Вы находитесь на странице: 1из 44

i

GAMBARAN PEMERIKSAAN ABDOMEN PADA IBU HAMIL


TRIMESTER III DI KECAMATAN SEWON
BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2013

USULAN PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Ahli Madya
Kebidanan Sekolaah Tinggi Ilmu Kesehatan Achmad Yani Yogyakarta




Disusun Oleh :
DESSY ANGGRYANI PRATIWI
NPM. 1311094


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDRAL AHMAD YANI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
YOGYAKARTA
2014
ii



HALAMAN PERSETUJUAN

GAMBARAN PEMERIKSAAN PALPASI ABDOMEN PADA IBU HAMIL
TRIMESTER III DI PUSKESMAS SEWON I
BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2013

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Oleh :
DESSY ANGGRYANI PRATIWI
NPM. 1311094

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui untuk Mengikuti UjiProposal Karya
Tulis Ilmiah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta


iii



MOTTO

iv



PERSEMBAHAN

Assalamualaikum Wr. Wb.
Saya ucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT atas segala
anugerahNya hingga terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini. Karya Tulis Ilmiah
ini saya persembahkan kepada:

v



KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala impian
rahmat dan karunia Nya, sehingga penulis mampu menyusun dan
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Gambaran Pemeriksaan
Palpasi Abdomen Pada Ibu Hamil TM III di Puskesmas Sewon II Bantul
Yogyakarta Tahun 2014. Penyusenan karya tulis ini dapat diselesaikan
atas bantuan, dorongan dan bimbingan dari semua pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung, untuk itu saya saya menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
2. Reni Merta Kusuma, S.SiT, M.Keb selaku Kepala Program Studi DIII
Kebidanan yang telah member kesempaatan kepada penlis untuk
menyusun karya tulis imiah ini.
3. Ratih Kumorojati, S.SiT, M.Kes selaku Dosen Pembimbing.

vi



DAFTAR ISI
USULAN PENELITIAN ............................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................................... ii
MOTTO ............................................................................................................................... iii
PERSEMBAHAN ...................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................................... v
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
A. Latar belakang ......................................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 4
E. Keaslian Penelitian .................................................................................................. 5
BAB II ................................................................................................................................... 7
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 7
A. Tinjauan Teoritis...................................................................................................... 7
B. Kerangka Teori ...................................................................................................... 26
C. Pertanyaan penelitian ........................................................................................... 28
BAB III ................................................................................................................................ 29
METODE PENELITIAN ........................................................................................................ 29
A. Desain Penelitian .................................................................................................. 29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................................. 29
C. Populasi dan Sample ............................................................................................. 29
D. Variabel Penelitian ................................................................................................ 30
E. Definisi Operasional .............................................................................................. 31
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ................................................................... 32
G. Metode Pengolahan dan Analisa Data .................................................................. 32
H. Analisa Data .......................................................................................................... 33
I. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................................... 34
J. Etika Penelitian ..................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 38

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pembangunan kesehatan dengan meningkatkan mutu serta kemudahan
pelayanan yang terjangkau diarahkan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Indikator derajat kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat ditandai dengan menurunnya Angka Kematian
Ibu (AKI), kematian ibu masih merupakan masalah prioritas di Indonesia.
Setiap jam, dua orang ibu meninggal saat melahirkan karena berbagai
penyebab. Jika seorang anak ditinggalkan, maka anak mempunyai
kemungkinan 3 sampai 10 kali lebih besar untuk meniggal dalam waktu 2
tahun.
Menurut WHO pada tahun 2010, sebanyak 536.000 perempuan
meninggal akibat persalinan. Sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah
persalinan atau kelahiran terjadi di Negara-negara berkembang. Rasio
kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan tertinggi dengan
450/100.000 kelahiran hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu
(AKI) di tahun 2011, 81% diakibatkan karena komplikasi selama
kehamilan, persalinan dan nifas. Bahkan sebagian besar dari kematian ibu
disebabkan karena perdarahan, infeksi dan preeklamsia.
Di Indonesia angka kematian ibu 50 kali lebih tinggi dibandingkan
dengan negara-negara ASEAN. AKI di Indonesia saat ini masih jauh dari
target yang di capai pada tahun 2015 sesuai dengan kesepakatan sasaran
pembangunan milenium. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) 2012, rata-rata angka kematian ibu (AKI) tercatat
mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Rata-rata kematian ini jauh
melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100 ribu
(SDKI, 2013).
2


Departemen Kesehatan RI tahun 2011 menyebutkan bahwa AKI pada
tahun 2011 sebesar 100.000 kelahiran hidup. Angka ini lebih rendah
dibandingkan AKI hasil SDKI tahun 2002-2003 yang sebesar 307 per
100.000 kelahiran hidup. Penyebab utama masih tingginya AKI di
Indonesia adalah perdarahan dan preeklampsi atau eklampsi (Kementrian
Kesehatan / Kemenkes RI, 2011)
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi, pada
tahun 2012 mencapai 228 kasus per 100.000 kelahiran hidup, yang mana
masih dibawah pencapaian target tahun 2014 yaitu 118 kasus per 100.000
kelahiran hidup (Dinkes, 2013).
AKI di DIY tahun 2009 adalah 109/100.000 kelahiran hidup, untuk
jumlah kematian ibu ada 48 dari 43,724 kelahiran hidup. tahun 2010
sebanyak 43 kasus. Tahun 2011 jumlah kasus kematian ibu dilaporkan
kabupaten/kota mencapai 56 kasus. Tahun 2012 jumlah kematuan ibu
menurun menjadi 40 kasus. Apabila dihitung, AKI yang di laporkan
sebesar 87,3 per 100.000 kelahiran hidup sesuai dengan target Millenium
Development Goals (MDGs) tahun 2015 AKI nasional adalah 102 per
100.000 kelahiran hidup. (Dinas Kesehatan / Dinkes DIY, 2013).
AKI di daerah kabupaten Bantul, Yogyakarta tahun 2012 mengalami
penurunan dibandingkan pada tahun 2011 yaitu 52,2 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2012 sedangkan tahun 2011 yaitu 111,2 per 100.000
kelahiran hidup. Target AKI tahun 2012 adalah 90 per 100.000 kelahiran
hidup. Data terakhir yang kami peroleh pada tahun 2013 tercatat 13 AKI
di daerah kabupaten Bantul, salah satu penyumbang AKI yaitu Puskesmas
Sewon II (Dinkes Bantul, 2014).
Pemeriksaan antenatal care (ANC) yang sesuai standar pelayanan
diketahui dapat menurunkan AKI. AKI yang tinggi merupakan tolak ukur
bagi para pelayan kesehatan untuk memperbaiki dalam melakukan
pemeriksaan ANC yang sesuai standar yaitu dengan melakukan
identifikasi ibu hamil, pemeriksaan dan pemantauan antenatal, palpasi
abdomen, pengelolaan anemia pada kehamilan, pengelolaan dini hipertensi
3


pada kehamilan dan persiapan persalinan. Jika dikaji lebih mendalam
dengan melakukan pemeriksaan ANC yang baik akan sangat membantu
dalam menurunkan AKI. Salah satu Standar pelayan ANC adalah Palpasi
Abdomen yaitu Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama
melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, dan bila umur
kehamilan bertambah memeriksa posisi, bagian terendah janin dan
masuknya kepalajanin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelaianan
serta melakukan rujukan tepat waktu. Pengawasan dengan memonitor dan
mendukung kesehatan ibu sesuai dengan standar pelayanan ANC dapat
mendeteksi dini factor resiko sehingga mampu mengambil tindakan yang
diperlukan selanjutnya.
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan Puskesmas
Sewon I dan Puskesmas Sewon II Bantul Yogyakarta pada tanggal 21
Maret 2014 s/d tanggal 21 April 2014. Puskesmas Sewon II merupakan
salah satu penyumbang AKI di wilayah kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Berdasarkan data tersebut penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai salah satu penyebab terjadinya kematian ibu satu
diantaranya dikarenakan perdarahan akibat bayi yang dilahirkan ibu lebih
dari 4000 gram atau makrosomia yang ada kaitannya dengan kegiatan
pemeriksaan antenatal kususnya pada pemeriksaan abdomen yang
dilakukan oleh bidan di wilayah kecamatan Sewon Bantul. Penulis merasa
tertarik melakukan penelitian tentang Gambaran Pemeriksaan Abdomen
pada Ibu Hamil TM III di Kecamatan Sewon Bantul Yogyakarta.


B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang maka identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah Gambaran Pemeriksaan Abdomen pada Ibu Hamil
TM III di Kecamatan Sewon Bantul Yogyakarta.?

4


C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya bagaimana gambaran pemeriksaan abdomen pada ibu
hamil TM III di wilayah Kecamatan Sewon Bantul Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran pemeriksaan inspeksi pada ibu hamil TM
III di wilayah Kecamatan Sewon Bantul Yogyakarta.
b. Diketahuinya gambaran pemeriksaan palpasi leopold I pada ibu
hamil TM III di wilayah Kecamatan Sewon Bantul Yogyakarta.
c. Diketahuinya gambaran pemeriksaan palpasi leopold II pada ibu
hamil TM III di wilayah Kecamatan Sewon Bantul Yogyakarta.
d. Diketahuinya gambaran pemeriksaan palpasi leopold III pada ibu
hamil TM III di wilayah Kecamatan Sewon Bantul Yogyakarta.
e. Diketahuinya gambaran pemeriksaan palpasi leopold IV pada ibu
hamil TM III di wilayah Kecamatan Sewon Bantul Yogyakarta.
f. Diketahuinya gambaran pemeriksaan auskultasi pada ibu hamil
TM III di wilayah Kecamatan Sewon Bantul Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat menjadi bahan pertimbangan untuk penelitian-penelitian di
tempat lain dalam kajian penelitian yang berhubungan dengan
pemeriksaan abdomen pada ibu hamil.
b. Dapat menjadi bahan kajian penelitian di perpustakaan STIKES
Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
c. Mengetahui gambaran pemeriksaan abdomen pada ibu hamil TM
III di wilayah Kecamatan Sewon Bantul Yogyakarta.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Bidan
5


Sebagai masukan guna meningkatkan dan memaksimalkan
pemeriksaan abdomen pada ibu hamil Standar Oprasional Prosedur
(SOP).
b. Bagi peneliti lainnya
Dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian-
penelitian di tempat lainnya.
c. Bagi Kepala Puskesmas
Dapat memberi pelatihan mengenai pemeriksaan abdomen yang
dilakukan pada ibu hamil.

E. Keaslian Penelitian
Dari beberapa penelitian yang pernah penulis baca, terdapat beberapa
penelitian yang berkaitan dengan tingkat penegtahuan tentang tanda
bahaya kehamilan yang pernah diteliti.
1. Murtiyatini (2004), meneliti Hubungan Pengetahuan dan Sikap Bidan
dengan Penerapan Standar Pelayanan Antenatal di Puskesmas dalam
Wilayah Kabupaten Banyumas. Jenis penelitian non eksperimental
dengan pendekatan cross sectional dan penelitian ini berfokus pada
bidan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan standar pelayanan dan
antenatal oleh bidan masih rendah atau dibawah standar, sehingga
perlu diupayakan peningkatan penerapan pelayanan antenatal agar
kualitas pelayanan antenatal tetap terjaga.
2. Hardian Budi Anik (2006) : dengan judul Evaluasi Penatalaksaan
pelayanan Antenatal 7T pada Bidan di Puskesmas Panggang I.
Metode penelitian deskriptif melalui pendekatan cross sectional.
Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunderdengan
instrumen penelitian berupa check list.
Penerapan pelayanan antenatal 7T yaitu menimbang BB, mengukur
TD, mengukur TFU, memberi imunisasi TT, memberi tablet Fe, dan
6


temu wicara (100%) yang berarti pelayanan tersebut dilakukan pada
semua ibu hamil yang datang periksa, tetapi infeksi menular seksual
(0%) berarti tidak pernah dilakukan pelayanan tersebut.
Persamaan dengan penelitian ini yaitu menggunakan desain penelitian
cross sectional dan menggunakan data sekunder. Perbedaannya yaitu
tempat, waktu, dan besar sample.
3. Laelysa (2012), meneliti Gambaran Pelaksanaan 10T pada Ibu Hamil
di Polindes Kharisma Condong Catur Kecamatan Depok Kabupaten
Sleman Yogyakarta. Metode penelitian deskriptif melalui pendekatan
cross sectional. Penelitian ini menggunakan data primer dan
sekunderdengan instrumen penelitian berupa check list.
Penerapan pelaksanaan 7T yaitu menimbang BB, mengukur TD,
mengukur TFU, memberi imunisasi TT, memberi tablet Fe, dan temu
wicara (100%) yang berarti pelayanan tersebut dilakukan pada semua
ibu hamil yang datang periksa.
Persamaan dengan penelitian ini yaitu menggunakan desain penelitian
cross sectional dan menggunakan data sekunder. Perbedaannya yaitu
tempat, waktu, dan besar sample.
7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis
1. Asuhan Antenatal atau Antenatal Care (ANC)
Asuhan antenatal adalah suatau program terencana, berupa observasi
eduksi dan menggunakan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu
proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan. Sedangkan
pelayanan Antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional
(Dokter Spesialis Kandungan, Bidan dan Perawat) untuk ibu selama
kehamilannya (Wardani, 2007).
Menurut Sarwono (2007) ANC adalah perawatan yang diberikan pada
ibu selama masa kehamilan. Masa kehamilan dimulai diri konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya adalah 40 minggu dihitung dari hari pertama haid
terakhir.
Pelayanan Antenatal yang diberikan merupakan bagian pokok dari
pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) yang meliputi:
a. Pemeriksaan ANC kehamilan di anjurkan sebanyak 4 kali selama
kehamilan, dengan ketentuan waktu pemberian pelayanan yang
dianjurkan sebagai berikut:
1) Minimal 1 kali dalam trimester pertama
2) Minimal 1 kali dalam trimester kedua
3) Minimal 2 kali dalam trimester ketiga
b. Standar pelayanan antenatal meliputi 7T yaitu timbang berat badan
dan ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri
(TFU), pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan, test
terhadap penyakit menular seksual dan temu wicara (konseling)
8



termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K)
serta KB pasca persalinan (Depkes, 2009).
Menurut Pantikawati,dkk (2010) Kehamilan dibagi dalam 3
trimester yaitu trimester I dimulai dari umur 0 14 minggu, trimester
II dimulai dari usia kehamilan 14 28 minggu, trimester III dimulai
pada usia 28 36 minggu dan lebih dari 36 minggu.

2. Pemeriksaan Antenatal
a. Anamnasis
1) Identitas Pasien
Anamnesis identitas pasien meliputi identitas pasien umum yaitu
nama, umur, pekerjaan, suku/bangsa, alamat.
2) Riwayat Kehamilan Sekarang
Pada tahap ini pemberian layanan wajib menanyakan tentang
kapan hari pertama haid terakhir (HPHT), keluhan saat ini.
3) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu (bila pernah)
Tanggal saat persalinan, umur pkehamilan, jenis persalinan,
tempat persalinan komplikasi pada ibu dan bayi, penolong pada saat
persalinan, pada bayi (panjang badan, berat badan, jenis kelamin,
keadaan bayi saat lahir), pasca persalinan (keadaan saat nifas dan
laktasi).
4) Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit sistemik yang mungkin
mempengaruhikehamilan seperti riwayat penyakit menular seksual
(HIV/AIDS, hepatitis, TBC), menurun (Asma, kista, jantung).
b. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis / Pemeriksaan Umum
9



Melakukan pemeriksaan umum antara lain keadaan umum,
kesadaran, tanda-tanda vital (Tekanan darah, respirasi, nadi, suhu) dan
antropometri (Tinggi badan, berat badan sekarang, berat badan
sebelumnya, dan lingkar lengan).
c. Pemeriksaan Abdomen Obstetri
Palpasi abdomen sering digunakan untuk melakukan perasat
Leopold untuk menentukan letak, presentasi, posisi, variasi dan
engagement janin (Helen Varney,dkk, 2008).
Cara palpasi ada beberapa macam yaitu teknik palpasi menurut
Leopold, teknik palpasi menurut Knabel, teknik palpasi menurut
Budin, teknik palpasi menurut Ahfold, dan teknik palpasi menurut
Pawlik. Kedudukan janin dalam uterus sebagian besar letak membujur
(99%), sedangkan letak lintang hanya 1% (Manuaba dkk., 2007)
Palpasi juga disebut periksa raba. Periksa raba abdomen pada ibu
hamil dilakukan mulai pada umur kehamilan 36 minggu untuk
kehamilan normal dan umur kehamilan 28 minggu bila pada
pemeriksaan Mc Donald ditemukan tinggi fundus uteri lebih tinggi
dari seharusnya (G.A. Mandriwati, 2008).
Menurut Musrifatul dan Aziz (2006) Pemeriksaan kebidanan meliputi
inspeksi, palpasi dan auskultasi yaitu:
1) Inspeksi
Inspeksi merupaka proses pengamatan atau observasi untuk
mendeteksi masalah pada daerah perut ibu. Menilai apakah perut
membesar kedepan atau ke samping, keadaan pusat, pigmentasi
linea alba, serta ada tidaknya strie gravidarum.
2) Palpasi
Palpasi merupakan cara pemeriksaan dengan melakukan
pengetukan pada bagian tubuh dengan ujung-ujung jari untuk
10



menentukan besarnya rahim dengan menentukan usia kehemilan
serta letak anak dalam rahim. Pemeriksaan secara palpasi
dilakukan dengan menggunakan metode Leopold yakni:
a) Leopold I
Leopold I digunakan untuk mengetahui usia kehamilan dan
bagian apa yang ada dalam fundus, dengan cara pemeriksaan
berdiri disebelah kanan dan menghadap ke muka ibu, kemudian
kaki ibu di bengkokkan pada lutut dan lipat paha, lengkungkan
jari-jari kedua tangan untuk mengelilingi bagian fundus lalu
tentukan apa yang ada di dalam fundus. Billa kepala sifatnya
keras, bundar, melenting. Sedangkan bokong akan lunak,
kurang bundar dan kurang melenting. Apabila ingin
menentukan usia kehamilan rumusnya adalah:


b) Leopold II
Leopold II digunakan untuk menentukan letak punggung anak
dan letak bagian terkecil pada anak. Caranya letakkan kedua
tangan pada sisi uterus dan tentukan dimana bagian terkecil
janin.
c) Leopld III
Leopold III digunakan untuk menentukan bagian apa yang
terdapat di bagian bawah dan apakah bagian bawah janin sudah
atau belum terpegang oleh pintu atas panggul. Caranya tekan
dengan ibu jari dan jari tengah pada salah satu tangan secara
lembut dan masuk ke dalam abdomen pasien di atas simpisis
pubis dan peganglah bagian presentasi bayi, lalu bagian apakah
yang menjadi presebtasi tersebut.
d) Leopold IV
Leopold IV digunakan menentukan apa yang menjadi bagian
terbawah dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut


: usia kehamilan
11



kedalam rongga panggul, caranya: letakkan kedua tangan di
sisi bawah uterus, lalu tekan ke dalam dan gerakkan jari-jari
kea rah rongga panggul, dimanakah tonjolan sefalik dan apakah
bagian presentasi telah masuk. Pada pemeriksan ini tidak
dilakukan bila kepala masih tinggi dan pemeriksaan Leopold
lengkap dapat dilakukan bila janin besar kira-kira > 36 minggu.
3) Auskultasi
Auskultasi dilakukan umumnya dengan stetoskop monoaural
untuk mendengarkan bunyi jantung anak, bising tali pusat, gerak
anak, bising rahim, bunyi aora serta usus. Bunyi jantung anak
dapat di dengar pada akhir bulan ke-5, walaupun denga
ultrasonografi dapat diketahui akhir bulan ke-3. Bunyi jantung
anak dapat terdengar di kiri dan kanan di bawah tali pusat bila
presentasi kepala, bila terdengar setinggi tali pusat maka presentasi
di daerah bokong, bila terdengar pada pihak yang berlawanan
dengan bagian kecil maka anak fleksi dan maka sepihak maka
defleksi.
Dalam keadaan sehat bunyi jantung antara 120-140 kali
permenit, cara menghitung bunyi jantung dengan mendengarkan 3
x 5 detik, kemudian jumlah bunyi jantung dikalikan 4. Bila kurang
dari 120 kali permenit atau lebih dari 160 kali permenit anak dalam
keadaan asfiksia.
Menurut Pusdiknakes (2009) ada cara memperkiraan tinggi fundus
secara baku. Secara tradisional perkiraan tinggi fundus dilakukan
dengan palpasi fundus dan membandingkannya dengan beberapa
patokan antara lain simfisis pubis, umbilicus atau prosesus sifoideus.
Cara tersebut dilakukan dengan tanpa memperhitungkan ukuran tubuh
ibu. Sebaik-baiknya pemeriksaan (perkiraab) tersebut, hasilnya masih
kasar dan dilaporkan hasilnya bervariasi.
12



Dalam upaya standarisasi perkiraan tinggi fundus, para peneliti
saat ini menyarankan menggunakan pita ukur untuk mengukur tinggi
fundus dari tepi atas simfisis pubis karena memberikan hasil yang
lebih akurat dan dapat diandalkan. Diketahui bahwa pengukuran
dengan menggunakan pita ukuran, memberikan hasil yang konsisten
antar-individu (walaupun masih terjadi sedikit variasi kecil bila semua
bidan dilatih dengan cara yang sama). Juga telah dibuktikan bahwa
teknik ini sangat berguna di Negara berkembang sebagai alat tapis
awal dan dapat dilakukan oleh para dokter dan bidan dengan efisien
yang setara (Walraven, Mkanje, van Roosmalen et al 1995, kennedy
1992, Jacobsen 1992).
Penting untuk diketahui bahwa pita ukur yang digunakan
hendaknya terbuat dari bahan yang tidak bisa mengendur (seperti yang
digunakan pada penjahit). Kandung kemih hendaknya kosong.
Pengukuran dilakukan dengan menempatkan ujung dari pita ukur pada
tepi atas simfisis pubis an dengan tetap menjaga pita ukur menempel
pada dinding abdomen diukur jaknya kebagian atas fundus uteri.
Ukuran ini biasanya sesuai dengan umur kehamilan dalam minggu
setelah umur kehamilan 24 minggu. Namun demikian bias terjadi
beberapa variasi ( 1-2cm). bila deviasi lebih dari 1-2 cm dari umur
gestasi kemungkinan terjadi kehamilan kembar atau polihidramnion
dan bila deviasi lebih kecil berarti ada gangguan pertumbuhan janin.
Pengukuran tinggi fundus uteri pada kehamilan lanjut/saat
persalinan dalam posisi terlentang terbukti dapat memberikan hasil
pengukuran fundus uteri lebih tinggi dari sebenarnya (Engstrom,
Piscianeri et al 1993), sehingga hal tersebut menyebabkan pembacaan
dan perkiraan umur kehamilan yang salah. Oleh sebab itu ibu hamil
dianjurkan untuk berbaring dalam posisi setengah duduk pada saat
pengukuran tinggi fundus.
13



Program nasional menganjurkan penggunaan gravidogram untuk
memberikan interpretasi pertumbuhan janin dari pengukuran tinggi
fundus uteri yang diukur dengan menggunakan pita ukur standar.
Pengukuran tinggi fundus uteri tersebut bila dilakukan pada setiap
kunjungan oleh petugas yang sama, terbukti memiliki nilai predektif
yang baik, terutama untuk mengidentifikasi adanya gangguan
pertumbuhan intrauterine yang berat dan kehamilan kembar. Walaupun
pengukuran tinggi fundus uteri dengan pita ukur masih bervariasi
operator-operator, namun variasi ini lebih kecil dibandingkan dengan
metoda tradisional lainnya. Oleh karena itu penelitian mendukung
penggunaan pita ukur untuk memperkirakan tinggi fundus sebagai
bagian dari pemeriksaan rutin pada setiap kunjungan (Villard an
Bergsjo, 1997, Nelson 1994).
3. Standar Pelayanan Kebidanan
a. Definisi Standar Pelayanan Kebidanan
Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan
sempurna yang dengan pergunakan sebagai batas pemeriksaan.
Standar juga berarti kesatuan variasi yang masih dapat diterima
sebagai:
1) Rumusan tentang penelitian atau nilai yang diinginkan yang
mampu dicapai dan berkaitan dengan parameter yang telah di
tentukan.
2) Spesifikasi dan fungsi atau tujuan yang harus dipenuhi oleh
suatu sarana pelayanan kesehatan agar si pemakai jasa layanan
kesehatan dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dari
pelayanan kesehatan yang si selenggarakan.
Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi
tanggung jawab profesi bidan dalam sistem pelayanan yang
bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka
14



mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat (Depkes RI,
2007).
Standar dikembangkan dengan maksud mendukung stuktur
organisasi kebijakan dalam praktek profesional sebagai bidan
secara optimal. Di Indonesia, standar mempunyai fungsi ganda
yaiitu dalam lingkup secara keseluruhan menangani berbagai
praktek kebidanan di Indonesia. Secara fisik berupa isi yang
penting dan relevan untuk pelaksanaan kegiatan sehari-hari dengan
demikian akan dicapai sebagai rujukan dalam mengembangkan
policy, prosedur, dan perihal, rencana pendidikan bidan, serta
perencanaan jangka pendek dan jangka panjang.
b. Format Standar Pelayanan Kebidanan
Dalam standar pelayanan kebidanan digunakan format sebagai
berikut:
1) Tujuan merupakan tujuan standar
2) Pernyataan standar berisi tentang pernyataan tentang pelayanan
kebidanan yang dilakukan dengan penjelasan tingkat
kompetensi yang diharapkan.
3) Hasil yang akan dicapai oleh pelayanan yang diberikan dan
dinyatakan dalam bentuk yang dapat diukur.
4) Prasyarat, hal yang dipergunakan (misal: alat, obat,
keterampilan) agar pelaksanaan pelayanan dapat menerapkan
standar.
c. Ruang Lingkup Standar Pelayanan Kebidanan
Standar Pelayanan Kebidanan
Pada pelaksanaan pemeriksaan kehamilan meliputi:
1) Identifikasi ibu hamil
Bertujuan untuk mengenali dan memotivasi ibu hamil dalam
pemeriksaan kehamilannya. Adapun cara untuk mendapatkan
identifikasi ibu hamil.
15



2) Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Bertujuan untuk memberikan pelayanan dan pemantauan
antenatal berkualitas kepada ibu hamil. Adapun hal-hal yang
dilakukan oleh bidan:
a) Bersikap ramah, sopan, beristirahat, pada setiap kunjungan
b) Melakukan anamnese
c) Mengisi kartu ibu secara lengkap
d) Memastikan kehamilan ibu diharapkan
e) Tanyakan HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) dan
tentukan HPL (Hari Perkiraan Lahir)
f) Pemeriksaan kadar Hb (Hemoglobin)
g) Memberikan imunisasi TT (Tetanus Toxoid) sesuai dengan
kebutuhan
h) Memeriksakan urine untuk tes protein dan glukosa sesuai
indikasi
i) Menimbang berat badan
j) Mengatur tekanan darah dengan dengan porsi ibu hamil
duduk atau berbaring dengan mengganjal punggung kiri
dengan bantal
k) Periksa Hb (Hemoglobin) ulang umur kehamilan 28
minggu atau lebih, sering jika ada tanda-tanda anemia
l) Memberikan tablet zat besi dan pastikan ibu meminumnya
dan tidak dengan teh atau kopi
m) Memeriksa tanda-tanda atau gejala PMS (Penyakit Menular
Seksual)
n) Memeriksa payudara dan memberikab penyuluhan cara
merawat payudara
o) Mendengarkan keluhan ibu selama hamil dengan penuh
perhatian dan berikan dukungan moril
p) Memberi nasihat tentang persiapan persalinan dan tempat
persalinan
16



q) Mencatat semua hasil pemeriksaan dalam kartu ibu hamil /
buku KIA
3) Palpasi abdomen
Palpasi abdomen adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh
bidan yang bertujuan untuk memperkirakan usia perkawinan,
pemantauan pertumbuhan janin, penentuan letak, posisis dan
bagian bawah janin. Tindakan ini meliputi:
a) Melaksanakan palpasi abdominal pada setiap kunjungan
antenatal
b) Sebelum palpasi tanyakan gerakan janin dan apa yang
dirasakan
c) Sebelum palpasi ibu diminta untuk mengosongkan
kandungan kencing
d) Baringkan ibu hamil terlentang dengan bagian atas
tubuhnya disangga bantal
e) Periksa abdomen adalah perut atau tanda peregangan uterus
yang berlebihan menggunakan metline dari sympisis pubis
ke fundus uteri
f) Melakukan palpasi untuk menentukan bagian bawah janin
(Leopold III), jika bukan kepala persalianan harus ke rumah
sakit.
g) Setelah usia kehamilan 37 minggu pada kehamilan pertama,
diperiksa apakah telah terjadi penurunan kepala janin
(Leopold IV), jika tidak masuk panggul dirujuk ke RS
h) Mendengarkan denyut jantung janin selama satu menit
penuh dengan memperhatikan kecepatan iramanya
i) Memberitahu hasil pemeriksaan dengan suami (keluarga
yang mengantarnya)
j) Catat semua temuan, jika ada kelainan rujuk ke Puskesmas
atau RS untuk pemeriksaan lanjut
17



Standar pelayanan antenatal tersebut tertera pada Standar 5
mengenai palpasi abdomen. Tujuannya adalah memperkirakan
usia kehamilan, pemantauan pertumbuhan janin, penentuan
letak, posisi dan bagian bawah janin









Prasyarat
a) Bidan telah dididik tentang prosedur palpasi abdominal
yang benar
b) Alat, misalnya meteran kain, stetoskop janin, bersedia
dalam kondisi baik
c) Tersedia tempat pemeriksaan yang tertutup dan dapat
diterima masyarakat
d) Menggunakan KMS ibu hamil/buku KIA, kartu ibu untuk
pencatatan
e) Adanya system rujukan yang berlaku bagi ibu hamil yang
memerlukan rujukan
Proses
Bidan harus:
a) Melaksanakan palpasi abdominal pada setiap kunjungan
antenatal
Pernyataan Standar
Bidan melakukan pemeriksaan
abdomen dengan seksama dan
melakukan pertisipasi untuk
memperkirakan usia kehamilan.
Bila umur kehamilan bertambah,
memeriksa posisi bagian terndah
,masuknya kepala janin kedalam
rongga panggul, untuk mencari
kelainan serta melakukan
rujukan tepat waktu.
Hasil
1. Perkiraan usia kehamilan
yang lebih baik
2. Diagnosis dini kelainan
letak dan merujuknya
sesuai dengan kebutuhan
3. Diagnosis dini kehamilan
ganda dan kelainan lain
serta merujuknya dengan
kebutuhan
18



b) Tanyakan pada ibu hamil sebelum palpasi: apa yang
dirasakannya, apakah janin bergerak, kapan haid terakhir
atau kapan pertama kali merasakan gerakan janin
c) Sebelum palpasi abdominal, mintalah ibu hamil
mengosongkan kandung kencingnya.
d) Baringkan ibu hamil terlentang dengan bagian atas
tubuhnya disangga bantal. Jangan membaringkanibu hamil
terlentang dengan punggung datar, karena berat uterus
dapat menekan pembuluh darah balik ke jantung sehingga
akan mengakibatkan pingsan.
e) Pemeriksaan abdomen: adalah parut (tanyakan
penyebabnya), tanda-tanda kehamilan sebelumnya, tanda
peregangan uterus yang berlebihan atau kehamilan ganda
(perut terlau besar, banyak bagian janin yang teraba,
terabanya lebih dari satu kepala janin). Catat semua
temuan dan rujuk tepat waktu ke rumah sakit jika
ditemukan bekas bedah sesar, tanda berlebih/kurang cairan
amnion, kehamilan ganda.
f) Perkirakan usia kehamilan. Setelah minggu ke-24 cara yang
paling efektif adalah dengan menggunakan meteran kain.
g) Ukur dengan meteran kain dari simfisis pubis ke fundus
uteri; catat hasilnya dalam cm. jika hasilnya berbeda
dengan perkiraan umur kehamilan (dalamminggu) atau
tidak sesuai dengan gravidogram berarti terdapat
pertumbuhan janin lambat atau tidak ada, ibu perlu dirujuk.
h) Lakukan palpasi dengan hati-hati untuk memeriksa letak
janin. (Seharusnya memenjang. Jika tidak, dan usia
kehamilan 36 minggu atau lebih, rujuk kerumah sakit).
i) Dengan menggunakan dua tangan, lakukan palpasi
abdominal untuk menentukan bagian bawah janin. (Kepala
19



teraba keras dan lebih besar dibandingkan bokong. Jika
kepalaberada di fundus uteri, biasanya melenting).
j) Pada trimester ketiga, jika bagian bawah janin bukan
kepala, persalinan harus dilakukan dirumah sakit.
k) Setelah umur kehamilan 37 minggu, terutama pada
kehamilan pertama periksa apakah telah terjadi penurunan
kepala janin. (Kepala janin sudah melewati pintu atas
panggul atau kepala janin teraba hanya dua jari diatas
ppintu atas panggul). Bila kepala tidak masuk ke panggul
(CPD/DKP) persalinan harus di rumah sakit.
4) Pengelolaan anemia
Bertujuan untuk menentukan adanya anemia pada kehamilan
secara dini dan melakukan tindakan lanjut yang memadai untuk
mengatasi anemia.
5) Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
Adakah tindakan yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan
untuk mengetahui secara dini atau sedini mungkin hipertensi
pada kehamilan dan melakukan tindakan yang diperlukan.
6) Persiapan persalinan
Merupakan tindakan bidan yang diberikan pada ibu hamil pada
keluarga yang bertujuan untuk memastikan bahwa persalinan
direncanakan dalam lingkungan yang aman dan memadai.

4. Evaluasi
a. Pengertian
1) Menurut WHO, evaluasi (penilaian) adalah suatu cara yang
sistematis untuk mempelajari berdasarkan pengalaman dan
mempergubakan pelajaran yang dipelajari untuk memperbaiki
kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan serta meningkatkan
perencanaan yang lebih baik dengan seleksi yang seksama
untuk kegiatan mendatang.
20



2) Evaluasi berarti menilai atau memberi nilai. Memang dalam
evaluasi terlibat kegiatan memberi penilaian / judgment.
(Notoatmodjo, 2005)
3) Evaluasi adalah bagian integral (terpadu) dari proses
menejemen. Mengapa orang melakukan evaluasi, tidak lain
karena orang ingin mengetahui apayang telah dilakukan telah
berjalan sesuai dengan rencana, apakah semua masukan yang
di perkirakan memberi hasil dan dampak yang diharapkan
(Notoadmodjo, 2005).
4) Levvy dan Loomba dalam Health Care Administration
menganggap evaluasi sebagai penghubung antara fungsi
perencanaan dan pengawasan.
b. Tujuan evaluasi dan kompenen dari kegiatan evaluasi
Evaluasi bertujuan menilai hasil keseluruhan program dengan
menggunakan teknik riset secara sistematis. Evaluasi dilakukan
tidak hanya pada tahap akhir, tetapi juga pada tahap-tahap proses
secara menyeluruh. (Green, et.al..hal. 247)
c. Evaliuasi sebagai dasar pengambilan keputusan
Evaluasi tentu saja harus didasarkan hasil riset, baik kuantitaif
maupun kualitatif, agar dapat mengukur seberapa jauh tujuan
program telah tercapai. Dengan demikian, evaluasi akan dapat
memberikan penelitian secara lebih akurat tentang manfaat yang
diperoleh dari satu program komunikasi kesehatan. Dengan akurasi
ini setiap penilaian dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan
oleh pejabat dari interaksi yang wewenang.
Bagi pembuat kebijakan, informasi dari hasil evaluasi dapat
memberi kesempatan untuk mellakukan analisis lebih lanjut
tentang pola pelaksanaan suatu program, perluasan kelemahan,
biaya serta penentuan tenaga relewan. Hasilnya dapat dijadikan
bahan bagi perncana untuk memperbaiki atau mempertajam
rancangan dasar program baru di tempat berbeda.
21



Evaluasi juga dapat memberikan pemahamantentang bagaimana
dan mengapa program tertentu berhasil, sedangkan program lain
tidak. Studi-studi yang dilakukan dapat menunjukan kaitan yang
jelas antara program yang baik dan tidak, sehingga selanjutnya
dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan tentang arah kegiatan
mendatang.
d. Proses Evaluasi
Dari gambar daur evaluasi tampak bahwa evaluasi secara umum
meliputi langkah-langkah berikut:
1) Menetapkan apa yang dievaluasi
Disebut juga menentukan fokus evaluasi. Langkah ini
merupakan langkah terpenting dalam melakukan evaluasi.
a) Ada beberapa cara menentukan fokus evalusi, tetapi yang
paling penting dan paling sederhana adalah dengan
membahas dan membuat kesepakatan dengan pihak yang
meminta evaluasi. Bila orang yang terlibat berjumlah kecil
sehingga dapat dengan mudah berbagi pendapat. Bila
jumlah yang terlibat besar sekali, untuk memutuskan sering
digunakan cara Delphi. Cara ini merupakan cara membuat
keputusan beradasarkan konsensus suara terbanyak. Cara
yang dianggap paling teliti ialah dengan mengkaji secara
sistem, yaitu dengan menguraikan proses suatu kegiatan
atau intervensi menurut unsur-unsur sistem, yaitu: masukan
(input), proses (process), efek (outcome), dampak (impact),
umpan balik (feed back) serta lingkungan (environment).
Cara yang praktis ialah dengan membuat suatu proses yang
runtut. Cara ini dipakai oleh Carol Weiss (1972), yang
membuat penentuan berdasarkan logika.


22



DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN ABDOMEN PADA IBU HAMIL
NO BUTIR YANG DINILAI NILAI
A SIKAP DAN PERILAKU 0 1 2
1 Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan
3 Komunikasi dengan ibu selama melakukan tindakan, ramah, sabar dan
teliti, tanggap terhadap keluhan ibu

4 Melakukan cuci tangan dan keringkan dengan handuk pribadi (pra dan
paska tindakan)

B CONTENT/ISI
5 Mempersilahkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih
Mempersilahkan ibu naik ke tempat tidur

6 Mengatur posisi ibu dengan kaki sedikt di tekuk dan pemeriksa menghadap
ke muka ibu

7 Meminta ijin bahwa akn dilakukan pemeriksaan abdomen
Membuka pakaian ibu dan memasangkan selimut

8 Melakukan inspeksi daerah abdominal
9 Melakukan pengukuran TFU dengan metode Mc. Donald
10 Melakukan palpasi Leopold I
a. Mengukur tinggi fundus uteri
b. Meraba bagian fundus dengan kedua tangan

11 Melakukan palpasi Leopold II
Tangan diletakkan pada sisi samping kanan dan kiri perut ibu untuk
menentukan bagian yang terdapat pada kanan dan kiri perut ibu

12 Melakukan palpasi Leopold III
Meraba bagian terbawah janin dan memeriksa apakah sudah masuk
panggul atau belum dengan cara menggoyang bagian terendah janin

13 Melakukan Leopold IV
a. Memposisikan ibu dengan kaki diluruskan
b. Menghadap ke kaki ibu
c. Meletakan kedua tangan pada kedua sisi bagian bawah rahim untuk
menentukan seberapa masuknya bagian terendah janin ke dalam
panggul (konvergen/divergen)

14 Melakukakn auskultasi DJJ
a. Posisi pemeriksa menghadap ibu
b. Menentukan punctum maksimum
c. Memegang nadi ibu
d. Menghitung DJJ selama 1 menit penuh






15 Merapihkan ibu dan membereskan peralatan
TEKNIK
16 Menempatkan peralatan secara ergonomis
17 Menjaga privaasi ibu
18 Melaksanakan tindakan secara sistematis, efektif dan efisien
TOTAL SCORE: 36
23




Tabel 2.1 Checklist Evaluasi
(Sumber: Check list Uji Kompetensi Bidan 2013-2014)

5. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemeriksaan abdomen
Dalam penelitian ini pemeriksaan abdomen merupakan salah satu
perilaku pemeriksaan kehamilan, dimana beberapa faktor yang
berhubungan dengan perilaku kesehatan dalam hal ini pemeriksaan
abdomen antara lain:
1) Pengetahuan
Menurut Notoadmodjo (2007) pengetahuan adalah hasil dari
tahu dan terjadinya setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan itu terjadi melalui
panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar penginderaan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengeahuan kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang (overt behavior). Penelitian Roger (1974) yang
dikutip oleh Notoadmodjo (2007) menyimpulkan bahwa perubahan
perilaku tidak selalu melewati tahap yaitu awarenest (keadaan),
interst (tertarik pada stimulus), evaluation (mengevaluasi) atau
menimbang baik tidaknya stimulus dan trial (mencoba) serta
adaption (subjek telah berprilaku baru). Apabila penerimaan
perilaku baru atau adopsi perilaku didasari oleh pengetahuan,
kesadaran dan sikap positif, maka prilaku tersebut akan besifat
lenggeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku tidak didasari
oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung
lama. Pengetahuan mempunyai hubungan yang eksponensial
dengan tingkat kesehatan. Semakin tinggi pengetauan semakin
mudah menerima konsep hidup sehat secara mandiri, keratif dan
berkesinambungan, jika tingkat pengetahuan ibu baik maka
24



diharapkan derajat kesehatan juga baik. Orang dengan pengetahuan
yang baik tentang sesuatu hal cenderung akan melakukan hal yang
sesuai dengan pengetahuan tersebut (Notoadmodjo,2007).
Demikian pula ibu yang memilki pengetahuan yang baik tentang
kehamilan akan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
2) Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih
tertutup terhapad suatu atau objek. Sikap secara nyata menunjukan
konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu.
Sikap bekan merupakan suatu tindakan atau aktifitas, tetapi
merupakan predispisisi tindakan atau prilaku (Notoatmodjo,
2007).
Sikap juga merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak
dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap
menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek,
yang diperoleh dari pengalaman atau dari orang terdekat
(Notoatmodjo, 2007). Sikap akan diikuti oleh prilaku seseorang
berdasarkan suka atau tidak suka terhadap hal tersebut. Jika ia
menyukai maka ia akan berprilaku untuk melaksanakan hal yang ia
suka berdasarkan sikap bidan dan ibu yang mendukung
pemeriksaan abdomen.
3) Sarana dan prasarana
Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang
keberhasilan suaptu upaya yang dilakukan didalam pelayanan
publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua
kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang
diharapkan sesuai dengan rencana. Sarana dan prasarana kesehatan
adalah segala sesuatu yang menunjang dan proses pelayanan
kesehatan kepada masyarakat ada di fasilitas kesehatan yang
menunjang pelaksanaan pelayanan kesehatan yersebut.
25



Sarana adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan
fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam
pelaksanaan pekerjaan dan juga dalam rangka kepentingan yang
sedang berhubungan dengan organisasi kerja. Sarana dan
prasaarana merupakan seperangkat alat yang digunakan dalam
suatu proses kegiatan baik alat tersebut adalah merupakan
peralatan pembantu maupun peralatan utama, yang keduanya
berfungsi untuk mewujudkan tujuan yang hendak dicapai (Moenir,
2011).
4) Dukungan bidan/petugas kesehatan
Dukungan petugas kesehatan sangat penting dalam rangka
pelaksanaan menyusui dini, peran petugas kesehtan sangat
diperlukan. Dukungan petugas kesehatan yakni berupa penyuluhan
petugas kesehatan, berupa pesan yang disampaikan baik langsung
maupun tidak langsung untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
dan peran serta penderita maupun masyarakat dalam pelaksanaan
perilaku kesehatan (Notoadmodjo, 2007). Peran petugas kesehatan
dalam pemeriksaan abdomen adalah peran langsung petugas
selama proses pelayanan antenatal yang dilakukan kepada pasien.
5) Pendidikan
Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, kepribadian, kedewasaan, akhlak mulia serta
keterampilan yang deperlukan dirinya dan masyarakat. Semakin
tinggi pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi
sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.
Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru
diperkenalkan.
26



B. Kerangka Teori

Kerangka teori pada dasarnya adalah hunbungan antara konsep konsep
yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan
dilakukan (Notoadmodjo, 2007). Berdasarkan determinan prilaku diatas,
maka dapat digambarkan kerangka teori tentang pemeriksaan abdomen
pada ibu hamil TM III sebagai berikut:














Gambar 2.1. Kerangka Teori
Sumber: Modifikasi teori Lawrence (Notoatmodjo, 2007)
Disposing faction
pengetahuan
sikap
keyakianan /
kepercayaan
Pemeriksaan
abdomen
Inpeksi
Palpasi
Auskultasi
Enambling factors
ketersediaan waktu
sarana dan
prasarana
fasilitas kesehatan
yang ada
Factor pendorong
sikap petugas
kesehatan
media promosi
Standar Pelayanan
Bebidanan
Perilaku Kunjungan
Pemeriksaan
Kehamilan
27



A. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep adalah suatu uraian atau hubungan antara konsep
satu terhdap konsep yang lain dari masalah yang ingin diteliti
(Notoatmodjo, 2007). Berdasarkan kerangka teori yang telah digambarkan
diatas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut:


Proses Output
Input




Gambar 2.2 Konsep Penelitian



0 = tidak dilakukan
1= dilakukan tidak tepat
2= dilakukan dengan
tepat
Standar pelayanan
Kebidanan Pemeriksaan
Abdomen
Inpeksi
Palpasi
Auskultasi
Ibu hamil
28



C. Pertanyaan penelitian
Pertanyaan penelitian adalah Bagaimanakah Gambaran Pemeriksaan
Abdomen pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Sewon I tahun
2013?
29



BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional
merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan
menginterpretasikan objek sesuai dengan apa danya, penelitian nini
juga sering disebut non eksperimen. Penelitian ini menggunakan
pendekatan waktu crossestional.
Metode pengumpulan data menggunakan pengamatan langsung,
penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan tujuan
memberikan gambaran secara obyektif mengenai pemeriksaan
abdomen pada ibu hamil trimester III di Kecamatan Sewon
(Notoatmodjo, 2010).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Puskesmas Kasihan Bantul Yogyakarta di
ruang pemeriksaan ibu hamil / ANC.
2. Waktu
Penelitian dilakukan selama 1 bulan terhitung mulai tanggal 24
Mei 2014 s/d tanggal 24 Juni 2014

C. Populasi dan Sample
1. Populasi penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya
30



(Sugiono, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah semua bidan
yang melakukan pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil trimester
III di wilayah kerja Puskesmas Sewon I dan Puskesmas Sewon II
tahun 2014 yang berjumlah 32 bidan.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti
(Arikunto, 2006:131). Karena jumlah populasi dalam penelitian ini
kurang dari 100, maka diambil semua sebagian subyek penelitian.
Sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi (Arikunto,
2006:134). Sampel yang digunakan adalah 32 bidan yang praktek
di wilayah kecamatan Sewon Bantul.
Adapun kriteria pada penelitian ini adalah Boring Sampling atau
Total Sampling yaitu sample yang mewakili jumlah populasi.
Karena jumlah bidan hanya 32, maka seluruh bidan menjadi
sample penelitian (Julansyah, 2011).
Kriteria ekskulsi dalam penelitian ini adalah bidan yang tidak
bertempat tinggal di wilayah kecamatan Sewon Bantul,
Yogyakarta.

D. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau
ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang
suatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010) variabel dalam
penelitian ini adalah variabel tunggal mengenai pemeriksaan abdomen
pada ibu hamil trimester III.

31



E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variable atau
apa yang diukur oleh variable yang bersangkutan (Notoatmodjo,
2010).
Definisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada table
sebagai berikut:

Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional
Alat
Ukur
Pengukurannya
Skala Penilaian
Pemeriksaan
abdomen
pada ibu
hamil
trimester III
Tindakan yang dilakukan
oleh Bidan kepada ibu
hamil menggunakan prasat.
Dengan cara inpeksi yaitu
dengan mengamati daerah
perut ibu melihat ada atau
tidaknya linea nigra, strie
gravidarum, luka bekas
operasi. Palpasi yaitu
melakukan rabaan pada
perut ibu dapat dilakukan
menggunakan prasat
Leopold untuk mengetahui
letak, presentasi, posisi,
variasi dan engegmen
janin. Auskultasi yaitu
mendengarkan denyut
jantung janin dengan
menggunakan Doppler
untuk mengetehui
kesejahteraan janin
didalam kandungan ibu.
Check
List
Ordinal 0 = tidak
dilakukan
1= dilaukan
tapi tidak
sesuai protap
2 = dilakukan
sesuai dengan
protap
Gambar 3.1 Definisi Operasional
(sumber: Musrifatul dan Aziz, 2006)

32



F. Alat dan Metode Pengumpulan Data
1. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data penelitian yang digunakan adalah
lembar checklis. Checklis baku standar operasional prosedur yang
setiap item memiliki alternative skor. Skor 0 untuk item yang tidak
dilakukan, skor 1 dilakukan tapi tidak tepat dan skor 2 untuk item
yang dilakukan dengan tepat.
Pengumpulan data dilakukan dengan mengisi lembar checklist
pada pemeriksaan abdomen pada ibu hamil trimester III.
Uji validitas dan uji reabilitas tidak dilakukan karena dalam
penelitian ini menggunakan checklist Standar Operasional
Prosedur (SOP) (Uji Kompetensi Bidan, 2014)
2. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah semua bentuk penerima data yang
dilakukan dengan cara merekan kejadian, menghitungnya,
mengukurnya, dan mencatatnya (Arikunto, 2010).
Peneliti melakukan pengumpulan data dengan menggunakan
checklist pada saat bidan memeriksa kehamilan ibu, peneliti tanpa
sepengetahuan responden mengamati langkah-langkah
pemeriksaan abdomen dan menanyakan pada responden mengenai
pendidikan, umur, dan masa kerja. Pertanyaan tersebut ditanyakan
kepada semua responden yang melakukan pemeriksaan abdomen
pada ibu hamil trimester III.

G. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Metode Pengolahan Data
a. Editing
Upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada
tahap pengumpulan data atau setelah data terumpul.
33



b. Coding
Pemberian kode dalam penelitian menurut kategori
karakteristik
Umur < 30 tahun kode 1
30-40 tahun 2
> 40 tahun 3
Pendidikan DI 1
DIII 2
D IV/S1 3
S 2 4
Masa kerja < 5 tahun 1
5-10 tahun 2
> 10 tahun 3
c. Memasukkan Data (Entry)
Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah
dikumpulkan ke dalam master tabel atau data computer,
kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bias
juga dengan membuat tabel kontigensi.
d. Pembersihan Data Cleaning)
Cleaning adalah pengecekan kembali data-data yang sudah
dimasukan untuk memastikan data bebas dari kesalahan.
e. Penyajian Data (tabulating)
Tabulating adalah menyajikan data dalam bentuk tabel sesuai
dengan urutan agar mudah dalam pembacaan data.

H. Analisa Data
Analisa data penelitian ini menggunakan analisa kuantitatif,
analisa kuantitatif yaitu pengolahan data yang dilakukan dengan
menggunakan teknik statistic untuk mengolah data yang berbentuk
angka (Notoatmodjo, 2010). Analisa univariat bertujuan untuk
34



menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel
penelitian dari hasil penelitian yang akan menghasilkan distribusi
frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010) pada
umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase
dari tiap variabel.
Analisis untuk variabel yang akan diteliti menghasilkan distribusi
angka berupa presentase yang dihitung menggunakan rumus:

Rumus =


Keterangan:
P = Prosentase
X = Jumlah skor tepat
N = Jumlah total skore (Notoatmodjo, 2005:188)

I. Pelaksanaan Penelitian
1. Tahap persiapan
Tahap ini dilakukan untuk mempersiapkan proses penelitian.
Pada tahap ini dipersiapkan semua prosedur yang akan dilakukan
untuk melaksanakan penelitian yaitu mulai dari pengajuan judul
sampai dengan pengurusan surat ijin penelitian yang dimulai bulan
Januari sampai April 2014. Tahap-tahap yang ditempuh dalam
penelitian ini yaitu:
a. Penentuan masalah penelitian yang didapatkan melalui study
pendahuluan.
b. Menentukan acuan penelitian yang bersumber dari buku,
mkalah dan internet.
c. Pengajuan judul penelitian.
P =

x 100%
35



d. Konsultasi dengan pembimbing mengenai judul penelitiandan
menentukan langkah-langkah dalam penyusunan proposal.
e. Mengadakan studi pustaka untu menentukan acuan penelitian
yang bersumber dari buku, makalah dan internet.
f. Mengurus surat ijin untuk melakukan studi pendahuluan di
Puskesmas Sewon I dan Sewon II.
g. Mengadakan studi pendahuluan kepada Bidan Puskesmas
Sewon I dan Sewon II.
h. Menyusun proposal penelitian.
i. Konsultasi dengan pembimbing dan melakukan revisi.
j. Mempresentasikan proposal penelitian.
k. Mengurus surat ijin pelaksanaan penelitian dari STIKES A.
Yani Yogyakarta yang ditunjukan kepada Dinas Perijinan
Kabupaten Bantul, Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul dan
Kepala UPT Puskesmas Sewon I dan Puskesmas Sewon II.
2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini dimulai pada bulan Mei 2014 yang
meliputi tahap pengumpulan data oleh peneliti dengan langkah-
langkah pengambilan data sebagai berikut:
a. Peneliti datang ke Puskesmas Sewon I dan Sewon II di ruang
KIA pada jadwal pelayanan kehamilan menjelaskan maksud
dan tujuan penelitian kepada Bidan yang bertugas.
b. Pengamatan/observasi pemeriksaan abdomen.
c. Pengumpulan hasil observasi.
3. Pembuatan laporan
Pembuatan laporan ini akan dimulai pada bulan Juni 2014
dengan tahapan dimulai dari pengolahan data dan diakhiri dengan
seminar hasil penelitian.
Langkah dalam pembuatan laporan penelitian ini yaitu:
36



a. Menyusun laporan akhir meliputi BAB IV yang berisi tentang
hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan penelitian. BAB
V berisi tentang kesimpulan dan saran.
b. Penyajian hasil penelitian dilanjutkan dengan seminar.

J. Etika Penelitian
Penelitian yang menggunakan manusia sebagai subjek tidak boleh
bertentangan dengan etika. Tujuan penelitian ini harus etis. Dalam arti
hak responden dan yang lain dilindungi (Hidayat, 2007:93). Pada
penelitian ini peneliti menggunakan subjek penelitian yaitu bidan
praktek di wilayah kecamatan Sewon Bantul untuk melakukan
penelitian, peneliti perlu mendapatkan rekomendasi dari institusi atau
pihak lain dengan mengajukan permohonan ijin kepada institusi atau
lembaga terkait tempat penelitian. Setelah mendapat persetujuan,
barulah melakukan penelitian dengan menekankan maslah etika yang
meliputi:
1. Sukarela
Dalam melakukan penelitian bersifat sukarela tida ada unsure
paksaan atau tekanan secara langsung maupun tidak langsung
kepada calon responden atau sampel yang akan diteliti sehingga
tetap menghormati keputusannya.
tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati haknya.
2. Tanpa Nama (Anonim)
Tanpa nama yaitu memberikan jaminan dalam penggunaan subjek
peneliti dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama
responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada
lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan
disajikan.


37



3. Kerahasiaan (confidentiality)
Kerahasiaan adalah menjamin kerahasiaan dari hasil penelitian
baik informasi maupun masalah-masalah lainnya semua informasi
yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti,
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
penelitian.
38

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. S., 2010.Prosedur penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.
Depkes RI, 2009. Praktik kebidanan. Jakarta
Dinas Kesehatan Yogyakarta (2013) Profil kesehatan Kabupaten Bantul
Helen Varney,dkk 2008. Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC
IBI, 2006. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta
Kemenkes RI, 2011
Mandriwati, G.A,. 2008 )
Manuaba dkk., 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, S., 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S., 2007. Promosi Kesehatan Teori dan Ilmu Perilaku. Jakarta:
Rineka Cipta.
., 2008. Promosi Kesehatan Teori dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta.
Jakarta.
., 2010. Metodeologi penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Sarwono, 2007. Ilmu Kebidanan. EGC. Jakarta
Sugiono, 2007. Metode Penelitian, ECG. Jakarta
WHO, 2010, Global Health Observatory (GHO.Tersedia di :
http://www.who.int/ gho/countries/idn/en/)
Uliyah, M dan Aziz, A.2006. Praktik klinik kebidanan. Salemba medika.
Jakarta.
Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi penelitian.kharisma putra utama. Jakarta.
Depkes RI, 2009. Buku Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta.

Вам также может понравиться

  • Glaukomac
    Glaukomac
    Документ5 страниц
    Glaukomac
    Galih Cakhya Imawan
    Оценок пока нет
  • Formulir Permohonan Rekom SIP
    Formulir Permohonan Rekom SIP
    Документ5 страниц
    Formulir Permohonan Rekom SIP
    Galih Cakhya Imawan
    Оценок пока нет
  • Makalah Gizi Kesehatan Reproduksi
    Makalah Gizi Kesehatan Reproduksi
    Документ18 страниц
    Makalah Gizi Kesehatan Reproduksi
    Galih Cakhya Imawan
    100% (2)
  • RKO DR Galih SOC 71
    RKO DR Galih SOC 71
    Документ17 страниц
    RKO DR Galih SOC 71
    Galih Cakhya Imawan
    Оценок пока нет
  • Saraf
    Saraf
    Документ26 страниц
    Saraf
    Galih Cakhya Imawan
    Оценок пока нет
  • Glaukoma
    Glaukoma
    Документ1 страница
    Glaukoma
    Galih Cakhya Imawan
    Оценок пока нет
  • Tiada Maaf Bagimu
    Tiada Maaf Bagimu
    Документ1 страница
    Tiada Maaf Bagimu
    Galih Cakhya Imawan
    Оценок пока нет
  • Horde Olum
    Horde Olum
    Документ2 страницы
    Horde Olum
    Galih Cakhya Imawan
    Оценок пока нет
  • STRATEGI MENGHADAPI NEWS FOMC Malam Ini
    STRATEGI MENGHADAPI NEWS FOMC Malam Ini
    Документ1 страница
    STRATEGI MENGHADAPI NEWS FOMC Malam Ini
    Galih Cakhya Imawan
    Оценок пока нет
  • Hematemesis Melena
    Hematemesis Melena
    Документ12 страниц
    Hematemesis Melena
    Galih Cakhya Imawan
    Оценок пока нет
  • Pengetahuan
    Pengetahuan
    Документ1 страница
    Pengetahuan
    Galih Cakhya Imawan
    Оценок пока нет
  • Pemeriksaan Leopold
    Pemeriksaan Leopold
    Документ8 страниц
    Pemeriksaan Leopold
    Syava Slalu Galau
    Оценок пока нет
  • Metoidse Penelitian
    Metoidse Penelitian
    Документ2 страницы
    Metoidse Penelitian
    Galih Cakhya Imawan
    Оценок пока нет
  • Presus Cholecystitis
    Presus Cholecystitis
    Документ18 страниц
    Presus Cholecystitis
    Galih Cakhya Imawan
    Оценок пока нет
  • Naspub Jos
    Naspub Jos
    Документ10 страниц
    Naspub Jos
    Galih Cakhya Imawan
    Оценок пока нет
  • Journal Reading
    Journal Reading
    Документ19 страниц
    Journal Reading
    Galih Cakhya Imawan
    Оценок пока нет
  • Resus 1 Bab
    Resus 1 Bab
    Документ10 страниц
    Resus 1 Bab
    Galih Cakhya Imawan
    Оценок пока нет
  • LO Children Urinary Tract Disease
    LO Children Urinary Tract Disease
    Документ5 страниц
    LO Children Urinary Tract Disease
    mol3y
    Оценок пока нет
  • Ujian Kasus
    Ujian Kasus
    Документ15 страниц
    Ujian Kasus
    Galih Cakhya Imawan
    Оценок пока нет
  • DR Sagiran Acute Abdomen
    DR Sagiran Acute Abdomen
    Документ5 страниц
    DR Sagiran Acute Abdomen
    Rizky Kaka
    Оценок пока нет
  • Health Act 2004 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
    Health Act 2004 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
    Документ14 страниц
    Health Act 2004 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
    Galih Cakhya Imawan
    Оценок пока нет
  • Copy Indikator
    Copy Indikator
    Документ1 страница
    Copy Indikator
    Galih Cakhya Imawan
    Оценок пока нет
  • MUQADDIMAH
    MUQADDIMAH
    Документ3 страницы
    MUQADDIMAH
    Galih Cakhya Imawan
    Оценок пока нет
  • Asfiksi Edited
    Asfiksi Edited
    Документ5 страниц
    Asfiksi Edited
    Galih Cakhya Imawan
    Оценок пока нет
  • Apa Yang Dimaksud Dengan PMS?
    Apa Yang Dimaksud Dengan PMS?
    Документ5 страниц
    Apa Yang Dimaksud Dengan PMS?
    Galih Cakhya Imawan
    Оценок пока нет
  • Presus CHF WSB
    Presus CHF WSB
    Документ34 страницы
    Presus CHF WSB
    Galih Cakhya Imawan
    Оценок пока нет
  • MUQADDIMAH
    MUQADDIMAH
    Документ2 страницы
    MUQADDIMAH
    mol3y
    Оценок пока нет
  • Struma
    Struma
    Документ15 страниц
    Struma
    Achmad Dainuri
    Оценок пока нет
  • Apa Yang Dimaksud Dengan PMS?
    Apa Yang Dimaksud Dengan PMS?
    Документ5 страниц
    Apa Yang Dimaksud Dengan PMS?
    Galih Cakhya Imawan
    Оценок пока нет
  • MUQADDIMAH
    MUQADDIMAH
    Документ3 страницы
    MUQADDIMAH
    Galih Cakhya Imawan
    Оценок пока нет