tak
tertanggungkan pedihnya.


Dekorasi

Allah, Dia yang telah menciptakan manusia dalam bentuk terindah, juga memberikan ilham kepada
mereka agar mereguk kesenangan dari berbagai macam kecantikan. Di antara semua ciptaan, hanya
manusia saja yang mendapat iradah mengenal konsep "kecantikan". Manusia tidak saja menikmati
barang-barang cantik, tapi juga berusaha membuatnya.

Melalui sejumlah tanda di dalam Al-Qur`an, Allah memberikan penghargaan kepada estetika,
kecantikan, dan kemolekan, dan memberikan dorongan kepada hamba-hamba-Nya untuk menikmati itu
semua. Di dalam al-Qur'an Dia menyatakan bahwa karunia-Nya,

"Katakanlah, 'Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk
hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?' Katakanlah, 'Semuanya
itu disediakan bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja di hari
kiamat)." (al-A'raaf [7]: 32)

Вам также может понравиться