Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang secara umum berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini bisa diterapkan untuk Pembangunan SMP N 42 Semarang Lingkup Pekerjaan ini meliputi :
Spesifikasi Teknis : Pondasi foot plat, batu belah Beton bertulang struktur K-250, non struktur K-175 Lantai keramik 40x40 cm dan lantai KM/ WC 20x20 cm. Keramik dinding KM/ WC ukuran 20 x 25 cm Dinding pasangan bata plesteran dan acian. Plafond calcium silicate board tebal 4,5 mm rangka hollow galvanis 40x40x0,4 mm, list plafond gypsum Gording Canal C menggunakan baja konvensional dan Reng+Usuk menggunakan baja ringan, genteng beton, listplank calsiboard . Kusen alumunium, pengunci dan penggantung, kaca, instalasi sanitasi. Finshing cat dinding, cat plafond dan melamin. Instalasi daya listrik.
Pembangunan SMP N 42 Semarang secara umum yakni : 1). Pekerjaan Persiapan 2). Pekerjaan Pondasi 3). Pekerjaan Beton Bertulang struktur dari lantai 01 s/ d lantai 03 4). Pekerjaan Dinding untuk lantai 01 5). Pekerjaan Plafond untuk lantai 01 6). Pekerjaan Utilitas untuk lantai 01 7). Pekerjaan Konstruksi atap dan penutup atap 8). Pekerjaan Finishing untuk lantai 01 9). Pekerjaan Elektrikal untuk lantai 01 finish 10). Pekerjaan sparing instalasi ME pada lantai 02 dan lantai 03 11). Pekerjaan Penangkal Petir 12). Pekerjaan Prasarana
Pasal 1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1. Direksi Keet 1. Bangunan Sementara Sebelum Penyedia Jasa memulai pelaksanaan pekerjaan ini diharuskan menyediakan dan mendirikan Direksi Keet berupa bangunan sementara yang terdiri atas 1 (satu) lantai berukuran lantai 4 x 12 m 2 . 2. Kelengkapan Direksi Keet. Sebagai kelengkapan Direksi Keet guna penyelesaian administrasi di lapangan, maka sebelum pelaksanaan pekerjaan ini dimulai Penyedia Jasa harus terlebih dahulu melengkapi peralatan-peralatan antara lain : 1 (satu) buah meja kerja, kursi rapat 6 (enam) buah 1 (satu) white board (1,20 x 2,40) dan peralatannya Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 3
1 (satu) rak almari buku (sederhana) 1 (satu) meja kerja/ meja tulis dan kursi 1 (satu) stel meja dan kursi tamu 1 (satu) set kelengkapan PPPK (P3K) 1 (satu) unit Komputer dan printer Selesai pelaksanaan Kegiatan ini (Serah Terima ke II), Direksi keet dan semua peralatan/ kelengkapan tersebut pada ayat ini menjadi milik Penyedia Jasa, dengan sedemikian pembiayaan tidak perlu ditawarkan/ menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa. Alat-alat yang harus senantiasa tersedia di kegiatan untuk setiap saat yang dipergunakan oleh Kuasa Pengguna Anggaran/ Pejabat Pembuat Komitmen/ Direksi Teknis/ Konsultan Pengawas adalah : 1 (satu) buah kamera 1 (satu) unit komputer dan printer
1.2. Kantor dan Gudang Penyedia Jasa Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Penyedia Jasa dapat membuat Kantor, barak-barak untuk pekerja atau gudang tempat penyimpanan bahan (Boukeet), yang sebelumnya telah mendapat persetujuan dari Kuasa Pengguna Anggaran/ Pejabat Pembuat Komitmen/ Direksi Teknis/ Konsultan Pengawas berkaitan dengan konstruksi atau penempatannya. Semua Boukeet perlengkapan Penyedia Jasa dan sebagainya, pada waktu pekerjaan berakhir (serah terima kedua) harus dibongkar. Segala biaya atas pekerjaan tersebut tidak perlu ditawarkan.
1.3. Sarana Kerja 1. Penyedia Jasa wajib memasukkan identifikasi tempat kerja untuk semua pekerjaan yang dilakukan di luar lapangan sebelum pemasangan peralatan yang dimiliki serta jadwal kerjanya. 2. Semua sarana kerja yang digunakan harus baik dan memenuhi persyaratan kerja sehingga memudahkan dan melancarkan pekerjaan. 3. Penyediaan tempat penyimpanan bahan/ material di lapangan harus aman dari segala kerusakan/ kehilangan, dan halhal yang dasar mengganggu pekerjaan lain yang sedang berjalan. 4. Kecuali ditentukan lain, Penyedia Jasa harus menyediakan akomodasi dan fasilitasfasilitas lain yang dianggap perlu misalnya, air minum, toilet yang memenuhi syaratsyarat kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya seperti penyediaan perlengkapan PPPK. 5. Segala biaya atas pekerjaan tersebut tidak perlu ditawarkan/ menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
1.4. Asuransi 1) Penyedia diwajibkan mengasuransikan tenaga kerjanya (Jamsostek); 2) Penggunaan asuransi harus sepengetahuan Pejabat Pembuat Komitmen; 3) Penggunaan asuransi dilakukan sebelum memulai pekerjaan sampai selesai. 4) Persyaratan-persyaratan asuransi harus dipenuhi oleh Penyedia dan wajib dilaksanakan.
a. Keselamatan Kerja 1) Bilamana terjadi kebakaran, Penyedia harus segera mengambil tindakan dan segera memberitahukan kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). 2) Penyedia harus memenuhi/ mentaati peraturan-peraturan tentang perawatan korban dan keluarganya. Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 4
3) Penyedia harus menyediakan obat-obatan yang tersusun menurut syarat- syarat Palang Merah Indonesia dan setiap kali habis harus dilengkapi lagi. 4) Penyedia diwajibkan mentaati Undang-Undang Tenaga Kerja dan segera mengurus Jamsostek setelah SPMK diterbitkan. b. Pekerjaan Lain-Lain Sesuai petunjuk Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas), jika terdapat pekerjaan yang belum disyaratkan dalam pekerjaan persiapan, maka Penyedia jasa wajib melaksanakan atas biaya sendiri.
1.5. Pengaturan Jam Kerja dan Pengerahan Tenaga Kerja 1. Penyedia Jasa harus dapat mengatur sedemikian rupa dalam hal pengerahan tenaga kerja, pengaturan jam kerja maupun penempatan bahan hendaknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). Khususnya dalam pengerahan tenaga kerja dan pengaturan jam kerja, dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan peraturan perburuhan yang berlaku. 2. Penyedia Jasa harus membatasi daerah operasinya di sekitar tempat pekerjaan dan harus mencegah sedemikian rupa supaya para pekerjanya tidak melanggar wilayah bangunan-bangunan lain yang berdekatan, dan Penyedia Jasa harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan ingin memasuki tempat pekerjaan. 3. Untuk pekerjaan ini Penyedia Jasa harus menambah jam kerja/ lembur dan menambah jumlah tenaga kerja dikarenakan waktu yang mendesak.
1.6. Pekerjaan Penyediaan Air dan Daya Listrik Untuk Bekerja 1. Air untuk bekerja harus disediakan Penyedia Jasa dengan membuat sumur pompa di tapak Kegiatan atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari debu, bebas dari lumpur, minyak dan bahanbahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas. 2. Listrik untuk bekerja harus, disediakan Penyedia Jasa dan diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan, atau penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas persetujuan Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas. Daya listrik ini juga disediakan untuk Pengawas keet. 3. Segala biaya atas pemakaian daya dan air diatas tidak perlu ditawarkan/ menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa.
1.7. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank 1. Pengukuran Tapak Kembali a. Penyedia Jasa diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah diuji kebenarannya. b. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) untuk dimintakan keputusannya. c. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat waterpass/ Theodolite yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan. Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 5
d. Penyedia Jasa harus menyediakan Theodolite/ waterpas beserta petugas yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas.
2. Tugu Patokan Dasar (Benck Mark) a. Letak dan jumlah tugu patokan dasar ditentukan oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). Tugu patokan dasar dibuat dari kayu berpenampang sekurang-kurangnya 20 x 20 cm, tertancap kuat kedalam tanah sedalam 1 m dengan bagian yang menonjol di atas muka tanah secukupnya untuk memudahkan pengukuran selanjutnya dan sekurang- kurangnya setinggi 40 cm di atas tanah. b. Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bisa diubah, diberi tanda yang jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas untuk membongkarnya. c. Pada setiap Tugu Patok Dasar harus tertera dengan jelas kode koordinat dan ketinggian (elevasi) nya.
3. Pengukuran dan Titik Peil (0.00) Bangunan. Penyedia Jasa harus mengadakan pengukuran yang tepat berkenaan dengan letak/ kedudukan bangunan terhadap titik patok/ pedoman yang telah ditentukan dengan memakai alat waterpass/ theodolite. Hal tersebut dilaksanakan untuk mendapatkan lantai, plafond dan sebagainya dengan hasil yang baik dan siku. Untuk mendapatkan titik peil harap diperhatikan notasi-notasi Gambar Lay Out dengan kondisi lapangan. Penyedia Jasa harus melapor pada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) apabila terjadi tidak kesesuaian gambar dengan kondisi lapangan.
4. Bouwplank a. Pemasangan Bouwplank 1) Penyedia Jasa bertanggungjawab atas ketepatan serta kebenaran pemasangan bouwplank/ pengukuran pekerjaan sesuai dengan referensi ketinggian, dan Bench Mark yang diberikan Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) secara tertulis, serta bertanggungjawab atas ketinggian, posisi, dimensi, serta kelurusan seluruh bagian pekerjaan serta pengadaan peralatan, tenaga kerja yang diperlukan. 2) Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada kesalahan dalam hal keadaan tersebut diatas, maka hal tersebut merupakan tanggungjawab Penyedia Jasa serta wajib memperbaiki kesalahan tersebut dan akibat-akibatnya, kecuali bila kesalahan tersebut disebabkan referensi tertulis dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). 3) Pengecekan pengukuran oleh Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas atau wakilnya tidak menyebabkan tanggungjawab Penyedia Jasa menjadi berkurang. b. Bahan dan Pelaksanaan 1) Tiang bouwplank menggunakan kayu kruing ukuran 5/ 7 dipasang setiap jarak 2,00 m, sedangkan papan bouwplank ukuran 2/ 20 cm dari kayu meranti diketam halus dan lurus bagian atasnya dan dipasang datar (waterpass). 2) Pemasangan bouwplank harus sekeliling bangunan dengan jarak 2,00 m dari atas tepi bangunan, bouwplank tidak boleh dilepas/ dibongkar dan harus tetap berdiri tegak hingga pekerjaan mencapai tahapan dinding/ kolom. Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 6
Pasal 2. PEKERJAAN PONDASI
2.1. Pekerjaan Galian Tanah 1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan galian ini selain dilaksanakan untuk pondasi bangunan gedung juga dilaksanakan untuk galian konstruksi lainnya yang berada di bawah permukaan tanah. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pembuatan penyangga/ konstruksi penahan tanah dan pemompaan air tanah apabila diperlukan. 2. Pelaksanaan Pekerjaan Galian a. Pekerjaan galian tanah baik kedalamannya ataupun lebarnya dilaksanakan sesuai dengan penampang galian yang terdapat pada gambar rencana, pekerjaan lanjutan (tahapan pekerjaan pondasi, atau konstruksi lain di atasnya) dapat dilaksanakan bila galian tersebut sudah mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). b. Penyedia Jasa harus menjaga sedemikian rupa agar lubang-lubang galian tersebut tidak digenangi air yang berasal dari hujan, parit, banjir, mata air atau lain-lain sebab dengan jalan memompa, menimba, menyalurkan ke parit-parit atau lain-lain, dan biaya untuk pekerjaan tersebut harus dianggap telah termasuk dalam harga kontrak. c. Dasar dari semua galian harus waterpas/ mencapai peil dasar, apabila pada dasar setiap galian masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian- bagian gembur, maka ini harus digali keluar sedang lubang-lubang tadi diisi kembali dengan pasir, dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpas. d. Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik pada waktu penggalian maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air jika diperlukan yang dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari tergenangnya air pada dasar galian. e. Penyedia Jasa harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan tanah/ penunjang sementara/ lereng yang cukup. f. Juga kepada Penyedia Jasa diharuskan mengambil langkah-langkah pengamanan terhadap bangunan lain yang berada dekat dengan lubang galian yaitu dengan memberikan penunjang sementara pada bangunan tersebut sehingga dapat dijamin bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan. g. Bagian-bagian yang diurug kembali harus diurug dengan tanah yang memenuhi syarat-syarat tanah urug. Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan penimbrisan lubang-lubang galian yang terletak di dalam garis bangunan harus diisi kembali dengan pasir urug yang diratakan dan diairi serta dipadatkan sampai mencapai 95%kepadatan maksimum yang dibuktikan dengan test laboratorium. h. Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah, kecuali ditunjukkan untuk dipindahkan, maka seluruh barang-barang berharga yang ditemui di lapangan harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai terjadi kerusakan harus diperbaiki/ diganti oleh Penyedia Jasa. Bila suatu alat pelayanan dinas yang sedang bekerja ditemui di lapangan dan hal tersebut tidak tertera pada gambar atau dengan cara lain yang dapat diketahui, Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk mengambil langkah-langkah untuk menjamin bahwa pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut tidak terganggu. Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 7
i. Tanah hasil galian yang memenuhi persyaratan dengan persetujuan Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) dapat dipergunakan sebagai bahan urugan, sedangkan kelebihan tanah hasil galian tersebut harus dikeluarkan/ dibuang keluar lokasi. j. Penyedia Jasa bertanggungjawab untuk mendapatkan lokasi pembuangan, dan termasuk biaya-biaya yang diperlukan. k. Apabila suatu galian yang telah dilaksanakan dalamnya melebihi dari yang tertera dalam gambar, maka untuk mendapatkan dasar yang kuat Penyedia Jasa harus mengisi galian yang terlalu dalam dengan bahan pasir urug tanpa ada biaya tambah. l. Untuk mempercepat pekerjaan galian Penyedia Jasa diharuskan memakai alat berat seperti escavator.
2.2. Pekerjaan Urugan Dan Pemadatan 1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan urugan dilaksanakan sebagai urugan peninggian halaman, bangunan maupun sebagai urugan lubang-lubang pondasi, termasuk dalam pekerjaan pemadatan untuk setiap layer urugan. 2. Persiapan untuk urugan Pengurugan tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi atau bagian pekerjaan yang akan ditutup/ diurug atau tersembunyi oleh tanah urugan diperiksa Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). Pada pekerjaan urugan/ peninggian permukaan tanah asal jika ada ketidak sesuaian antara keadaan lapangan dan gambar rencana Penyedia Jasa harus memberitahu secara tertulis kepada Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas, jika tidak maka tuntutan mengenai ketidaksamaan permukaan tanah tidak akan dipertimbangkan. 3. Cara pengurugan a. Khusus untuk urugan peninggian tanah asal (site) pada ketinggian tertentu diurug dengan tanah urug yang didatangkan dari luar lokasi. b. Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis yang tebalnya tidak lebih dari 15-20 cm dipadatkan dengan mesin pemadat/ kompaktor yang diijinkan, khusus untuk pemadatan perkerasan jalan harus dipergunakan pemadat/ mesin gilas 6 - 8 ton. c. Seluruh bahan urugan harus terlebih dahulu disetujui Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) sebelum digunakan, dan Penyedia Jasa tidak diperkenankan melakukan pengurugan tanpa kehadiran Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). 4. Bahan-bahan urugan a. Untuk bahan urugan peninggian tanah asal (site) pada ketinggian tertentu diurug dengan tanah urug yang didatangkan dari luar lokasi. b. Bahan-bahan urugan tidak boleh mengandung lumpur dan bahan organic, kadar lumpur tidak boleh terlampau tinggi dan bahan urugan mudah untuk dipadatkan.
2.3. Pekerjaan Pondasi Foot Plate 1. Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan pondasi ini meliputi, penyediaan tenaga, bahan material dan peralatan- yang diperlukan sehingga secara keseluruhan pekerjaan pondasi ini dapat diselesaikan. Sebagai pondasi utama bangunan ini adalah pondasi foot plate, sedangkan sebagai pondasi lajur batu kali, atau pondasi tipe lain sebagaimana Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 8
ditunjukkan dalam gambar rencana. 2. Pedoman Pelaksanaan a. Sebelum dilaksanakan pekerjaan pondasi, Penyedia Jasa harus mengadakan pengukuran sesuai dengan jarak/ notasi yang ada dalam gambar rencana pondasi, kemudian harus dimintakan persetujuan lebih lanjut kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). b. Penyedia Jasa diwajibkan memberi laporan kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas), bila ada perbedaan antara gambar detail/ konstruksi dengan gambar arsitektur atau adanya notasi yang kurang jelas untuk mendapatkan keputusan/ penjelasannya. 3. Daya dukung Foot plate Pondasi Foot Plate yang selesai dilaksanakan harus tahan memikul beban kerja. Kedalaman Foot Plate diperkirakan lebih kurang (sesuai gambar rencana), dan harus dikonfirmasikan dengan laporan perhitungan struktur. 4. Metoda Pelaksanaan a. Pengenalan Lapangan/ Site Penyedia Jasa harus mengenal lapangan sebaik-baiknya sebelum memulai pekerjaannya yang antara lain : 1). Peil existing dihubungkan dengan peil dalam gambar rencana. 2). Keadaan/ kondisi lapisan tanah. 3). Bangunan-bangunan/ fasilitas yang ada berdekatan dengan site. 4). Kedalaman muka air tanah. 5). Peralatan dan fasilitas-fasilitas yang diperlukan guna kelancaran pekerjaan Penyedia Jasa juga harus mengenal kondisi jalan-jalan umum, batasan- batasan beban jalan dan batasan/ ketentuan-ketentuan lainnya yang mungkin mempengaruhi lancarnya trasportasi/ alat-alat baik ke lapangan atau dari lapangan. Penyedia Jasa wajib untuk mencocokan kondisi volume lapangan dengan gambar rencana dan wajib untuk melaporkan secara tertulis kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). b. Pengukuran Lapangan/ Site Setting 1). Penyedia Jasa sebelum memulai pekerjaan, harus melakukan pengukuran lay out dengan menggunakan tenaga surveyor yang berpengalaman. 2). Penyedia Jasa wajib untuk melaporkan secara tertulis kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas), apabila ditemukan perbedaan elevasi/ ukuran lapangan dengan yang tercantum dalam gambar rencana. 3). Penyedia Jasa wajib mengukur/ menentukan fasilitas/ utilitas yang ada di lapangan serta melaporkannya secara tertulis kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). Segala biaya yang diperlukan untuk melindungi/ memelihara fasilitas/ utilitas yang ada, termasuk memasang kembali yang rusak karena kesalahan Penyedia Jasa, pembiayaannya tanggungjawab Penyedia Jasa.
2.4. Pekerjaan Pondasi Batu Belah 1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan pasangan Batu Belah ini meliputi pekerjaan pondasi batu belah dan seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar sesuai petunjuk Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 9
2. Persyaratan Bahan a. Batu belah harus berkualitas baik dan tidak keropos, batu belah untuk pondasi harus bersih dari segala kotoran, keras dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. b. Semen Portland harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan. c. Pasir harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan. d. Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak mengandung lumpur, minyak, asam-basa serta memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. 3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Diatas urugan pasir untuk pondasi lajur/ pondasi bukan struktur dipasang anstamping/ batu belah setebal 20 cm atau sesuai gambar. b. Pondasi batu belah menggunakan batu kali dengan adukan campuran 1 Pc : 5 Psr, adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian yang keropos. c. Sebelum pondasi struktur dan pondasi bukan struktur dipasang lebih dahulu dibuat profil-profil pondasi dari kayu setinggi patok galian, bentuk dan ukurannya sesuai gambar potongan pondasi. Pada pertemuan antara pondasi, kolom, dan sloof, harus disediakan stek- stek tulangan yang tertanam pada pondasi sedalam 20 cm, dengan diameter dan jumlah besi sesuai dengan tulangan tersebut.
Pasal 3. PEKERJAAN BETON BERTULANG
3.1. Pekerjaan Beton Bertulang Struktur 3.3.1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan serta pengangkutan untuk menyelesaikan semua pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam gambar, serta pekerjaan yang berhubungan dengan seperti acuan/ bekisting, besi dan admixtures. Untuk pekerjaan Beton Bertulang (Struktur) di haruskan hasil finishnya merupakan bentuk ekspose sesuai dengan dimensi digambar apabila terjadi kesalahan pelaksanaan, dimensi yang tidak sama (miring/ menggelembung) maka perubahan pelurusan yang berupa plester aci menjadi tanggungjawab pihak Penyedia Jasa. Juga termasuk di dalam lingkup pekejaan ini adalah pengamanan baik pekerja maupun fasilitas lain di sekitar sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan aman.
3.3.2. Keahlian dan Pertukangan Penyedia Jasa harus membuat dengan kualitas sesuai ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, antara lain, mutu dan penggunaannya selama pelaksanaan. Semua pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga ahli termasuk tenaga ahli untuk acuan/ bekesting, sehingga dapat mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi. Selain itu, Penyedia Jasa wajib menggunakan tukang yang berpengalaman, sehingga sudah paham dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan terutama pada saat dan setelah pengecoran berlangsung.
Semua tenaga ahli dan tukang tersebut harus mengawasi pekerjaan sampai pekerjaan perawatan selesai dilakukan. Untuk itu paling lambat 10 hari sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa harus mengusulkan metode kerja agar bisa disetujui Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). Jika dipandang perlu, maka Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) berhak untuk menunjuk tenaga ahli diluar yang ditunjuk Penyedia Jasa untuk Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 10
membantu mengevaluasi semua usulan Penyedia Jasa, dan biaya yang timbul menjadi beban Penyedia Jasa.
3.3.3. Persyaratan Bahan a. Semen 1) Jenis-jenis semen : a). Semen Portland (SP) Adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling klinker, terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis dan gips sebagai bahan pembantu. b). Semen Portland PoLZolan (SPP) Adalah suatu bahan pengikat hidrolis yang dibuat dengan menggiling halus klinker semen portland dan poLZolan, atau sebagai campuran yang merata antara bubuk semen portland dan bubuk poLZolan selama penggilingan atau pencampuran dapat ditambahkan bahan-bahan lain asal tidak mengakibatkan penurunan mutunya. c). Semen PoLZolan Kapur Adalah suatu bahan pengikat hidrolis yang dibuat dengan menggiling halus bahan poLZolan dengan kapur atau yang dibuat dengan mengaduk secara cermat dan merata suatu bahan poLZolan halus dengan kapur padam. d). Semen PoLZolan Putih Adalah semen hidrolis yang berwarna putih, dihasilkan dengan cara mengahaluskan klinker yang terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis bersama bahan tambahan yang biasanya adalah gips, semen portland putih dapat digunakan untuk semua tujuan didalam pembuatan adukan semen serta beton yang tidak memerlukan persyaratan khusus, kecuali warnanya yang putih.
2) Tipe-tipe semen portland dan kegunaannya : a). Tipe I : Digunakan untuk konstruksi tanpa persayaratan khusus. b). Tipe II : Digunakan untuk konstruksi dengan persyaratan tahan terhadap sulfat dan panas hidrasi yang sedang. c). Tipe III : Digunakan untuk konstruksi yang mempunyai kekuatan awal yang tinggi. d). Tipe IV : Digunakan untuk konstruksi dengan persyaratan panas hidrasi yang rendah. e). Tipe V : Digunakan untuk konstruksi dengan persyaratan sangat tahan terhadap sulfat. 3) Persyaratan Kimia dan Fisik Semen Portland.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 11
Tabel 1 PERSYARATAN KIMIA SEMEN PORTLAND
JENIS SEMEN PORTLAND URAIAN I II III IV V Magnesium Oksida, MgO maks. %berat 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 Belerang Trioksida, SO3 maks. %berat - Bila C3 A 8 % 3,0 3,0 3,5 2,3 2,3 - Bila C3 A 8 % 3,5 - 4,5 - - Hilang Pijar, maks. %berat 3,0 3,0 3,0 2,5 3,0 Bagian tidak larut maks. %berat 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 Alakali sebagai Na2O maks. %berat *) 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 Trikalsium Silikat, C3S maks. %berat **) - - - 35 - Dikalsium Silikat, C2S maks. %berat **) - - - 40 - Tetrakalsium Aluminat, C3A maks. %berat **) - 8 15 7 5 Tetrakalsium Aluminoferit Ditambah 2xTrikalsium Aluminat (C4AF + C2AF) Atau
maks. %berat **) - - - - 20 Jumlah Trikalsium Silikat dan Trikalsium Aluminat (C3S + C3A) maks. %berat
-
58
-
-
-
Sumber : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SNI) Departemen Pekerjaan Umum
Tabel 2 PERSYARATAN FISIS SEMEN PORTLAND STANDART
JENIS SEMEN PORTLAND URAIAN I II III IV V Kehalusan - Sisa diatas ayakan 0,09 mm
maks. %berat 10 10 10 10 10 - Dengan alat Blain, luas permukaan tiap satuan berat semen
min. m 2 / kg 280 280 280 280 280 Waktu Pengikatan dengan alat Vicat : *)
Awal min. Menit 45 45 45 45 45 Akhir max jam 8 8 8 8 8 Waktu Pengikatan dengan alat Gilimor : *)
Awal min. Menit 60 60 60 60 60 Akhir max jam 10 10 10 10 10 Kekekalan Bentuk Pemuatan dalam Otoklaf
Keterangan : *)Bila tidak ditentukan, maka yang berlaku adalah penentuan memakai alat vicat. **)Bila syarat ini diminta, maka syarat C4AF + C2F tidak perlu dilakukan Sumber : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SNI) Departemen Pekerjaan Umum
4) Persyaratan semen yang digunakan adalah : a) Semen Portland Tipe III merk HOLCIM/ GRESIK b) Semen telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan. c) Semen harus dari satu produk yang sama dan dalam keadaan baru. d) Semen yang dikirim harus terlindung dari hujan dan air. e) Semen harus terbungkus dalam LZak/ kantong asli dari pabriknya dan dalam keadaan tertutup rapat. f) Semen harus disimpan di gudang dengan ventilasi, tidak lembab dan diletakkan pada tempat yang tinggi, sehingga aman dari kemungkinan yang tidak diinginkan. g) Semen yang diragukan mutunya dan rusak akibat salah penyimpanan, seperti membatu, tidak diijinkan untuk dipakai. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam/ 2 (dua) hari atas biaya Penyedia Jasa.
b. Agregat 1) Agregat Halus Persyaratan agregat halus adalah sebagai berikut : a). Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, dengan indeks kekerasan 2,2 b). Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan c). Sifat kekal, apabila diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai berikut (1) Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian yang hancur maksimum 12 %. (2) Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur maksimum 10 % Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 13
d). Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0,060 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5 %, maka agregat harus dicuci. e). Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak yang harus dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrams-Herder. Untuk itu bila direndam larutan 3 %NaOH, cairan diatas endapan tidak boleh lebih gelap dari warna larutan pembanding. Agregat halus yang tidak memenuhi percobaan warna ini dapat juga dipakai, asal kekuatan tekan adukan agregat tersebut pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95 %dari kekuatan adukan agregat yang sama tetapi dicuci dalam larutan 3 %NaOH yang kemudian dicuci hingga bersih dengan air, pada umur yang sama. f). Susunan besar butir agregat halus mempunyai modulus kehalusan antara 1,5-3,8 dan harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya. Apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan, harus masuk salah satu dalam daerah susunan butir menurut LZone : 1,2,3, dan 4 (SKBI/ BS.882) harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : (1) Sisa diatas ayakan 4,8 mm, harus maksimum 2%berat; (2) Sisa diatas ayakan 1,2 mm, harus minimum 10%berat. (3) Sisa diatas ayakan 0,30 mm, harus minimum 15%berat g). Untuk beton dengan tingkat keawetan yang tinggi, reaksi pasir terhadap alkali harus negatif. h). Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton, kecuali dengan petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui; i). Agregat halus yang digunakan untuk maksud spesi plesteran dan spesi terapan harus memenuhi persyaratan (pasir pasang)
2) Agregat Kasar a). Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. Kadar bagian yang lemah bila diuji dengan goresan batang tembaga, maksimum 5%. Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudeloff dengan beban penguji 20 ton, harus dipenuhi syarat berikut :
TABEL 1 KELAS DAN MUTU BETON KEKERASAN DENGAN BEJANA TEKAN RUDELOFF BAGIAN HANCUR MENEMBUS AYAKAN 2 MM MAKSIMUM % KEKERASAN DENGAN BEJANA GESER LOS ANGELES; BAGIAN HANCUR MENEMBUS AYAKAN 1,7 MM MAKSIMUM % FRAKSI BUTIR 19 30 MM FRAKSI BUTIR 9,5 19 MM Bo serta mutu B1 22 30 24 32 40 50 Beton mutu K125, K175, Dan K250
14 22 16 24 27 40 Mutu beton diatas K225 atau beton pra tekan Kurang dari 14 Kurang dari 16 Kurang dari 27 Sumber : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SNI) DPU. Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 14
b). Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih dan panjang hanya dapat dipakai, apabila jumlah butir-butir dan panjang tersebut tidak melampau 20%dari berat agregat seluruhnya; c). Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan; d). Sifat kekal, apabila diuji dengan larutan Garam Sulfat, sebagai berikut : (1) Jika dipakai Natrium Sulftat, bagian yang hancur, maksimum 12%, (2) Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur, maksimum 10% e). Agregat kasar tidak boleh mengandung LZat-LZat yang dapat merusak beton, seperti LZat-LZat yang reaktif alkali f). Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan terhadap berat kering). Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat kasar harus dicuci; g). Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan, susunan besar butir mempunyai Modulus kehalusan antara 6 7, 10 dan harus memenuhi syarat-syarat berikut; (1) Sisa diatas ayakan 38 mm, harus 0%; berat (2) Sisa diatas ayakan 4,8 mm, harus berkisar antara 90%dan 98%berat; (3) Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60%dan minimum 10%berat. h). Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari pada seperlima jarak terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan, sepertiga dari tebal pelat atau tiga per empat dari jarak bersih minimum diantara batang-batang atau berkas-berkas tulangan. Penyimpangan dari pembatasan ini diijinkan apabila menurut penilaian Konsultan Pengawas cara-cara pengecoran beton adalah sedemikian rupa hingga menjamin tidak terjadi sarang-sarang kerikil.
c. Air untuk campuran Persyaratan air adalah sebagai berikut : 1) Air harus bersih; 2) Tidak boleh mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainya yang dapat dilihat secara visual; 3) Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram/ liter; 4) Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak beton (asam-asam, LZat organik dan sebagainya) lebih dari 15 gram/ liter. Kandungan khlorida (Cl), tidak lebih dari 500 p.p.m dan senyawa sulfat tidak lebih dari 1000 p.p.m sebagai SO3; 5) Bila dibandingkan dengan kekuatan tekan adukan dan betun yang memakai air suling, maka penurunan kekuatan adukan dan beton yang memakai air yang diperiksa tidak lebih dari 10%; 6) Semua air yang mutunya meragukan harus dianalisa secara kimia dan dievaluasi mutunya menurut pemakaianya; 7) Khusus untuk beton pratekan, kecuali syarat tersebut diatas air tidak boleh mengandung Chlorida lebih dari 50 p.p.m.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 15
d. Besi Besi menggunakan besi ulir (deformed bars) BJTD-40 untuk tulangan utama (D 13 keatas), sedangkan 6 s/ d 12 menggunakan besi polos mutu BJTP-24 atau kecuali ditentukan lain dalam gambar. Agar diperoleh hasil pekerjaan yang baik, maka besi harus memenuhi syarat-syarat : 1). Bebas dari kotoran, bebas dari lapisan minyak, tidak karat dan tidak cacat. 2). Mutu sesuai dengan yang ditentukan. 3). Mempunyai penampang yang rata dan seragam sesuai dengan toleransi. 4). Produk Krakatau Steel/ SNI atau sekualitas. Pemakaian besi dari jenis yang tidak sesuai dengan ketentuan di atas, harus mendapat persetujuan dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). Besi harus berasal dari satu pabrik (manufactures). Tidak dibenarkan untuk menggunakan produk besi yang berlainan untuk pekerjaan ini. Besi harus dilengkapi dengan mill certificate/ sertifikat pabrik yang memuat label dan nomor pengecoran serta tanggal pembuatan besi.
e. Material Tambahan Dalam keadaan tertentu boleh dipakai bahan campuran tambahan untuk memperbaiki sifat suatu campuran. Jenis, jumlah bahan yang ditambahkan dan cara penggunaan bahan tambahan harus dapat dibuktikan melalui hasil uji dengan campuran tambahan yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur, memperlambat atau mempercepat pengukuran dan/ atau pengerasan harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
f. Kualitas (Mutu Beton) 1) Kualitas beton yang digunakan untuk beton struktur Balok dan Plat adalah READY MIX mutu K-250 sedangkan untuk Pondasi, Sloof, Kolom dan Ring Balk menggunakan SITE MIX mutu K-250 atau sesuai yang tercantum dalam gambar rencana yang harus dibuktikan dengan pengujian seperti disyaratkan dalam spesifikasi teknis ini. 2) Untuk memastikan bahwa kualitas rencana dapat tercapai, Penyedia Jasa harus melakukan percobaan sesuai dengan yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku dengan mengadakan trial mix di laboratorium yang disetujui oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). 3) Desain Adukan Proporsi campuran bahan dasar harus ditentukan agar yang dihasilkan memberikan kemudahan pelaksanaan (workability) dan konsistensi yang baik, sehingga mudah dituangkan ke dalam acuan dan ke sekitar besi, tanpa menimbulkan segregasi agregat dan terpisahnya air (bleeding) secara berlebihan. Campuran harus dirancang sesuai dengan mutu yang ingin dicapai, dengan batasan dibawah ini :
Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 16
PERSYARATAN JUMLAH SEMEN MINIMUM DAN FAKTOR AIR SEMEN MAKSIMUM UNTUK BERBAGAI MACAM PEMBETONAN DALAM LINGKUNGAN KHUSUS JUMLAH SEMEN MINIMUM PER m 3
BETON (kg) NILAI FAKTOR SEMEN MAKSIMUM Beton didalam ruang bangunan :
- Keadaan keliling non-korosif 250 0,60 - Keadaan keliling korosif disebabkan disebabkan oleh kondensasi atau uap korosif
325
0,52
Beton diluar ruangan bangunan :
- Tidak terlindung dari hujan dan terik matahari langsung
325
0,6 - Terlindung dari hujan dan terik matahari langsung
275
0,6
Beton yang masuk kedalam tanah :
- Mengalami keadaan basah dan kering berganti-ganti
325
0,55
Sumber : Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SNI) Departemen Pekerjaan Umum
KETENTUAN MINIMUM UNTUK BETON BERTULANG KEDAP AIR JENIS BETON KONDISI LINGKUNGAN BERHUBUNGA N DENGAN FAKTOR AIR SEMEN KASIMUM TIPE SEMEN KANDUNGAN SEMEN MINIMUM kg/ m 3
UKURAN NOMINAL MAKSIMUM AGREGAT 40 mm 20 mm Bertulang atau Pra Tegang Air tawar 0,50 Tipe I-V 280 300 Air payau 0,45 Tipe I + PoLZolan (15-40%) atau Semen Portland PoLZolan 340 380 0,5 Tipe II atau Tipe V 290 330 Air laut 0,45 Tipe II atau Tipe V 330 370 Sumber : Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SNI) Departemen Pekerjaan Umum
Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 17
PERKIRAAN KEKUATAN TEKAN (N/ mm) BETON DENGAN FAKTOR AIR-SEMEN 0,5 DAN JENIS SEMEN DAN AGREGAT KASAR YANG BISA DIPAKAI DI INDONESIA
JENIS SEMEN JENIS AGREGAT KASAR KEKUATAN TEKAN (N/ mm) PADA UMUR (HARI) BENTUK BENDA UJI 3 7 28 91 Semen Portland Tipe I atau Semen tahan sulfat Tipe II, V Batu tak dipecahkan 17 23 33 40 Silinder Batu pecah 19 27 37 45 Batu tak dipecahkan 20 28 40 48 Kubus Batu pecah 23 32 45 54 Semen Porland Tipe III Batu tak dipecahkan 21 28 38 44 Silinder Batu pecah 25 33 44 48 Batu tak dipecahkan 25 31 46 53 Kubus Batu pecah 30 40 53 60
Catatan : 1 N/ mm 2 = 1 MN/ m 2 = 1 MPa Kuat tekan silinder = 0,83 kuat tekan kubus (150mm x 300mm) (150mm x 150mm)
Sumber : Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SNI) Departemen Pekerjaan Umum
NILAI-NILAI SLUMP UNTUK BERBAGAI PEKERJAAN BETON
URAIAN SLUMP (cm) MAKSIMUM MINIMUM dinding, pelat pondasi dan pondasi telapak bertulang 12,5 5,0 Pondasi telapak tidak bertulang, kaison dan konstruksi dibawah tanah. 9,0 2,0 Pelat, balok, kolom dan dinding 15,0 7,5 Pengeras jalan 7,5 5,0 Pembetonan masal 7,5 2,5
Sumber : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SNI) Departemen Pekerjaan Umum
3.3.4. Pengujian Bahan a. Umum 1). Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk melaksanakan segala pengujian termasuk mempersiapkan contoh benda uji dengan jumlah sesuai yang disyaratkan dalam spesifikasi/ RKS. 2). Jika pengujian dan pelaksanaan tidak memenuhi syarat, maka Penyedia Jasa harus melaksanakan pengujian ulang dengan campuran yang lain dan selanjutnya mengevaluasi kembali hasil uji tersebut hingga diperoleh hasil yang diinginkan. 3). Semua pengujian dan pemeriksaan harus dilakukan sesuai dengan pengarahan Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 18
4). Untuk semua bahan semen dan besi yang dikirim ke lapangan, Penyedia Jasa harus mendapatkan salinan sertifikat pengujian dari pabrik, dimana pengujian dilakukan secara berkala, dengan cara pengujian sesuai dengan spesifikasi ini. b. Laboratorium Penguji. a. Sebelum pekerjaan dilakukan, Penyedia Jasa wajib mengusulkan suatu laboratorium penguji untuk melaksanakan pengujian material yang akan digunakan pada kegiatan ini. Laboratorium ini bertanggung jawab untuk melakukan semua pengujian dengan spesifikasi ini. b. Kecuali ditentukan lain, Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan penguji di lapangan seperti tersebut, berikut tenaga ahli yang menguasai bidangnya. c. Alat penguji agregat kasar dan agregat halus d. Alat pengukur kadar air (moisture countent) dari agregat e. Alat pengukur kekentalan (slump) f. Alat pembuat benda uji, termasuk bak penyimpan untuk merawat benda uji pada temperatur yang normal dan terhindar dari matahari. g. Jika menggunakan readymix, maka peralatan yang disebut di atas harus disiapkan pada pabrik readymix. c. Pengujian Agregat 1). Pengujian Pendahuluan Agregat Penyedia Jasa harus melakukan pengujian pendahuluan agregat sebagai berikut : a) Sieve analysis b) Pengujian kadar lumpur dan kotoran lain c) Pengujian kekerasan dengan bejana tekan Rudeloff dan bejana geser Los Angeles d) Pengujian unsur organis e) Pengujian kadar chlorida dan sulfat Hasil pengujian tersebut harus diserahkan kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas)untuk mendapatkan persetujuan a) dan b) dengan pengujian kadar air dari setiap jenis agregat harus dilakukan terhadap contoh untuk setiap trial mix. 2). Benda Uji Agregat Penyedia Jasa harus melaksanakan pengujian atas agregat yang akan digunakan untuk menghasilkan seperti yang disyaratkan, jumlah minimum untuk pengujian agregat yang dipakai untuk pekerjaan adalah sebagai berikut :
Tipe Pengujian Minimum satu contoh Sieve analysis Setiap minggu Moisture content Setiap minggu Kekerasan Setiap minggu Clay, silt dan kotoran Setiap hari Kadar organis Setiap minggu Kadar chlorida dan sulfat Setiap 500 m3
Jika hasil pembuatan yang dilakukan oleh Penyedia Jasa tidak memuaskan, maka Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas)berhak untuk meminta pengujian tambahan dengan beban biaya oleh Penyedia Jasa. Dan sebaliknya mungkin jumlah pengujian dapat dikurangi jika hasil diperoleh ternyata memuaskan.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 19
d. Pengujian 1). Benda Uji Benda uji harus diberi kode/ tanda yang menunjukkan tanggal pengecoran, lokasi pengecoran dari bagian struktur yang bersangkutan. Benda uji harus diambil dari mixer, atau dalam hal menggunakan readymix, maka benda uji harus diambil sebelum dituang ke lokasi pengecoran sesuai dengan yang disyaratkan oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). 2). Jumlah Benda Uji a) Pada awal pelaksanaan, harus dibuat minimum 1 benda uji per 1,50 m 3 hingga dengan cepat dapat diperoleh 30 benda uji yang pertama. Benda uji harus berbentuk kubus berukuran 15 x 15 x 15 cm 3 . Benda uji bentuk lainnya dapat digunakan jika disetujui oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). Selanjutnya pengambilan benda uji sebanyak 2 (dua) buah dilakukan setiap 5 m 3 . Benda uji tersebut ditentukan secara acak oleh Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas. b) Jumlah benda uji untuk uji kuat tekan dari setiap mutu yang dituang pada satu hari harus diambil minimal satu kali. Pada setiap satu kali pengambilan contoh harus dibuat 2 (dua) buah spesimen kubus. Satu data hasil uji kuat tekan adalah hasil rata- rata dari uji tekan dua spesimen ini yang diuji pada umur yang ditentukan, umur 7 hari dan 28 hari. c) Jika hasil uji kurang memuaskan, maka Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas dapat meminta jumlah benda uji yang lebih besar dari ketentuan di atas, dengan biaya oleh Penyedia Jasa. d) Jumlah minimum benda uji yang harus dipersiapkan untuk setiap mutu adalah : Jenis Struktur Jumlah Minimum benda Uji Waktu Perawatan (hari) 3 7 28 Bertulang 4 - 2 2 Pratekan 6 2 2 2
3). Laporan Hasil Uji Penyedia Jasa harus membuat laporan tertulis atas uji dari laboratorium penguji untuk disahkan oleh Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas. Laporan tersebut harus dilengkapi dengan perhitungan tekanan karakteristik. 4). Evaluasi Kualitas berdasarkan hasil uji . a) Deviasi Standart - S Deviasi standar produksi ditetapkan berdasarkan jumlah 30 buah hasil tes kubus.Deviasi yang dihitung dari jumlah contoh kubus yang kurang dari 30 bh harus dikoreksi dengan faktor pengali seperti tercantum dalam tabel berikut:
n (xi x ) 2 i = 1 s = n 1
Keterangan : s = deviasi standar xi = kuat tekan beton yang didapat dari masing-masing benda uji. Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 20
x = kuat tekan beton rata-rata menurut rumus : n xi x = i = 1 n
n = jumlah nilai hasil uji, yang harus diambil minimum 30 buah (satu hasil uji adalah nilai uji rata-rata dari 2 buah benda uji)
Data hasil uji yang akan digunakan untuk menghitung standar deviasi harus ; (1) Mewakili bahan-bahan, prosedur pengawasan mutu, dan kondisi produksi yang serupa dengan pekerjaan yang diusulkan; (2) Mewakili kuat tekan beton yang disyaratkan fc yang nilainya dalam batas 7MPa dari nilai fc yang ditentukan; (3) Paling sedikit sedikit terdiri dari 30 hasil uji yang berurutan atau dua kelompok hasil uji berurutan yang jumlahnya minimum 30 hasil uji diambil dalam prudiksi selama jangka waktu tidak kurang dari 45 hari; (4) Bila suatu produksi beton tidak mempunyai data hasil uji yang memenuhi persyaratan butir (1) diatas, tetapi hanya ada sebanyak 15 sampai 29 hasil uji yang berurutan, maka nilai deviasi standar adalah perkalian deviasi standar yang dihitung dari data hasil uji tersebut dengan faktor pengali table berikut :
FAKTOR PENGALI UNTUK DEVIASI STANDAR BILA DATA HASIL UJI YANG TERSEDIA KURANG DARI 30 Jumlah Pengujian Faktor Pengali Deviasi Standar 15 1.16 20 1.08 25 1.03 30 1.00 Sumber : Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SNI) Departemen Pekerjaan Umum (5) Bila data uji lapangan untuk menghitung deviasi standar yang memenuhi persyaratan butir (1) diatas tidak tersedia, maka kuat tekan rata-rata yang ditargetkan fc harus diambil tidak kurang dari (fc + 12) Mpa; b) Kuat Tekan rata-rata (fcr) fcr = fc + M dimana : M = k x s M = nilai tambah k = tetapan statistik yang nilainya tergantung pada presentase hasil uji yang lebih rendah dari fc Dalam hal ini diambil 5%dan nilai k = 1,64 s = deviasi standar Maka : fcr = fc + 1,64 s
Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 21
c) Kuat Tekan Sesungguhnya Tingkat kekuatan suatu dikatakan tercapai dengan memuaskan, jika kedua syarat berikut dipenuhi: (1) Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji yang masing- masing terdiri dari 4 hasil uji kuat tekan tidak kurang (fc + 0.82 N). (2) Tidak satupun hasil uji tekan di bawah rata-rata dari 2 benda uji. Bila salah satu dari kedua syarat diatas tidak dipenuhi, maka harus diambil langkah untuk meningkatkan rata-rata hasil uji kuat tekan berikutnya atas rekomendasi Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas. e. Pengujian Besi 1). Benda Uji Besi a) Sebelum besi dipesan, Penyedia Jasa wajib mengambil benda uji besi masing-masing 2 buah dengan ukuran panjang 100 cm sesuai diameter dan mutu yang akan digunakan. Selanjutnya benda uji besi harus diambil dengan disaksikan oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) sebanyak 2 buah untuk setiap 20 ton untuk masing-masing diameter besi. Uji besi terdiri dari uji tarik dan uji lentur. b) Jika akibat suatu alasan, seperti hasil uji yang kurang memuaskan, maka Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas berhak untuk meminta pengambilan contoh benda uji lebih besar dari yang ditentukan, dengan beban biaya oleh Penyedia Jasa. 2). Laporan Hasil Uji Besi Penyedia Jasa harus membuat dan menyusun hasil uji besi dari laboratorium penguji untuk diserahkan kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan kesimpulan apakah kualitas besi tersebut memenuhi syarat yang telah ditentukan.
3.3.5. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Slump Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump antara 7,5 - 12,5 cm untuk umumnya, sedang tiang bor slump adalah 16 - 18 cm. Cara uji slump sebagai berikut, diambil sebelum dituangkan ke dalam cetakan (bekesting). Cetakan slump dibasahi dan ditempatkan diatas permukaan yang rata. Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi diameter 16 mm, pajang 30 cm dengan ujung yang bulat. Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk sampai dengan satu lapisan di bawahnya. Setelah bagian atas diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunannya. b. Persetujuan Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) Sebelum tahap pelaksanaan berikutnya dilaksanakan. Penyedia Jasa harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). Laporan harus diberikan kepada Direksi Teknis paling lambat 3 hari sebelum pekerjaan dilaksanakan. Hal-hal khusus akan didiskusikan secara lebih mendalam antara semua pihak yang berkepentingan. Semua tahapan pelaksanaan tersebut harus dicatat secara jelas sehingga mudah untuk ditelusuri jika suatu saat data tersebut dibutuhkan untuk pemeriksaan. Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 22
c. Persiapan dan Pemeriksaan Penyedia Jasa tidak diijinkan untuk melakukan pengecoran tanpa ijin tertulis dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). Penyedia Jasa harus melaporkan kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) tentang kesiapannya untuk melakukan pengecoran, sesuai dengan kesepakatan di lapangan, untuk memungkinkan Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) melakukan pemeriksaan sebelum pengecoran dilaksanakan. Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas yang memadai seperti tangga ataupun fasilitas lain yang dibutuhkan agar Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) dapat memeriksa pekerjaan secara aman dan mudah. Tanpa fasilitas tersebut, Penyedia Jasa tidak akan diijinkan untuk melakukan pengecoran. Semua koreksi yang terjadi akibat pemeriksaan tersebut harus segera diperbaiki dalam waktu 1 x 24 jam dan selanjutnya Penyedia Jasa harus mengajukan ijin lagi untuk dapat melaksanakan pengecoran. Tidak dibenarkan adanya penambahan waktu akibat koreksi yang timbul, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). Persetujuan untuk melaksanakan pengecoran tidak berarti membebaskan Penyedia Jasa dari tanggung jawab penuhnya atas ketida sempurnaan ataupun kesalahan yang timbul. Sebelum pengecoran dilakukan harus dipastikan bahwa semua peralatan yang akan tertanam di dalam sudah terletak pada tempatnya dan semua kotoran sudah dibersihkan dari lokasi pengecoran. Sedemikian pula untuk siar pelaksanaan harus dilakukan sesuai dengan persyaratan. d. Siar Pelaksanaan Penyedia Jasa harus mengusulkan lokasi siar pelaksanaan dalam gambar kerjanya. Siar pelaksanaan harus diusahakan seminimum mungkin, agar perlemahan struktur dapat dikurangi. Siar pelaksanaan tidak diijinkan untuk melalui daerah yang diperkirakan sebagai daerah basah, seperti toilet, reservoir, dll. Jika tidak ditentukan lain, maka lokasi siar pelaksanaan harus terletak pada daerah di mana gaya geser adalah minimal, umumnya terletak pada sepertiga bentang Barat dari panjang efektif elemen struktur. Pada pengecoran yang tebal dan volume yang besar, lokasi siar pelaksanaan harus dipertimbangkan sedemikian rupa, sehingga tidak menyebabkan perbedaan temperatur yang besar pada yang tersebut, yang berakibat retaknya, di samping adanya tegangan residu yang tidak diinginkan. Siar pelaksanaan dapat dibuat secara horiLZontal dan pengecoran dapat dibagi menjadi berlapis-lapis. Lokasi siar pelaksanaan tersebut harus disetujui oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). Penyedia Jasa harus sudah mempertimbangkan di dalam penawarannya, segala hal yang berhubungan dengan siar pelaksanaan seperti erstop, perekat, trowel, dsb, maupun pembersih permukaan agar dapat dijamin lekatan antara lama dan baru. Siar pelaksanaan harus bersih dari semua kotoran dan bekas yang tidak melekat dengan baik, dan sebelum pengecoran dilanjutkan, harus dikasarkan sedemikian rupa sehingga agregat besar menjadi terlihat, tetapi tetap melekat dengan baik. e. Pengangkutan dan Pengecoran Harus diangkut dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat tiba di lokasi kegiatan dalam keadaan yang masih memenuhi spesifikasi teknis. Jika lokasi pembuatan cukup jauh dari kegiatan, maka harus digunakan admixtures (retarder) yang dapat memperlambat proses pengerasan daripada saat diangkut ke lokasi pengecoran juga harus diperhatikan, agar tidak terjadi pemisahan antar bahan-bahan dasar pembuatan. Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 23
Pada saat pengecoran tinggi jatuh harus kurang dari 1,50 meter. Hal ini sangat penting agar tidak terjadi pemisahan antara batu pecah yang berat dengan pasta sehingga mengakibatkan kualitas menjadi menurun. Untuk itu harus disiapkan alat bantu seperti pipa tremi sehingga syarat ini dapat dipenuhi. Sebelum pengecoran harus dijaga agar tetap dalam kondisi plastis dalam waktu yang cukup, sehingga pengecoran dapat dilakukan dengan baik. Penyedia Jasa harus mengajukan jumlah alat dan personil yang akan mendukung pengecoran, yang dianalisa berdasarkan besarnya volume pengecoran yang akan dilakukan. Sebagai gambaran setiap alat pemadat mampu memadatkan sekitar 5 - 8 m 3 perjam, dan harus ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi akhir,sehingga masalah segregasi dan pengerasan dapat dihindarkan selama pemadatan masih bersifat plastis.
3.3.6. Pemadatan a. Alat Pemadat Yang akan dicor harus segera dipadatkan dengan alat pemadat (vibrator) dengan tipe yang disetujui oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). Pemadatan tersebut bertujuan untuk mengurangi udara pada yang akan mengurangi kualitas. Pemadatan tersebut berkaitan dengan kekentalan dan kemudahan pelaksanaan (workability). Pada cuaca panas kekentalan menjadi sangat singkat, sehingga slump yang rendah biasanya merupakan masalah. Untuk itu harus disediakan vibrator dalam jumlah yang memadai, sesuai dengan volume pengecoran yang akan dilakukan. Minimal harus dipersiapkan satu vibrator yang akan dipakai, jika ada vibrator yang rusak pada saat pemadatan sedang berlangsung. Alat pemadat harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak menyentuh besi. b. Lokasi Pemadataan yang Sulit Pada lokasi yang diperkirakan sulit untuk dipadatkan seperti pada pertemuan balok-kolom, dinding yang tipis dan pada lokasi pembesian yang rapat dan rumit, maka Penyedia Jasa harus mempersiapkan metode khusus untuk pemadatan yang disampaikan kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) paling lambat 3 hari sebelum pengecoran dilaksanakan, agar tidak terjadi keropos, sehingga secara kualitas tidak disetujui. c. Pemadatan Kembali Jika permukaan mengalami keretakan dalam kondisi masih plastis, maka tersebut harus dipadatkan kembali sesuai dengan rekomendasi Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas), agar retak tersebut dapat dihilangkan. d. Metode Pemadatan Lain Jika dipandang perlu Penyedia Jasa dapat mengusulkan cara pemadatan lain yang dipandang dapat menyebabkan perbedaan temperatur yang besar antara permukaan dan inti. Hal ini dapat menyebabkan keretakan konstruksi dan terjadinya tegangan menetap pada/ tanpa adanya beban yang bekerja.
3.3.7. Temperatur Dalam waktu 2 menit setelah contoh diambil, sebuah termometer yang mempunyai skala 5 s/ d 100 derajat C, harus dimasukkan kedalam contoh tersebut sedalam 100 mm. Jika temperatur sudah stabil selama 1 menit, temperatur tersebut harus dicatat dengan ketelitian 1C. Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 24
3.3.8. Perawatan a. Tujuan Perawatan Perawatan bertujuan antara lain untuk menjaga agar tidak terjadi kehilangan LZat cair pada saat pengikatan awal terjadi dan mencegah penguapan air daripada umur awal dan juga mencegah perbedaan temperatur dalam yang dapat menyebabkaan terjadinya keretakan dan penurunan kualitas. Perawatan harus dilakukan begitu pekerjaan pemadatan selesai dilakukan. b. Lama Perawatan Permukaan harus dirawat secara baik dan terus menerus dibasahi dengan air bersih selama minimal 7 hari segera setelah pengecoran selesai. Untuk elemen vertikal seperti kolom dan dinding, maka tersebut harus diselimuti dengan karung yang dibasahi terus menerus selama 7 hari. c. Perlindungan Tebal Untuk pengecoran dengan ketebalan lebih dari 600 mm, maka permukaan harus dilindungi dengan material (antara lain stiro foam) yang disetujui oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas), agar dapat memantulkan radiasi akibat panas. Material tersebut harus dibuat kedap, agar kelembaban permukaan dapat dipertahankan. d. Acuan Keramik Setiap acuan yang terbuat dari Keramik, ataupun material lain yang sejenis, harus didinginkan dengan air sebelum pengecoran dilakukan. Acuan tersebut harus dihindarkan dari terik matahari langsung, karena sifatnya yang mudah menyerap dan mengantarkan panas. Perlakuan yang kurang baik akan menyebabkan retak-retak yang parah pada permukaan . e. Curing Compound Cara lain yang banyak digunakan saat ini adalah dengan menggunakan curing compound. Jenis dan tipe curing compound yang digunakan harus disetujui oleh Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas. Harus diperhatikan agar tak terjadi penurunan temperatur yang cepat pada permukaan sehingga dapat menyebabkan keretakan pada permukaan . f. Hal-hal Lain Beberapa hal yang harus diperhatikan baik sebelum, selama maupun sesudah pengecoran adalah : 1). Usahakan agar semua material dasar yang digunakan tetap dalam kondisi terlindung dari sinar matahari, sehingga temperatur tidak tinggi pada saat pencampuran dimulai. 2). Air yang akan digunakan harus didinginkan, dengan mengganti sebagian air dengan es, sehingga temperatur menjadi lebih rendah. 3). Semen yang digunakan mempunyai hidrasi rendah. 4). Jika mungkin, tambahkan nitrogen cair ke dalam campuran. 5). Waktu antara pengadukan dan pengecoran dibatasi paling lama 2 jam. 6). Melakukan pengecoran bertahap sedemikian rupa, misalnya dengan membuat siar pelaksanaan secara horiLZontal dan perbedaan temperatur dapat dikontrol. 7). Jika mungkin diusulkan pengecoran dilakukan pada malam hari di mana temperatur lapangan sudah lebih rendah dari dibandingkan dari siang hari. Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 25
8). Harus disiapkan isolasi panas yang merata pada seluruh permukaan yang terbuka untuk mencegah tiupan angin dan menjaga agar temperatur tidak terlalu berbeda pada seluruh penampang. 9). Melakukan perawatan awal segera setelah pemadatan selesai dan harus diteruskan sampai sistem isolasi terpasang seluruhnya. 10). Sediakan pelindung sehingga permukaan terlindung dari sinar matahari dan angin. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat dinding pada sekeliling daerah pengecoran dengan plastik atau material sejenis. g. Retak di Luar Batas yang Disyaratkan Jika setelah pemadatan selesai masih terjadi keretakan di luar batas yang di ijinkan, maka Penyedia Jasa harus melaporkan hal tersebut secara tertulis yang berisi antara lain metode kerja dan peralatan yang digunakan berikut komposisi campuran yang digunakan kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) untuk dievaluasi lebih lanjut. Penyedia Jasa tidak diijinkan untuk memperbaiki keretakan tersebut sebelum mendapatkan persetujuan tertulis dari Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas.
3.3.9. Adukan yang Dibuat Ditempat (Site Mixing) Untuk mendapatkan kualitas yang baik, maka untuk yang dibuat di lapangan harus memenuhi syarat-syarat : a. Semen diukur menurut berat b. Agregat kasar diukur menurut berat c. Pasir diukur menurut berat d. Adukan dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (concrete batching plant) e. Jumlah adukan tidak boleh melebihi kapasitas mesin . f. Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada dalam mesin pengaduk g. Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan lebih dahulu, sebelum adukan yang baru dimulai. 3.3.10. Besi a. Produk besi Sebelum pemesanan dilakukan, maka Penyedia Jasa harus mengusulkan produk besi dilengkapi dengan brosur dan data teknis dari pabrik yang akan digunakan untuk disetujui Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas. Besi disimpan pada tempat yang bersih dan disusun secara baik tidak merusak kualitasnya. Tempat penyimpanan harus cukup terlindung sehingga kemungkinan karat dapat dihindarkan. b. Gambar Kerja (shop drawing) dan Bar Bending Schedule (buingstaat) Pembengkokan besi harus dilakukan sesuai dengan gambar rencana dan berdasarkan standart detail yang ada. Pembengkokan tersebut harus dilakukan dengan menggunakan alat-alat (bar bender) sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan cacat patah, retak-retak dan sebagainya. Semua pembengkokan harus dilakukan dalam keadaan dingin dan pemotongan harus dengan bar cutter. Pemotongan dan pembengkokan dengan sistem panas sama sekali tidak diijinkan. Penyedia Jasa harus membuat gambar kerja pembengkokan (bending schedule) dan diajukan kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) untuk mendapatkan persetujuan. c. Bebas Karat Pemasangan dan penyetelan berdasarkan evaluasi yang sesuai dengan gambar harus sudah diperhitungkan toleransi penurunannya. Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 26
Sebelum dipasang, permukaan besi harus bebas dari karat, dan mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). d. Selimut Besi harus dilindungi oleh selimut sesuai gambar standar detail. Sebagai catatan, pemasangan tulangan-tulangan utama tarik/ tekan penampang harus dipasang sejauh mungkin dari garis Barat penampang, dan pemakaian selimut yang melebihi ketentuan tersebut diatas harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). e. Penjangkaran Pemasangan rangkaian besi yaitu kait-kait, panjang penjangkaran, penyaluran, letak sambungan dan lain-lain harus sesuai dengan gambar standart yang terdapat dalam gambar rencana. Apabila ada keraguan tentang ini maka Penyedia Jasa harus meminta klarifikasi kepada Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas. f. Kawat dan Penunjang Penyetelan besi harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada kedudukan yang kokoh untuk meghindari pemindahan tempat, dengan menggunakan kawat yang berukuran tidak kurang dari 16 gauge atau klip yang sesuai pada setiap tiga pertemuan. Pembesian harus ditunjang dengan beton tahu atau penunjang besi, spacer atau besi penggantung seperti yang ditunjukkan pada gambar standart atau dicantumkan pada spesifikasi ini. Penunjang-penunjang metal tidak boleh diletakkan berhubungan dengan acuan. Ikatan dari kawat harus dimasukkan ke dalam penampang, sehingga tidak menonjol dari permukaan. g. Sengkang-sengkang Untuk menjamin bahwa perilaku elemen struktur sesuai dengan rencana, maka sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus sesuai dengan gambar.Akhiran/ kait sengkang harus dibuat seperti yang disyaratkan pada gambar standart agar sengkang dapat bekerja seperti yang diinginkan.demikian juga untuk besi pengikat yang digunakan untuk pengikat tulangan utama. h. Beton Tahu (decking) Beton tahu harus digunakan untuk menahan jarak yang tepat pada tulangan, minimum mempunyai kekuatan yang sama dengan yang akan dicor. Jarak antara beton tahu ditentukan maksimal 100 cm. i. Penggantian Besi 1). Penyedia Jasa harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang tertera pada gambar. 2). Dalam hal ini di mana berdasarkan pengalaman Penyedia Jasa atau pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada maka Penyedia Jasa dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang tertera dalam gambar. 3). Jika Penyedia Jasa tidak berhasil mendapatkan besi yang sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar maka dapat dilakukan penukaran besi dengan terdekat dengan catatan: a) Harus ada persetujuan tertulis dari Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas. b) Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas). Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 27
Khusus untuk balok portal, jumlah luas penampang besi pada tumpuan juga tidak boleh lebih jauh dari pembesian aslinya. c) Penggantian tersebut tidak mengakibatkan keruwetan pembesian di tempat tersebut atau di daerah overlap yang dapat menyulitkan pengecoran. d) Tidak ada pekerjaan tambah dan tambahan waktu pelaksanaan.
3.3.11. Toleransi Dimensi Elemen-elemen Struktur Dimensi elemen struktur seperti (pelat, balok, kolom, dinding) harus memenuhi toleransi sbb :
Dimensi Elemen Struktur Toleransi Terhadap B (mm) Toleransi Selimut (mm) B 200 9 5.0 B 200 12.0 9.0
Dimana B adalah dimensi elemen struktur baik untuk lebar maupun tinggi. Pelaksanaan yang tidak memenuhi toleransi tersebut akan dievaluasi oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas), untuk selanjutnya diputuskan. Semua akibat kesalahan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
3.3.12. Pemasangan alat-alat di dalam/ Sparing a. Penyedia Jasa harus membuat gambar kerja yang menunjukkan secara tepat lokasi sparing yang akan terdapat pada elemen struktur. Penyedia Jasa wajib mempelajari gambar M & E dan mendiskusikan dengan pihak terkait jika terdapat keraguan tentang gambar tersebut. Kebutuhan sparing yang terjadi akibat perubahan desain harus diinformasikan segera kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) untuk mendapatkan pemecahannya. Pekerjaan membobok, membuat lubang atau memotong konstruksi yang sudah jadi harus dihindarkan dan jika diperlukan harus mendapatkan ijin tertulis dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). b. Ukuran pemasangan alat-alat di dalam, pemasangan dan sebagainya, harus sesuai dengan gambar struktur maupun gambar lain yang terkait atau menurut petunjuk Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). c. Perkuatan pada lubang-lubang untuk keperluan pekerjaan M&E harus mengikuti ketentuan yang terdapat di dalam gambar standar. Jika tidak/ belum tertera di dalam gambar maka Penyedia Jasa wajib menginformasikan hal tersebut kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) untuk mendapatkan penyelesaiannya. Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 28
3.3.13. Kedap air a. Kedap air adalah yang dibuat agar tidak tembus air untuk jangka waktu yang lama. Untuk itu Penyedia Jasa wajib mengikuti segala ketentuan yang disyaratkan oleh Pemasok bahan kedap air/ waterproofing, termasuk cara pembuatan tersebut. b. Pada siar pelaksanaan harus dipasang waterstop sesuai dengan spesifikasi pabrik. Waterstop tersebut harus ditunjukkan di dalam gambar kerja/ shop drawing, sehingga rencana pengecoran harus direncanakan dengan baik. Biaya waterstop tersebut sudah termasuk dalam penawaran yang diajukan oleh Penyedia Jasa. c. Apabila terjadi kebocoraan selama masa garansi, maka Penyedia Jasa harus mengadakan perbaikan-perbaikan dengan biaya Penyedia Jasa. Prosedur perbaikan tersebut harus diusulkan oleh Penyedia Jasa dan disetujui oleh Penyedia Jasa dan disetujui oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
3.3.14. Acuan/ Bekesting a. Umum 1). Penyedia Jasa harus membuat acuan yang dapat dipertanggungjawabkan secara struktur baik ketentuan, stabilitas maupun kekakuannya serta layak untuk digunakan. Acuan merupakan suatu bagian pekerjaan struktur yang berguna untuk membentuk struktur agar sesuai gambar rencana. 2). Jenis acuan harus sesuai dengan yang disyaratkan di dalam spesifikasi ini. Penyedia Jasa dapat mengusulkan alternatif acuan dengan catatan bahwa harus disetujui oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). Dalam penawarannya Penyedia Jasa wajib menawarkan sesuai dengan yang ditentukan di dalam spesifikasi. 3). Semua acuan yang sudah selesai digunakan harus dibongkar dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.Tidak dibenarkan adanya acuan yang tertanam di dalam struktur . 4). Pada struktur kedap air, cara pemasangan acuan dan bukaan pada acuan harus dibuat sedemikian rupa, sehingga bukaan tersebut harus dapat ditutup dengan sempurna, sehingga bebas dari kebocoran. Semua acuan (ties) harus dilengkapi dengan material tertentu seperti waterhaffles, sehingga pada saat dicor akan menyatu dengan struktur. b. Lingkup Pekerjaan 1). Tenaga kerja, bahan dan peralatan Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan seperti release agent, pengangkutan, dan pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan acuan sebagai cetakan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi dan gambar-gambar disiplin lain yang berhubungan seperti diuraikan dalam syarat-syarat pelaksanaan, secara aman dan benar. 2). Detail-detail khusus Pembuatan acuan khusus sesuai perencanaan termasuk yang ditawarkan didalam penawaran Penyedia Jasa. c. Persyaratan Bahan 1). Acuan dan Penyanggah Bahan acuan yang dipergunakan dapat berbentuk baja, pasangan bata yang diplester, kayu atau material lain yang dapat Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 29
dipertanggungjawabkan kualitasnya. Penggunaan acuan siap pakai produksi pabrik tertentu diijinkan untuk dipergunakan, selama dapat disetujui oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). Acuan yang terbuat dari Multiplek yang dilapisi dengan sejenis kertas film, yang khusus digunakan untuk acuan sangat dianjurkan dengan tebal Multiplek minimal 12 mm. Pengaku harus dibuat dengan benar agar tidak terjadi perubahan bentuk/ ukuran dari elemen yang dibuat. Penyanggah dari kayu dapat diterima, bahan dan ukuran kayu yang digunakan harus mendapatkan persetujuan Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). Untuk pekerjaan yang langsung yang berhubungan dengan tanah, maka sebagai lantai kerja harus dibuat dari K-175, sebagai acuan samping dari tersebut dapat menggunakan pasangan batu kali, batu bata atau material lain yang disetujui Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). Untuk elemen tertentu seperti kolom bulat disarankan menggunakan acuan baja. 2). Release Agent Release agent harus merupakan material yang memenuhi ketentuan berikut : a). Cream emulsion b). Neatt oil dengan ditambahkan surfactant c). Release agent kimiawi yang tidak merusak Release agent disimpan dan digunakan sesuai dengan ketentuan pabrik pembuatnya. Penyedia Jasa harus memastikan bahwa release agent yang digunakan cocok dengan bahan finish yang akan digunakan. Dan jika permukaan merupakan finishing atau umum disebut exposed maka Penyedia Jasa harus memastikan bahwa permukaan yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas), Penyedia Jasa harus memastikan bahwa release agent tersebut tidak akan bersentuhan langsung dengan besi .
d. Syarat-syarat Pelaksanaan 1). Struktur Acuan Acuan berikut elemen pendukungnya harus dianalisa sedemikian rupa, sehingga mampu memikul beban ke semua arah yang mungkin terjadi (kuat), tanpa mengalami deformasi yang berlebihan (kaku) dan harus memenuhi syarat stabilitas. Deformasi dibatasi tidak lebih dari 1/ 360 bentang. Peninjauan terhadap kemungkinan beban diluar beban sendiri juga harus dipertimbangkan, seperti kemungkinan beban konstruksi, angin, hujan, dan lain-lain. Semua analisa dan perhitungan acuan berikut elemen pendukungnya harus diserahkan kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) untuk mendapatkan persetujuannya, sebelum pekerjaan dilakukan. 2). Dimensi Acuan Semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar struktur adalah ukuran bersih penampang, tidak termasuk plester/ finishing. Tambahan elemen tertentu seperti bentuk/ profil khusus yang tercantum dalam gambar arsitektur juga harus dipertimbangkan baik sebagai beban maupun dalam analisa biaya. Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 30
3). Gambar Kerja Penyedia Jasa harus membuat gambar kerja khusus acuan berdasarkan analisa yang dilakukannya. Gambar kerja tersebut harus lengkap disertai ukuran dan detail-detail sambungan yang benar dan selanjutnya diserahkan kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) untuk persetujuannya. Tanpa persetujuan tersebut Penyedia Jasa tidak diperkenankan untuk memulai pembuatan acuan di lapangan. 4). Tanggung jawab Walaupun sudah disetujui oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas), tanggung jawab sepenuhnya atas kekuatan, kekakuan, dan instabilitas acuan sepenuhnya menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa. Jika terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan perkiraan ataupun kekeliruan yang mengakibatkan timbulnya biaya tambah, maka semua biaya tersebut menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa. Acuan harus dibuat sesuai dengan yang dibuat di dalam gambar kerja. Pelaksanaan yang tidak sesuai dengan gambar kerja harus segera dibongkar. 5). Stabilitas Acuan Semua acuan harus diberi penguat datar dan silang sehingga kemungkinan bergeraknya acuan selama pelaksanaan pekerjaan dapat dihindari. Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas berhak untuk meminta Penyedia Jasa untuk memperbaiki acuan yang dianggap tidak/ kurang sempurna dengan beban biaya Penyedia Jasa. 6). Inspeksi Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas Semua acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan dilakukannya inspeksi oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). 7). Detail Acuan Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan pada bagian yang bersangkutan. 8). Jumlah Pemakaian Acuan hanya diperbolehkan dipakai maksimum 2x (dua kali), kecuali ditentukan lain oleh Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas. Acuan yang akan dipegunakan berulang harus dipersiapkan sedemikian rupa agar dijamin permukaan acuan tetap bersih. 9). Akurasi Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran kerataan/ kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar- gambar konstruksi. Toleransi ukuran dan posisi harus sesuai dengan yang tercantum dalam spesifikasi. 10). Sistem Pengaliran Air Acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran. Harus dipersiapkan sistem pengaliran air sedemikian, sehingga pada saat dibasahi air dapat mengalir ke tempat yang diinginkan dan acuan tidak tergenang oleh air. Acuan harus dipasang sedemikian rupa sehingga akan terjadi kebocoran atau hilangnya air semen selama pengecoran, tetap lurus (tidak berubah bentuk) dan tidak bergoyang.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 31
11). Ikatan Acuan di dalam Sebelumnya dengan mendapat persetujuan dari Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas baut - baut dan tierod yang diperlukan untuk ikatan - ikatan dalam harus diatur sedemikian, sehingga bila acuan dibongkar kembali, tidak akan merusak yang sudah dibuat. 12). Acuan Exposed Jika ada harus dilapisi dengan menggunakan release agent pada permukaan acuan yang menempel pada pemukaan. Berhubung release agent berpengaruh pula pada warna permukaan, maka pemilihan jenis dan penggunaannya harus dilakukan dengan seksama. Cara pengecoran harus diperhitungkan sedemikian rupa sehingga siar - siar pelaksanaan tidak merusak penampilan exposed tersebut. Merk dan jenis release agent yang telah disetujui bersama, tidak boleh diganti dengan merk jenis lain. Untuk itu Penyedia Jasa harus memberitahukan terlebih dahulu nama perdagangan dari release agent tersebut, data bahan-bahan bersangkutan, nama produsennya, jenis bahan-bahan mentah utamanya, cara-cara pemakainya, resiko - resiko dan keterangan lain yang dianggaap perlu untuk memperoleh persetujuan tertulis dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). 13). Bukaan Untuk Pembersihan Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari acuan kolom atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi. 14). Schafolding Pada prinsipnya semua penunjang acuan harus menggunakan steiger besi (schafolding). Scaffolding tersebut harus cukup kuat dan kaku dan mudah diatur agar supaya mudah diperiksa oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). 15). Persetujuan Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) Setelah pekerjaan di atas selesai, Penyedia Jasa harus meminta persetujuan dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) dan minimum 3 (tiga) hari sebelum pengecoran Penyedia Jasa harus mengajukan permohonan tertulis untuk ijin pengecoran kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). 16). Anti Lendut (Cambers) Kecuali ditentukan lain didalam gambar, maka semua acuan untuk balok dan pelat, harus dipersiapkan dengan memakai anti lendut dengan besar sbb :
e. Pembongkaran Acuan 1). Pembongkaran harus dilakukan dengan hati-hati, dimana bagian konstruksi yang dibongkar acuannya harus dapat memikul beban berat sendiri dan beban-beban pelaksanaannya. 2). Pembongkaran acuan dapat dilakukan setelah mencapai waktu sebagai berikut :
Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 32
Elemen Struktur Waktu Minimum Sisi-sisi balok, kolom dan dinding 3 hari Balok dan plat (tiang penyanggah tidak dilepas) 14 hari Tiang-tiang penyangga plat 21 hari Tiang-tiang penyangga balok-balok 21 hari
Waktu pembongkaran tersebut hanya merupakan kondisi normal dan harus dipertimbangkan secara khusus jika pada lantai-lantai tersebut bekerja beban rencana. Untuk mempercepat waktu pembongkaran. Penyedia Jasa dapat merencanakan dan mengusulkan metode dan perhitungan yang akan digunakan, dan usulan tersebut harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). Tidak ada biaya tambah untuk hal tersebut. Semua akibat yang timbul akibat usulan tersebut menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa. 3). Setiap rencana pekerjaan pembongkaran acuan harus diajukan terlebih dahulu secara tertulis untuk disetujui Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
3.2. Pekerjaan Beton Bertulang Non Struktural 1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. b. Meliputi pekerjan beton praktis, seperti : sloof praktis, kolom praktis, ring balok praktis, balok latiu, angkur setempat, plat praktis, serta seluruh detail yang ada dalam gambar. 2. Persyaratan Bahan a. Semen Portland Yang digunakan merk HOLCIM/ GRESIK kualitas baik, terdiri dari satu jenis merk dan atas persetujuan dan harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Semen yang telah mengeras sebagian/ seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan. Tempat penyimpanan harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen. b. Pasir Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan- bahan organis, lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan dalam persyaratan yang telah ditetapkan. c. Koral/ Split Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan. Penyimpanan/ penimbunan pasir dan koral harus dipisahkan satu dengan yang lain, sehingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak tercampur untuk mendapatkan perbandingan adukan yang tepat. d. Air. Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, alkali dan bahan-bahan organis/ bahan Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 33
lainnya yang dapat merusak dan harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Apabila dipandang perlu Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas dapat minta kepada Penyedia Jasa supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemerikasaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Penyedia Jasa. e. Besi. Digunakan besi polos mutu BJTP-24, tegangan leleh 2.400 kg/ cm 2 , besi harus bersih dari lapisan minyak/ lemak dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih dan sebagainya. Penampang besi adalah bulat dan memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan. Penyedia Jasa diwajibkan, bila dipandang perlu untuk memeriksa mutu besi ke laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Penyedia Jasa. 3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Mutu Mutu beton yang digunakan adalah : K-175 dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan lain sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. b. Pembesian 1). Pembuatan tulangan harus sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. 2). Pemasangan tulangan harus sesuai dengan gambar konstruksi. 3). Tulangan harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak berubah tempat decking sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. 4). Besi yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). c. Cara pengadukan 1). Cara pengadukan harus menggunakan molen. 2). Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas dan tercapai mutu pekerjaan seperti yang ditentukan dalam uraian dan syarat-syarat. Selama pengadukan kekentalan adukan harus diawasi dengan jalan memeriksa slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump, minimum 30 mm dan maksimum 75 mm. d. Pengecoran 1). Penyedia Jasa diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran, ketinggian, pemeriksaan penulangan, dan penempatan penahan jarak. 2). Pengecoran hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). 3). Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat penggetar untuk menjamin cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat seperti keropos yang dapat mengurangi kekuatan konstruksi. 4). Apabila pengecoran akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 34
e. Pekerjaan Acuan/ Bekisting 1). Acuan harus dipasang sesuai bentuk dan ukuran yang telah ditetapkan seperti dalam gambar. Dari papan jenis kayu yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. 2). Acuan dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukan selama pengecoran. 3). Acuan harus rapat tidak bocor, permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran seperti tahi gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya sebelum pengecoran dilakukan serta harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan . 4). Tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan papan/ balok secara cross. 5). Acuan harus dibuka setelah memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan. 6). Kayu yang dipakai papan/ Multiplex dengan tebal 9 mm. 7). Penggunaan Bekisting (Formwork) harus sesuai dengan petunjuk/ spesifikasi pabrik. f. Kawat Pengikat Kawat pengikat besi/ rangka dibuat dari Baja lunak dan tidak disepuh seng, dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi/ rangka harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan. g. Pekerjaan pembongkaran Acuan/ Bekisting hanya boleh dilaksanakan dengan ijin tertulis dari Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas. Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada permukaan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). h. Penyedia Jasa bertanggungjawab atas kesempurnaan pekerjaannya sampai dengan saat-saat penyerahan (selesai). i. Penyedia Jasa harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian dan syarat-syarat apapun yang tercantum dalam gambar- gambar atau peraturan yang berlaku baik dalam negeri maupun luar negeri. j. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus memberikan contoh-contoh material : besi, koral, pasir, Portland cement untuk mendapat persetujuan dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). k. Penyedia Jasa harus melakukan pengujian atas besi/ kubus di laboratorium yang akan ditunjuk kemudian. l. Mutu tersebut harus dibuktikan oleh Penyedia Jasa dengan mengambil benda uji berupa kubus/ silinder yang ukurannya sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan. Pembuatanya harus disaksikan oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) dan diperiksa di laboratorium konstruksi yang ditunjuk Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). Jumlah pembuatan kubus serta ketentuan lainnya sesuai persyaratan yang telah ditentukan. m. Yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah pengecoran. n. Harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain. Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 35
o. Bila terjadi kerusakan Penyedia Jasa diwajibkan untuk memperbaiki dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan, seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa. p. Bagian setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus selalu dibasahi dengan air terus-menerus selama 1(satu) minggu atau lebih dan apabila menggunakan curing agent pemeliharaannya sesuai standart produk (sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan). q. Bagian-bagian yang tertanam dalam beton adalah : 1) Pemasangan angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang. 2) Diperhatikan juga tempat untuk sparing atau instalasi. r. Hal-hal lain (Miscellaneous Items) Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang dipakai/ bekas jalan kerja sewaktu pengecoran. Digunakan mutu seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan permukaannya. Untuk pekerjaan dinding/ kolom lepas cetak yang harus dicat, dilakukan dengan pengecatan cat emulsi pada saat sudah kering dan memenuhi syarat untuk dicat.
Pasal 4. PEKERJAAN DINDING
4.1. Pekerjaan Dinding Batu Bata 1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. b. Pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). c. Pekerjaan ini berkaitan dengan Pekerjaan Plesteran. 2. Persyaratan Bahan. a. Batu bata yang dipasang adalah dari batu bata merah yang telah menjalani pembakaran yang sempurna dan merata berukuran 5 x 10 x 20 cm dengan mutu terbaik, dan yang disetujui Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas. Syarat-syarat batu bata harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. b. Semen Portland harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan. c. Pasir harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan. d. Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak mengandung lumpur, minyak, asam-basa serta memenuhi syarat yang telah ditentukan. 3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Seluruh dinding dari pasangan Batu bata dengan aduk campuran 1 Pc : 5 Psr, kecuali pasangan Batu bata semen trasraam. b. Sebelum digunakan Batu bata harus direndam air dalam bak hingga jenuh. c. Setelah bata terpasang dengan aduk, naat/ siar-siar harus dikeruk sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi. Setelah kering permukaan pasangan disiram air. d. Dinding Batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu. Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 36
e. Pemasangan dinding Batu bata dilakukan bertahap. Setiap tahap maksimum 24 lapis per harinya, serta diikuti dengan pengecoran kolom praktis. Bidang dinding batu-bata tebal batu dan batu yang luasnya maksimal 9 m 2 harus ditambahkan kolom dan balok penguat praktis dengan ukuran kolom dan balok sesuai gambar. Sedangkan jarak antar kolom satu dengan yang lain dibuat maksimum 3 (tiga) meter. f. Pelubangan akibat pemasangan perancah pada pasangan batu bata sama sekali tidak diperkenankan. g. Pasangan batu bata yang berhubungan dengan setiap pekerjaan harus diberi penguat stek-stek besi diameter 10 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan. Bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali bila satu dan lain hal ditentukan lain oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). h. Tidak diperkenankan memasang bata yang patah lebih dari dua. i. Pasangan dinding batu bata tebal batu harus menghasilkan dinding finish setebal 15 cm setelah diplester (lengkap acian) pada ke dua belah sisinya. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi, dan benar tegak lurus terhadap lantai serta merupakan bidang rata. j. Pasangan batu bata dapat diterima/ diserahkan apabila deviasi bidang pada arah diagonal dinding seluas 9 m 2 tidak lebih dari 5 mm (sebelum diaci/ diplester). Adapun toleransi terhadap as dinding yang diiLZinkan maksimal 10 mm (sebelum diplester).
4.2. Pekerjaan Plesteran 1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya peralatan dan alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. b. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar. 2. Persyaratan Bahan a. Untuk plesteran menggunakan bahan Campuran pasir muntilan dan Semen Portland/ produk Mortar Utama/ sekualitasf. b. Untuk acian menggunakan produk Semen Portland/ sekualitasf. c. Campuran pasir (aggregate) untuk plester harus dipilih yang benar- benar bersih dan bebas dari segala macam kotoran. d. Pada area tempat pertemuan bahan yang berbeda (misalnya : kolom - bata atau dinding - bata) dipasang kawat ayam dengan overlap yang cukup untuk mencegah keretakan. 3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Seluruh permukaan dinding bata yang akan diplester harus dibersihkan dari segala kotoran, debu dan minyak serta disiram/ dibasahi dengan air semen. b. Plesteran bata dilakukan dengan campuran 1 Pc : 5 Psr dan tali air/ sponengan dilakukan dengan campuran 1 Pc : 2 Psr. c. Pasir pasang yang digunakan harus bersih, bebas dari lumpur serta material tidak terpakai lainnya, diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan 3 mm seperti yang dipersyaratkan. d. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan diatas tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian/ penggantian pekerjaan dalam bagian Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 37
ini, harus bermutu baik dari jenisnya dan disetujui Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). e. Semen Portland yang dikirim ke lapangan harus dalam keadaan tertutup atau yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan tipe, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat. f. Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, bersih. Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan, dilindungi sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik. g. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan/ persyaratan dari pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus diganti dengan material lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan. h. Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa diharuskan memeriksa site/ lapangan yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya pekerjaan. i. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, Penyedia Jasa harus segera melaporkan kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). Penyedia Jasa tidak diperkenankan melakukan pekerjaan di tempat tersebut sebelum kelainan/ perbedaan diselesaikan. j. Tebal plesteran antara 10 - 15 mm dengan hasil ketebalan dinding finish 150 mm atau sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar. Ketebalan plesteran yang melebihi 20 mm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat plesteran. k. Pertemuan plesteran dengan jenis pekerjaan lain, seperti kusen dan pekerjaan lainnya, harus dibuat naat (tali air) dengan lebar minimal 5 mm, kecuali bila ditentukan lain. l. Acian digunakan campuran Pc dan air sampai mendapatkan campuran yang homogen. dikerjakan sesudah plesteran berumur minimal 8 hari, sehingga siap untuk difinish. m. Kelembaban plesteran harus dijaga, sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat. n. Penyedia Jasa wajib memperbaiki/ mengulang/ mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan (dan masa pemeliharaan), atas biaya Penyedia Jasa.
Pasal 5. PEKERJAAN ATAP
5.1. Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan 1. Lingkup Pekerjaan a. Pemasangan usuk dan reng pada bangunan SMP N 42 Semarang menggunakan Rangka Atap Baja Ringan sesuai yang ditunjuk pada gambar dan Bill Of Quantity b. Pekerjaan rangka atap baja ringan LZincalume adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan struktur atap berupa rangka batang (truss) yang telah dilapisi bahan LZincalume untuk ketahanan terhadap karat. Rangka atap yang digunakan harus merupakan produksi dari pabrik yang berkompeten dalam penelitian, teknologi, dan berpengalaman lebih Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 38
dari 15 tahun (bukan industri rumah tangga). Rangka atap berbentuk segitiga kaku yang terdiri dari rangka utama atas (topchord), rangka utama bawah (bottom chord), dan rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung dengan menggunakan baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup. Untuk meletakkan material penutup atap/ genteng, dipasang rangka reng (batten) langsung diatas struktur rangka atap utama dengan jarak yang disesuaikan dengan ukuran genteng. Pekerjaan ini meliputi pengiriman material kelapangan (site), perangkaian (assembling) dan ereksi (erection), seperti tercantum dalam gambar kerja meliputi: a. Pekerjaan rangka atap (roof truss) b. Pekerjaan reng (batten) c. Pekerjaan jurai dalam (valley gutter) 2. Persyaratan Bahan Rangka Atap Untuk bahan material rangka atap menggunakan produk sekualitas LIUSEN/ GIGA STEEL/ SMATRASS, serta harus memenuhi spesifikasi yang diuraikan pada sub bab ini. Satuan ukuran panjang yang digunakan sub bab ini adalah millimeter (mm) dan ukuran ketebalan material baja yang dimaksud adalah ketebalan baja dasar (Base Material Thickness/ BMT). Material struktur rangka atap a. Properti mekanikal baja (Steel mechanical properties) : Baja Mutu Tinggi G550 (sertifikat bahan harus dilampirkan) Tegangan Leleh Minimum : 550 MPa Tegangan Maksimum : 550 MPa Modulus Elastisitas : 200.000 MPa Modulus Geser : 80.000 MPa b. Lapisan pelindung terhadap karat (Protective Coating) : Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua jenis lapisan anti karat (coating): 1) Galvanised (LZ220) - Pelapisan : Galvanised - Jenis : Hot-dip LZinc - Kelas : LZ22 - katebalan pelapisan : 220 gr/ m2 - komposisi : 95%LZinc, 5%bahan campuran 2) Galvalume (ALZ150) - Pelapisan : LZinc-Aluminium - Jenis : Hot-dip - Kelas : ALZ150 - katebalan pelapisan : 150 gr/ m2 - komposisi : 55%LZinc, 45%aluminium c. Geometri profil rangka atap : 1) Rangka Atap - 95LZ08 profil LZ tinggi 95 mm dan tebal 0,8 mm untuk rangka batang utama (top chord dan bottom chord) - 95LZ10 profil LZ tinggi 95 mm dan tebal 1,0 mm untuk rangka batang utama (top chord dan bottom chord) - 74LZ08 profil LZ tinggi 74 mm dan tebal 0,8 mm untuk rangka batang utama (top chord dan bottom chord) - 65C08 profil C tinggi 65 mm dan tebal 0,8 mm untuk rangka batang pengisi (web) - 75W08 profil W tinggi 75 mm dan tebal 0,8 mm untuk rangka batang pengisi (web) - 75W10 profil W tinggi 75 mm dan tebal 1,0 mm untuk rangka batang pengisi (web)
Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 39
2) Reng Reng Profil 35B50 3) Multigrip (MG) Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi untuk menahan gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut: - Galvabond : LZ275 - Yield Strength : 250 MPa - Design Tensile Strength : 150 Mpa 4) Brace System (bracing) - BOTTOM CHORD BRACING Pengaku/ ikatan pada batang tarik bawah (bottom chord) pada kuda-kuda baja ringan. - LATERAL TIE BRACING Pengaku/ bracing antara web pada kuda-kuda baja ringan,sekaligus berfungsi untuk mengurangi tekuk lokal (buckling) pada batang tekan (web),standar teknis mengacu pada desain struktur kuda-kuda tersebut. - DIAGONAL WEB BRACING (IKATAN ANGIN) Pengaku/ bracing diagonal antara web pada kuda-kuda baja ringan dengan bentuk yang sama dan letak berdampingan. - STRAP BRACE (PITA BAJA) Yaitu pengaku / ikatan pada top chord dan bottom chord kuda- kuda baja ringan, Untuk kebutuhan strap brace berdasarkan perhitungan desain struktur. 5) Alat sambung (screw) Alat penyambungan antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi adalah baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan spesifikasi sebagai berikut : a). Kelas Ketahanan Korosi Minimum : Class 2 (Minimum Corrosion Rating) b). Ukuran baut untuk struktur rangka atap (truss fastener) adalah sebagai berikut : Panjang (termasuk kepala baut) : 16 mm Kepadatan alur : 16 alur/ inchi Diameter dengan ulir : 4,8 mm Diameter tanpa ulir : 3,8 mm Kuat geser satu baut : 5,10 kN Gaya aksial : 8,6 kN Gaya torsi : 6,9 kNm 3. Syarat-syarat Pelaksanan a. Persyaratan Desain Struktur Rangka Atap Baja Ringan Struktur rangka atap baja ringan harus didesain oleh tenaga ahli yang berkompeten. Desain harus mengikuti kaidah-kaidah teknis yang benar sesuai karakter baja ringan yaitu dengan perancangan standar batas desain struktur baja cetak dingin (Limit State Cold Formed Steel Structure Design). Desain struktur rangka atap baja ringan meliputi top chord, bottom chord, web, dan jumlah screw pada setiap titik buhul sebagai satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan. Perangkat lunak computer (software) boleh digunakan untuk membantu proses desain atap baja ringan jika software memang khusus dikembangkan untuk menghitung struktur baja ringan dan mengakomodasi peraturanperaturan yang telah disebutkan diatas, dalam hal ini software telah mendapat rekomendasi dari Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI). Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 40
b. Persyaratan Pra Konstruksi 1) Penyedia Jasa wajib melaksanakan pemaparan produk (penjelasan teknis dan software desain) sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat (RKS) seperti yang telah dijelaskan pada pasal pasal diatas. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang dilampirkan pada dokumen tender. 2) Pemaparan produk dilaksanakan dalam rapat koordinasi teknis lapangan sebelum pelaksanaan pemasangan rangka atap baja ringan. 3) Penyedia Jasa bersama Konsultan Pengawas harus mengadakan pengecekan balok ring yang kemudian diajukan untuk mendapat persetujuan tertulis dari Direksi sebelum pemasangan rangka atap baja ringan dilaksanakan. 4) Penyedia Jasa wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap, detail dan akurat. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil pada setiap segment, dan jumlah screw pada setiap titik buhul. 5) Penyedia Jasa wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran ukuran yang tercantum dalam gambar kerja. Pada prinsipnya ukuran pada gambar kerja adalah ukuran jadi. 6) Setiap bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang tertulis disini yang diakibatkan oleh kurang teliti dan kelalaian Penyedia Jasa akan ditolak dan harus diganti kewajiban yang sama, juga berlaku untuk ketidakcocokan kesalahan maupun kekurangan lain akibat Penyedia Jasa tidak teliti dan cermat dalam koordinasi dengan gambar pelengkap dari Arsitek, Struktur, Mekanikal, dan Elektrikal. 7) Perubahan bahan/ detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana, dan Direksi untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis. 8) Sebaiknya sebanyak mungkin bahan untuk konstruksi baja ringan difabrikasi diworkshop, baik workshop permanent atau workshop sementara. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas semua kesalahan detail, fabrikasi dan ketetapan pemasangan semua komponen konstruksi baja ringan. c. Persyaratan Konstruksi 1) Perangkaian rangka batang dilakukan dilapangan sesuai dengan hasil pengukuran terakhir dan sesuai dengan actual dilapangan 2) Perangkaian harus memperhatikan bentuk, ukuran, dan gambar desain. 3) Permukaan ring balok beton sudah rata dan elevasi sesuai desain 4) Dalam proses erection rangka atap, harus diperhatikan support sementara untuk menjaga stabilitas rangka atap setelah dipasang. Support sementara ini tidak boleh dilepas sebelum rangka kuda kuda dinyatakan cukup kuat oleh tenaga ahli dari pabrik.
5) Jika diperlukan pemotongan material maka harus diperhatikan hal - hal berikut : Pekerjaan pemotongan material baja ringan harus menggunakan peralatan yang sesuai, alat potong listrik dan gunting, dan telah ditentukan oleh pabrik. Alat potong harus dalam kondisi baik. Pemotongan material harus mengikuti gambar kerja. Bagian bekas irisan harus benar benar datar ,lurus dan bersih. d. Persyaratan Tenaga Pemasang Komponen struktur konstruksi baja ringan harus dikerjakan oleh tenaga pemasang yang terlatih dan bersertifikat serta mampu memahami gambar kerja dan dibuktikan dengan surat ijin memasang dari pabrikan. Surat ijin memasang atap baja ringan ini harus disertakan pada saat pemaparan produk.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 41
5.2. Pekerjaan Konstruksi Baja Konvensional 1. Lingkup Pekerjaan a. Pemasangan gording menggunakan Canal C baja konvensional pada bangunan SMP N 42 Semarang sesuai gambar dan Bill Of Quantity b. Pekerjaan ini meliputi pengadaan dari semua bahan, tenaga, peralatan, perlengkapan serta pemasangan dari semua pekerjaan baja dan logam termasuk alat-alat atau benda-benda/ material pendukung lainnya c. Pekerjaan ini harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan-keterangan yang tertera pada gambar rencana/ detail, lengkap dengan penyangganya, alat untuk memasang dan menyambungnya pelat-pelat baja/ profil dan lain sebagainya. d. Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti, diselesaikan dengan rapi, dan dalam pelaksanaannya tidak hanya dari gambar- gambar kerja untuk memasang pada tempatnya tetapi dimungkinkan untuk mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya ditempat pekerjaan terutama bagian-bagian yang terhalang oleh benda lain. e. Penawaran baja dalam berat (kg), sudah termasuk "wastage akibat pemotongan dan lain-lain dan diperhitungkan pada analisa harga satuan. Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk menjamin perancang baja untuk pengerjaannya agar sesuai dengan persyaratan-persyaratan ini sepenuhnya. Penyedia Jasa supaya menyiapkan salinan usulan standart yang akan dipakai, sebagai pedomam bagi Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) paling lambat 21 hari sebelum fabrikasi. 2. Persyaratan Bahan. a. Bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan baja harus disetujui oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas), tidak berkarat, bagian- bagiannya dan lembaran-lembarannya tidak bengkok dan cacat. Potongan-potongan (profil) mempunyai ukuran yang tepat sesuai dengan dimensi tertera dalam gambar rencana baik bentuknya, tebal, ukuran berat. b. Bahan baja yang digunakan/ dipasang harus dari jenis yang sama kualitasnya, dalam hal ini dipakai baja jenis BJ-37, dengan tegangan leleh baja minimum adalah 3.700. Toleransi bahan baja ditetapkan maksimum 5 %dari luas pada rangka batang/ maksimum 5 %dari momen imersia (I) c. Sebagai kawat las dipakai produk KOBE/ NIPPON STEEL. Jenis kawat las yang akan digunakan harus sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari pabrik pernbuat dan petunjuk-petunjuk Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). Elektroda-eleklroda las harus diambil dari GRADA-A (besi heavy coatee type) batang-batang elektroda yang dipakai diameternya lebih besar atau sama dengan 6 mm (1/ 4 inch), dan batang-batang elektroda harus dijaga agar selalu dalam keadaan kering. d. Baut-baut yang digunakan harus baut hitam ulir tak penuh dengan tegangan baut dan tegangan las minimum adalah 1.400 kg/ cm2 atau minimal sama dengan mutu baja yang digunakan (A-325 ASTM). e. Semua bahan harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam pemasangannya tidak memerlukan pengisi, kecuali kalau gambar detail menunjuk hal tersebut. 3. Pelaksanaan dan System Pemasangan a. Syarat-syarat pelaksanan. 1) Sebelum pekerjaan di pabrik dimulai, Penyedia Jasa harus menyiapkan gambar-gambar kerja yang menunjukkan detail-detail Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 42
lengkap dari semua komponen, panjang serta ukuran las, jumlah, ukuran serta tempat baut-baut serta detail-detail lain yang laLZimnya diperlukan untuk fabnkasi. 2) Penyedia Jasa wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran yang tercantum pada gambar kerja. Toleransi dari keseluruhan tidak lebih dari L/ 1000 untuk semua komponen. . 3) Seluruh pekerjaan di pabrik harus menerapkan pekerjaan yang berkualitas tinggi, seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa sehingga semua komponen dapat dipasang dengan tepat di lapangan. Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan gambar atau spesifikasi ini akan ditolak dan bila terjadi demikian, harus diperbaiki dengan segera. b. Fabrikasi 1) Sebelum memulai dengan pemotongan, penyambungan, dan pemasangan Penyedia Jasa harus memberitahukan secara tertulis tentang tempat, sistem pengerjaan dan pemasangan kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) untuk mendapat persetujuannya. 2) Penyedia Jasa harus terlebih dahulu menunjukkan kualitas pengelasan dan penghalusan untuk dijadikan standart dalam pekerjaan tersebut. Pekerjaan pengelasan konstruksi baja harus sesuai dengan gambar dan harus mengikuti prosedur yang berlaku seperti AWS atau AISA Spesification. 3) Kecuali ditunjuk sistim lain maka dalam hal menghubungkan profil-profil, plat-plat pengaku digunakan las listrik dengan alat pembakar yang standart dengan ketentuan sebagai berikut : a) Batang las (bahan untuk las) harus dibuat dari bahan yang campurannya sama dengan bahan yang akan disambung. Kekuatan sambungan dengan las (hasil pengelasan) harus sama kuat dengan batang yang disambung. b) Pemeriksaan kekuatan las harus dilakukan dengan persetujuan Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) bila dianggap perlu dan dapat dilakukan di laboratorium. Kedudukan konstruksi baja yang segera akan di las harus menjamin situasi yang paling aman bagi pengelas dan kualitas hasil pengelasan yang dilakukan. c) Pada pekerjaan las, maka sebelum mengadakan las ulangan, baik bekas lapisan pertama, maupun bidang-bidang benda kerja harus dibersihkan dari keras (slag) dan kotoran lainnya d) Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka lapisan yang terdahulu harus dibersihkan dari keras (slag) dan percikan-percikan logam sebelum memulai dengan lapisan las yang baru. Lapisan las yang berpori-pori, rusak atau retak harus dibuang sama sekali e) Tempat pengelasan dan juga bidang konstruksi yang di las, hams terlindung dari hujan/ angin kencang. f) Pemotongan harus menggunakan mesin, dilakukan dengan membatasi sekecil mungkin akibat secondary. Permukaan las terakhir harus digerinda sampai rata dan halus g) Kesalahan pemotongan maupun lubang yang terlalu besar tidak diperkenankan ditutup dengan las, karena itu batang yang bersangkutan harus diganti dengan yang baru. Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 43
4) Lubang baut untuk baut harus dilaksanakan dengan bor. Lubang baut harus lebih besar 2.0 mm dari pada diameter luar baut. Pembuatan lubang baut harus dilaksanakan di pabrik dan harus dikerjakan dengan alat bor. 5) Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat dihindarkan berlaku ketentuan sebagai berikut : a) Hanya diperkenankan satu sambungan. b) Semua penyambung proll] baja harus diiaksanaKan dengan las tumpuJ/ full penel ration butuc wefd, 6) Bila dipandang perlu oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas), Penyedia Jasa wajib melaksanakan pemasangan percobaan dari sebagian atau seluruh pekerjaan konstruksi. Komponen yang tidak cocok atau yang tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi dapat ditolak oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) dan pemasangan percobaan tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) 7) Pekerjaan harus bermutu kelas satu dalam segala hal, setiap bagian pekerjaan yang buruk akan ditolak dan harus diganti apabila perlu. Pekerjaan yang selesai harus bebas dari puntiran- puntiran.bengkokan-bengkokan dan sambungan-sarnbungan yang mengganggu c. Pemasangan/ Erection. 1) Penguat Sementara. a) Baja harus dipasang mati setelah sebagian besar struktur baja terpasang dan disetujui ketepatan garis, vertiikal dan horiLZontal. b) Penyedia Jasa supaya menyediakan penunjang-penunjang sementara (pembautan-pembautan) bilamana diperlukan sampai pemasangan mati sesuai keputusan Konsultan Pengawas. 2) Pembautan a) Ulir harus bebas setidak-tidaknya dua setengah putaran dari muka mur dalam keadaan terpasang mati. b) Penyedia Jasa supaya menggunakan setidak-tidaknya satu cincin pada setiap mur dan menyiapkan daftar mur, baut, dan cincin. Penyedia Jasa supaya menggunakan cincin baja keras untuk baut tegangan tinggi (HBS). d. Pengecatan. Semua bahan Konstruksi baja harus di cat. Cat dasar adalah cat LZink chromate buatan Dana Paint atau sekualitasf dan pengecatan dilakukan satu kali di pabrik dan satu kali di lapangan. Baja yang akan ditanam dalam beton tidak boleh di cat. Untuk lubang baut kekuatan tinggi/ high strenghbold permukaan baja tidak boleh di cat. Cat akhir adalah enamel paint produk Danapaint atau sekualitasf dan pengecatan dilakukan1 kali di lapangan, kecuali bila dinyatakan lain dalam gambar atau spesifikasi arsitektur. e. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan 1) Baja yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat/ rusak yang diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan lain. 2) Bila terjadi kerusakan, Penyedia Jasa diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa. 3) Penempatan pipa dan batang baja di work shop maupun dilapangan tidak boleh langsung diatas tanah atau lantai. tetapi harus diatas Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 44
balok-balok kayu yang berjarak maksimum 2 m. Tanah atau lantai tersebut harus datar, padat merata dan bebas dari genangan air. f. Pemasangan Akhir/ Final Erection. 1) Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus dalam keadaan baik. Bila dijumpai bagian-bagian konstruksi yang tidak dapat dipasang atau ditempatkan sebagaimana mestinya sebagai akibat dari kesalahan pabrikasi atau perubahan bentuk yang disebabkan penanganan, maka keadaan itu harus segera dilaporkan kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) disertai usulan cara perbaikannya 2) Setiap komponen diberi kode/ marking sesuai dengan gambar pemasangan sedemikian rupa sehingga memudahkan pemasangan 3) Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan sernentara harus digunakan untuk mencegah tegangan-tegangan yang mclewati tegangan ijin. Ikatan-ikatan itu dibiarkan sampai konstruksi selesai. Sambungan-sambungan sementara dari baut harus diberikan kepada. bagian konstruksi untuk menahan beban mati, angin dan tegangan-tegangan selama pembangunan. 4) Baut-baut, baut angkur, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain harus disediakan dan harus dipasang sebagaimana mestinya sesuai dengan gambar detail, Baut kekuatan tinggi harus dikencangkan dengan kunci momen (torque wrench). 5) Penyimpangan kolom dari sumbu vertikal tidak boleh dari 1/ 1500 dari tinggi vertikal kolom.
5.3. Pekerjaan Penutup Atap dan Listplank 1. Lingkup Pekerjaan a. Pemasangan penutup atap genteng pada bangunan sesuai yang ditunjuk pada gambar dan Bill Of Quantity b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. 2. Persyaratan Bahan a. Menggunakan Genteng Beton produk CISANGKAN / MUTIARA / CROWN, dan telah disetujui Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) dalam arti ketebalan, mutu jenis dan produk dari bahan tersebut. b. Untuk Nok digunakan dari bahan sejenis Genteng Beton sesuai brosur atau gambar. Penutup atap yang digunakan harus memenuhi persyaratan telah ditentukan. Penyedia Jasa harus mengajukan contoh penutup atap sebelum mengadakan pembelian. Contoh tersebut harus mendapat persetujuan Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas), disarankan untuk membawa contoh lebih dari satu kualitas. Penutup atap lainnya yang belum termasuk dalam Dokumen Pengadaan Barang/ Jasa namun tertera dalam gambar akan diatur oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). c. Bahan Listplak adalah dari panel kalsium silikat arsitektural modern, permukaan rata dan halus, potongan samping rapi dan presisi, tahan air, tidak dimakan rayap, tidak terbakar, mudah dipotong, dipaku/ disekrup tidak pecah, dapat difinishing dengan cat acrylic atau cat minyak. Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 45
Bahan yang digunakan adalah produk KALSIBOARD/ NUSABOARD tebal 12 mm, berkualitas baik dan telah mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). 3. Syarat syarat pelaksanaan: a. Pemasangan penutup atap baru dapat dimulai setelah reng-reng terpasang dengan jarak sesuai gambar (lebar teknis penutup atap) dan telah disetujui oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). b. Sebelum dipasang seluruh penutup atap harus diseleksi/ pemilihan baik warna, bentuk dan kualitas harus dapat dipertanggungjawabkan baru kemudian dimintakan persetujuan kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). c. Cara penumpukan dan pemasangan penutup atap harus sebelah menyebelah nok supaya tidak ada pembebanan eksentris, kecuali pada bentuk atap emperan dan pemasangan harus dimulai dari bawah. Pemasangan atap dari satu arah tidak diperkenankan, pertemuan- pertemuan pemasangan terletak di Barat-Barat bidang atas pertemuan nok atas. d. Pemasangan atap harus dilakukan dengan penuh ketelitian dan kerapian. Tepi-tepi penutup atap dan alur-alurnya harus merupakan garis-garis lurus, baik dari atas kebawah maupun dari sisi yang lainnya. e. Pemasangan penutup atap harus lurus, rapi sehingga hasilnya baik, pola pemasangan seperti petunjuk pabrik. f. Pemasangan nok dengan paku anti karat sehingga pemasangan nok dapat menghasilkan rapi, lurus, tidak bocor dan sempurna. g. Pemasangan penutup atap harus dibuat serapi mungkin, penyambungan penutup atap dengan nok tidak boleh ada yang cacat sehingga menyebabkan kebocoran.
Pasal 6. PEKERJAAN LANTAI
6.1. Pekerjaan Penutup Lantai Keramik 1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan dan semua pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan penutup lantai atau sesuai dengan gambar kerja b. Penyedia Jasa harus memberikan contoh-contoh bahan lantai yang akan dipasang, khususnya untuk diseleksi kualitas, warna, tekstur bahan untuk mendapat persetujuan dari Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas. c. Pekerjaan ini dilakukan ke seluruh ruangan, serta seluruh detail yang disebutkan dalam gambar sesuai petunjuk Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas. 2. Bahan a. Bahan Keramik yang digunakan produk ASIA TILE/ MULIA/ ROMAN dengan ketebalan 7mm, toleransi ukuran < 1%dan penyerapan air tidak lebih dari 1%. b. Ukuran Keramik lantai yang digunakan adalah 40x40 cm dan plin 10x40 cm anti noda, anti gores, unpolished, tidak licin, kualitas baik, tidak retak, rata, dan mempunyai daya lekat aduk standart warna sesuai gambar atau ditentukan kemudian. c. Ukuran Keramik KM/ WC lantai uk.20x20 cm dan untuk dinding 20x25 cm anti noda, anti gores, unpolished, tidak licin, kualitas baik, tidak retak, rata, dan mempunyai daya lekat aduk standart warna sesuai gambar atau ditentukan kemudian Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 46
d. Keramik yang akan dipasang telah diseleksi dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang gompal, retak, maupun cacat. e. Sebelum dilaksanakan pemasangan bahan, Penyedia Jasa harus mengajukan contoh terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas. Bahan tersebut harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup. 3. Pelaksanaan Pekerjaan a. Pemasangan Keramik sebaiknya dilakukan pada tahap akhir, untuk menghindari kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai. b. Permukaan lantai yang akan dipasang keramik tile harus bersih, cukup kering dan rata air. c. Sebelum dipasang keramik tile terlebih dahulu direndam air. d. Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang dan rata air. e. Adukan semen untuk pemasangan harus penuh, baik di permukaan dasar maupun di belakang homogenius tile lantai yang terpasang. Bahan adukan dari Campuran Semen Portland dan pasir muntilan (1Pc : 3 Psr), dengan ketebalan rata-rata : 1,5 4 cm f. Lebar nat yang dianjurkan untuk lantai 2 mm dengan campuran pengisi nat (Grout) Semen Portland/ Mortar Utama/ Prime Mortar/ sekualitas. Bagi area yang luas dianjurkan untuk diberi expansion joint. g. Pemotongan homogenius tile harus menggunakan mesin pemotong, dan bekas potongan harus digerinda dan diamplas sampai halus dan rata. Pemasangan dilakukan sesuai pola yang ditentukan dalam gambar. h. Garis-garis pada pemasangan lantai harus berkesinambungan satu dengan yang lainnya, kecuali pada pertemuan khusus. i. Pekerjaan lantai yang tidak lurus/ waterpass, siarnya tidak lurus, berombak, turun naik dan retak harus dibongkar. j. Keramik tile yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala noda pada permukaan Keramik tile hingga betul-betul bersih. k. Keramik tile yang sudah terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/ beban selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.
6.2. Pekerjaan Waterproofing 1. Bahan a. Lapisan kedap air Untuk daerah service (seluruh ruang km/ wc), dak atap serta pada daerah lain sesuai dengan gambar menggunakan produk LEMKRA/ MU/ SIKA yaitu lapisan kedap air berbentuk pasta yang terdiri campuran semen dan air sesuai spesifikasi teknik dari pabrikan. b. Penyedia Jasa wajib mengajukan contoh bahan, brosur lengkap, dan jaminan dari pabrik minimal 5 (lima) tahun. 2. Pelaksanaan Pekerjaan a. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman dan terlebih dahulu mengajukan metode pelaksanaan, sesuai dengan spesifikasi dari pabrik untuk mendapatkan persetujuan Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). b. Seluruh bidang lantai plat daerah basah hingga dinding sampai ketinggian 40 cm dari lantai termasuk dalam lingkup pekerjaan ini. Setelah coating waterproofing selesai, diatas permukaannya adalah adukan kedap air, adukan yang diijinkan 1 Pc : 4 Psr. c. Bersihkan media yang akan dilapisi waterproofing . Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 47
d. Kuaskan cairan waterproofing hingga rata pada media. e. Tebarkan adukan bahan waterpfoofing searah vertikal. f. Setelah mengering, tebarkan waterproofing searah horiLZontal. g. Gunakan busa/ kuas yang lembab untuk merapikannya. 3. Pengujian Mutu Pekerjaan a. Penyedia Jasa diwajibkan untuk melakukan percobaan/ pengetesan hasil pekerjaan atas biaya Penyedia Jasa, seperti dengan cara memberi siraman diatas permukaan yang telah diberi lapisan kedap air, setelah mendapat persetujuan dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). b. Bila ada pekerjaan yang harus dibongkar/ diperbaiki akan menjadi tanggungan Penyedia Jasa.
Pasal 7. PEKERJAAN PLAFOND 1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. b. Pekerjaan pemasangan plafond sesuai dengan yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). 2. Persyaratan Bahan a. Rangka plafond - Rangka plafond menggunakan besi hollow galvanis 40x40x0,4 mm. - Bahan yang digunakan harus sudah mendapat persetujuan dari Direksi/ Pengawas Lapangan b. Penggantung Rangka Plafon Penggantung rangka plafon menggunakan Hanger kawat ukuran 4mm c. Penutup plafond. Kalcium Silicate Board yang bermutu baik produk KALSIBORD/ GRC/ NUSABOARD, tebal 4,5 mm. Permukaan atas halus dan permukaan bawah halus agak kasar. Karakteristik produk tanpa asbes, tidak bisa terbakar sesuai standart pengujian DPU, kedap air, tidak dimakan rayap, tidak muai dan tidak susut. Digunakan di ruang km/ wc dan tritisan d. List Plafond Bahan yang digunakan adalah list profil dari gypsum 10 cm untuk gedung dan 5 cm untuk km/ wc finishing cat, berkualitas baik. 3. Syarat-syarat Pelaksanaan : a. Pekerjaan ini dikerjakan oleh Penyedia Jasa yang berpengalaman dan dengan tenaga-tenaga ahli. b. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa diwajibkan untuk membuat shop drawing dan meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out/ penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar. c. Buat garis (marking line) ketinggian plafon pada sekeliling dinding. d. Kaitkan batang-batang penggantung pada siku-siku, batang gantung yang dipasang pada kerangka struktural atau batang tarik dengan jarak rangka maksimum 1,0 m pada tiap arah/ jurusan. Setiap braket batang gantung yang dipasang harus dapat mendukung benda seberat 225 kg. e. Rangka besi hollow dipasang dengan jarak maksimum 0,5 m untuk bahan penutup plafond dan kenakan pada rel silang atas dengan jepitan pengunci di tiap sambungan. Komponen suspensi tambahan harus disediakan untuk mendukung piting-piting lampu dan alat bantu lainnya. Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 48
f. Setelah seluruh rangka besi hollow terpasang, seluruh permukaan rangka harus rata, lurus dan waterpas, tidak ada bagian yang bergelombang, dan batang-batang rangka harus saling tegak lurus. g. Pemasangan bahan penutup plafond menggunakan paku yang memiliki kepala lebar dan berbadan langsing. serta dipasang setiap jarak maksimum 20 cm sepanjang cross runner minimum 12 mm dari tepi panel dan minimum 50 mm dari sudut panel. h. Pasang bahan penutup plafond dengan arah melintang cross runner sedemikian rupa dengan formasi susun bata (LZig-LZag). Setiap pertemuan antar panel diberi celah 4 mm baik pada sisi panjang maupun pada sisi pendek. i. Untuk prosedur penutup sambungan dengan menempelkan Fiber Tape/ Paper Tape di atas nat yang sebelumnya telah dibersihkan yang kemudian diisi dengan kompon pengisi nat (Joint Compound) yang sekaligus menutup paper tape setipis mungkin namun harus dipastikan kompon pengisi tetap menembus joint tape dan mengisi nat dibelakangnya dan sekaligus menutup kepala paku. Setelah kompon penutup, amplas dengan amplas sedang dan menggunakan alat bantu yang diperlukan hingga halus dan rata. j. Bahan penutup plafond dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan gambar, untuk itu setelah bahan penutup plafond terpasang, bidang permukaan plafond harus rata, lurus, waterpas dan tidak bergelombang, juga sambungan antara unit-unit bahan penutup plafond tidak tretak rambut. k. Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole/ access panel di langit- langit yang bisa dibuka, tanpa merusak bahan penutup plafond disekelilingnya, untuk keperluan pemeliharaan M & E. l. Pada saat melakukan pembuatan lubang, setiap bidang yang telah dipotong harus dihaluskan kembali dengan amplas.
Pasal 8. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA
8.1. Pekerjaan Pintu Dan Jendela Aluminium 1. Lingkup Pekerjaan a. Pemasangan Pintu Dan Jendela Aluminium sesuai yang ditunjuk pada gambar dan Bill Of Quantity b. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. c. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, jendela, yang dinyatakan/ ditunjukkan dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan a. Dimensi kusen pintu menggunakan 4 mempunyai ketebalan minimal 2 mm, deformasi maksimal 2 mm Produk sekualitas Alexindo/ Indalex/ YKK yang memenuhi syarat yang telah ditentukan. b. Bentuk profil sesuai yang ditunjukkan dalam gambar, dengan terlebih dahulu dibuatkan gambar detail rinci dalam shop drawing yang disetujui Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). c. Semua profil kusen maupun frame daun jendela alumunium digunakan warna coklat. d. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses pabrikasi warna profil-profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 49
pabrikasi unit-unit jendela, pintu dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama. e. Bahan yang akan melalui proses pabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu dengan seksama sesuai dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan, pewarnaan yang disyaratkan Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). f. Konstruksi kusen aluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya. g. Nilai deformasi diijinkan maksimum 2 mm. h. Pekerjaan pemotongan harus rapi sehingga diperoleh hasil rakitan untuk unit-unit jendela, pintu yang mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut : untuk tinggi dan lebar 1 mm untuk diagonal 2 mm i. Accesories. Sekrup dari galvaniLZed kepala tertanam, weather strip dari vinyl, pengikat alat penggantung harus ditutup caulking dan sealant. Sealant dipergunakan produk GE, Wekker atau sekualitasf. Angkur-angkur untuk rangka/ kusen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm, dengan lapisan LZink tidak kurang dari 13 mikron sehingga tidak dapat bergerak/ bergeser. j. Bahan finishing Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersentuhan dengan bahan alkaline seperti, aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari lacquer yang jernih.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Sebelum memulai pelaksanaan Penyedia Jasa diwajibkan meneliti gambar-gambar dan kondisi di lapangan, terutama ukuran dan peil lubang bukaan dinding. Penyedia Jasa diwajibkan membuat contoh jadi (mock-up) untuk semua detail sambungan dan profil aluminium yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain dan dimintakan persetujuan dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). b. Proses pabrikasi harus sudah berjalan dan siap lebih dulu sebelum pekerjaan lapangan dimulai. Proses ini harus didahului dengan pembuatan shop drawing, meliputi gambar denah, lokasi, produk, kualitas, bentuk, dan ukuran. Penyedia Jasa juga diwajibkan untuk membuat perhitungan yang mendasari sistem dan dimensi profil aluminium terpasang, sehingga memenuhi persyaratan yang diminta/ berlaku. Penyedia Jasa bertanggung jawab penuh atas kehandalan pekerjaan ini. c. Semua kusen untuk jendela, pintu, dikerjakan secara pabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. d. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap dan harus cocok. e. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000 kg/ cm2. Celah antara kaca dan sistem kosen aluminium harus ditutup oleh sealant. f. Untuk fitting hardware dan reinforcing materials yang mana kusen aluminium akan bertemu dengan besi, tembaga atau lainnya maka Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 50
permukaan Keramik jatiwangi yang bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk menghindari timbulnya korosi. g. Toleransi pemasangan kosen aluminium disatu sisi dinding adalah 10-25 mm yang kemudian diisi dengan ringan/ grout. h. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara pada ruang yang dikondisikan, hendaknya ditempatkan mohair yang digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini dilakukan di swing door dan double door. i. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant supaya kedap air dan suara.
8.2. Pekerjaan Pintu 1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. b. Lingkup pekerjaan ini adalah daun pintu rangka kayu kamfer double mdf 6 mm lapis hpl, dan seluruh detail yang ditunjukkan/ disebutkan dalam gambar. 2. Persyaratan Bahan a. Jenis kayu Kamfer, dan pengeringannya dengan sistem Oven/ Kiln Dry/ Kedy b. Bahan dari kayu yang telah dikeringkan, Kayu Mutu A, kelas kuat I-II. c. Bahan daun pintu menggunakan bahan double mdf 3 mm lapis hpl produk VELVET MAPLE/ ARBORITE/ MILANO. d. Bahan kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan peraturan kayu bangunan untuk perumahan dan gedung yang ditentukan. e. Ukuran finish kayu sesuai detail gambar. f. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu, dan cacat lainnya. g. Kelembaban disyaratkan maksimum 17 %, seluruh bahan. h. Accessories seperti sekrup, plat dan baut harus dari bahan yang digalvanis. 3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Sebelum melaksanakan pekerjaan Penyedia Jasa diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada sesuai kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola layout/ penempatan cara pemasangan, mekanisme dan detail sesuai gambar. b. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu di tempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/ tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban. c. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angkur-angkur dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/ menjaga kerapihaan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan. d. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku antar sisi-sisinya dan dilapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan/ pemasangan, kecuali bila ditentukan lain. e. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan dan pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin. f. Bahan kayu tidak diperkenankan dipulas dengan cat, vernis, meni atau finishing lainnya sebelum diperiksa dan diteliti oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 51
g. Setelah semua pekerjaan kayu terpasang perlu diberi perlindungan terhadap benturan dan pengotoran akibat pelaksanaan pekerjaan lain.
8.3. Pekerjaan Pengunci dan Penggantung 1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pengunci dan penggantung seperti yang ditunjukan dalam gambar/ Daftar Kuantitas dan Harga. 2. Bahan a. Bahan pengunci dan penggantung menggunakan merk SOLID/ KEND/ DORMA dan harus mempunyai kualitas baik b. Bahan yang akan digunakan Penyedia Jasa harus mengajukan contoh- contoh lebih dahulu untuk mendapat persetujuan Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). 3. Cara Pelaksanaan a. Pengunci dan penggantung harus berfungsi dengan baik. Semua contoh barang tersebut harus mendapat persetujuan dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). Apabila kunci dan alat penggantung yang dipasang ternyata tidak berfungsi, harus dibongkar/ diganti atas biaya Penyedia Jasa. b. Semua pemasangan harus rapi sehingga pintu dan jendela dapat ditutup dan dibuka dengan mudah, lancar, dan ringan.
8.4. Pekerjaan Kaca 1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan, dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. b. Lingkup pekerjaan ini meliputi pemasangan kaca seperti yang dinyatakan dalam gambar atau Daftar Kuantitas dan Harga dan sesuai dengan petunjuk Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). 2. Persyaratan Bahan Bahan kaca bening dengan ketebalan 5 mm dan 8 mm, permukaannya rata sejajar dan bebas distorsi. Produk sekualitas ASAHIMAS/ MAGI/ BMG, berkualitas baik, tidak retak dan telah mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). 3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa yang sudah berpengalaman dan dengan tenagatenaga yang ahli. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa diwajibkan untuk membuat shop drawing dan meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi dilapangan (ukuran dan peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay- out/ penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar. b. Harus diusahakan agar kaca yang terpasang pada rangkanya tidak bersentuhan langsung dengan rangkanya. c. Hindarkan persinggungan langsung kaca dengan tirai atau penempatan perabotan yang menempel pada dinding kaca yang dapat menimbulkan akumulasi panas. Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 52
d. Bersihkan kaca pada daerah dengan polusi udara tinggi atau bila terkena air semen untuk mencegah terjadinya efek alkaline. e. Sealant produk GE, Wekker atau sekualitasf. f. Gunakan Backup material yang memiliki tingkat insulasi panas yang tinggi, seperti neopreme, foam dan polyethylene foam.
Pasal 9. PEKERJAAN SANITASI DAN PLUMBING
9.1 Pekerjaan Sistem Peresapan Air Kotor dan Air Hujan Lingkup Pekerjaan dalam sistem peresapan air kotor/ limbah di sini antara lain adalah sbb : 1. Perpipaan Lingkup pekerjaan perpipaan air limbah secara umum meliputi perpipaan : Air Limbah Sanitair. a. Limbah Sanitair Perpipaan Limbah Sanitair mulai dari Alat Sanitair antara lain Closet, Urinoir, Wastafel dan Floor Drain, sampai septictank & peresapan. 2. Tangki Septicktank a. Tangki septicktank berfungsi untuk mengolah air limbah selama jangka waktu pemakaian sebesar pemakaian air rata-rata sehari. b. Tangki septicktank harus dibuat dengan konstruksi sbb : Membuat penyekat untuk pemisahan kotoran padat dan cair. Mencegah air tanah masuk dalam tangki. Membuat manhole dengan konstruksi water tight. Membuat semua sleeve dipakai rapat air. c. Septicktank harus dibuat minimum menjadi dua bagian untuk memungkinkan tejadinya pemisahan kotoran padat dan cair. d. Tangki septicktank dapat dibuat dari konstruksi atau fibreglass reinforced plastic. e. Tangki air harus mempunyai perlengkapan sbb : Manhole Pipa ven penghubung maupun ven ke udara luar Pipa peluap Sleeve untuk pipa masuk dan keluar. 3. Peresapan a. Terdiri dari lapisan ijuk, kerikil dan batu kali. b. Finishing permukaan peresapan harus disesuaikan dengan peruntukan lokasi.
9.2 Pekerjaan Instalasi Sanitasi 1. Lingkup Pekerjaan : a. Pemasangan stop kran. b. Pemasangan kloset jongkok c. Pemasangan Urinoir + Assesories d. Pemasangan Wastafel + Assesories e. Pemasangan Floordrain. f. Pemasangan Kaca Cermin Wastafel lantai 1
Spesifikasi Teknis dari bahan bahan untuk sanitair adalah sebagai berikut : a. Kloset Jongkok produk sekualitas AMERICAN STANDART/ TOTO. Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 53
b. Floor drain, Wastafel, urinoir, Wastafel dan Floordrain (type square flange uk. 115x115 mm, type Round ukuran 4, Material kuningan, cast iron, stainless steel ) produk AMERICAN STANDART/ TOTO. c. Kran air (Acrylic handle,Ukuran ,Compression valve) produk sekualitas AMERICAN STANDART/ TOTO.
2. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Sebelum melaksanakan pekerjaan harus dibuatkan shop drawing dan diajukan kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) untuk diperiksa dan selanjutnya dimintakan persetujuan. b. Penyedia Jasa harus mengajukan contoh produk kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas)untuk mendapatkan persetujuannya. c. Hal-hal yang bertalian erat dengan estetika seperti : warna cat, motif, dan sebagainya harus mendapat persetujuan dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas)terlebih dahulu sebelum dilaksanakan. Material yang tidak disetujui harus diganti dengan material lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan. d. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan untuk kelangsungan sistem maka penyedia jasa tetap diadakan.
3. Pengujian dan Komisioning a. Umum 1). Pada dasamya keseluruhan pekerjaan mekanikal harus diuji dan dikomisioning. 2). Pemeriksaan harus dilaksanakan sehubungan dengan sistem operasi dari sistem tersebut dan bilamana perlu maka pengujian ulang perlu dilakukan. 3). Keseluruhan hasil pengujian tersebut harus dicatat, dan bila mana hasilnya telah cukup baik, maka Penyedia Jasa wajib melaporkannya kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). 4). Pada keadaan tertentu pengujian dan komisioning secara keseluruhan sistem tidak mungkin dilaksanakan secara serempak, maka pada kesempatan pertama dan berikutnya Penyedia Jasa wajib mengulang pekerjaan tersebut diatas. 5). Bila ada bagian pekerjaan yang telah diuji dan dikomisioning secara terpisah, maka pada saat tahap akhir penyelesaian pekerjaan Penyedia Jasa wajib membuktikan bahwa bagian pekerjaan tersebut dapat berfungsi dengan baik secara terus menerus, hal ini merupakan persyaratan yang harus dipenuhi dalam kontrak. Penyedia Jasa wajib menaruh perhatian yang cukup sehingga pelaksanaan Pengujian dan komisioning bagian pekerjaan tersebut tidak mengganggu dan membahayakan aktivitas pemilik bila bekerja pada lokasi tersebut. 6). Untuk keperluan pengujian dan comisioning Penyedia Jasa harus menyediakan bahan/ peralatan serta tenaga kerja yang diperlukan. Demikian pula Penyedia Jasa harus menyediakan air, listrik kerja dan bahan bakar yang diperlukan. Hal ini sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam kontrak. Bilamana pengujian sistem gagal, padahal peralatan dan perlengkapannya yang terpasang telah berfungsi, maka Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas)wajib segera memerintahkan Penyedia Jasa untuk memeriksa apakah bagian yang tidak berfungsi tersebut merupakan Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 54
kesalahan Penyedia Jasa Pemasok peralatan sehingga pengujian ulang dapat segera dilaksanakan.
b. Test Kerapatan Pipa Untuk Bahan Cair 1). Umum Sebelum jalur pipa untuk bahan cair akan dipergunakan, maka terlebih dahulu harus diperiksa dengan teliti. Hal ini berlaku pula untuk jalur pipa di dalam atau di atas tanah, juga berlaku apakah jalur pipa ini merupakan bagian dari sistem secara keseluruhan. Pengujian ini termasuk : - Penilaian terhadap keamanan pemasangan - Pengujian kekuatan - Pengujian kebocoran - Pemeriksaan kebenaran fungsi dan sistem yang dipasang. 2). Teknis a). Seluruh pelaksanaan pengujian dan pemeriksaan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa harus disaksikan oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). b). Pengujian ini dilaksanakan untuk menguji kerapatan sambungan pipa, alat sambung dan perlengkapan yang lain secara benar. c). Pipa yang diletakkan dalam tanah tidak boleh diurug sebelum pelaksanaan pengujian selesai dilaksanakan. d). Lokasi penyambungan, harus mudah diperiksa untuk memudahkan pelaksanaan pengujian. e). Pada saat dilaksanakan pengujian, seluruh pipa yang tersambung keperalatan harus dilepas dan ditutup dengan alat penutup (dop/ flens buntu). f). Pengujian ini dianggap memenuhi setelah mendapat persetujuan dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). g). Selama pengujian dilaksanakan, harus dilengkapi alat pengukur dan alat pengaman yang memadai, sehingga cukup aman bagi lingkungan sekitarnya. h). Prosedur pengujian dan pengujian peralatan benar-benar memperlihatkan hasil pengetesan yang sedang berlangsung pada jalur pipa atau bagian dari jalur tersebut. i). Catatan hasil pengujian dan pemeriksaan yang telah selesai dilaksanakan harus diserahkan kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). j). Catatan hasil pengujian yang berhubungan dengan uji kebocoran sekurang-kurangnya harus terdiri dari hal-hal sebagai berikut : - Tekanan kerja - Bahan/ media penguji yang dipergunakan - Tekanan pengujian - Jangka waktu pengujian - Temperatur sekitarnya pada saat dilaksanakan pengujian. - Informasi lain yang yang dianggap penting. k). Pipa Air Bersih. Tekanan pengujian sekurang-kurangnya 1,5kali dari tekanan kerja atau sekurang-kurangnya dengan tekanan uji10 bar.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 55
c. Perijinan 1. Penyedia Jasa bertanggungjawab penuh atas mutu instalasi dan peralatan yang digunakan. 2. Semua Ijin dan pemeriksaan dari badan Pemerintah merupakan tanggungjawab Penyedia Jasa, baik cara maupun biaya yang diperlukan untuk itu. 3. Penyedia Jasa wajib melengkapi segala yang diperlukan guna terlaksananya pemeriksaan dan pengujian dari badan/ instansi Pemerintah tersebut. 4. Penyedia Jasa wajib menyelesaikan sertifikat yang menyatakan bahwa semua pekerjaan yang telah dilakukan memenuhi persyaratan dan standart yang ditetapkan dalam spesifikasi, ketentuan maupun peraturan Pemerintah. 5. Pembobokan tembok, lantai dan sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya ke kondisi semula, menjadi lingkup pekerjaan ini dan hanya dapat dilaksanakan apabila ada persetujuan dari Pihak Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) secara tertulis. 6. Pemeriksaan rutin harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa instalasi secara periodik dan tidak kurang dua minggu sekali. Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa instalasi ini, apabila ada permintaan dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) atau bila ada gangguan dalam instalasi ini.
9.3 Pekerjaan Plumbing 1. Umum a. Pekerjaan sistem perpipaan ini meliputi : Pipa, Sambungan, Penggantung dan penumpu, Galian, Pengujian, Peralatan Bantu. b. Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak serta arah dari masing-masing sistem pipa. c. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan/ atau spesifikasi dipasang terintegrasi dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya. d. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan pressure sebelum, selama pamasangan. e. Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut di atas juga harus terlindung dari sinar terik matahari.
2. Spesifikasi Bahan Perpipaan Spesifikasi teknis dari PVC Pipe sebagai berikut : PVC Pipes Diameter Working Pressure : 16 35 mm : Type VP = 10 kg/ cm 2
Type VU =5 kg/ cm 2
Type AW = 10 kg/ cm 2
Type D = 5 kg/ cm 2
Produk dari : WAVIN/ MASPION/ RUCIKA
Spesifikasi ABS(BRITISH STANDART) Penggunaan : Air Bersih Tekanan standard 10 bar
Spesifikasi PVC 10 Penggunaan : Air Limbah Tekanan Standart 10 bar URAIAN KETERANGAN Pipa Polyvinyl chloride (PVC) klas 10 bar Reducer PVC injection moulded sanitary fitting concentric, Solvent Cement Joint Type. Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.
3. Persyaratan Pemasangan a. U m u m 1) Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar, serta memperkecil banyaknya penyilangan. 2) Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50 mm diantara pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan. 3) Semua pipa dan fitting harus dibersihkan sebelum dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/ runcing serta penghalang lainnya. 4) Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang ditunjuk dalam digambar. 5) Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan UNION atau FLANGE. 6) Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik. 7) Kemiringan dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti berikut, kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar. 8) Dibagian dalam bangunan, garis Barat 150 mm atau lebih kecil : < 1 %. 9) Dibagian luar bangunan garis Barat 150 mm atau lebih kecil : < 1 %, garis Barat 200 mm atau lebih besar : > 1 %. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun ke arah titik buangan. Drains dan vents harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun pengurasan. 10) Sambungan-sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupa dan angkur pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja kearah memanjang. Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 57
11) Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan. Katup-katup dan fitting pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh. 12) Semua galian, harus ditimbun kembali termasuk penutupan kembali serta pemadatan. b. Cara pemasangan pipa air limbah dalam tanah. 1) Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup. 2) Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda-benda keras/ tajam. 3) Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar galian dengan adukan semen. 4) Urugan pasir setinggi dasar pipa dan dipadatkan. 5) Pipa yang telah tersambung diletakkan di atas dasar pipa. 6) Dibuat blok setiap interval 2 meter. 4. Pengujian a. Sistem Air Bersih Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan tekanan air di bawah tekanan tidak kurang dari tekanan kerja ditambah 50%atau 9 kg/ cm2 dan tidak lebih tinggi lagi dalam jangka waktu 1 jam. Kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji kembali. Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus dilepas (diputus) dari hubungan-hubungannya selama uji tekanan berlangsung. b. Sistem Air Limbah 1) Pipa-pipa bertekanan harus diuji dengan tekanan air sebesar tekanan kerja ditambah 50%atau 8 kg/ cm 2 selama 1 jam. 2) Pipa-pipa gravitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar 30 meter di atas titik tertinggi selama 1 jam.
Pasal 10. PEKERJAAN FINISHING
1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan, biaya, peralatan, dan alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. b. Lingkup pekerjaan meliputi pengecatan dinding dan plafon Bahan c. Penggunaan cat, baik untuk cat dasar dan atau pengecatan akhir 1) Untuk pengecatan dinding exterior menggunakan produk MOWILEX/ JOTUN/ PROPAN sesuai persetujuan Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). 2) Untuk pengecatan dinding interior dan plafond menggunakan produk MOWILEX/ JOTUN/ PROPAN sesuai persetujuan Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). 3) Untuk pengecatan besi menggunakan produk DANA PAINT/ NIPPON/ EMCO sesuai petunjuk Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). d. Cat/ plamur yang dibutuhkan atau didatangkan harus dalam keadaan utuh dalam kemasan kaleng, tertera nama perusahaannya dan masih terdapat segel utuh. Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 58
e. Semua cat yang digunakan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). f. Cat meni digunakan pada semua besi yang akan dicat, Jenis meni disesuaikan dengan cat yang akan digunakan. g. Bahan pengencer cat besi menggunakan sekualitas minyak Thinner dan harus minta persetujuan dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
2. Macam Pekerjaan a. Mengecat dengan cat tembok semua bidang seperti dinyatakan dalam gambar/ Daftar Kuantitas dan Harga. b. Semua dinding-dinding, plafond dicat tembok produksi dan kualitas sesuai persetujuan Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). c. Mengecat dengan cat besi untuk semua bidang permukaan besi yang nyata- nyata harus dicat seperti dinyatakan pada gambar/ Daftar Kuantitas dan Harga. d. Memeni besi untuk semua bidang yang akan dicat besi, termasuk semua bidang sambungan dan potongan besi. Memeni semua permukaan bidang besi yang tertanam dan berhubungan langsung dengan tembok. e. Sebelum dilakukan pengecatan dinding seluruh plesteran harus baik dan Penyedia Jasa supaya melaporkan kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) untuk pemeriksaan dan persetujuannya.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan a. Cat Tembok dan Plafond 1) Pastikan permukaan kering. 2) Jangan lakukan pengecatan lapis kedua sebelum lapisan pertama benar- benar kering, karena akan mengakibatkan kegagalan pengecatan (cat meleleh) dan sebagian dari cat yang belum kering tersebut tertarik oleh roll atau kuasnya. 3) Apabila permukaan tembok berjamur/ berlumut, lakukan pengerokan pada jamur/ lumut tersebut, kemudian gunakan cat anti jamur agar akar jamur/ lumut tidak tumbuh lagi. Bersihkan dengan air untuk memastikan permukaan bebas dari cairan asam yang tertinggal, lalu biarkan kering. Lapisi dengan sealer sebelum pengecatan dilakukan. 4) Penggunaan plamur tidak diperbolehkan untuk diaplikasikan diseluruh permukaan tembok luar. Karena akan mengurangi daya rekat cat terhadap tembok dan akan mengelupas apabila kena sinar matahari. 5) Penggunaan plamur tidak disarankan untuk diaplikasikan diseluruh permukaan tembok dalam ruangan. Karena akan mengurangi daya rekat cat terhadap tembok. 6) Bila plamur terpaksa harus digunakan untuk memperbaiki permukaan tembok dalam ruangan yang tidak rata atau menutupi retak-retak halus, dapat digunakan plamur seminimal mungkin, dan tempatkan plamur diantara dua lapisan sealer. 7) Hindarilah melakukan pengecatan pada musim hujan atau cuaca lembab. Karena pada kondisi tersebut pengeringan lapisan film cat tidak dapat terbentuk secara maksimal. b. Cat Besi 1). Semua pekerjaan yang telah dicat meni baru boleh dicat besi setelah terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran yang menempel. Tidak diperkenankan melakukan pengecatan ketika keadaan mendung dan hujan. Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 59
2). Jangan lakukan pengecatan lapis kedua sebelum lapisan pertama benar- benar kering. Karena akan mengakibatkan kegagalan pengecatan dan sebagian dari cat yang belum kering tersebut akan tertarik oleh roll.
Pasal 11. PEKERJAAN NON STANDART
1. PEKERJAAN ELEKTRIKAL Pekerjaan Instalasi Daya Listrik 1. Umum Yang dimaksud dengan pekerjaan instalasi elektrikal di sini secara keseluruhan adalah pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan, peralatan, bahan utama serta pengujian, sehingga diperoleh instalasi elektrikal yang lengkap dan sesuai spesifikasi, gambar dan BQ 2. Persyaratan Bahan dan Peralatan
Kabel Untuk instalasi tegangan rendah menggunakan jenis kabel NYY, dengan tegangan kerja 0,6 1 KV SUPREME/ PRIMA/ KABELINDO
Untuk instalasi titik lampu digunakan jenis kabel NYM dengan tegangan kerja 220 volt 380 volt SUPREME/ PRIMA/ KABELINDO Pipa Pelindung/ Konduit Pipa PVC Konduit diameter minimum 1,5 x diameter luar kabel CLIPSAL/ MK/ EGA Saklar Warna Putih BROCCO/ VIMAR/ PANASONIC Stop kontak Warna Putih BROCCO/ VIMAR/ PANASONIC Lampu RM 300 (2 X 18 Watt) Lampu, Ballast Philips/ Osram/ Panasonic Armature ARTOLITE/ PHILIPS/ PANASONIC Lampu PLC 14 Lampu, Ballast Philips/ Osram/ Panasonic Armature ARTOLITE/ PHILIPS/ PANASONIC Lampu Down Light ess 8 Watt Lampu, Ballast Philips/ Osram/ Panasonic Armature ARTOLITE/ PHILIPS/ PANASONIC
Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 60
3. Persyaratan Pelaksanaan a. Kabel-kabel 1) Pada prinsipnya kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah jenis NYY, sedangkan untuk kabel penerangan dipergunakan kabel NYM dan NYFGbY. 2) Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan persetujuan terlebih dahulu pada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). 3) Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm2. 4) Pemasangan kabel daerah showcase menggunakan kabel NYMHY untuk menghindari kesulitan pemasangan. 5) Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda kabel mark yang jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban. 6) Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk mengindentifikasilkan phasanya sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. 7) Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan baru, kecuali pada kabel penerangan, di mana terminasi sambungan dilakukan pada termination/ junction box. 8) Untuk kabel serabut, terminasi ujung kabel tersebut harus menggunakan handsclip. 9) Pada route kabel setiap 25 m dan di setiap belokan harus ada tanda arah jalannya kabel dan dilengkapi dengan Cable Mark. 10) Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan instalasi lainnya harus ditanam lebih dalam dari 60 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis medium dengan diameter minimum 2 kali penampang kabel. 11) Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau harus dibuatkan sleeve dari pipa galvanis medium dengan diameter minimum 2 kali penampang kabel. 12) Penyambungan kabel untuk penerangan dan kontak-kontak harus di dalam kotak terminal terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tersebut minimum 4 cm. 13) Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan 1 m disetiap ujungnya. 14) Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam kotak penyambungan dan memakai alat penyambungan berupa las-dop. 15) Setiap kabel dalam PVC High Impact Konduit yang dipasang pada Slap harus diberi Saddle Spacers setiap jarak 150 cm. b. Lighting Fixtures 1) Seluruh peralatan yang akan dipakai pada kegiatan ini disediakan oleh Penyedia Jasa dan sesuai jenis pekerjaaan dan spesifikasi yang telah ditentukan. 2) Daftar produk peralatan yang akan digunakan harus dilampirkan dalam dokumen Kontrak. 3) Bila dikemudian hari ada kelainan antara daftar yang diajukan dengan yang akan dipakai, Penyedia Jasa wajib mengajukan persetujuan dahulu kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) 4) Penyedia Jasa wajib mengganti semua peralatan yang telah dipasang bila peralatan tersebut tidak sesuai dengan daftar yang telah diajukan atau disetujui oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). 5) Semua penggantian merk/ jenis dari peralatan yang telah disetujui dalam daftar yang diajukan harus dilengkapi dengan perubahan biaya dari biaya kontrak.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 61
c. Grounding 1) Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (BCC). 2) Elektroda pentanahan untuk grounding digunakan copper berdiameter 32 mm dan 0,5 m dari bagian ujungnya dibuat runcing. Electrode pentanahan yang ditanam minimal sedalam 12 m dan sampai menyentuh permukaan air tanah. 3) Nilai tahanan grounding system untuk panel-panel adalah maximum, 1 ohm, diukur setelah tidak turun hujan selama 3 hari berturut- turut. 4) Grounding untuk peralatan elektronik dipisah dengan grounding elektrikal, dengan metode grounding yang sama. d. Konduit Konduit instalasi penerangan yang dipakai jenis PVC High Impact dan Keramik jatiwangi Plan Conduit di mana diameter dalam dari konduit minimum 1,5 x (kali) diameter luar kabel dan minimum diameter dalam adalah 19 mm, atau dinyatakan lain pada gambar. e. Panel-Panel 1) Umum. a). Jumlah dan jenis komponen panel listrik ditunjukkan dalam gambar. b). Tebal plat yang digunakan minimum 1,5 mm. c). Bentuk panel listrik berdiri sendiri untuk panel utama, panel tenaga, dan panel penerangan. d). Seluruh terminal untuk penyambungan ke luar harus ada di sisi panel kecuali stop kontak lantai. e). Terminal kabel masuk disesuaikan dengan kabel masuk. f). Kabel masuk dilengkapi dengan "cable plug" (kabel schoen) yang besarnya disesuaikan dengan ukuran kabel. g). Panel harus dengan 5 bar termasuk 1 bar untuk pentanahan 2) Komponen Panel : a). Circuit Breaker (1) Circuit breaker untuk panel-panel utama harus mempunyai interupting capacity min. 50 KA dilengkapi dengan pengaman terhadap arus lebih, arus hubung singkat dan tegangan di bawah nominal. (2) Circuit breaker untuk arus-arus cabang minimum mempunyai interupting capacity 35 KA. b). Fuse Load Break Switch. (1) Fuse load Break yang digunakan harus dapat memutuskan arus pada saat berbeban. (2) Kuning untuk Fuse load break yang lebih besar dapat digunakan sepanjang fuse pengaman yang dibutuhkan seperti dinyatakan dalam gambar. c). Ampere meter (1) Ampere meter yang digunakan dari tipe dinding untuk dipasang pada panel. (2) Daerah ukur Amperemeter ditunjukkan pada gambar. (3) Dilengkapi dengan trafo arus dengan ratio arus disesuaikan dengan gambar. d). Volt Meter (1) Volt meter yang digunakan harus dari tipe dinding untuk dipasang pada panel. (2) Daerah ukur Voltmeter ditunjukkan pada gambar. (3) Dilengkapi dengan selector switch dengan 6 posisi +0 (4) Pabrik asal komponen listrik adalah SCHNEIDER/ ABB/ SIEMENS(Eropa) 3) Lampu Indikasi a). Lampu indikasi dari jenis yang dapat dipasang pada panel b). Warna lampu disesuaikan dengan tanda phase Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 62
(1) Merah untuk R (2) Hijau untuk S (3) Kuning untuk T c). Dilengkapi dengan fuse pengaman. f. Penanaman/ Pembumian 1) Semua bagian dari sistem listrik harus ditanam/ dibumikan. 2) Elektroda pembumian harus ditanam sedalam minimum 12 meter dan mencapai permukaan air tanah. 3) Tahanan pembumian maximum adalah 1 ohm. 4) Jarak minimum elektroda pembumian adalah 20m dan disesuaikan dengan sifat tanahnya. 5) Elektroda pembumian menggunakan massive copper pipe penampang 1" (1,5 inch). g. Testing dan Commissioning 1) Penyedia Jasa pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran-pengukuran yang diperlukan untuk memeriksa/ mengetahui apakah seluruh instalasi yang sudah dilaksanakan dapat berfungsi dengan baik dan memenuhi semua persyaratan. 2) Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk testing tersebut merupakan tanggungjawab Penyedia Jasa, termasuk peralatan khusus yang diperlukan untuk testing dari seluruh sistem ini, seperti yang disyaratkan oleh pabrik pembuat, harus disediakan oleh Penyedia Jasa. 3) Testing Instalasi Listrik yang dimaksud ialah : a). Pada waktu instalasi telah selesai, sistem Listrik yang dipasang harus ditest dan mendapat pengesahan dari PLN. b). Semua panel Listrik yang telah dipasang harus diperiksa (di cek) satu persatu sehingga yakin tidak terdapat cacat atau kesalahan pemasangan. c). Semua kabel harus dicek isolasinya dengan meger 600 volt. d). Pada saat pemeriksaan dan pengujian ternyata ada kerusakan atau kegagalan suatu bagian dari Instalasi bahan dari Instalasi yang rusak/ gagal maka, setelah diadakan perbaikan, pemeriksaan/ pengujian dilakukan lagi sampai berhasil. 4) Laporan Pengetesan Penyedia Jasa harus menyerahkan laporan pengetesan kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) mengenai hal-hal sebagai berikut : a). Hasil pengetesan kabel-kabel (merger). b). Hasil pengetesan peralatan-peralatan Instalasi. Semua pengetesan dan/ atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
Pasal 12. PEKERJAAN PENANGKAL PETIR
1. Lingkup Pekerjaan. Pekerjaan ini meliputi pengurusan Perizinan/ Pengesahan dari Badan yang berwenang, pengadaan bahan, peralatan dan tenaga Pekerja, pemasangan, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan untuk suatu sistem penangkal petir yang lengkap.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 63
2. Persyaratan Bahan Penangkal petir yang digunakan adalah jenis E.F. CARRIER SYSTEM/ PULSAR/ CURRENT sesuai dengan gambar. a Penghantar Pentanahan (Down Conductor) b Terminal dan Elektroda Pentanahan c Konstruksi tiang penyangga dan kawat pengikat baja d Izin instalasi dari yang berwenang e Pekerjaan lain yang menunjang pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas. 3. Gambar-gambar Rencana Gambar-gambar secara umum menunjukkan tata letak peralatan dan instalasinya. Penyesuaian harus dilakukan di lapangan, karena keadaan sebenarnya dari lokasi, jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi lapangan. 4. Persyaratan Bahan a. Seluruh Pekerjaan harus diselenggarakan mengikuti standart dan peraturan yang berlaku (Departemen Tenaga Kerja) atau standart - standart Internasional yang tidak bertentangan dengan PUIL, Depnaker. Disamping itu harus ditaati pula peraturan dan hukum setempat yang ada hubungannya dengan pekerjaan ini. b. Bahan dan peralatan yang akan dipasang harus dalam keadaan baik dan baru, sesuai dengan yang dimaksud. Contoh bahan, brosur dan gambar kerja (shop drawing) harus diserahkan kepada Kuasa Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) 30 (tiga puluh) hari sebelum pemasangan. Tenaga-tenaga pelaksana harus dipilih yang sudah berpengalaman dan mampu menangani pekerjaan instalasi ini secara aman, kuat dan rapi. c. Kepala penangkal petir harus bekerja berdasarkan kenaikan photo ionisasi yang diakibatkan oleh kenaikan kelembaban udara dan kenaikan kegiatan medan magnet disekitar area penangkal petir tersebut terpasang akibat dari cuaca mendung/ akan hujan. d. Kepala penangkal petir harus terionisasi terhadap konstruksi peninggi batang penangkal petir tersebut. e. Berisolasi tegangan tinggi, mampu menghasilkan emisi 6 x 1012 elektrons/ second per milliamp atmospheric current, yang terbangkit dengan sendirinya oleh besarnya medan listrik yang terjadi di awan dan berlanjut dengan pengembangan corona effect di atmosfer. f. Mengantisipasi secara dini sambaran petir dengan aktif-reaktif sesuai Early Streamer Emission (ESE). g. Tidak menggunakan radio elemen, battery atau solar cells, capacitors, dioda maupun electric resistance. h. Pemasangan minimum 3 m di atas level tertinggi dari obyek yang dilindungi. i. Mampu menerima sambaran petir hingga 250 kV dan mampu menyalurkan arus petir hingga 150 kA. j. Memberikan efek radius proteksi cukup luas, tergantung pada ketinggian pemasangan dan intensitas sambaran. k. Batang peninggi harus terbuat dari bahan isolator yang menghubungkan kepala penangkal petir dengan batang peninggi yang terbuat dari metal. Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 64
l. Konstruksi batang peninggi tersebut harus kuat dan diperhitungkan terhadap hembusan angin yang kuat. m. Konstruksi penyangga harus terbuat dari rangka Baja Ringan yang memiliki persyaratan untuk penggunaan instalasi dengan ketinggian sekitar 25 m dari muka tanah. Konstruksi tersebut harus diperhitungkan terhadap hembusan angin yang kuat (badai). n. Penghantar Pentanahan (down conductor). 1). Terdiri dari Coaxial Cable diameter 31 mm, menghubungkan secara listrik dengan sempurna antara air terminan tersebut di atas dengan sistem pentanahan. 2). Mencegah adanya lompatan arus listrik / kilat samping 3). Transient AbsorptionTechnology (TAT), mencegah adanya primary lightning overvoltage 4). Mampu menerima tegangan sambaran hingga 250 kV. 5). Memiliki 2 penghantar, inner danouter, 2 x 35 mm 2 , berat 1,5 Kg/ m, max, tentukan pemasangan 0,6 m. 6). Insulation : special flame retardant composition. o. Sistem Pentanahan terdiri dari : 1). Terminal pentanahan 2). Elektroda pentanahan, terbuat dari batang tembaga pasif panjang 6 meter dan ". 3). Tahanan/ hambatan/ resistansi tanah tidak boleh lebih dari 3 Ohm. Bila tahanan tersebut tidak dapat dicapai dengan satu elektroda maka harus dibuatkan beberapa batang pentanahan yang dipasang secara paralel sampai tahanan tanah yang dipersyaratkan terpenuhi. 5. Persyaratan Pemasangan, Pemeriksaan & Pengujian a. Cara-cara pemasangan sistem penangkal petir ini harus sesuai dengan gambar dan harus mengikuti petunjuk Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) b. Down Conductor disepanjang konstruksi penyanggah harus dipasang memakai klem dengan jarak setiap 75 -250 cm dan disetiap titik yang tertentu harus dihubungkan secara listrik dengan baik kepada konstruksi Baja. c. Down Conductor pada ketinggian 2.00 dari muka tanah harus dipasang didalam pipa PVC kelas AW d. Pada elektroda pentanahan harus dibuat terminal pentanahan dengan baut dan ring. e. Sambungan pada elektroda pentanahan harus memakai junction box. f. Kotak sambungan harus dipasang setinggi 2 meter dari tanah. g. Elektroda pentanahan dari batang tembaga " dan panjang 6 meter harus dimasukkan ke dalam tanah secara vertikal. Batang tembaga harus dilindungi terhadap korosi dengan serbuk arang disekitar batang tembaga. h. Terakhir elektroda pentanahan ditengah-tengah bumbung arang tersebut. Terminal pentanahan harus terletak dalam bak kontrol khusus untuk keperluan tersebut dan untuk pengecekan tahanan tanah secara berkala, tahanan pentanahan maksimum 3 Ohm. i. Pengujian dan Pemeriksaan Setiap bagian yang tidak sesuai dengan persyaratan dan gambar harus segera diganti, tanpa membebankan biaya tambahan pada Direksi Teknis Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 65
(Pengawas/ Konsultan Pengawas). Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem penangkal petir yang dipasang, maka harus diadakan pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap sistem pentanahannya, agar diperoleh suatu jaminan. Pengetesan yang harus dilakukan adalah mengukur tahanan tanah dengan mempergunakan metode standart dengan memakai alat khusus untuk itu.
Pasal 13. PEKERJAAN PRASARANA
13.1 Pekerjaan Saluran 1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan, dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. b. Lingkup pekerjaan ini meliputi saluran Ground tank, Septictank dan pengadaan Rooftank seperti yang dinyatakan dalam gambar atau Daftar Kuantitas dan Harga dan sesuai dengan persetujuan dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). 2. Persyaratan Bahan a. Bahan yang digukanan untuk Septic Tank Biofilter kapasitas 5 m3 dan accessories dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. b. Bahan yang digukanan untuk Rooftank kapasitas 2 m3 dan accessories dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. c. Semen Portland harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan. d. Pasir harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan. 3. Syarat-syarat Pelaksanaan Pembuatan Groundtank Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa yang sudah berpengalaman dan dengan tenagatenaga yang ahli. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa diwajibkan untuk membuat shop drawing dan meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi dilapangan (ukuran dan peil), terrmasuk mempelajari bentuk, pola lay-out/ penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan SMP N 42 Semarang - 66
Pasal 15. PENUTUP
1. Apabila dalam Dokumen Pengadaan Jasa ini untuk menguraikan bahan-bahan dan pekerjaan tidak disebutkan perkataan atau kalimat-kalimat Diadakan Oleh Penyedia Jasa Atau Diselenggarakan Oleh Penyedia Jasa maka hal ini dianggap benar-benar disebutkan, jika uraian tersebut ternyata masuk dalam pekerjaan.
2. Guna mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, maka bagian-bagian yang termasuk dalam bagian pekerjaan ini tetapi tidak atau belum disebutkan dalam Dokumen Pengadaan Jasa ini harus diselenggarakan oleh Penyedia Jasa.
3. Segala sesuatu yang tidak disebut secara nyata, tetapi lazim dan mutlak adanya maka tetap diadakan/ dikerjakan oleh Penyedia Jasa.
4. Hal-hal yang belum tercantum dalam Dokumen Pengadaan Jasa ini akan ditentukan lebih lanjut oleh Direksi Teknis (Pengawas / Konsultan Pengawas).
Hal-hal lain yang belum tertera di dalam Dokumen Pengadaan Jasa ini dapat ditambahkan atas persetujuan seluruh pihak dalam bentuk Berita Acara Aanwijzing dan akan diatur lebih lanjut di dalam kontrak.