Вы находитесь на странице: 1из 6

Model Pembelajaran Explicit Intruction

Pengertian Model Explicit Intruction


Explicit Intruction (pengajaran langsung) merupakan suatu pendekatan yang dirancang
untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedur dan pengetahuan deklaratif
yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah (Suyatno, 2009:127).
Selain itu, Rosenhina, dkk (dikutip Yasa, 2012) mengemukakan bahwa Explicit
Intruction merupakan suatu model pembelajaran langsung agar siswa dapat memahami serta
benar-benar mengetahui pengetahuan secara menyeluruh dan aktif dalam suatu pembelajaran.
Arend dalam Trianto (2010:41) menjelaskan bahwa Explicit Intruction disebut juga
dengan direct Intruction merupakan salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus
untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan procedural yang
tersetruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah
demi selangkah.
Kemudian Anurrahman (2009:169) mengemukakan bahwa model Explicit Intruction atau
yang dikenal sebagai pengajaran langsung merupakan suatu model dimana kegiatan terfokus
pada aktivitas-aktivitas akademik sehingga di dalam implementasi kegiatan pembelajaran guru
melakukan control yang ketat terhadap kemajuan siswa, pendayagunaan waktu serta iklim kelas
yang dikontrol secara ketat pula.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model Explicit Intruction
merupakan suatu pendekatan atau model pembelajaran yang dirancang untuk mengembangkan
belajar siswa tentang pengetahuan prosedur dan pengetahuan deklaratif sehingga agar siswa
dapat memahami serta benar-benar mengetahui pengetahuan secara menyeluruh dan aktif dalam
suatu pembelajaran dengan pola selangkah demi selangkah.
Kardi, dkk dikutip Uno, dkk (2012:117) ada beberapa cirri-ciri model Explicit Intruction
(pengajaran Langsung), yaitu sebagai berikut :
a. Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa temasuk prosedur
penilaian belajar.
b. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran dan,
c. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan
pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.
Selain itu, Weil dan Calhoun (dikutip Anurrahman, 2009:169), mengemukakan bahwa
tujuan utama dari penggunaan model tersebut, yaitu untuk memaksimalkan penggunaan waktu
belajar siswa, sedangkan dampak pengajarannya adalah tercapainya ketuntasan muatan akademik
dan keterampilan, meningkatkan motivasi belajar siswa serta meningkatkan kemampuan siswa
(Weil dan Calhoun, dalam Anurrahman, 2009:169).
Langkah-langkah Model Explicit Intruction
Pada pelaksanaan model Explicit Intruction (EI) dapat berbentuk ceramah, demokrasi,
pelatihan atau praktik, dan kerja kelompok. Hal ini digunakan untuk menyampaikan pelajaran
yang ditransformasikan langsunng olrh guru kepada siswa (Kardi dikutip Uno, dkk, 2012:118).
Terkait hal tersebut, maka dalam penerapannya penyusunan waktu yang digunkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran harus seefisien mungkin, sehingga guru dapat merancang dengan
tepat, waktu yang digunakan. Dari uraian tersebut, maka seorang guru harus memahami langkah-
langkah atau sintaks dari model tersebut.
Suprijono (2010:130) menyatakan bahwa ada beberapa tahapan atau langkah dalam
pengajaran langsung (Explicit Intruction), meliputi :
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa,
2. Mendemontrasikan pengetahuan dan keterampilan,
3. Membimbing pelatihan,
4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, dan
5. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan.
Selain itu, Qirana, dkk (2008:2) mengemukakan bahwa ada beberapa langkah-langkah
pembelajaran model Explicit Intruction adalah
1. Guru menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa,
2. Guru mendemonstrasikan materi,
3. Guru membimbing murid dalam pelatihan,
4. Guru memberikan umpan balik; serta
5. Pelatihan mandiri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 1 di bawah ini.
TAHAPAN-TAHAPAN MODEL EXPLICIT INTRUCTION
Fase Peran guru
Fase I
Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan siswa
Guru menjelaskan TPK, informasi latar belakang,
pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk
pelajaran.
Fase II
Mendemonstrasikan pengetahuan
serta keterampilan
Guru mendemontrasikan keterampilan dengan benar,
atau menyajikan informasi tahap demi tahap
Fase III
Membimbing pelatihan
Guru merencanakan dan memberi bimbingan
pelatihan awal.
Fase IV
Mengecek pemahaman dan
memberikan umpan balik
Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan
tugas dengan baik, memberi umpan balik
Fase V
Memberikan kesempatan untuk
pelatihan lanjutan dan penerapan
Guru mempersiapkan kesempatan melakukan
pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada
penerapan kapada situasi lebih kompleks dan
kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan fase yang terdapat pada table 1, maka peneliti menyimpulkan bahwa pada
tersebut terdiri dari fase persiapan, yang terdiri dari fase menyampaikan tujuan dan menyiapkan
siswa yang mencakupi:
1. Guru memberikan tujuan langkah awal ini untuk menarik dan memusatkan perhatian
siswa, serta memotivasi mereka untuk berperan serta dalam pelajaran itu,
2. Penyampaian tujuan kepada siswa dapat dilakukan oleh guru melalui rangkuman
rensana pembelajaran dengan cara menuliskannya dipapan tulis,
3. Kegiatan ini bertujuan menarik perhatian orang (siswa), memusatkan perhatian siswa
pada pokok pembicaraan, dan mengingatkan kembali pada hasil belajar yang tellah
dimilikinya, relevan dengan pembicaraan yang akan dipelajari.
Kemudian dilanjutkan dengan fase mendemonstrasikan pengetahuan serta keterampilan
yang mencakupi;
1. Melakukan presentasi atau mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan,
2. Pengajaran langsung berperan langsung teguh pada asumsi, bahwa sebagian besar
yang dipelajari (hasil belajar) berasal dari mengamati orang lain,
3. Mencapai pemahaman dan penugasan meliputi untuk menjamin agar siswa akan
mengamati tingkah laku yang benar dan bukan sebaliknya, benar-benar
memperhatikan apa yang terjadi pada setiap tahap demonstrasi.
Selanjutnya, fase pelatihan dan pemberian umpan balik meliputi;
1. Membimbing pelatihan mencakupi
a. Berlatih meliputi guru dapat mendemonstrasikan sesuatu dengan benar-brnar
diperlukan latihan yang intensif, dan memperhatikan aspek penting dari
keterampilan atau konsep yang di demonstrasikan,
b. Memberikan latihan terbimbing dalam hal ini ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh guru dalam menerapkan dan melakukan pelatihan, yaitu sebagai
berikut:
- Menguasai siswa melakukan latihan singkat,
- Memberikan pelatihan pada siswa sampai benar-benar menguasai
konsep/keterampilan yang dipelajari,
c. Hati-hati terhadap latihan yang berkelanjutan, pelatihan yang dilakukan terus-
menerus dalam waktu yang lama dapat menimbulkan kejenuhan pada siswa
d. Memperhatikan tahap-tahap awal pelatihan, yang mungkin saja siswa melakukan
keterampilan yang kurang benar atau bahkan salah tanpa disadari.
2. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, tahap ini disebut juga dengan
tahap resitasi, yaitu guru memberikan beberapa pertanyaan secara lisan atau tertulis
kepada siswa dan guru memberikan respon terhadap jawaban siswa.
Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan yang dilakukan dengan
memberikan kersempatan latihan mandiri yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-
hari siswa dalam melakukan hal ini yang diperhatikan oleh guru dalam memberikan tugas
mandiri, yaitu :
a. Tugas rumah yang diberikan bukan merupakan kelanjutan dari proses pembelajaran,
tetapi merupakan kelanjutan pelatihan untuk pembelajaran berikutnya,
b. Guru perlu memberikan umpan balik tentang hasil yang diberikan kepada siswa
dirumah.

DAFTAR PUSTAKA
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Saminanto. 2010. Ayo Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Rasail Media Group.
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Suyatno. 2010. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Perenada Media
Group.
Yasa Eka Marta I Wayan. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Explicit Intruction Berbantuan
CD Interaktif Untuk Meningkatkan Aktifitas dan Hasil BElajar Siswa X Multimedia dalam
Pembelajaran Audio Digital di SMK TI Bali Global Singaraja. Jurnal Karmapati pada www.pti-
undiksha.com diakses tanggal 23 Maret 2013.
Wena, Made 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Konteporer. Jakarta: Bumi Aksara.

Вам также может понравиться