Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
p
: viskositas solven (Pa s) dalam pori
membran
x : ketebalan efektif membran (m)
A
k
: porositas efektif membran.
[2]
Faktor Recovery
Faktor recovery mengukur seberapa banyak umpan
di-recovery menjadi permeate. Nilai dari faktor
recovery diberikan dalam bentuk persentase.
Perhitungannya adalah sebagai berikut :
(2)
Dimana:
: adalah permeate atau produk
: adalah laju alir dari umpan.
[10]
Faktor Rejeksi
Pada eksperimen yang dilakukan oleh Poriel et al.
komposisi umpan dijaga konstan dengan me-recycle
semua permeate dan retentate. Rejeksi (R%) dari
komponen i mengikuti rumus berikut :
(3)
: komposisi retentate
: komposisi permeate
[9]
Wahyu Rachmi Pusparini, dkk. ISSN 0216 - 3128 183
Prosiding PPI - PDIPTN 2010
Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 20 Juli 2010
K.E. Geckeler menyatakannya dalam istilah Retensi
(R), dimana retensi sebuah ion logam Y, R
Y
didefinisikan sebagai :
(4)
Dimana C
Y,P
dan C
Y,F
adalah konsentrasi ion logam
target pada permeate dan larutan umpan.
[4]
Rejeksi atau retensi dari ion logam oleh membran
dipengaruhi oleh banyak parameter tergantung tipe
dari ion logam, komposisi larutan, pH, suhu,
material membran, ukuran pori, hidrodinamika dan
sebagainya. Akan tetapi ukuran spesies yang terlarut
adalah hal yang esensial untuk menentukan faktor
rejeksi oleh membran.
Transmisi atau Salt Passage
Kemampuan sebuah solut untuk melewati membran
(transmisi) dapat dituliskan dengan :
(5)
Selektifitas
Selektifitas pemisahan dua solut pada membran
dapat direprentasikan dengan rasio transmisinya.
Sehingga selektivitas pemisahan komponen i dan j
dapat dituliskan
(6)
dimana adalah transmisi dari komponen i dan
adalah transmisi dari komponen j.
[9]
Dalam artikel lain, selektifitas juga disebut sebagai
faktor pemisahan dimana ion logam target Y akan
dipisahkan dengan ion logam non target Z melalui
sebuah membran filtrasi. Faktor pisah dirumuskan
sebagai berikut :
[4]
(7)
Apabila Z melewati membran nanofiltrasi dengan
bebas (R
Z
= 0), efisiensi pemisahan dapat
dikarakterisasi oleh retensi dari ion logam target.
Sehingga persamaan (7) menjadi :
(8)
Faktor Dekontaminasi
Faktor dekontaminasi (DF) berguna untuk
mengevaluasi kinerja dalam proses pengolahan
limbah terutama limbah cair radioaktif. DF pada
pengolahan limbah cair radioaktif dapat
didefinisikan sebagai :
(9)
Untuk pengolahan limbah cair radioaktif DF dapat
ditetapkan untuk radionuklida yang lebih spesifik,
misalnya alpha total, pancaran beta atau gamma, dan
aktivitas total. Untuk non radioaktif, DF didapatkan
dari konsentrasi solut (zat terlarut) dalam umpan
dan larutan permeate.
(10)
dimana adalah konsentrasi spesies tertentu
pada larutan umpan, sedang adalah
konsentrasi spesies yang sama pada permeate yang
meninggalkan sistem membran.
[10]
Faktor Konsentrasi
Faktor konsentrasi (CF) adalah rasio konsentrasi
solut (zat terlarut) atau solid dalam konsentrat
(retentate) atau produk yang direjeksi terhadap
konsentrasi umpan.
(11)
CF yang tinggi diinginkan karena hal tersebut
sebanding dengan peningkatan pemisahan. Besarnya
CF biasanya dibatasi karena pada nantinya akan
menyebabkan tekanan osmotik yang tinggi (reverse
osmosis dan NF) sehingga meningkatkan biaya
energi dan frekuensi kebutuhan pembersihan atau
penggantian membran.
[10]
Ligan dan Kompleksasi
Hal yang sangat penting dan menantang
dalam pemisahan kation pada umumnya dan kation
logam pada khususnya dengan teknik filtrasi
membran adalah pada perancangan suatu ligan baru
untuk memperoleh efisiensi pemisahan yang lebih
tinggi. Hal ini berlaku juga untuk zirkonium dan
hafnium. Titik pandang dari perancangan suatu
pengompleks baru adalah energi interaksi (ikatan)
dari logam dengan ligan dan kemampuan
konformasional ikatan dengan larutannya.
Fenomena kompleksasi-UF diteliti oleh
Barakat, dimana bentuk kation logam berat pertama-
tama dikomplekskan dengan makroligan untuk
meningkatkan berat molekul agar lebih besar dari
ukuran pori membran sehingga kemudian solut
target dapat ditahan oleh membran. Ligan larut
dalam air menunjukkan sebagai substansi efektif
yang dapat menghilangkan trace logam dari larutan
air dan air limbah industri. Untuk itu pemilihan
makroligan larut air yang tepat sangat penting untuk
pengembangan teknologi ini.
[3]
Beberapa penelitian telah dilakukan dengan
menggunakan makroligan biopolimer yang dapat
berkompleksasi dengan ion logam seperti chitosan
(Juang and Shiau, 2000; Cervera et al., 2003;
Llorens et al., 2004). Kelompok makroligan sintesis
seperti carboxyl methyl cellulose (Petrov and
184 ISSN 0216 - 3128 Wahyu Rachmi Pusparini, dkk.
Prosiding PPI - PDIPTN 2010
Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 20 Juli 2010
Nenov, 2004), diethylaminoethyl cellulose
(Trivunac and Stevanovic, 2006),
polyvinylethylenimin (Muslehiddinoglu et al., 1998,
Canizares et al., 2002), polyvinyl alcohol (Vieira et
al., 2001), dan poly(acrilic acid) (Bodzek et al.,
1999; Zhang and Xu, 2003). Untuk mengetahui
unjuk kerja pemisahan logam, maka kondisi operasi
utama yang meliputi pH, jenis ion logam dan
konsentrasi ligan harus diteliti.
[3]
Proses ini dapat
diadaptasi pada NF.
[9]
Dalam literatur lain disebutkan beberapa
ligan yang cocok untuk kompleksasi zirkonium
hafnium adalah sebagai berikut
[8]
:
Gambar 4. Poly(amino acid) dengan n=0 sampai3;
m=1 sampai 4, lebih dipilih m=2
Gambar 5. Cyclic poly(amino acid), Cyclic
polyaminocarboxylates yaitu DOTA
Gambar 6. EDTA dengan berat molekul 292 g/mol
Gambar 7. Diamido-EDTA dengan berat molekul
290 g/mol
Diamido-EDTA dapat diproduksi dari EDTA
anhidrat komersial direaksikan dengan NH
3
dalam
media cair.
[8]
Idealnya penggunaan ligan spesifik untuk
salah satu atau kedua logam yang akan dipisahkan
karena mempengaruhi derajat pemisahan. Pada
kasus zirkonium hafnium, dapat menggunakan satu
macam ligan yang dapat membentuk kompleks baik
dengan zirkonium ataupun hafnium, akan tetapi
dengan konstanta kompleksasi yang berbeda yang
mana hal tersebut memungkinkan untuk me-recover
dengan filtrasi fraksi pertama yang terdiri dari
komplek logam-ligan yang mempunyai konstanta
kompleksasi paling tinggi. Ligan yang dipilih dalam
eksperimen ini adalah ligan organik.
[8]
Eksperimen
Ozanne et al. melakukan eksperimen
pemisahan zirkonium hafnium dengan
mengkomplekskan larutan campuran zirkonium
hafnium dengan EDTA pada kondisi asam. Pada
kondisi asam kompleks yang terbentuk antara
zirkonium hafnium dan EDTA dapat terlarut.
Penelitian pertama dengan garam zirkonium
hafnium tanpa menggunakan ligan pada pH antara 2
sampai 5. Membran nanofiltrasi yang dipakai
memiliki cutoff threshold 500 g/mol. Peneliti
menemukan bahwa retensi dari zirkonium hafnium
lebih besar dari 99,9%, dimana zirkonium
mempunyai massa molar 91 g/mol dan hafnium 179
g/mol, sangat rendah dibandingkan cutoff threshold
membran yang digunakan.
Membran nanofiltrasi mempunyai cutoff
threshold antara 200 sampai 2000 g/mol. Sedang
sebagai contoh, kompleks EDTA dengan zirkonium
dan hafnium berukuran antara 400 dan 500 g/mol.
Maka membran nanofiltrasi dengan cutoff threshold
1000 g/mol cocok untuk digunakan. Penelitian ini
menggunakan membran Sepa MG-17, Sepa MW-15
dan Sepa BQ-01 yang diproduksi oleh Osmonics.
[8]
Poriel et al. Melakukan eksperimen dengan
campuran zirkonium dan hafnium (IV) (Zr/(Zr +
Hf)= 0,71 rasio molar) yang telah disediakan oleh
CEZUS. Zirkonyl dan hafnyl (IV) nitrat hidrat
disiapkan dari campuran ZrCl
4
/HfCl
4
. Kemudian
fasa cair dibuat dengan melarutkan campuran Zr/Hf
dalam larutan encer. pH larutan disesuaikan dengan
menambahkan asam klorida atau asam nitrat pekat.
Analisa Zr dan Hf dilakukan dengan ICP AES
Spectrometry.
Membran yang digunakan adalah membran
nanofiltrasi organik dengan skala laboratorium.
Desal G10 merupakan membran komposit film tipis
yang diproduksi oleh Osmonics. Membran
nanofiltrasi ini mempunyai luas area 150 cm
2
dan
MWCO 2500 Da. Lapisan aktif membran G10 (1,2
mm) terbuat dari polyamide. Sebelum digunakan
membran diaktivasi dan dikondisikan terlebih
Wahyu Rachmi Pusparini, dkk. ISSN 0216 - 3128 185
Prosiding PPI - PDIPTN 2010
Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 20 Juli 2010
dahulu. Digunakan zat kelat atau pengompleks
Ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA).
[9]
Metode : Prosedur Kompleksasi - Nanofiltrasi
Menurut Ozanne et al. eksperimen dilakukan
dengan melarutkan Zr dan Hf dalam larutan asam.
Dalam larutan tersebut Zr-Hf dalam bentuk garam,
misalnya MOCl
2
, MO(NO
3
)
2
, perklorat atau nitrat
(M adalah Zr atau Hf). Banyaknya ligan yang
ditambahkan adalah berdasar pada nilai konsentrasi
ligan / konsentrasi logam (Zr dan Hf). Rasio terbaik
adalah yang dapat memberikan harga konstanta
kompleksasi terbesar sehingga menghasilkan derajat
pemisahan yang paling baik, harganya diketahui
dengan cara tes rutin. Besarnya rasio konsentrasi
ligan / konsentrasi logam (Zr dan Hf) antara 0,5
hingga 2.
Filtrasi dilakukan dengan cara cross flow
sehingga memungkinkan untuk dioperasikan secara
kontinyu. Suhu operasi terbaik adalah 25
o
C, atau
berkisar antara 20 sampai 35
o
C, dengan tekanan
kerja antara 0,2 hingga 1,5 Mpa.
[8]
Poriel et al. melarutkan campuran Zr-Hf
dalam larutan dengan pH 2. Suhu operasi yang
digunakan adalah 20
o
C, dengan P sebesar 1 bar.
[9]
Alat yang digunakan
Reaktor kompleksasi (R), pompa (L), dan
membran NF (H).
Gambar 8. Skema alat pemisahan zirkonium
hafnium dengan membran NF
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rejeksi (penolakan) Zr dan Hf oleh membran
nanofiltrasi
Dari campuran Zr dan Hf dengan membran
nanofiltrasi dalam media air diperoleh harga rejeksi
yang besar. Hal ini dikarenakan sifat kimia Zr (dan
juga Hf) dalam media air didominasi oleh
kompleksasi Zr/Hf dengan OH. Zr dan Hf
merupakan spesies kimia yang mempunyai
kecenderungan besar untuk berpolimerisasi dalam
larutan air melalui sebuah reaksi yang tergantung
pada kondisi eksperimen yaitu, pH, konsentrasi,
konsentrasi asam, umur larutan dan suhu. Untuk Zr
dan Hf, pembentukan komponen jembatan
polynuclear hydroxo terjadi pada larutan asam dan
dapat terbentuk meski larutan sangat encer. Struktur
kristal kompleks Zr / Hf tetranuclear aqua hydroxo
(M
4
(OH)
8
(H
2
O)
16
)
8+
didapat dari MOCl
2
(M = Zr
atau Hf ) dalam 2 M HCl. Panjang kation
tetranuclear (M
4
(OH)
8
(H
2
O)
16
)
8+
mendekati 3,5
dengan perbedaan ukuran antara kation tetranuclear
Zr dan Hf kurang dari 0,5 %.
[9]
Menurut Ozanne et al. Zr dan Hf yang
terhidrolisis dalam fase air cenderung membentuk
polimer dan/atau kopolimer tipe (OM(OH)
2
)
n
yang massa molekulnya lebih besar daripada cutoff
treshold membran NF. Ukuran yang lebih besar
tersebut menyebabkan polimer dan/atau kopolimer
Zr/Hf tidak dapat melalui membran NF.
[8]
Pengaruh zat kelat pada rejeksi (penolakan) Zr
dan Hf
Ligan aminocarboxylic, seperti EDTA,
diketahui dapat membentuk kompleks dengan
sebagian besar ion logam berat. Ligan
aminocarboxylic ini dapat berikatan kuat dengan ion
Zr(IV)/Hf(IV). Kompleks Zr(IV) dan Hf(IV)
dengan EDTA dikarakterisasi oleh stabilitas
termodinamika yang tinggi meskipun perilaku Zr
dan Hf berbeda pada konsentrasi mikro dan makro.
Dengan konstanta kompleksasi log K
Zr-EDTA
=28,1
dan log K
Hf-EDTA
=29,5, didapat K
Hf
/K
Zr
= 25.
[8][9]
Dari eksperimen yang dilakukan Poriel et al.
rejeksi Zr dan Hf turun menjadi 65% dengan
perbandingan EDTA/ total rasio Zr+Hf 1 dan
dibawah kondisi tersebut tidak didapati pemisahan
antara Zr/Hf. Peningkatan transfer Zr dan Hf
melalui membran NF dapat dijelaskan dengan
penambahan EDTA yang menyebabkan proses
depolimerisasi pada kompleks tetranuclear.
(Zr
4
(OH)
8
)Cl
8
+nEDTAn(EDTA~Zr)+(Zr
4-n
(OH)
8-
2n
)Cl
8-2n
+2n HCl +2n H
2
O
Dengan n = 1 sampai 4.
Kompleks EDTA/Zr atau Hf yang terbentuk
mempunyai berat molekul dan muatan yang lebih
rendah dari pada kompleks tetranuclear aqua
hydroxo dan transfer Zr/Hf melalui membran dapat
ditingkatkan.
[9]
186 ISSN 0216 - 3128 Wahyu Rachmi Pusparini, dkk.
Prosiding PPI - PDIPTN 2010
Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 20 Juli 2010
Gambar 9. Koefisien retensi Zr dan Hf oxychloride
(Zr/(Zr+Hf) = 0,71) pada membran
Desal G10 sebagai fungsi dari rasio
EDTA/(Zr+Hf), pH=2, Zr=27 mmol/L,
Hf=11 mmol/L, P = 1 bar, flux
retentate=9L/menit, suhu 20
o
C.
[9]
Pengaruh konter ion pada rejeksi (penolakan) Zr
dan Hf
Poriel et al. mempelajari pengaruh counter-
ion pada rejeksi Zr dan Hf dengan mengubah Zr/Hf
oxychlorides menjadi Zr/Hf oxynitrates. Zr/Hf
oxynitrates kemudian dilarutkan dalam air dan pH
disesuaikan dengan asam nitrat hingga mencapai 2.
Dari Gambar 10. didapatkan bahwa rejeksi
Zr dan Hf turun dengan meningkatnya konsentrasi
EDTA, akan tetapi transfer Hf melalui membran
lebih besar bila dibanding dengan Zr. Hal ini dapat
dijelaskan oleh perbedaan stabilitas termodinamik
EDTA dengan Zr atau Hf. Hf yang memiliki
konstanta stabilitas termodinamik dengan EDTA
lebih tinggi akan terdepolimerisasi lebih dahulu dan
dilewatkan oleh membran.
Gambar 10. Rejeksi Zr dan Hf oxynitrate
(Zr/(Zr+Hf) = 0,71) dan selektifitas
Zr/Hf pada membran Desal G10
sebagai fungsi dari rasio
EDTA/(Zr+Hf), pH=2, Zr=27
mmol/L, Hf=11 mmol/L, P = 1
bar, flux retentate=9L/menit, suhu
20
o
C.
[9]
Selektifitas Zr/Hf yang terhitung dari percobaan
dengan persamaan (6). lebih besar dari 2,5 untuk
rasio EDTA/(Zr+Hf) sebesar 0,2.
Ozanne et al. menemukan bahwa pada
tekanan transmembran Sepa MG-17 P 0,6 MPa,
suhu 20
o
C, laju alir retentate 40 liter/ jam, pH =2
dan konsentrasi EDTA/Zr bervariasi dari 0 sampai
2, derajat retensi zirkonium lebih besar daripada
hafnium. Perbedaan derajat retensi antara keduanya
mencapai titik maksimum senilai 30% pada saat
perbandingan EDTA/Zr sama dengan 1. Hasil
eksperimen ditunjukkan pada Gambar 8.
Gambar 11. Derajat retensi larutan terdiri dari 0,1
mmol/ L Zr dan 0,1 mmol/ L Hf
dalam bentuk zirconyl dan hafnyl
dinitrate.
[8]
Pada percobaan dengan menggunakan
membran BP-02, P 0,6 MPa, suhu 20
o
C, laju alir
retentate 40 liter/ jam, pH =2,2 dan konsentrasi
EDTA/Zr bervariasi dari 0 sampai 2, ditemukan
bahwa derajat retensi zirkonium juga lebih besar
daripada hafnium. Perbedaan derajat retensi antara
keduanya mencapai titik maksimum senilai 41%
pada saat perbandingan EDTA/Zr sama dengan 1,5.
Gambar 12. Derajat retensi larutan terdiri dari 2
mmol/ L Zr dan 2 mmol/ L Hf dalam
bentuk zirconyl dan hafnyl dinitrate
dengan filtrasi menggunakan
membran BP-02.
[8]
Wahyu Rachmi Pusparini, dkk. ISSN 0216 - 3128 187
Prosiding PPI - PDIPTN 2010
Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 20 Juli 2010
Proyeksi penerapan pemisahan Zr Hf
dengan metode kompleksasi - membran NF untuk
ZrOCl
2
hasil olah pasir Zirkon di PTAPB
Metode kompleksasimembran nanofiltrasi
berpotensi diterapkan untuk memisahkan elemen
hafnium yang ada pada ZrOCl
2
hasil olah pasir
zirkon di PTAPB. Sebelum dilakukan kompleksasi
dengan EDTA, terlebih dahulu ZrOCl
2
tersebut
diubah menjadi bentuk oxynitrate. Hal ini dapat
dilakukan karena ZrOCl
2
adalah garam yang dapat
digunakan untuk preparasi garam zirkonium yang
lain. Larutan zirkonium nitrat didapatkan dengan
melarutkan endapan zirkonium hidroksida dalam
larutan HNO
3
. Sedangkan endapan zirkonium
hidroksida disiapkan dengan menambahkan
zirkonium oxychloride pada larutan amonia yang
dilanjutkan dengan filtrasi dan pencucian berulang
untuk menghilangkan ion Cl
-
.
[13]
KESIMPULAN
1. Metode kompleksasi - membran nanofiltrasi
dapat digunakan untuk pemisahan zirkonium
hafnium.
2. Membran nanofiltrasi yang digunakan
mempunyai cutoff threshold 200 sampai 2000
g/mol atau MWCO 2500 Da.
3. Selektifitas Zr/Hf yang diberikan oleh
pemisahan dengan membran NF Desal G10
sebesar 2,5.
4. Perbedaan derajat retensi Zr Hf optimum yang
diberikan oleh membran NF Sepa MG-17 adalah
sebesar 30%, dan 41% untuk membran NF BP-
02.
5. Pemisahan elemen hafnium dalam ZrOCl
2
hasil
olah pasir zirkon di PTAPB menggunakan
metode kompleksasi - membran nanofiltrasi
dapat dilakukan dengan terlebih dahulu
mengubah ZrOCl
2
ke bentuk garam oxynitrate.
DAFTAR PUSTAKA
1. AHMAD FAUSI ISMAIL , ABDUL
RAHMAN HASSAN , AND NG BE CHEER.
Effect of shear rate on the performance of
nanofiltration membran for water desalination.
Songklanakarin J. Sci. Technol., 2002,
24(Suppl.) : 879-889
2. A. MANIS , K. SOLDENHOFF , E. JUSUF ,
F. LUCIEN. Separation of copper from sulfuric
acid by nanofiltration.
3. BARAKAT, M. A. Removal of Cu(II), Ni(II),
and Cr (III) from Wastewater Using
Complexation-Ultrafiltration Technique.
Journal of Environmental Science and
Technology. Vol.1, No.3, pp.151-156, 2008
4. GECKELER, K. E. Polymermetal complexes
for environmental protection. Chemo-
remediation in the aqueous homogeneous
phase. Pure and Applied Chemistry. Vol.73,
No.1, pp.129136, 2001
5. KARVE and KHOPKAR. Application of
Liquid Anion Exchangers for the separation of
Zirconium and Hafnium. Analitycal Sciences.
April 1992 Volume 8
6. KRISNA GOPI. G., ET AL. A computational
Study of Ligand Interaction with Zirconium and
Hafnium Metal Complexes In The Liquid-
Liquid Extraction Process. Journal Physical
Chemistry. American Chemical Society. 2004
7. MUTHUKRISHNAN M., GUHA B.K. Heavy
Metal Separation by using Surface Modified
Nanofiltration membran. Desalination 200 .
page 351-353. Elsevier B.V. 2006
8. OZANNE ET AL. Method for Separating Metal
such As Zirconium and Hafnium, United States
patent application Publication, January 22,
2004.
9. PORIEL, L. ET AL. Zirconium And Hafnium
Separation, Part 3, Ligand - Enhanced Separation
of Zirconium And Hafnium From Aqueous
Solution Using Nanofiltration. Separation Science
and Technology. Taylor & Francise Group. 2006
10. Technical Report series No. 431. Application of
membran technologies for liquid radioactive
waste processing. IAEA Vienna 2004
11. TRYEBALL. R. E., Mass Transfer Operations
2
nd
, 1968
12. TUNDJUNG I. Y., BUSRON M., EVIAN Y. H.,
Model Matematik Distribusi Komponen
Terekstrak Pada Pemisahan Zr-Hf Menggunakan
Pesawat Pengaduk Pengenap, Prosiding PPI,
PPNY-BATAN. 1993
13. SHI J. L. AND J. H . GAO. Preparation Of
Spherical Zirconium Salt Particles By
Homogeneous Precipitation. Journal of Materials
Science 30 (1995) 793 799.
188 ISSN 0216 - 3128 Wahyu Rachmi Pusparini, dkk.
Prosiding PPI - PDIPTN 2010
Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 20 Juli 2010
TANYA JAWAB
Anis R.
Apa yang dimaksud dengan selektifitas pemishan
Zr/Hf sebesar 2,5 ?
Wahyu Rachmi Pusparini
Selektifitas Zr/Hf adalah perbandingan antara
transmisi Zr dan transmisi Hf. Berarti besarnya
transmisi Hf 2,5 kali transmisi Zr, sehingga
Hafnium lebih banyak dilewatkan melalui
membran dari pada Zirkonium.