Вы находитесь на странице: 1из 13

A.

DASAR TEORI
Pertumbuhan dan perkembangan mencakup dua peristiwa yang statusnya berbeda, tetapi
saling berkaitan dan susah dipisahkan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan perubahan dalam
besar, jumlah, ukuran dan fungsi tingkat sel, organ maupun individu, yang diukur dengan ukuran
berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan
metabolik (Suparasia, dkk., 2001).
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses
pematangan. Pertumbuhan terbagi atas dua yaitu pertumbuhan linier dan massa jaringan dimana
kedua jenis pertumbuhan tersebut merupakan ukuran antropometri gizi. Pertumbuhan linier
misalnya tinggi badan (TB), lingkar dada, dan lingkar kepala sedangkan pertumbuhan massa
jaringan yaitu berat badan, lingkar lengan atas (LILA) dan tebal lemak di bawah kulit (TLK).
Antropometri sangat umum digunakan utuk mengukur status gizi dari berbagai ketidak
seimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan ini biasanya terlihat dari pola
pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh.
Cara melakukan penilaian status gizi:
Langsung : Antropometri, Klinis, Biokimia, dan Biofisika
Tidak Langsung : Survey Konsumsi Makanan, Statistik Vital, dan Faktor Ekologi

Adapun beberapa syarat yang mendasari penggunaan antropometri ini adalah:
a) Alatnya mudah didapat dan digunakan
b) Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif
c) Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus professional, juga oleh tenaga lain
setelah dilatih untuk itu.
d) Biaya relatife murah
e) Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas (cut off points) dan baku
rujukan yang sudah pasti.
f) Secara ilmiah diakui kebenaraya.

Memperhatikan faktor di atas, maka di bawah ini akan diuraikan keunggulan antropometri yaitu :
a) Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang besar.
b) Relative tidak membutuhkan tenaga ahli, yaitu dengan tenaga yang sudah dilatih.
c) Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan, dibuat di daerah setempat.
d) Metode ini tepat dan akurat karena dapat dibakukan.
e) Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi masa lampau.
f) Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi.
g) Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu.
h) Digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi.

Di samping keunggulan metode antropometri tersebut, terdapat pula beberapa kelemahan seperti:
a) Tidak sensitif . Metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat dan tidak
dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu.
b) Faktor diluar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi) dapat menurukan
spesifitas dan sensifitas pengukuran antropometri.
c) Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempungaruhi presisi, akurasi, dan
validitas pengukuran antropometri gizi.
d) Kesalahan terjadi karena:
1. Pengukuran
2. Perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan
3. Analisis dan asumsi yang keliru
4. Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan:
5. Latihan petugas yang tidak cukup
6. Kesalahan alat atau alat tidak ditera
7. Kesulitan pengukuran

PARAMETER ANTROPOMETRI
Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa
parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain umur, berat badan,
tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak di
bawah kulit (Suparasia, dkk., 2001).

a) Umur
Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan
menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan BB maupun TB yang
akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan
yang sering muncul adalah adanya kecenderunagn untuk memilih angka yang mudah seperti
1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan
cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi
perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak
diperhitungkan ( Depkes, 2004).
b) Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan,
termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik
karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini
dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan
penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang
dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak
digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan
umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu
ke waktu (Djumadias Abunain, 1990).
Berat badan juga digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR. Dikatakan
BBLR apabila berat bayi di bawah 2500 gram atau 2,5 kg. Pada masa bayi-balita, berat badan
dapat digunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdpat
kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, edema, dan adanya tumor.
c) Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan
kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa
lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada
masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U ( tinggi badan menurut
umur), atau juga indeks BB/TB ( Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan
karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali.
Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak
baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun ( Depkes RI, 2004). Tinggi badan
yang dihubungkan dengan umur dapat digunakan sebagai indikator status gizi masa lalu.
d) Lingkar Lengan Atas (LILA)
Tidak memerlukan data umur. Mencerminkan cadangan energi, sehingga dapat
memperlihatkan status Kurang Energi Protein (KEP) pada balita dan Kekurangan Energi
Kronis (KEK) pada ibu Wanita Usia Subur (WUS) dan ibu hamil risiko bayi Berat Badan
Bayi Lahir Rendah (BBLR). BBLR mempunyai risiko kematian, gizi kurang, gangguan
pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak. Lingkar lengan atas diperiksa pada bagian
pertengahan jarak antara olekranon dan tonjolan akromion.
Ambang Batas Pengukuran LiLA:
Klasifikasi Batas Ukur
Wanita Usia Subur
KEK < 23,5 cm
Normal 23,5 cm
Bayi Usia 0-30 hari
KEP < 9,5 cm
Normal 9,5 cm
Balita
KEP < 12,5 cm
Normal 12,5 cm
e) WHR (Rasio lingkar pinggang dan panggul)
Pengukuran rasio lingkar pinggang dan panggul yang menghasilkan indeks tinggi harus
memperhatikan penyebabnya karena simpanan lemak atau otot torso yang berkembang. Jadi
perlu diukur tebal lipatan kulit abdomen untuk mengetahuinya. Tujuan pengukuran lingkar
pinggang dan pinggul adalah untuk mengetahui resiko tinggi terkena penyakit DM II,
kolesterol, hipertensi, dan jantung. Lingkar pinggang diukur di indentasi terkecil lingkar
perut antara tulang rusuk dan krista iliaka, subjek berdiri dan diukur pada akhir ekspirasi
normal dengan ketelitian 0,6 cm menggunakan pitameter. Lingkar pinggul diukupenonjolan
terbesar pantat, biasanya di sekitar pubic sympisis, subjek berdiri diukur menggunakan
pitameter dengan ketelitian 0,1 cm
Banyaknya lemak dalam perut menunjukkan ada beberapa perubahan metabolisme,
termasuk terhadap insulin dan meningkatnya produksi asam lemak bebas, dibanding dengan
banyaknya lemak bawah kulit pada kaki dan tangan. Perubahan metabolisme memberikan
gambaran tentang pemeriksaan penyakit yang berhubungan dengan perbedaan distribusi
lemak tubuh ukuran umur yang digunakan adalah rasio lingkar pinggal-pinggul. Pengukuran
lingkar pinggang dan lingkar pinggul harus dilakukan oleh tenaga terlatih dan posisi
pengukuran harus tetap, karena perbedaan posisi pengukuran memberikan hasil yang
beerbeda.
Suatu studi prospektif menunjukkan rasio pinggang-pinggul berhubungan dengan
penyakit kardiovaskular.
Rumus Menghitung Nilai WHR
Jenis
kelamin
Kelompok
umur
Resiko
Low Moderate High Very high
Pria 20-29 < 0,83 0,83-0,88 0,89-0,94 > 0,94
30-39 < 0,84 0,84-0,91 0,92-0,96 > 0,96
40-49 < 0,88 0,88-0,95 0,96-1,00 > 1,00
Wanita 20-29 < 0,71 0,71-0,77 0,78-0,82 > 0,82
30-39 < 0,72 0,72-0,78 0,79-0,84 > 0.84
40-49 < 0,73 0,73-0,79 0,80-0,87 > 0,87
f) Tebal Lipat Kulit (% BODY FAT)
Semua pengukuran tebal lemak bawah kulit sebaiknya konsisten di sisi kanan badan dan
diukur tiga kali. Pengukuran tebal lemak bawah kulit biasanya digunakan untuk
memperkirakan jumlah lemak dalam tubuh. Persentase kandungan lemak tubuh dapat dipakai
untuk menilai status gizi dengan pengukuran tebal lemak bawah kulit terdiri dari beberapa
tempat, yakni trisep, bisep, subskapular, suprailiaka, supraspinale, abdominal, paha depan,
betis medial, dan mid aksla. Persentase body fat dapat diestimasi dari skinfold menggunakan
persamaan secara umum atau kelompok tertentu.
Lemak dapat diukur secara absolut (dalam kg) dan secara relatif (%) terhadap berat tubuh
total. Jumlah lemak tubuh sangat bervariasi ditentukan oleh jenis kelamin dan umur.
Ketebalan lipatan kulit adalah suatu pengukuran kandungan lemak tubuh karena sekitar
separuh dari cadangan lemak tubuh total terdapat langsung dibawah kulit. Pengukuran tebal
lipatan kulit merupakan salah satu metode penting untuk menentukan komposisi tubuh serta
presentase lemak tubuh dan tubuh untuk menentukan status gizi cara antropometri.
Rumus menghitung tebal lemak bawah kulit:
Laki-laki 18-27 tahun
Db = 1,0913 0,00116 (trisep + scapula)
% BF = [(4,97/Db) 4,52] x 100
Wanita 18-23 tahun
Db = 1,0897 0,00133 (trisep + scapula)
% BF = [(4,76/Db) 4,28] x 100

Klasifikasi Standar Pengukuran Tebal Lemak Bawah Kulit:
Klasifikasi Laki-laki Wanita
Lean < 8 % < 13 %
Optimal 8 15 % 14 23 %
Slightly overfat 16 20 % 24 27 %
Fat 21 24 % 28 32 %
Obesitas 25 % 33
g) Lingkar Kepala
Lingkar kepal dihubugkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak. Digunakan untuk
mendeteksi kelaian seperti hydrosefalus (ukuran kepala besar) atau microcephaly.
h) Lingkar Dada
Biasanya dilakukan pada anak yang berumur 2 sampai 3 tahun, karena rasio lingkar
kepala dan lingkar dada sama pada umur 6 bulan. Pada anak yang KEP terjadi pertumbuhan
dada yang lambat sehingga rasio lingkar dada dan kepala < 1.
i) Tinggi Lutut
Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan, sehingga data tinggi badan didapatkan
dari tinggi lutut bagi orang tidak dapat berdiri atau lansia. Data tinggi badan lansia dapat
menggunakan formula atau nomogram bagi orang yang berusia >59 tahun. Untuk
mendapatkan data tinggi badan dari berat badan dapat diukuran dengan formula Gibson:
Pria : (2.02 x tinggi lutut (cm)) (0.04 x umur (tahun)) + 64.19
Wanita : (1.83 x tinggi lutut (cm)) (0.24 x umur (tahun)) + 84.88
j) Indeks Massa Tubuh (IMT)
Batasan berat badan normal orang dewasa ditentukan berdasarkan nilai Body Mass Index
(BMI) yang berguna sebagai indikator untuk menentukan adanya indikasi kasus KEK
(Kurang Energi Kronik). Penggunaan IMT berlaku untuk orang dewasa di atas 18 tahun,
serta tidak dapat diterapkan pada ibu hamil, olahragawan dan pada keaadaan khusus penykit
seperti edema, asitesis dan hepatomegali. Berikut adalah formula untuk menghitung:

()

()

Kategori IMT (IOTF, WHO 2000, Penduduk Asia Dewasa)
Kategori BMI (kg/m2) Risk Of Co-morbidities
Underweight <18,50 Rendah (tetapi risiko terhadap masalah-
masalah klinis lain meningkat
Normal 18,50-22,99 Rata-rata
Overweight >23,00
At Risk 23,00-24,99 Meningkat
Obese I 25,00-29,99 Sedang
Obese II >30,00 Berbahaya

Kategori IMT (Riskesdas 2007)
Kategori BMI (kg/m2)
Kurus <18,50
Normal 18,50-24,99
Berat Badan Lebih 25,00-27,00
Obese >27,00
Untuk menentukan status gizi balita (0-60 bulan), nilai IMT-nya dibandingkan dengan
nilai IMT standar WHO 2005 (WHO, 2006), sedangkan pada usia 5-19 tahun nilai IMT-nya
dibandingkan dengan referensi WHO/NCHS 2007 (WHO, 2007).

INDEKS ANTROPOMETRI
Indeks antropometri merupakan kombinasi antara beberapa parameter antropometri.
Kerancuan dalam pengukuran indeks antropometri yang sering terjadi dapat mempengaruhi
interpretasi status gizi yang keliru. Beberapa indeks antropometri:
1) BB/U (Berat Badan terhadap Umur)
Kelebihan:
Lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum.
Baik untuk mengukur status gizi akut dan kronis.
Berat badan dapat berfluktuasi.
Sangat sensitive terhadap perubahan-perubahan kecil.
Dapat mendeteksi kegemukan (over weight)
Kelemahan :
Dapat mengakibatkan interpretasi status gizi yang keliru (edema/ asites).
Umur sering sulit ditaksir secara tepat karena pencatatan umur yang belum baik.
Memerlukan data umur yang akurat, terutama untuk anak dibawah usia lima tahun.
Sering terjadi kesalahan dalam pengukuran (pengaruh pakaian/ gerakan anak)
Secara operasional sering mengalami hambatan karena masalah sosial budaya setempat.
Dalam hal ini orang tua tidak mau menimbang anaknya, karena dianggap seperti barang
dagangan, dan sebagainya



Klasifikasi (SD = Standar Deviasi)
Gizi Buruk : < -3 SD
Gizi Kurang : > -3 SD sampai dengan < -2 SD
Gizi Baik : > -2 SD sampai dengan < +2 SD
Gizi Lebih : > +2 SD
2) TB/ U (Tinggi Badan terhadap Umur)
Kelebihan
Baik untuk menilai status gizi masa lampau
Alat dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa
Indikator kesejahteraan dan kemakmuran suatu bangsa
Kekurangan
TB tidak cepat naik, bahkan tidak mungkin turun
Diperlukan 2 orang untuk melakukan pengukuran, karena biasanya anak relatif sulit
berdiri tegak
Ketepatan umur sulit didapat
Klasifikasi (SD = Standar Deviasi)
Anak Pendek : < -2 SD
Anak Normal : > -2 SD
3) BB/ TB (Berat Badan terhadap Tinggi Badan)
Kelebihan
Tidak memerlukan data umur
Dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal, kurus)
Dapat menjadi indikator status gizi saat ini (current nutrition status)
Kekurangan
Karena faktor umur tidak dipertimbangkan, maka tidak dapat memberikan gambaran
apakah anak pendek atau cukup TB atau kelebihan TB menurut umur
Operasional: sulit melakukan pengukuran TB pada balita
Pengukuran relatif lebih lama
Memerlukan 2 orang untuk melakukannya
Sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran, terutama bila dilakukan
oleh kelompok nonprofessional
Klasifikasi berdasarkan kategori Z-Score (SD = Standar Deviasi)
Gizi Buruk ( Sangat Kurus) : <-3 SD
Gizi Kurang (Kurus) :-3SD sampai dengan <-2SD
Gizi Baik (Normal) :-2 SD sampai dengan +2SD
Gizi Lebih (Gemuk) :>+2SD
4) LLA/ U (Lingkar Lengan Atas terhadap Umur)
Kelebihan
Indikator yang baik untuk menilai KEP berat
Alat ukur murah, sederhana, sangat ringan, dapat dibuat sendiri, kader posyandu dapat
melakukannya
Dapat digunakan oleh orang yang tidak membaca tulis, dengan memberi kode warna
untuk menentukan tingkat keadaan gizi
Kekurangan
Hanya dapat mengidentifikasi anak dengan KEP berat
Sulit menemukan ambang batas
Sulit untuk melihat pertumbuhan anak 2-5 tahun
5) Indeks Massa Tubuh (IMT)
Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat
diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.
6) Tebal Lemak Bawah Kulit menurut Umur
Pengukuran lemak tubuh melalui pengukuran ketebalan lemak bawah kulit (skinfold)
dilakukan pada beberapa bagian tubuh, misal :
lengan atas (tricep dan bicep), lengan bawah (forearm), tulang belikat (subscapular), di
tengah garis ketiak(midaxillary), sisi dada (pectoral), perut (abdominal)
suprailiaka, paha, tempurung lutut (suprapatellar), pertengahan tungkai bawah (medial
calv)
Lemak dapat diukur secara absolut (dalam kg) dan secara relatif (%) terhadap berat tubuh
total. Jumlah lemak tubuh sangat bervariasi ditentukan oleh jenis kelamin dan umur.
Lemak bawah kulit pria 3.1 kg, wanita 5.1 kg
7) Rasio Lingkar Pinggang dan Pinggul
Banyaknya lemak dalam perut menunjukkan ada beberapa perubahan metabolisme,
termasuk terhadap insulin dan meningkatnya produksi asam lemak bebas, disbanding dengan
banyaknya lemak bawah kulit pada kaki dan tangan. Perubahan metabolisme memberikan
gambaran tentang pemeriksaan penyakit yang berhubungan dengan perbedaan distribusi
lemak tubuh. Pengukuran lingkar pinggang dan pinggul harus dilakukan oleh tenaga terlatih
dan posisi pengukuran harus tepat, karena perbedaan posisi pengukuran memberikan hasil
yang berbeda.
Rasio lingkar pinggang-pinggul untuk perempuan 0.77, laki-laki 0.90 (Seidell dkk, 1980).
Diantara beberapa macam indeks antropometri, BB/U merupakan indikator yang paling
umum digunakan. Gizi kurang pada anak balita adalah balita yang diukur menurut berat badan
dan umur (BB/U), umur yang mempunyai berat badan sangat rendah (gizi buruk) dan berat
badan rendah (gizi kurang) (Depkes, 2003: 2).
PENYAJIAN INDEKS ANTROPOMETRI
Dari berbagai jenis indeks tersebut di atas, untuk menginterpretasikannya dibutuhkan
ambang batas. Ambang batas dapat disajikan kedalam 3 cara yaitu:
1) Persen terhadap Median
Median adalah nilai tengah dari suatu populasi. Dalam antropometri gizi, median sama dengan
persentil 50. Nilai median dinyatakan sama dengan 100% (untuk standar). Setelah itu dihitung
persentase terhadap nilai median untuk mendapatkan ambang batas.
Ambang batas baku untuk keadaan gizi berdasarkan indeks
Status Gizi BB/ U TB/ U BB/ TB LLA/ U LLA/ TB

Gizi Baik >80% >85% >90% >85% >85%
Gizi
Kurang
61-80% 71-85% 81-90% 71-85% 76-85%
Gizi Buruk 60% 70% 80% 70% 75%
Klasifikasi KEP: Antropometri
BB/ U BB/ TB
Ringan 70-80% 80-90%
Sedang 60-70% 70-80%
Berat <60% <70%
2) Persentil
Cara lain untuk menentukan ambang batas selain persen terhadap median adalah
persentil. Persentil 50 sama dengan Median atau nilai tengah dari jumlah populasi berada
diatasnya dan setengahnya berada dibawahnya. NCHS merekomendasikan persentil ke 5
sebagai batas gizi buruk dan kurang, serta persentil 95 sebagai batas gizi lebih dan gizi baik.
3) Standar Deviasi Unit (SDU)
Standar Deviasi Unit disebut juga Z-skor. WHO menyarankan menggunakan cara ini
untuk meneliti dan untuk memantau pertumbuhan.

Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri
WHO-NCHS
Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas (z-
score)
Berat badan menurut umur
(BB/U)
Anak umur 0-60 bulan
Gizi Buruk <-3SD
Gizi Kurang -3SD s.d <-2SD
Gizi Baik -2SD s.d 2SD
Gizi Lebih >2SD
Panjang badan menurut umur
(PB/U) atau
Tinggi badan menurut umur
(TB/U)
Anak umur 0-60 bulan
Sangat Pendek <-3SD
Pendek -3SD s.d <-2SD
Normal -2SD s.d 2SD
Tinggi >2SD
Berat badan menurut panjang badan
(BB/PB) atau
Berat badan menurut tinggi badan
(BB/TB)
Anak umur 0-60 bulan
Sangat Kurus <-3SD
Kurus -3SD s.d <-2SD
Normal -2SD s.d 2SD
Gemuk >2SD
Indeks massa tubuh menurut umur
(IMT/U)
Anak umur 0-60 bulan

Sangat Kurus <-3SD
Kurus -3SD s.d <-2SD
Normal -2SD s.d 2SD
Gemuk >2SD

Indeks massa tubuh menurut umur
(IMT/U)
Anak umur 5-18 tahun

Sangat Kurus <-3SD
Kurus -3SD s.d <-2SD
Normal -2SD s.d 1SD
Gemuk >1SD s.d 2SD
Obesitas >2SD

Data baku WHO-NCHS indeks BB/U, TB/U dan BB/TB disajikan dalan dua versi yakni
persentil (persentile) dan skor simpang baku (standar deviation score = z). Menurut
Waterlow,et,al, gizi anak-anak dinegara-negara yang populasinya relative baik (well-nourished),
sebaiknya digunakan presentil, sedangkan dinegara untuk anak-anak yang populasinya relative
kurang (under nourished) lebih baik menggunakan skor simpang baku (SSB) sebagai persen
terhadap median baku rujukan ( Djumadias Abunaim,1990).
Sumber : Depkes RI 2004.
Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks Antropometri (BB/U,TB/U, BB/TB Standart
Baku Antropometeri WHO-NCHS)
Sumber : Depkes RI
2004.
Pengukuran Skor
Simpang Baku (Z-
score) dapat diperoleh
dengan mengurangi
Nilai Induvidual
Subjek (NIS) dengan
Nilai Median Baku
Rujukan (NMBR) pada
umur yang
bersangkutan, hasilnya
dibagi dengan Nilai
Simpang Baku
Rujukan (NSBR). Atau dengan menggunakan rumus :
Z-score = (NIS-NMBR) / NSBR

B. TUJUAN
Tujuan Umum:
1. Untuk mengetahui Penilaian status gizi secara antropometri
Tujuan Khusus:
1. Untuk mengetahui pengukuran Indeks Massa tubuh (IMT)
2. Untuk mengetahui pengukuran Rasio Lingkar Pinggang dan Panggul (WHR)
3. Untuk mengetahui estimasi tinggi badan berdasarkan tinggi lutut.
4. Untuk mengetahui pengukuran lingkar lengan atas (LILA).

C. ALAT DAN BAHAN
Alat tulis (pensil, kertas)
Timbangan BB
Pengukur TB
Metline


No Indeks yang di gunakan Interpretasi
BB/U TB/U BB/TB
1 Rendah Rendah Normal Normal, dulu kurang gizi
Rendah Tinggi Rendah Sekarang kurang ++
Rendah Normal Rendah Sekarang kurang +
2 Normal Normal Normal Normal
Normal Tinggi Rendah Sekarang kurang
Normal Rendah Tinggi Sekarang lebih, dulu kurang
3 Tinggi Tinggi Normal Tinggi, normal
Tinggi Rendah Tinggi Obese
Tinggi Normal Tinggi Sekarang lebih, belum obese
Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :Rendah : <
2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS Normal : -2 s/d +2 SD
Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS


D. HASIL PENGUKURAN
Identitas Klien:
Nama : Nn. Nuraini Maghfuroh
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswi
Alamat : Karangasem Sendangtirto Berbah Sleman

Pemeriksaan Fisik
Status Nutrisi
- TB : 167cm
- BB : 54kg
- IMT :

()

()


- LILA : 24cm
- Lingkar kepala : 56cm
- Lingkar dada : 82cm
- Lingkar perut : 69cm
Tanda Vital
- Tekanan Darah : 105/80mmHg
- Nadi : 88 kali/menit
- Suhu : 36,8
o
C
- Respirasi : 22 kali/menit

E. KESIMPULAN
Berdasarkan perhitungan IMT dan pengukuran LILA, responden memiliki status gizi
normal dengan niali IMT 19,3kg/m
2
serta LILA 24cm. Responden tidak mengalami obesitas
karena lingkar perutnya 69cm (< 80cm). Namun karena umur responden <20 tahun, belum dapat
diketahui WHR responden normal/ berada pada resiko terkena penyakit degenerative. Serta
karena keterbatasan alat yang dimiliki, sehingga persentase Body Fat (%BF) responden juga
belum dapat diketahui apakah berada pada klasifikasi optimal/ tidak.

Вам также может понравиться