PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN
HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII C MTs NW EMBUNG RAJA PADA METERI POKOK HIMPUNAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 TAOFIK ZIKRI Pembimbing I : Syarifuddin, M.Pd., Pembimbing II : Eliska Juliangkary, M.Pd. ABSTRAK: Berbicara tentang pendidikan masalah yang sering terjadi adalah hasil belajar siswa yang masih rendah terutama pada mata pelajaran matematika khususnya pada materi pokok himpunan seperti yang terjadi pada siswa kelas VII MTs NW Embung Raja yang persentase ketuntasannya masih rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah kurangnya aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran yaitu pada saat proses belajar berlangsung, sehingga siswa enggan untuk bertanya terhadap materi yang belum dipahami. Faktor lain yang menyebabkan adalah metode pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran masih berpusat pada guru, sehingga siswa menjadi bosan, mengantuk, dan hanya mencatat saja, akhirnya siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga mereka tidak terlatih berpikir kreatif dalam menemukan jawaban sendiri dalam pemecahan masalah matematika. Penelitian tindakan kelas (PTK) bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pokok himpunan siswa kelas VII C MTs NW Embung Raja tahun Pelajaran 2013/2014, kegiatan penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dengan melakukan beberapa persiapan antara lain perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas maupun prestasi belajar siswa, pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai 72,74 dan prsentase ketuntasan klasikalnya mencapai 77,14%, sedangkan nilai rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 23,62 dengan kategori cukuaktif. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata prestasi belajar siswa 82,94 dengan prsentase ketuntasan klasikal mencapai 88,57% sedangkan nilai rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 26,75 degan kategori aktif. Dilihat dari hasil penelitian siklus I ke siklus II yang mengalami peningkatan, sehingga dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas VII C MTs NW Embung Raja pada materi pokok Himpunan Tahun Pelajaran 2013/2014 Kata kunci : Model pembelajaran Kooperatife Tipe STAD, Aktivitas dan Hasil Belajar, Himpunan . THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVELEARNING MODEL STAD (STUDENTS TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) TYPE TO INCREASE STUDENTS ACTIVITIES AND ACHIEVEMENT IN LEARNING MATHEMATIC VII-C CLASS OF MTs. NW EMBUNG RAJA IN MAIN MATERIAL SETS IN ACADEMIC YEAR 2013/2014. ABSTRACT: took about education, the main problems that face by the student are less achievement in learning mathematic especially in sets material that haven in this VII-class of MTs. NW Embung Raja in academic year 2013/2014 with total values score still low. These problems are inflected by the teacher innovation in teaching learning process. So that way, the research aimed at finding out the implementation of cooperative learning model STAD (Students Team Achievement Division) type to increase students activities and achievement in learning mathematic VII-C class of MTs. NW Embung Raja in main material sets in academic year 2013/2014. The research used classroom action research with planning, acting, observing, and evaluating. Based on the data analyzed is gotten that there were increasing students value score from first cycle to the second cycle with number 72,74 with classical completeness 77,14% and students activities 23,62 with active categories to 82,94 with classical completeness 88,57% and students activities 26,75 with active categories. Therefore there were increasing students classical completeness from first to second cycle. So that way, it taken conclusion that the implementation of cooperative learning model STAD (Students Team Achievement Division) type to increase students activities and achievement in learning mathematic VII-C class of MTs. NW Embung Raja in main material sets in academic year 2013/2014. Key Words: Cooperative Learning Model STAD type and Students Activities and Achievement PENDAHULUAN Pelajaran matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang berkaitan erat dengan ilmu pengetahuan yang lain. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini tidak terlepas dari peranan matematika. Ilmu pengetahuan manusia yang dapat diperlihatkan oleh manusia yaitu matematika dimana dalam matematika merupakan ilmu dasar untuk menyambung dan mengembangkan strategi berpikir manusia (Syahrir, 2010). Mengingat pentingnya peranan matematika ini, maka pembelajaran matematika dari sekolah dasar (SD) sampai sekolah menengah atas perlu mendapatkan perhatian. Perhatian utama guru (guru matematika) harus ditujukan pada bagaimana menciptakan kondisi sedemikian rupa dengan menerapkan berbagai metode dan pendekatan-pendekatan dalam pembelajaran sehingga merangsang siswa untuk melakukan kegiatan belajar agar tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan khususnya pada mata pelajaran matematika. Pembelajaran yang baik adalah jika pembelajaran tersebut berlangsung dengan melibatkan siswa secara penuh. Artinya bahwa pembelajaran tersebut tidak berpusat pada guru, melainkan siswa ikut aktif dalam menemukan hal-hal baru dalam ilmu yang dipelajari. Sehingga peran guru bukan hanya mengajar akan tetapi membuat siswa belajar (Sukidin dkk, 2007). Setelah melakukan wawancara pada tanggal 06 November 2013 dengan salah seorang guru khususnya guru mata pelajaran matematika kelas VII C MTs NW Embung Raja, bahwa guru bidang studi matematika jarang menggunakan model kooperatif dalam pembelajaran. Guru hanya monoton dengan ceramah dan pemberian tugas. Sehingga pembelajaran hanya berpusat pada guru, bukan pada siswa. Tentu saja hal tersebut kurang baik dilakukan karena akan membuat siswa malas berpikir dan tidak termotivasi untuk mengetahui lebih dalam materi pelajaran yang diajarkan. Siswa juga cenderung bosan karena setiap materi ajar harus disampaikan dengan ceramah yang menuntut siswa hanya mendengarkan saja. Pembelajaran yang hanya menggunakan ceramah tentu berpengaruh pada sikap belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai Ujian Tengah Semester atau MID mata pelajaran matematika, sebagian siswa mendapat nilai jauh dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Berikut tabel nilai MID mata pelajaran matematika semester 1 siswa kelas VII tahun pelajaran 2013/2014. Tabel 1.1 Daftar nilai rata-rata Ujian Tengah Semester atau MID mata pelajaran matematika kelas VII semester I MTs NW Embung Raja tahun pelajaran 2013/2014. No Kelas Rata- Rata Ketuntasan Klasikal 1 VII A 78 70,27% 2 VII B 75 67,56% 3 VII C 69 64,86% Sumber : arsip guru matematika MTs NW Embung Raja Dari tabel 1.1 di atas terlihat bahwa tingkat ketuntasan kelas VII C lebih rendah dibandingkan dengan kelas VII B dan VII A ini masih tergolong rendah karena masih banyak siswa yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan sekolah yaitu 75 dan standar ketuntasan klasikal yaitu 85. Hal tersebut menunjukkan bahwa rendahnya hasil belajar siswa di kelas tersebut. Rendahnya hasil belajar siswa kelas VII C tersebut disebabkan oleh beberapa masalah baik masalah yang datang dari guru ataupun dari siswa itu sendiri. Masalah dari guru sendiri yaitu guru tidak menggunakan metode pembelajaran yang menerapkan sistem kerja sama atau kerja kelompok di dalam kelas karena beberapa alasan. Alasan yang utama adalah kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak belajar jika mereka di tempatkan dalam grup. Selain itu, banyak orang mempunyai kesan negatif mengenai kegiatan kerja sama atau belajar dalam kelompok. Banyak siswa juga tidak senang di suruh bekerja sama dengan yang lain. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grup mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih pandai. Siswa yang tekun juga merasa temannya yang kurang mampu hanya menumpang saja pada hasil jerih payahnya. Melihat rendahnya tingkat ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika di MTs NW Embung Raja Kelas VII C, maka untuk membantu siswa agar terlibat secara optimal dalam kegiatan belajar mengajar, perlu adanya metode pembelajaran yang relevan digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi yang diajarkan agar lebih menarik dan mengarah sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Model pembelajaran Student Team Achievement Divisions termasuk dalam pembelajaran kooperatif. Salah satu ciri pembelajaran kooperatif adalah kemampuan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok kecil yang heterogen (Suyitno, 2004). Masing-masing anggota dalam kelompok memiliki tugas yang setara. Tetapi pada pembelajaran kooperatif keberhasilan kelompok sangat diperhatikan. Sehingga masing-masing siswa dalam kelompok berusaha membantu temannya yang mendapatkan kesulitan sebelum meminta bantuan kepada guru. Dengan demikian, siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya, sedangkan siswa yang lemah akan terbantu dalam memahami permasalahan yang diselesaikan dalam kelompok tersebut. Sehingga didalam proses pembelajaran belangsung masing- masing siswa memiliki tanggung jawab yang sama membantu siswa lain yang memerlukan bantuan. Model pembelajaran kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Berdasarkan uraian di atas, agar pengajaran dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang direncanakan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII C MTs NW Embung Raja Pada materi Pokok Himpunan Tahun Pelajaran 2013/2014. Tujuan dalam penelitaian ini adalah "Untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas VII C MTs NW Embung Raja pada materi pokok Himpunan tahun pelajaran 2013/2014" METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Adapun Jenis penelitian yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas bersama (Arikunto, 2009). Penelitian Tindakan Kelas diawali oleh suatu kajian terhadap suatu masalah secara sistematis. Hasil kajian ini kemudian dijadikan dasar untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam proses pelaksanaan rencana yang telah disusun, kemudian dilakukan suatu observasi dan evaluasi yang hasilnya dipakai sebagai masukan untuk melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada tahapan pelaksanaan. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII C MTs NW Embung Raja Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 35 orang siswa dengan 15 orang siswa laki-laki dan 20 orang siswa perempuan, sedangkan objek penilitian ini adalah peningkatan Aktivitas dan Hasil belajar matematika siswa pada materi pokok Himpunan. Rancangan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dimaksud adalah dirancang beberapa siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi. Menurut Kemmis dan Taggart ada beberapa tahapan dalam penelitian ini ( Arikunto, 2009) yaitu: 1. Perencanaan (plan) 2. Tindakan (act) 3. Pengamatan (observe) 4. refleksi (reflect). Siklus dihentikan apabila kondisi kelas sudah stabil dalam hal ini guru sudah mampu menguasai keterampilan belajar yang baru dan siswa terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD serta yang ditampilkan di kelas sudah jauh dalam arti sudah ada peningkatan ativitas dan hasil belajar siswa. Instrument dan Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, digunakan empat instrumen yaitu lembar kerja siswa (LKS), RPP, Tes Hasil Belajar dan lembar observasi. 1. Tes Hasil Belajar Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran. Tes hasil belajar ini bertujuan untuk mengukur ranah cipta (kognitif) siswa. Penyusunan tes dilakukan oleh peneliti. Tes yang digunakan sebagai alat ukur atau instrumen dalam penelitian ini adalah tes tulis dalam bentuk uraian sehingga tidak perlu diuji validitas dan realibilitasnya. 2. Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Lembar observasi dibuat oleh peneliti (observer) yang akan digunakan untuk mengobservasi Aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Dasar penyusunan lembar observasi untuk guru yaitu RPP . Sedangkan lembar observasi untuk siswa disusun berdasarkan kemampuan afektif dan psikomotor siswa secara umum dalam mengikuti proses pembelajaran (misalnya mengeluarkan pendapat atau keterampilan dalam memimpin diskusi). Hasil observasi digunakan untuk mengetahui kemampuan mengajar guru dan mengetahui kemampuan afektif dan psikomotor siswa. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Data Hasil Belajar Dan Hasil Observasi 1) Data Hasil Belajar Siswa Setelah pembelajari pada siklus I selesai, guru melakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan memberikan tes dalam bentuk essay sebanyak 5 soal. Data hasil evaluasi siklus I dapat dilihat pada Gambar 1 berikut: Gambar 1 Hasil evaluasi belajar siswa siklus I Keterangan: Garis horizontal = Skor prolehan nilai Garis vertikal = Nama siswa = Nilai evaluasi yang diperoleh siswa Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilaksanakan, diperoleh data seperti pada tabel berikut ini. Tabel 1 Data Hasil Belajar Sisiwa Siklus I No Keterangan Jumlah 1 Jumlah siswa Keseluruhan 35 2 Jumlah siswa yang ikut tes 35 3 Jumlah siswa yang tuntas 27 4 Jumlah siswa yang tidak tuntas 8 5 Nilai Rata-rata Siswa 72,74 6 Persentase Ketuntasan Klasikal 77, 14 % 0 20 40 60 80 100 R IK I S A P A N D I R IT O H A D I S A P U T R A R IY A N M A S T U R A R O I J O R D I S IS K A H A N D A Y A N I S IT I A Q ID A T U L H U S N A S IT I H A N IA H S IT I K H A IR U N N A J A H S IT I S A K R A H S IT I W A R D A T U L U Y U N S O P IA N H A D I S O P IA N K H O R IT Z A R IR I S R I M U L IA N I S U H A E N I S U H A IN I S U L T A N H A D I S Y A H R U L A Z IZ R A M D L O N I T A R M IZ I T A H IR T IA R A Y U L IA M A R I T IT I R A H M A N IA T IT IN M U R N IA T I W A H Y U N IN G S IH W IR A N A T A Y A L D I A L H A R ID Y A U M U Y U L M A R H A M A H Y O L A A S T A R I Y O L A K A M A L IA N A Y U N I S E P T IN A Y U S IA T I Y U S R IL H A D IN A T A Y U S R O N T A K W IN Y U S U P R A N D I Z O H A R IA H Z O H R IA T U N Z U R IA T A L B A N P R A Y O G I HASIL EVALUASI SIKLUS I Berdasarkan tabel yang tertera, terlihat bahwa dari 35 orang siswa yang mengikuti test evaluasi, terdapat 27 orarang siswa yang telah tuntas, dengan nilai rata-rarta 72,74 dan persentase ketuntasan 77,14%. Hasil ini menunjukan bahwa ketuntasan belajar siswa masih belum memenuhi kreteria ketuntasan belajar, sehingga perlu adanya perbaikan pada siklus selanjutnya. Adapun data lengkap hasil belajar siswa terlihat pada lampiran 24. 2) Data hasil Observasi a) Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Dari hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I diperoleh data sebagai berikut: Gambar 2 : Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Keterangan: Garis horizontal = Skor Garis vertikal = Item yang diobservasi = Skor yang diperoleh per item (pertemuan I) = Skor yang diperoleh per item(pertemuan II) Berdasarkan hasil obsevasi aktivitas siswa dalam pelaksanaan belajar mengajar siklus I dari dua kali pertemuan, diperoleh data seperti yang tertera pada tabel berikut ini: Tabel 2 Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Berdasarkan kreteria penggolongan aktivitas siswa, pada pembelajaran siklus I rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar (3,37), ini berarti bahwa kategori aktivitas belajar siswa cukup aktif. b. Data Hasil Belajar dan Hasil Observasi Siklus II 1) Data Hasil Belajar Siswa Setelah pembelajaran pada siklus II selesai, guru melakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan memberikan tes dalam bentuk essay sebanyak 5 soal. data hasil evaluasi siklus II dapat dilihat pada Gambar 4 berikut: Gambar 4 Hasil evaluasi belajar siswa siklus II Keterangan: Garis horizontal = Skor prolehan nilai Garis vertikal = Nama siswa = Nilai evaluasi yang diperoleh siswa 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 Kesiapan siswa dalam menerima peajaran Penerapan Medel Pembelajaran Kooperatit tipe STAD Antusias siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Aktivitas siswa dalam diskusi kelompok Interaksi Siswa dengan Siswa AKTIVITAS BELAJAR SISWA SIKLUS I Jumlah Siswa yang Hadir Jumlah Skor Rata -rata Kategori Pert I Pert II Pert I Pert II 3,37 Cukup Aktif 34 35 23,25 24 Berdasarkan tabel yang tertera, terlihat bahwa dari 35 orang siswa yang mengikuti test evaluasi, terdapat 27 orarang siswa yang telah tuntas, dengan nilai rata-rarta 72,74 dan persentase ketuntasan 77,14%. Hasil ini menunjukan bahwa ketuntasan belajar siswa masih belum memenuhi kreteria ketuntasan belajar, sehingga perlu adanya perbaikan pada siklus selanjutnya. Adapun data lengkap hasil belajar siswa terlihat pada lampiran 24. 2) Data hasil Observasi a) Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Dari hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I diperoleh data sebagai berikut: Gambar 2 : Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Keterangan: Garis horizontal = Skor Garis vertikal = Item yang diobservasi = Skor yang diperoleh per item (pertemuan I) = Skor yang diperoleh per item(pertemuan II) Berdasarkan hasil obsevasi aktivitas siswa dalam pelaksanaan belajar mengajar siklus I dari dua kali pertemuan, diperoleh data seperti yang tertera pada tabel berikut ini: Tabel 2 Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Berdasarkan kreteria penggolongan aktivitas siswa, pada pembelajaran siklus I rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar (3,37), ini berarti bahwa kategori aktivitas belajar siswa cukup aktif. b. Data Hasil Belajar dan Hasil Observasi Siklus II 1) Data Hasil Belajar Siswa Setelah pembelajaran pada siklus II selesai, guru melakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan memberikan tes dalam bentuk essay sebanyak 5 soal. data hasil evaluasi siklus II dapat dilihat pada Gambar 4 berikut: Gambar 4 Hasil evaluasi belajar siswa siklus II Keterangan: Garis horizontal = Skor prolehan nilai Garis vertikal = Nama siswa = Nilai evaluasi yang diperoleh siswa Interaksi Siswa dengan Siswa Interaksi Siswa dengan Guru Partisipasi siswa dalam menyimpulkan hasil belajar AKTIVITAS BELAJAR SISWA SIKLUS I 0 20 40 60 80 100 120 R IK I S A P A N D I R IT O H A D I S A P U T R A R IY A N
M A S T U R A R O I J O R D I S IS K A H A N D A Y A N I S IT I A Q ID A T U L
H U S N A S IT I H A N IA H S IT I K H A IR U N N A J A H S IT I S A K R A H S IT I W A R D A T U L
U Y U N S O P IA N H A D I S O P IA N K H O R IT
Z A R IR I S R I M U L IA N I S U H A E N I S U H A IN I S U L T A N
H A D I S Y A H R U L A Z IZ
R A M D L O N I T A R M IZ I T A H IR T IA R A Y U L IA
M A R I T IT I R A H M A N IA HASIL EVALUASI SIKLUS II Jumlah Siswa yang Hadir Jumlah Skor Rata -rata Kategori Pert I Pert II Pert I Pert II 3,37 Cukup Aktif 34 35 23,25 24 Berdasarkan tabel yang tertera, terlihat bahwa dari 35 orang siswa yang mengikuti test evaluasi, terdapat 27 orarang siswa yang telah tuntas, dengan nilai rata-rarta 72,74 dan persentase ketuntasan 77,14%. Hasil ini menunjukan bahwa ketuntasan belajar siswa masih belum memenuhi kreteria ketuntasan belajar, sehingga perlu adanya perbaikan pada siklus selanjutnya. Adapun data lengkap hasil belajar siswa terlihat pada lampiran 24. 2) Data hasil Observasi a) Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Dari hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I diperoleh data sebagai berikut: Gambar 2 : Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Keterangan: Garis horizontal = Skor Garis vertikal = Item yang diobservasi = Skor yang diperoleh per item (pertemuan I) = Skor yang diperoleh per item(pertemuan II) Berdasarkan hasil obsevasi aktivitas siswa dalam pelaksanaan belajar mengajar siklus I dari dua kali pertemuan, diperoleh data seperti yang tertera pada tabel berikut ini: Tabel 2 Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Berdasarkan kreteria penggolongan aktivitas siswa, pada pembelajaran siklus I rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar (3,37), ini berarti bahwa kategori aktivitas belajar siswa cukup aktif. b. Data Hasil Belajar dan Hasil Observasi Siklus II 1) Data Hasil Belajar Siswa Setelah pembelajaran pada siklus II selesai, guru melakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan memberikan tes dalam bentuk essay sebanyak 5 soal. data hasil evaluasi siklus II dapat dilihat pada Gambar 4 berikut: Gambar 4 Hasil evaluasi belajar siswa siklus II Keterangan: Garis horizontal = Skor prolehan nilai Garis vertikal = Nama siswa = Nilai evaluasi yang diperoleh siswa T IT I R A H M A N IA T IT IN
M U R N IA T I W A H Y U N IN G S IH W IR A N A T A Y A L D I A L H A R ID Y A U M U Y U L
M A R H A M A H Y O L A A S T A R I Y O L A K A M A L IA N A Y U N I S E P T IN A Y U S IA T I Y U S R IL H A D IN A T A Y U S R O N T A K W IN Y U S U P R A N D I Z O H A R IA H Z O H R IA T U N Z U R IA T
A L B A N
P R A Y O G I HASIL EVALUASI SIKLUS II Jumlah Siswa yang Hadir Jumlah Skor Rata -rata Kategori Pert I Pert II Pert I Pert II 3,37 Cukup Aktif 34 35 23,25 24 Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan, diperoleh data seperti pada tabel berikut: Tabel 4 Data Hasil Belajar Siklus II No Keterangan Jumlah 1 Jumlah siswa Keseluruhan 35 2 Jumlah siswa yang ikut tes 35 3 Jumlah siswa yang tuntas 31 4 Jumlah siswa yang tidak tuntas 4 5 Nilai Rata-rata Siswa 82,94 6 Persentase Ketuntasan Klasikal 88,57 % Beradasarkan tabel diatas, terlihat bahwa dari 35 orang siswa yang mengikuti tes evaluasi terdapat 35 orang siswa yang tuntas belajar, dengan nilai rata-rata 82,94 dan dengan persentase ketuntasan 88,57 %. Dari hasil ini, menunjukan bahwa pada siklus II ini telah mencapai ketuntasan belajar klasiakal. Adapun data lengkap tentang hasil belajar siswa pada siklus II terlihat pada lampiran 25. 2) Data Hasil Obsevasi a) Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Dari hasil obsrvasi aktivitas belajar siswa pada siklus II diperoleh data sebagai berikut: Gambar 5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Keterangan : Garis horizontal = Skor Garis vertikal = Item yang diobservasi = Skor yang diperoleh per item (pertemuan I) = Skor yang diperoleh per item(pertemuan II) Berdasarkan hasil obsevasi aktivitas siswa dalam pelaksanaan belajar mengajar siklus II dari dua kali pertemuan, diperoleh data seperti yang tertera pada tabel berikut ini: Tabel 5 Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Berdasarkan Kreteria penggolongan aktivitas belajar siswa pada siklus II rata-rata aktivitas siswa diperoleh 3,82 dengan kategori Aktif PEMBAHASAN Peningkatan ini dapat dilihat dari persentase ketuntasan yang diperoleh pada siklus I sebesar 77,14 %. Hasil observasi aktivitas siswa sebesar 3,37 (cukup aktif) sedangkan hasil observasi kegiatan guru sebesar 3,44 (cukup aktif). Sedangkan pada siklus II Jumlah Siswa yang Hadir Jumlah Skor Rata- rata Katego ri Pert I Pert II Pert I Pert II 3,82 Aktif 35 35 26,5 27 Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan, diperoleh data seperti pada tabel berikut: Tabel 4 Data Hasil Belajar Siklus II No Keterangan Jumlah 1 Jumlah siswa Keseluruhan 35 2 Jumlah siswa yang ikut tes 35 3 Jumlah siswa yang tuntas 31 4 Jumlah siswa yang tidak tuntas 4 5 Nilai Rata-rata Siswa 82,94 6 Persentase Ketuntasan Klasikal 88,57 % Beradasarkan tabel diatas, terlihat bahwa dari 35 orang siswa yang mengikuti tes evaluasi terdapat 35 orang siswa yang tuntas belajar, dengan nilai rata-rata 82,94 dan dengan persentase ketuntasan 88,57 %. Dari hasil ini, menunjukan bahwa pada siklus II ini telah mencapai ketuntasan belajar klasiakal. Adapun data lengkap tentang hasil belajar siswa pada siklus II terlihat pada lampiran 25. 2) Data Hasil Obsevasi a) Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Dari hasil obsrvasi aktivitas belajar siswa pada siklus II diperoleh data sebagai berikut: Gambar 5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Keterangan : Garis horizontal = Skor Garis vertikal = Item yang diobservasi = Skor yang diperoleh per item (pertemuan I) = Skor yang diperoleh per item(pertemuan II) Berdasarkan hasil obsevasi aktivitas siswa dalam pelaksanaan belajar mengajar siklus II dari dua kali pertemuan, diperoleh data seperti yang tertera pada tabel berikut ini: Tabel 5 Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Berdasarkan Kreteria penggolongan aktivitas belajar siswa pada siklus II rata-rata aktivitas siswa diperoleh 3,82 dengan kategori Aktif PEMBAHASAN Peningkatan ini dapat dilihat dari persentase ketuntasan yang diperoleh pada siklus I sebesar 77,14 %. Hasil observasi aktivitas siswa sebesar 3,37 (cukup aktif) sedangkan hasil observasi kegiatan guru sebesar 3,44 (cukup aktif). Sedangkan pada siklus II 3.2 3.4 3.6 3.8 4 Kesiapan siswa dalam menerima peajaran Penerapan Medel Pembelajaran Kooperatit tipe STAD Antusias siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Aktivitas siswa dalam diskusi kelompok Interaksi Siswa dengan Siswa Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Jumlah Siswa yang Hadir Jumlah Skor Rata- rata Katego ri Pert I Pert II Pert I Pert II 3,82 Aktif 35 35 26,5 27 Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan, diperoleh data seperti pada tabel berikut: Tabel 4 Data Hasil Belajar Siklus II No Keterangan Jumlah 1 Jumlah siswa Keseluruhan 35 2 Jumlah siswa yang ikut tes 35 3 Jumlah siswa yang tuntas 31 4 Jumlah siswa yang tidak tuntas 4 5 Nilai Rata-rata Siswa 82,94 6 Persentase Ketuntasan Klasikal 88,57 % Beradasarkan tabel diatas, terlihat bahwa dari 35 orang siswa yang mengikuti tes evaluasi terdapat 35 orang siswa yang tuntas belajar, dengan nilai rata-rata 82,94 dan dengan persentase ketuntasan 88,57 %. Dari hasil ini, menunjukan bahwa pada siklus II ini telah mencapai ketuntasan belajar klasiakal. Adapun data lengkap tentang hasil belajar siswa pada siklus II terlihat pada lampiran 25. 2) Data Hasil Obsevasi a) Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Dari hasil obsrvasi aktivitas belajar siswa pada siklus II diperoleh data sebagai berikut: Gambar 5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Keterangan : Garis horizontal = Skor Garis vertikal = Item yang diobservasi = Skor yang diperoleh per item (pertemuan I) = Skor yang diperoleh per item(pertemuan II) Berdasarkan hasil obsevasi aktivitas siswa dalam pelaksanaan belajar mengajar siklus II dari dua kali pertemuan, diperoleh data seperti yang tertera pada tabel berikut ini: Tabel 5 Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Berdasarkan Kreteria penggolongan aktivitas belajar siswa pada siklus II rata-rata aktivitas siswa diperoleh 3,82 dengan kategori Aktif PEMBAHASAN Peningkatan ini dapat dilihat dari persentase ketuntasan yang diperoleh pada siklus I sebesar 77,14 %. Hasil observasi aktivitas siswa sebesar 3,37 (cukup aktif) sedangkan hasil observasi kegiatan guru sebesar 3,44 (cukup aktif). Sedangkan pada siklus II Interaksi Siswa dengan Siswa Interaksi Siswa dengan Guru Partisipasi siswa dalam menyimpulkan hasil belajar Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Jumlah Siswa yang Hadir Jumlah Skor Rata- rata Katego ri Pert I Pert II Pert I Pert II 3,82 Aktif 35 35 26,5 27 persentase ketuntasan sebesar 88,57 %. Hasil observasi aktivitas belajar siswa sebesar 3,82 (aktif), sedangkan hasil observasi kegiatan guru sebesar 3,95 (aktif). KESIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasarkan hasil penalitian dan pembahasan, dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII C MTs NW Embung Raja pada materi pokok himpunan tahun pelajaran 2013/2014. SARAN Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut: 1. Diharapkan kepada guru matematika di MTs NW Embung Raja agar mempertimbangkan taraf berpikir anak sebagai acuan dalam memilih metode dan strategi belajar. 2. Diharapkan kepada guru-guru matematika untuk mencoba mengimplementasikan pelajaran dengan tipe STAD karena akan memungkinkan siswa untuk aktif dalam kelas. 3. Untuk meyakinkan hasil penelitian ini, perlu diadakan penelitian sejenis dengan sampel yang lebih luas dan topik permasalahan yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Ameliati, Beti. 2011. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Materi Pokok Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIIID SMPN 5 Mataram Tahun Pelajaran 2009/2010. Mataram: IKIP Mataram. Anurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitia Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Bahtiar, Dkk.2012. Evaluasi Hasil Pembelajaran Sain (IPA). Mataram: Dimensi Raya. Budiningsih, Asri. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran matematika SMP DAN MTs. Jakarta: Depdiknas. Erman. 2003. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: Perpustakaan FMIPA Universitas Negeri Malang. Hakim, Lukmanul. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Divisions) Dalam Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar siswa kelas VIII MTs Nurul Yaqin Teniga Pada MateriPokok aljabar Tahun Pelajaran 2011/2012. Mataram: Perpustakaan IKIP Mataram. Hamalik, O. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Isjoni. 2009. Pembelajaran kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Jeki, Sunardi. 2012. Penerapan Model Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua Tamu (DTDT) Pada Pembelajaran Materi Pokok Logika Matematika Untuk Meningkatkan Aktivitasdan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Jurusan Pemasaran 1 SMK Negeri 2 Mataram Tahun Pelajaran 2011/2012.Mataram: Perpustakaan IKIP Mataram. Kurniawan, Arif. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division) Dalam Meningkatkan aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMK 7 Mataram Pada Materi Pokok Logaritma Tahun Pelajaran 2009/2010. Mataram: IKIP Mataram Lie, Anita. 2008. Cooverative Learning. Jakarta: Gramedia Margano. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Nurhadi, 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapananya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang. Nurhani, Dewi. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya. Surabaya: Karya Utama. Oktriani, Riza. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Materi Pokok Himpunan Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Sumbawa Besar Tahun Pelajaran 2010/2011. Mataram: Perpustakaan IKIP Mataram Purwanto, Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sanjaya, Wina. 2012. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Kencana. Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. Sudjana, Nana. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sugiono. 2011. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sukmadinata, Nana. 2003. Landasan Psikologis Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Suprijono, Agus. 2013. Koopratif Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sutarto & Syarifuddin. 2013. Desain Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Samudra Biru. Syahrir. 2010. Metodologi Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Naufan Pustaka Taniredja, Tukiran, Dkk. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung: Alfabeta.