Вы находитесь на странице: 1из 66

Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 1





DAFTAR ISI

BAB XII. SYARAT-SYARAT TEKNIS............................................................................. 2
PASAL 1. PEKERJAAN PERSIAPAN ............................................................................... 2
PASAL 2. PEKERJAAN PONDASI ................................................................................. 6
2.1. PEKERJAAN GALIAN TANAH ........................................................................... 6
2.2. PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN .................................................... 7
2.3. PEKERJAAN PONDASI FOOT PLATE................................................................. 7
2.4. PEKERJAAN PONDASI BATU BELAH ................................................................ 8
PASAL 3. PEKERJAAN BETON BERTULANG ................................................................ 9
3.1. PEKERJAAN BETON BERTULANG STRUKTUR .......................................................9
3.2. PEKERJAAN BETON BERTULANG NON STRUKTURAL ...................................... 32
PASAL 4. PEKERJAAN DINDING .............................................................................. 35
4.1. PEKERJAAN DINDING BATU BATA ..................................................................... 35
4.2. PEKERJAAN PLESTERAN ....................................................................................... 36
PASAL 5. PEKERJAAN ATAP..................................................................................... 37
5.1. PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP BAJA KONVENSIONAL .................................. 41
5.2. PEKERJAAN PENUTUP ATAP DAN LISTPLANK................................................... 44
PASAL 6. PEKERJAAN LANTAI ................................................................................. 45
6.1. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI KERAMIK .......................................................... 45
6.2. PEKERJAAN WATERPROOFING ........................................................................... 46
PASAL 7. PEKERJAAN PLAFOND ............................................................................. 47
PASAL 8. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA ........................................................... 48
8.1. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA ALUMINIUM .............................................. 48
8.2. PEKERJAAN PINTU ................................................................................................ 50
8.4. PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG ................................................. 51
8.5. PEKERJAAN KACA ................................................................................................. 51
PASAL 9. PEKERJAAN SANITASI DAN PLUMBING ................................................... 52
9.1. PEKERJAAN SISTEM PERESAPAN AIR KOTOR DAN AIR HUJAN ...................... 52
9.2. PEKERJAAN INSTALASI SANITASI ....................................................................... 52
9.3. PEKERJAAN PLUMBING ....................................................................................... 55
PASAL 10. PEKERJAAN FINISHING .......................................................................... 57
PASAL 11. PEKERJAAN NON STANDART ELEKTRIKAL..............59
PASAL 12. PEKERJAAN PENANGKAL PETIR.... 62
PASAL 13. PEKERJAAN SARANA ....65
PASAL 14. PENUTUP............................................................................................... 66







Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 2




XII. SYARAT-SYARAT TEKNIS


SPESIFIKASI TEKNIS

Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang secara
umum berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini bisa diterapkan
untuk Pembangunan SMP N 42 Semarang Lingkup Pekerjaan ini meliputi :

Spesifikasi Teknis :
Pondasi foot plat, batu belah
Beton bertulang struktur K-250, non struktur K-175
Lantai keramik 40x40 cm dan lantai KM/ WC 20x20 cm.
Keramik dinding KM/ WC ukuran 20 x 25 cm
Dinding pasangan bata plesteran dan acian.
Plafond calcium silicate board tebal 4,5 mm rangka hollow galvanis 40x40x0,4
mm, list plafond gypsum
Gording Canal C menggunakan baja konvensional dan Reng+Usuk
menggunakan baja ringan, genteng beton, listplank calsiboard .
Kusen alumunium, pengunci dan penggantung, kaca, instalasi sanitasi.
Finshing cat dinding, cat plafond dan melamin.
Instalasi daya listrik.

Pembangunan SMP N 42 Semarang secara umum yakni :
1). Pekerjaan Persiapan
2). Pekerjaan Pondasi
3). Pekerjaan Beton Bertulang struktur dari lantai 01 s/ d lantai 03
4). Pekerjaan Dinding untuk lantai 01
5). Pekerjaan Plafond untuk lantai 01
6). Pekerjaan Utilitas untuk lantai 01
7). Pekerjaan Konstruksi atap dan penutup atap
8). Pekerjaan Finishing untuk lantai 01
9). Pekerjaan Elektrikal untuk lantai 01 finish
10). Pekerjaan sparing instalasi ME pada lantai 02 dan lantai 03
11). Pekerjaan Penangkal Petir
12). Pekerjaan Prasarana


Pasal 1. PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1. Direksi Keet
1. Bangunan Sementara
Sebelum Penyedia Jasa memulai pelaksanaan pekerjaan ini diharuskan
menyediakan dan mendirikan Direksi Keet berupa bangunan sementara
yang terdiri atas 1 (satu) lantai berukuran lantai 4 x 12 m
2
.
2. Kelengkapan Direksi Keet.
Sebagai kelengkapan Direksi Keet guna penyelesaian administrasi di
lapangan, maka sebelum pelaksanaan pekerjaan ini dimulai Penyedia Jasa
harus terlebih dahulu melengkapi peralatan-peralatan antara lain :
1 (satu) buah meja kerja, kursi rapat 6 (enam) buah
1 (satu) white board (1,20 x 2,40) dan peralatannya
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 3



1 (satu) rak almari buku (sederhana)
1 (satu) meja kerja/ meja tulis dan kursi
1 (satu) stel meja dan kursi tamu
1 (satu) set kelengkapan PPPK (P3K)
1 (satu) unit Komputer dan printer
Selesai pelaksanaan Kegiatan ini (Serah Terima ke II), Direksi keet dan
semua peralatan/ kelengkapan tersebut pada ayat ini menjadi milik
Penyedia Jasa, dengan sedemikian pembiayaan tidak perlu ditawarkan/
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
Alat-alat yang harus senantiasa tersedia di kegiatan untuk setiap saat
yang dipergunakan oleh Kuasa Pengguna Anggaran/ Pejabat Pembuat
Komitmen/ Direksi Teknis/ Konsultan Pengawas adalah :
1 (satu) buah kamera
1 (satu) unit komputer dan printer

1.2. Kantor dan Gudang Penyedia Jasa
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Penyedia Jasa dapat membuat Kantor,
barak-barak untuk pekerja atau gudang tempat penyimpanan bahan
(Boukeet), yang sebelumnya telah mendapat persetujuan dari Kuasa
Pengguna Anggaran/ Pejabat Pembuat Komitmen/ Direksi Teknis/ Konsultan
Pengawas berkaitan dengan konstruksi atau penempatannya.
Semua Boukeet perlengkapan Penyedia Jasa dan sebagainya, pada waktu
pekerjaan berakhir (serah terima kedua) harus dibongkar. Segala biaya atas
pekerjaan tersebut tidak perlu ditawarkan.

1.3. Sarana Kerja
1. Penyedia Jasa wajib memasukkan identifikasi tempat kerja untuk semua
pekerjaan yang dilakukan di luar lapangan sebelum pemasangan
peralatan yang dimiliki serta jadwal kerjanya.
2. Semua sarana kerja yang digunakan harus baik dan memenuhi
persyaratan kerja sehingga memudahkan dan melancarkan pekerjaan.
3. Penyediaan tempat penyimpanan bahan/ material di lapangan harus
aman dari segala kerusakan/ kehilangan, dan halhal yang dasar
mengganggu pekerjaan lain yang sedang berjalan.
4. Kecuali ditentukan lain, Penyedia Jasa harus menyediakan akomodasi dan
fasilitasfasilitas lain yang dianggap perlu misalnya, air minum, toilet
yang memenuhi syaratsyarat kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya
seperti penyediaan perlengkapan PPPK.
5. Segala biaya atas pekerjaan tersebut tidak perlu ditawarkan/ menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.

1.4. Asuransi
1) Penyedia diwajibkan mengasuransikan tenaga kerjanya (Jamsostek);
2) Penggunaan asuransi harus sepengetahuan Pejabat Pembuat Komitmen;
3) Penggunaan asuransi dilakukan sebelum memulai pekerjaan sampai
selesai.
4) Persyaratan-persyaratan asuransi harus dipenuhi oleh Penyedia dan
wajib dilaksanakan.

a. Keselamatan Kerja
1) Bilamana terjadi kebakaran, Penyedia harus segera mengambil tindakan
dan segera memberitahukan kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan
Pengawas).
2) Penyedia harus memenuhi/ mentaati peraturan-peraturan tentang
perawatan korban dan keluarganya.
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 4



3) Penyedia harus menyediakan obat-obatan yang tersusun menurut syarat-
syarat Palang Merah Indonesia dan setiap kali habis harus dilengkapi
lagi.
4) Penyedia diwajibkan mentaati Undang-Undang Tenaga Kerja dan segera
mengurus Jamsostek setelah SPMK diterbitkan.
b. Pekerjaan Lain-Lain
Sesuai petunjuk Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas), jika
terdapat pekerjaan yang belum disyaratkan dalam pekerjaan persiapan,
maka Penyedia jasa wajib melaksanakan atas biaya sendiri.

1.5. Pengaturan Jam Kerja dan Pengerahan Tenaga Kerja
1. Penyedia Jasa harus dapat mengatur sedemikian rupa dalam hal pengerahan
tenaga kerja, pengaturan jam kerja maupun penempatan bahan hendaknya
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan
Pengawas). Khususnya dalam pengerahan tenaga kerja dan pengaturan jam
kerja, dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan peraturan perburuhan
yang berlaku.
2. Penyedia Jasa harus membatasi daerah operasinya di sekitar tempat pekerjaan
dan harus mencegah sedemikian rupa supaya para pekerjanya tidak
melanggar wilayah bangunan-bangunan lain yang berdekatan, dan Penyedia
Jasa harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan ingin memasuki
tempat pekerjaan.
3. Untuk pekerjaan ini Penyedia Jasa harus menambah jam kerja/ lembur dan
menambah jumlah tenaga kerja dikarenakan waktu yang mendesak.

1.6. Pekerjaan Penyediaan Air dan Daya Listrik Untuk Bekerja
1. Air untuk bekerja harus disediakan Penyedia Jasa dengan membuat sumur
pompa di tapak Kegiatan atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari
debu, bebas dari lumpur, minyak dan bahanbahan kimia lainnya yang
merusak. Penyediaan air sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Pengawas
Teknis/ Konsultan Pengawas.
2. Listrik untuk bekerja harus, disediakan Penyedia Jasa dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan, atau
penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan
untuk penggunaan sementara atas persetujuan Pengawas Teknis/ Konsultan
Pengawas. Daya listrik ini juga disediakan untuk Pengawas keet.
3. Segala biaya atas pemakaian daya dan air diatas tidak perlu ditawarkan/
menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa.

1.7. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank
1. Pengukuran Tapak Kembali
a. Penyedia Jasa diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran
kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan
mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah
dengan alat-alat yang sudah diuji kebenarannya.
b. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan
lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Direksi
Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) untuk dimintakan
keputusannya.
c. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan
alat-alat waterpass/ Theodolite yang ketepatannya dapat dipertanggung
jawabkan.
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 5



d. Penyedia Jasa harus menyediakan Theodolite/ waterpas beserta petugas
yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Pengawas
Teknis/ Konsultan Pengawas.

2. Tugu Patokan Dasar (Benck Mark)
a. Letak dan jumlah tugu patokan dasar ditentukan oleh Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas). Tugu patokan dasar dibuat dari kayu
berpenampang sekurang-kurangnya 20 x 20 cm, tertancap kuat kedalam
tanah sedalam 1 m dengan bagian yang menonjol di atas muka tanah
secukupnya untuk memudahkan pengukuran selanjutnya dan sekurang-
kurangnya setinggi 40 cm di atas tanah.
b. Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bisa diubah, diberi tanda
yang jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari
Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas untuk membongkarnya.
c. Pada setiap Tugu Patok Dasar harus tertera dengan jelas kode koordinat
dan ketinggian (elevasi) nya.

3. Pengukuran dan Titik Peil (0.00) Bangunan.
Penyedia Jasa harus mengadakan pengukuran yang tepat berkenaan dengan
letak/ kedudukan bangunan terhadap titik patok/ pedoman yang telah
ditentukan dengan memakai alat waterpass/ theodolite. Hal tersebut
dilaksanakan untuk mendapatkan lantai, plafond dan sebagainya dengan
hasil yang baik dan siku. Untuk mendapatkan titik peil harap diperhatikan
notasi-notasi Gambar Lay Out dengan kondisi lapangan. Penyedia Jasa harus
melapor pada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) apabila terjadi
tidak kesesuaian gambar dengan kondisi lapangan.

4. Bouwplank
a. Pemasangan Bouwplank
1) Penyedia Jasa bertanggungjawab atas ketepatan serta kebenaran
pemasangan bouwplank/ pengukuran pekerjaan sesuai dengan
referensi ketinggian, dan Bench Mark yang diberikan Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas) secara tertulis, serta
bertanggungjawab atas ketinggian, posisi, dimensi, serta kelurusan
seluruh bagian pekerjaan serta pengadaan peralatan, tenaga kerja
yang diperlukan.
2) Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada
kesalahan dalam hal keadaan tersebut diatas, maka hal tersebut
merupakan tanggungjawab Penyedia Jasa serta wajib memperbaiki
kesalahan tersebut dan akibat-akibatnya, kecuali bila kesalahan
tersebut disebabkan referensi tertulis dari Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas).
3) Pengecekan pengukuran oleh Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas
atau wakilnya tidak menyebabkan tanggungjawab Penyedia Jasa
menjadi berkurang.
b. Bahan dan Pelaksanaan
1) Tiang bouwplank menggunakan kayu kruing ukuran 5/ 7 dipasang
setiap jarak 2,00 m, sedangkan papan bouwplank ukuran 2/ 20 cm
dari kayu meranti diketam halus dan lurus bagian atasnya dan
dipasang datar (waterpass).
2) Pemasangan bouwplank harus sekeliling bangunan dengan jarak
2,00 m dari atas tepi bangunan, bouwplank tidak boleh
dilepas/ dibongkar dan harus tetap berdiri tegak hingga pekerjaan
mencapai tahapan dinding/ kolom.
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 6



Pasal 2. PEKERJAAN PONDASI

2.1. Pekerjaan Galian Tanah
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan galian ini selain dilaksanakan untuk pondasi bangunan gedung
juga dilaksanakan untuk galian konstruksi lainnya yang berada di bawah
permukaan tanah.
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pembuatan penyangga/ konstruksi
penahan tanah dan pemompaan air tanah apabila diperlukan.
2. Pelaksanaan Pekerjaan Galian
a. Pekerjaan galian tanah baik kedalamannya ataupun lebarnya
dilaksanakan sesuai dengan penampang galian yang terdapat pada
gambar rencana, pekerjaan lanjutan (tahapan pekerjaan pondasi, atau
konstruksi lain di atasnya) dapat dilaksanakan bila galian tersebut sudah
mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan
Pengawas).
b. Penyedia Jasa harus menjaga sedemikian rupa agar lubang-lubang galian
tersebut tidak digenangi air yang berasal dari hujan, parit, banjir, mata
air atau lain-lain sebab dengan jalan memompa, menimba, menyalurkan
ke parit-parit atau lain-lain, dan biaya untuk pekerjaan tersebut harus
dianggap telah termasuk dalam harga kontrak.
c. Dasar dari semua galian harus waterpas/ mencapai peil dasar, apabila
pada dasar setiap galian masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-
bagian gembur, maka ini harus digali keluar sedang lubang-lubang tadi
diisi kembali dengan pasir, dan dipadatkan sehingga mendapatkan
kembali dasar yang waterpas.
d. Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik pada waktu
penggalian maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan
pompa air jika diperlukan yang dapat bekerja terus menerus, untuk
menghindari tergenangnya air pada dasar galian.
e. Penyedia Jasa harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi
galian agar tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan
tanah/ penunjang sementara/ lereng yang cukup.
f. Juga kepada Penyedia Jasa diharuskan mengambil langkah-langkah
pengamanan terhadap bangunan lain yang berada dekat dengan lubang
galian yaitu dengan memberikan penunjang sementara pada bangunan
tersebut sehingga dapat dijamin bangunan tersebut tidak akan
mengalami kerusakan.
g. Bagian-bagian yang diurug kembali harus diurug dengan tanah yang
memenuhi syarat-syarat tanah urug.
Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan penimbrisan lubang-lubang
galian yang terletak di dalam garis bangunan harus diisi kembali dengan
pasir urug yang diratakan dan diairi serta dipadatkan sampai mencapai
95%kepadatan maksimum yang dibuktikan dengan test laboratorium.
h. Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah, kecuali ditunjukkan
untuk dipindahkan, maka seluruh barang-barang berharga yang ditemui
di lapangan harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai terjadi
kerusakan harus diperbaiki/ diganti oleh Penyedia Jasa. Bila suatu alat
pelayanan dinas yang sedang bekerja ditemui di lapangan dan hal
tersebut tidak tertera pada gambar atau dengan cara lain yang dapat
diketahui, Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk mengambil
langkah-langkah untuk menjamin bahwa pekerjaan yang sedang
berlangsung tersebut tidak terganggu.
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 7




i. Tanah hasil galian yang memenuhi persyaratan dengan persetujuan
Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) dapat dipergunakan
sebagai bahan urugan, sedangkan kelebihan tanah hasil galian tersebut
harus dikeluarkan/ dibuang keluar lokasi.
j. Penyedia Jasa bertanggungjawab untuk mendapatkan lokasi
pembuangan, dan termasuk biaya-biaya yang diperlukan.
k. Apabila suatu galian yang telah dilaksanakan dalamnya melebihi dari
yang tertera dalam gambar, maka untuk mendapatkan dasar yang kuat
Penyedia Jasa harus mengisi galian yang terlalu dalam dengan bahan
pasir urug tanpa ada biaya tambah.
l. Untuk mempercepat pekerjaan galian Penyedia Jasa diharuskan memakai
alat berat seperti escavator.

2.2. Pekerjaan Urugan Dan Pemadatan
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan urugan dilaksanakan sebagai urugan peninggian halaman,
bangunan maupun sebagai urugan lubang-lubang pondasi, termasuk dalam
pekerjaan pemadatan untuk setiap layer urugan.
2. Persiapan untuk urugan
Pengurugan tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi atau bagian pekerjaan
yang akan ditutup/ diurug atau tersembunyi oleh tanah urugan diperiksa
Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
Pada pekerjaan urugan/ peninggian permukaan tanah asal jika ada ketidak
sesuaian antara keadaan lapangan dan gambar rencana Penyedia Jasa harus
memberitahu secara tertulis kepada Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas,
jika tidak maka tuntutan mengenai ketidaksamaan permukaan tanah tidak
akan dipertimbangkan.
3. Cara pengurugan
a. Khusus untuk urugan peninggian tanah asal (site) pada ketinggian
tertentu diurug dengan tanah urug yang didatangkan dari luar lokasi.
b. Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis yang tebalnya tidak lebih
dari 15-20 cm dipadatkan dengan mesin pemadat/ kompaktor yang
diijinkan, khusus untuk pemadatan perkerasan jalan harus dipergunakan
pemadat/ mesin gilas 6 - 8 ton.
c. Seluruh bahan urugan harus terlebih dahulu disetujui Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas) sebelum digunakan, dan Penyedia Jasa
tidak diperkenankan melakukan pengurugan tanpa kehadiran Direksi
Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
4. Bahan-bahan urugan
a. Untuk bahan urugan peninggian tanah asal (site) pada ketinggian
tertentu diurug dengan tanah urug yang didatangkan dari luar lokasi.
b. Bahan-bahan urugan tidak boleh mengandung lumpur dan bahan
organic, kadar lumpur tidak boleh terlampau tinggi dan bahan urugan
mudah untuk dipadatkan.

2.3. Pekerjaan Pondasi Foot Plate
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pondasi ini meliputi, penyediaan tenaga, bahan material
dan peralatan- yang diperlukan sehingga secara keseluruhan pekerjaan
pondasi ini dapat diselesaikan.
Sebagai pondasi utama bangunan ini adalah pondasi foot plate, sedangkan
sebagai pondasi lajur batu kali, atau pondasi tipe lain sebagaimana
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 8



ditunjukkan dalam gambar rencana.
2. Pedoman Pelaksanaan
a. Sebelum dilaksanakan pekerjaan pondasi, Penyedia Jasa harus
mengadakan pengukuran sesuai dengan jarak/ notasi yang ada dalam
gambar rencana pondasi, kemudian harus dimintakan persetujuan lebih
lanjut kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
b. Penyedia Jasa diwajibkan memberi laporan kepada Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas), bila ada perbedaan antara gambar
detail/ konstruksi dengan gambar arsitektur atau adanya notasi yang
kurang jelas untuk mendapatkan keputusan/ penjelasannya.
3. Daya dukung Foot plate
Pondasi Foot Plate yang selesai dilaksanakan harus tahan memikul beban
kerja.
Kedalaman Foot Plate diperkirakan lebih kurang (sesuai gambar rencana),
dan harus dikonfirmasikan dengan laporan perhitungan struktur.
4. Metoda Pelaksanaan
a. Pengenalan Lapangan/ Site
Penyedia Jasa harus mengenal lapangan sebaik-baiknya sebelum memulai
pekerjaannya yang antara lain :
1). Peil existing dihubungkan dengan peil dalam gambar rencana.
2). Keadaan/ kondisi lapisan tanah.
3). Bangunan-bangunan/ fasilitas yang ada berdekatan dengan site.
4). Kedalaman muka air tanah.
5). Peralatan dan fasilitas-fasilitas yang diperlukan guna kelancaran
pekerjaan
Penyedia Jasa juga harus mengenal kondisi jalan-jalan umum, batasan-
batasan beban jalan dan batasan/ ketentuan-ketentuan lainnya yang
mungkin mempengaruhi lancarnya trasportasi/ alat-alat baik ke
lapangan atau dari lapangan.
Penyedia Jasa wajib untuk mencocokan kondisi volume lapangan dengan
gambar rencana dan wajib untuk melaporkan secara tertulis kepada
Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
b. Pengukuran Lapangan/ Site Setting
1). Penyedia Jasa sebelum memulai pekerjaan, harus melakukan
pengukuran lay out dengan menggunakan tenaga surveyor yang
berpengalaman.
2). Penyedia Jasa wajib untuk melaporkan secara tertulis kepada Direksi
Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas), apabila ditemukan
perbedaan elevasi/ ukuran lapangan dengan yang tercantum dalam
gambar rencana.
3). Penyedia Jasa wajib mengukur/ menentukan fasilitas/ utilitas yang
ada di lapangan serta melaporkannya secara tertulis kepada Direksi
Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
Segala biaya yang diperlukan untuk melindungi/ memelihara fasilitas/
utilitas yang ada, termasuk memasang kembali yang rusak karena
kesalahan Penyedia Jasa, pembiayaannya tanggungjawab Penyedia Jasa.

2.4. Pekerjaan Pondasi Batu Belah
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pasangan Batu Belah ini meliputi pekerjaan pondasi batu belah dan
seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar sesuai petunjuk
Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).


Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 9



2. Persyaratan Bahan
a. Batu belah harus berkualitas baik dan tidak keropos, batu belah untuk
pondasi harus bersih dari segala kotoran, keras dan memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan.
b. Semen Portland harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan.
c. Pasir harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan.
d. Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak mengandung
lumpur, minyak, asam-basa serta memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Diatas urugan pasir untuk pondasi lajur/ pondasi bukan struktur
dipasang anstamping/ batu belah setebal 20 cm atau sesuai gambar.
b. Pondasi batu belah menggunakan batu kali dengan adukan campuran 1
Pc : 5 Psr, adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa
sehingga tidak ada bagian yang keropos.
c. Sebelum pondasi struktur dan pondasi bukan struktur dipasang lebih
dahulu dibuat profil-profil pondasi dari kayu setinggi patok galian,
bentuk dan ukurannya sesuai gambar potongan pondasi.
Pada pertemuan antara pondasi, kolom, dan sloof, harus disediakan stek-
stek tulangan yang tertanam pada pondasi sedalam 20 cm, dengan
diameter dan jumlah besi sesuai dengan tulangan tersebut.


Pasal 3. PEKERJAAN BETON BERTULANG

3.1. Pekerjaan Beton Bertulang Struktur
3.3.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan serta
pengangkutan untuk menyelesaikan semua pekerjaan sesuai dengan yang
tercantum dalam gambar, serta pekerjaan yang berhubungan dengan seperti
acuan/ bekisting, besi dan admixtures. Untuk pekerjaan Beton Bertulang
(Struktur) di haruskan hasil finishnya merupakan bentuk ekspose sesuai
dengan dimensi digambar apabila terjadi kesalahan pelaksanaan, dimensi
yang tidak sama (miring/ menggelembung) maka perubahan pelurusan yang
berupa plester aci menjadi tanggungjawab pihak Penyedia Jasa. Juga
termasuk di dalam lingkup pekejaan ini adalah pengamanan baik pekerja
maupun fasilitas lain di sekitar sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan
lancar dan aman.

3.3.2. Keahlian dan Pertukangan
Penyedia Jasa harus membuat dengan kualitas sesuai ketentuan-ketentuan
yang disyaratkan, antara lain, mutu dan penggunaannya selama pelaksanaan.
Semua pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga ahli termasuk tenaga ahli
untuk acuan/ bekesting, sehingga dapat mengantisipasi segala kemungkinan
yang terjadi. Selain itu, Penyedia Jasa wajib menggunakan tukang yang
berpengalaman, sehingga sudah paham dengan pekerjaan yang sedang
dilaksanakan terutama pada saat dan setelah pengecoran berlangsung.

Semua tenaga ahli dan tukang tersebut harus mengawasi pekerjaan sampai
pekerjaan perawatan selesai dilakukan. Untuk itu paling lambat 10 hari
sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa harus mengusulkan metode kerja
agar bisa disetujui Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). Jika
dipandang perlu, maka Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas)
berhak untuk menunjuk tenaga ahli diluar yang ditunjuk Penyedia Jasa untuk
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 10



membantu mengevaluasi semua usulan Penyedia Jasa, dan biaya yang timbul
menjadi beban Penyedia Jasa.

3.3.3. Persyaratan Bahan
a. Semen
1) Jenis-jenis semen :
a). Semen Portland (SP)
Adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling
klinker, terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis
dan gips sebagai bahan pembantu.
b). Semen Portland PoLZolan (SPP)
Adalah suatu bahan pengikat hidrolis yang dibuat dengan
menggiling halus klinker semen portland dan poLZolan, atau
sebagai campuran yang merata antara bubuk semen portland dan
bubuk poLZolan selama penggilingan atau pencampuran dapat
ditambahkan bahan-bahan lain asal tidak mengakibatkan
penurunan mutunya.
c). Semen PoLZolan Kapur
Adalah suatu bahan pengikat hidrolis yang dibuat dengan
menggiling halus bahan poLZolan dengan kapur atau yang
dibuat dengan mengaduk secara cermat dan merata suatu bahan
poLZolan halus dengan kapur padam.
d). Semen PoLZolan Putih
Adalah semen hidrolis yang berwarna putih, dihasilkan dengan
cara mengahaluskan klinker yang terdiri dari silikat-silikat
kalsium yang bersifat hidrolis bersama bahan tambahan yang
biasanya adalah gips, semen portland putih dapat digunakan
untuk semua tujuan didalam pembuatan adukan semen serta
beton yang tidak memerlukan persyaratan khusus, kecuali
warnanya yang putih.

2) Tipe-tipe semen portland dan kegunaannya :
a). Tipe I : Digunakan untuk konstruksi tanpa persayaratan
khusus.
b). Tipe II : Digunakan untuk konstruksi dengan persyaratan
tahan terhadap sulfat dan panas hidrasi yang sedang.
c). Tipe III : Digunakan untuk konstruksi yang mempunyai
kekuatan awal yang tinggi.
d). Tipe IV : Digunakan untuk konstruksi dengan persyaratan
panas hidrasi yang rendah.
e). Tipe V : Digunakan untuk konstruksi dengan persyaratan
sangat tahan terhadap sulfat.
3) Persyaratan Kimia dan Fisik Semen Portland.










Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 11



Tabel 1
PERSYARATAN KIMIA SEMEN PORTLAND

JENIS SEMEN PORTLAND
URAIAN
I II III IV V
Magnesium Oksida, MgO
maks. %berat 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0
Belerang Trioksida, SO3 maks. %berat
- Bila C3 A 8 %
3,0 3,0 3,5 2,3 2,3
- Bila C3 A 8 %
3,5 - 4,5 - -
Hilang Pijar,
maks. %berat 3,0 3,0 3,0 2,5 3,0
Bagian tidak larut
maks. %berat 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
Alakali sebagai Na2O
maks. %berat *) 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6
Trikalsium Silikat, C3S
maks. %berat **) - - - 35 -
Dikalsium Silikat, C2S
maks. %berat **) - - - 40 -
Tetrakalsium Aluminat, C3A
maks. %berat **) - 8 15 7 5
Tetrakalsium Aluminoferit
Ditambah 2xTrikalsium
Aluminat (C4AF + C2AF) Atau

maks. %berat **) - - - - 20
Jumlah Trikalsium Silikat
dan Trikalsium Aluminat
(C3S + C3A) maks. %berat


-


58


-


-


-


Sumber : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SNI) Departemen Pekerjaan Umum

Tabel 2
PERSYARATAN FISIS SEMEN PORTLAND STANDART

JENIS SEMEN PORTLAND
URAIAN
I II III IV V
Kehalusan
- Sisa diatas ayakan 0,09 mm

maks. %berat 10 10 10 10 10
- Dengan alat Blain, luas
permukaan tiap satuan
berat semen

min. m
2
/ kg 280 280 280 280 280
Waktu Pengikatan dengan
alat Vicat : *)

Awal min. Menit 45 45 45 45 45
Akhir max jam 8 8 8 8 8
Waktu Pengikatan dengan
alat Gilimor : *)

Awal min. Menit 60 60 60 60 60
Akhir max jam 10 10 10 10 10
Kekekalan Bentuk
Pemuatan dalam Otoklaf

%maks 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 12



Kekuatan Tekan, kgf/ cm
2

Untuk umur uji

- 1 hari - - 125 - -
- 1 + 2 hari 125 100 250 - 85
- 1 + 6 hari 200 175 - 70 150
- 1 + 27 hari - - - 175 210
Pengikatan Semen (false set)
maks. %berat **) - - - 40 -
Tetrakalsium Aluminat, C3A
Penetrasi skhir, %min. 50 50 50 50 50
Panas hidrasi, maks kal/ g
7 hari - 70 - 60 -
28 hari - 80 - 70 -
Pemuaian karena sulfat **)
14 hari, %maks. - - - - - 0,045

Keterangan : *)Bila tidak ditentukan, maka yang berlaku adalah
penentuan memakai alat vicat.
**)Bila syarat ini diminta, maka syarat C4AF + C2F tidak
perlu dilakukan
Sumber : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SNI) Departemen
Pekerjaan Umum

4) Persyaratan semen yang digunakan adalah :
a) Semen Portland Tipe III merk HOLCIM/ GRESIK
b) Semen telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
c) Semen harus dari satu produk yang sama dan dalam keadaan
baru.
d) Semen yang dikirim harus terlindung dari hujan dan air.
e) Semen harus terbungkus dalam LZak/ kantong asli dari
pabriknya dan dalam keadaan tertutup rapat.
f) Semen harus disimpan di gudang dengan ventilasi, tidak lembab
dan diletakkan pada tempat yang tinggi, sehingga aman dari
kemungkinan yang tidak diinginkan.
g) Semen yang diragukan mutunya dan rusak akibat salah
penyimpanan, seperti membatu, tidak diijinkan untuk dipakai.
Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan
paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam/ 2 (dua) hari atas biaya
Penyedia Jasa.

b. Agregat
1) Agregat Halus
Persyaratan agregat halus adalah sebagai berikut :
a). Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras,
dengan indeks kekerasan 2,2
b). Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal, artinya tidak pecah
atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik
matahari dan hujan
c). Sifat kekal, apabila diuji dengan larutan jenuh garam sulfat
sebagai berikut
(1) Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian yang hancur maksimum
12 %.
(2) Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur
maksimum 10 %
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 13



d). Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %
(ditentukan terhadap berat kering).
Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat
melalui ayakan 0,060 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5
%, maka agregat harus dicuci.
e). Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organik
terlalu banyak yang harus dibuktikan dengan percobaan warna
dari Abrams-Herder. Untuk itu bila direndam larutan 3 %NaOH,
cairan diatas endapan tidak boleh lebih gelap dari warna larutan
pembanding. Agregat halus yang tidak memenuhi percobaan
warna ini dapat juga dipakai, asal kekuatan tekan adukan agregat
tersebut pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95 %dari
kekuatan adukan agregat yang sama tetapi dicuci dalam larutan
3 %NaOH yang kemudian dicuci hingga bersih dengan air, pada
umur yang sama.
f). Susunan besar butir agregat halus mempunyai modulus
kehalusan antara 1,5-3,8 dan harus terdiri dari butir-butir yang
beraneka ragam besarnya. Apabila diayak dengan susunan
ayakan yang ditentukan, harus masuk salah satu dalam daerah
susunan butir menurut LZone : 1,2,3, dan 4 (SKBI/ BS.882) harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
(1) Sisa diatas ayakan 4,8 mm, harus maksimum 2%berat;
(2) Sisa diatas ayakan 1,2 mm, harus minimum 10%berat.
(3) Sisa diatas ayakan 0,30 mm, harus minimum 15%berat
g). Untuk beton dengan tingkat keawetan yang tinggi, reaksi pasir
terhadap alkali harus negatif.
h). Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua
mutu beton, kecuali dengan petunjuk dari lembaga pemeriksaan
bahan-bahan yang diakui;
i). Agregat halus yang digunakan untuk maksud spesi plesteran dan
spesi terapan harus memenuhi persyaratan (pasir pasang)

2) Agregat Kasar
a). Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak
berpori. Kadar bagian yang lemah bila diuji dengan goresan
batang tembaga, maksimum 5%. Kekerasan dari butir-butir
agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudeloff
dengan beban penguji 20 ton, harus dipenuhi syarat berikut :

TABEL 1
KELAS DAN MUTU
BETON
KEKERASAN DENGAN BEJANA
TEKAN RUDELOFF BAGIAN
HANCUR MENEMBUS AYAKAN
2 MM MAKSIMUM %
KEKERASAN DENGAN
BEJANA GESER LOS
ANGELES; BAGIAN
HANCUR MENEMBUS
AYAKAN 1,7 MM
MAKSIMUM %
FRAKSI BUTIR
19 30 MM
FRAKSI BUTIR
9,5 19 MM
Bo serta mutu B1 22 30 24 32 40 50
Beton mutu K125,
K175, Dan K250

14 22 16 24 27 40
Mutu beton diatas
K225 atau beton pra
tekan
Kurang dari
14
Kurang dari 16 Kurang dari 27
Sumber : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SNI) DPU.
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 14




b). Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih dan panjang
hanya dapat dipakai, apabila jumlah butir-butir dan panjang
tersebut tidak melampau 20%dari berat agregat seluruhnya;
c). Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal artinya tidak pecah
atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik
matahari dan hujan;
d). Sifat kekal, apabila diuji dengan larutan Garam Sulfat, sebagai
berikut :
(1) Jika dipakai Natrium Sulftat, bagian yang hancur, maksimum
12%,
(2) Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur,
maksimum 10%
e). Agregat kasar tidak boleh mengandung LZat-LZat yang dapat
merusak beton, seperti LZat-LZat yang reaktif alkali
f). Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%
(ditentukan terhadap berat kering). Apabila kadar lumpur
melampaui 1%, maka agregat kasar harus dicuci;
g). Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam
besarnya dan apabila diayak dengan susunan ayakan yang
ditentukan, susunan besar butir mempunyai Modulus kehalusan
antara 6 7, 10 dan harus memenuhi syarat-syarat berikut;
(1) Sisa diatas ayakan 38 mm, harus 0%; berat
(2) Sisa diatas ayakan 4,8 mm, harus berkisar antara 90%dan
98%berat;
(3) Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang
berurutan, adalah maksimum 60%dan minimum 10%berat.
h). Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari pada
seperlima jarak terkecil antara bidang-bidang samping dari
cetakan, sepertiga dari tebal pelat atau tiga per empat dari jarak
bersih minimum diantara batang-batang atau berkas-berkas
tulangan. Penyimpangan dari pembatasan ini diijinkan apabila
menurut penilaian Konsultan Pengawas cara-cara pengecoran
beton adalah sedemikian rupa hingga menjamin tidak terjadi
sarang-sarang kerikil.

c. Air untuk campuran
Persyaratan air adalah sebagai berikut :
1) Air harus bersih;
2) Tidak boleh mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainya
yang dapat dilihat secara visual;
3) Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram/ liter;
4) Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat
merusak beton (asam-asam, LZat organik dan sebagainya) lebih dari
15 gram/ liter. Kandungan khlorida (Cl), tidak lebih dari 500 p.p.m
dan senyawa sulfat tidak lebih dari 1000 p.p.m sebagai SO3;
5) Bila dibandingkan dengan kekuatan tekan adukan dan betun yang
memakai air suling, maka penurunan kekuatan adukan dan beton
yang memakai air yang diperiksa tidak lebih dari 10%;
6) Semua air yang mutunya meragukan harus dianalisa secara kimia
dan dievaluasi mutunya menurut pemakaianya;
7) Khusus untuk beton pratekan, kecuali syarat tersebut diatas air tidak
boleh mengandung Chlorida lebih dari 50 p.p.m.

Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 15




d. Besi
Besi menggunakan besi ulir (deformed bars) BJTD-40 untuk tulangan
utama (D 13 keatas), sedangkan 6 s/ d 12 menggunakan besi polos
mutu BJTP-24 atau kecuali ditentukan lain dalam gambar. Agar diperoleh
hasil pekerjaan yang baik, maka besi harus memenuhi syarat-syarat :
1). Bebas dari kotoran, bebas dari lapisan minyak, tidak karat dan tidak
cacat.
2). Mutu sesuai dengan yang ditentukan.
3). Mempunyai penampang yang rata dan seragam sesuai dengan
toleransi.
4). Produk Krakatau Steel/ SNI atau sekualitas.
Pemakaian besi dari jenis yang tidak sesuai dengan ketentuan di atas,
harus mendapat persetujuan dari Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas). Besi harus berasal dari satu pabrik
(manufactures). Tidak dibenarkan untuk menggunakan produk besi
yang berlainan untuk pekerjaan ini. Besi harus dilengkapi dengan
mill certificate/ sertifikat pabrik yang memuat label dan nomor
pengecoran serta tanggal pembuatan besi.

e. Material Tambahan
Dalam keadaan tertentu boleh dipakai bahan campuran tambahan untuk
memperbaiki sifat suatu campuran. Jenis, jumlah bahan yang
ditambahkan dan cara penggunaan bahan tambahan harus dapat
dibuktikan melalui hasil uji dengan campuran tambahan yang berfungsi
untuk mengurangi jumlah air pencampur, memperlambat atau
mempercepat pengukuran dan/ atau pengerasan harus memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan.

f. Kualitas (Mutu Beton)
1) Kualitas beton yang digunakan untuk beton struktur Balok dan Plat
adalah READY MIX mutu K-250 sedangkan untuk Pondasi, Sloof,
Kolom dan Ring Balk menggunakan SITE MIX mutu K-250 atau
sesuai yang tercantum dalam gambar rencana yang harus dibuktikan
dengan pengujian seperti disyaratkan dalam spesifikasi teknis ini.
2) Untuk memastikan bahwa kualitas rencana dapat tercapai, Penyedia
Jasa harus melakukan percobaan sesuai dengan yang disyaratkan
oleh peraturan yang berlaku dengan mengadakan trial mix di
laboratorium yang disetujui oleh Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas).
3) Desain Adukan
Proporsi campuran bahan dasar harus ditentukan agar yang
dihasilkan memberikan kemudahan pelaksanaan (workability) dan
konsistensi yang baik, sehingga mudah dituangkan ke dalam acuan
dan ke sekitar besi, tanpa menimbulkan segregasi agregat dan
terpisahnya air (bleeding) secara berlebihan. Campuran harus
dirancang sesuai dengan mutu yang ingin dicapai, dengan batasan
dibawah ini :






Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 16




PERSYARATAN JUMLAH SEMEN MINIMUM DAN FAKTOR AIR SEMEN MAKSIMUM
UNTUK BERBAGAI MACAM PEMBETONAN
DALAM LINGKUNGAN KHUSUS
JUMLAH SEMEN
MINIMUM PER m
3

BETON (kg)
NILAI FAKTOR SEMEN
MAKSIMUM
Beton didalam ruang
bangunan :

- Keadaan keliling non-korosif 250 0,60
- Keadaan keliling korosif
disebabkan disebabkan oleh
kondensasi atau uap korosif


325


0,52

Beton diluar ruangan
bangunan :

- Tidak terlindung dari hujan
dan terik matahari langsung

325

0,6
- Terlindung dari hujan dan
terik matahari langsung

275

0,6

Beton yang masuk kedalam
tanah :

- Mengalami keadaan basah
dan kering berganti-ganti

325

0,55

Sumber : Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal
(SNI) Departemen Pekerjaan Umum

KETENTUAN MINIMUM UNTUK BETON BERTULANG KEDAP AIR
JENIS
BETON
KONDISI
LINGKUNGAN
BERHUBUNGA
N DENGAN
FAKTOR
AIR SEMEN
KASIMUM
TIPE SEMEN
KANDUNGAN SEMEN
MINIMUM kg/ m
3

UKURAN NOMINAL
MAKSIMUM AGREGAT
40 mm 20 mm
Bertulang
atau
Pra Tegang
Air tawar 0,50 Tipe I-V 280 300
Air payau 0,45 Tipe I +
PoLZolan
(15-40%)
atau Semen
Portland
PoLZolan 340 380
0,5 Tipe II atau
Tipe V 290 330
Air laut 0,45 Tipe II atau
Tipe V 330 370
Sumber : Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal
(SNI) Departemen Pekerjaan Umum








Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 17



PERKIRAAN KEKUATAN TEKAN (N/ mm) BETON DENGAN FAKTOR AIR-SEMEN
0,5 DAN JENIS SEMEN DAN AGREGAT KASAR YANG BISA DIPAKAI DI
INDONESIA

JENIS SEMEN
JENIS AGREGAT
KASAR
KEKUATAN TEKAN (N/ mm)
PADA UMUR (HARI) BENTUK BENDA
UJI 3 7 28 91
Semen Portland
Tipe I atau Semen
tahan sulfat Tipe II,
V
Batu tak
dipecahkan
17 23 33 40
Silinder
Batu pecah 19 27 37 45
Batu tak
dipecahkan
20 28 40 48
Kubus
Batu pecah 23 32 45 54
Semen Porland
Tipe III
Batu tak
dipecahkan
21 28 38 44
Silinder
Batu pecah 25 33 44 48
Batu tak
dipecahkan
25 31 46 53
Kubus
Batu pecah 30 40 53 60

Catatan :
1 N/ mm
2
= 1 MN/ m
2
= 1 MPa
Kuat tekan silinder = 0,83 kuat tekan kubus (150mm x 300mm)
(150mm x 150mm)

Sumber : Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal
(SNI) Departemen Pekerjaan Umum


NILAI-NILAI SLUMP UNTUK BERBAGAI PEKERJAAN BETON

URAIAN
SLUMP (cm)
MAKSIMUM MINIMUM
dinding, pelat pondasi dan pondasi
telapak bertulang
12,5 5,0
Pondasi telapak tidak bertulang, kaison
dan konstruksi dibawah tanah.
9,0 2,0
Pelat, balok, kolom dan dinding 15,0 7,5
Pengeras jalan 7,5 5,0
Pembetonan masal 7,5 2,5

Sumber : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SNI) Departemen
Pekerjaan Umum

3.3.4. Pengujian Bahan
a. Umum
1). Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk melaksanakan segala
pengujian termasuk mempersiapkan contoh benda uji dengan jumlah
sesuai yang disyaratkan dalam spesifikasi/ RKS.
2). Jika pengujian dan pelaksanaan tidak memenuhi syarat, maka
Penyedia Jasa harus melaksanakan pengujian ulang dengan
campuran yang lain dan selanjutnya mengevaluasi kembali hasil uji
tersebut hingga diperoleh hasil yang diinginkan.
3). Semua pengujian dan pemeriksaan harus dilakukan sesuai dengan
pengarahan Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 18



4). Untuk semua bahan semen dan besi yang dikirim ke lapangan,
Penyedia Jasa harus mendapatkan salinan sertifikat pengujian dari
pabrik, dimana pengujian dilakukan secara berkala, dengan cara
pengujian sesuai dengan spesifikasi ini.
b. Laboratorium Penguji.
a. Sebelum pekerjaan dilakukan, Penyedia Jasa wajib mengusulkan
suatu laboratorium penguji untuk melaksanakan pengujian material
yang akan digunakan pada kegiatan ini. Laboratorium ini
bertanggung jawab untuk melakukan semua pengujian dengan
spesifikasi ini.
b. Kecuali ditentukan lain, Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan
penguji di lapangan seperti tersebut, berikut tenaga ahli yang
menguasai bidangnya.
c. Alat penguji agregat kasar dan agregat halus
d. Alat pengukur kadar air (moisture countent) dari agregat
e. Alat pengukur kekentalan (slump)
f. Alat pembuat benda uji, termasuk bak penyimpan untuk merawat
benda uji pada temperatur yang normal dan terhindar dari matahari.
g. Jika menggunakan readymix, maka peralatan yang disebut di atas
harus disiapkan pada pabrik readymix.
c. Pengujian Agregat
1). Pengujian Pendahuluan Agregat
Penyedia Jasa harus melakukan pengujian pendahuluan agregat
sebagai berikut :
a) Sieve analysis
b) Pengujian kadar lumpur dan kotoran lain
c) Pengujian kekerasan dengan bejana tekan Rudeloff dan bejana
geser Los Angeles
d) Pengujian unsur organis
e) Pengujian kadar chlorida dan sulfat
Hasil pengujian tersebut harus diserahkan kepada Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas)untuk mendapatkan persetujuan a)
dan b) dengan pengujian kadar air dari setiap jenis agregat harus
dilakukan terhadap contoh untuk setiap trial mix.
2). Benda Uji Agregat
Penyedia Jasa harus melaksanakan pengujian atas agregat yang akan
digunakan untuk menghasilkan seperti yang disyaratkan, jumlah
minimum untuk pengujian agregat yang dipakai untuk pekerjaan
adalah sebagai berikut :

Tipe Pengujian Minimum satu contoh
Sieve analysis Setiap minggu
Moisture content Setiap minggu
Kekerasan Setiap minggu
Clay, silt dan kotoran Setiap hari
Kadar organis Setiap minggu
Kadar chlorida dan sulfat Setiap 500 m3

Jika hasil pembuatan yang dilakukan oleh Penyedia Jasa tidak
memuaskan, maka Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan
Pengawas)berhak untuk meminta pengujian tambahan dengan beban
biaya oleh Penyedia Jasa. Dan sebaliknya mungkin jumlah pengujian
dapat dikurangi jika hasil diperoleh ternyata memuaskan.

Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 19



d. Pengujian
1). Benda Uji
Benda uji harus diberi kode/ tanda yang menunjukkan tanggal
pengecoran, lokasi pengecoran dari bagian struktur yang
bersangkutan. Benda uji harus diambil dari mixer, atau dalam hal
menggunakan readymix, maka benda uji harus diambil sebelum
dituang ke lokasi pengecoran sesuai dengan yang disyaratkan oleh
Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
2). Jumlah Benda Uji
a) Pada awal pelaksanaan, harus dibuat minimum 1 benda uji per
1,50 m
3
hingga dengan cepat dapat diperoleh 30 benda uji yang
pertama. Benda uji harus berbentuk kubus berukuran 15 x 15 x
15 cm
3
. Benda uji bentuk lainnya dapat digunakan jika disetujui
oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). Selanjutnya
pengambilan benda uji sebanyak 2 (dua) buah dilakukan setiap 5
m
3
. Benda uji tersebut ditentukan secara acak oleh Pengawas
Teknis/ Konsultan Pengawas.
b) Jumlah benda uji untuk uji kuat tekan dari setiap mutu yang
dituang pada satu hari harus diambil minimal satu kali. Pada
setiap satu kali pengambilan contoh harus dibuat 2 (dua) buah
spesimen kubus. Satu data hasil uji kuat tekan adalah hasil rata-
rata dari uji tekan dua spesimen ini yang diuji pada umur yang
ditentukan, umur 7 hari dan 28 hari.
c) Jika hasil uji kurang memuaskan, maka Pengawas
Teknis/ Konsultan Pengawas dapat meminta jumlah benda uji
yang lebih besar dari ketentuan di atas, dengan biaya oleh
Penyedia Jasa.
d) Jumlah minimum benda uji yang harus dipersiapkan untuk setiap
mutu adalah :
Jenis Struktur
Jumlah Minimum
benda Uji
Waktu Perawatan (hari)
3 7 28
Bertulang 4 - 2 2
Pratekan 6 2 2 2

3). Laporan Hasil Uji
Penyedia Jasa harus membuat laporan tertulis atas uji dari
laboratorium penguji untuk disahkan oleh Pengawas
Teknis/ Konsultan Pengawas. Laporan tersebut harus dilengkapi
dengan perhitungan tekanan karakteristik.
4). Evaluasi Kualitas berdasarkan hasil uji .
a) Deviasi Standart - S
Deviasi standar produksi ditetapkan berdasarkan jumlah 30 buah
hasil tes kubus.Deviasi yang dihitung dari jumlah contoh kubus
yang kurang dari 30 bh harus dikoreksi dengan faktor pengali
seperti tercantum dalam tabel berikut:

n
(xi x )
2
i = 1
s = n 1

Keterangan :
s = deviasi standar
xi = kuat tekan beton yang didapat dari masing-masing benda
uji.
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 20



x = kuat tekan beton rata-rata menurut rumus :
n
xi
x = i = 1
n

n = jumlah nilai hasil uji, yang harus diambil minimum 30
buah (satu hasil uji adalah nilai uji rata-rata dari 2 buah
benda uji)

Data hasil uji yang akan digunakan untuk menghitung standar
deviasi harus ;
(1) Mewakili bahan-bahan, prosedur pengawasan mutu, dan
kondisi produksi yang serupa dengan pekerjaan yang
diusulkan;
(2) Mewakili kuat tekan beton yang disyaratkan fc yang nilainya
dalam batas 7MPa dari nilai fc yang ditentukan;
(3) Paling sedikit sedikit terdiri dari 30 hasil uji yang berurutan
atau dua kelompok hasil uji berurutan yang jumlahnya
minimum 30 hasil uji diambil dalam prudiksi selama jangka
waktu tidak kurang dari 45 hari;
(4) Bila suatu produksi beton tidak mempunyai data hasil uji
yang memenuhi persyaratan butir (1) diatas, tetapi hanya ada
sebanyak 15 sampai 29 hasil uji yang berurutan, maka nilai
deviasi standar adalah perkalian deviasi standar yang
dihitung dari data hasil uji tersebut dengan faktor pengali
table berikut :

FAKTOR PENGALI UNTUK DEVIASI STANDAR BILA DATA HASIL UJI YANG
TERSEDIA KURANG DARI 30
Jumlah Pengujian Faktor Pengali Deviasi Standar
15
1.16
20 1.08
25 1.03
30
1.00
Sumber : Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal (SNI) Departemen Pekerjaan Umum
(5) Bila data uji lapangan untuk menghitung deviasi standar
yang memenuhi persyaratan butir (1) diatas tidak tersedia,
maka kuat tekan rata-rata yang ditargetkan fc harus diambil
tidak kurang dari (fc + 12) Mpa;
b) Kuat Tekan rata-rata (fcr)
fcr = fc + M
dimana : M = k x s
M = nilai tambah
k = tetapan statistik yang nilainya tergantung
pada presentase hasil uji yang lebih rendah
dari fc
Dalam hal ini diambil 5%dan nilai k = 1,64
s = deviasi standar
Maka :
fcr = fc + 1,64 s


Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 21



c) Kuat Tekan Sesungguhnya
Tingkat kekuatan suatu dikatakan tercapai dengan memuaskan,
jika kedua syarat berikut dipenuhi:
(1) Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji yang masing-
masing terdiri dari 4 hasil uji kuat tekan tidak kurang (fc +
0.82 N).
(2) Tidak satupun hasil uji tekan di bawah rata-rata dari 2
benda uji.
Bila salah satu dari kedua syarat diatas tidak dipenuhi, maka
harus diambil langkah untuk meningkatkan rata-rata hasil uji
kuat tekan berikutnya atas rekomendasi Pengawas
Teknis/ Konsultan Pengawas.
e. Pengujian Besi
1). Benda Uji Besi
a) Sebelum besi dipesan, Penyedia Jasa wajib mengambil benda uji
besi masing-masing 2 buah dengan ukuran panjang 100 cm
sesuai diameter dan mutu yang akan digunakan. Selanjutnya
benda uji besi harus diambil dengan disaksikan oleh Direksi
Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) sebanyak 2 buah untuk
setiap 20 ton untuk masing-masing diameter besi. Uji besi terdiri
dari uji tarik dan uji lentur.
b) Jika akibat suatu alasan, seperti hasil uji yang kurang
memuaskan, maka Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas berhak
untuk meminta pengambilan contoh benda uji lebih besar dari
yang ditentukan, dengan beban biaya oleh Penyedia Jasa.
2). Laporan Hasil Uji Besi
Penyedia Jasa harus membuat dan menyusun hasil uji besi dari
laboratorium penguji untuk diserahkan kepada Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas) dan laporan tersebut harus
dilengkapi dengan kesimpulan apakah kualitas besi tersebut
memenuhi syarat yang telah ditentukan.

3.3.5. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Slump
Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump antara 7,5 - 12,5 cm
untuk umumnya, sedang tiang bor slump adalah 16 - 18 cm. Cara uji
slump sebagai berikut, diambil sebelum dituangkan ke dalam cetakan
(bekesting). Cetakan slump dibasahi dan ditempatkan diatas permukaan
yang rata. Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian
ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi diameter 16 mm, pajang 30 cm
dengan ujung yang bulat. Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk
dua lapisan berikutnya. Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap
tusukan harus masuk sampai dengan satu lapisan di bawahnya. Setelah
bagian atas diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dan
diukur penurunannya.
b. Persetujuan Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas)
Sebelum tahap pelaksanaan berikutnya dilaksanakan. Penyedia Jasa harus
mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas). Laporan harus diberikan kepada
Direksi Teknis paling lambat 3 hari sebelum pekerjaan dilaksanakan.
Hal-hal khusus akan didiskusikan secara lebih mendalam antara semua
pihak yang berkepentingan. Semua tahapan pelaksanaan tersebut harus
dicatat secara jelas sehingga mudah untuk ditelusuri jika suatu saat data
tersebut dibutuhkan untuk pemeriksaan.
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 22



c. Persiapan dan Pemeriksaan
Penyedia Jasa tidak diijinkan untuk melakukan pengecoran tanpa ijin
tertulis dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). Penyedia
Jasa harus melaporkan kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan
Pengawas) tentang kesiapannya untuk melakukan pengecoran, sesuai
dengan kesepakatan di lapangan, untuk memungkinkan Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas) melakukan pemeriksaan sebelum
pengecoran dilaksanakan. Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas yang
memadai seperti tangga ataupun fasilitas lain yang dibutuhkan agar
Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) dapat memeriksa
pekerjaan secara aman dan mudah. Tanpa fasilitas tersebut, Penyedia Jasa
tidak akan diijinkan untuk melakukan pengecoran. Semua koreksi yang
terjadi akibat pemeriksaan tersebut harus segera diperbaiki dalam waktu
1 x 24 jam dan selanjutnya Penyedia Jasa harus mengajukan ijin lagi
untuk dapat melaksanakan pengecoran.
Tidak dibenarkan adanya penambahan waktu akibat koreksi yang timbul,
kecuali ditentukan lain oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan
Pengawas). Persetujuan untuk melaksanakan pengecoran tidak berarti
membebaskan Penyedia Jasa dari tanggung jawab penuhnya atas ketida
sempurnaan ataupun kesalahan yang timbul. Sebelum pengecoran
dilakukan harus dipastikan bahwa semua peralatan yang akan tertanam
di dalam sudah terletak pada tempatnya dan semua kotoran sudah
dibersihkan dari lokasi pengecoran. Sedemikian pula untuk siar
pelaksanaan harus dilakukan sesuai dengan persyaratan.
d. Siar Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus mengusulkan lokasi siar pelaksanaan dalam gambar
kerjanya. Siar pelaksanaan harus diusahakan seminimum mungkin, agar
perlemahan struktur dapat dikurangi. Siar pelaksanaan tidak diijinkan
untuk melalui daerah yang diperkirakan sebagai daerah basah, seperti
toilet, reservoir, dll. Jika tidak ditentukan lain, maka lokasi siar
pelaksanaan harus terletak pada daerah di mana gaya geser adalah
minimal, umumnya terletak pada sepertiga bentang Barat dari panjang
efektif elemen struktur. Pada pengecoran yang tebal dan volume yang
besar, lokasi siar pelaksanaan harus dipertimbangkan sedemikian rupa,
sehingga tidak menyebabkan perbedaan temperatur yang besar pada
yang tersebut, yang berakibat retaknya, di samping adanya tegangan
residu yang tidak diinginkan.
Siar pelaksanaan dapat dibuat secara horiLZontal dan pengecoran dapat
dibagi menjadi berlapis-lapis. Lokasi siar pelaksanaan tersebut harus
disetujui oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). Penyedia
Jasa harus sudah mempertimbangkan di dalam penawarannya, segala hal
yang berhubungan dengan siar pelaksanaan seperti erstop, perekat,
trowel, dsb, maupun pembersih permukaan agar dapat dijamin lekatan
antara lama dan baru. Siar pelaksanaan harus bersih dari semua kotoran
dan bekas yang tidak melekat dengan baik, dan sebelum pengecoran
dilanjutkan, harus dikasarkan sedemikian rupa sehingga agregat besar
menjadi terlihat, tetapi tetap melekat dengan baik.
e. Pengangkutan dan Pengecoran
Harus diangkut dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat tiba di
lokasi kegiatan dalam keadaan yang masih memenuhi spesifikasi teknis.
Jika lokasi pembuatan cukup jauh dari kegiatan, maka harus digunakan
admixtures (retarder) yang dapat memperlambat proses pengerasan
daripada saat diangkut ke lokasi pengecoran juga harus diperhatikan,
agar tidak terjadi pemisahan antar bahan-bahan dasar pembuatan.
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 23



Pada saat pengecoran tinggi jatuh harus kurang dari 1,50 meter.
Hal ini sangat penting agar tidak terjadi pemisahan antara batu pecah
yang berat dengan pasta sehingga mengakibatkan kualitas menjadi
menurun.
Untuk itu harus disiapkan alat bantu seperti pipa tremi sehingga syarat
ini dapat dipenuhi. Sebelum pengecoran harus dijaga agar tetap dalam
kondisi plastis dalam waktu yang cukup, sehingga pengecoran dapat
dilakukan dengan baik. Penyedia Jasa harus mengajukan jumlah alat dan
personil yang akan mendukung pengecoran, yang dianalisa berdasarkan
besarnya volume pengecoran yang akan dilakukan. Sebagai gambaran
setiap alat pemadat mampu memadatkan sekitar 5 - 8 m
3
perjam, dan
harus ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi akhir,sehingga
masalah segregasi dan pengerasan dapat dihindarkan selama pemadatan
masih bersifat plastis.

3.3.6. Pemadatan
a. Alat Pemadat
Yang akan dicor harus segera dipadatkan dengan alat pemadat (vibrator)
dengan tipe yang disetujui oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan
Pengawas). Pemadatan tersebut bertujuan untuk mengurangi udara pada
yang akan mengurangi kualitas. Pemadatan tersebut berkaitan dengan
kekentalan dan kemudahan pelaksanaan (workability). Pada cuaca panas
kekentalan menjadi sangat singkat, sehingga slump yang rendah biasanya
merupakan masalah. Untuk itu harus disediakan vibrator dalam jumlah
yang memadai, sesuai dengan volume pengecoran yang akan dilakukan.
Minimal harus dipersiapkan satu vibrator yang akan dipakai, jika ada
vibrator yang rusak pada saat pemadatan sedang berlangsung. Alat
pemadat harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak menyentuh
besi.
b. Lokasi Pemadataan yang Sulit
Pada lokasi yang diperkirakan sulit untuk dipadatkan seperti pada
pertemuan balok-kolom, dinding yang tipis dan pada lokasi pembesian
yang rapat dan rumit, maka Penyedia Jasa harus mempersiapkan metode
khusus untuk pemadatan yang disampaikan kepada Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas) paling lambat 3 hari sebelum
pengecoran dilaksanakan, agar tidak terjadi keropos, sehingga secara
kualitas tidak disetujui.
c. Pemadatan Kembali
Jika permukaan mengalami keretakan dalam kondisi masih plastis, maka
tersebut harus dipadatkan kembali sesuai dengan rekomendasi Direksi
Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas), agar retak tersebut dapat
dihilangkan.
d. Metode Pemadatan Lain
Jika dipandang perlu Penyedia Jasa dapat mengusulkan cara pemadatan
lain yang dipandang dapat menyebabkan perbedaan temperatur yang
besar antara permukaan dan inti.
Hal ini dapat menyebabkan keretakan konstruksi dan terjadinya tegangan
menetap pada/ tanpa adanya beban yang bekerja.

3.3.7. Temperatur
Dalam waktu 2 menit setelah contoh diambil, sebuah termometer yang
mempunyai skala 5 s/ d 100 derajat C, harus dimasukkan kedalam contoh
tersebut sedalam 100 mm. Jika temperatur sudah stabil selama 1 menit,
temperatur tersebut harus dicatat dengan ketelitian 1C.
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 24




3.3.8. Perawatan
a. Tujuan Perawatan
Perawatan bertujuan antara lain untuk menjaga agar tidak terjadi
kehilangan LZat cair pada saat pengikatan awal terjadi dan mencegah
penguapan air daripada umur awal dan juga mencegah perbedaan
temperatur dalam yang dapat menyebabkaan terjadinya keretakan dan
penurunan kualitas. Perawatan harus dilakukan begitu pekerjaan
pemadatan selesai dilakukan.
b. Lama Perawatan
Permukaan harus dirawat secara baik dan terus menerus dibasahi
dengan air bersih selama minimal 7 hari segera setelah pengecoran
selesai.
Untuk elemen vertikal seperti kolom dan dinding, maka tersebut harus
diselimuti dengan karung yang dibasahi terus menerus selama 7 hari.
c. Perlindungan Tebal
Untuk pengecoran dengan ketebalan lebih dari 600 mm, maka
permukaan harus dilindungi dengan material (antara lain stiro foam)
yang disetujui oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas), agar
dapat memantulkan radiasi akibat panas. Material tersebut harus dibuat
kedap, agar kelembaban permukaan dapat dipertahankan.
d. Acuan Keramik
Setiap acuan yang terbuat dari Keramik, ataupun material lain yang
sejenis, harus didinginkan dengan air sebelum pengecoran dilakukan.
Acuan tersebut harus dihindarkan dari terik matahari langsung, karena
sifatnya yang mudah menyerap dan mengantarkan panas. Perlakuan
yang kurang baik akan menyebabkan retak-retak yang parah pada
permukaan .
e. Curing Compound
Cara lain yang banyak digunakan saat ini adalah dengan menggunakan
curing compound. Jenis dan tipe curing compound yang digunakan
harus disetujui oleh Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas. Harus
diperhatikan agar tak terjadi penurunan temperatur yang cepat pada
permukaan sehingga dapat menyebabkan keretakan pada permukaan .
f. Hal-hal Lain
Beberapa hal yang harus diperhatikan baik sebelum, selama maupun
sesudah pengecoran adalah :
1). Usahakan agar semua material dasar yang digunakan tetap dalam
kondisi terlindung dari sinar matahari, sehingga temperatur tidak
tinggi pada saat pencampuran dimulai.
2). Air yang akan digunakan harus didinginkan, dengan mengganti
sebagian air dengan es, sehingga temperatur menjadi lebih rendah.
3). Semen yang digunakan mempunyai hidrasi rendah.
4). Jika mungkin, tambahkan nitrogen cair ke dalam campuran.
5). Waktu antara pengadukan dan pengecoran dibatasi paling lama 2
jam.
6). Melakukan pengecoran bertahap sedemikian rupa, misalnya dengan
membuat siar pelaksanaan secara horiLZontal dan perbedaan
temperatur dapat dikontrol.
7). Jika mungkin diusulkan pengecoran dilakukan pada malam hari di
mana temperatur lapangan sudah lebih rendah dari dibandingkan
dari siang hari.
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 25



8). Harus disiapkan isolasi panas yang merata pada seluruh permukaan
yang terbuka untuk mencegah tiupan angin dan menjaga agar
temperatur tidak terlalu berbeda pada seluruh penampang.
9). Melakukan perawatan awal segera setelah pemadatan selesai dan
harus diteruskan sampai sistem isolasi terpasang seluruhnya.
10). Sediakan pelindung sehingga permukaan terlindung dari sinar
matahari dan angin. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat
dinding pada sekeliling daerah pengecoran dengan plastik atau
material sejenis.
g. Retak di Luar Batas yang Disyaratkan
Jika setelah pemadatan selesai masih terjadi keretakan di luar batas yang
di ijinkan, maka Penyedia Jasa harus melaporkan hal tersebut secara
tertulis yang berisi antara lain metode kerja dan peralatan yang
digunakan berikut komposisi campuran yang digunakan kepada Direksi
Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) untuk dievaluasi lebih lanjut.
Penyedia Jasa tidak diijinkan untuk memperbaiki keretakan tersebut
sebelum mendapatkan persetujuan tertulis dari Pengawas
Teknis/ Konsultan Pengawas.

3.3.9. Adukan yang Dibuat Ditempat (Site Mixing)
Untuk mendapatkan kualitas yang baik, maka untuk yang dibuat di lapangan
harus memenuhi syarat-syarat :
a. Semen diukur menurut berat
b. Agregat kasar diukur menurut berat
c. Pasir diukur menurut berat
d. Adukan dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (concrete
batching plant)
e. Jumlah adukan tidak boleh melebihi kapasitas mesin .
f. Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan
berada dalam mesin pengaduk
g. Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus
dibersihkan lebih dahulu, sebelum adukan yang baru dimulai.
3.3.10. Besi
a. Produk besi
Sebelum pemesanan dilakukan, maka Penyedia Jasa harus mengusulkan
produk besi dilengkapi dengan brosur dan data teknis dari pabrik yang
akan digunakan untuk disetujui Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas.
Besi disimpan pada tempat yang bersih dan disusun secara baik tidak
merusak kualitasnya. Tempat penyimpanan harus cukup terlindung
sehingga kemungkinan karat dapat dihindarkan.
b. Gambar Kerja (shop drawing) dan Bar Bending Schedule (buingstaat)
Pembengkokan besi harus dilakukan sesuai dengan gambar rencana dan
berdasarkan standart detail yang ada. Pembengkokan tersebut harus
dilakukan dengan menggunakan alat-alat (bar bender) sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan cacat patah, retak-retak dan sebagainya.
Semua pembengkokan harus dilakukan dalam keadaan dingin dan
pemotongan harus dengan bar cutter. Pemotongan dan pembengkokan
dengan sistem panas sama sekali tidak diijinkan. Penyedia Jasa harus
membuat gambar kerja pembengkokan (bending schedule) dan diajukan
kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) untuk
mendapatkan persetujuan.
c. Bebas Karat
Pemasangan dan penyetelan berdasarkan evaluasi yang sesuai dengan
gambar harus sudah diperhitungkan toleransi penurunannya.
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 26



Sebelum dipasang, permukaan besi harus bebas dari karat, dan
mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan
Pengawas).
d. Selimut
Besi harus dilindungi oleh selimut sesuai gambar standar detail. Sebagai
catatan, pemasangan tulangan-tulangan utama tarik/ tekan penampang
harus dipasang sejauh mungkin dari garis Barat penampang, dan
pemakaian selimut yang melebihi ketentuan tersebut diatas harus
mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan
Pengawas).
e. Penjangkaran
Pemasangan rangkaian besi yaitu kait-kait, panjang penjangkaran,
penyaluran, letak sambungan dan lain-lain harus sesuai dengan gambar
standart yang terdapat dalam gambar rencana. Apabila ada keraguan
tentang ini maka Penyedia Jasa harus meminta klarifikasi kepada
Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas.
f. Kawat dan Penunjang
Penyetelan besi harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada kedudukan
yang kokoh untuk meghindari pemindahan tempat, dengan
menggunakan kawat yang berukuran tidak kurang dari 16 gauge atau
klip yang sesuai pada setiap tiga pertemuan. Pembesian harus ditunjang
dengan beton tahu atau penunjang besi, spacer atau besi penggantung
seperti yang ditunjukkan pada gambar standart atau dicantumkan pada
spesifikasi ini. Penunjang-penunjang metal tidak boleh diletakkan
berhubungan dengan acuan. Ikatan dari kawat harus dimasukkan ke
dalam penampang, sehingga tidak menonjol dari permukaan.
g. Sengkang-sengkang
Untuk menjamin bahwa perilaku elemen struktur sesuai dengan rencana,
maka sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus
sesuai dengan gambar.Akhiran/ kait sengkang harus dibuat seperti yang
disyaratkan pada gambar standart agar sengkang dapat bekerja seperti
yang diinginkan.demikian juga untuk besi pengikat yang digunakan
untuk pengikat tulangan utama.
h. Beton Tahu (decking)
Beton tahu harus digunakan untuk menahan jarak yang tepat pada
tulangan, minimum mempunyai kekuatan yang sama dengan yang akan
dicor. Jarak antara beton tahu ditentukan maksimal 100 cm.
i. Penggantian Besi
1). Penyedia Jasa harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah
sesuai dengan apa yang tertera pada gambar.
2). Dalam hal ini di mana berdasarkan pengalaman Penyedia Jasa atau
pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu
penyempurnaan pembesian yang ada maka Penyedia Jasa dapat
menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang
tertera dalam gambar.
3). Jika Penyedia Jasa tidak berhasil mendapatkan besi yang sesuai
dengan yang ditetapkan dalam gambar maka dapat dilakukan
penukaran besi dengan terdekat dengan catatan:
a) Harus ada persetujuan tertulis dari Pengawas Teknis/ Konsultan
Pengawas.
b) Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat
tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar
(dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas).
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 27



Khusus untuk balok portal, jumlah luas penampang besi pada
tumpuan juga tidak boleh lebih jauh dari pembesian aslinya.
c) Penggantian tersebut tidak mengakibatkan keruwetan pembesian
di tempat tersebut atau di daerah overlap yang dapat menyulitkan
pengecoran.
d) Tidak ada pekerjaan tambah dan tambahan waktu pelaksanaan.

j. Toleransi Besi
Diameter Besi (mm) Toleransi dia (mm) Toleransi Berat (%)
6 < 10 0.4 7
10 > 16 0.4 5
16 < < 28 0.5 4
28 0.6 2

3.3.11. Toleransi Dimensi Elemen-elemen Struktur
Dimensi elemen struktur seperti (pelat, balok, kolom, dinding) harus
memenuhi toleransi sbb :

Dimensi Elemen
Struktur
Toleransi Terhadap B
(mm)
Toleransi
Selimut
(mm)
B 200 9 5.0
B 200 12.0 9.0

Dimana B adalah dimensi elemen struktur baik untuk lebar maupun tinggi.
Pelaksanaan yang tidak memenuhi toleransi tersebut akan dievaluasi oleh
Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas), untuk selanjutnya
diputuskan. Semua akibat kesalahan tersebut menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa.

3.3.12. Pemasangan alat-alat di dalam/ Sparing
a. Penyedia Jasa harus membuat gambar kerja yang menunjukkan secara
tepat lokasi sparing yang akan terdapat pada elemen struktur. Penyedia
Jasa wajib mempelajari gambar M & E dan mendiskusikan dengan pihak
terkait jika terdapat keraguan tentang gambar tersebut. Kebutuhan
sparing yang terjadi akibat perubahan desain harus diinformasikan
segera kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) untuk
mendapatkan pemecahannya. Pekerjaan membobok, membuat lubang
atau memotong konstruksi yang sudah jadi harus dihindarkan dan jika
diperlukan harus mendapatkan ijin tertulis dari Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas).
b. Ukuran pemasangan alat-alat di dalam, pemasangan dan sebagainya,
harus sesuai dengan gambar struktur maupun gambar lain yang terkait
atau menurut petunjuk Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
c. Perkuatan pada lubang-lubang untuk keperluan pekerjaan M&E harus
mengikuti ketentuan yang terdapat di dalam gambar standar. Jika tidak/
belum tertera di dalam gambar maka Penyedia Jasa wajib
menginformasikan hal tersebut kepada Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas) untuk mendapatkan penyelesaiannya.
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 28




3.3.13. Kedap air
a. Kedap air adalah yang dibuat agar tidak tembus air untuk jangka waktu
yang lama. Untuk itu Penyedia Jasa wajib mengikuti segala ketentuan
yang disyaratkan oleh Pemasok bahan kedap air/ waterproofing,
termasuk cara pembuatan tersebut.
b. Pada siar pelaksanaan harus dipasang waterstop sesuai dengan spesifikasi
pabrik. Waterstop tersebut harus ditunjukkan di dalam gambar kerja/
shop drawing, sehingga rencana pengecoran harus direncanakan dengan
baik. Biaya waterstop tersebut sudah termasuk dalam penawaran yang
diajukan oleh Penyedia Jasa.
c. Apabila terjadi kebocoraan selama masa garansi, maka Penyedia Jasa
harus mengadakan perbaikan-perbaikan dengan biaya Penyedia Jasa.
Prosedur perbaikan tersebut harus diusulkan oleh Penyedia Jasa dan
disetujui oleh Penyedia Jasa dan disetujui oleh Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas).

3.3.14. Acuan/ Bekesting
a. Umum
1). Penyedia Jasa harus membuat acuan yang dapat
dipertanggungjawabkan secara struktur baik ketentuan, stabilitas
maupun kekakuannya serta layak untuk digunakan. Acuan
merupakan suatu bagian pekerjaan struktur yang berguna untuk
membentuk struktur agar sesuai gambar rencana.
2). Jenis acuan harus sesuai dengan yang disyaratkan di dalam
spesifikasi ini. Penyedia Jasa dapat mengusulkan alternatif acuan
dengan catatan bahwa harus disetujui oleh Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas). Dalam penawarannya Penyedia
Jasa wajib menawarkan sesuai dengan yang ditentukan di dalam
spesifikasi.
3). Semua acuan yang sudah selesai digunakan harus dibongkar dan
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.Tidak dibenarkan adanya acuan
yang tertanam di dalam struktur .
4). Pada struktur kedap air, cara pemasangan acuan dan bukaan pada
acuan harus dibuat sedemikian rupa, sehingga bukaan tersebut harus
dapat ditutup dengan sempurna, sehingga bebas dari kebocoran.
Semua acuan (ties) harus dilengkapi dengan material tertentu seperti
waterhaffles, sehingga pada saat dicor akan menyatu dengan
struktur.
b. Lingkup Pekerjaan
1). Tenaga kerja, bahan dan peralatan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan
seperti release agent, pengangkutan, dan pelaksanaan untuk
menyelesaikan semua pekerjaan acuan sebagai cetakan sesuai dengan
gambar-gambar konstruksi dan gambar-gambar disiplin lain yang
berhubungan seperti diuraikan dalam syarat-syarat pelaksanaan,
secara aman dan benar.
2). Detail-detail khusus
Pembuatan acuan khusus sesuai perencanaan termasuk yang
ditawarkan didalam penawaran Penyedia Jasa.
c. Persyaratan Bahan
1). Acuan dan Penyanggah
Bahan acuan yang dipergunakan dapat berbentuk baja, pasangan
bata yang diplester, kayu atau material lain yang dapat
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 29



dipertanggungjawabkan kualitasnya. Penggunaan acuan siap pakai
produksi pabrik tertentu diijinkan untuk dipergunakan, selama dapat
disetujui oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
Acuan yang terbuat dari Multiplek yang dilapisi dengan sejenis kertas
film, yang khusus digunakan untuk acuan sangat dianjurkan dengan
tebal Multiplek minimal 12 mm.
Pengaku harus dibuat dengan benar agar tidak terjadi perubahan
bentuk/ ukuran dari elemen yang dibuat.
Penyanggah dari kayu dapat diterima, bahan dan ukuran kayu yang
digunakan harus mendapatkan persetujuan Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas).
Untuk pekerjaan yang langsung yang berhubungan dengan tanah,
maka sebagai lantai kerja harus dibuat dari K-175, sebagai acuan
samping dari tersebut dapat menggunakan pasangan batu kali, batu
bata atau material lain yang disetujui Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas).
Untuk elemen tertentu seperti kolom bulat disarankan menggunakan
acuan baja.
2). Release Agent
Release agent harus merupakan material yang memenuhi ketentuan
berikut :
a). Cream emulsion
b). Neatt oil dengan ditambahkan surfactant
c). Release agent kimiawi yang tidak merusak
Release agent disimpan dan digunakan sesuai dengan ketentuan
pabrik pembuatnya. Penyedia Jasa harus memastikan bahwa release
agent yang digunakan cocok dengan bahan finish yang akan
digunakan. Dan jika permukaan merupakan finishing atau umum
disebut exposed maka Penyedia Jasa harus memastikan bahwa
permukaan yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan Direksi
Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas), Penyedia Jasa harus
memastikan bahwa release agent tersebut tidak akan bersentuhan
langsung dengan besi .

d. Syarat-syarat Pelaksanaan
1). Struktur Acuan
Acuan berikut elemen pendukungnya harus dianalisa sedemikian
rupa, sehingga mampu memikul beban ke semua arah yang mungkin
terjadi (kuat), tanpa mengalami deformasi yang berlebihan (kaku)
dan harus memenuhi syarat stabilitas. Deformasi dibatasi tidak lebih
dari 1/ 360 bentang. Peninjauan terhadap kemungkinan beban diluar
beban sendiri juga harus dipertimbangkan, seperti kemungkinan
beban konstruksi, angin, hujan, dan lain-lain.
Semua analisa dan perhitungan acuan berikut elemen pendukungnya
harus diserahkan kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan
Pengawas) untuk mendapatkan persetujuannya, sebelum pekerjaan
dilakukan.
2). Dimensi Acuan
Semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar struktur
adalah ukuran bersih penampang, tidak termasuk plester/ finishing.
Tambahan elemen tertentu seperti bentuk/ profil khusus yang
tercantum dalam gambar arsitektur juga harus dipertimbangkan baik
sebagai beban maupun dalam analisa biaya.
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 30



3). Gambar Kerja
Penyedia Jasa harus membuat gambar kerja khusus acuan
berdasarkan analisa yang dilakukannya. Gambar kerja tersebut harus
lengkap disertai ukuran dan detail-detail sambungan yang benar dan
selanjutnya diserahkan kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan
Pengawas) untuk persetujuannya. Tanpa persetujuan tersebut
Penyedia Jasa tidak diperkenankan untuk memulai pembuatan acuan
di lapangan.
4). Tanggung jawab
Walaupun sudah disetujui oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan
Pengawas), tanggung jawab sepenuhnya atas kekuatan, kekakuan,
dan instabilitas acuan sepenuhnya menjadi tanggungjawab Penyedia
Jasa.
Jika terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan perkiraan ataupun
kekeliruan yang mengakibatkan timbulnya biaya tambah, maka
semua biaya tersebut menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa. Acuan
harus dibuat sesuai dengan yang dibuat di dalam gambar kerja.
Pelaksanaan yang tidak sesuai dengan gambar kerja harus segera
dibongkar.
5). Stabilitas Acuan
Semua acuan harus diberi penguat datar dan silang sehingga
kemungkinan bergeraknya acuan selama pelaksanaan pekerjaan
dapat dihindari. Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas berhak untuk
meminta Penyedia Jasa untuk memperbaiki acuan yang dianggap
tidak/ kurang sempurna dengan beban biaya Penyedia Jasa.
6). Inspeksi Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas
Semua acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian
rupa sehingga memungkinkan dilakukannya inspeksi oleh Direksi
Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
7). Detail Acuan
Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu
pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan pada bagian yang
bersangkutan.
8). Jumlah Pemakaian
Acuan hanya diperbolehkan dipakai maksimum 2x (dua kali), kecuali
ditentukan lain oleh Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas. Acuan
yang akan dipegunakan berulang harus dipersiapkan sedemikian
rupa agar dijamin permukaan acuan tetap bersih.
9). Akurasi
Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran
kerataan/ kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-
gambar konstruksi. Toleransi ukuran dan posisi harus sesuai dengan
yang tercantum dalam spesifikasi.
10). Sistem Pengaliran Air
Acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum
pengecoran. Harus dipersiapkan sistem pengaliran air sedemikian,
sehingga pada saat dibasahi air dapat mengalir ke tempat yang
diinginkan dan acuan tidak tergenang oleh air. Acuan harus dipasang
sedemikian rupa sehingga akan terjadi kebocoran atau hilangnya air
semen selama pengecoran, tetap lurus (tidak berubah bentuk) dan
tidak bergoyang.



Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 31



11). Ikatan Acuan di dalam
Sebelumnya dengan mendapat persetujuan dari Pengawas
Teknis/ Konsultan Pengawas baut - baut dan tierod yang diperlukan
untuk ikatan - ikatan dalam harus diatur sedemikian, sehingga bila
acuan dibongkar kembali, tidak akan merusak yang sudah dibuat.
12). Acuan Exposed
Jika ada harus dilapisi dengan menggunakan release agent pada
permukaan acuan yang menempel pada pemukaan. Berhubung
release agent berpengaruh pula pada warna permukaan, maka
pemilihan jenis dan penggunaannya harus dilakukan dengan
seksama. Cara pengecoran harus diperhitungkan sedemikian rupa
sehingga siar - siar pelaksanaan tidak merusak penampilan exposed
tersebut. Merk dan jenis release agent yang telah disetujui bersama,
tidak boleh diganti dengan merk jenis lain.
Untuk itu Penyedia Jasa harus memberitahukan terlebih dahulu nama
perdagangan dari release agent tersebut, data bahan-bahan
bersangkutan, nama produsennya, jenis bahan-bahan mentah
utamanya, cara-cara pemakainya, resiko - resiko dan keterangan lain
yang dianggaap perlu untuk memperoleh persetujuan tertulis dari
Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
13). Bukaan Untuk Pembersihan
Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari acuan
kolom atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk
inspeksi.
14). Schafolding
Pada prinsipnya semua penunjang acuan harus menggunakan steiger
besi (schafolding). Scaffolding tersebut harus cukup kuat dan kaku
dan mudah diatur agar supaya mudah diperiksa oleh Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas).
15). Persetujuan Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas)
Setelah pekerjaan di atas selesai, Penyedia Jasa harus meminta
persetujuan dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) dan
minimum 3 (tiga) hari sebelum pengecoran Penyedia Jasa harus
mengajukan permohonan tertulis untuk ijin pengecoran kepada
Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
16). Anti Lendut (Cambers)
Kecuali ditentukan lain didalam gambar, maka semua acuan untuk
balok dan pelat, harus dipersiapkan dengan memakai anti lendut
dengan besar sbb :

Lokasi %Terhadap Bentang
DiBarat Bentang balok 0.3
Diujung balok kantilever 0.5

e. Pembongkaran Acuan
1). Pembongkaran harus dilakukan dengan hati-hati, dimana bagian
konstruksi yang dibongkar acuannya harus dapat memikul beban
berat sendiri dan beban-beban pelaksanaannya.
2). Pembongkaran acuan dapat dilakukan setelah mencapai waktu
sebagai berikut :

Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 32



Elemen Struktur Waktu
Minimum
Sisi-sisi balok, kolom dan dinding 3 hari
Balok dan plat
(tiang penyanggah tidak dilepas)
14 hari
Tiang-tiang penyangga plat 21 hari
Tiang-tiang penyangga balok-balok 21 hari

Waktu pembongkaran tersebut hanya merupakan kondisi normal
dan harus dipertimbangkan secara khusus jika pada lantai-lantai
tersebut bekerja beban rencana.
Untuk mempercepat waktu pembongkaran. Penyedia Jasa dapat
merencanakan dan mengusulkan metode dan perhitungan yang akan
digunakan, dan usulan tersebut harus mendapat persetujuan tertulis
dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas). Tidak ada biaya
tambah untuk hal tersebut. Semua akibat yang timbul akibat usulan
tersebut menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa.
3). Setiap rencana pekerjaan pembongkaran acuan harus diajukan
terlebih dahulu secara tertulis untuk disetujui Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas).

3.2. Pekerjaan Beton Bertulang Non Struktural
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.
b. Meliputi pekerjan beton praktis, seperti : sloof praktis, kolom praktis,
ring balok praktis, balok latiu, angkur setempat, plat praktis, serta
seluruh detail yang ada dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan
a. Semen Portland
Yang digunakan merk HOLCIM/ GRESIK kualitas baik, terdiri dari satu
jenis merk dan atas persetujuan dan harus memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan. Semen yang telah mengeras sebagian/ seluruhnya
tidak dibenarkan untuk digunakan. Tempat penyimpanan harus
diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas
dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai
dengan syarat penumpukan semen.
b. Pasir
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-
bahan organis, lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi
butir serta kekerasan yang dicantumkan dalam persyaratan yang telah
ditetapkan.
c. Koral/ Split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta
mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang telah
ditetapkan. Penyimpanan/ penimbunan pasir dan koral harus
dipisahkan satu dengan yang lain, sehingga dapat dijamin kedua bahan
tersebut tidak tercampur untuk mendapatkan perbandingan adukan
yang tepat.
d. Air.
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak
mengandung minyak, asam, alkali dan bahan-bahan organis/ bahan
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 33



lainnya yang dapat merusak dan harus memenuhi persyaratan yang
telah ditentukan. Apabila dipandang perlu Pengawas Teknis/ Konsultan
Pengawas dapat minta kepada Penyedia Jasa supaya air yang dipakai
diperiksa di laboratorium pemerikasaan bahan yang resmi dan sah atas
biaya Penyedia Jasa.
e. Besi.
Digunakan besi polos mutu BJTP-24, tegangan leleh 2.400 kg/ cm
2
, besi
harus bersih dari lapisan minyak/ lemak dan bebas dari cacat seperti
serpih-serpih dan sebagainya. Penampang besi adalah bulat dan
memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan. Penyedia Jasa
diwajibkan, bila dipandang perlu untuk memeriksa mutu besi ke
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya
Penyedia Jasa.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Mutu
Mutu beton yang digunakan adalah : K-175 dan harus memenuhi
ketentuan-ketentuan lain sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan.
b. Pembesian
1). Pembuatan tulangan harus sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan.
2). Pemasangan tulangan harus sesuai dengan gambar konstruksi.
3). Tulangan harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut
tidak berubah tempat decking sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
4). Besi yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis
dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
c. Cara pengadukan
1). Cara pengadukan harus menggunakan molen.
2). Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui
terlebih dahulu oleh Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas dan
tercapai mutu pekerjaan seperti yang ditentukan dalam uraian dan
syarat-syarat. Selama pengadukan kekentalan adukan harus
diawasi dengan jalan memeriksa slump pada setiap campuran
baru. Pengujian slump, minimum 30 mm dan maksimum 75 mm.
d. Pengecoran
1). Penyedia Jasa diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan
dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai
jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran, ketinggian, pemeriksaan
penulangan, dan penempatan penahan jarak.
2). Pengecoran hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi
Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
3). Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan
menggunakan alat penggetar untuk menjamin cukup padat dan
harus dihindarkan terjadinya cacat seperti keropos yang dapat
mengurangi kekuatan konstruksi.
4). Apabila pengecoran akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh
Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).



Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 34



e. Pekerjaan Acuan/ Bekisting
1). Acuan harus dipasang sesuai bentuk dan ukuran yang telah
ditetapkan seperti dalam gambar. Dari papan jenis kayu yang
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
2). Acuan dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan
sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap
pada kedudukan selama pengecoran.
3). Acuan harus rapat tidak bocor, permukaannya licin, bebas dari
kotoran-kotoran seperti tahi gergaji, potongan-potongan kayu,
tanah dan sebagainya sebelum pengecoran dilakukan serta harus
mudah dibongkar tanpa merusak permukaan .
4). Tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan papan/
balok secara cross.
5). Acuan harus dibuka setelah memenuhi syarat-syarat yang telah
ditetapkan.
6). Kayu yang dipakai papan/ Multiplex dengan tebal 9 mm.
7). Penggunaan Bekisting (Formwork) harus sesuai dengan petunjuk/
spesifikasi pabrik.
f. Kawat Pengikat
Kawat pengikat besi/ rangka dibuat dari Baja lunak dan tidak disepuh
seng, dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm.
Kawat pengikat besi/ rangka harus memenuhi syarat-syarat yang telah
ditentukan.
g. Pekerjaan pembongkaran Acuan/ Bekisting hanya boleh dilaksanakan
dengan ijin tertulis dari Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas. Setelah
bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada
permukaan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas).
h. Penyedia Jasa bertanggungjawab atas kesempurnaan pekerjaannya
sampai dengan saat-saat penyerahan (selesai).
i. Penyedia Jasa harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat
pada uraian dan syarat-syarat apapun yang tercantum dalam gambar-
gambar atau peraturan yang berlaku baik dalam negeri maupun luar
negeri.
j. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus memberikan
contoh-contoh material : besi, koral, pasir, Portland cement untuk
mendapat persetujuan dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan
Pengawas).
k. Penyedia Jasa harus melakukan pengujian atas besi/ kubus di
laboratorium yang akan ditunjuk kemudian.
l. Mutu tersebut harus dibuktikan oleh Penyedia Jasa dengan mengambil
benda uji berupa kubus/ silinder yang ukurannya sesuai dengan
syarat-syarat yang telah ditetapkan. Pembuatanya harus disaksikan oleh
Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) dan diperiksa di
laboratorium konstruksi yang ditunjuk Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas). Jumlah pembuatan kubus serta
ketentuan lainnya sesuai persyaratan yang telah ditentukan.
m. Yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24
jam setelah pengecoran.
n. Harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari
pekerjaan-pekerjaan lain.
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 35



o. Bila terjadi kerusakan Penyedia Jasa diwajibkan untuk memperbaiki
dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan, seluruh biaya perbaikan
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
p. Bagian setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus selalu
dibasahi dengan air terus-menerus selama 1(satu) minggu atau lebih
dan apabila menggunakan curing agent pemeliharaannya sesuai
standart produk (sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan).
q. Bagian-bagian yang tertanam dalam beton adalah :
1) Pemasangan angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan
beton bertulang.
2) Diperhatikan juga tempat untuk sparing atau instalasi.
r. Hal-hal lain (Miscellaneous Items)
Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang dipakai/ bekas jalan kerja
sewaktu pengecoran. Digunakan mutu seperti yang ditentukan dan
dengan penghalusan permukaannya.
Untuk pekerjaan dinding/ kolom lepas cetak yang harus dicat,
dilakukan dengan pengecatan cat emulsi pada saat sudah kering dan
memenuhi syarat untuk dicat.

Pasal 4. PEKERJAAN DINDING

4.1. Pekerjaan Dinding Batu Bata
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.
b. Pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh
detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
c. Pekerjaan ini berkaitan dengan Pekerjaan Plesteran.
2. Persyaratan Bahan.
a. Batu bata yang dipasang adalah dari batu bata merah yang telah
menjalani pembakaran yang sempurna dan merata berukuran 5 x 10 x
20 cm dengan mutu terbaik, dan yang disetujui Pengawas
Teknis/ Konsultan Pengawas. Syarat-syarat batu bata harus memenuhi
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.
b. Semen Portland harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan.
c. Pasir harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan.
d. Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak mengandung
lumpur, minyak, asam-basa serta memenuhi syarat yang telah
ditentukan.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Seluruh dinding dari pasangan Batu bata dengan aduk campuran 1 Pc : 5
Psr, kecuali pasangan Batu bata semen trasraam.
b. Sebelum digunakan Batu bata harus direndam air dalam bak hingga
jenuh.
c. Setelah bata terpasang dengan aduk, naat/ siar-siar harus dikeruk
sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi. Setelah kering
permukaan pasangan disiram air.
d. Dinding Batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu.
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 36



e. Pemasangan dinding Batu bata dilakukan bertahap. Setiap tahap
maksimum 24 lapis per harinya, serta diikuti dengan pengecoran kolom
praktis. Bidang dinding batu-bata tebal batu dan batu yang luasnya
maksimal 9 m
2
harus ditambahkan kolom dan balok penguat praktis
dengan ukuran kolom dan balok sesuai gambar. Sedangkan jarak antar
kolom satu dengan yang lain dibuat maksimum 3 (tiga) meter.
f. Pelubangan akibat pemasangan perancah pada pasangan batu bata sama
sekali tidak diperkenankan.
g. Pasangan batu bata yang berhubungan dengan setiap pekerjaan harus
diberi penguat stek-stek besi diameter 10 mm jarak 75 cm, yang terlebih
dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan. Bagian yang
tertanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali bila
satu dan lain hal ditentukan lain oleh Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas).
h. Tidak diperkenankan memasang bata yang patah lebih dari dua.
i. Pasangan dinding batu bata tebal batu harus menghasilkan dinding
finish setebal 15 cm setelah diplester (lengkap acian) pada ke dua belah
sisinya. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi, dan benar tegak lurus
terhadap lantai serta merupakan bidang rata.
j. Pasangan batu bata dapat diterima/ diserahkan apabila deviasi bidang
pada arah diagonal dinding seluas 9 m
2
tidak lebih dari 5 mm (sebelum
diaci/ diplester). Adapun toleransi terhadap as dinding yang diiLZinkan
maksimal 10 mm (sebelum diplester).

4.2. Pekerjaan Plesteran
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya
peralatan dan alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
b. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding serta seluruh
detail yang ditunjukkan dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan
a. Untuk plesteran menggunakan bahan Campuran pasir muntilan dan
Semen Portland/ produk Mortar Utama/ sekualitasf.
b. Untuk acian menggunakan produk Semen Portland/ sekualitasf.
c. Campuran pasir (aggregate) untuk plester harus dipilih yang benar-
benar bersih dan bebas dari segala macam kotoran.
d. Pada area tempat pertemuan bahan yang berbeda (misalnya : kolom -
bata atau dinding - bata) dipasang kawat ayam dengan overlap yang
cukup untuk mencegah keretakan.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Seluruh permukaan dinding bata yang akan diplester harus dibersihkan
dari segala kotoran, debu dan minyak serta disiram/ dibasahi dengan air
semen.
b. Plesteran bata dilakukan dengan campuran 1 Pc : 5 Psr dan tali air/
sponengan dilakukan dengan campuran 1 Pc : 2 Psr.
c. Pasir pasang yang digunakan harus bersih, bebas dari lumpur serta
material tidak terpakai lainnya, diayak terlebih dahulu dengan mata
ayakan 3 mm seperti yang dipersyaratkan.
d. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan diatas tetapi
dibutuhkan untuk penyelesaian/ penggantian pekerjaan dalam bagian
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 37



ini, harus bermutu baik dari jenisnya dan disetujui Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas).
e. Semen Portland yang dikirim ke lapangan harus dalam keadaan tertutup
atau yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan tipe, dalam
keadaan utuh dan tidak ada cacat.
f. Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi baik,
terlindung, bersih. Tempat penyimpanan bahan harus cukup
menampung kebutuhan bahan, dilindungi sesuai dengan jenisnya seperti
yang disyaratkan dari pabrik.
g. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Direksi
Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) untuk mendapatkan
persetujuan, lengkap dengan ketentuan/ persyaratan dari pabrik yang
bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus diganti dengan
material lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya
tambahan.
h. Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa diharuskan memeriksa site/
lapangan yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan
untuk dimulainya pekerjaan.
i. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan
lainnya, Penyedia Jasa harus segera melaporkan kepada Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas). Penyedia Jasa tidak diperkenankan
melakukan pekerjaan di tempat tersebut sebelum kelainan/ perbedaan
diselesaikan.
j. Tebal plesteran antara 10 - 15 mm dengan hasil ketebalan dinding finish
150 mm atau sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar. Ketebalan
plesteran yang melebihi 20 mm harus diberi kawat ayam untuk
membantu dan memperkuat daya lekat plesteran.
k. Pertemuan plesteran dengan jenis pekerjaan lain, seperti kusen dan
pekerjaan lainnya, harus dibuat naat (tali air) dengan lebar minimal 5
mm, kecuali bila ditentukan lain.
l. Acian digunakan campuran Pc dan air sampai mendapatkan campuran
yang homogen. dikerjakan sesudah plesteran berumur minimal 8 hari,
sehingga siap untuk difinish.
m. Kelembaban plesteran harus dijaga, sehingga pengeringan berlangsung
wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran
setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik panas matahari
langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air
secara cepat.
n. Penyedia Jasa wajib memperbaiki/ mengulang/ mengganti bila ada
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan (dan masa
pemeliharaan), atas biaya Penyedia Jasa.

Pasal 5. PEKERJAAN ATAP

5.1. Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pemasangan usuk dan reng pada bangunan SMP N 42 Semarang
menggunakan Rangka Atap Baja Ringan sesuai yang ditunjuk pada
gambar dan Bill Of Quantity
b. Pekerjaan rangka atap baja ringan LZincalume adalah pekerjaan
pembuatan dan pemasangan struktur atap berupa rangka batang (truss)
yang telah dilapisi bahan LZincalume untuk ketahanan terhadap karat.
Rangka atap yang digunakan harus merupakan produksi dari pabrik
yang berkompeten dalam penelitian, teknologi, dan berpengalaman lebih
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 38



dari 15 tahun (bukan industri rumah tangga).
Rangka atap berbentuk segitiga kaku yang terdiri dari rangka utama atas
(topchord), rangka utama bawah (bottom chord), dan rangka pengisi
(web). Seluruh rangka tersebut disambung dengan menggunakan baut
menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup. Untuk
meletakkan material penutup atap/ genteng, dipasang rangka reng
(batten) langsung diatas struktur rangka atap utama dengan jarak yang
disesuaikan dengan ukuran genteng.
Pekerjaan ini meliputi pengiriman material kelapangan (site), perangkaian
(assembling) dan ereksi (erection), seperti tercantum dalam gambar kerja
meliputi:
a. Pekerjaan rangka atap (roof truss)
b. Pekerjaan reng (batten)
c. Pekerjaan jurai dalam (valley gutter)
2. Persyaratan Bahan Rangka Atap
Untuk bahan material rangka atap menggunakan produk sekualitas
LIUSEN/ GIGA STEEL/ SMATRASS, serta harus memenuhi spesifikasi yang
diuraikan pada sub bab ini. Satuan ukuran panjang yang digunakan sub bab
ini adalah millimeter (mm) dan ukuran ketebalan material baja yang
dimaksud adalah ketebalan baja dasar (Base Material Thickness/ BMT).
Material struktur rangka atap
a. Properti mekanikal baja (Steel mechanical properties) :
Baja Mutu Tinggi G550 (sertifikat bahan harus dilampirkan)
Tegangan Leleh Minimum : 550 MPa
Tegangan Maksimum : 550 MPa
Modulus Elastisitas : 200.000 MPa
Modulus Geser : 80.000 MPa
b. Lapisan pelindung terhadap karat (Protective Coating) :
Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua
jenis lapisan anti karat (coating):
1) Galvanised (LZ220)
- Pelapisan : Galvanised
- Jenis : Hot-dip LZinc
- Kelas : LZ22
- katebalan pelapisan : 220 gr/ m2
- komposisi : 95%LZinc, 5%bahan campuran
2) Galvalume (ALZ150)
- Pelapisan : LZinc-Aluminium
- Jenis : Hot-dip
- Kelas : ALZ150
- katebalan pelapisan : 150 gr/ m2
- komposisi : 55%LZinc, 45%aluminium
c. Geometri profil rangka atap :
1) Rangka Atap
- 95LZ08 profil LZ tinggi 95 mm dan tebal 0,8 mm untuk rangka
batang utama (top chord dan bottom chord)
- 95LZ10 profil LZ tinggi 95 mm dan tebal 1,0 mm untuk rangka
batang utama (top chord dan bottom chord)
- 74LZ08 profil LZ tinggi 74 mm dan tebal 0,8 mm untuk rangka
batang utama (top chord dan bottom chord)
- 65C08 profil C tinggi 65 mm dan tebal 0,8 mm untuk rangka
batang pengisi (web)
- 75W08 profil W tinggi 75 mm dan tebal 0,8 mm untuk rangka
batang pengisi (web)
- 75W10 profil W tinggi 75 mm dan tebal 1,0 mm untuk rangka
batang pengisi (web)

Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 39



2) Reng
Reng Profil 35B50
3) Multigrip (MG)
Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate)
berfungsi untuk menahan gaya lateral tiga arah, standart teknis
sebagai berikut:
- Galvabond : LZ275
- Yield Strength : 250 MPa
- Design Tensile Strength : 150 Mpa
4) Brace System (bracing)
- BOTTOM CHORD BRACING
Pengaku/ ikatan pada batang tarik bawah (bottom chord) pada
kuda-kuda baja ringan.
- LATERAL TIE BRACING
Pengaku/ bracing antara web pada kuda-kuda baja
ringan,sekaligus berfungsi untuk mengurangi tekuk lokal
(buckling) pada batang tekan (web),standar teknis mengacu pada
desain struktur kuda-kuda tersebut.
- DIAGONAL WEB BRACING (IKATAN ANGIN)
Pengaku/ bracing diagonal antara web pada kuda-kuda baja
ringan dengan bentuk yang sama dan letak berdampingan.
- STRAP BRACE (PITA BAJA)
Yaitu pengaku / ikatan pada top chord dan bottom chord kuda-
kuda baja ringan, Untuk kebutuhan strap brace berdasarkan
perhitungan desain struktur.
5) Alat sambung (screw)
Alat penyambungan antar elemen rangka atap yang digunakan untuk
fabrikasi dan instalasi adalah baut menakik sendiri (self drilling
screw) dengan spesifikasi sebagai berikut :
a). Kelas Ketahanan Korosi Minimum : Class 2
(Minimum
Corrosion
Rating)
b). Ukuran baut untuk struktur rangka atap (truss fastener) adalah
sebagai berikut :
Panjang (termasuk kepala baut) : 16 mm
Kepadatan alur : 16 alur/ inchi
Diameter dengan ulir : 4,8 mm
Diameter tanpa ulir : 3,8 mm
Kuat geser satu baut : 5,10 kN
Gaya aksial : 8,6 kN
Gaya torsi : 6,9 kNm
3. Syarat-syarat Pelaksanan
a. Persyaratan Desain Struktur Rangka Atap Baja Ringan
Struktur rangka atap baja ringan harus didesain oleh tenaga ahli yang
berkompeten. Desain harus mengikuti kaidah-kaidah teknis yang benar
sesuai karakter baja ringan yaitu dengan perancangan standar batas
desain struktur baja cetak dingin (Limit State Cold Formed Steel Structure
Design). Desain struktur rangka atap baja ringan meliputi top chord,
bottom chord, web, dan jumlah screw pada setiap titik buhul sebagai satu
kesatuan yang tidak boleh dipisahkan.
Perangkat lunak computer (software) boleh digunakan untuk membantu
proses desain atap baja ringan jika software memang khusus
dikembangkan untuk menghitung struktur baja ringan dan
mengakomodasi peraturanperaturan yang telah disebutkan diatas, dalam
hal ini software telah mendapat rekomendasi dari Himpunan Ahli
Konstruksi Indonesia (HAKI).
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 40



b. Persyaratan Pra Konstruksi
1) Penyedia Jasa wajib melaksanakan pemaparan produk (penjelasan
teknis dan software desain) sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat
(RKS) seperti yang telah dijelaskan pada pasal pasal diatas. Produk
yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang
dilampirkan pada dokumen tender.
2) Pemaparan produk dilaksanakan dalam rapat koordinasi teknis
lapangan sebelum pelaksanaan pemasangan rangka atap baja ringan.
3) Penyedia Jasa bersama Konsultan Pengawas harus mengadakan
pengecekan balok ring yang kemudian diajukan untuk mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi sebelum pemasangan rangka atap
baja ringan dilaksanakan.
4) Penyedia Jasa wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap, detail
dan akurat. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil
pada setiap segment, dan jumlah screw pada setiap titik buhul.
5) Penyedia Jasa wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab
terhadap semua ukuran ukuran yang tercantum dalam gambar kerja.
Pada prinsipnya ukuran pada gambar kerja adalah ukuran jadi.
6) Setiap bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang tertulis disini
yang diakibatkan oleh kurang teliti dan kelalaian Penyedia Jasa akan
ditolak dan harus diganti kewajiban yang sama, juga berlaku untuk
ketidakcocokan kesalahan maupun kekurangan lain akibat Penyedia
Jasa tidak teliti dan cermat dalam koordinasi dengan gambar
pelengkap dari Arsitek, Struktur, Mekanikal, dan Elektrikal.
7) Perubahan bahan/ detail karena alasan apapun harus diajukan ke
Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana, dan Direksi untuk
mendapatkan persetujuan secara tertulis.
8) Sebaiknya sebanyak mungkin bahan untuk konstruksi baja ringan
difabrikasi diworkshop, baik workshop permanent atau workshop
sementara. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas semua kesalahan
detail, fabrikasi dan ketetapan pemasangan semua komponen
konstruksi baja ringan.
c. Persyaratan Konstruksi
1) Perangkaian rangka batang dilakukan dilapangan sesuai dengan hasil
pengukuran terakhir dan sesuai dengan actual dilapangan
2) Perangkaian harus memperhatikan bentuk, ukuran, dan gambar
desain.
3) Permukaan ring balok beton sudah rata dan elevasi sesuai desain
4) Dalam proses erection rangka atap, harus diperhatikan support
sementara untuk menjaga stabilitas rangka atap setelah dipasang.
Support sementara ini tidak boleh dilepas sebelum rangka kuda kuda
dinyatakan cukup kuat oleh tenaga ahli dari pabrik.

5) Jika diperlukan pemotongan material maka harus diperhatikan hal -
hal berikut :
Pekerjaan pemotongan material baja ringan harus menggunakan
peralatan yang sesuai, alat potong listrik dan gunting, dan telah
ditentukan oleh pabrik.
Alat potong harus dalam kondisi baik.
Pemotongan material harus mengikuti gambar kerja.
Bagian bekas irisan harus benar benar datar ,lurus dan bersih.
d. Persyaratan Tenaga Pemasang
Komponen struktur konstruksi baja ringan harus dikerjakan oleh tenaga
pemasang yang terlatih dan bersertifikat serta mampu memahami
gambar kerja dan dibuktikan dengan surat ijin memasang dari pabrikan.
Surat ijin memasang atap baja ringan ini harus disertakan pada saat
pemaparan produk.

Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 41



5.2. Pekerjaan Konstruksi Baja Konvensional
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pemasangan gording menggunakan Canal C baja konvensional pada
bangunan SMP N 42 Semarang sesuai gambar dan Bill Of Quantity
b. Pekerjaan ini meliputi pengadaan dari semua bahan, tenaga, peralatan,
perlengkapan serta pemasangan dari semua pekerjaan baja dan logam
termasuk alat-alat atau benda-benda/ material pendukung lainnya
c. Pekerjaan ini harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan-keterangan
yang tertera pada gambar rencana/ detail, lengkap dengan
penyangganya, alat untuk memasang dan menyambungnya pelat-pelat
baja/ profil dan lain sebagainya.
d. Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti, diselesaikan
dengan rapi, dan dalam pelaksanaannya tidak hanya dari gambar-
gambar kerja untuk memasang pada tempatnya tetapi dimungkinkan
untuk mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya ditempat pekerjaan
terutama bagian-bagian yang terhalang oleh benda lain.
e. Penawaran baja dalam berat (kg), sudah termasuk "wastage akibat
pemotongan dan lain-lain dan diperhitungkan pada analisa harga satuan.
Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk menjamin perancang baja untuk
pengerjaannya agar sesuai dengan persyaratan-persyaratan ini
sepenuhnya. Penyedia Jasa supaya menyiapkan salinan usulan standart
yang akan dipakai, sebagai pedomam bagi Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas) paling lambat 21 hari sebelum
fabrikasi.
2. Persyaratan Bahan.
a. Bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan baja harus disetujui oleh
Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas), tidak berkarat, bagian-
bagiannya dan lembaran-lembarannya tidak bengkok dan cacat.
Potongan-potongan (profil) mempunyai ukuran yang tepat sesuai
dengan dimensi tertera dalam gambar rencana baik bentuknya, tebal,
ukuran berat.
b. Bahan baja yang digunakan/ dipasang harus dari jenis yang sama
kualitasnya, dalam hal ini dipakai baja jenis BJ-37, dengan tegangan
leleh baja minimum adalah 3.700. Toleransi bahan baja ditetapkan
maksimum 5 %dari luas pada rangka batang/ maksimum 5 %dari
momen imersia (I)
c. Sebagai kawat las dipakai produk KOBE/ NIPPON STEEL. Jenis kawat las
yang akan digunakan harus sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari pabrik
pernbuat dan petunjuk-petunjuk Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan
Pengawas). Elektroda-eleklroda las harus diambil dari GRADA-A (besi
heavy coatee type) batang-batang elektroda yang dipakai diameternya
lebih besar atau sama dengan 6 mm (1/ 4 inch), dan batang-batang
elektroda harus dijaga agar selalu dalam keadaan kering.
d. Baut-baut yang digunakan harus baut hitam ulir tak penuh dengan
tegangan baut dan tegangan las minimum adalah 1.400 kg/ cm2 atau
minimal sama dengan mutu baja yang digunakan (A-325 ASTM).
e. Semua bahan harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam
pemasangannya tidak memerlukan pengisi, kecuali kalau gambar detail
menunjuk hal tersebut.
3. Pelaksanaan dan System Pemasangan
a. Syarat-syarat pelaksanan.
1) Sebelum pekerjaan di pabrik dimulai, Penyedia Jasa harus
menyiapkan gambar-gambar kerja yang menunjukkan detail-detail
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 42



lengkap dari semua komponen, panjang serta ukuran las, jumlah,
ukuran serta tempat baut-baut serta detail-detail lain yang laLZimnya
diperlukan untuk fabnkasi.
2) Penyedia Jasa wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab
terhadap semua ukuran yang tercantum pada gambar kerja.
Toleransi dari keseluruhan tidak lebih dari L/ 1000 untuk semua
komponen. .
3) Seluruh pekerjaan di pabrik harus menerapkan pekerjaan yang
berkualitas tinggi, seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan
ketepatan sedemikian rupa sehingga semua komponen dapat
dipasang dengan tepat di lapangan. Setiap pekerjaan yang kurang
baik atau tidak sesuai dengan gambar atau spesifikasi ini akan ditolak
dan bila terjadi demikian, harus diperbaiki dengan segera.
b. Fabrikasi
1) Sebelum memulai dengan pemotongan, penyambungan, dan
pemasangan Penyedia Jasa harus memberitahukan secara tertulis
tentang tempat, sistem pengerjaan dan pemasangan kepada Direksi
Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) untuk mendapat
persetujuannya.
2) Penyedia Jasa harus terlebih dahulu menunjukkan kualitas
pengelasan dan penghalusan untuk dijadikan standart dalam
pekerjaan tersebut. Pekerjaan pengelasan konstruksi baja harus sesuai
dengan gambar dan harus mengikuti prosedur yang berlaku seperti
AWS atau AISA Spesification.
3) Kecuali ditunjuk sistim lain maka dalam hal menghubungkan
profil-profil, plat-plat pengaku digunakan las listrik dengan alat
pembakar yang standart dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Batang las (bahan untuk las) harus dibuat dari bahan yang
campurannya sama dengan bahan yang akan disambung.
Kekuatan sambungan dengan las (hasil pengelasan) harus sama
kuat dengan batang yang disambung.
b) Pemeriksaan kekuatan las harus dilakukan dengan persetujuan
Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) bila dianggap
perlu dan dapat dilakukan di laboratorium. Kedudukan
konstruksi baja yang segera akan di las harus menjamin situasi
yang paling aman bagi pengelas dan kualitas hasil pengelasan
yang dilakukan.
c) Pada pekerjaan las, maka sebelum mengadakan las ulangan, baik
bekas lapisan pertama, maupun bidang-bidang benda kerja harus
dibersihkan dari keras (slag) dan kotoran lainnya
d) Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka
lapisan yang terdahulu harus dibersihkan dari keras (slag) dan
percikan-percikan logam sebelum memulai dengan lapisan las
yang baru. Lapisan las yang berpori-pori, rusak atau retak harus
dibuang sama sekali
e) Tempat pengelasan dan juga bidang konstruksi yang di las, hams
terlindung dari hujan/ angin kencang.
f) Pemotongan harus menggunakan mesin, dilakukan dengan
membatasi sekecil mungkin akibat secondary. Permukaan las
terakhir harus digerinda sampai rata dan halus
g) Kesalahan pemotongan maupun lubang yang terlalu besar tidak
diperkenankan ditutup dengan las, karena itu batang yang
bersangkutan harus diganti dengan yang baru.
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 43



4) Lubang baut untuk baut harus dilaksanakan dengan bor. Lubang baut
harus lebih besar 2.0 mm dari pada diameter luar baut. Pembuatan
lubang baut harus dilaksanakan di pabrik dan harus dikerjakan
dengan alat bor.
5) Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat
dihindarkan berlaku ketentuan sebagai berikut :
a) Hanya diperkenankan satu sambungan.
b) Semua penyambung proll] baja harus diiaksanaKan dengan las
tumpuJ/ full penel ration butuc wefd,
6) Bila dipandang perlu oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan
Pengawas), Penyedia Jasa wajib melaksanakan pemasangan
percobaan dari sebagian atau seluruh pekerjaan konstruksi.
Komponen yang tidak cocok atau yang tidak sesuai dengan gambar
dan spesifikasi dapat ditolak oleh Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas) dan pemasangan percobaan tidak
boleh dibongkar tanpa persetujuan Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas)
7) Pekerjaan harus bermutu kelas satu dalam segala hal, setiap bagian
pekerjaan yang buruk akan ditolak dan harus diganti apabila perlu.
Pekerjaan yang selesai harus bebas dari puntiran-
puntiran.bengkokan-bengkokan dan sambungan-sarnbungan yang
mengganggu
c. Pemasangan/ Erection.
1) Penguat Sementara.
a) Baja harus dipasang mati setelah sebagian besar struktur baja
terpasang dan disetujui ketepatan garis, vertiikal dan
horiLZontal.
b) Penyedia Jasa supaya menyediakan penunjang-penunjang
sementara (pembautan-pembautan) bilamana diperlukan sampai
pemasangan mati sesuai keputusan Konsultan Pengawas.
2) Pembautan
a) Ulir harus bebas setidak-tidaknya dua setengah putaran dari
muka mur dalam keadaan terpasang mati.
b) Penyedia Jasa supaya menggunakan setidak-tidaknya satu cincin
pada setiap mur dan menyiapkan daftar mur, baut, dan cincin.
Penyedia Jasa supaya menggunakan cincin baja keras untuk baut
tegangan tinggi (HBS).
d. Pengecatan.
Semua bahan Konstruksi baja harus di cat. Cat dasar adalah cat LZink
chromate buatan Dana Paint atau sekualitasf dan pengecatan dilakukan
satu kali di pabrik dan satu kali di lapangan. Baja yang akan ditanam
dalam beton tidak boleh di cat. Untuk lubang baut kekuatan tinggi/ high
strenghbold permukaan baja tidak boleh di cat. Cat akhir adalah enamel
paint produk Danapaint atau sekualitasf dan pengecatan dilakukan1 kali
di lapangan, kecuali bila dinyatakan lain dalam gambar atau spesifikasi
arsitektur.
e. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan
1) Baja yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat/ rusak
yang diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan lain.
2) Bila terjadi kerusakan, Penyedia Jasa diwajibkan untuk
memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh
biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
3) Penempatan pipa dan batang baja di work shop maupun dilapangan
tidak boleh langsung diatas tanah atau lantai. tetapi harus diatas
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 44



balok-balok kayu yang berjarak maksimum 2 m. Tanah atau lantai
tersebut harus datar, padat merata dan bebas dari genangan air.
f. Pemasangan Akhir/ Final Erection.
1) Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan
harus dalam keadaan baik. Bila dijumpai bagian-bagian konstruksi
yang tidak dapat dipasang atau ditempatkan sebagaimana mestinya
sebagai akibat dari kesalahan pabrikasi atau perubahan bentuk yang
disebabkan penanganan, maka keadaan itu harus segera dilaporkan
kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) disertai
usulan cara perbaikannya
2) Setiap komponen diberi kode/ marking sesuai dengan gambar
pemasangan sedemikian rupa sehingga memudahkan pemasangan
3) Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan
sernentara harus digunakan untuk mencegah tegangan-tegangan
yang mclewati tegangan ijin. Ikatan-ikatan itu dibiarkan sampai
konstruksi selesai. Sambungan-sambungan sementara dari baut harus
diberikan kepada. bagian konstruksi untuk menahan beban mati,
angin dan tegangan-tegangan selama pembangunan.
4) Baut-baut, baut angkur, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan
lain-lain harus disediakan dan harus dipasang sebagaimana
mestinya sesuai dengan gambar detail, Baut kekuatan tinggi harus
dikencangkan dengan kunci momen (torque wrench).
5) Penyimpangan kolom dari sumbu vertikal tidak boleh dari 1/ 1500
dari tinggi vertikal kolom.

5.3. Pekerjaan Penutup Atap dan Listplank
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pemasangan penutup atap genteng pada bangunan sesuai yang ditunjuk
pada gambar dan Bill Of Quantity
b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan
sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Persyaratan Bahan
a. Menggunakan Genteng Beton produk CISANGKAN / MUTIARA /
CROWN, dan telah disetujui Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan
Pengawas) dalam arti ketebalan, mutu jenis dan produk dari bahan
tersebut.
b. Untuk Nok digunakan dari bahan sejenis Genteng Beton sesuai brosur
atau gambar.
Penutup atap yang digunakan harus memenuhi persyaratan telah
ditentukan.
Penyedia Jasa harus mengajukan contoh penutup atap sebelum
mengadakan pembelian. Contoh tersebut harus mendapat
persetujuan Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas),
disarankan untuk membawa contoh lebih dari satu kualitas.
Penutup atap lainnya yang belum termasuk dalam Dokumen
Pengadaan Barang/ Jasa namun tertera dalam gambar akan diatur
oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
c. Bahan Listplak adalah dari panel kalsium silikat arsitektural modern,
permukaan rata dan halus, potongan samping rapi dan presisi, tahan air,
tidak dimakan rayap, tidak terbakar, mudah dipotong, dipaku/ disekrup
tidak pecah, dapat difinishing dengan cat acrylic atau cat minyak.
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 45



Bahan yang digunakan adalah produk KALSIBOARD/ NUSABOARD tebal
12 mm, berkualitas baik dan telah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
3. Syarat syarat pelaksanaan:
a. Pemasangan penutup atap baru dapat dimulai setelah reng-reng
terpasang dengan jarak sesuai gambar (lebar teknis penutup atap) dan
telah disetujui oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
b. Sebelum dipasang seluruh penutup atap harus diseleksi/ pemilihan baik
warna, bentuk dan kualitas harus dapat dipertanggungjawabkan baru
kemudian dimintakan persetujuan kepada Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas).
c. Cara penumpukan dan pemasangan penutup atap harus sebelah
menyebelah nok supaya tidak ada pembebanan eksentris, kecuali pada
bentuk atap emperan dan pemasangan harus dimulai dari bawah.
Pemasangan atap dari satu arah tidak diperkenankan, pertemuan-
pertemuan pemasangan terletak di Barat-Barat bidang atas pertemuan
nok atas.
d. Pemasangan atap harus dilakukan dengan penuh ketelitian dan kerapian.
Tepi-tepi penutup atap dan alur-alurnya harus merupakan garis-garis
lurus, baik dari atas kebawah maupun dari sisi yang lainnya.
e. Pemasangan penutup atap harus lurus, rapi sehingga hasilnya baik, pola
pemasangan seperti petunjuk pabrik.
f. Pemasangan nok dengan paku anti karat sehingga pemasangan nok dapat
menghasilkan rapi, lurus, tidak bocor dan sempurna.
g. Pemasangan penutup atap harus dibuat serapi mungkin, penyambungan
penutup atap dengan nok tidak boleh ada yang cacat sehingga
menyebabkan kebocoran.

Pasal 6. PEKERJAAN LANTAI

6.1. Pekerjaan Penutup Lantai Keramik
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan dan semua
pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan penutup lantai atau
sesuai dengan gambar kerja
b. Penyedia Jasa harus memberikan contoh-contoh bahan lantai yang akan
dipasang, khususnya untuk diseleksi kualitas, warna, tekstur bahan untuk
mendapat persetujuan dari Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas.
c. Pekerjaan ini dilakukan ke seluruh ruangan, serta seluruh detail yang
disebutkan dalam gambar sesuai petunjuk Pengawas Teknis/ Konsultan
Pengawas.
2. Bahan
a. Bahan Keramik yang digunakan produk ASIA TILE/ MULIA/ ROMAN
dengan ketebalan 7mm, toleransi ukuran < 1%dan penyerapan air tidak
lebih dari 1%.
b. Ukuran Keramik lantai yang digunakan adalah 40x40 cm dan plin
10x40 cm anti noda, anti gores, unpolished, tidak licin, kualitas baik,
tidak retak, rata, dan mempunyai daya lekat aduk standart warna sesuai
gambar atau ditentukan kemudian.
c. Ukuran Keramik KM/ WC lantai uk.20x20 cm dan untuk dinding 20x25
cm anti noda, anti gores, unpolished, tidak licin, kualitas baik, tidak retak,
rata, dan mempunyai daya lekat aduk standart warna sesuai gambar atau
ditentukan kemudian
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 46



d. Keramik yang akan dipasang telah diseleksi dengan baik, bentuk dan
ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang gompal, retak,
maupun cacat.
e. Sebelum dilaksanakan pemasangan bahan, Penyedia Jasa harus
mengajukan contoh terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan
Pengawas Teknis/ Konsultan Pengawas. Bahan tersebut harus disimpan di
tempat yang terlindung dan tertutup.
3. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pemasangan Keramik sebaiknya dilakukan pada tahap akhir, untuk
menghindari kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai.
b. Permukaan lantai yang akan dipasang keramik tile harus bersih, cukup
kering dan rata air.
c. Sebelum dipasang keramik tile terlebih dahulu direndam air.
d. Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang dan rata air.
e. Adukan semen untuk pemasangan harus penuh, baik di permukaan dasar
maupun di belakang homogenius tile lantai yang terpasang. Bahan
adukan dari Campuran Semen Portland dan pasir muntilan (1Pc : 3 Psr),
dengan ketebalan rata-rata : 1,5 4 cm
f. Lebar nat yang dianjurkan untuk lantai 2 mm dengan campuran
pengisi nat (Grout) Semen Portland/ Mortar Utama/ Prime Mortar/
sekualitas. Bagi area yang luas dianjurkan untuk diberi expansion joint.
g. Pemotongan homogenius tile harus menggunakan mesin pemotong, dan
bekas potongan harus digerinda dan diamplas sampai halus dan rata.
Pemasangan dilakukan sesuai pola yang ditentukan dalam gambar.
h. Garis-garis pada pemasangan lantai harus berkesinambungan satu
dengan yang lainnya, kecuali pada pertemuan khusus.
i. Pekerjaan lantai yang tidak lurus/ waterpass, siarnya tidak lurus,
berombak, turun naik dan retak harus dibongkar.
j. Keramik tile yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala noda
pada permukaan Keramik tile hingga betul-betul bersih.
k. Keramik tile yang sudah terpasang harus dihindarkan dari
sentuhan/ beban selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan
cacat akibat pekerjaan lain.

6.2. Pekerjaan Waterproofing
1. Bahan
a. Lapisan kedap air
Untuk daerah service (seluruh ruang km/ wc), dak atap serta pada
daerah lain sesuai dengan gambar menggunakan produk LEMKRA/
MU/ SIKA yaitu lapisan kedap air berbentuk pasta yang terdiri campuran
semen dan air sesuai spesifikasi teknik dari pabrikan.
b. Penyedia Jasa wajib mengajukan contoh bahan, brosur lengkap, dan
jaminan dari pabrik minimal 5 (lima) tahun.
2. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh tenaga ahli yang
berpengalaman dan terlebih dahulu mengajukan metode pelaksanaan,
sesuai dengan spesifikasi dari pabrik untuk mendapatkan persetujuan
Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
b. Seluruh bidang lantai plat daerah basah hingga dinding sampai
ketinggian 40 cm dari lantai termasuk dalam lingkup pekerjaan ini.
Setelah coating waterproofing selesai, diatas permukaannya adalah
adukan kedap air, adukan yang diijinkan 1 Pc : 4 Psr.
c. Bersihkan media yang akan dilapisi waterproofing .
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 47



d. Kuaskan cairan waterproofing hingga rata pada media.
e. Tebarkan adukan bahan waterpfoofing searah vertikal.
f. Setelah mengering, tebarkan waterproofing searah horiLZontal.
g. Gunakan busa/ kuas yang lembab untuk merapikannya.
3. Pengujian Mutu Pekerjaan
a. Penyedia Jasa diwajibkan untuk melakukan percobaan/ pengetesan hasil
pekerjaan atas biaya Penyedia Jasa, seperti dengan cara memberi siraman
diatas permukaan yang telah diberi lapisan kedap air, setelah mendapat
persetujuan dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
b. Bila ada pekerjaan yang harus dibongkar/ diperbaiki akan menjadi
tanggungan Penyedia Jasa.


Pasal 7. PEKERJAAN PLAFOND
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan pemasangan plafond sesuai dengan yang disebutkan/ ditunjukkan
dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan
Pengawas).
2. Persyaratan Bahan
a. Rangka plafond
- Rangka plafond menggunakan besi hollow galvanis 40x40x0,4 mm.
- Bahan yang digunakan harus sudah mendapat persetujuan dari Direksi/
Pengawas Lapangan
b. Penggantung Rangka Plafon
Penggantung rangka plafon menggunakan Hanger kawat ukuran 4mm
c. Penutup plafond.
Kalcium Silicate Board yang bermutu baik produk KALSIBORD/
GRC/ NUSABOARD, tebal 4,5 mm. Permukaan atas halus dan permukaan
bawah halus agak kasar. Karakteristik produk tanpa asbes, tidak bisa
terbakar sesuai standart pengujian DPU, kedap air, tidak dimakan rayap,
tidak muai dan tidak susut. Digunakan di ruang km/ wc dan tritisan
d. List Plafond
Bahan yang digunakan adalah list profil dari gypsum 10 cm untuk gedung dan
5 cm untuk km/ wc finishing cat, berkualitas baik.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan :
a. Pekerjaan ini dikerjakan oleh Penyedia Jasa yang berpengalaman dan dengan
tenaga-tenaga ahli.
b. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa diwajibkan untuk membuat
shop drawing dan meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan
(ukuran dan peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out/ penempatan,
cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
c. Buat garis (marking line) ketinggian plafon pada sekeliling dinding.
d. Kaitkan batang-batang penggantung pada siku-siku, batang gantung yang
dipasang pada kerangka struktural atau batang tarik dengan jarak rangka
maksimum 1,0 m pada tiap arah/ jurusan. Setiap braket batang gantung yang
dipasang harus dapat mendukung benda seberat 225 kg.
e. Rangka besi hollow dipasang dengan jarak maksimum 0,5 m untuk bahan
penutup plafond dan kenakan pada rel silang atas dengan jepitan pengunci di
tiap sambungan. Komponen suspensi tambahan harus disediakan untuk
mendukung piting-piting lampu dan alat bantu lainnya.
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 48



f. Setelah seluruh rangka besi hollow terpasang, seluruh permukaan rangka
harus rata, lurus dan waterpas, tidak ada bagian yang bergelombang, dan
batang-batang rangka harus saling tegak lurus.
g. Pemasangan bahan penutup plafond menggunakan paku yang memiliki kepala
lebar dan berbadan langsing. serta dipasang setiap jarak maksimum 20 cm
sepanjang cross runner minimum 12 mm dari tepi panel dan minimum 50 mm
dari sudut panel.
h. Pasang bahan penutup plafond dengan arah melintang cross runner
sedemikian rupa dengan formasi susun bata (LZig-LZag). Setiap pertemuan
antar panel diberi celah 4 mm baik pada sisi panjang maupun pada sisi pendek.
i. Untuk prosedur penutup sambungan dengan menempelkan Fiber Tape/ Paper
Tape di atas nat yang sebelumnya telah dibersihkan yang kemudian diisi
dengan kompon pengisi nat (Joint Compound) yang sekaligus menutup paper
tape setipis mungkin namun harus dipastikan kompon pengisi tetap menembus
joint tape dan mengisi nat dibelakangnya dan sekaligus menutup kepala paku.
Setelah kompon penutup, amplas dengan amplas sedang dan menggunakan
alat bantu yang diperlukan hingga halus dan rata.
j. Bahan penutup plafond dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan
gambar, untuk itu setelah bahan penutup plafond terpasang, bidang
permukaan plafond harus rata, lurus, waterpas dan tidak bergelombang, juga
sambungan antara unit-unit bahan penutup plafond tidak tretak rambut.
k. Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole/ access panel di langit-
langit yang bisa dibuka, tanpa merusak bahan penutup plafond disekelilingnya,
untuk keperluan pemeliharaan M & E.
l. Pada saat melakukan pembuatan lubang, setiap bidang yang telah dipotong
harus dihaluskan kembali dengan amplas.


Pasal 8. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA

8.1. Pekerjaan Pintu Dan Jendela Aluminium
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pemasangan Pintu Dan Jendela Aluminium sesuai yang ditunjuk pada
gambar dan Bill Of Quantity
b. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.
c. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, jendela, yang dinyatakan/
ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan
a. Dimensi kusen pintu menggunakan 4 mempunyai ketebalan minimal 2
mm, deformasi maksimal 2 mm Produk sekualitas Alexindo/ Indalex/ YKK
yang memenuhi syarat yang telah ditentukan.
b. Bentuk profil sesuai yang ditunjukkan dalam gambar, dengan terlebih
dahulu dibuatkan gambar detail rinci dalam shop drawing yang disetujui
Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
c. Semua profil kusen maupun frame daun jendela alumunium digunakan
warna coklat.
d. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses pabrikasi warna
profil-profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 49



pabrikasi unit-unit jendela, pintu dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi
warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama.
e. Bahan yang akan melalui proses pabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu
dengan seksama sesuai dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan,
kesikuan, kelengkungan, pewarnaan yang disyaratkan Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas).
f. Konstruksi kusen aluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan
dalam detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
g. Nilai deformasi diijinkan maksimum 2 mm.
h. Pekerjaan pemotongan harus rapi sehingga diperoleh hasil rakitan untuk
unit-unit jendela, pintu yang mempunyai toleransi ukuran sebagai
berikut :
untuk tinggi dan lebar 1 mm
untuk diagonal 2 mm
i. Accesories.
Sekrup dari galvaniLZed kepala tertanam, weather strip dari vinyl,
pengikat alat penggantung harus ditutup caulking dan sealant.
Sealant dipergunakan produk GE, Wekker atau sekualitasf.
Angkur-angkur untuk rangka/ kusen aluminium terbuat dari steel
plate tebal 2-3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm, dengan
lapisan LZink tidak kurang dari 13 mikron sehingga tidak dapat
bergerak/ bergeser.
j. Bahan finishing
Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersentuhan
dengan bahan alkaline seperti, aduk atau plester dan bahan lainnya harus
diberi lapisan finish dari lacquer yang jernih.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum memulai pelaksanaan Penyedia Jasa diwajibkan meneliti
gambar-gambar dan kondisi di lapangan, terutama ukuran dan peil
lubang bukaan dinding. Penyedia Jasa diwajibkan membuat contoh jadi
(mock-up) untuk semua detail sambungan dan profil aluminium yang
berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain dan dimintakan
persetujuan dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
b. Proses pabrikasi harus sudah berjalan dan siap lebih dulu sebelum
pekerjaan lapangan dimulai. Proses ini harus didahului dengan
pembuatan shop drawing, meliputi gambar denah, lokasi, produk,
kualitas, bentuk, dan ukuran.
Penyedia Jasa juga diwajibkan untuk membuat perhitungan yang
mendasari sistem dan dimensi profil aluminium terpasang, sehingga
memenuhi persyaratan yang diminta/ berlaku. Penyedia Jasa
bertanggung jawab penuh atas kehandalan pekerjaan ini.
c. Semua kusen untuk jendela, pintu, dikerjakan secara pabrikasi dengan
teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan.
d. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan
sekrup, rivet, stap dan harus cocok.
e. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus
kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000
kg/ cm2. Celah antara kaca dan sistem kosen aluminium harus ditutup
oleh sealant.
f. Untuk fitting hardware dan reinforcing materials yang mana kusen
aluminium akan bertemu dengan besi, tembaga atau lainnya maka
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 50



permukaan Keramik jatiwangi yang bersangkutan harus diberi lapisan
chromium untuk menghindari timbulnya korosi.
g. Toleransi pemasangan kosen aluminium disatu sisi dinding adalah 10-25
mm yang kemudian diisi dengan ringan/ grout.
h. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara pada ruang
yang dikondisikan, hendaknya ditempatkan mohair yang digunakan
synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini
dilakukan di swing door dan double door.
i. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi
sealant supaya kedap air dan suara.

8.2. Pekerjaan Pintu
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Lingkup pekerjaan ini adalah daun pintu rangka kayu kamfer double mdf
6 mm lapis hpl, dan seluruh detail yang ditunjukkan/ disebutkan dalam
gambar.
2. Persyaratan Bahan
a. Jenis kayu Kamfer, dan pengeringannya dengan sistem Oven/ Kiln Dry/
Kedy
b. Bahan dari kayu yang telah dikeringkan, Kayu Mutu A, kelas kuat I-II.
c. Bahan daun pintu menggunakan bahan double mdf 3 mm lapis hpl
produk VELVET MAPLE/ ARBORITE/ MILANO.
d. Bahan kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan peraturan
kayu bangunan untuk perumahan dan gedung yang ditentukan.
e. Ukuran finish kayu sesuai detail gambar.
f. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan
rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu, dan cacat lainnya.
g. Kelembaban disyaratkan maksimum 17 %, seluruh bahan.
h. Accessories seperti sekrup, plat dan baut harus dari bahan yang
digalvanis.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan Penyedia Jasa diwajibkan untuk
meneliti gambar-gambar yang ada sesuai kondisi di lapangan (ukuran
dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola layout/
penempatan cara pemasangan, mekanisme dan detail sesuai gambar.
b. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu di tempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang/ tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak
terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
c. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos,
baut, angkur-angkur dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan/ menjaga kerapihaan terutama
untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat
bekas penyetelan.
d. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku antar
sisi-sisinya dan dilapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan/
pemasangan, kecuali bila ditentukan lain.
e. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
Pemotongan dan pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin.
f. Bahan kayu tidak diperkenankan dipulas dengan cat, vernis, meni atau
finishing lainnya sebelum diperiksa dan diteliti oleh Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas).
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 51



g. Setelah semua pekerjaan kayu terpasang perlu diberi perlindungan
terhadap benturan dan pengotoran akibat pelaksanaan pekerjaan lain.

8.3. Pekerjaan Pengunci dan Penggantung
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pengunci dan penggantung seperti yang
ditunjukan dalam gambar/ Daftar Kuantitas dan Harga.
2. Bahan
a. Bahan pengunci dan penggantung menggunakan merk SOLID/
KEND/ DORMA dan harus mempunyai kualitas baik
b. Bahan yang akan digunakan Penyedia Jasa harus mengajukan contoh-
contoh lebih dahulu untuk mendapat persetujuan Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas).
3. Cara Pelaksanaan
a. Pengunci dan penggantung harus berfungsi dengan baik. Semua contoh
barang tersebut harus mendapat persetujuan dari Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas). Apabila kunci dan alat penggantung
yang dipasang ternyata tidak berfungsi, harus dibongkar/ diganti atas
biaya Penyedia Jasa.
b. Semua pemasangan harus rapi sehingga pintu dan jendela dapat ditutup
dan dibuka dengan mudah, lancar, dan ringan.

8.4. Pekerjaan Kaca
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan, dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
b. Lingkup pekerjaan ini meliputi pemasangan kaca seperti yang dinyatakan
dalam gambar atau Daftar Kuantitas dan Harga dan sesuai dengan
petunjuk Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
2. Persyaratan Bahan
Bahan kaca bening dengan ketebalan 5 mm dan 8 mm, permukaannya rata
sejajar dan bebas distorsi. Produk sekualitas ASAHIMAS/ MAGI/ BMG,
berkualitas baik, tidak retak dan telah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa yang sudah
berpengalaman dan dengan tenagatenaga yang ahli. Sebelum
melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa diwajibkan untuk membuat shop
drawing dan meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi dilapangan
(ukuran dan peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay-
out/ penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai
gambar.
b. Harus diusahakan agar kaca yang terpasang pada rangkanya tidak
bersentuhan langsung dengan rangkanya.
c. Hindarkan persinggungan langsung kaca dengan tirai atau penempatan
perabotan yang menempel pada dinding kaca yang dapat menimbulkan
akumulasi panas.
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 52



d. Bersihkan kaca pada daerah dengan polusi udara tinggi atau bila terkena
air semen untuk mencegah terjadinya efek alkaline.
e. Sealant produk GE, Wekker atau sekualitasf.
f. Gunakan Backup material yang memiliki tingkat insulasi panas yang
tinggi, seperti neopreme, foam dan polyethylene foam.


Pasal 9. PEKERJAAN SANITASI DAN PLUMBING

9.1 Pekerjaan Sistem Peresapan Air Kotor dan Air Hujan
Lingkup Pekerjaan dalam sistem peresapan air kotor/ limbah di sini antara lain
adalah sbb :
1. Perpipaan
Lingkup pekerjaan perpipaan air limbah secara umum meliputi perpipaan :
Air Limbah Sanitair.
a. Limbah Sanitair
Perpipaan Limbah Sanitair mulai dari Alat Sanitair antara lain Closet,
Urinoir, Wastafel dan Floor Drain, sampai septictank & peresapan.
2. Tangki Septicktank
a. Tangki septicktank berfungsi untuk mengolah air limbah selama jangka
waktu pemakaian sebesar pemakaian air rata-rata sehari.
b. Tangki septicktank harus dibuat dengan konstruksi sbb :
Membuat penyekat untuk pemisahan kotoran padat dan cair.
Mencegah air tanah masuk dalam tangki.
Membuat manhole dengan konstruksi water tight.
Membuat semua sleeve dipakai rapat air.
c. Septicktank harus dibuat minimum menjadi dua bagian untuk
memungkinkan tejadinya pemisahan kotoran padat dan cair.
d. Tangki septicktank dapat dibuat dari konstruksi atau fibreglass
reinforced plastic.
e. Tangki air harus mempunyai perlengkapan sbb :
Manhole
Pipa ven penghubung maupun ven ke udara luar
Pipa peluap
Sleeve untuk pipa masuk dan keluar.
3. Peresapan
a. Terdiri dari lapisan ijuk, kerikil dan batu kali.
b. Finishing permukaan peresapan harus disesuaikan dengan peruntukan
lokasi.

9.2 Pekerjaan Instalasi Sanitasi
1. Lingkup Pekerjaan :
a. Pemasangan stop kran.
b. Pemasangan kloset jongkok
c. Pemasangan Urinoir + Assesories
d. Pemasangan Wastafel + Assesories
e. Pemasangan Floordrain.
f. Pemasangan Kaca Cermin Wastafel lantai 1

Spesifikasi Teknis dari bahan bahan untuk sanitair adalah sebagai berikut :
a. Kloset Jongkok produk sekualitas AMERICAN STANDART/ TOTO.
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 53



b. Floor drain, Wastafel, urinoir, Wastafel dan Floordrain (type square
flange uk. 115x115 mm, type Round ukuran 4, Material kuningan, cast
iron, stainless steel ) produk AMERICAN STANDART/ TOTO.
c. Kran air (Acrylic handle,Ukuran ,Compression valve) produk
sekualitas AMERICAN STANDART/ TOTO.

2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan harus dibuatkan shop drawing dan
diajukan kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) untuk
diperiksa dan selanjutnya dimintakan persetujuan.
b. Penyedia Jasa harus mengajukan contoh produk kepada Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas)untuk mendapatkan persetujuannya.
c. Hal-hal yang bertalian erat dengan estetika seperti : warna cat, motif, dan
sebagainya harus mendapat persetujuan dari Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas)terlebih dahulu sebelum dilaksanakan.
Material yang tidak disetujui harus diganti dengan material lain yang
mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.
d. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan
untuk kelangsungan sistem maka penyedia jasa tetap diadakan.

3. Pengujian dan Komisioning
a. Umum
1). Pada dasamya keseluruhan pekerjaan mekanikal harus diuji dan
dikomisioning.
2). Pemeriksaan harus dilaksanakan sehubungan dengan sistem operasi
dari sistem tersebut dan bilamana perlu maka pengujian ulang perlu
dilakukan.
3). Keseluruhan hasil pengujian tersebut harus dicatat, dan bila mana
hasilnya telah cukup baik, maka Penyedia Jasa wajib melaporkannya
kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
4). Pada keadaan tertentu pengujian dan komisioning secara
keseluruhan sistem tidak mungkin dilaksanakan secara serempak,
maka pada kesempatan pertama dan berikutnya Penyedia Jasa wajib
mengulang pekerjaan tersebut diatas.
5). Bila ada bagian pekerjaan yang telah diuji dan dikomisioning secara
terpisah, maka pada saat tahap akhir penyelesaian pekerjaan
Penyedia Jasa wajib membuktikan bahwa bagian pekerjaan tersebut
dapat berfungsi dengan baik secara terus menerus, hal ini
merupakan persyaratan yang harus dipenuhi dalam kontrak.
Penyedia Jasa wajib menaruh perhatian yang cukup sehingga
pelaksanaan Pengujian dan komisioning bagian pekerjaan tersebut
tidak mengganggu dan membahayakan aktivitas pemilik bila bekerja
pada lokasi tersebut.
6). Untuk keperluan pengujian dan comisioning Penyedia Jasa harus
menyediakan bahan/ peralatan serta tenaga kerja yang diperlukan.
Demikian pula Penyedia Jasa harus menyediakan air, listrik kerja
dan bahan bakar yang diperlukan. Hal ini sesuai dengan persyaratan
yang ditentukan dalam kontrak. Bilamana pengujian sistem gagal,
padahal peralatan dan perlengkapannya yang terpasang telah
berfungsi, maka Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan
Pengawas)wajib segera memerintahkan Penyedia Jasa untuk
memeriksa apakah bagian yang tidak berfungsi tersebut merupakan
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 54



kesalahan Penyedia Jasa Pemasok peralatan sehingga pengujian
ulang dapat segera dilaksanakan.

b. Test Kerapatan Pipa Untuk Bahan Cair
1). Umum
Sebelum jalur pipa untuk bahan cair akan dipergunakan, maka
terlebih dahulu harus diperiksa dengan teliti. Hal ini berlaku pula
untuk jalur pipa di dalam atau di atas tanah, juga berlaku apakah
jalur pipa ini merupakan bagian dari sistem secara keseluruhan.
Pengujian ini termasuk :
- Penilaian terhadap keamanan pemasangan
- Pengujian kekuatan
- Pengujian kebocoran
- Pemeriksaan kebenaran fungsi dan sistem yang dipasang.
2). Teknis
a). Seluruh pelaksanaan pengujian dan pemeriksaan yang
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa harus disaksikan oleh Direksi
Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
b). Pengujian ini dilaksanakan untuk menguji kerapatan
sambungan pipa, alat sambung dan perlengkapan yang lain
secara benar.
c). Pipa yang diletakkan dalam tanah tidak boleh diurug sebelum
pelaksanaan pengujian selesai dilaksanakan.
d). Lokasi penyambungan, harus mudah diperiksa untuk
memudahkan pelaksanaan pengujian.
e). Pada saat dilaksanakan pengujian, seluruh pipa yang
tersambung keperalatan harus dilepas dan ditutup dengan alat
penutup (dop/ flens buntu).
f). Pengujian ini dianggap memenuhi setelah mendapat
persetujuan dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan
Pengawas).
g). Selama pengujian dilaksanakan, harus dilengkapi alat
pengukur dan alat pengaman yang memadai, sehingga cukup
aman bagi lingkungan sekitarnya.
h). Prosedur pengujian dan pengujian peralatan benar-benar
memperlihatkan hasil pengetesan yang sedang berlangsung
pada jalur pipa atau bagian dari jalur tersebut.
i). Catatan hasil pengujian dan pemeriksaan yang telah selesai
dilaksanakan harus diserahkan kepada Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas).
j). Catatan hasil pengujian yang berhubungan dengan uji
kebocoran sekurang-kurangnya harus terdiri dari hal-hal
sebagai berikut :
- Tekanan kerja
- Bahan/ media penguji yang dipergunakan
- Tekanan pengujian
- Jangka waktu pengujian
- Temperatur sekitarnya pada saat dilaksanakan pengujian.
- Informasi lain yang yang dianggap penting.
k). Pipa Air Bersih.
Tekanan pengujian sekurang-kurangnya 1,5kali dari tekanan kerja atau
sekurang-kurangnya dengan tekanan uji10 bar.

Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 55



c. Perijinan
1. Penyedia Jasa bertanggungjawab penuh atas mutu instalasi dan
peralatan yang digunakan.
2. Semua Ijin dan pemeriksaan dari badan Pemerintah merupakan
tanggungjawab Penyedia Jasa, baik cara maupun biaya yang
diperlukan untuk itu.
3. Penyedia Jasa wajib melengkapi segala yang diperlukan guna
terlaksananya pemeriksaan dan pengujian dari badan/ instansi
Pemerintah tersebut.
4. Penyedia Jasa wajib menyelesaikan sertifikat yang menyatakan
bahwa semua pekerjaan yang telah dilakukan memenuhi
persyaratan dan standart yang ditetapkan dalam spesifikasi,
ketentuan maupun peraturan Pemerintah.
5. Pembobokan tembok, lantai dan sebagainya yang diperlukan dalam
pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya ke kondisi
semula, menjadi lingkup pekerjaan ini dan hanya dapat
dilaksanakan apabila ada persetujuan dari Pihak Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas) secara tertulis.
6. Pemeriksaan rutin harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa instalasi
secara periodik dan tidak kurang dua minggu sekali.
Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa instalasi ini,
apabila ada permintaan dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan
Pengawas) atau bila ada gangguan dalam instalasi ini.

9.3 Pekerjaan Plumbing
1. Umum
a. Pekerjaan sistem perpipaan ini meliputi :
Pipa, Sambungan, Penggantung dan penumpu, Galian, Pengujian,
Peralatan Bantu.
b. Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan
letak serta arah dari masing-masing sistem pipa.
c. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan/ atau spesifikasi dipasang
terintegrasi dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan
dengan bagian lainnya.
d. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air
karat dan pressure sebelum, selama pamasangan.
e. Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut di atas
juga harus terlindung dari sinar terik matahari.

2. Spesifikasi Bahan Perpipaan
Spesifikasi teknis dari PVC Pipe sebagai berikut :
PVC
Pipes
Diameter
Working
Pressure
: 16 35 mm
: Type VP = 10
kg/ cm
2

Type VU =5 kg/ cm
2

Type AW = 10
kg/ cm
2

Type D = 5 kg/ cm
2

Produk dari :
WAVIN/
MASPION/ RUCIKA

Spesifikasi ABS(BRITISH STANDART)
Penggunaan : Air Bersih
Tekanan standard 10 bar

Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 56



URAIAN KETERANGAN
Pipa Acrilonitrile Butadiene Styrene (ABS (BRITISH STANDART))
Sambungan/ fit
ting
ABS (BRITISH STANDART) Injection Moulded Sanitary fitting
large radius, Solvent Cement joint type.
Solvent
Cement
Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.

Spesifikasi PVC 10
Penggunaan : Air Limbah
Tekanan Standart 10 bar
URAIAN KETERANGAN
Pipa
Polyvinyl chloride (PVC) klas 10 bar
Reducer
PVC injection moulded sanitary fitting concentric, Solvent
Cement Joint Type.
Solvent Cement
Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.

3. Persyaratan Pemasangan
a. U m u m
1) Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk
menjamin kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar, serta
memperkecil banyaknya penyilangan.
2) Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar,
tidak kurang dari 50 mm diantara pipa-pipa atau dengan
bangunan & peralatan.
3) Semua pipa dan fitting harus dibersihkan sebelum dipasang,
membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/ runcing serta
penghalang lainnya.
4) Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup
yang diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik
dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang ditunjuk
dalam digambar.
5) Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus
dilengkapi dengan UNION atau FLANGE.
6) Sambungan lengkung, reducer dan expander dan
sambungan-sambungan cabang pada pekerjaan perpipaan harus
mempergunakan fitting buatan pabrik.
7) Kemiringan dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti
berikut, kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
8) Dibagian dalam bangunan, garis Barat 150 mm atau lebih kecil :
< 1 %.
9) Dibagian luar bangunan garis Barat 150 mm atau lebih kecil : < 1
%, garis Barat 200 mm atau lebih besar : > 1 %.
Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun ke
arah titik buangan. Drains dan vents harus disediakan guna
mempermudah pengisian maupun pengurasan.
10) Sambungan-sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupa
dan angkur pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah
tegangan pada pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya
yang bekerja kearah memanjang.
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 57



11) Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus
tepat ke arah pompa dengan proporsi yang tepat pada
bagian-bagian penyempitan.
Katup-katup dan fitting pada pemipaan demikian harus ukuran
jalur penuh.
12) Semua galian, harus ditimbun kembali termasuk penutupan
kembali serta pemadatan.
b. Cara pemasangan pipa air limbah dalam tanah.
1) Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.
2) Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda-benda keras/
tajam.
3) Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada
dasar galian dengan adukan semen.
4) Urugan pasir setinggi dasar pipa dan dipadatkan.
5) Pipa yang telah tersambung diletakkan di atas dasar pipa.
6) Dibuat blok setiap interval 2 meter.
4. Pengujian
a. Sistem Air Bersih
Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan
tekanan air di bawah tekanan tidak kurang dari tekanan kerja
ditambah 50%atau 9 kg/ cm2 dan tidak lebih tinggi lagi dalam
jangka waktu 1 jam.
Kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji
kembali.
Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus dilepas
(diputus) dari hubungan-hubungannya selama uji tekanan
berlangsung.
b. Sistem Air Limbah
1) Pipa-pipa bertekanan harus diuji dengan tekanan air sebesar
tekanan kerja ditambah 50%atau 8 kg/ cm
2
selama 1 jam.
2) Pipa-pipa gravitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar 30
meter di atas titik tertinggi selama 1 jam.


Pasal 10. PEKERJAAN FINISHING

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan, biaya, peralatan, dan
alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Lingkup pekerjaan meliputi pengecatan dinding dan plafon Bahan
c. Penggunaan cat, baik untuk cat dasar dan atau pengecatan akhir
1) Untuk pengecatan dinding exterior menggunakan produk
MOWILEX/ JOTUN/ PROPAN sesuai persetujuan Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas).
2) Untuk pengecatan dinding interior dan plafond menggunakan produk
MOWILEX/ JOTUN/ PROPAN sesuai persetujuan Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas).
3) Untuk pengecatan besi menggunakan produk DANA PAINT/ NIPPON/
EMCO sesuai petunjuk Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
d. Cat/ plamur yang dibutuhkan atau didatangkan harus dalam keadaan utuh
dalam kemasan kaleng, tertera nama perusahaannya dan masih terdapat
segel utuh.
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 58



e. Semua cat yang digunakan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi
Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
f. Cat meni digunakan pada semua besi yang akan dicat, Jenis meni
disesuaikan dengan cat yang akan digunakan.
g. Bahan pengencer cat besi menggunakan sekualitas minyak Thinner dan
harus minta persetujuan dari Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan
Pengawas).

2. Macam Pekerjaan
a. Mengecat dengan cat tembok semua bidang seperti dinyatakan dalam
gambar/ Daftar Kuantitas dan Harga.
b. Semua dinding-dinding, plafond dicat tembok produksi dan kualitas sesuai
persetujuan Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
c. Mengecat dengan cat besi untuk semua bidang permukaan besi yang nyata-
nyata harus dicat seperti dinyatakan pada gambar/ Daftar Kuantitas dan
Harga.
d. Memeni besi untuk semua bidang yang akan dicat besi, termasuk semua
bidang sambungan dan potongan besi. Memeni semua permukaan bidang
besi yang tertanam dan berhubungan langsung dengan tembok.
e. Sebelum dilakukan pengecatan dinding seluruh plesteran harus baik dan
Penyedia Jasa supaya melaporkan kepada Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas) untuk pemeriksaan dan persetujuannya.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan
a. Cat Tembok dan Plafond
1) Pastikan permukaan kering.
2) Jangan lakukan pengecatan lapis kedua sebelum lapisan pertama benar-
benar kering, karena akan mengakibatkan kegagalan pengecatan (cat
meleleh) dan sebagian dari cat yang belum kering tersebut tertarik oleh
roll atau kuasnya.
3) Apabila permukaan tembok berjamur/ berlumut, lakukan pengerokan
pada jamur/ lumut tersebut, kemudian gunakan cat anti jamur agar
akar jamur/ lumut tidak tumbuh lagi. Bersihkan dengan air untuk
memastikan permukaan bebas dari cairan asam yang tertinggal, lalu
biarkan kering. Lapisi dengan sealer sebelum pengecatan dilakukan.
4) Penggunaan plamur tidak diperbolehkan untuk diaplikasikan diseluruh
permukaan tembok luar. Karena akan mengurangi daya rekat cat
terhadap tembok dan akan mengelupas apabila kena sinar matahari.
5) Penggunaan plamur tidak disarankan untuk diaplikasikan diseluruh
permukaan tembok dalam ruangan. Karena akan mengurangi daya
rekat cat terhadap tembok.
6) Bila plamur terpaksa harus digunakan untuk memperbaiki permukaan
tembok dalam ruangan yang tidak rata atau menutupi retak-retak halus,
dapat digunakan plamur seminimal mungkin, dan tempatkan plamur
diantara dua lapisan sealer.
7) Hindarilah melakukan pengecatan pada musim hujan atau cuaca
lembab. Karena pada kondisi tersebut pengeringan lapisan film cat tidak
dapat terbentuk secara maksimal.
b. Cat Besi
1). Semua pekerjaan yang telah dicat meni baru boleh dicat besi setelah
terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran yang menempel. Tidak
diperkenankan melakukan pengecatan ketika keadaan mendung dan
hujan.
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 59



2). Jangan lakukan pengecatan lapis kedua sebelum lapisan pertama benar-
benar kering. Karena akan mengakibatkan kegagalan pengecatan dan
sebagian dari cat yang belum kering tersebut akan tertarik oleh roll.

Pasal 11. PEKERJAAN NON STANDART

1. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Pekerjaan Instalasi Daya Listrik
1. Umum
Yang dimaksud dengan pekerjaan instalasi elektrikal di sini secara keseluruhan
adalah pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan, peralatan, bahan
utama serta pengujian, sehingga diperoleh instalasi elektrikal yang lengkap dan
sesuai spesifikasi, gambar dan BQ
2. Persyaratan Bahan dan Peralatan

Kabel Untuk instalasi tegangan rendah
menggunakan jenis kabel NYY,
dengan tegangan kerja 0,6 1 KV
SUPREME/ PRIMA/
KABELINDO


Untuk instalasi titik lampu
digunakan jenis kabel NYM
dengan tegangan kerja 220 volt
380 volt
SUPREME/ PRIMA/
KABELINDO
Pipa Pelindung/ Konduit Pipa PVC Konduit diameter
minimum 1,5 x diameter luar
kabel
CLIPSAL/ MK/ EGA
Saklar Warna Putih BROCCO/ VIMAR/
PANASONIC
Stop kontak Warna Putih BROCCO/ VIMAR/
PANASONIC
Lampu RM 300 (2 X 18
Watt)
Lampu, Ballast Philips/ Osram/
Panasonic
Armature ARTOLITE/
PHILIPS/
PANASONIC
Lampu PLC 14 Lampu, Ballast Philips/ Osram/
Panasonic
Armature ARTOLITE/
PHILIPS/
PANASONIC
Lampu Down Light ess 8
Watt
Lampu, Ballast Philips/ Osram/
Panasonic
Armature ARTOLITE/
PHILIPS/
PANASONIC



Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 60



3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Kabel-kabel
1) Pada prinsipnya kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah jenis
NYY, sedangkan untuk kabel penerangan dipergunakan kabel NYM
dan NYFGbY.
2) Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus
dimintakan persetujuan terlebih dahulu pada Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas).
3) Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm2.
4) Pemasangan kabel daerah showcase menggunakan kabel NYMHY
untuk menghindari kesulitan pemasangan.
5) Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda kabel mark yang
jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
6) Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengindentifikasilkan phasanya sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan.
7) Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan baru,
kecuali pada kabel penerangan, di mana terminasi sambungan
dilakukan pada termination/ junction box.
8) Untuk kabel serabut, terminasi ujung kabel tersebut harus
menggunakan handsclip.
9) Pada route kabel setiap 25 m dan di setiap belokan harus ada tanda
arah jalannya kabel dan dilengkapi dengan Cable Mark.
10) Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan instalasi
lainnya harus ditanam lebih dalam dari 60 cm dan diberikan
pelindung pipa galvanis medium dengan diameter minimum 2 kali
penampang kabel.
11) Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau harus
dibuatkan sleeve dari pipa galvanis medium dengan diameter
minimum 2 kali penampang kabel.
12) Penyambungan kabel untuk penerangan dan kontak-kontak harus di
dalam kotak terminal terbuat dari bahan yang sama dengan bahan
konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana
tebal kotak terminal tersebut minimum 4 cm.
13) Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan 1 m
disetiap ujungnya.
14) Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di
dalam kotak penyambungan dan memakai alat penyambungan
berupa las-dop.
15) Setiap kabel dalam PVC High Impact Konduit yang dipasang pada
Slap harus diberi Saddle Spacers setiap jarak 150 cm.
b. Lighting Fixtures
1) Seluruh peralatan yang akan dipakai pada kegiatan ini disediakan
oleh Penyedia Jasa dan sesuai jenis pekerjaaan dan spesifikasi yang
telah ditentukan.
2) Daftar produk peralatan yang akan digunakan harus dilampirkan
dalam dokumen Kontrak.
3) Bila dikemudian hari ada kelainan antara daftar yang diajukan
dengan yang akan dipakai, Penyedia Jasa wajib mengajukan
persetujuan dahulu kepada Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan
Pengawas)
4) Penyedia Jasa wajib mengganti semua peralatan yang telah dipasang
bila peralatan tersebut tidak sesuai dengan daftar yang telah diajukan
atau disetujui oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
5) Semua penggantian merk/ jenis dari peralatan yang telah disetujui
dalam daftar yang diajukan harus dilengkapi dengan perubahan
biaya dari biaya kontrak.


Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 61



c. Grounding
1) Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (BCC).
2) Elektroda pentanahan untuk grounding digunakan copper
berdiameter 32 mm dan 0,5 m dari bagian ujungnya dibuat runcing.
Electrode pentanahan yang ditanam minimal sedalam 12 m dan
sampai menyentuh permukaan air tanah.
3) Nilai tahanan grounding system untuk panel-panel adalah maximum,
1 ohm, diukur setelah tidak turun hujan selama 3 hari berturut-
turut.
4) Grounding untuk peralatan elektronik dipisah dengan grounding
elektrikal, dengan metode grounding yang sama.
d. Konduit
Konduit instalasi penerangan yang dipakai jenis PVC High Impact dan
Keramik jatiwangi Plan Conduit di mana diameter dalam dari konduit
minimum 1,5 x (kali) diameter luar kabel dan minimum diameter dalam
adalah 19 mm, atau dinyatakan lain pada gambar.
e. Panel-Panel
1) Umum.
a). Jumlah dan jenis komponen panel listrik ditunjukkan dalam
gambar.
b). Tebal plat yang digunakan minimum 1,5 mm.
c). Bentuk panel listrik berdiri sendiri untuk panel utama, panel
tenaga, dan panel penerangan.
d). Seluruh terminal untuk penyambungan ke luar harus ada di sisi
panel kecuali stop kontak lantai.
e). Terminal kabel masuk disesuaikan dengan kabel masuk.
f). Kabel masuk dilengkapi dengan "cable plug" (kabel schoen) yang
besarnya disesuaikan dengan ukuran kabel.
g). Panel harus dengan 5 bar termasuk 1 bar untuk pentanahan
2) Komponen Panel :
a). Circuit Breaker
(1) Circuit breaker untuk panel-panel utama harus mempunyai
interupting capacity min. 50 KA dilengkapi dengan
pengaman terhadap arus lebih, arus hubung singkat dan
tegangan di bawah nominal.
(2) Circuit breaker untuk arus-arus cabang minimum
mempunyai interupting capacity 35 KA.
b). Fuse Load Break Switch.
(1) Fuse load Break yang digunakan harus dapat memutuskan
arus pada saat berbeban.
(2) Kuning untuk Fuse load break yang lebih besar dapat
digunakan sepanjang fuse pengaman yang dibutuhkan
seperti dinyatakan dalam gambar.
c). Ampere meter
(1) Ampere meter yang digunakan dari tipe dinding untuk
dipasang pada panel.
(2) Daerah ukur Amperemeter ditunjukkan pada gambar.
(3) Dilengkapi dengan trafo arus dengan ratio arus disesuaikan
dengan gambar.
d). Volt Meter
(1) Volt meter yang digunakan harus dari tipe dinding untuk
dipasang pada panel.
(2) Daerah ukur Voltmeter ditunjukkan pada gambar.
(3) Dilengkapi dengan selector switch dengan 6 posisi +0
(4) Pabrik asal komponen listrik adalah SCHNEIDER/ ABB/
SIEMENS(Eropa)
3) Lampu Indikasi
a). Lampu indikasi dari jenis yang dapat dipasang pada panel
b). Warna lampu disesuaikan dengan tanda phase
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 62



(1) Merah untuk R
(2) Hijau untuk S
(3) Kuning untuk T
c). Dilengkapi dengan fuse pengaman.
f. Penanaman/ Pembumian
1) Semua bagian dari sistem listrik harus ditanam/ dibumikan.
2) Elektroda pembumian harus ditanam sedalam minimum 12 meter
dan mencapai permukaan air tanah.
3) Tahanan pembumian maximum adalah 1 ohm.
4) Jarak minimum elektroda pembumian adalah 20m dan disesuaikan
dengan sifat tanahnya.
5) Elektroda pembumian menggunakan massive copper pipe
penampang 1" (1,5 inch).
g. Testing dan Commissioning
1) Penyedia Jasa pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing
dan pengukuran-pengukuran yang diperlukan untuk memeriksa/
mengetahui apakah seluruh instalasi yang sudah dilaksanakan dapat
berfungsi dengan baik dan memenuhi semua persyaratan.
2) Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk
testing tersebut merupakan tanggungjawab Penyedia Jasa, termasuk
peralatan khusus yang diperlukan untuk testing dari seluruh sistem
ini, seperti yang disyaratkan oleh pabrik pembuat, harus disediakan
oleh Penyedia Jasa.
3) Testing Instalasi Listrik yang dimaksud ialah :
a). Pada waktu instalasi telah selesai, sistem Listrik yang dipasang
harus ditest dan mendapat pengesahan dari PLN.
b). Semua panel Listrik yang telah dipasang harus diperiksa (di cek)
satu persatu sehingga yakin tidak terdapat cacat atau kesalahan
pemasangan.
c). Semua kabel harus dicek isolasinya dengan meger 600 volt.
d). Pada saat pemeriksaan dan pengujian ternyata ada kerusakan
atau kegagalan suatu bagian dari Instalasi bahan dari Instalasi
yang rusak/ gagal maka, setelah diadakan perbaikan,
pemeriksaan/ pengujian dilakukan lagi sampai berhasil.
4) Laporan Pengetesan
Penyedia Jasa harus menyerahkan laporan pengetesan kepada Direksi
Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas) mengenai hal-hal sebagai
berikut :
a). Hasil pengetesan kabel-kabel (merger).
b). Hasil pengetesan peralatan-peralatan Instalasi.
Semua pengetesan dan/ atau pengukuran tersebut harus disaksikan
oleh Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).

Pasal 12. PEKERJAAN PENANGKAL PETIR

1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi pengurusan Perizinan/ Pengesahan dari Badan yang
berwenang, pengadaan bahan, peralatan dan tenaga Pekerja, pemasangan,
pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan untuk suatu sistem
penangkal petir yang lengkap.

Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 63



2. Persyaratan Bahan
Penangkal petir yang digunakan adalah jenis E.F. CARRIER SYSTEM/ PULSAR/
CURRENT sesuai dengan gambar.
a Penghantar Pentanahan (Down Conductor)
b Terminal dan Elektroda Pentanahan
c Konstruksi tiang penyangga dan kawat pengikat baja
d Izin instalasi dari yang berwenang
e Pekerjaan lain yang menunjang pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas.
3. Gambar-gambar Rencana
Gambar-gambar secara umum menunjukkan tata letak peralatan dan
instalasinya. Penyesuaian harus dilakukan di lapangan, karena keadaan
sebenarnya dari lokasi, jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi
lapangan.
4. Persyaratan Bahan
a. Seluruh Pekerjaan harus diselenggarakan mengikuti standart dan peraturan
yang berlaku (Departemen Tenaga Kerja) atau standart - standart
Internasional yang tidak bertentangan dengan PUIL, Depnaker. Disamping
itu harus ditaati pula peraturan dan hukum setempat yang ada
hubungannya dengan pekerjaan ini.
b. Bahan dan peralatan yang akan dipasang harus dalam keadaan baik dan
baru, sesuai dengan yang dimaksud. Contoh bahan, brosur dan gambar
kerja (shop drawing) harus diserahkan kepada Kuasa Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas) 30 (tiga puluh) hari sebelum
pemasangan. Tenaga-tenaga pelaksana harus dipilih yang sudah
berpengalaman dan mampu menangani pekerjaan instalasi ini secara
aman, kuat dan rapi.
c. Kepala penangkal petir harus bekerja berdasarkan kenaikan photo ionisasi
yang diakibatkan oleh kenaikan kelembaban udara dan kenaikan kegiatan
medan magnet disekitar area penangkal petir tersebut terpasang akibat dari
cuaca mendung/ akan hujan.
d. Kepala penangkal petir harus terionisasi terhadap konstruksi peninggi
batang penangkal petir tersebut.
e. Berisolasi tegangan tinggi, mampu menghasilkan emisi 6 x 1012 elektrons/
second per milliamp atmospheric current, yang terbangkit dengan
sendirinya oleh besarnya medan listrik yang terjadi di awan dan berlanjut
dengan pengembangan corona effect di atmosfer.
f. Mengantisipasi secara dini sambaran petir dengan aktif-reaktif sesuai Early
Streamer Emission (ESE).
g. Tidak menggunakan radio elemen, battery atau solar cells, capacitors, dioda
maupun electric resistance.
h. Pemasangan minimum 3 m di atas level tertinggi dari obyek yang
dilindungi.
i. Mampu menerima sambaran petir hingga 250 kV dan mampu
menyalurkan arus petir hingga 150 kA.
j. Memberikan efek radius proteksi cukup luas, tergantung pada ketinggian
pemasangan dan intensitas sambaran.
k. Batang peninggi harus terbuat dari bahan isolator yang menghubungkan
kepala penangkal petir dengan batang peninggi yang terbuat dari metal.
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 64



l. Konstruksi batang peninggi tersebut harus kuat dan diperhitungkan
terhadap hembusan angin yang kuat.
m. Konstruksi penyangga harus terbuat dari rangka Baja Ringan yang memiliki
persyaratan untuk penggunaan instalasi dengan ketinggian sekitar 25 m
dari muka tanah. Konstruksi tersebut harus diperhitungkan terhadap
hembusan angin yang kuat (badai).
n. Penghantar Pentanahan (down conductor).
1). Terdiri dari Coaxial Cable diameter 31 mm, menghubungkan secara
listrik dengan sempurna antara air terminan tersebut di atas dengan
sistem pentanahan.
2). Mencegah adanya lompatan arus listrik / kilat samping
3). Transient AbsorptionTechnology (TAT), mencegah adanya primary
lightning overvoltage
4). Mampu menerima tegangan sambaran hingga 250 kV.
5). Memiliki 2 penghantar, inner danouter, 2 x 35 mm
2
, berat 1,5 Kg/ m,
max, tentukan pemasangan 0,6 m.
6). Insulation : special flame retardant composition.
o. Sistem Pentanahan terdiri dari :
1). Terminal pentanahan
2). Elektroda pentanahan, terbuat dari batang tembaga pasif panjang 6
meter dan ".
3). Tahanan/ hambatan/ resistansi tanah tidak boleh lebih dari 3 Ohm.
Bila tahanan tersebut tidak dapat dicapai dengan satu elektroda maka harus
dibuatkan beberapa batang pentanahan yang dipasang secara paralel sampai
tahanan tanah yang dipersyaratkan terpenuhi.
5. Persyaratan Pemasangan, Pemeriksaan & Pengujian
a. Cara-cara pemasangan sistem penangkal petir ini harus sesuai dengan
gambar dan harus mengikuti petunjuk Direksi Teknis
(Pengawas/ Konsultan Pengawas)
b. Down Conductor disepanjang konstruksi penyanggah harus dipasang
memakai klem dengan jarak setiap 75 -250 cm dan disetiap titik yang
tertentu harus dihubungkan secara listrik dengan baik kepada konstruksi
Baja.
c. Down Conductor pada ketinggian 2.00 dari muka tanah harus dipasang
didalam pipa PVC kelas AW
d. Pada elektroda pentanahan harus dibuat terminal pentanahan dengan baut
dan ring.
e. Sambungan pada elektroda pentanahan harus memakai junction box.
f. Kotak sambungan harus dipasang setinggi 2 meter dari tanah.
g. Elektroda pentanahan dari batang tembaga " dan panjang 6 meter
harus dimasukkan ke dalam tanah secara vertikal. Batang tembaga harus
dilindungi terhadap korosi dengan serbuk arang disekitar batang tembaga.
h. Terakhir elektroda pentanahan ditengah-tengah bumbung arang tersebut.
Terminal pentanahan harus terletak dalam bak kontrol khusus untuk
keperluan tersebut dan untuk pengecekan tahanan tanah secara berkala,
tahanan pentanahan maksimum 3 Ohm.
i. Pengujian dan Pemeriksaan
Setiap bagian yang tidak sesuai dengan persyaratan dan gambar harus segera
diganti, tanpa membebankan biaya tambahan pada Direksi Teknis
Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 65



(Pengawas/ Konsultan Pengawas). Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem
penangkal petir yang dipasang, maka harus diadakan pengetesan terhadap
instalasinya maupun terhadap sistem pentanahannya, agar diperoleh suatu
jaminan. Pengetesan yang harus dilakukan adalah mengukur tahanan tanah
dengan mempergunakan metode standart dengan memakai alat khusus untuk
itu.

Pasal 13. PEKERJAAN PRASARANA

13.1 Pekerjaan Saluran
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan, dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.
b. Lingkup pekerjaan ini meliputi saluran Ground tank, Septictank dan
pengadaan Rooftank seperti yang dinyatakan dalam gambar atau
Daftar Kuantitas dan Harga dan sesuai dengan persetujuan dari
Direksi Teknis (Pengawas/ Konsultan Pengawas).
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan yang digukanan untuk Septic Tank Biofilter kapasitas 5 m3
dan accessories dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
b. Bahan yang digukanan untuk Rooftank kapasitas 2 m3 dan
accessories dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
c. Semen Portland harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan.
d. Pasir harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
Pembuatan Groundtank
Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa yang sudah
berpengalaman dan dengan tenagatenaga yang ahli. Sebelum
melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa diwajibkan untuk membuat
shop drawing dan meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi
dilapangan (ukuran dan peil), terrmasuk mempelajari bentuk, pola
lay-out/ penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail
sesuai gambar.













Spesifikasi Teknis

Pembangunan SMP N 42 Semarang - 66



Pasal 15. PENUTUP

1. Apabila dalam Dokumen Pengadaan Jasa ini untuk menguraikan bahan-bahan dan
pekerjaan tidak disebutkan perkataan atau kalimat-kalimat Diadakan Oleh
Penyedia Jasa Atau Diselenggarakan Oleh Penyedia Jasa maka hal ini dianggap
benar-benar disebutkan, jika uraian tersebut ternyata masuk dalam pekerjaan.

2. Guna mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, maka bagian-bagian yang
termasuk dalam bagian pekerjaan ini tetapi tidak atau belum disebutkan dalam
Dokumen Pengadaan Jasa ini harus diselenggarakan oleh Penyedia Jasa.

3. Segala sesuatu yang tidak disebut secara nyata, tetapi lazim dan mutlak adanya
maka tetap diadakan/ dikerjakan oleh Penyedia Jasa.

4. Hal-hal yang belum tercantum dalam Dokumen Pengadaan Jasa ini akan
ditentukan lebih lanjut oleh Direksi Teknis (Pengawas / Konsultan Pengawas).

Hal-hal lain yang belum tertera di dalam Dokumen Pengadaan Jasa ini dapat
ditambahkan atas persetujuan seluruh pihak dalam bentuk Berita Acara Aanwijzing
dan akan diatur lebih lanjut di dalam kontrak.

Semarang, 2013

Menyetujui,


Pejabat Pembuat Komitmen






Drs. Taufik Hidayat, MT
NIP. 19640224.198903.1.010

Вам также может понравиться

  • Daftar Isi (Bahasa)
    Daftar Isi (Bahasa)
    Документ7 страниц
    Daftar Isi (Bahasa)
    rendy
    Оценок пока нет
  • 04 Pengaruh An An Revisi Elly
    04 Pengaruh An An Revisi Elly
    Документ8 страниц
    04 Pengaruh An An Revisi Elly
    Joe Rock
    Оценок пока нет
  • SMPI
    SMPI
    Документ1 страница
    SMPI
    Reno Maulana
    Оценок пока нет
  • Materi Publikasi Lamaran PNJ
    Materi Publikasi Lamaran PNJ
    Документ1 страница
    Materi Publikasi Lamaran PNJ
    Reno Maulana
    Оценок пока нет
  • SDHGFHF
    SDHGFHF
    Документ6 страниц
    SDHGFHF
    Bella Febry
    Оценок пока нет
  • Equations
    Equations
    Документ5 страниц
    Equations
    Reno Maulana
    Оценок пока нет
  • 3TS13530
    3TS13530
    Документ24 страницы
    3TS13530
    Reno Maulana
    Оценок пока нет
  • SNI Baja Tulangan Beton
    SNI Baja Tulangan Beton
    Документ15 страниц
    SNI Baja Tulangan Beton
    Ivan Ao Pasti
    100% (1)
  • Tutorial Tas
    Tutorial Tas
    Документ10 страниц
    Tutorial Tas
    Reno Maulana
    Оценок пока нет
  • Materi Teori Ilmu Ukur Tanah 2 Program D 4
    Materi Teori Ilmu Ukur Tanah 2 Program D 4
    Документ12 страниц
    Materi Teori Ilmu Ukur Tanah 2 Program D 4
    Reno Maulana
    Оценок пока нет
  • KETERLAMBATAN PROYEK
    KETERLAMBATAN PROYEK
    Документ10 страниц
    KETERLAMBATAN PROYEK
    Dedy Js
    Оценок пока нет
  • B.9.Petunjuk Teknis Rehabilitasi Jembatan
    B.9.Petunjuk Teknis Rehabilitasi Jembatan
    Документ80 страниц
    B.9.Petunjuk Teknis Rehabilitasi Jembatan
    Idhin Muhidin
    100% (3)
  • Bab Vii
    Bab Vii
    Документ15 страниц
    Bab Vii
    Reno Maulana
    Оценок пока нет
  • Mekanika Tanah I
    Mekanika Tanah I
    Документ31 страница
    Mekanika Tanah I
    Reno Maulana
    Оценок пока нет
  • Pek. Konstruksi Sea Wall
    Pek. Konstruksi Sea Wall
    Документ41 страница
    Pek. Konstruksi Sea Wall
    Chandra Lukita
    Оценок пока нет
  • APLIKASI INTEGRAL Luas Bidang
    APLIKASI INTEGRAL Luas Bidang
    Документ13 страниц
    APLIKASI INTEGRAL Luas Bidang
    engjun
    Оценок пока нет
  • Spesifikasi Teknis SMP 42
    Spesifikasi Teknis SMP 42
    Документ117 страниц
    Spesifikasi Teknis SMP 42
    Reno Maulana
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Документ1 страница
    Daftar Pustaka
    Reno Maulana
    Оценок пока нет
  • Beton Ready Mix
    Beton Ready Mix
    Документ5 страниц
    Beton Ready Mix
    yan1294
    Оценок пока нет
  • Retribusi Imb
    Retribusi Imb
    Документ1 страница
    Retribusi Imb
    Safli Sanusi
    Оценок пока нет
  • PONDASI
    PONDASI
    Документ36 страниц
    PONDASI
    SawalArsenalesosaSiregar
    67% (3)
  • Pengertian Pondasi
    Pengertian Pondasi
    Документ16 страниц
    Pengertian Pondasi
    Mhd. Khair Sitepu
    100% (2)
  • Ho-Analisa Titik Impas
    Ho-Analisa Titik Impas
    Документ17 страниц
    Ho-Analisa Titik Impas
    Reno Maulana
    Оценок пока нет
  • Analisa Ekonomi Dengan Memperhitungkan PPH
    Analisa Ekonomi Dengan Memperhitungkan PPH
    Документ6 страниц
    Analisa Ekonomi Dengan Memperhitungkan PPH
    Reno Maulana
    Оценок пока нет
  • Biaya
    Biaya
    Документ24 страницы
    Biaya
    Reno Maulana
    Оценок пока нет
  • Biaya Produksi
    Biaya Produksi
    Документ28 страниц
    Biaya Produksi
    abhang08
    Оценок пока нет
  • EkonomiTeknik
    EkonomiTeknik
    Документ105 страниц
    EkonomiTeknik
    Febrike Kautsar Liemawan
    100% (1)
  • Pengertian Pondasi
    Pengertian Pondasi
    Документ16 страниц
    Pengertian Pondasi
    Mhd. Khair Sitepu
    100% (2)
  • 1 Pondasi
    1 Pondasi
    Документ16 страниц
    1 Pondasi
    Enrico Pranoto
    Оценок пока нет