Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
) N
BM
()
b. Penentuan Bilangan Asam
c. Tabung erlenmayer disiapkan, kemudian minyak
ikan dimasukan ke dalamnya lalu ditimbang
menggunakan timbangan digital.
d. Etanol ditambahkan sebanyak 10 ml ke dalam
tabung Erlenmeyer.
e. Untuk larutan blanko tabung erlenmayer disiapkan
kemudian etanol dimasukan sebanyak 10 ml.
f. Kemudian kedua tabung dipanaskan diatas kompor
listrik selama kurang lebih 10 menit, setelah itu
diangkat dengan penjepit dan di dinginkan.
g. Sebelum dilakukan titrasi larutan diberi indicator PP
sebanyak 2 tetes dengan bantuan pipet tetes.
h. Titrasi dilakukan, amati perubahan warna pertama
yang terjadi. catat volume NaOH pada buret untuk
larutan minyak ikan (V1) dan perubahan volume
NaOH pada larutan blanko (V2)
i. Data yang di dapat dimasukan kedalam perhitungan
penentuan bilangan asam :
(V
) N
BM
()
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Bilangan penyabunan
Diketahui :
Berat minyak ikan
Larutan HCl yang terpakai pada
titrasi minyak + NaOHetanolat
(V
1
)
Larutan HCl yang terpakai pada
titrasi blanko (V
2
)
BM NaOH
N HCl
: 0.66 gram
: 44,1 ml
: 44,2 ml
: 40
: 0,5 N
Maka didapat :
=
(
()
=
(, , ) .
.
= ,
Awal Akhir
sample B; (kiri) erlenmeyer berisi
minyak ikan ditambah larutan
NaOH etanolat sebanyak 30 ml;
(kanan) erlenmeyer berisi larutan
NaOH etanolat saja sebanyak 30 ml
(larutan blanko).
Hasil titrasi bilangan penyabunan: (kiri)
larutan blanko NaOH etanolat berubah
warna dari merah muda menjadi
kecoklatan; (kanan) larutan minyak
ikan-NaOH etanolat berubah warna dari
merah muda keunguan menjadi bening
kekuningan.
4.1.2 Bilangan asam
Diketahui :
Berat minyak ikan
Larutan NaOH yang terpakai
pada titrasi minyak + etanol
(V
1
)Larutan HCl yang terpakai
pada titrasi blanko (V
2
)
Larutan NaOH yang terpakai
pada titrasi blanko (V
2
)
BM NaOH
N NaOH
: 0.68 gram
: 0,9 ml
: 1,3 ml
: 40
: 0,1 N
Biangan Pengaaman =
(V
) N
BM
()
=
(1,3 .9) .1 4
.47,68
= 2,353
Awal Akhir
Sample A; (kiri) erlenmeyer berisi
minyak ikan ditambah larutan
etanol sebanyak 10ml; (kanan)
erlenmeyer berisi larutan etanol
saja sebanyak 10 ml (larutan
blanko).
Hasil titrasi bilangan
pengasaman: (kiri) larutan blanko
etanol berubah warna dari bening
menjadi keunguan; (kanan) larutan
minyak ikan-etanol berubah warna
dari putih keruh menjadi merah
muda.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Penentuan Bilangan Penyabunan
Cara kerja percobaan pertama-tama mereaksikan 0,66 gram
minyak ikan yang ditambahkan 15 ml NaOH etanolat kemudian
dipanaskan kurang lebih 30 menit sehingga minyak ikannya pecah
dan bercampur, sehingga warna awalnya putih kekuningan. Kami
menggunakan NaOH etanolat karena larutan ini yang tersedia di
laboratorium. Warna putih kekuningan terjadi karena warna dasar
minyak ikan sendiri yang kuning dan warna NaOH bening. Setelah it
dipanaskan lalu ditetesi indicator pp sebanyak 2 tetes. Dan terjadi
berubah warna menjadi ungu atau pink, tetapi tidak pada percoban
kali ini, warna yang ungu atau pink tadi berubah menjadi bening.
Pristiwa ini terjadi karena alat-alat yang dipakai tidak bersih dan atau
karena indikator pp hanya bisa berubah warna ketika ph 8-9.
Kemudian dititrasi dengan larutan HCl sampai berubah warna.
Dari V1 dan V2 tersebut selanjutnya kami hitung bilangan
penyabunan dengan rumus yang telah ada, menggunakan N HCl 0,1
dan BM NaOH = 40. Jadi setelah kami hitung di lembar hasil, nilai
bilangan penyabunan yang diperoleh adalah 3,033 mol/gr dan
percobaan ini bersifat positif.
4.2.2 Penentuan Bilangan Asam
Cara kerja pada percobaan ini pertama-tama kami mencampur
0,68 gram minyak ikan yang dimasukkan kedalam 10 ml etanol.
Etanol biasanya bersifat higroskopis yaitu larut dalam air. tujuan
pemanasan disuhu yang tinggi untuk mepercepat pencampuran
antara minyak ikan dan etanol. Kemudian kami panaskan sampai
mendidih sehingga minyak dan etanol bercampur dan warnanya
berubah putih kekuningan. Setelah itu didinginkan dan ditambah 2
tetes indicator pp warnanya berubah jadi merah muda, hal ini
dilakukan untuk menentukan titik titrasi. Dan selanjutnya kami titrasi
menggunakan NaOH diperoleh volume 1.3 ml.
Pada larutan blanko setelah dititrasi ternyata membutuhkan
NaOH sebanyak 0,9 ml dan dapat dihitung bilangan asam yaitu
sebesar 2,353 mol/gram.
maka kegunaan dari penentuan penyabunan dan asam yaitu :
Bilangan penyabunan untuk menentukan berat molekul suatu lemak atau minyak
secara kasar.Bilangan asam untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat
dalam 1 gram minyak atau lemak. Besarnya bilangan asam tergantung dari
kemurnian dan umur minyak
V. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dan metode yang telah
digunakan maka dapat disimpulkan bahwa:
a. Nilai bilangan penyabunan adalah 3,033 mol/gram.
b. Nilai bilagan asam adalah 2,353 mol/gram.
3.2 Saran
Dalam melakukan praktikum diusahakan mengetahui alat dan bahan
yang digunakan.
Sebelum praktikum dan sesudah praktikum diharapkan mencuci alat-
alat yang akan atau telah dipergunakan
Praktikan harus teliti dan cermat saat melakukn praktikum supaya
diperoleh hasil yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, sunita 2004. Prinsaip Dasar Ilmu Gizi. jakarta : Gramedia
Andriani, M., Setyaningramum, 1992, Pengaruh Variasi Perlakuan Enzimatis
Terhadap Rendemen dan Mutu Virgin Coconut Oil. Jurnal Kimia Dan
Tekhnologi UNS: Solo
Anna poedjiadi 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta Universitas indonesia press.
Ariworo, Djoko, 2004. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA,Biologi dan Fisika). Jakarta
:Gravindo Media Pratama.
DeMan, J. M. 1997. Kimia Makanan Edisi Ke-2. Bandung: ITB
Ketaren, S., 1986, Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan, UI-Press,
Jakarta
Tobing, Windy. 2012. Penentuan Bilangan Asam Dan Bilangan Penyabunan
Pada Asam Laurat Hasil Hidrolisis Palm Kernel Oil (Pko) Di Pt.Socimas
Medan. Medan. Universitas Sumatera Utara.
Winarno, I. G. (1992). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM BIOKIMIA
ACARA II
UJI LEMAK/MINYAK
Oleh :
HENDRI ZAND F LAHAGU
26020113140118
Kelompok 4
Asisten :
KHARISMA KHABIBILLAH
26020110120037
INTAN LESTARI DEWI
26020112130022
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
SEMARANG
2014
LAMPIRAN
Gambar 1. Larutan NaOH
etanolat 0,1 N.
Gambar 2. NaOH etanolat 0,1
dimasukkan kedalam buret sebagai titer
(larutan pentitrasi).
Gambar 3. Larutan HCl 0,5 N.
Gambar 4. Erlenmeyer, sebagai
wadah larutan saat proses reaksi
berlangsung.
Gambar 5. Erlenmeyer kosong
ditimbang untuk diketahui beratnya;
sample A (kiri) erlenmeyer untuk
proses bilangan asam dan sample B
(kanan) erlenmeyer .
Gambar 6. 3 butir minyak ikan
dimasukkan ke dalam erlenmeyer
kosong.
Gambar 7. Erenmeyer berisi
minyak ikan ditimbang kembali, untuk
mengetahui berat minyak ikan.
Gambar 8. Gelas ukur untuk
menentukan volume larutas yang akan
digunakan dalam reaksi.
Gambar 9. Sample A; (kiri)
erlenmeyer berisi minyak ikan
ditambah larutan etanol sebanyak
10ml; (kanan) erlenmeyer berisi
larutan etanol saja sebanyak 10 ml
(larutan blanko).
Gambar 10. Sample B; (kiri)
erlenmeyer berisi minyak ikan ditambah
larutan NaOH etanolat sebanyak 30 ml;
(kanan) erlenmeyer berisi larutan NaOH
etanolat saja sebanyak 30 ml (larutan
blanko).
Gambar 11. Seluruh
erlenmeyer dari kedua sample beserta
larutan blankonya dipanaskan di atas
kompor listrik selama 5-10 menit
Gambar 12. (Kiri) Erlenmeyer
berisi larutan blanko etanol setelah
dipanaskan; (Kanan) Erlenmeyer berisi
larutan minyak ikan dan NaOH etanolat
setelah dipanaskan.
Gambar 13. (Kiri) Erlenmeyer
berisi larutan blanko NaOH etanolat
setalah dipanaskan; (Kanan)
Erlenmeyer berisi larutan minyak ikan
dan etanol setelah dipanaskan
Gambar 14. (Atas) larutan
blanko etanol dan larutan minyak ikan-
etanol ditambahkan indikator PP, tidak
terjadi perubahan warna; (Bawah)
larutan blanko NaOH etanolat dan
larutan minyak ikan-NaOH etanolat
ditambahkan indikator PP, berubah
warna menjadi keunguan.
Gambar 15.
Proses titrasi
bilangan asam:
(Kiri) proses titrasi
larutan blanko
etanol; (Kanan)
proses titrasi
larutan minyak
ikan-etanol;
dengan larutan
pentitrasi NaOH
0,1N.
Gambar 16. Proses titrasi
bilangan penyabunan: (Kiri) proses
titrasi larutan blanko NaOH etanolat;
(Kanan) proses titrasi larutan minyak
ikan-NaOH etanolat; dengan larutan
pentitrasi HCl 0,5N.