Вы находитесь на странице: 1из 10

MAKALAH

Pendidikan Kewarganegaraan
IDENTITAS NASIONAL

Di Susun Oleh Kelompok 2 :
Ketua Kelompok : Valdi
Sekertaris : Rahmat
Anggota : Muhammad Lutfi Nugraha
: Gunandar Aras
: Muammar Syarifudin




UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
PENDAHULUAN
1. Latar belakang masalah

Berdasarkan tugas yang di berikan oleh bapak Dosen kewarganegaraan mengenai materi
IDENTITAS NASIONAL dan mengacu dengan kenyataan yang saat ini ada di Negara kita
menyangkut identitas kita sebagai bangsa Indonesia yang mulai pudar, maka dari itu kami
dari kelompok 2 mencoba untuk memaparkan mengenai pembahasan

- Pengertian identitas nasional Beserta unsur unsur yang mendukungnya
- Keterkaitan Identitas nasional dengan golabalisasi di zaman sekarang ini


2. Tujuan dan mamfaat penulisan makalah ini

Adapun tujuan dan mamfaat penulisan makalah ini, kami kelompok 2 yang memaparkan
materi IDENTITAS NASIONAL mengharapkan dapat memberi kontribusi mengenai materi
terhadap peserta diskusi dan memberikan suatu motivasi atau dorongan untuk lebih
memahami dan memaknai arti identitas nasional suatu bangsa terutama bangsa kita
INDONESIA di era Globalisasi ini.












PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN IDENTITAS NASIONAL

Identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi
sendiri, golongan sendiri, kelompok sendiri, komonitas sendiri, atau Negara sendiri.
Mengacu kepada pengertian ini, identitas tidak terbatas pada individu semata tetapi berlaku
pula pada suatu kelompok.

Sedangkan kata nasional adalah identitas yang melekat kepada kelompok yang lebih
besar yang diikat oleh bebrapa kesamaan, baik secara fisik seperti budaya, agama, bahasa,
dan suku, ataupun secara non fisik seperti kesamaan tujuan dan cita-cita bersama. Himpunan
kelompok besar inilah yang selanjutnya di sebut dengan identitas nasional yang kemudian
akan melahirkan tindakan kelompok (collective action), yang di implementasikan dalam
bentuk organisasi atau pergerakan yang di beri atribut nasional dalam hal ini contohnya
adalah sebuah Negara.

Dapat di simpulkan dari penjelasan diatas bahwa Identitas nasional adalah suatu cirri
khas atau keunikan yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara fisiologi membedakan suatu
bangsa itu dengan bangsa lainnya, berdasarkan pengertian itu dapat kita fahami bahwa
setiap bangsa di dunia ini memiliki karakter identitas yang berbeda-beda sesuai dengan
keunikan, sifat, ciri khas bangsa tersebut, selain itu hal ini juga sangat di tentukan oleh
proses terbentuknya Negara tersebut secara Historis.

Pada dasarnya identitas nasional menunjuk pada identitas identitas yang bersifat
nasional, Identitas nasional sendiri bersifat buatan dan sekunder mengapa di katakana
seperti itu, itu di sebabkan karena identitas nasional di buat, dibentuk, dan di sepakati oleh
warga bangsanya sebagai identitas bangsa ketika mereka telah bernegara. Dan mengapa di
katakan bersifat sekunder karena jauh sebelum identitas nasional terbentuk, identitas
kesukubangsaan sudah ada sebagai identitas primer bangsa tersebut.

2. UNSUR UNSUR YANG MEMBENTUK IDENTITAS NASIONAL

Pada hakikatnya, identitas nasional memliki 4 unsur yang menopangnya di antaranya
yaitu :

1. Suku bangsa : golongan social yang bersifat askriftif (ada sejak individu itu lahir), yang
sama coraknya dengan golongan usia dan jenis kelamin, di Indonesia saja ada kurang
lebih 1.128 suku bangsa jadi tanpa di sadari ada banyak karakter identitas yang berbeda
di Negara kita ini.
2. Agama : sebagaimana yang kita tahu di Indonesia saat ini ada berbagai macam agama
yang telah di akui yang membuat kita semakin beragam adapun di antaranya yaitu,
Islam, Kristen, Khatolik, Hindu, Budha, Dan Kong hucu. Meski agama kong hucu
sendiri baru di akui semenjak masa pemerintahan presiden abdul rahman wahid.
3. Kebudayaan : pengetahuan manusia sebagai mahluk social yang berisikan perangkat
atau model yang di gunakan untuk menafsirkan dan memahamiyang di hadapi dalam
kehidupan berkelompok (Masyarakat)
4. Bahasa : merupakan unsur komunikasi yang di bentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan
atau perkataan manusia tersebut yang selanjutnya di jadikan sebagai sarana berinteraksi
antar manusia di lingkungannya
Menurut Syarbani dan Wahid dalam bukunya yang berjudul Membangun Karakter dan
Kepribadian melalui Pendidikan Kewarganegaraan, keempat unsur Identitas Nasional
tersebut diatas dapat dirumuskan kembali menjadi 3 bagian:
a. Identitas Fundamental: berupa Pancasila yang menrupakan Falsafah Bangsa, Dasar
Negara, dan Ideologi Negara.
b. Indetitas Instrumental: berupa UUD 1945 dan Tata Perundangannya, Bahasa
Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, dan Lagu Kebangsaan.
c. Indetitas Alamiah: meliputi Kepulauan (archipelago) dan Pluralisme dalam suku,
bahasa, budaya dan kepercayaan (agama).

Dari unsur-unsur tersebut dapat kita fahami bahwa unsur yang membentuk identitas
nasional tersebut merupakan hal yang sudah dari dulu muncul dan mengakar di
masyarakat, dan secara tidak langsung hal tersebut menguatkan pernyataan bahwa
identitas nasional itu bersifat sekunder.

3. PANCASILA SEBAGAI PEMBERDAYAAN IDENTITAS NASIONAL
Suatu bangsa harus memiliki identitas nasional dalam pergaulan international, karena
tanpa identitas nasional maka bangsa tersebut akan terombang ambing bagaikan perahu di
tengah laut lepas yang terhempas ombak dan berlayar tanpa arah dan tujuan yang pasti
itulah perumpamaan bangsa yang tidak memiliki identitas nasional. Di usia yang ke-68 ini
Indonesia di hadapkan dengan masalah penting yaitu bagaimana cara untuk menghidupkan
kembali nilai identitas nasional secara nyata dan operatif identitas nasional kita. Revitalisasi
pancasila harus di kembalikan eksistensinya pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia
sebagaimana kita tahu ideologi adalah believ system, pedoman hidup bernegara, rumusan
cita-cita dan nilai-nilai suatu Negara.
Namun Pancasila juga tidak perlu di reduksikan dalam bentuk slogan agar perjuangan
untuk mengembalikan pancasila sebagai ideology tampak nyata dan personalistik seperti
slogan yang mengatakan Membela pancasila hingga mati hal itu justru membuat pancasila
seakan di kepung oleh ancaman yang sangat dramatis dan bisa saja semakin buruk, bila
pemikiran seperti itu maka tidak lain kita hanya mengaggap pancasila sebagai instrument
tujuan maksudnya adalah kita hanya menjadikan pancasila sebagai alat untuk mencapai
tujuan yang awalnya bersifat nasional tapi bertransformasi menjadi tujuan individu, dan
tidak hanya itu hal ini juga dapat menimbulkan kekecewaan yang semakin menjadi bila
slogan-sloga itu tidak menjadi pantulan realitas dalam kehidupan masyarakat.
Oleh sebab itu pancasila harus di pandang sebagai sebagai ideologi bukannya sebagai
instrument atau alat untuk mencapai tujuan pribadi, maka secara tidak langsung itu akan
membuat nilai itu tertanam sendiri di alam bawah sadar rakyat jadi masyarakat akan berfikir
bahwa pancasila itu adalah apa yang harus mereka jaga bukannya justru menjadi beban
rakyat bahwa mereka harus membela pancasila hingga akhir hayatnya.
Maka dari itu perlu penegasan bahwa pancasila merupakan ideology bangsa kita dengan
kata lain adalah pedoman kita dalam bernegara, selain itu pancasila merupakan identitas
nasional dengan mengacu pada butir-butir yang terdapat di dalam pancasila itu sendiri yang
merupakan beberapa rumusan yang di ambil dari kehidupan masyarakat kita, yang menjadi
ke khasan Negara kita sekaligus menjadi pembeda kita dengan Negara lain di dunia ini.
4. PENYIMPANGAN IDENTITAS NASIONAL
Penyebab-penyebab terjadinya penyimpangna identitas nasional di pengaruhi oleh beberpa faktor
di antaranya :
a. Geografis
Perbedaan mencolok yang terjadi di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi Geografis
yang membuat adanya diferensiasi di berbagai bidang kehidupan dan sektor-sektor yang
melibatkan lapisan masyarakat. Sebagai contoh daerah perbatasan yang kurang
mendapatkan perhatian karena berada di pinggiran dan termarginalkan. Kurangnya
sosialisasi di daerah perbatasan juga mengakibatkan banyaknya penyelewangan jati diri
bangsa karena tidaknya adanya pengetahuan dari masyarakat tentang Identitas nasional
dan jati diri bangsa. Kekuatan marine Indonesia juga kurang memadai menyebabkan
pertahanan laut maupun udara belum sepenuhnya optimal sehingga daerah perbatasan
merasa kurang mendapat perhatian dan rentan dari ancaman-ancaman luar. Hal-hal
tersebut juga menyebabkan Negara tetangga dapat dengan mudah mempengaruhi
masyarakat daerah perbatasan untuk menghilangkan jati diri bangsa Indonesia. Di sektor
pembangunan, kondisi geografis membuat pembangunan daerah pinggiran lamban. Ini
mengakibatkan Urbanisasi yang tidak terencana karena adanya perbedaan yang signifikan
Antara daerah perkotaan dan pedesaan.
b. Demografis
Terjadinya kesenjangan pandangan Antara kaum muda dan kaum tua
mengakibatkan bangsa mengalami krisis identitas karena kaum muda lebih melihat
masalah kebangsaan merupakan tanggung jawab para petua-petua yang dianggap lebih
bertanggung jawab terhadap masalah bangsa Negara. Padahal pada hakikatnya kaum
muda merupakan penerus dan juga pengubah hal-hal yang salah dari generasi
sebelumnya. Kaum muda sangat di butuhkan dalam mengahadapi Masalah integrasi
nasional di Indonesia sangat kompleks dan multidimensional. Untuk mewujudkannya,
diperlukan keadilan dalam kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah dengan tidak
membedakan ras, suku, agama, bahasa, dan sebagainya.

c. Social dan budaya
Rasa saling meghargai Antara suku-suku dan budaya yang di Indonesia mulai
mengalami penurunan eksistensi. Adanya pertentangan agama yang terjadi di beberapa
daerah membuktikan mulai hilangnya rasa tenggang rasa diantara masyarakat Indonesia.
Nilai-nilai kebangsaan seperti persatuan, solidaritas social, kekeluargaan dan keramahan
dulunya di anggap pemersatu bangsa Indonesia bersamaan dengan lahirnya Globalisasi
serta makin maraknya nilai-nilai materalialistis. Birokrasi yang lemah dalam mengelola
keragaman suku membuat mudahnya pengaruh-pengaruh negatif dari luar mudah masuk
dan merusak nilai-nilai luhur yang membentuk bangsa Indonesia.
5. Strategi Mempertahankan Identitas Nasional.
a. Mengembangkan Nasionalisme
Nasionalisme telah menjadi pemicu kebangkitan kembali dari budaya yang telah
memberi identitas sebagai anggota dari suatu masyarakat bangsa-bangsa. Dari pengertian
tersebut ada beberapa sikap yang bisa mencerminkan sikap nasionalisme, yaitu :
1. Menggunakan barang-barang hasil bangsa sendiri, karena bisa menambah rasa cinta dan
bangga akan hal yang di buat oleh tangan-tangan kreatif penduduknya.
2. Menghargai perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan bangsa ini, bisa
dilakukan dengan beberapa perbuatan misalkan membaca, menonton, mengunjungi hal-
hal yang berkaitan tentang sejarah bangsa ini lahir. Hal ini bertujuan untuk
membangkitkan jiwa nasionalisme yang sudah ada dari masing-masing individu.
3. Berprestasi dalam semua bidang misalkan dari bidang olah raga, akademik, teknologi dan
lain-lain. Hal ini bertujuan untuk menambahkan rasa bangga dan sikap rela berkorban
demi bangsa.


Dengan demikian, mengembangkan sikap nasionalisme (cinta tanah air), akan dengan
sendirinya telah mempertahankan dan melestarikan keaslian dari bangsanya, termasuk
budaya atau kebiasaan, karakter, sifat-sifat, produk dalam negeri dan adat istiadat
masing-masing suku. Dengan demikian, hal ini merupakan sikap yang menjadi salah satu
faktor penentu dalam mempertahankan identitas nasional.
b. Pendidikan
Pembinaan jati diri bangsa indonesia dapat dilaksanakan melalui jalur formal maupun
informal . Melalui jalur formal jati diri bangsa Indonesia dapat dikembangkan melalui
pendidikan. Pendidikan nasional mempunyai peran yang sangat besar didalam
pembentukan jati diri bangsa Indonesia. Salah satu kenyataan bangsa Indonesia ialah
memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dengan jumlah suku bangsa yang
ratusan dengan budayanya masing-masing merupakan kekayaan yang sangat berharga
didalam pembentukan bangsa Indonesia yang multikultural. Didalam upaya pembentukan
dan mempertahankan jati diri bangsa, peran pendidikan sangat efektif untuk
menimbulkan rasa memiliki dan keinginan untuk mengembangkan kekayaan nasional
dari masing-masing budaya lokal .
Di Indonesia, jauh sebelum Bung Karno menggagas konsep kemerdekaan Indonesia,
elemen bangsa yang berbasis pendidikan seperti R.A. Kartini, HOS Cokroaminoto, Dr.
Soetomo, Cipto Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara, sudah memikirkan bangsa ini
lewat pendidikan. Tidak lama berselang giliran KH. Ahmad Dahlan mendirikan
organisasi sosial dan kependidikan dengan nama Muhammadiyah. Lewat satu Dekade
berikutnya KH. Hasyim Asyari ikut mencerdaskan bangsa dengan NUnya. Semua
bermuara pada pendidikan. Hasilnya, semua orang terdidik mulai memikirkan bangsa dan
berusaha lepas dari penjajahan .
Dari uraian di atas nampak adanya keterkaitan antara pendidikan dengan kemajuan suatu
bangsa. Warna pendidikan adalah warna suatu bangsa. Identitas nasional yang
dikembangkan melalui pendidikan diharapkan akan memberi harapan positif bagi
kemajuan bangsa ini untuk mempertahankan karakteristiknya sebagai sebuah bangsa
yang beradab, bangsa yang santun, bangsa yang toleran, bangsa yang menghargai
perbedaan dan bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Pemantapan identitas nasional melalui dunia pendidikan hendaknya tidak dilakukan
setengah hati dan parsial. Transformasi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang memacu
tumbuhnya identitas dan jatiri bangsa perlu sinergi dari pihak-pihak yang berkompeten di
dunia pendidikan terutama guru yang bersentuhan langsung dengan siswa, dan yang perlu
diperhatikan adalah bahwa tugas ini tidak hanya menjadi tugas guru mata pelajaran
tertentu saja misalnya Pendidikan Kewarganegaraan, tetapi juga semua guru mata
pelajaran dengan pendekatan sesuai karakteristik mata pelajaran yang diampuh. Melalui
dunia pendidikan dapat ditanamkan identitas nasional kepada generasi muda yang
merupakan miniatur masyarakat masa depan.
c. Pelestarian Budaya
Seseorang yang di sebut berbudaya adalah seorang yang menguasai dan berperilaku
sesuai dengan nilai-nilai budaya, khususnya nilai-nilai etis dan moral yang hidup di
dalam kebudayaan tersebut . Budaya merupakan salah faktor penentu jati diri bangsa.
Pada pengertiannya, budaya adalah hasil karya cipta manusia yang dihasilkan dan telah
dipakai sebagai bagian dari tata kehidupan sehari-hari . Suatu budaya yang dipakai dan
diterapkan dalam kehidupan dalam waktu yang lama, akan mempengaruhi pembentukan
pola kehidupan masyarakat, seperti kebiasaan rajin bekerja. Kebiasaan ini berpengaruh
secara jangka panjang, sehingga sudah melekat dan terpatri dalam diri masyarakat.
Namun pada kenyataannya budaya indonesia sekarang ini mulai menghilang karena
pengaruh budaya asing yang masuk ke indonesia, untuk itulah perlu adanya
pembangunan kembali jati diri dan budaya bangsa dan Negara, ada dua hal utama yang
harus dilakukan :
1. Merevitalisasi kedaulatan politik, ekonomi dan budaya agar berada pada jalur yang
benar sesuai dengan hakikat bangsa yang merdeka sehingga bangsa kita mampu mandiri
dan bermartabat.
2. Mendorong political will penyelenggaraan Negara, baik eksekutif maupun legislatif
untuk membangun dan menjabarkan kembali nilai-nilai dan semangat kebangsaan di
setiap hati nurani rakyat.
Selain pembangunan diatas, pembangunan dalam bangunan-bangunan budaya seperti rumah
adat, dan lain sebagainya juga perlu diperhatikan untuk mempertahankan nilai-nilai budaya yang
ada di Indonesia. Dengan demikian, jelaslah bahwa dengan melestarikan budaya bangsa, dapat
memperkokoh identitas nasional itu sendiri karena dalam setiap pelaksanaan nilai-nilai budaya,
masyarakat akan lebih cenderung melekat dan menyatu dengan budaya yang dianutnya, selain itu
juga dengan adanya keeratan dari buday ayang ada dapat membawa nama bangsa indonesia
menjadi harum, dalam arti membawa budaya indonesia ke mancanegara atau memperkenalkan
budaya yang ada ke negara luar.
d. Bela Negara
Pasal 27 ayat 3 UUD 1945 berbunyi : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara. Dari bunyi pasal tersebut menunjukkan bahwa bela negara merupakan
hak dan sekaligus kewajiban bagi setiap warga negara, ini membuktikan bahwa bela negara juga
menjadi suatu aturan agar setiap warga negara harus melakukan tindakan bela negara demi
ketahanan dan eksistensi sebuah negara. Pada zaman penjajahan bela negara diartikan dengan
cara mengikuti wajib milter agar dapat membertahankan negara indonesia. Namun, seiring
berjalannya waktu ketika bangsa indonesia berhasil mengalahkan para penjajah dan merdeka,
konsep bela negara berbuah dalam arti tidak tertapaku lagi harus mengikuti wajib iliter. Zaman
sekarang ini, setiap orang dapat melakukan bela negara dengan caranya masing-masing, menurut
profesinya atau pekerjaannya. Dalam konsep bela negara diinterpretasikan secara labih luas lagi
sehingga meliputi segala bidang dalam kehidupan bernegara. Dalam upaya pembelaan negara
ini, dilakukan secara terpadu dan disadasarkan atas kecintaan terhadap tanah air dan bangsa.
Misalnya, dalam bidang kesehatan seorang dokter menekuni preofesinya dengan sungguh
sehingga dapat membuat ia menjadi dokter yang handal bukkan hanya di Indonesia namun juga
di luar negeri. Adapun contoh yang lain dala dunia pendidikan siswa belajar dengan rajin dan
kemudian mengikuti lomba di tingkat internasional dan dapat meraih juara. Dari berbagai sikap
yang dilakukan oleh warga negara sebagai rasa cinta terhadap negara dan pembelaan negara ini
dapat mengharumkan nama bangsa indonesia. Dengan sendirinya juga setiap warga negara sudah
memberikan sumbangsi terhadap ketahanan nasional dan eksistensi dari pada identitas nasional.

Вам также может понравиться