Вы находитесь на странице: 1из 6

JURNAL PRAKTIKUM

KIMIA ANALITIK II

TITRASI PERMANGANOMETRI

Sabtu, 10 Mei 2014

Disusun Oleh :
Rizky Dayu Utami
1112016200070

Kelompok 4:
Mudzilatun Nupus (1112016200049)
Devi Citra Rastuti (1112016200056)
Petri Wahyusari (1112016200075)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
I. ABSTRAK
Praktikum ini bertujuan untuk melakukan standarisasi larutan KMnO4 dan
menentukan kadar FeSO4 dengan titrasi permanganometri. Metode praktikum
yang digunakan adalah titrasi permanganometri. Prinsip dasar dari titrasi
permanganometri adalah standar yang terbuat dari suatu agen pegoksidasi kuat
yang akan memberikan warna merah muda pada akhir titrasi. Dari hasil
pengamatan dan perhitungan didapatkan konsentrasi dari KMnO4 adalah 0,27
M dan konsentrasi dari FeSO4 adalah 0,04 M.

II. PENDAHULUAN
Kalium permanganat telah banyak dipergunakan sebagai agen
pengoksidasi selama lebih dari 100 tahun. Reagen ini dapat diperoleh dengan
mudah, tidak mahal dan tidak membutuhkan indikator terkecuali untuk larutan
yang amat encer. Satu tetes 0,1 N permanganat memberikan warna merah muda
yang jelas pada volume dari larutan yang biasa dipergunakan dalam sebuah
titrasi. Warna ini dipergunakan untuk mengidentifikasi kelebihan reagen
tersebut. Permanganat mmenjalani beragam reaksi kimia, karena mangan dapat
hadir dalam kondisi-kondisi oksidasi +2, +3, +4, +6 dan +7 (Day, R.A.,
Underwood, A.L., & JR, 2002:290).
Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi
berdasarkan reaksi ini, namun beberapa substansi membutuhkan pemanasan
atau penggunaan sebuah katalis untuk mempercepat reaksi. Kalau bukan
karena fakta bahwa banyak kesulitan lagi yang akan ditemukan dalam
penggunaan dari reagen ini. Sebagai contoh, permanganat adalah agen unsur
pengoksidasi yang cukup kuat untuk mengoksidasi Mn(II) menjadi MnO3
(Day, R.A., Underwood, A.L., & JR, 2002:290).
Bila kalium permanganat dipanaskan dalam tabung-uji dilepaskan oksigen
yang murni dan tertinggal suatu residu yang hitam, kalium manfaat, K2MnO4,
dan mangan oksida. Setelah diekstraksi dengan sedikit air dan disaring, kita
memperoleh larutan kalium manfaat.
2KMnO4 K2MnO4 + MnO2 + O2
(Vogel, 1990:389-390).

III. ALAT, BAHAN DAN LANGKAH KERJA
Praktikum dilaksanakan pada Sabtu, 10 Mei 2014 di Laboratorium Kimia
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.

Alat dan Bahan:
Alat yang digunakan adalah gelas kimia, batang pengaduk, gelas ukur,
corong, labu erlenmeyer, pipet tetes, buret, termometer, waterbath, statif dan
klem. Bahan yang digunakan adalah H2SO4 2 M, H2C2O4 0,1 M, KMnO4 dan
FeSO4.

Standarisasi Larutan KMnO4
Memasukkan 10 mL H2C2O4 0,1 M ke dalam labu erlenmeyer,
ditambahkan 10 mL H2SO4 2 M dan dipanaskan di dalam waterbath hingga
suhu larutan 70-80C. Setelah itu dititrasi dengan larutan KMnO4 hingga
larutan berwarna merah rose.

Menentukan Kadar FeSO4
Memasukkan 15 mL FeSO4 ke dalam labu erlenmeyer, ditambahkan 10
mL H2SO4 2 M. Setelah itu dititrasi dengan larutan KMnO4 hingga larutan
berwarna merah.

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
Standarisasi Larutan KMnO4
Reaksi Hasil pengamatan
10 mL H2C2O4 0,1 M + 10 mL
H2SO4 2 M dan dipanaskan hingga
suhu larutan 70-80C.
Larutan tidak berwarna
Larutan tidak berwarna dititrasi
dengan larutan KMnO4 sebanyak 74
tetes (3,7 ml)
Terbentuk larutan berwarna merah
rose


Menentukan Kadar FeSO4
Reaksi Hasil pengamatan
10 mL larutan FeSO4 + 10 mL
H2SO4 2 M
Larutan cokelat muda
Larutan cokelat muda dititrasi
dengan larutan KMnO4 sebanyak 48
tetes (2,4 mL)
Warna larutan merah

Perhitungan
Konsentrasi KMnO4
M1 x V1 = M2 x V2
0,1 M x 10 mL = M2 x 3,7 mL
M2 = 0,27 M

Konsentrasi FeSO4
M1 x V1 = M2 x V2
0,27 M x 2,4 mL = M2 x 15 mL
M2 = 0,04 M

Pembahasan
Tujuan dari praktikum kali ini, yaitu menstandarisasi larutan baku KMnO4
dan dan menentukan kadar FeSO4 dengan titrasi permanganometri. Metode
praktikum yang digunakan adalah titrasi permanganometri. Prinsip dasar dari
titrasi permanganometri adalah standar yang terbuat dari suatu agen
pegoksidasi kuat yang akan memberikan warna merah muda pada akhir titrasi.
Pada standarisasi larutan KMnO4, 10 mL H2C2O4 0,1 M dimasukkan ke
dalam labu erlenmeyer. Kemudian ditambahkan 10 mL H2SO4 2 M dan
dipanaskan hingga suhu larutan 70-80C, larutan menjadi tidak berwarna.
Setelah itu dititrasi dengan larutan KMnO4 hingga berwarna merah rose.
Didapatkan volume larutan KMnO4 yang terpakai yaitu sebanyak 3,7 mL dan
melalui perhitungan didapatkan konsentrasi larutan KMnO4 yaitu sebesar 0,27
M.
Pada penentuan kadar FeSO4, 10 mL FeSO4 dimasukkan ke dalam labu
erlenmeyer, kemudian ditambahkan 10 mL H2SO4 2 M larutan menjadi
berwarna cokelat muda. Setelah itu dititrasi dengan larutan KMnO4 yang telah
diketahui konsentrasinya yaitu 0,27 M, hingga larutan menjadi berwarna
merah. Didapatkan volume larutan KMnO4 yang terpakai yaitu sebanyak 2,4
mL dan melalui perhitungan didapatkan konsentrasi larutan FeSO4 yaitu
sebesar 0,04 M.

V. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu:
1. Titrasi permanganometri dapat digunakan dalam menentukan konsentrasi
KMnO4 dengan pembakuan larutan tersebut dan menentukan konsentrasi
FeSO4.
2. Dari data hasil praktikum dan perhitungan didapatkan konsentrasi KMnO4
yaitu 0,27 M dan konsentrasi FeSO4 yaitu 0,04 M.

VI. REFERENSI
Day, R.A., Underwood, A.L., & JR. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif.
Jakarta: Erlangga.
Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.
Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.

Lestari. Bab II Tinjauan Pustaka.
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31600/4/Chapter%20II.pdf . 2012
Diakses pada 10 Mei 2014 pukul 20.22 WIB.
UNDIP. Bahan Ajar Analisis Kuantitatif.
http://eprints.undip.ac.id/27940/1/0166-BA-FMIPA-2009.pdf .2009.
Diakses pada 10 Mei 2014 pukul 20.15 WIB.

Вам также может понравиться