Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DASAR TEORI
2.1 Pengenalan Alat Ukur Permukaan Cairan / Level
Setiap alat instrument yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukan
tinggi permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level, baik pada tangki tertutup
maupun terbuka. Tujuan dari pada pengukuran tinggi permukaan cairan adalah
untuk :
1. Mencegah kerusakan equipment akibat kekosongan level serta kerugian
akibat cairan terbuang.
2. Pengontrolan jalannya proses.
3. Mendapatkan kwalitas produksi yang diinginkan.
2.1.1 Metoda Pengukuran Tinggi Permukaan Cairan
Dalam pengukuran ataupun penunjukan tinggi permukaan cairan dapat
dilakukan dengan dua metode, yaitu
a. Metode Pengukuran Dilihat Langsung
Tinggi permukaan cairan dapat dilihat langsung dan diduga kedalamannya
dan ditunjukkan dalam satuan pengukuran panjang (meter). Dengan
diketahuinya tinggi permukaan cairan maka volume dari cairan dapat
dicari, bila dikehendaki.
Universitas Sumatera Utara
Gbr. 1. Metode dilihat langsung
DILIHAT
LANGSUNG
TINGGI CAIRAN
b. Metode Mekanik
Gaya pada cairan menghasikan gerak mekanik. Pergerakan mekanik ini
kemudian dikalibrasi kedalam bentuk skala angka-angka.
Gbr. 2. Metode Mekanik
GERAK MEKANIK
KALIBRASI
GAYA PADA CAIRAN
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Jenis-Jenis Alat Ukur Level
Dapat dilihat dari keterpasangan dan elemen utamanya alat ukur level
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Gelas Penduga (level glass)
Gelas penduga dapat menunjukkan tinggi permukaan cairan dalam suatu
bejana atau container secara tertutup, prinsip kerja yang digunakan gelas
penduga adalah prinsip bejana berhubungan. Gelas penduga ujung terbuka
sering digunakan pada tangki-tangki yang tidak bertekanan, yang tingginya
melebihi 1,5 meter seperti tangki penampungan minyak diesel dari motor
akar. Sedangkan gelas penduga ujung tertutup digunakan pada vessel yang
bertekanan seperti boiler.
Gambar 3. Level Glass (Gelas Penduga)
Universitas Sumatera Utara
b. Pemberat dan Pita
Cara termudah untuk mengukur tinggi permukaan cairan dalam tangki
adalah dengan menggunakan sebuah pita pengukur yang diberi bobot
pemberat. Bobotnya diturunkan kedalam tangki dan tinggi permukaan
cairan dapat dilihat secara langsung pada pita pengukuran ( pita ini telah
diberi skala ). Sistem pengukuran ini sering dilakukan pada tangki-tangki
yang mengandung cairan yang bisa lengket atau memberi bekas pada
pengukuran seperti Crude Oil, Kondensate Hidrokarbon dan lain-lain.
Disamping itu pada tangki juga disediakan agar bobot pemberat dapat
disediakan agar bobot pemberat dapat masuk dan diturunkan.
Universitas Sumatera Utara
c. Metode dengan Penggeser (Displacer)
Disebut displacer karena pada prinsip kerjanya nilai gerak yang dihasilkan
displacer didisain untuk menggantikan (Dislacement) nilai volume cairan
yang menghasilkan gerak tersebut.
Gambar 5. Metode Penggeser (Dispacer)
d. Alat Ukur Level dengan Metode Gelembung
Meteran alat ukur ini pada umumnya adalah Preasure gauge (PG) dengan
tabung Bourdon yang telah dikalibrasikan sebelumnya dalam skala persen.
Alat ukur jenis ini biasanya digunakan pada tangki-tangki air yang tidak
bertekanan (statis). Sistem gelembung ini biasanya menggunakan udara
yang : bertekanan konstan, biasanya maksimum 50 Psi. Udara ini biasanya
dimasukkan kedalam tabung yang terbenam (tegak) pada cairan yang akan
Universitas Sumatera Utara
diukur, semakin tinggi permukaan cairan semakin besar tekanan udara yang
dibutuhkan mengatasi tekanan statis yang diberikan oleh cairan.
Gambar 6. Alat Ukur Sistem Gelembung
e. Alat ukur Level dengan Sistem Beda Tekanan
Diagfragma dan penghembus seperti dibicarakan pada alat-alat ukur
tekanan dapat dipergunakan untuk mengukur tinggi permukaan cairan.
Akan tetapi, sama halnya dengan penggeser maka diafragma dan
penghembus selalu dihubungkan dengan transmitter, baik pneumatik
maupun elektik. Kemudian, tekanan sinyal pneumatik atau sinyal elektik ini
akan diteruskan kemeteran penunjuk yang telah dikalibrasi sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 7. Alat Ukur dengan Sistem Beda Tekanan
2.2 Sistem Kontrol (Kendali) Instrumentasi di Pabrik
Berdasarkan peralatan instrumentasi yang membentuk suatu rangkaian
kendali instrument maka yang berperan dalam sistem kendali instrument pabrik
adalah peralatan instrument yang termasuk dalam kelompok pengkonversi signal
dan kelompok pelaksana aksi kendali, karena peralatan instrument membentuk
suatu rangkaian kendali, maka peran dari kelompok peralatan instrument itu saling
berkaitan satu dengan yang lainnya, atau dengan kata lain dalam melakukan
sistem kendali instrument oleh kelompok pengkonversi signal dan pelaksana aksi
kendali juga ada sangkut pautnya dengan peralatan instrument pada kelompok
pendeteksi, penyampaian signal dan pengubah signal.
Universitas Sumatera Utara
Dari sebuah diagram PID ( Piping & Instrument Diagram ), dapat
diketahui, instrument yang terpasang pada suatu pabrik, namum dari keseluruhan
instrument yang terpasang bukanlah seluruhnya instrumentasi pabrik. Secara
operasi pabrik instrument yang membentuk intrumentasi pabrik adalah instrument
yang berfungsi untuk "kegiatan proses kontrol", dasar lain untuk mengetahui
bahwa instrument yang membentuk instrumentasi pabrik dapat dipedomani
terhadapi suatu instrument pengukur yang melaksanakan kerja pengukuran dan
dipadukan dengan fungsi instrument lainnya seperti pengaman, pembaca dan
pengendali.
2.2.1 Rangkaian Kendali Instrument
Yang dimaksud dengan rangkaian kendali instrument adalah susunan dari
peralatan instrument yang diperuntukkan guna dapat mengendalikan jalannya,
operasi peralatan pengolah pada suatu satuan pengolahan dipabrik. Suatu satuan
pengolahan terdapat berbagai variasi keadan operasi peralatan yang dikendalikan
sebab itu maka rangkaian kendali instrument yang terpasang dapat lebih dari satu.
Dengan banyaknya rangkaian kendali instrument yang terpasang pada suatu
satuan pengolahan ditemukan pula peralatan instrument yang melengkapi
peralatan kendali instrument yang berbeda-beda. Peralatan instrument yang
terdapat pada suatu rangkain kendali instrument padat diklassifikasikan atas :
1. Alat penunjuk. Indicator
2. Alat pengirim sinyal . Transmitter
3. Alat pengkonversi sinyal . Converter
4. Alat pencatat Recorder
Universitas Sumatera Utara
5. Alat pengatur Controller
6. Katup pelaksana aksi kendali .. Control Valve
1. Indikator adalah suatu alat yang memberikan harga dari besaran ( variabel)
yang diukur ( biasanya terletak pada tempat dimana pengukuran untuk
proses tersebut dilakukan ). Besaran ini merupakan besaran sesaat.
2. Transmitter adalah suatu alat yang mengukur harga dari suatu besaran
seperti tinggi permukaan, beda tekanan dan mengirimkan sinyal yang
diperolehnya keperalatan lain seperti recorder, alarm dan tain-lain.
3. Converter adalah suatu alat yang bekerja untuk mengubah sinyal yang
dihasilkan oleh transmitter ( sinyal proses yang berupa set point dari
controller) menjadi sinyal pneumatik untuk menggerakkan control valve.
4. Recorder adalah suatu alat yang bekerja untuk mencatat harga-harga yang
diperoleh dari pengukuran secara kontiniu atau periodik. Biasanya hasil
pencatatan recorder ini terlukis dalam bentuk kurva diatas kertas. Recorder
ini biasanya terletak jauh dari tempat dimana besaran proses diukur.
5. Controller adalah suatu alat yang bekerja membandingkan harga besaran
yang diukur dengan harga sebenamya yang diinginkan bagi besaran itu
dan memberikan sinyal untuk pengoreksian kesalahan, jika terjadi
perbedaan antara harga yang diukur dengan harga yang sebenamya. Sinyal
koreksi yang dihasilkan oleh controller berfungsi untuk mengoperasikan
Control Valve untuk memperbaiki atau meniadakan kesalahan tersebut.
Biasanya Controller ditempatkan jauh dari tempat pengukuran. Controller
juga dapat berfungsi (dilengkapi) untuk dapat mencatat dan mengukur.
Universitas Sumatera Utara
6. Control Valve adalah suatu alat yang bekerja untuk melaksanakan aksi
kendali dengan cara membuka dan menutup katup sesuai dengan perintah
dari controller.
2.2.2 Jenis-Jenis Sistem Kendali / Control Instrument
Dalam kegiatan pengendalian instrument, sistem kendali yang dipakai
dapat dibedakan atas :
1. Sistem Kendali Satu Arah
2. Sistem Kendali Umpan Balik (Feed Back Control Sistem)
3. Sistem Kendali Bertingkat (Cascade Control Sistem)
1. Sistem Kendali Satu Arah
Sistem kendali yang diperuntukkan guna melakukan penghentian dari
variabel operasi yang menimbulkan keadaan tak terkendali, misalnya
pada pengendalian level pada tangki, bila level tangki tersebut
melewati batas terendah yang ditentukan maka proses akan berhenti.
2. Sistem Kendali Umpan Balik ( Feed Back Control Sistem)
Pada sistem ini aksi kendali yang dilakukan oleh peralatan pelaksana
aksi kendali berpedoman pada batas kendali dari satu variabel yang
menimbulkan keadaan tidak terkendali. Pelaksanaannya berlangsung
secara perlahan-lahan dan bertahap. Besar kesalahan pengendalian
akan dijadikan sebagai sinyal koreksi untuk menghilangkan kesalahan
dalam pengendalian.
Universitas Sumatera Utara
3. Sistem Kendali Bertingkat (Cascade Control Sistem)
Pada sistem ini aksi pengendali yang dilakukan oleh pelaksana aksi
kendali sama dengan sistem kendali umpan balik namun bedanya
adalah faktor peubah ( variabel ) yang dipedomani untuk pelaksanaan
aksi kendali lebih dari satu variabel operasi.
2.3 Sistem proses pengendalian level
Meskipun pada beraneka ragam industri dan kegiatan lainnya diperlukan
pengaturan proses yang berbeda-beda, tetapi secara teknik instrument suatu proses
yang diatur mempunyai dasar pengertian yang sama. Suatu proses control
memerlukan prinsip dasar pengaturan dari proses untuk mendapatkan out put
dengan hasil yang diinginkan melalui suatu pengaturan set point. Pada prinsipnya
tujuan dari proses level control ini adalah menghilangkan error ataupun membuat
sekecil mungkin error yang terjadi didalam pengukuran level pada suatu proses
pengendalian level.
Hampir semua proses dalam dunia industri membutuhkan alat-alat
otomatis untuk mengendalikan variabel proses termasuk dalam mengendalikan
level cairan. Gabungan serta kerja alat-alat otomatis pengendali otomatis pada
pengendalian level itulah yang disebut dengan sistem proses pengendalian level
sedangkan semua peralatan yang membentuk sistem tersebut dinamakan dengan
instrumentasi proses pengendalian level. Ada empat langkah yang harus,
diperhatikan dalam sistem proses pengendalian level yaitu :
1. Mengukur level.
2. Membandingkan level yang terukur dengan level yang diharapkan.
Universitas Sumatera Utara
17
3. Menghitung kesalahan
4. Mengoreksi dan memperbaiki kesalahan tersebut
Apabila langkah tersebut dilakukan sekaligus oleh alat instrument, maka
sistem pengendalian level seperti ini disebut sistem pengendalian level otomatis.
Berikut ini adalah blok diagram sistem pengendalian otomatis dalam bentuk
sederhana.
Input Output
SET POINT
+
-
Proses Actuator Controller
Sensor
Gambar 8. Diagram Sistem Kontrol Otomatis
2.4 Penyebab Kesalahan Dalam Proses Pengukuran
Kesalahan atau penyimpangan pengukuran dalam suatu proses
pengendalian adalah terjadi perbedaan antara harga yang terukur dalam hasil
proses dengan harga yang ditentukan sebelumnya ( set point ). Adapun kesalahan
pengukuran level ini dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
1. Adanya gelembung udara (jebakan udara) dalam rangkaian perpipaan.
Rangkaian perpipaan pada sebuah sistem kendali memegang peranan
penting yaitu sebagai lajur transportasi fluida yang menghubungkan
seluruh peralatan kendali dan peralatan pengolah menjadi suatu kesatuan
dalam sistem produksi. Dalam kegiatan proses pengendalian level cairan,
Universitas Sumatera Utara
rangkaian perpipaan harus benar-benar bebas dari gelembung udara,
karena dapat membuat kerja dari transmitter tidak dapat bekerja dengan
maksimal sehingga kinerja dari peralatan pengontrol lainnya juga tidak
maksimal, hal ini dapat menyebabkan hasil pengendalian pengukuran tidak
akurat. Gelembung udara dalam rangkaian perpiaan ini dapat dihilangkan
dengan melakukan tubing pada rangkaian perpiaan tersebut.
2. Head Lossis
Head lossis adalah rugi-rugi tekanan yang terjadi pada seluruh rangkaian
perpioaan serta peralatan kendali serta proses. Rugi-rugi tekanan ini terjadi
pada saat peralatan bekerja mentransportasikan. Rugi-rugi ini dapat
menyebabkan berkurangnya kwantitas hasil proses.
Head lossis ini dipengaruhi oleh beberapa hal seperti ;
a. Faktor gesekan
b. Kekerasan relative (relative rockness)
c. Ekivalensi tahanan pada sambungan pipa (fitting) dan katup (valve0
Tabel 1. Kekasaran Permukaan pada Pipa
MATERIAL PIPA (Relative Rockness) (ft)
Galvanized Steel 0.0005
Asphalted Cast Iron 0.0004
Comersial Steel 0.00015
Reveted Steel 0.003 0.03
Concrete 0.001 0.01
Cast Iron 0.00085 0.26
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Ekivalen Tahanan (Friksi) Pada Fitting / Pipa
FITTING / VALVE EKIVALEN TAHANAN FRIKSI
(K)
Elbow 45
o
15
Elbow 90
o
(Std) 32
Elbow 90
o
(Long Radius) 20
Cloos Return Bends 75
Get Valve (terbuka penuh) 7
Get Valve ( bukaan) 40
Get Valve ( bukaan) 200
Get Valve ( bukaan) 800
Globe Valve (terbuka penuh) 200
Angle Valve (terbuka penuh) 170
Swing Check Valve (terbuka penuh) 80
Standard Tee 68
3. Ketidak telitian dalam mengkalibrasi alat ukur
Kalibrasi adalah penyesuaian alat ukur agar penunjukkan harga
pengukuran sama dengan harga nominal / sebenarnya. Ketelitian dalam
kalibrasi ini sangat menentukan untuk menghasilkan keakuratan
pengukuran yang tinggi.
4. Ketidak telitian dalam membaca alat ukur
Ketelitian dalam membaca alat ukur adalah pekerjaan dari sebuah
pengukuran yang sangat mengandalkan keuletan seorang operator. Karena
itu seorang operator yang bekerja melaksanakan pengukuran harus :
a. Menguasai dasar pengetahuan tentang alat ukur yang dibaca.
b. Mampu menganalisa sumber penyimpanan dari pengukuran dan
tahu cara menghilangkan penyimpanan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
20
c. Mampu menganalisa suatu persoalan pengukuran, menentukan
cara pengukuran yang sesuai tingkat kecermamtan yang
dikehendaki, memilih alat ukur yang sesuai dalam suatu kegiatan
pengukuran.
d. Sadar bahwa hasil pengukuran adalah sepenuhnya merupakan
tanggung jawabnya.
Universitas Sumatera Utara