Вы находитесь на странице: 1из 15

1 | P a g e

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Negara-negara dengan sumber air yang terbatas dan meningkatnya permintaan air
menghadapi dilema kronis yang menjadi masalah familiar di seluruh dunia . Bahkan daerah
dengan sumber air yang melimpah mungkin memiliki kualitas air yang buruk, sehingga
kekurangan air bisa digunakan.Ekspansi perkotaan , pertumbuhan industri dan pertanian
modern , semua bersaing untuk bagian dari jumlah terbatas air minum di wilayah ini . Upaya
untuk menyediakan semua kebutuhan ini dapat meningkatkan risiko kerusakan akuifer lokal
dan mengundang bencana jangka panjang.

Meski begitu , di daerah-daerah yang kekurangan air yang sama , jutaan galon air
limbah dan air marginal yang dikeringkan setiap hari setelah penggunaan tunggal .
Inefisiensi tersebut berkontribusi terhadap kekurangan , dan mengakibatkan biaya ekstra
untuk tambahan air .Air limbah dan sumber air marginal yang tidak terpakai lainnya adalah
solusi yang paling ekonomis dan paling mudah tersedia bagi konsumAir merupakan
kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari. Manusia, binatang, dan tumbuhan
memerlukan air untuk kehidupannya. Air dapat pula digunakan sebagai pelarut,
pembersih dan keperluan lain seperti rumah-tangga, industri maupun usaha-usaha
lainnya.
Dalam dunia kesehatan khususnya kesehatan lingkungan, perhatian air
dikaitkan sebagai faktor perpindahan/penularan penyebab penyakit (agent). Air
membawa penyebab penyakit dari kotoran (faeces) penderita, kemudian sampai ke
tubuh orang lain melalui makanan, susu dan minuman. Air juga berperan untuk
membawa penyebab penyakit non mikrobial seperti bahan-bahan toxic yang
dikandungnya. Penyakit-penyakit infeksi yang biasanya ditularkan melalui air adalah
typus abdominalis, cholera, dysentri baciller dan lain-lain. Peracunan logam juga
dapat terjadi melalui media air.
Saat ini masalah penyediaan air bersih menjadi perhatian khusus baik bagi negara-
negara maju maupun negara yang sedang berkembang. Indonesia sebagai halnya
pula negara berkembang lainnya, tidak luput dari permasalahan penyediaan air bersih
bagi masyarakatnya. Salah satu masalah pokok yang dihadapi adalah kurang
tersedianya sumber air yang bersih, belum meratanya pelayanan penyediaan air bersih
terutama pada daerah perdesaan. Penyediaan air yang belum merata dan maksimal ini
membuat masyarakat dan beberapa instansi mengeksploitasi air tanah terus menerus,
sehingga terjadi kelangkaan air tanah pada beberapa kota di Indonesia, misalnya
wilayah Semarang. Bahkan pada beberapa tempat di kota-kota besar, sumber air bersih
yang telah dimanfaatkan oleh PDAM telah tercemari oleh limbah indusri dan limbah
domestik, sehingga beban dalam segi pengelolaan air bersihnya semakin meningkat.
Seiring bertambahnya kepadatan penduduk di suatu kota, maka aktifitas
penduduknya akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas air bersih. Kuantitas dan


2 | P a g e

kualitas air sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berkaitan dengan aktivitas
manusia terutama yang berhubungan dengan limbah domestik, industri dan
pertanian.Merupakan tantangan bagi kita semua bagaimana memperlakukan air agar
diper daya guna yang sebesar-besarnya dan menekan kerusakan pada sumber daya air
sek kecilnya. Dengan demikian maka akan tercapai pemenuhan penyediaan air bersih
memenuhi syarat kualitas, kuantitas, kontinuitas dan harga yang terjangkau oleh
masyarakat.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain :
1. Meninjau kemajuan teknologi penyediaan air minum di Singapura.
2. Mengetahui unit air baku, kapasitas, sistem ditribusi, pelanggan dan manajemen dari
perusahaan tersebut.
3.Merupakan salah satu tugas kelompok mata kuliah teknik penyehatan.























3 | P a g e

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kebutuhan Air Singapore


Singapura, dengan luas wilayah 700 km2 (lebih besar sedikit dari Jakarta yang
luasnya 661 Km2) mampu menyediakan kebutuhan air bersih bagi penduduknya melalui
manajemen pengelolaan yang baik.

Singapura mengolah kembali air limbah, melakukan desalinasi (menghilangkan
garam dan mineral dari air laut), memperluas area tangkapan air, dan mengefisiensikan
penggunaan air serta manajemen pengelolaannya. Saat ini, dua per tiga lahan Singapura
digunakan sebagai lokasi penyimpanan air untuk memenuhi kebutuhan 1,4 juta m3 air bersih
di negeri itu.

Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, Singapura bekerja keras memproduksi air
bersih bagi penduduknya. Negara dengan penduduk lebih dari 5 juta jiwa ini mengupayakan
manajemen pengelolaan air bersih yang baik. Selain mengimpor, kebutuhan air bersih
Singapura diperoleh dari reservoir dan daerah tangkapan air lainnya (20% dari total
kebutuhan), penyulingan air laut (10%), dan pengolahan air limbah menjadi air bersih (30%).

Singapura mengalokasikan dua per tiga dari luas daratannya sebagai daerah tangkapan
air. Area ini dilindungi dari alih fungsi dan penggunaan lahan lainnya dengan tujuan untuk


4 | P a g e

menangkap setiap tetes air hujan di Singapura. Melalui drainase permukaan, sungai dan
reservoir, air hujan kemudian masuk ke instalasi pengolahan untuk diolah menjadi air bersih.

Singapura telah memulai upaya pengolahan air limbah menjadi air bersih sejak
pertengahan tahun 1970-an. Menjelang peralihan abad ke-21, Singapura sukses dengan
percobaann ya pada pabrik reklamasi air Bedok. Berawal dengan produksi 10.000 m3 air,
pabrik di Bedok ini menghasilkan air bersih yang memenuhi syarat Badan Perlindungan
Amerika Serikat dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Model tersebut kemudian
direplikasi dalam skala yang lebih luas di Singapura. Hingga saat ini, dapat dikatakan 100%
air limbah di Singapura dikumpulkan melalui jaringan dan diproses untuk kemudian
didistribusikan kembali sebagai air bersih oleh perusahaan bernama NEWater.

Perusahaan ini beralamat di Gedung Lingkungan 22-01, 40 Scotts Road, Singapura.
Lembaga PUB (Public Utilities Board ) merupakan agensi air nasional di bawah Kementerian
Lingkungan dan Sumber Daya Air. Agensi ini mengelola secara terpadu pasokan air untuk
Singapura, penampungan air, dan air bekas pemakaian.

Untuk menjamin sebuah pasokan air yang beragam dan berkesinambungan, Singapura
mengandalkan Empat Keran Nasional (Four National Taps), yakni resapan air lokal, impor
dari Malaysia, daur ulang dengan NEWater, dan desalinasi atau pemurnian air dari kadar
garam.

Pada akhir tahun 2005, Singapura mendirikan pabrik desalinasi air laut Tuas senilai
200 juta dollar Singapura. Inilah pabrik pengolah air laut pertama untuk tingkat kecamatan
dengan kapasitas 114 juta m3 air/hari.

2.2 Lembaga Pengolahan dan Pendistribusian air Bersih

Saat ini, penyediaan dan pengelolaan sumber daya air di Singapura dilakukan oleh
PUB (Public Utility Board) yang berada langsung di bawah Kementerian Lingkungan Hidup
dan Sumber Daya Air (MEWR). Awalnya, PUB dan Kementerian Lingkungan Hidup
merupakan dua organisasi yang terpisah. PUB pada saat itu memiliki tanggung jawab dalam
penyediaan air bersih dan jaringan utilitas lainnya, seperti listrik dan gas. Sementara
Kementerian Lingkungan Hidup memiliki tanggung jawab dalam mengelola lingkungan,
termasuk melestarikan sumber daya air yang ada dan mengolah air kotor sisa aktivitas sosial
dan ekonomi masyarakat.

Sejak tahun 2002, Kementerian Lingkungan Hidup berubah menjadi Kementerian
Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Air. PUB yang semula merupakan organisasi terpisah
selanjutnya menjadi bagian dari kementerian baru ini dan memiliki tanggung jawab untuk
melakukan kegiatan penyediaan dan pengelolaan sumber daya air secara menyeluruh. PUB
yang semula hanya bertanggung jawab di bidang penyediaan/ distribusi air bersih, sejak saat
itu bertanggung jawab untuk mengelola air kotor dan menanggulangi potensi banjir di


5 | P a g e

Singapura. Dengan kewenangan barunya ini, PUB memiliki ruang yang lebih besar untuk
mengelola sumber daya air secara efektif, efisien dan berkelanjutan.

Ruang lingkup kewenangan PUB ini meliputi kegiatan pengumpulan, produksi, distribusi dan
pengolahan kembali air yang sudah dikonsumsi masyarakat.

Pengumpulan

PUB bertanggung jawab untuk mengumpulkan air hujan. Air hujan ini kemudian di tampung
di 17 reservoir yang tersebar di seluruh penjuru Singapura. Setiap reservoir terhubung satu
sama lainnya, sehingga kelebihan air dari satu reservoir dapat dialirkan ke reservoir lainnya.




Keterangan: 1) Reservoir Tengeh, 2) Reservoir Poyan, 3) Reservoir Murai, 4) Reservoir
Sarimbun, 5) Reservoir Kranji, 6) Reservoir, Danau Jurong, 7) Reservoir Pandan, 8)
Reservoir Upper Seletar, 9) Reservoir Upper Peirce, 10) Reservoir Lower Peirce, 11)
Reservoir MacRitchie, 12) Reservoir Marina, 13) Reservoir Lower Seletar, 14) Reservoir
Punggol, 15) Reservoir Serangoon, 16) Reservoir Bedok, dan 17) Reservoir Pulau Tekong.

Produksi

Air yang terkumpul di reservoir, baik yang langsung berasal dari air hujan, hasil
pencampuran NEWater dan hasil pencampuran desalinasi air laut selanjutnya dialirkan
melalui pipa-pipa air untuk diproses lebih lanjut menjadi air bersih layak minum.




6 | P a g e

Distribusi

Setelah diolah, air disimpan di reservoir tertutup sebelum kemudian didistribusikan kepada
para konsumen.

Adapun harga dari air bersih itu sendiri, seperti pada tabel berikut :















7 | P a g e

Pengolahan Kembali Air yang sudah dikonsumsi Masyarakat

Air yang sudah digunakan, dikumpulkan melalui Deep Tunnel Sewerage System (DTSS) dan
diolah kembali sehingga menghasilkan produk NEWater.

DTSS merupakan jaringan pipa bawah tanah sepanjang 48 km yang terbentang dari utara ke
timur Singapura. Jaringan ini ditanam sedalam 55 meter di bawah permukaan air tanah untuk
memastikan agar air kotor ini tidak bercampur dengan air hujan serta masuk ke dan
mencemari reservoir. Jaringan perpipaan ini berakhir di pusat-pusat pengolahan air kotor
(Water Reclamation) yang ada di Singapura.


























Gambar Skema Pemenuhan Kebutuhan Air bersih di Singapore









8 | P a g e

2.3 Sumber air bersih di Singapore

1. Resapan air lokal
Dalam proses pengumpulan, air hujan dikumpulkan melalui sungai, kanal, dan saluran
air, lalu disimpan di 17 waduk (reservoir). Berbagai waduk dihubungkan oleh
jaringan pipa sehingga kelebihan air dapat dipompa dari satu waduk ke waduk
lainnya. Hal itu untuk mengoptimalkan kapasitas penyimpanan. Waduk tersebut
sekaligus juga untuk mencegah terjadinya banjir ketika hujan.

Air dari waduk tersebut kemudian disalurkan ke saluran air untuk disaring. Setelah
itu, air yang sudah disaring disimpan dalam waduk tertutup sebelum didistribusikan
kepada pelanggan.

2. NEWater
Pengelolaan air tidak berakhir sampai di situ. Air bekas pemakaian pelanggan
kemudian dikumpulkan lagi melalui sistem pembuangan kotoran dan dibersihkan di
pabrik reklamasi air.

Bagi Singapura, air bekas pemakaian bisa menjadi sumber daya untuk diolah kembali
menjadi air bersih. Pengolahan air bekas pemakaian menggunakan teknologi
membran canggih dan ultraviolet yang disebut NEWater. Air yang dihasilkan pun
kembali murni, bahkan sangat murni. Air yang sangat murni ini sehat untuk diminum,
dan rasanya hambar.

Oleh karena itu, sebagian besar air hasil NEWater ini biasanya disalurkan ke pabrik-
pabrik yang membutuhkan air murni. Sisanya dicampur dengan air dari waduk, lalu
diolah kembali dan didistribusikan ke masyarakat untuk siap diminum.
NEWater mampu menyumbang pasokan air bersih 30 persen dari total 273.000 meter
kubik (60 juta galon) kebutuhan air masyarakat Singapura pada 2013.

3. Impor dari Malaysia
Selain dari resapan air lokal dan NEWater, Singapura juga mengimpor air dari Johor,
Malaysia. Kerja sama air antara Singapura dan Malaysia diwujudkan dalam dua
perjanjian bilateral. Perjanjian pertama berakhir pada Agustus 2011 dan perjanjian
kedua berlaku hingga 2061.

4. Desalinasi air
Singapura juga memanfaatkan sumber daya air laut untuk pemenuhan air bersih bagi
rakyatnya. Air laut disaring dengan proses desalinasi. Desalinasi adalah proses
pemisahan yang digunakan untuk mengurangi kandungan garam terlarut dari air
garam hingga level tertentu sehingga air dapat digunakan.


9 | P a g e


Pabrik desalinasi pertama Singapura adalah SingSpring Desalination Plant yang mulai
beroperasi di Tuas pada September 2005. Pabrik ini merupakan proyek kemitraan
pertama di Singapura antara negara dan pihak swasta.

SingSpring mampu menghasilkan air bersih 30 juta galon atau 136.000 meter kubik
per hari dan merupakan salah satu pabrik desalinasi terbesar di kawasan tersebut.
Pabrik desalinasi kedua akan dibangun pada tahun ini.
Pabrik ini diharapkan mampu menambah pasokan air menjadi 70 juta galon atau
318.500 meter kubik per hari. "Pada tahun 2060, air desalinasi diharapkan mampu
memenuhi 30 persen kebutuhan air di Singapura," harapnya.
2.4 Proses Pengolahan Air Minum di Singapore

1. NeWater
Tahap pertama dari proses produksi NEWater dikenal sebagai Mikrofiltrasi (MF). Dalam
proses ini, air yang digunakan diperlakukan dilewatkan melalui membran untuk menyaring
dan dipertahankan pada padatan tersuspensi permukaan membran, partikel koloid, bakteri
penyebab penyakit, beberapa virus dan kista protozoa. Air yang masuk disaring melalui
membran hanya berisi garam terlarut dan molekul organik.
Tahap kedua dari proses produksi NEWater dikenal sebagai Reverse Osmosis (RO). Dalam
RO, membran semipermeabel digunakan. Membran semipermeabel memiliki pori-pori sangat
kecil yang hanya memungkinkan molekul yang sangat kecil seperti molekul air untuk
melewatinya. Akibatnya, kontaminan yang tidak diinginkan seperti bakteri, virus, logam
berat, nitrat, klorida, sulfat, desinfeksi oleh-produk, hidrokarbon aromatik, pestisida dll, tidak
dapat melewati membran. Oleh karena itu, NEWater adalah air RO dan bebas dari virus,
bakteri, dan mengandung sejumlah diabaikan garam dan bahan organik. Pada tahap ini, air
sudah dari kualitas air kelas tinggi.
Tahap ketiga dari proses produksi NEWater benar-benar bertindak sebagai pengaman lanjut
back-up untuk RO. Pada tahap ini, ultraviolet atau UV desinfeksi digunakan untuk
memastikan bahwa semua organisme yang tidak aktif dan kemurnian air produk dijamin.
Dengan penambahan beberapa bahan kimia alkali untuk mengembalikan keseimbangan
asam-alkali atau pH, NEWater kini siap untuk disalurkan ke berbagai perusahaan aplikasi.





10 | P a g e

















Gambar Skema Pengolahan Air NeWater



Pemantauan kebersihan air








11 | P a g e

1. Biosensor







12 | P a g e






2. Pemantauan kualitas air di jaringan distribusi


















3. Menjaga kualitas air di konsumen



13 | P a g e
























Sistem Manajemen






14 | P a g e

BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Singapura, dengan luas wilayah 700 km2 (lebih besar sedikit dari Jakarta
yang luasnya 661 Km2) mampu menyediakan kebutuhan air bersih bagi penduduknya
melalui manajemen pengelolaan yang baik. kebutuhan air bersih di negara Singapura
yaitu sebanyak 1,4 juta m3.

Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, Singapura bekerja keras
memproduksi air bersih bagi penduduknya. Negara dengan penduduk lebih dari 5 juta
jiwa ini mengupayakan manajemen pengelolaan air bersih yang baik. Selain
mengimpor, kebutuhan air bersih Singapura diperoleh dari reservoir dan daerah
tangkapan air lainnya (20% dari total kebutuhan), penyulingan air laut (10%), dan
pengolahan air limbah menjadi air bersih (30%).

Untuk menjamin sebuah pasokan air yang beragam dan berkesinambungan,
Singapura mengandalkan Empat Keran Nasional (Four National Taps), yakni resapan
air lokal, impor dari Malaysia, daur ulang dengan NEWater, dan desalinasi atau
pemurnian air dari kadar garam.

Saat ini, penyediaan dan pengelolaan sumber daya air di Singapura dilakukan
oleh PUB (Public Utility Board) yang berada langsung di bawah Kementerian
Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Air (MEWR). Ruang lingkup kewenangan PUB
ini meliputi kegiatan pengumpulan, produksi, distribusi dan pengolahan kembali air
yang sudah dikonsumsi masyarakat.

Sumber Air Bersih di Singapura
1. Resapan Air Lokal
2. NeWater
3. Impor dari Malaysia
4. Desalinasi Air Laut

3.2 Saran
Dengan keterbatasan wilayah yang dimiliki negara Singapura, menjadikan
negara tersebut sungguh-sungguh dalam memenuhi segala kebutuhan rakyatnya.
Keterbatasan ini yang membuat para ilmuan dan pemerintah Singapura menjadi lebih
kreatif dalam pemenuhan air bersih yang sangat minim bahkan hingga mengharuskan
impor dari negara lain. Berbagai teknologi canggih dikembangkan agar tidak harus selalu
bergantung dengan negara lain, salah satunya adalah NeWater dan Desalinasi Air laut.
Seharusnya sebagai negara dengan sumber daya alam yang melimpah, kita dapat
mencontoh sistem pemenuhan air bersih seperti di Singapore, sehingga tidak akan ada
lagi isu-isu mengenai kekurangan atau kelangkaan air bersih di Indonesia.


15 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA

http://www.nawasis.com/12/post/2012/11/kerangka-pemantauan-kualitas-air-pada-jaringan-
distribusi-air-minum-singapura.html
http://ekkychahyadhitia.students.uii.ac.id/feed/
http://ekkychahyadhitia.students.uii.ac.id/feed/
http://www.hijauku.com/2012/02/20/meneladani-manajemen-air-singapura/

Вам также может понравиться