Вы находитесь на странице: 1из 5

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan referat berjudul
Masalah Kesehatan Jiwa pada penderita Kusta. Shalawat beriring salam kepada
Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabat beliau yang telah
amat berjasa dalam kemajuan peradaban islam dan ilmu pengetahuan.
Referat dan laporan kasus ini merupakan bagian dari tugas Kepaniteraan
Klinik Senior (KKS) di Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran
Universitas Abulyatama, BLUD RSJ Banda Aceh.
Penyelesaian tulisan ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta
masukan oleh banyak pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih yang setulusnya kepada Dr. H.T.Anjar Asmara
selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama, dr. Malawati, Sp. KJ
selaku pembimbing penulis, serta kepada seluruh staf pengajar di Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama, BLUD RSJ
Banda Aceh, juga kepada seluruh teman-teman dokter muda yang senantiasa
memberi bantuan dan dukungan dalam proses penyelesaian tulisan ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan referat dan laporan kasus ini. Oleh karena itu kritik dan saran sangat
penulis harapkan. Akhir kata, hanya kepada Allah SWT penulis memohon ampun
dan berserah diri. Semoga tulisan ini dapat memberi kontribusi bagi
perkembangan ilmu pengetahuan.






Banda Aceh, April 2014

Penulis
Resky Maulina Putri


iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................... ii

Daftar isi ................................................................................................................ iii

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN ............................................................... 2
2.1. Definisi kusta ........................................................................................... 4
2.2. Epidemiologi............................................................................................ 4
2.3. Masalah psikiatri pada kusta .................................................................... 5
2.4. Dampak psikososial penderita kusta ........................................................ 7
2.5. Penderita kusta dalam linkungan keluarga ............................................ 10
2.6. Dukungan psikososial pada penderita kusta .......................................... 16
2.7. Terapi ..................................................................................................... 21

BAB III. KESIMPULAN ..................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 26













BAB I


iv

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Telah diketahui sejak lama bahwa orang yang hidup dengan kusta, seperti pasien
lain dengan penyakit kronis, mungkin mengalami suatu bentuk gangguan psikiatri
(kejiwaan) selama perjalanan penyakitnya. Gangguan ini mungkin berupa
penyakit yang ditemukan pada masyarakat umum; depresi, gangguan bipolar,
skizofrenia, dan diagnosis psikiatri lain adalah umum. Di sisi lain, gangguan ini
mungkin terkait langsung atau tidak langsung dengan kusta. Untuk mencapai
keseimbangan medis, psikiatri, dan sosial yang memadai.
Seringkali penyakit kusta diidentikkan dengan cacat fisik yang
menimbulkan rasa jijik atau rasa takut yang berlebihan terhadap mereka yang
melihatnya. Akibat hal-hal diatas meskipun penderita kusta telah diobati dan
dinyatakan sembuh secara medikal tetapi fisiknya cacat, maka predikat kusta akan
tetap melekat untuk seluruh sisa hidup penderita, sehingga ia dan keluarganya
akan dikucilkan oleh masyarakat sekitarnya. Bayangan cacat kusta menyebabkan
penderita seringkali tidak dapat menerima keputusan / kenyataan bahwa ia
menderita kusta akibatnya akan ada perubahan mendasar pada kepribadian dan
tingkah lakunya. Ia akan berusaha sedapat mungkin menyembunyikan
keadaannya sebagai penderita kusta (Depkes,2000).







v

kontak sosial baru dengan masyarakat. Keluarga sebagai sistem pendukung bagi
penderita kusta diharapkan mampu memberikan dukungan penuh dalam upaya
perawatan penderita kusta. Terlebih dengan kondisi penyakit kusta dan masalah
psikososial yang bisa muncul akibat penyakit kusta, diantaranya: masalah
terhadap diri penderita kusta, masalah terhadap keluarga penderita kusta, dan
masalah terhadap masyarakat sekitar penderita kusta. Psychosocial berasal dari
kombinasi konsep individual psyche dan social komunitas dimana individu
hidup dan berinteraksi. Psychocosial support (dukungan psikososial) berhubungan
dengan pentingnya konteks sosial dalam menghadapi dampak psikososial yang
dihadapi individu karena kejadian yang menimbulkan ketegangan atau membuat
stres.
Dalam prakteknya ini berarti memfasilitasi struktur lokal sosial (keluarga,
kelompok komunitas, sekolah) yang sudah tidak berfungsi lagi sehingga dapat
kembali memberikan support yang efektif kepada orang yang membutuhkan
terkait pengalaman hidup yang membuat stress (Nicolai, 2003). Dukungan
psikososial merupakan suatu bentuk dukungan yang dapat diberikan kepada
penderita kusta untuk memenuhi kebutuhan psikososial penderita sekaligus
mengatasi masalah psikososial yang dapat muncul dari penyakitnya. Dukungan
psikososial ini meliputi dukungan psikologis dan dukungan sosial yang diberikan
oleh keluarga. Dukungan psikologis atau emosional keluarga merupakan bentuk
atau jenis dukungan yang diberikan keluarga dalam bentuk memberikan perhatian,
kasih sayang, dan empati (Bomar, 2004). Menurut Friedman (2010), dukungan
emosional merupakan fungsi afektif keluarga yang harus diterapkan kepada
seluruh anggota keluarga. Fungsi afektif merupakan fungsi internal keluarga


vi

dalam memenuhi kebutuhan psikososial anggota keluarga dengan saling
mengasuh, cinta kasih, kehangatan, dan saling mendukung dan menghargai antar
anggota keluarga (Friedman, 2010). Dukungan sosial merupakan informasi verbal
maupun non verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan
oleh orang-orang yang dekat dengan subyek di dalam lingkungan sosialnya, atau
yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional
atau pengaruh pada tingkah laku penerimanya (Sarason, 1996). Dukungan sosial
keluarga mengacu kepada dukungan sosial yang dianggap oleh anggota keluarga
sebagai sesuatu yang dapat diakses untuk keluarga.
Dukungan psikososial diberikan oleh keluarga kepada penderita kusta selain
untuk membantu penderita kusta menghadapi masalah psikososial yang dirasakan
juga untuk membantu penderita memenuhi kebutuhan psikososial yang dihadapi
selama menghadapi penyakit yang dideritanya. Hal ini sesuai dengan kebutuhan
psikososial yang dibutuhkan oleh penderita kusta, seperti hasil penelitian yang
dilakukan oleh Scott (2000) mengenai kebutuhan psikososial penderita kusta,
antara lain :
Kebutuhan akan penerimaan diri
Cara penderita kusta memandang kehidupan dan penyakitnya merupakan faktor
yang menentukan tingkat kesehatan jiwa mereka. Pengalaman emosional yang
dialami ketika mengetahui diagnosis tentang penyakitnya membutuhkan
dukungan yang harus diberikan segera.
Kebutuhan akan penerimaan sosial

Вам также может понравиться