Вы находитесь на странице: 1из 6

Syndrome Dyspepsi

Definisi
Kumpulan keluhan atau gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak atau sakit di perut
bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan. Pengertian dyspepsia terbagi dua yaitu:
1. Dispepsia Organik
Dispepsia organik jarang ditemukan pada usia muda, tetapi banyak ditemukan pada usia
lebih dari 40 tahun . Istilah dispepsia organik baru dapat dipakai bila penyebabnya sudah jelas.
Yang dapat digolongkan dispepsia organik yaitu:
Dispepsi tukak (ulcer-like dyspepsia),
Dispepsi bukan tukak,
Refluks gastroesofageal,
Penyakit saluran empedu,
Karsinoma (lambung, kolon, pancreas),
Pankreaitis,
Sindroma melabsorpsi.

2. Dispepsia fungsional
Dispepsia fungsional merupakan dispepsia yang tidak ada kelainan organik tetapi
merupakan kelainan fungsi dari saluran makanan . Termasuk dispepsia anorganik yaitu
dispepsia dismotilitas (Dysmotility like dispesia). Contoh: Gastritis H.Pylori, Hipersensitivitas
gaster/duodenum, dan idiopatik.
Etiologi
Obat-obatan
Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS), Antibiotik (makrolides, metronidazole), Besi,
KCl, Digitalis, Estrogen, Etanol (alkohol), Kortikosteroid, Levodopa, Niacin,
Gemfibrozil, Narkotik, Quinidine, Theophiline

Intoleransi makanan
a. Alergi
Susu sapi, putih telur, kacang, makanan laut, beberapa jenis produk kedelai dan
beberapa jenis buah-buahan
b. Non-alergi
produk alam : laktosa, sucrosa, galactosa, gluten, kafein, dll.
bahan kimia : monosodium glutamate (vetsin), asam benzoat, nitrit, nitrat.
Perlu diingat beberapa intoleransi makanan diakibatkan oleh penyakit dasarnya, misalnya
pada penyakit pankreas dan empedu tidak bisa mentoleransi makanan berlemak, jeruk
dengan PH yang relatif rendah sering memprovokasi gejala pada pasien ulkus peptikum
atau esophagitis.
Kelainan struktural
A. Penyakit oesophagus
- Refluks gastroesofageal dengan atau tanpa hernia
- Akhalasia
- Obstruksi esophagus
B. Penyakit gaster dan duodenum
- Gastritis erosif dan hemorhagik; sering disebabkan oleh OAINS dan sakit keras
(stres fisik) seperti luka bakar, sepsis, pembedahan, trauma, shock.
- Ulkus gaster dan duodenum
- Karsinoma gaster
C. Penyakit saluran empedu
- Kholelitiasis dan Kholedokolitiasis
- Kholesistitis
D. Penyakit pancreas
- Pankreatitis
- Karsinoma pankreas
E. Penyakit Usus
- Malabsorbsi
- Obstruksi intestinal intermiten
- Sindrom kolon iritatif
- Angina abdominal
- Karsinoma kolon
Penyakit metabolik / sistemik
- Tuberculosis
- Gagal ginjal
- Hepatitis, sirosis hepatis, tumor hepar
- Diabetes melitius
- Hipertiroid, hipotiroid, hiperparatiroid
- Ketidakseimbangan elektrolit
- Penyakit jantung kongestif
Lain-lain
- Penyakit jantung iskemik
- Penyakit kolagen
Manifestasi klinis
Klasifikasi klinis praktis, didasarkan atas keluhan atau gejala yang dominan, membagi
dyspepsia menjadi tiga tipe :
1. Dyspepsia dengan keluhan seperti ulkus (Ulcus like dyspepsia), dengan gejala :
- Nyeri epigastrium terlokalisasi
- Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antacid
- Nyeri saat lapar
- Nyeri episodik
2. Dyspepsia dengan gejala seperti dismotilitas (Dysmotility like dyspepsia), dengan
gejala :
- Mudah kenyang
- Perut terasa cepat penuh saat makan
- Mual
- Muntah
- Upper abdominal bloating
- Rasa tak nyaman bertambah saat makan.
3. Dyspepsia non spesifik (tidak ada gejala seperti kedua tipe di atas)
Pembagian akut dan kronik berdasarkan atas jangka waktu tiga bulan.
Patofisiologi
- Abnormalitas Motorik Gaster
Dengan studi Scintigraphic Nuklear dibuktikan lebih dari 50% pasien dispepsia fungsional
mempunyai keterlambatan pengosongan makanan dalam gaster. Demikian pula pada studi
monometrik didapatkan gangguan motilitas antrum postprandial, tetapi hubungan antara
kelainan tersebut dengan gejala-gejala dispepsia tidak jelas.
Penelitian terakhir menunjukkan bahwa fundus gaster yang "kaku" bertanggung jawab
terhadap sindrom dispepsia. Pada keadaan normal seharusnya fundus relaksasi, baik saat
mencerna makanan maupun bila terjadi distensi duodenum. Pengosongan makanan bertahap
dari corpus gaster menuju ke bagian fundus dan duodenum diatur oleh refleks vagal. Pada
beberapa pasien dispepsia fungsional, refleks ini tidak berfungsi dengan baik sehingga
pengisian bagian antrum terlalu cepat.
- Perubahan sensitivitas gaster
Lebih 50% pasien dispepsia fungsional menunjukkan sensitivitas terhadap distensi gaster
atau intestinum, oleh karena itu mungkin akibat: makanan yang sedikit mengiritasi seperti
makanan pedas, distensi udara, gangguan kontraksi gaster intestinum atau distensi dini
bagian antrum postprandial dapat menginduksi nyeri pada bagian ini.
- Stres dan faktor psikososial
Penelitian menunjukkan bahwa didapatkan gangguan neurotik dan morbiditas psikiatri lebih
tinggi secara bermakna pada pasien dispepsia fungsional dari pada subyek kontrol yang
sehat. Banyak pasien mengatakan bahwa stres mencetuskan keluhan dispepsia. Beberapa
studi mengatakan stres yang lama menyebabkan perubahan aktifitas vagal, berakibat
gangguan akomodasi dan motilitas gaster.
Kepribadian dispepsia fungsional menyerupai pasien Sindrom Kolon Iritatif dan dispepsia
organik, tetapi disertai dengan tanda neurotik, ansietas dan depresi yang lebih nyata dan
sering disertai dengan keluhan non-gastrointestinal seperti nyeri muskuloskletal, sakit kepala
dan mudah letih. Mereka cenderung tiba-tiba menghentikan kegiatan sehari-harinya akibat
nyeri dan mempunyai fungsi sosial lebih buruk dibanding pasien dispepsia organik.
Demikian pula bila dibandingkan orang normal. Gambaran psikologik dispepsia fungsional
ditemukan lebih banyak ansietas, depresi dan neurotik.
- Gastritis Helicobacter pylori
Gambaran gastritis Helicobacter pylori secara histologik biasanya gastritis non-erosif non-
spesifik. Di sini ditambahkan non-spesifik karena gambaran histologik yang ada tidak dapat
meramalkan penyebabnya dan keadaan klinik yang bersangkutan. Diagnosa endoskopik
gastrtitis akibat infeksi Helicobacter pylori sangat sulit karena sering kali gambarannya tidak
khas. Tidak jarang suatu gastritis secara histologik tampak berat tetapi gambaran endoskopik
yang tampak tidak jelas dan bahkan normal. Beberapa gambaran endoskopik yang sering
dihubungkan dengan adanya infeksi Helicobacter pylori adalah :
a. Erosi kronik di daerah antrum.
b. Nodularitas pada mukosa antrum.
c. Bercak-bercak eritema di antrum.
d. Area gastrika yang menonjol dengan bintik-bintik eritema di daerah korpus.
Peranan infeksi Helicobacter pylori pada gastritis dan ulkus peptikum sudah diakui, tetapi
apakah Helicobacter pylori dapat menyebabkan dispepsia fungsional masih kontroversi.
Pravelensi Helicobacter pylori pada pasien dispepsia fungsional tidak berbeda dengan
kontrol. Di negara maju, hanya 50% pasien dispepsia fungsional menderita infeksi
Helicobacter pylori, sehingga penyebab dispepsia pada dispepsia fungsional dengan
Helicobacter pylori negatif dapat juga menjadi penyebab dari beberapa dispepsia fungsional
dengan Helicobacter pylori positif.
- Kelainan fungsional gastrointestinal
Dispepsia fungsional cenderung dimasukkan sebagai bagian kelainan fungsional
gastrointestinal, termasuk di sini Sindrom Kolon Iritatif, nyeri dada non-kardiak dan nyeri
ulu hati fungsional. Lebih dari 80% dengan Sindrom Kolon Iritatif menderita dispepsia dan
lebih dari sepertiga pasien dengan dispepsia kronis juga mempunyai gejala Sindrom Kolon
Iritatif. Pasien dengan kelainan seperti ini sering ada gejala ekstra gastrointestinal seperti
migrain, myalgia dan disfungsi kencing dan ginekologi.
Pada anamnesis dispepsia jangan lupa menanyakan gejala Sindrom Kolon Iritatif seperti
nyeri abdomen mereda setelah defekasi, perubahan frekuensi buang air besar atau bentuknya
mengalami perubahan, perut tegang, tidak dapat menahan buang air besar dan perut
kembung. Beberapa pasien juga mengalami aerophagia,yaitu perut kembung diikuti oleh
masuknya udara untuk menginduksi sendawa, diikuti oleh kembung yang lebih parah.
Abnormalitas di atas belum semua diidentifikasi oleh semua peneliti dan tidak selalu muncul
pada semua penderita.

Вам также может понравиться