Вы находитесь на странице: 1из 19

i

KATA PENGANTAR


Assalamualaikum Wr. Wb
Bismillahirahmanirrahim
Segala puji saya panjatkan kepada Allah S.W.T yang telah memberikan
kesempatan untuk saya bisa menyelesaikan laporan ini yaitu tentang Struktur
Lipatan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Terimakasih banyak atas dukungan dari kawan-kawan sekalian terutama
untuk asisten Laboratorium Geologi Universitas Islam Bandung yang telah
memberikan pengetahuan dan tuntunan kepada saya dalam penyusunan laporan
ini.
Dalam laporan ini berisi dan dijelaskan tentang pengertian, penjelasan
mengenai struktur lipatan dan dijelaskan tentang cara merenkontruksi suatu
bentuk lipatan.
saya sadari bahwa laporan ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan,
untuk itu kiranya dapat memaklumi.
Akhir kata saya ucapkan terimaksih dan semoga laporan ini bermanfaat
untuk khalayak.
Wassalamualaikum Wr. Wb


Bandung, 20 Maret 2014




Penyusun

ii

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Maksud Dan Tujuan ................................................................... 1
1.2.1 Maksud ............................................................................. 1
1.2.2 Tujuan ....................................................................... 1
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 2
2.1 Lipatan ....................................................................................... 2
2.2 Bagian - Bagian Lipatan ............................................................ 3
2.3 Jenis - Jenis Lipatan .................................................................. 4
2.4 Pengenalan Struktur Lipatan ...................................................... 6
2.5 Rekontruksi Lipatan ................................................................... 7

BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 9
3.1 Tugas ........................................................................................ 9
3.2 Pembahasan ............................................................................. 9
3.2.1 Rekontruksi lipatan Arc. Method ........................................ 10
3.2.2 Rekontruksi lipatan metode Higgins ................................... 11
3.2.3 Rekontruksi lipatan metode Boundary Ray ....................... 12
BAB IV ANALISIS ..................................................................................... 13
BAB V KESIMPULAN ............................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


1

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar belakang
Deformasi yang terjadi pada kerak bumi sekarang ini adalah merupakan
jejak deformasi yang telah terjadi beberapa ratus tahun lalu atau juta tahun lalu
dan dikenal sebagai stuktur geologi. Yang menjadi dasar dari terdeformasinya
suatu batuan adalah karena adanya gaya tektonik yang bekerja secara alami
dan continue yang menekan, menarik, melengkungkan dan mematahkan batuan-
batuan litosfer.
Sumber energi tektonik ini berasal dari energi panas bumi yang yang
diubah menjadi energi mekanik oleh arus konveksi, aliran konveksi tersebut
sangatlah besar, batuan panas dalam mesosfir dan antenisfir perlahan-lahan
menyeret dan melengkungkan litosfer secara continue yang akibatnya adalah
menyebabkan batuan terdeformasi.
1.2 Maksud Dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum kali ini yaitu untuk memahami suatu bentuk dari
hasil proses deformasi pada suatu lapisan batuan dengan gaya-gaya yang
bekerja dan lebih khususnya pada lapora ini dijelaskan untuk lebih memahami
tentang struktur geologi yaitu struktur lipatan.
1.2.2 Tujuan
Mampu menjelaskan tentang struktur lipatan, dari mulai awal proses
keterbentukan sampai bentuk-bentuk dari lipatan itu sendiri.
Mampu merekontruksikan struktur lipatan dari data berupa dip suatu
lapisan batuan yang digambarkan dalam sebuah penampang dua dimensi.




2

BAB II
LANDASAN TEORI


2.1 Lipatan
Lipatan dapat merupakan pelengkungan lemah yang luas, bisa lebij dari
ratusan kilometer sampai skala yang sangat kecil yang berskala mikroskopis.
Lipatan sangat mudah dilihat pada batuan yang berlapis dan merupakan batuan
yang berlapis dan merupakan hasil deformasi ductile akibat kompresi dan shear
stress. Pada strain rate sangat rendah dan diatas brittle-ductille transition, batuan
dapat terlipat meskipun dekat dengan permukaan. Lipatan dapat dijumpai pada
semua jenis batuan, namun yang paling sering dijumpai adalah pada batuan
sedimen berlapis.

Gambar 2.1
Bidang perlapisan yang mengalami tekanan dan terlipatkan
2.2 Bagian - Bagian Lipatan
Dalam keterbentukan lipatan, suatu struktur lipatan mempunyai bagian-
bagian yang posisi atau letaknya berubah-ubah yang akan membendakan jenis
lipatan satu dengan yang lainnya.
3




Gambar 2.2
Bagian-bagian lipatan
Penjelasan untuk gambar diatas sebagai berikut :
Axial plane (axial surface)
Bidang yang membagi lipatan menjadi simetri/hampir simetri. Bidang ini
dapat vertikal, miring atau horizontal.
Axis of fold
Perpotongan antara axial plane dengan lapisan batuan. Kedudukannya
dapat miring atau tegak.
Sayap (limb)
Bagian lipatan yang terletak downdip dari lengkungan maximum suatu
antiklin atau updip dari lengkungan maksimum suatu sinklin.
Garis puncak (crest line)
Garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang tertinggi pada setiap
permukaan lapisan suatu antiklin.
Trough line
Garis khayal yang menghubungkan titik-titik terendah pada setiap
permukaan suatu sinklin.
Hinge point
Adalah titik maksimum pelengkungan pada lapisan yang terlipat. Garis
yang menghubungkan titik-titik tersebut disebut dengan hinge line.
2.3 Jenis - Jenis Lipatan
Dalam lipatan ini dikenal beberapa jenis bentuk lipatan yang terbentuk
diantaranya :
4



Lipatan Antiklin
Lipatan yang mempunyai bentuk cembung ke arah atas. Menuju ke pusat
batuannya mengarah ke tua.

Gambar 2.3
Lipatan antiklin
Lipatan Sinklin
Lipatan yang mempunyai bentuk cekung ke arah atas. Menuju ke pusat,
batuannya semakin mengarah ke muda.

Gambar 2.4
Lipatan sinklin
Lipatan Monoklin
Lapisan batuan yang relatif horizontal, kemudian berubah menjadi miring
secara lokal.
5




Gambar 2.5
Lipatan monoklin
Lipatan Homoklin
Lapisan batuan yang miring satu arah, dan hampir sejajar pada daerah
yang luas.

Gambar 2.6
Lipatan homoklin
Dari macam-macam bentuk lipatan tersebut, juga di kenal beberapa
golongan lipatan yang umumnya terbentuk secara continue, bisa dilihat pada
gambar dibawah.
6




Gambar 2.7
Penggolongan lipatan
2.4 Pengenalan Sturktur Lipatan
Pengenalan struktur lipatan ini dalam artian untuk mengenali struktur
lipatan yang terbentuk dipermukaan bumi atau didalam permukaan bumi.
pengenalan yang dapat dilakukan bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu :
Pengenalan secara langsung
Pengenalan yang dapat langsung dilihat di lapangan, misalnya pada lereng
bukit terpotong jalan, tebing sungai, terowongan. Pada daerah bervegetasi
lebat, atau daerah yang mengalami pelapukan yang kuat, lipatan jarang
sekali dijumpai secara langsung.
Pengenalan secara tidak langsung
Pengenalan ini dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap lipatan
yang diamati dan dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
Pengeplotan jurus dan kemiringan lapisan batuan
Pola peta
Topografi
7



Pola struktur kontur
2.5 Rekontruksi Struktur Lipatan
Dalam merenkontruksikan struktur lipatan yang diamati, dapat dilakukan
dengan membuat penampang berbentuk dua dimensi dengan input berupa arah
jurus (strike) dari lapisan dan kemiringan lapisan tersebut (dip). Yang
digambarkan beberapa metode, diantaranya :
Metode Busur Lingkaran (Arc Method)

Gambar 2.8
Metode arc method
Metode ini digunakan untuk lipatan pada batuan yang competent, misalnya
lipatan parallel. Dasar dari metode ini adalah anggapan bahwa lipatan
merupakan bentuk busur dari suatu lingkaran dengan pusatnya adalah
perpotongan antara sumbu-sumbu kemiringan yang berdekatan.
Metode Boundary Ray

Gambar 2.9
Metode Boundary Ray
8



Metode ini digunakan untuk lipatan yang sifatnya competent dan
incompetent. Dasar dari metode ini adalah bahwa penipisan atau kompaksi
lapisan batuan adalah fungsi dari kemiringan.
Metode Tangan Bebas (Free Hand Method)
Metode ini digunakan untuk lipatan pada batuan yang incomplement,
dimana akan terjadi penipisan dan penebalan yang tidak teratur. Cara
menggambarkannya dengan menghubungkan batas-batas lapisan
mengikuti orientasi kemiringan.


9

BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN


3.1 Tugas
Merekontruksikan bentuk struktur lipatan dengan metode Arc. Method
Merekontruksikan bentuk struktur lipatan dengan metode Higgins
Merekontruksikan bentuk struktur lipatan dengan metode Boundary Ray
3.2 Pembahasan
3.2.1 Rekontruksi Lipatan Dengan Metode Arc. Method
Dari hasil perekontruksian, didapat hasil berupa gambaran suatu struktur,
dimana bentuk dari lipatan ini berupa antiklin dan sinklin. Lapisan batuan yang
dijadikan objek penggambaran rekontruksi adalah lapisan batupasir, lempung,
lanau, batu serpih dan batubara.
Untuk sketsa cara perekontruksian lipatan dengan Arc. Method. Alat bantu
yang digunakan dalam pembuatan metode ini adalah dengan menggunakan
jangka. Untuk sketsa penggambaran dapat dilihat pada sketsa gambar dibawah.

Gambar 3.1
Sketsa penggambaran rekontruksi lipatan dengan Arc. Method
10



3.2.2 Rekontruksi Lipatan Dengan Metode Higgins
Dalam pembuatan rekontruksi dengan metode ini digunakan konsep
dengan jarak datar dari dua buah dip yang diketahui besar kemiringannya,
pembuatan rekontruksi ini dibantu dengan garis bisector untuk memudahkan
penggambaran rekontruksinya. Penarikan garis lengkung untuk
menggambarkakn rekontruksi lipatannya dapat dilihat pada sketsa gambar
dibawah.

Gambar 3.2
Sketsa penggambaran rekontruksi lipatan dengan Metode higgins (skala diabaikan)
Untuk pembahasan soalrekontruksi lipatan dengan metode higgins adalah
sebagai beriut :
Soal No. 1
A = 40
B = 48
A-B = 10 m

11




Gambar 3.3
Sketsa penggambaran rekontruksi lipatan dengan Metode higgins
dengan dip A = 40 dan dip B = 48 (skala diabaikan)
Soal No. 2
A = 30
B = 38
A-B = 8 m

Gambar 3.4
Sketsa penggambaran rekontruksi lipatan dengan Metode higgins
dengan dip A = 30 dan dip B = 38 (skala diabaikan)



12



Soal No. 3
A = 60
B = 68
A-B = 12 m

Gambar 3.5
Sketsa penggambaran rekontruksi lipatan dengan Metode higgins
dengan dip A = 60 dan dip B = 68 (skala diabaikan)
3.2.3 Rekontruksi Lipatan Dengan Metode Boundary Ray
Rekontruksi lipatan dengan metode ini dilakukan dengan konsep penipisan
pada lapisan, dimana akan terlihat perbedaan antara tebal dan tipisnya suatu
lapisan yang terlipatkan. Pembuatan rekontruksi lipatan ini menggunakan
bantuan berupa tabel untuk menentukan bukaan sudut yang dibentuk oleh
lapisan yang terlipatkan, dengan penipisan 10%. Metode penggambaran
terlampirkan.


13

BAB IV
ANALISA


Dari pembahasan tugas pada bab sebelumnya, beberapa hal yang dapat
dianalisa untuk rekontruksi struktur lipatan, diantaranya penggambaran
rekontruksi lipatan ini dapat dilakukan dengan berbagai metode, diantaranya
seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya, dalam ke tiga metode yang
dugunakan dapat dianalisa bahwa suatu lipatan terbentuk jika ada satu arah
jurus lapisan yang mempunyai kemiringan yang berbeda, dimana kermiringan itu
menjadi berbeda walaupun masih satu lapisan batuan dikarenakan adanya
tekanan yang bekerja pada suatu lapisan tersebut sehingga mengakibatkan
melenturnya perlapisan tersebut dan terbetnuknya suatu lipatan. Rekontruksi
yang digambarkan secara dua dimensi membuktikan hal tersebut bahwa dengan
penarikan garis tegak lurus dari kemiringan suatu lapisan batuan dapat
ditentukan arah atau kelanjutan dari lapisan tersebut walaupun dalam keadaan
nyata dilapangan lapisan-lapisan tersebut tidak nampak sepenuhnya di
permukaan. Pada penggambaran rekontruksi ini terbukti dari menyatunya atau
bertemunya garis-garis yang ditarik dari arah titik temu antara antara arah jurus
terhadap titik dimana kemiringan lapisan berada.
Namun untuk salah satu dari ketiga metode tersebut, dapat digambarkan
rekontruksi lipatan berdasarkan penipisan lapisannya, hal ini jika dianalisa bahwa
suatu lapisan yang terbentuk menjadi sebuah lipatan akan memiliki tebal lapisan
yang berbeda-beda, ini dipengaruhi oleh waktu pengendapan lapisan-lapisan
tersebut dan tempat dimana lapisan tersebut diendapkan, karena jika suatu
endapan khususnya untuk endapan batuan sedimen yang berlapis-lapis, sturktur
yang terbentuk akan mengikuti struktur yang terbentuk pertama kali namun disini
terdapat perbedaan dalam ukuran dan volume yang diendapkan. Jika endapan-
endapan tersebut mengalami tekanan akibat gaya geologi, dan salah satu contoh
terbentuknya struktur lipatan, maka terdapat perbedaan penipisan dan
penebalan pada sudut-sudut tertentu yang terlipatkan.




14

BAB V
KESIMPULAN


Dari praktikum kali ini yang berisi tentang struktur geologi berupa lipatan
dapat disimpulkan bahwa, suatu struktur lipatan terbentuk dari hasil proses
tektonik yang bekerja yang akan menyebabkan suatu batuan atau lapisan batuan
yang sudah terbentuk mengalami deformasi sehingga mengalami perubahan
bentuk dan volumenya, lipatan ini terbentuk karena adanya tekanan yang bekerja
yang menekan suatu lapisan batuan yang menyababkan suatu batuan
mengalami stres dan kehilangan keseimbangannya sehingga jika suatu lapisan
batuan tersebut memiliki sifat plastis dan lentur akan mengalami perubahan
bentuk menjadi sebuah lipatan. Namun jika lapisan batuan tersebut tidak
sanggup lagi menahan tekanan yang ada dan sudah melebihi tingkat
elastisitasnya maka lapisan batuan tersebut akan mengalami rekahan-rekahan
dan bilamana terus terjadi tekanan yang sangat besar, struktur lipatan ini yang
nantinya akan membentuk struktur geologi lainnya yaitu kekar dan sesar.
Tiga metode yang digunakan dalam merekontruksi bentuk lipatan ini dapat
disimpulkan bahwa dalam tiga metode tersebut sama-sama menggambarkan
rekontruksi lipatan dari data berupa kemiringan atau dip suatu lapisan yang
mempunyai kemiringan yang berbeda, namun jika ditarik garis tegak lurus untuk
mengetahui arah atau jurus lapisan tersebut, akan bertemu pada satu titik temu
yang bilamana digambarkan dan disatukan akan membentuk suatu bentuk
struktur lipatan.





DAFTAR PUSTAKA


Djauhari, Noor, 2009. Buku pengantar geologi.
Sapiie, Benyamin, 2006, Institut Teknologi Bandung. Catatan Kuliah Geologi
Fisik
Arifin, Hidayat, Riyan, 2011, Geologi Struktur.
http://id.scribd.com/doc/148020244/GEOLOGI-STRUKTUR. Diakses
tanggal 05 februari 2014 (pdf, online).








LAMPIRAN

Вам также может понравиться