Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfgh
jklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvb
nmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwer
tyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas
dfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuio
pasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghj
klzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbn
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty
uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf
ghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrty
uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf
ghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqw
ertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiop
asdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjkl
KEWIRAUSAHAAN
DORONGAN & RINTANGAN BERWIRAUSAHA
5/9/2014
NAMA KELOMPOK 1
1.ARISWAN
2. FAHRUDIN
3. ANGGI
4. MUH. INDRA GUNAWAN
5. MUSTAJAB
6. MUH. RIZAL
7. JHON FILLER
DORONGAN BERWIRAUSAHA
Pendidikan formal dan pengalaman bisnis kecil kecilan yang dimiliki oleh seseorang dapat
menjadi potensi utama untuk menjadi wirausaha yang berhasil.
Dalam aspek lain keberanian membentuk kewirausahaan didorong oleh guru sekolah, sekolah
yang memberikan mata pelajaran kewirausahaan yang praktis dan menarik dapat
membangkitkan minat siswa untuk berwirausaha, seperti di negara maju. Dorongan
membentuk wirausaha juga datang dari teman sepergaulan, lingkungan famili, sahabat dimana
mereka dapat berdiskusi tentang ide wirausaha masalah yang dihadapi dan cara-cara mengatasi
masalahnya. Pendidikan formal dan pengalaman bisnis kecil-kecilan yang dimiliki oleh
seseorang dapat menjadi potensi utama untuk menjadi wirausaha yang berhasil. Oleh sebab itu
dikatakan entrepreneur are not born-they develop. (Hisrich-Peters, 1995)
Beberapa Faktor Kritis Untuk Memulai Usaha Baru
Ada beberapa faktor kritis yang berperan dalam membuka usaha baru yaitu:
1) Personal, menyangkut aspek-aspek kepribadian seseorang.
2) Sociological, menyangkut masalah hubungan dengan family dsb.
3) Environmental, menyangkut hubungan dengan lingkungan (Bygrave, 1994:3)
Apabila seseorang mempunyai ide untuk membuka suatu usaha baru maka dia akan mencari
faktor-faktor lain yang dapat mendorongnya. Dorongan-dorongan ini tergantung pada
beberapa faktor antara lain faktor famili, teman, pengalaman, keadaan ekonomi, keadaan
lapangan kerja dan sumberdaya yang tersedia.
Faktor Sosial yang berpengaruh terhadap minat memulai bisnis ini ialah masalah tanggung
jawab terhadap keluarga. Orang yang berumur 25 tahun akan lebih mudah membuka bisnis
dibandingkan dengan seseorang yang berumur 45 tahun, yang sudah punya isteri, beberapa
anak, banyak beban, cicilan rumah, biaya rumah tangga dan sebagainya. Di samping ini ada lagi
faktor sosial lainnya yang berpengaruh.
Faktor lain yang berpengaruh dalam membuka bisnis ialah pertimbangan antara pengalaman
dengan spirit, energi dan rasa optimis. Biasanya orangorang muda lebih optimis, energik,
dibandingkan dengan orang-orang yang sudah berumur. Oleh sebab itu, pembukaan usaha
sebaiknya dilakukan pada saat seseorang memiliki rasa optimis dan sudah dipertimbangkan
secara matang.
RINTANGAN BERWIRAUSAHA
ada umumnya, ada beberapa tantangan ataupun masalah yang dihadapi dalam menjalankan
suatu usaha, diantaranya :
1. Ketidakmampuan Manajemen
Dalam kebanyakan UKMK, kurangnya pengalaman manajemen atau lemahnya kemampuan
pengambilan keputusan merupakan masalah utama dari kegagalan usaha. Pemiliknya kurang
mempunyai jiwa kepemimpinan dan pengetahuan yang diperlukan untuk membuat bisnisnya
berjalan.
2. Kurang Pengalaman
Idealnya, calon wirausahawan harus memiliki keterampilan teknis yang memadai (pengalaman
kerja mengenai pengoperasian fisik bisnis dan kemampuan konsep yang mencukupi);
kemampuan memvisualisasi, mengkoordinasi, dan mengintegrasikan berbagai kegiatan bisnis
menjadi keseluruhan yang sinergis.
3. Lemahnya Kendali Keuangan
Dalam hal ini ada dua kelemahan mendasar yang perlu digarisbawahi, yaitu: kekurangan modal
dan kelemahan dalam kebijakkan kredit terhadap pelanggan. Banyak wirausahawan membuat
kesalahan pada awal bisnis dengan hanya modal dengkul, yang merupakan kesalahan fatal.
Wirausahawan cenderung sangat optimis dan sering salah menilai uang yang dibutuhkan untuk
masuk ke dalam bisnis. Sebagai akibatnya, mereka memulai usaha dengan modal yang terlalu
sedikit dan tampaknya permodalan yang memadai tidak akan pernah tercapai mengingat
perusahaan mereka memerlukan semakin banyak uang untuk mendanai pertumbuhannya.
Selain itu, tekanan terhadap UKMK untuk menjual secara kredit sangat kuat. Dimana, beberapa
manajer melihat peluang untuk mendapatkan keunggulan persaingan terhadap pesaingnya
dengan cara menawarkan penjualan kredit. Apapun kasusnya, pemilik bisnis kecil harus
mengendalikan penjualan kredit secara hati-hati karena kegagalan mengendalikannya dapat
menghancurkan kesehatan keuangan bisnis kecil.
4. Gagal Mengembangkan Perencanaan Strategis.
Terlalu banyak wirausahawan yang mengabaikan proses perencanaan strategis, karena mereka
mengira hal tersebut hanya bermanfaat untuk perusahaan besar saja. Namun, kegagalan
perencanaan biasanya mengakibatkan kegagalan dalam bertahan hidup dan ini berlaku untuk
keduanya usaha besar maupun usaha kecil. Sebab, tanpa suatu strategi yang didefinisikan
dengan jelas, sebuah bisnis tidak memiliki dasar yang berkesinambungan untuk menciptakan
dan memelihara keunggulan bersaing di pasar.
5. Pertumbuhan Tak Terkendali
Pertumbuhan merupakan sesuatu yang alamiah, sehat, dan didambakan oleh semua
perusahaan, tetapi pertumbuhan haruslah terencana dan terkendali. Pakar manajemen Peter
Drucker menyatakan bahwa perusahaan yang baru berdiri dapat diperkirakan mengalami
pertumbuhan terlalu pesat dibandingkan dengan basis modal mereka apabila penjualan
meningkat 40 sampai 50 persen. Idealnya, perkembangan harus didanai dari laba ditahan atau
dari tambahan modal pemiliknya, tetapi sebagian besar bisnis mengambil pinjaman paling tidak
untuk sebagian investasi modalnya.
6. Lokasi yang buruk
Untuk bisnis apapun, pemilihan lokasi yang tepat untuk sebagian merupakan suatu seni dan
untuk sebagian lagi ilmu. Sangat sering, lokasi bisnis dipilih tanpa penelitian, pengamatan, dan
perencanaan yang layak. Beberapa wirausahawan memilih lokasi hanya karena ada tempat
kosong. Akibat ketidaktepanan lokasi ini, penjualan tidak berkembang dan bisnis tersebut
terancam gagal.
7. Pengendalian Persediaan yang Tidak Baik
Umumnya, investasi terbesar yang harus dilakukan manajer bisnis kecil adalah dalam
persediaan, namun pengendalian persediaan adalah salah satu tanggung jawab manajerial yang
paling sering diabaikan. Tingkat persediaan yang tidak mencukupi akan mengakibatkan
kekurangan dan kehabisan stok, yang akhirnya mengakibatkan pelanggan kecewa dan pergi.
8. Ketidakmampuan Membuat Transisi Kewirausahaan.
Berhasil melewati tahap awal kewirausahan bukanlah jaminan keberhasilan bisnis. Setelah
berdiri, pertumbuhan biasanya memerlukan perubahan gaya manajemen yang secar drastis
berbeda. Kemampuan-kemampuan yang tadinya membuat seorang wirausahawan berhasil
seringkali mengakibatkan ketidakefektifan manajerial. Pertumbuhan mengharuskan
wirausahawan untuk mendelegasikan wewenang dan melepaskan kegiatan pengendalian
sehari-hari sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh banyak wirausahwan.