Вы находитесь на странице: 1из 21

BAB I

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Istilah malpraktek memang bukan istilah hukum yang tertera di dalam peraturan perundang
undangan indonesia namun berbagai tindakan yang termasuk kedalam kelompok tindak
malpraktek telah diatur dalam hukum pidana. Kata malpraktek lebih di artikan sebagai suatu
genus tindak pidana yang spesiesnya teruraikan dalam berbagai pasal ketentuan pidana.
Sorotan masyarakat terhadap profesi kedokteran merupakan salah satu tanda bahwa saat ini
sebagian masyarakat belum puas terhadap pelayanan dan pengabdian profesi tersebut. Pada
umumnya ketidakpuasan pasien atau keluarganya terkait masalah sengketa pasien tindakan
medik, yaitu dugaan adanya malpraktik medik seperti:
1. Perbuatan tercela actus rheus!
". Perbuatan dengan sikap batin yang buruk mens rhea! yang terdiri atas a! perbuatan
senga#a intenstional! berupa aborsi tanpa indikasi medik Pasal $%& K'(P #o Pasal
$%) dan Pasal $%* K'(P!, +uthanasia Pasal $%% K'(P!, ,embocorkan rahasia
kedokteran Pasal $$" K'(P!, -idak menolong orang yang membutuhkan Pasal $$"
K'(P!, Surat keterangan dokter yang tidak benar Pasal $)* K'(P!, ,emberi
keterangan yang tidak benar di depan pengadilan. b! kecerobohan recklessness!
berupa tindakan medik yang tidak sesuai prosedur lege artis! dan tanpa informed
consent.
$. Kelalaian negligence! yang berupa tindakan meninggalkan alat bedah dalam perut
pasien. Kelalaian yang menyebabkan cacat atau kematian Pasal $.& K'(P!.
Perbuatan dokter dianggap sebagai tindak pidana bila dapat dibuktikan bahwa dokter tersebut
mempunyai niat #ahat. /amun perbuatan #ahat tanpa dilandasi niat #ahat belum tentu bisa
dianggap tindak pidana. 0kibat dari perbuatan, perbuatan tersebut yang dilakukan, tanggung
#awabnya bersifat indi1idual. 0sas ini tersirat dalam Pasal .2 'ndang3'ndang Kesehatan /o
"$ yang menyatakan bahwa tenaga kesehatan yang melakukan kegiatan kesehatan sesuai
dengan bidang keahlian dan atau kewenangan yang bersangkutan. (al ini berarti tenaga
4
kesehatan yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan dan peri4inan yang diatur dalam
peraturan perundang3undangan. Persyaratan tentang peri4inan bagi praktik kedokteran
tercantum di dalam 'ndang3'ndang 5I /omor "& -ahun "22% tentang Praktik Kedokteran,
Pasal "& ayat 1! sampai dengan $!, Pasal 16 dan Pasal $* ayat 1! dan "!. 7ika dokter
melakukan apa yang menurut hukum wa#ib dilakukan tetapi lalai atau sembrono Pasal 1$66
K'(Perdata!, atau dokter tidak melakukan apa yang menurut kesepakatan wa#ib dilakukan
tetapi tidak sempurna Pasal 1"$& K'(Perdata!, maka undang3undang dapat menuntut
tanggung gugat liability! yang bersifat indi1idual atau korporasi. -untutan bisa dialihkan
kepada pihak lain berdasarkan principle of 1icarious liability, responden, superior, barrowed
ser1ant!.
Pembuktian dugaan malpraktik perdata umumnya berdasarkan 4D yaitu:
1. Duty karena telah ter#adi kontrak terapeutik.
". Direliction of duty karena telah menelantarkan atau melakukan kewa#iban di bawah
standar.
$. Damage karena ada kerusakan atau kerugian pada pasien.
%. Direct causation karena ada hubungan langsung antara kerusakan dan tindakan dokter.
8alam banyak kasus pasien dirugikan bukan karena tindakan dokter tetapi akibat
perbuatannya sendiri. 9a#ar #ika dalam melakukan tugasnya dokter harus menggunakan
standar medik, yaitu tindakan yang menggambarkan telah diterapkannya ilmu,
ketrampilan, perhatian dan pertimbangan yang layak terhadap pasien, sebagaimana
dilakukan kebanyakan dokter, dalam situasi dan kondisi yang lebih kurang sama. Standar
medik men#adi pegangan setiap dokter yang melakukan praktik dan melakukan tindakan
medik.
8alam sengketa medik pihak rumah sakit atau dokter atau pasien merasa diri benar
dan yang lain harus bertanggung #awab. Posisi demikian tidak menguntungkan semua
pihak karena akan memancing pihak luar terlibat dalam sengketa tersebut. ,aka
bi#aksana #ika setiap sengketa diselesaikan dengan baik. 0dapun alternatif penyelesaian
sengketa medik di luar #alur pengadilan dapat ditempuh antara pihak pasien dengan
tenaga medis sebagai berikut:
5
1. :umping it, yaitu membiarkan sengketa tidak perlu diperpan#ang.
". 01oidance, memilih tidak berkontak lagi dengan pihak yang merugikan.
$. ;oercion, salah satu pihak memaksa pihak lain melalui orang ketiga.
%. /egotiation, para pihak berunding untuk mengambil keputusan.
.. ,ediation, para pihak berunding dengan memakai #asa orang ketiga sebagai edukator,
resource person, catalisator, translator.
6. 0rbiration, para pihak yang bersengketa menyerahkan kepada pihak ketiga<arbitrator
untuk mengambil keputusan.
). 0d#udication, melibatkan pihak ketiga yaitu pengadilan yang memiliki wewenang
memberikan 1onis dan e=sekusi.
6
KASUS
Korban Meninggal Usai Operasi Caesar
inosiar!"o#$ S%raba&a 3 8ugaan kasus malpraktek kembali ter#adi, korbannya
hampir sama namanya dengan Prita ,ulyasari yakni Pra#i'a (%lansari. (ani'a ini
#eninggal %nia 'ia) la#a se'ela* #en+alani operas "aesar i R%#a* Sa)i' S%raba&a
Mei"al Ser,i"e! Korban #engala#i in-e)si paa sal%ran %rin an )e#%ian #en+alar
)e o'a). Saat dikonfirmasi, pihak 5umah Sakit Surabaya ,edical Ser1ice belum
memberikan #awaban terkait dugaan malpraktek ini.
:ita, dipanggil pihak 5umah Sakit ,edical Ser1ice di 7alan Kapuas Surabaya terkait
laporannya pada salah satu media tentang anaknya Pramita 9ulansari ""!, yang meninggal
dunia setelah men#alani operasi caesar di 5umah Sakit ,edical Ser1ice.
,enurut cerita :ita, ibu dari Pramita, sebel%#n&a Pra#i'a #ela)%)an operasi
persalinan isala* sa'% pra)'e) bian i .alan Nginen$ S%raba&a. Karena )onisin&a
'er%s #e#b%r%)$ Pra#i'a lal% ir%+%) )e R%#a* Sa)i' S%raba&a Mei"al Ser,i"e
%n'%) ila)%)an operasi "aesar!
Operasi ber+alan #%l%s &ang i'angani ole* r An'ono! D%a #ingg% )e#%ian
Pra#i'a )e#bali )e R%#a* Sa)i' S%raba&a Mei"al Ser,i"e %n'%) #ela)%)an "*e) %p!
Dr An'ono #en&aran)an Pra#i'a ioperasi )arena ie'e)si sal%ran )en"ingn&a bo"or
an Pra#i'a )e#bali #en+alani operasi!
Pra#i'a +%ga isaran)an #e#in%# +a#% asal Cina %n'%) #e#%li*)an 'enaga!
Na#%n )onisin&a #ala* #e#b%r%) an Pra#i'a se#pa' b%ang air besar ber"a#p%r
ara*! ,elihat kondisi Pramita semakin memburuk, pihak keluarga meminta diru#uk ke
5umah Sakit 8r Soetomo Surabaya. Pramita sempat dua hari dirawat di 5umah Sakit 8r
7
Soetomo namun dinyatakan terlambat, karena infeksi sudah men#alar ke otak dan Pramita
akhirnya meninggal dunia.
0nak yang dilahirkan Pramita kini sudah berumur satu bulan dan diberi nama Ke1in.
Si bayi terpaksa dirawat oleh ayahnya dan kedua mertuanya.
Sementara itu saat dikonfirmasi wartawan, pihak 5umah Sakit Surabaya ,edical
Ser1ice tidak mau memberi komentar mengenai dugaan malpraktek ini. 8idik 9ahyudi<Sup!
8
PERMASALAHAN
0pakah kasus kelompok kami termasuk dalam tindakan malpraktek dan apa sa#a
tindakan yang melanggar etika >
0pa tindakan terbaik yang dapat dilakukan untuk pasien tersebut >
9
BAB II
TEORI
IS-I:0( ,0:P50K-+K
Istilah malpraktek memang bukan istilah hukum yang tertera di dalam peraturan
perundang3undangan di Indonesia, namun berbagai tindakan yang termasuk ke dalam
kelompok tindak malpraktek telah diatur dalam hukum pidana. Kata malpraktek lebih
diartikan sebagai suatu ?genus? tindak pidana yang ?spesies? nya teruraikan di dalam
berbagai pasal ketentuan pidana.
7enis pidana yang paling sering dituntutkan kepada dokter adalah pidana kelalaian
yang mengakibatkan luka pasal $62 K'(P!, atau luka berat atau mati pasal $.& K'(P!,
yang dikualifikasikan dengan pemberatan ancaman pidananya bila dilakukan dalam rangka
melakukan peker#aannya pasal $61 K'(P!. Sedangkan pidana lain yang bukan kelalaian
yang mungkin dituntutkan adalah pembuatan keterangan palsu pasal "6)3"6* K'(P!, aborsi
ilegal pasal $%& K'(P #o pasal $%) dan $%* K'(P!, penipuan dan misrepresentasi pasal
$*" bis!, pidana perpa#akan pasal "2& atau $)" K'(P!, pencemaran lingkungan hidup
pasal %" dan %$ '' Pengelolaan :ingkungan (idup!, euthanasia pasal $%% K'(P!,
penyerangan seksual pasal "*%3"&% K'(P!, dan lain3lain.
@ugatan perdata dalam bentuk ganti rugi dapat dia#ukan dengan mendasarkan kepada
salah satu dari $ teori di bawah ini, yaitu :
1. Kelalaian sebagaimana pengertian di atas dan akan diuraikan kemudian
". Perbuatan melanggar hukum, yaitu misalnya melakukan tindakan medis tanpa
memperoleh persetu#uan, membuka rahasia kedokteran tentang orang tertentu,
penyerangan pri1acy seseorang, dan lain3lain.
$. 9anprestasi, yaitu pelanggaran atas #an#i atau #aminan. @ugatan ini sukar dilakukan
karena umumnya dokter tidak men#an#ikan hasil dan per#an#ian tersebut, seandainya
ada, umumnya sukar dibuktikan karena tidak tertulis.
10
Suatu perbuatan atau sikap tenaga medis dianggap lalai apabila memenuhi empat
unsur di bawah ini, yaitu :
1. 8uty atau kewa#iban tenaga medis untuk melakukan sesuatu tindakan atau untuk tidak
melakukan sesuatu tindakan tertentu terhadap pasien tertentu pada situasi dan kondisi
yang tertentu.
". 8ereliction of the duty atau penyimpangan kewa#iban tersebut.
$. 8amage atau kerugian, yaitu segala sesuatu yang dirasakan oleh pasien sebagai
kerugian akibat dari layanan kesehatan < kedokteran yang diberikan oleh pemberi
layanan.
%. 8irect causal relationship atau hubungan sebab akibat yang nyata. 8alam hal ini harus
terdapat hubungan sebab3akibat antara penyimpangan kewa#iban dengan kerugian
yang setidaknya merupakan ?pro=imate cause?.
MAL PRAKTIK MELIPUTI
1. Intentional : professional misconducts
,IS;A/8';- meliputi
Penahanan pasien
Buka rahasia kedokteran tanpa hak
0borsi illegal
+uthanasia
Keterangan palsu
Praktek tanpa i#in<tanpa kompetensi
Senga#a tidak mematuhi standar
". /egligence : malfeasance, misfeance, nonfeasance
$. :ack of skill : dibawah standar kompetensi , diluar kompetensi
:0;K AC SKI::
Kompentensi kurang atau diluar kompetensi < kewenangan
Sering men#adi penyebab eror
Sering dikaitkan dengan kompetensi institusi < sarana
Kadang dapat dibenarkan pada situasi
kondisi lokal tertentu
K+:0:0I0/ ,+8IK #enis malpraktek tersering!
1. Bukan kesenga#aan
11
". -idak melakukan yang seharusnya dilakukan,melakukan yang seharusnya
tidak dilakukan oleh orang3orang yang sekualifikasi pada situasi kondisi yang
identik.
Selan#utnya, oleh karena teori kelalaian adalah dasar penuntutan yang tersering
digunakan, baik pada tuntutan pidana maupun pada gugatan perdata, maka upaya
meminimalisasi tuntutan di rumah sakit harus ditu#ukan kepada upaya menurunkan
kemungkinan ter#adinya kelalaian medis, atau bahkan mengurangi kemungkinan ter#adinya
pre1entable ad1erse e1ents yang disebabkan oleh medical errors.
Pra)'i) Keo)'eran
Praktik kedokteran bukanlah suatu peker#aan yang dapat dilakukan oleh siapa sa#a, melainkan
hanya boleh dilakukan oleh kelompok profesional kedokteran tertentu yang memiliki
kompetensi yang memenuhi standar tertentu, diberi kewenangan oleh institusi yang
berwenang di bidang itu dan beker#a sesuai dengan standar dan profesionalisme yang
ditetapkan oleh organisasi profesinya.
Secara teoritis3konseptual, antara masyarakat profesi dengan masyarakat umum
ter#adi suatu kontrak mengacu kepada doktrin social-contract!, yang memberi masyarakat
profesi hak untuk melakukan self3regulating otonomi profesi! dengan kewa#iban
memberikan #aminan bahwa profesional yang berpraktek hanyalah profesional yang
kompeten dan yang melaksanakan praktek profesinya sesuai dengan standar.
Sikap profesionalisme adalah sikap yang bertanggung#awab, dalam arti sikap dan
perilaku yang akuntabel kepada masyarakat, baik masyarakat profesi maupun masyarakat
luas termasuk klien!. Beberapa ciri profesionalisme tersebut merupakan ciri profesi itu
sendiri, seperti kompetensi dan kewenangan yang selalu ?sesuai dengan tempat dan waktu?,
sikap yang etis sesuai dengan etika profesinya, beker#a sesuai dengan standar yang ditetapkan
oleh profesinya, dan khusus untuk profesi kesehatan ditambah dengan sikap altruis rela
berkorban!. 'raian dari ciri3ciri tersebutlah yang kiranya harus dapat dihayati dan diamalkan
agar profesionalisme tersebut dapat terwu#ud.
'ndang3'ndang /o "& tahun "22% tentang Praktik Kedokteran diundangkan untuk
mengatur praktik kedokteran dengan tu#uan agar dapat memberikan perlindungan kepada
12
pasien, mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis dan memberikan
kepastian hukum kepada masyarakat, dokter dan dokter gigi.
Pada bagian awal, 'ndang3'ndang /o "&<"22% mengatur tentang persyaratan dokter
untuk dapat berpraktik kedokteran, yang dimulai dengan keharusan memiliki sertifikat
kompetensi kedokteran yang diperoleh dari Kolegium selain i#asah dokter yang telah
dimilikinya, keharusan memperoleh Surat -anda 5egistrasi dari Konsil Kedokteran Indonesia
dan kemudian memperoleh Surat i#in Praktik dari 8inas Kesehatan Kota < Kabupaten. 8okter
tersebut #uga harus telah mengucapkan sumpah dokter, sehat fisik dan mental serta
menyatakan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi.
Selain mengatur persyaratan praktik kedokteran di atas, 'ndang3'ndang /o "&<"22%
#uga mengatur tentang organisasi Konsil Kedokteran, Standar Pendidikan Profesi Kedokteran
serta Pendidikan dan Pelatihannya, dan proses registrasi tenaga dokter.
Pada bagian berikutnya, 'ndang3'ndang /o "&<"22% mengatur tentang
penyelenggaraan praktik kedokteran. 8alam bagian ini diatur tentang peri#inan praktik
kedokteran, yang antara lain mengatur syarat memperoleh SIP memiliki S-5, tempat praktik
dan rekomendasi organisasi profesi!, batas maksimal $ tempat praktik, dan keharusan
memasang papan praktik atau mencantumkan namanya di daftar dokter bila di rumah sakit.
8alam aturan tentang pelaksanaan praktik diatur agar dokter memberitahu apabila
berhalangan atau memperoleh pengganti yang #uga memiliki SIP, keharusan memenuhi
standar pelayanan, memenuhi aturan tentang persetu#uan tindakan medis, memenuhi
ketentuan tentang pembuatan rekam medis, men#aga rahasia kedokteran, serta mengendalikan
mutu dan biaya.
Pada bagian ini 'ndang3'ndang #uga mengatur tentang hak dan kewa#iban dokter dan
pasien. Salah satu hak dokter yang penting adalah memperoleh perlindungan hukum
sepan#ang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional, sedangkan hak pasien yang terpenting adalah hak memperoleh pen#elasan
tentang penyakit, tindakan medis, manfaat, risiko, komplikasi dan prognosisnya dan serta hak
untuk menyetu#ui atau menolak tindakan medis.
Pada bagian berikutnya 'ndang3'ndang /o "&<"22% mengatur tentang disiplin
profesi. 'ndang3'ndang mendirikan ,a#elis Kehormatan 8isiplin Kedokteran Indonesia
13
yang bertugas menerima pengaduan, memeriksa dan memutuskan kasus pelanggaran disiplin
dokter. Sanksi yang diberikan oleh ,K8KI adalah berupa peringatan tertulis, rekomendasi
pencabutan S-5 dan<atau SIP, dan kewa#iban mengikuti pendidikan dan pelatihan tertentu.
Pada akhirnya 'ndang3'ndang /o "&<"22% mengancam pidana bagi mereka yang
berpraktik tanpa S-5 dan atau SIP, mereka yang bukan dokter tetapi bersikap atau bertindak
seolah3olah dokter, dokter yang berpraktik tanpa membuat rekam medis, tidak memasang
papan praktik atau tidak memenuhi kewa#iban dokter. Pidana lebih berat diancamkan kepada
mereka yang mempeker#akan dokter yang tidak memiliki S-5 dan<atau SIP.
'ndang3'ndang /o "&<"22% baru akan berlaku setelah satu tahun se#ak diundangkan,
bahkan penyesuaian S-5 dan SIP diberi waktu hingga dua tahun se#ak Konsil Kedokteran
terbentuk.
'' Praktik Kedokteran belum akan bisa diterapkan secara sempurna apabila
peraturan pelaksanaannya belum dibuat. Peraturan Konsil yang harus dibuat adalah ketentuan
tentang Cungsi D -ugas KKIE Cungsi, -ugas, 9ewenang KK < KK@E Pemilihan tokoh
masyarakat sebagai anggotaE -ata Ker#a KKIE -ata cara 5egistrasiE Kewenangan dokter <
dokter gigiE -ata cara pemilihan Pimpinan ,K8KI dan -ata :aksana ker#a ,K8KI.
Peraturan ,enteri Kesehatan yang harus dibuat atau dire1isi bila sudah ada adalah peraturan
tentang Surat I#in Praktik, Pelaksanaan Praktik, Standar Pelayanan, Persetu#uan -indakan
,edik, 5ekam ,edis, dan 5ahasia Kedokteran. Selain itu masih diperlukan pembuatan
berbagai standar seperti standar profesi yang di dalamnya meliputi standar kompetensi,
standar perilaku dan standar pelayanan medis, serta standar pendidikan. Bahkan beberapa
peraturan pendukung #uga diperlukan untuk melengkapinya, seperti peraturan tentang
penempatan dokter dalam rangka pemerataan pelayanan kedokteran, pendidikan dokter
spesialis, pelayanan medis oleh tenaga kesehatan non medis, penataan layanan kesehatan non
medis salon, pengobatan tradisionil, pengobatan alternatif!, perumahsakitan dan sarana
kesehatan lainnya, dan lain3lain.
Paragra- / pasal 01
(ak dan kewa#iban dokter atau dokter gigi
8okter atau dokter gigi dalam melaksankan praktek kedokteran mempunyai hak :
14
a. ,emperoleh perlindungan hukum selama melaksanakan tugas sesuai dengan
standart profesi dan standart prosedur operasionalE
b. ,emberikan pelayan medis menurut standart profesi dan standart prosedur
operasionalE
c. ,emperoleh informasi yang lengkap dan #u#ur dari pesien atau keluarganya E dan
d. ,enerima imbalan #asa
Pasal 02
8okter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktek kedokteran mempunyai
kewa#iban :
a. ,emberikan pelayanan medis sesuai dengan standart profesi dan standart
operasional serta kebutuhan medis pasienE
b. ,eru#uk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahllian atau
kemampuan lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau
pengobatan E
c. ,erahasiakan sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan #uga setelah
pasien itu meninggal duniaE
d. ,elakukan pertolongan darurat atas dasar pri kemanusiaan kecuali bila ia yakin
ada orang lain yang betugas dan mampu melakukannyaE dan
e. ,enambah ilmu pengetahuan dan mengikuti ilmu kedokteran atau kedokteran
gigi.
Paragra- 3 pasal 04
(ak dan kewa#iban pasien
Pasal 04
Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktek kedokteran, mempunyai hak E
a. ,endapatkan secara lengkap tentang tindakan medis sebagai dimaksud dalam
pasal %. ayat $! E
15
b. ,eminta pendapat dokter atau dokter gigi lainE
c. ,endapatkan pelayanan sesuai kebutuhan medis
d. ,enolak tindakan medisE dan
e. ,endapatkan isi rekam medis
Pasal 05
Pasien dalam menerima pelayanan pada praktek kedokteran mempunyai kewa#ibanE
a. ,emberikan informasi yang lengkap dan #u#ur tentang masalah kesehatannya.
b. ,ematuhi nasihat dan petun#uk dokter atau dokter gigi
c. ,ematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatanE dan
d. ,emberikan imbalan #asa atas pelayanan yang diterima
Prose%r penanganan pelanggaran e'i)a )eo)'eran
Pada tahun 1&*. 5apat Ker#a antara P$+K, ,K+K dan ,K+K@ telah menghasilkan
pedoman ker#a yang menyangkut para dokter antara lain sebagai berikut :
1. Pada prinsipnya semua masalah yang menyangkut pelanggaran etik diteruskan
lebih dahulu kepada ,K+K.
2. ,asalah etik murni diselesaikan oleh ,K+K.
3. ,asalah yang tidak murni serta masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh
,K+K diru#uk ke P$+K propinsi.
4. 8alam sidang ,K+K dan P$+K untuk pengambilan keputusan, Badan
Pembela 0nggota I8I dapat mengikuti persidangan #ika dikehendaki oleh
yang bersangkutan tanpa hak untuk mengambil keputusan!.
5. ,asalah yang menyangkit profesi dokter atau dokter gigi akan ditangani
bersama oleh ,K+K dan ,K+K@ terlebih dahulu sebelum diteruskan ke
P$+K apabila diperlukan.
6. 'ntuk kepentingan pencatatan, tiap kasus pelanggaran etik kedokteran serta
penyelesaiannya oleh ,K+K dilaporkan ke P$+K Propinsi.
16
7. Kasus3kasus pelanggaran etikolegal, yang tidak dapat diselesaikan oleh P$+K
Propinsi, diteruskan ke P$+K Pusat.
8. Kasus3kasus yang sudah #elas melanggar peraturan perundang3undangan dapat
dilaporkan langsung kepada pihak yang berwenang.
Peo#an penilaian )as%s6)as%s pelanggaran e'i) )eo)'eran
+tik lebih mengandalkan itikad baik dan keadaan moral para pelakunya dan untuk mengukur
hal ini tidaklah mudah. Karena itu timbul kesulitan dalam menilai pelanggaran etik, selama
pelanggaran itu tidak merupakan kasus3kasus pelanggaran hukum. 8alam menilai kasus
3kasus pelanggaran etik kedokteran, ,K+K berpedoman pada :
1. Pancasila
". Prinsip3prinsip dasar moral umumnya
$. ;iri dan hakekat peker#aan profesi
%. -radisi luhur kedokteran
.. :S8I
6. KA8+KI
). (ukum kesehatan terkait
*. (ak dan kewa#iban dokter
&. (ak dan kewa#iban penderita
12. Pendapat rata3rata masyarakat kedokteran
11. Pendapat pakar3pakar dan praktisi kedokteran senior.
17
Selan+%'n&a$ MKEK #engg%na)an p%la beberapa per'i#bangan beri)%'$ &ai'% 7
1. -u#uan spesifik yang ingin dicapai
". ,anfaat bagi kesembuhan penderita
$. ,anfaat bagi kese#ahteraan umum
%. Penerimaan penderita terhadap tindakan itu
.. Preseden tentang tindakan semacam itu
6. Standar pelayanan medik yang berlaku
Resi)o ari operasi "aesar
,enurut dr , /ur 5asyid SpB, ada beberapa alasan memilih operasi caesar. 8i
antaranya, kata , /ur 5asyid, bayi besar tidak sesuai ukuran panggul!, letak bayi melintang
sungsang!, karena gawat #anin. ;iri3cirinya, denyut #antung lemah, kondisi bayi tidak baik
karena kelamaan di dalam air ketuban habis atau trauma karena proses persalinan yang lama,
sementara pembukaan tak ma#u3ma#u. -er#adi kegawatan pada bayi, misalnya kekurangan
oksigen.
Selain itu, sambungnya, fungsi plasenta yang tidak terlalu bagus karena lewat batas
waktu atau ada penyakit tertentu, kepala bayi #auh lebih besar dari ukuran normal
hidrosefalus!, fetal distres detak #antung #anin melambat!, masalah kesehatan ibu yang
mengharuskan operasi caesar, herpes genital, ruam kulit yang disebabkan oleh 1irus yang
menyerang alat kelamin, hipertensi penyakit tekanan darah tinggi! maupun 0I8S atau
0cFuired Immune 8eficiency Syndrome!.
GIbu yang melahirkan anak pertamanya melalui operasi, persalinan kedua tidak harus
operasi. 8engan sayatan se#a#ar dengan garis perut dan kondisi kehamilan setelahnya baik,
persalinan berikutnya tak selalu harus melalui operasi,H
/amun, kata dia, operasi caesar yang dilakukan berisiko terhadap bayi dan ibunya. 5isiko
terhadap bayi adalah melahirkan prematur dan memiliki sindrom gangguan pernafasan.
@angguan pernafasan ini berhubungan dengan beberapa komplikasi, yang kemungkinan
memerlukan perawatan intensif bagi bayi tersebut. Selain itu, berisiko bayi mengalami cedera
saat dilakukan pembedahan.
18
Sedangkan risiko yang mungkin dihadapi oleh sang ibu adalah komplikasi anestesi,
biasanya bius lokal yang dilakukan membuat perasaan sedikit tidak nyaman dan pada
beberapa kasus menimbulkan reaksi alergi. Infeksi pada organ sekitar rahim atau tulang
panggul. Berisiko kehilangan darah lebih banyak dibandingkan dengan cara normal.
5isiko lain adalah penurunan fungsi usus yang kadang #adi melambat selama beberapa hari
setelah operasi, kembung dan rasa tidak nyaman. 5isiko akibat operasi itu sendiri,
membutuhkan waktu yang lebih lama berada di rumah sakit dan masa penyembuhan setelah
operasi tersebut serta angka kematian ibu dua sampai empat kali lebih tinggi dibandingkan
dengan ibu yang melahirkan secara normal.
GAperasi caesar sebaiknya dipilih #ika memang ada gangguan pada ibu atau bayinya,
yang bisa berakibat fatal apabila dilakukan secara normal. -api #ika semuanya ber#alan lancar
disarankan untuk melahirkan secara normal,H tuturnya.
/amun faktanya menurut penelitian, angka kematian pada operasi caesar adalah %23
*2 tiap 122.222 kelahiran hidup. 0ngka ini menun#ukkan risiko ". kali lebih besar dibanding
persalinan per1agina. Bahkan untuk kasus karena infeksi mempunyai angka *2 kali lebih
tinggi dibandingkan dengan persalinan per1agina
Beberapa )er%gian ari persalinan &ang i+alani #elal%i bea* "aesar$ &ai'%
aan&a )o#pli)asi lain &ang apa' 'er+ai saa' 'ina)an bea* "aesar engan -re)%ensi
i a'as 22 persen! An'ara lain "eera )an%ng )e#i*$ "eera ra*i#$ "eera paa
pe#b%l%* ara*$ "eera paa %s%s$ an in-e)si &ai'% in-e)si paa ra*i#8eno#e'ri'is$
ala'6ala' ber)e#i*$ %s%s$ ser'a in-e)si a)iba' l%)a operasi!
Seang)an %n'%) operasi "aesar ar%ra' 9se"'io "aesar e#ergen"&: berang)a
)%rang lebi* 2; persen! Se'iap 'ina)an operasi "aesar #e#ili)i 'ing)a' )es%li'an
berbea6bea! Paa operasi )as%s persalinan #a"e' engan )e%%)an )epala +anin
paa a)*ir +alan la*ir #isaln&a$ sering 'er+ai "eera paa ra*i# bagian ba<a* a'a%
"eera paa )an%ng )e#i* 9robe):!
TRAUMA URETER
19
Sebagian besar trauma ureter saluran dari gin#al yang menu#u ke kandung kemih!
ter#adi selama pembedahan organ panggul atau perut, seperti histerektomi, reseksi
kolon atauuteroskopi. Seringkali ter#adi kebocoran air kemih dari luka yang terbentuk atau
berkurangnya produksi air kemih. @e#ala biasanya tidak spesifik dan bisa timbul demam atau
nyeri. Penyebab lain trauma ureter
adalah luka tembus, biasanya karena luka tembak. 7arang ter#adi trauma ureter akibat
pukulan maupun luka tumpul. Pemeriksaan diagnostik yang biasanya dilakukan
adalah urografi intravena, ;- scan danurografi retrograd.
.i)a 'ra%#a %re'er 'er+ai a)iba' pe#bea*an$ #a)a ila)%)an pe#bea*an
lainn&a %n'%) #e#perbai)i %re'er!
'reter bisa disambungkan kembali ke tempat asalnya atau di bagian kandung kemih
yang lainnya. Pada trauma yang tidak terlalu berat, dipasang kateter ke dalam ureter dan
dibiarkan selama "36 minggu sehingga tidak perlu dilakukan pembedahan. Pengobatan
terbaik untuk trauma ureter akibat luka tembak atau luka tusuk adalah pembedahan.
BERAKHIRN=A HUBUNGAN DOKTER DAN PASIEN
Kondisi3kondisi yang membuat berakhirnya hubungan dokter3pasien
1. Sembuhnya pasien atau dokter menganggap tidak diperlukannya lagi
pengobatan
". 8okter menundurkan diri
a. (al ini diperbolehkan bila :
Pasien menyetu#uinya
Kepada pasien diberikan waktu yang cukup dan pemberitahuan
sehingga ia bisa memperoleh dokter pengganti
7ika dokter merekomendasikan ke dokter lain
$. Pengakhiran oleh pasien
20
%. ,eninggalnya pasien
.. ,eninggalnya dokter atau tidak mampu lagi men#alani profesinya
6. Sudah selesainya kewa#iban dokter seperti yang ditentukan dalam kontrak.
;ontohnya kasus3 kasus ru#ukan kepada dokter spesialis untuk memriksa
organ atau sistem untuk mendeteksi apakah ada penyakit dan penerapan
prosedur medic yang tepat. Kecuali ditentukan lain, maka konsultasi klinis
berakhir pada setiap kun#ungan
BAB III
PEMBAHASAN
Ana'o#i Per#asala*an
1. 8okter kurang memberikan pen#elasan kepada pihak keluarga dan pasien terhadap
resiko tindakan medis.
". ,enyarakan meminum #amu cina dalam hal ini #amu belum diketahui efek
samping!
$. -erdapat ketidak telitian lalai dalam pelaksanaan tindakan medis!
Pe#ba*asan ari )as%s N&! Pra#i'a
Kasus /y. Pramita dilaporkan oleh keluarga ke pada pihak kepolisian karena ada ketidak
puasan dalam hal ini kondisi yang semakin menurun dan pasien meninggal dunia!.
21
Pen+elasan 7
Disini 'erapa' )esala* pa*a#an )arena informed concernt sebai)n&a 'ia) *an&a
iberi)an )epaa pasien sa+a pi*a) )el%arga +%ga sebai)n&a iberi)an! Da#pa) >
a#pa) ari operasi "esar +%ga se*ar%sn&a i+elas)an 9ian'aran&a robe)n&a sal%ran
)en"ing:
8i dalam kasus ny. Pramita terdapat tiga tindakan medis yang dialaminya, dengan tenaga
medis yang berbeda. -indakan pertama yang dilakukan oleh /y. Pramita adalah berobat ke
sebuah klinik bidan untuk melakukan persalinan, namun karena tindakan yang harus
dilakukan di luar kemampuan si bidan, maka bidan tersebut meru#uk /y. Pramita ke salah
satu rumah sakit.
Pen+elasan 7
Tina)an &ang ila)%)an ole* si bian apa' ibenar)an #en%r%' *%)%# )arena
)as%s paa N&! Pra#i'a s%a* il%ar )e#a#p%an si bian 9*ar%s ila)%)an se"'io
"aesar:!
8i rumah sakit /y. Pramita melahirkan dengan proses Sectio caesar operasi caesar! yang
ditangani oleh dr. 0ntono, operasi tersebut ber#alan dengan lancar dan /y. Pramita
dian#urkan untuk chek up dua minggu kemudian. Saat chek up terditeksi saluran kencing
bocor /y. Pramita di sarankan agar melakuan operasi oleh dr. 0ntono.
Pen+elasan7
"*e) %p i)e'a*%i ba*<a 'erapa' bo"orn&a sal%ran )en"ing$ *al ini bisa sa+a
#er%pa)an resi)o ari operasi "aesar 'erseb%'! Apabila r! An'ono #en&aran)an
%n'%) ila)%)an operasi lagi %n'%) #e#perbai)i sal%ran )en"ing &ang bo"or *al
'erseb%' apa' ibenar)an!
Setelah men#alankan operasi yang kedua ini kondis /y. Pramita bertambah buruk, dan
disarankan untuk meminum #amu cina dengan tu#uan agar kondisi /y. Pramita bertambah
baik. /amun yang ter#adi adalah sebaliknya.
Pen+elasan 7
22
Dala# *al ini #en&aran)an %n'%) #e#in%# +a#% "ina bel%# bisa i benar)an )arena
+a#% "ina 'erseb%' bel%# 'en'% ses%ai engan )onisi pasien an +%ga +a#% 'erseb%'
bel%# 'en'% s%a* l%l%s %+i )linis &ang ila)%)an baan POM 9 Penga<asan Oba' an
Ma)anan:! Man%r%' Unang > %nang no 5/ 'a*%n 411; pasal 01 pengg%naan obe'
'raisional %n'%) pen&e#b%*an bisa bole* ila)%)an asal oba' 'raisional 'erseb%'
s%a* #enapa')an i+in ari baan POM an i ba<a* penga<asan pe#erin'a*!
BAB I?
KESIMPULAN
Berdasarkan kasus di atas, kami menyimpulkan bahwa terdapat unsur kelalaian yang
dilakukan oleh dr. 0ntono. /amun di sini masih terdapat celah hukum karena pihak keluarga
telah meminta pasien untuk diru#uk ke rumah sakit 8r. Soetomo. 8engan diru#uknya pasien
ke rumah sakit lain, maka berakhir pula kewa#iban dr. 0ntono dalam menangani pasiennya
/y. Pramita!. 8engan demikian dr. 0ntono tidak bisa di sangkut pautkan secara hukum baik
pidana maupun perdata
23
DA@TAR PUSTAKA
'ndang3undang no $6 tahun "22&
'ndang3undang praktek kedokteran tahun "22%
www.medicastrore.com<traumasalurankemih
www.google.com<plus3minu3melahirkan3secara3operasi
24

Вам также может понравиться

  • Pertanyaan Terbuka
    Pertanyaan Terbuka
    Документ2 страницы
    Pertanyaan Terbuka
    Wiwit WuLandari
    Оценок пока нет
  • Kerangka Acuan Survey
    Kerangka Acuan Survey
    Документ3 страницы
    Kerangka Acuan Survey
    Wiwit WuLandari
    Оценок пока нет
  • Bahaya Merokok
    Bahaya Merokok
    Документ13 страниц
    Bahaya Merokok
    Wiwit WuLandari
    Оценок пока нет
  • BAP Mipro
    BAP Mipro
    Документ1 страница
    BAP Mipro
    Wiwit WuLandari
    Оценок пока нет
  • Portofolio CKD
    Portofolio CKD
    Документ42 страницы
    Portofolio CKD
    Wiwit WuLandari
    Оценок пока нет
  • UKP Puskesmas
    UKP Puskesmas
    Документ2 страницы
    UKP Puskesmas
    Wiwit WuLandari
    Оценок пока нет
  • Portofolio CKD
    Portofolio CKD
    Документ42 страницы
    Portofolio CKD
    Wiwit WuLandari
    Оценок пока нет
  • Sampel
    Sampel
    Документ2 страницы
    Sampel
    Wiwit WuLandari
    Оценок пока нет
  • Rekapan Pasien Igd
    Rekapan Pasien Igd
    Документ1 страница
    Rekapan Pasien Igd
    Wiwit WuLandari
    Оценок пока нет
  • UKP Kel C
    UKP Kel C
    Документ7 страниц
    UKP Kel C
    Wiwit WuLandari
    Оценок пока нет
  • BA Mini Project Kelompok C
    BA Mini Project Kelompok C
    Документ1 страница
    BA Mini Project Kelompok C
    Wiwit WuLandari
    Оценок пока нет
  • Ba Minipro
    Ba Minipro
    Документ1 страница
    Ba Minipro
    Wiwit WuLandari
    Оценок пока нет
  • CA Mammae
    CA Mammae
    Документ26 страниц
    CA Mammae
    Luvi Puji
    100% (7)
  • Ukm PKM Baru
    Ukm PKM Baru
    Документ1 страница
    Ukm PKM Baru
    Wiwit WuLandari
    Оценок пока нет
  • LP Stroke 3 PDF
    LP Stroke 3 PDF
    Документ25 страниц
    LP Stroke 3 PDF
    herni widiastuti
    Оценок пока нет
  • LP Stroke 3 PDF
    LP Stroke 3 PDF
    Документ25 страниц
    LP Stroke 3 PDF
    herni widiastuti
    Оценок пока нет
  • MR Siska
    MR Siska
    Документ16 страниц
    MR Siska
    Wiwit WuLandari
    Оценок пока нет
  • Referat CA Mammae
    Referat CA Mammae
    Документ36 страниц
    Referat CA Mammae
    Masadid Faizin
    Оценок пока нет
  • MR Dudung
    MR Dudung
    Документ16 страниц
    MR Dudung
    Wiwit WuLandari
    Оценок пока нет
  • MR Dudung
    MR Dudung
    Документ16 страниц
    MR Dudung
    Wiwit WuLandari
    Оценок пока нет
  • Identifikasi Kromosom
    Identifikasi Kromosom
    Документ27 страниц
    Identifikasi Kromosom
    Wiwit WuLandari
    Оценок пока нет
  • Infeksi Edit
    Infeksi Edit
    Документ10 страниц
    Infeksi Edit
    Wiwit WuLandari
    Оценок пока нет
  • K100060158
    K100060158
    Документ18 страниц
    K100060158
    Golax Grogi
    Оценок пока нет
  • Buat
    Buat
    Документ4 страницы
    Buat
    Wiwit WuLandari
    Оценок пока нет
  • DARAH Lengkap
    DARAH Lengkap
    Документ11 страниц
    DARAH Lengkap
    Wiwit WuLandari
    Оценок пока нет
  • Golongan Darah Dan Transfusi
    Golongan Darah Dan Transfusi
    Документ9 страниц
    Golongan Darah Dan Transfusi
    Wiwit WuLandari
    Оценок пока нет
  • Infeksi
    Infeksi
    Документ28 страниц
    Infeksi
    Wiwit WuLandari
    Оценок пока нет
  • K100060158
    K100060158
    Документ18 страниц
    K100060158
    Golax Grogi
    Оценок пока нет
  • SELSENSIRANGSA
    SELSENSIRANGSA
    Документ11 страниц
    SELSENSIRANGSA
    Wiwit WuLandari
    Оценок пока нет
  • Golongan Darah Dan Transfusi
    Golongan Darah Dan Transfusi
    Документ9 страниц
    Golongan Darah Dan Transfusi
    Wiwit WuLandari
    Оценок пока нет