Вы находитесь на странице: 1из 9

PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

Disusun oleh:
Aisyah H0711008
Eko Eri Sambodo H0711037
Ryan Kosala H0711094




UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
2014


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Produk holtikultura merupakan produk yang mudah rusak
(perisable), sehingga butuh penanganan khusus pada tahapan pasca panen.
Penanganan pasca panen buah dan sayuran seperti Indonesia belum
mendapat perhatian yang cukup. Hal ini terlihat dari kerusakan-kerusakan
pasca panen sebesar 25 % - 28 %. Oleh sebab itu agar produk holtikultura
terutama buah-buahan dan sayuran dapat sampai ke tangan konsumen
dalam kondisi baik perlu penanganan pasca panen yang benar dan sesuai.
Bila pasca panen dilakukan dengan baik, kerusakan-kerusakan yang
timbul dapat diperkecil bahkan dihindari, sehingga kerugian di tingkat
konsumen dapat ditekan (Sukardi 1992).
Dalam bidang pertanian istilah pasca panen diartikan sebagai
berbagai tindakan atau perlakuan yang diberikan pada hasil pertanian
setelah panen sampai komoditas berada di tangan konsumen. Berbagai
cara penanganan pasca panen buah dan sayuran adalah pendinginan awal
(recooling), sortasi, pencucian/pembersihan, degreening (penghilangan
warna hijau) dan colour adding (perbaikan warna), pelapisan lilin,
fumigasi, pengemasan/pengepakan dan penyimpanan. Semua kegiatan
tersebut mutlak dilakukan apabila ingin mengonsumsi produk pertanian
dengan kualitas yang baik tanpa adanya kerusakan yang parah. Makalah
ini akan membahas tentang cara pengolahan produk pertanian yang baik
selepas panen.











PEMBAHASAN


Pasca produksi (Postproduction) yang dapat dibagi dalam dua bagian atau
tahapan, yaitu pasca panen (postharvest) dan pengolahan (processing).
Penanganan pasca panen (postharvest) sering disebut juga sebagai pengolahan
primer (primary processing) merupakan istilah yang digunakan untuk semua
perlakuan dari mulai panen sampai komoditas dapat dikonsumsi segar atau
untuk persiapan pengolahan berikutnya. Umumnya perlakuan tersebut tidak
mengubah bentuk penampilan atau penampakan, kedalamnya termasuk berbagai
aspek dari pemasaran dan distribusi. Pengolahan (secondary processing)
merupakan tindakan yang mengubah hasil tanaman ke kondisi lain atau bentuk
lain dengan tujuan dapat tahan lebih lama (pengawetan), mencegah perubahan
yang tidak dikehendaki atau untuk penggunaan lain. Ke dalamnya termasuk
pengolahan pangan dan pengolahan industri.
A. Penanganan Segera Setelah Panen
Pada penanganan hasil tanaman, ada beberapa tindakan yang harus
dilakukan segera setelah panen, tindakan tersebut bila tidak dilakukan
segera, akan menurunkan kualitas dan mempercepat kerusakan sehingga
komoditas tidak tahan lama disimpan. Perlakuan tersebut antara lain:
1. Pengumpulan dilakukan di tempat dekat tempat penyimpanan panen
agar tidak terjadi penyusutan kualitas karena pengangkutan lebih jauh.
Produk segar harus dihindarkan dari kontak langsung dengan sinar
matahari.
2. Pengeringan (drying) bertujuan mengurangi kadar air dari komoditas.
Pada biji-bijian pengeringan dilakukan sampai kadar air tertentu agar
dapat disimpan lama. Pada bawang merah pengeringan hanya
dilakukan sampai kulit mengering.
3. Pemulihan (curing) untuk ubi, umbi dan rhizom. Pada bawang
merah, jahe dan kentang dilakukan pemulihan dengan cara dijemur
selama 1 2 jam sampai tanah yang menempel pada umbi kering dan
mudah dilepaskan/ umbi dibersihkan, telah itu juga segera disimpan di
tempat yang dingin / sejuk dan kering. Untuk kentang segera disimpan
di tempat gelap (tidak ada penyinaran) ! Curing juga berperan
menutup luka yang terjadi pada saat panen.
4. Pengikatan (bunching) dilakukan pada sayuran daun, umbi akar
(wortel) dan pada buah yang bertangkai seperti rambutan, lengkeng
dll. Pengikatan dilakukan untuk memudahkan penanganan dan
mengurangi kerusakan..
5. Pencucian (washing) dilakukan pada sayuran daun yang tumbuh
dekat tanah untuk membersihkan kotoran yang menempel dan
memberi kesegaran. Selain itu dengan pencucian juga dapat
mengurangi residu pestisida dan hama penyakit yang terbawa.
Pencucian disarankan menggunakan air yang bersih, penggunaan
desinfektan pada air pencuci sangat dianjurkan. Kentang dan ubi jalar
tidak disarankan untuk dicuci. Pada mentimun pencucian berakibat
buah tidak tahan simpan, karena lapisan lilin pada permukaan buah
ikut tercuci. Pada pisang pencucian dapat menunda kematangan.
6. Pembersihan (cleaning, trimming) yaitu membersihkan dari kotoran
atau benda asing lain, mengambil bagian-bagian yang tidak
dikehendaki seperti daun, tangkai atau akar yang tidak dikehendaki.
B. Penanganan Pasca Panen
Produk pertanian yang telah selesai dipanen, harus segera ditangani
atau diolah dengan baik agar tidak cepat rusak. Apalagi untuk prospek
bisnis, penanganan seperti sortasi grading dan pengemasan perlu
dilakukan sebelum masuk pasar. Untuk produk-produk pertanian yang
akan disimpan lebih lama juga perlu perlakuan yang baik agar lebih bisa
tahan lama. Beberapa perlakuan penanganan pasca panen antara lain:
1. Sortasi dan Garding.
Sortasi yaitu pemisahan komoditas yang layak pasar
(marketable) dengan yang tidak layak pasar, terutama yang cacat dan
terkena hama atau penyakit agar tidak menular pada yang sehat.
Grading adalah pemilahan berdasarkan kelas kualitas. Biasanya dibagi
dalam kelas 1, kelas 2, kelas 3 dan seterusnya, atau kelas A, kelas B,
kelas C dan seterusnya. Pada beberapa komoditas ada kelas super-nya.
Tujuan dari tindakan sortasi dan grading ini adalah untuk memberikan
nilai lebih ( harga yang lebih tinggi) untuk kualitas yang lebih baik.
Standard yang digunakan untuk pemilahan (kriteria ) dari masing-
masing kualitas tergantung dari permintaan pasar. Selama sortasi dan
grading harus diusahakan agar terhindar dari kontak langsung sinar
matahari langsung karena akan menurunkan bobot atau terjadi
pelayuan dan meningkatkan aktivitas metabolisme yang dapat
mempercepat proses pematangan.
2. Pengemasan / pengepakan / pembungkusan.
Pengemasan untuk melindungi/mencegah komoditi dari
kerusakan mekanis, menciptakan daya tarik bagi konsumen dan
memberikan nilai tambah produk serta memeprpanjang daya simpan
produk. Bahan kemasan harus disesuaikan dengan jenis produk atau
komoditi. Pengemasan yang umumnya digunakan diantaranya
karton/box, kotak kayu, keranjang bambu, keranjang plastik, kantong
plastik, jaring/net dll. Keuntungan dari pengemasan yang baik antara
lain melindungi komoditas dari kerusakan (mekanis, pengaruh
lingkungan, kotoran, kehilangan), memudahkan penanganan,
meningkatkan pelayanan dalam pemasaran, lebih praktis dan menarik
untuk konsumen (pengemasan dalam skala kecil).
3. Pemeraman
Merupakan proses untuk merangsang pematangan buah atau
sayuran agar matang secara merata dengan menggunakan bantuan gas
karbit atau etilen dengan suhu berkisar 18-28o C. Untuk komoditas
yang memerlukan pemeraman harus memperhatikan karakteristik
biologis/fisiologis dari komoditas yang mempunyai sifat/karakteristik
fisiologis yang berbeda dalam satu tempat atau satu proses.


4. Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan untuk mempertahankan daya simpan
komoditi dan melindungi produk dari kerusakan serta terkait erat
dengan kebijakan distribusi dan pemasaran seperti pengangkutan,
penjualan dan pengolahan. Lama penyimpanan (ketahanan simpan)
dapat diperpanjang dengan mengontrol penyakit yang timbul setelah
panen, mengatur kondisi atmosfer (C.A. storage), perlakuan kimia
(chemical treatment), perlakuan penyinaran (irradiation),
penyimpanan dingin (refrigeration).
Pendinginan pendahuluan (precooling) untuk buah-buahan dan
sayuran buah. Buah setelah dipanen segera disimpan di tempat yang
dingin/sejuk, tidak terkena sinar matahari, agar panas yang terbawa
dari kebun dapat segera didinginkan dan mengurangi penguapan,
sehingga kesegaran buah dapat bertahan lebih lama. Bila fasilitas
tersedia, precooling ini sebaiknya dilakukan pada temperatur rendah
(sekitar 10C) dalam waktu 1 2 jam.
Penyimpanan dingin merupakan cara penyimpanan yang murah
(terjangkau), efektif (bisa digunakan untuk semua komoditas) dan
efisien (dapat dikombinasikan dengan cara-cara penyimpanan yang
lain), namun untuk kondisi daerah tropis yang mempunyai temperatur
udara rata-rata cukup tinggi, penyimpanan hasil pertanian dalam
temperatur rendah perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Sifat hasil tanaman.
Tanaman yang berasal dari daerah tropis umumnya tidak tahan
temperatur rendah, temperatur penyimpanan dingin umumnya tidak
berada di bawah 12oC. Ketahanan terhadap temperatur rendah dari
berbagai bagian tanaman juga berbeda.
b. Hindari chilling injury. (Kerusakan hasil tanaman karena
temperature rendah). Penyebab chilling injury bisa karena
kepekaan komoditas terhadap temperatur rendah, kondisi tempat
penyimpanan, cara penyimpanan dan lama penyimpanan.
c. Dont break the cold-chains Penyimpanan dingin dari suatu hasil
tanaman harus berkelanjutan (dalam tataniaga) sampai di tangan
konsumen.
5. Pengangkutan:
Pengangkutan umumnya diartikan sebagai penyimpanan
berjalan. Semua kondisi penyimpanan pada komoditas yang diangkut
harus diterapkan. Faktor pengangkutan yang perlu diperhatikan adalah:
a. Fasilitas angkutannya
b. Jarak yang ditempuh atau lama perjalanan
c. Kondisi jalan dan kondisi lingkungan selama pengangkutan
d. Perlakuan bongkar-muat yang diterapkan.




















KESIMPULAN

Perlakuan pasca panen meliputi dua hal, yaitu perlakuan segera setelah
produk pertanian dipanen dan perlakuan pasca panen. Perlakuan segera pasca
panen antara lain adalah pengeringan, pemulihan, pengikatan, pencucian,
pengeringan, pembersihan. Untuk perlakuan pasca panen pokok antara lain sortasi
dan grading, pengemasan, pemeraman, penyimpanan dan pengangkutan.
























DAFTAR PUSTAKA

Deptan 2004. Cara Penanganan Pasca Panen yang Baik (Good Handling Practices)
Komoditi Hortikultura. Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hotikultura.
Departemen Pertanian
Siswadi 2007. Penanganan Pasca Panen Buah-buahan dan Sayuran. Jurnal Inovasi
Pertanian Vol. 6, No. 1, 2007 (68- 71)
Sukardi 1992. Penanganan Pasca Panen Buah dan Sayuran, PAV Pangan dan
Gizi. UGM. Yogyakarta.

Вам также может понравиться