Вы находитесь на странице: 1из 66

EVY SHAVILLA

M. SYAH MIRZA S.
Microbiology of Respiratory
and Cardiac Infections
Saluran Pernafasan Bagian Atas
Pada umumnya penyebab infeksi saluran nafas
bagian atas adalah virus

Rhinitis
Demam, bersin-bersin
Inflamasi dari mukosa hidung
Peningkatan sekresi mukosa
Hidung tersumbat
Keluar cairan dari hidung(cairan bening/purulen)
Faringitis & Tonsillitis
Nyeri tenggorokan (sore throat)
Gambaran klinis : bengkak dan kemerahan pada tenggorokan
Infeksi bakteri : bengkak yang disertai eksudat dan kadang
disertai perdarahan ringan
Virus(seperti herpes simplex): terdapat vesikel pada mukosa
mudah ruptur ulkus


Kandidiasis pada faring: menyerang mukosa
Difteri : pseudomembran (jaringan nekrotik,sel inflamasi,
bakteri) dapat menyerupai Vincent angina (spirochetes
borrelia vincentii), dan infeksi dari mononukleosis

Abses peritonsiler
Komplikasi dari tonsilitis
Nyeri lokal, tonsil asimetris (salah satu tonsil terdorong ke
tengah oleh abses)
Anak-anak > 5 tahun, dewasa muda

Abses Faring Retro/lateral
BAYI & Anak < 5 tahun
Berawal dari faringitis atau perforasi dari dinding faring
karena benda asing
Nyeri, sulit menelan, adanya perubahan phonasi/suara
Bengkak pada dinding faring bagian anterior
Abses meluas ke cervical spine (posterior) osteomyelitis
atau inferior mediastinitis akut

Etiologi
Penyebab paling sering : S. pyogenes,
Corynebacterium diphteriae
Neisseria gonorrhoeae symptomatic
pharyngitis yang berasal dari kontak oro-genital
Bakteri lain penyebab faringitis akut
Corynebacterium ulcerans, Arcanobacterium
haemolyticum, Francisella tularensis, streptococci
(group B, C, and G)

Diagnostik
Dapat menjelaskan bakteri yang membutuhkan
penanganan khusus
Apus tenggorokan kultur
Kultur umumnya dibuat untuk mendeteksi ada
tidaknya streptokokus grup A
Direct antigen test untuk deteksi cepat S.pyogenes
sering di pakai beberapa tahun ke belakang
(enzyme immunoassay atau latex agglutination-
based methods)
Deteksi langsung ini mempunyai sensitifitas
rendah hasil false-negatif
C.diphteriae atau N.gonorrhoeae: dibuat bila ada
tanda klinis yang mengarah pada difteri atau
faringeal gonorrhea
Candida, fusospirochetal bacteria, Pseudomonas sp,
dan organisme gram negatif lainya dapat juga
ditemukan pada orang sehat
Kemungkinan signifikansi patogenisitasnya
dihubungkan dengan penyakit, sebagian besar
didasari oleh munculnya lesi dan keberadaan
organisme dalam jumlah besar, dapat diketahui oleh
gambaran histologis invasi jaringan oleh organisme

Catatan: bakteri patogen lainya seperti
Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus,
Haemophilus influenzae, dan bahkan Neisseria
meningitidis dapat ditemukan juga pada faring
Organisme ini bukan etiologi utama pada rhinitis,
faringitis, dan tonsillitis
Penyebab dari peritonsiler dan retrofaringeal abses:
berdasarkan pewarnaan gram dan kultur dari
materi/sampel purulen dapat diambil secara
langsung dari lesi, termasuk kultur anaerobik
Penatalaksanaan
Infeksi virus: diobati secara simptomatik
S.pyogenes: Penicillin, cephalosporin, makrolides
C.diphteriae: antitoxin, antibiotik
N.gonorrheae: antibiotik
Candida: antifungi topikal/sistemik
Vincents angina: sistemik penicillin
Peritonsillar & retropharingeal abses: antibiotik &
surgical drainage
Saluran Nafas Bagian Tengah



Epiglotis, Jaringan ariepiglotis ,
Larynx, Trachea, dan Bronchus

Epiglotitis
onset mendadak demam,sakit tenggorokan dan
leher, stridor inspirasi
Inflamasi dan edema pada epiglotis, supraglotik
Kesulitan dalam fonasi, sulit menelan
Obstruksi jalan nafas akut
Laringitis (Croup)
Onset mendadak / perlahan selama jam atau hari sebagai
akibat dari penyebaran infeksi saluran pernapasan atas
Demam, stridor inspirasi, fonasi serak, batuk keras
dan menggonggong
Peradangan struktur laring subglotic termasuk pita
suara
Meluas ke trakea (laryngotracheitis) dan pernafasan
(laryngotracheobronchitis) lebih dalam, batuk
lebih parah (memprovokasi nyeri dada) dan derajat
variabel produksi dahak
Radang pita suara aphonia berat/transien
Bronchitis atau tracheobronchitis
Infeksi primer atau penyebaran dari saluran
nafas bagian atas
Batuk, demam, produksi sputum(bening
purulen)
Auskultasi: ronchi basah kasar (karena
peradangan dan peningkatan produksi cairan
dalam saluran udara lebih besar

Bronchitis kronis
Hasil dari kerusakan lama pada epitel bronkial
Etiologi : rokok,infeksi kronis, cacat yang
menghambat clearance normal sekresi
tracheobronchial, bakteri
Rentan terhadap infeksi kronis virus dan bakteri
S.pneumoniae, H. influenzae
Etiologi
Kecuali epiglottitis, penyakit saluran pernapasan
tengah akut biasanya disebabkan oleh virus

Lainya: tidak menular, seperti benda asing,
anafilaksis (laryngospasm akut atau bronkospasme)
Pendekatan Diagnostik
Inokulasi kultur sel dengan bahan dari nasofaring
dan tenggorokan

Akut dan konvalesen sera: untuk menentukan
respon antibodi terhadap virus pernapasan umum
dan Mycoplasma pneumoniae.


Epiglotitis
H. influenzae type B adalah penyebab utama

Upaya untuk mendapatkan kultur dari epiglotis
atau tenggorokan dapat menyebabkan refleks
obstruksi jalan napas akut pada pasien yang
tidak menjalani intubasi untuk memastikan
ventilasi yang baik, pada gilirannya, hasil lebih
rendah dari kultur darah

Selain itu, agen bakteri lain yang sering
menyebabkan epiglottitis dapat diisolasi dari darah
Infeksi Corynebacterium diphtheriae : diperlukan
kultur dari nasopharynx atau pharynx

Laringotrakeitis dan Laringotrakeobronchitis
Penyebab pada umumnya: virus
proses menjadi bernanah kadang terlihat pada
trakheitis bakteri akut
Pewarnaan Gram dan kultur dahak, atau lebih
baik lagi, sekret bernanah diperoleh langsung
Kultur berasal dari dahak, atau lebih baik lagi,
sekret bernanah yg diperoleh dari direct
laringoskopi dapat membantu menentukan agen
penyebab
Kultur darah lebih berguna dalam bila kita
menduga etiologi bakteri
Pewarnaan gram dan pemeriksaan smear dengan
metode antibodi fluorescent langsung juga
merupakan sarana tambahan yang berguna
untuk menegakkan diagnosis
Sputum purulen: pewarnaan gram dan kultur
Pemeriksaan serologis dan konvalesen sera
(kecuali M. pneumoniae dan infeksi Chlamydia
pneumoniae)

Tambahan: bakteri lain yang menyebabkan
epiglotitis dapat diisolasi dari darah
Infeksi Corynebacterium diphtheriae : kultur
dari nasopharing atau pharing diperlukan

Laryngotracheitis dan Laryngotracheobronchitis
Penyebab tersering: Virus
Pewarnaan gram dan kultur dari sputum
didapatkan dengan direk laringoskopi
membantu menegakkan agen penyebab
Kultur darah berguna pada beberapa kasus
dimana jika dicurigai etiologinya adalah bakteri
Acute Bronchitis
Penyebab terbanyak (biasanya pada infant dan
anak TK): Bordetella pertussis
Pewarnaan gram dan pemeriksaan dari hapusan
nasopharyngeal dengan metode antibodi
fluoresen juga berguna untuk menegakkan
diagnosis
Purulent sputum: Pewarnaan gram dan kultur
Penatalaksanaan
Pertahankan patensi dari airway
Kelembaban udara yang tinggi dan oksigen
Terapi antimikroba spesifik
Antitoxin (pada diphteriae)
Saluran Napas Bagian Bawah
Paru, ruang alveolar, interstisium dan
bronkiolus terminal
Infeksi dapat dengan cara inhalasi, aspirasi dan
penyebaran secara hematogenous
Inhalasi toxic dan rokok: mengganggu dari
mukociliar trakeobronchial
Pada pasien yang sehat, penyebab terbanyak
dari infeksi saluran napas bawah adalah infeksi
dari respiratory tengah
Aspirasi dari flora oropharyngeal untuk
mencapai traktur bagian bawah dan
perkembangan penyakit cepat

Pneumonia Akut
Infeksi pada parenkim paru (jam atau hari)
hari sampai minggu jika tidak diobati
Malaise, peningkatan demam perlahan,
menggigil, respiratory distress, produksi
sputum di bronchus dan alveoli, sianosis,
sakit dada (peradangan pada pleura)
Gejala awal: batuk (karena iritasi bronchial)


Radiologi: Infiltrasi berhubungan dengan
multipel focal di bronchus kecil
(Bronchopneumonia)
Gambaran lain seperti difus atau intertitial
juga sering dan biasanya berhubungan
dengan pneumonia viral
Pneumonia Kronik
Terjadi setelah beberapa minggu sampai bulan
Demam, menggigil dan malaise lebih lambat
Batuk dan produksi sputum
Semakin berkembang penyakitnya: kehilangan
nafsu makan dan berat badan, insomnia,
keringat malam, hemoptisis, dispneu dan sakit
dada
Pemeriksaan fisik dan gambaran radiologi dapat
sama seperti pneumonia akut kecuali infiltrasi
intertitial yang difus dari pneumonia viral adalah
jarang.
Ada kerusakan parenkim dan abses atau kavitas
ada di cabang bronkial
Dapat dikarenakan dari non infeksius:
neoplasma, vaskulitis, alergi, infark, radiasi atau
toksik, penyakit yang tidak diketahui asalnya
(sarcoidosis)
Pleural effusion: transudasi cairan ke dalam
cavum pleural , dapat infeksius atau non
infeksius
Empyema: Infeksi purulent di cavum pleura
dikarenakan penyebaran dari paru melewati
fistul bronchopleural atau dari infeksi abdominal
melewati diafragma
Perkusi: Dullness dan gambaran opak pada x-
ray.
Abses Paru
Abses paru biasanya karena komplikasi dari akut
atau kronik pneumonia, penyebabnya organisme.
Menyebabkan destruksi lokal dari parenkim paru
Bisa timbul sebagai bagian dari proses kronik
atau akut, destruktif pneumonia, biasanya
setelah aspirasi isi dari oral atau gaster
Demam yang menetap, batuk dan produksi
dari sputum yang berbau adalah ciri khas
Radiologi: inflamasi setempat dengan simple
atau multipel ekskavasasi dengan air fluid
level
Multiple abscesses dapat terjadi karena
penyebaran dari darah.


Etiologi
Etiologi dari pneumonia akut tergantung dari
umur
Lebih dari 80% pneumonia pada bayi dan
anak-anak di sebabkan oleh virus, sedangkan
pneumonia pada dewasa kurang dari 10-20%.

Infeksi virus merupakan predisposisi untuk
terjadi pneumonia bakteria akut
Batang gram negatif, Pseudomonas, dan
Legionella terjadi pada host yang lemah
Pada umumnya, pneumococcus adalah
bakteri yang paling sering penyebab
pneumonia akut. Dan infeksi gram negatif
jarang pada anak kecuali mereka yang
mempunyai kista fibrosis atau penyakit
imunodefisiensi.
Pneumonia akut dan subakut dapat
disebabkan oleh Chlamydia: C. trachomatis
paling sering pada infant kurang dari 7
bulan, dimana C. pneumoniae paling sering
mengenai anak usia sekolah dan dewasa
muda, menyebabkan bronchitis dan
pneumonia
Pendekatan Diagnostik Umum
Interpretasi tergantung dari agen yang ditemukan
pada flora oropharyngeal
Isolasi virus dari tenggorokan atau M. tuberculosis
dari sputum cukup untuk mendiagnosis influenza
atau tuberkulosis karena merupakan organisme
yang jarang ditemukan
S. pneumoniae dan kebanyakan bakteri patogen
dapat ditemukan pada orang yang sehat
Pengambilan Sputum
Keuntungan: mudah diambil dan sedikit risiko
Kerugian: Kontaminasi dengan flora
oropharyngeal dan saliva
Kualitas dari sampel sputum dapat lebih baik
dengan pengambilan di pagi hari (sesaat
setelah pasien terbangun)
Pemeriksaan mikroscopik sebelum hapusan
gram
PMN dan jumlah yang banyak dari
organisme tipe morfologi tunggal (pada
pneumonia bakterial)
Saliva: Sel epitel dan populasi bakteri
campuran

Hapusan Gram

Diambil langsung dari paru
Aspirasi transtracheal (pneumonia & abses paru)
Bronchoalveolar lavage (BAL) (ex: Pneumocystis
carinii)
Aspirasi langsung (pneumonia or empyema)
Open biopsy
Darah (pneumonia akut) dan kultur sputum
Kultur Anaerobik : untuk teknik invasif

Penanganan
Drainase atau pembedahan
Abses paru, empiema
Antimicroba
Penisilin tunggal (S. pneumoniae) sampai
obat multipel untuk pasien dengan
immunocompromised
Infeksi pada Jantung
Endocarditis
Kebanyakan infeksi terjadi pada katup jantung baik
yang alami maupun yang buatan.
Tapi bisa juga terjadi pada kelainan katup bawaan
seperti patent ductus arteriosus.
Infeksi yg melibatkan coarctasio aorta juga
diklasifikasikan sebagai endocarditis infektif karena
mempunyai kelainan klinis dan komplikasi yang
mirip.
Patogenesis
1. Endotelium terpicu untuk memfasilitas
kolonisasi oleh bakteri dan deposit dari
platelet dan fibrin
2. Transient bacteriemia, ex: S. aureus atau
variasi dari aerob gram negatif dan bakteri
anaerob pada penyalahgunaan obat secara iv;
normal flora co, viridans streptococci
(oropharynx) virulensi rendah
Patogenesis
Organisme beredar melekat pada permukaan yg
rusak, diikuti oleh aktivasi komplemen, fibrin, dan
deposisi platelet kerusakan endotel lbh lanjut di
tempat kolonisasi emboli.
Sindrom endokarditis infektif kompleks antigen-
antibodi bersirkulasi aktifkan komplemen
manifestasi di perifer (nephritis, arthritis, cutaneus
vascular lession)
Stimulus imunitas selular dan humoral yang meluas
Infeksi > 2 mgg.
Hiperglobulinemia, splenomegali, makrofag di
darah perifer.
Beberapa pasien terdapat rheumatoid factor yg
bersirkulasi (IgM anti-IgG antibody) menghambat
aktivitas IgG opsonic kerusakan mikrovaskular.
Antinuklear antibody menyebabkan athralgia,
demam, dan mialgia.
Singkatnya, endokarditis infektif terlibat dalam
kerusakan lapisan endotel karena memfasilitasi
kolonisasi dari organisme.
Kolonisasi ini menyebabkan inflamasi lokal
maupun sistemik, emboli, dan penyakit-penyakit
imunologis.
Manifestasi Klinis
Akut : demam yg sangat tinggi, bisa terjadi kematian
dalam beberapa hari sampai beberapa minggu.
Sub akut : demam yg tidak terlalu tinggi, keringat
malam, berat badan berkurang, keluhan yang kurang
spesifik, kematian bisa terjadi dalam beberapa
minggu sampai beberapa bulan.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan murmur,
splenomegali, kelainan kulit (ptechie, splinter
hemorrhages, Oslers nodes, Janeways lesions), dan
lesi di retina.
Komplikasi
CHF
Ruptur chorda tendinea
Katup perforasi
Abses di myocardium atau katup
Imunologi dan emboli
Gagal ginjal
Emboli arteri coronaria
Aneurysma mikotik
Infark cerebri
Emboli dan infark pada paru-paru
Etiologi
Diagnosis
Kultur Darah
Pada kasus yang tidak diobati organisme tetap
ada dengan jumlah yang rendah (1-20/ml) dalam
darah.
Jika volume darah yang diperoleh memadai
kultur pertama akan positif > 95%
Pada endokarditis akut dilakukan kultur
terlebih dahulu diberikan terapi antimikroba.


Kultur bisa negatif karena (1) pengobatan antibiotik
sebelumnya (2) endokarditis oleh jamur (3) defisiensi
nutrisi (4) infeksi yang disebabkan parasit obligat
seperti chlamydiae (Chlamydia psittaci), rickettsiae
(Coxiella burnetii), Rochalimaea species, atau virus (5)
faktor imunologis (6) subakut endokarditis jantung
kanan, karena bakteri tersaring di kapiler paru
Transthoracic atau transesophageal echocardiography
dapat menggambarkan sifat, ukuran dari vegetasi dan
progresivitas penyakit. Juga membantu memprediksi
beberapa komplikasi seperti emboli.

Pengelolaan Penyakit
Antibiotik yang agresif
Pengobatan dengan antibiotik tunggal jika
oraganisme sangat rentan atau kombinasi
antibiotik bila mempunyai efek sinergistik
(penicillin dan aminoglycosida untuk enterococcal
endocarditis).
Parenteral.
Terapi berlangsung lama dalam banyak kasus > 4
mgg.
Pembedahan : kerusakan katup diganti dengan
katup protesis.
Keputusan untuk dilakukan pembedahan
terkadang sulit diperlukan konsultasi antara
ahli jantung dan bedah.
Profilaksis dapat mencegah perkembangan
endokarditis pada pasien dengan kelainan
kongenital maupun yang didapat (predisposisi
endokarditis bakteri).

Pemberian antibiotik dosis tinggi dimulai sebelum
tindakan dan 6-12 jam setelahnya (pasien dengan
kelainan katup reumatik yang ingin melakukan
perawatan gigi).
Pemberian penicillin atau ampicillin intramuskular
30 menit sebelum tindakan diikuti dengan
pemberian dosis tinggi penicillin intramuskular
atau amoxicillin oral 6 jam kemudian diharapkan
dapat memberikan perlindungan.
Terima Kasih..

Вам также может понравиться