Вы находитесь на странице: 1из 3

BAB IV

TOKOH-TOKOH MUTU: DEMING, JURAN, DAN CROSBY


Deming, Juran dan Crosby merupakan orang-orang penting dibalik mutu. (mereka
bermutu karena telah menjadikan mutu sebagai orientasi). Mereka berkonsentrasi dalam mutu
industri produksi meskipun kemudian juga diterapkan dalam industri jasa. Juga bahwa mereka
tidak menyinggung atau mencoba menerapkannya dalam pendidikan. Tetapi eksplorasi terhadap
pemikiran mereka memberikan manfaat bagi dunia pendidikan. Sebab berbeda antara produksi
industri dan pendidikan. Produksi industri menghasilkan barang sedangkan pendidikan
mempengaruhi manusia.
Filsafat Mutu Deming
Penerbitan buku Deming, Out of the Crisis, bertujuan untuk mengubah gaya manajemen
Amerika. Kritik Deming tentang manajemen Amerika adalah pada perencanaan masa depan dan
peramalan berkaitan dengan persoalan-persoalan yang belum muncul. Misalnya tentang
pemadam kebakaran. Bagi Deming, mereka justru menerapkan prinsip jangka pendek. Efeknya
adalah pada pemborosan biaya produki dan meningkatnya harga yang harus dibayarkan kepada
pelanggan. Konsekuensinya adalah hilangnya pelanggan dan mengorbankan para pekerja.
Deming kemudian memberikan diagnosanya bahwa masalah mutu ada pada masalah
manajemen.
Manajemen sebagai sumber permasalahan. Deming juga menemukan ada tujuh penyakit
mematikan bagi organisasi. Ketujuh penyakit tersebut adalah:
1. kurang konstannya tujuan
2. Pola pikir jangka pendek
3. Evaluasi prestasi individu melalui proses penilaian atau tinjauan kerja tahunan
4. Rotasi kerja yang terlalu tinggi
5. Manajemen menerapkan prinsip angka yang tampak (ini catatan penting untuk
pendidikan: bahwa jika sekolah-sekolah hanya menekankan pada daftar hasil ujian maka
menurut Deming, mereka akan merasakan bahaya yang sama. Baginya, kita tidak dapat
mengukur kesuksesan dengan menggunakan indikator prestasi; sebaiknya adalah
kegembiraan dan kepuasan pelanggan).
Pada akhirnya Deming memberikan hal-hal penting berkaitan dengan mutu yang disebut poin
Deming:
1. Ciptakan usaha peningkatan produk dan jasa. Tujuannya bisa bersaing dan tetap
menyediakan lowongan kerja.
2. Adopsi falsafah baru. Realnya dalam metode dan cara kerja baru
3. Hindari ketergantungan inspeksi massa untuk mencapai mutu.
4. Akhiri praktek dengan menghargai bisnis dengan harga. Harga mengikuti mutu.
5. Tingkatkan secara konstan sistem produksi dan jasa untuk meningkatkan mutu dan
produktivitas
6. Lembagakan pelatihan kerja. Tidak tergiur menggunakan tenaga ahli secara cepat.
7. Lembagakan kepemimpinan
8. Hilangkan rasa takut
9. Uraikan kendala-kendala antar departemen
10. Hapuskan slogan, desakan dan target
11. Hapuskan standar kerja yang menggunakan quota numerik
12. Hilangkan kendala-kendala yang merampas kebanggaan karyawan atas keahliannya.
13. Lembagakan aneka program pendidikan yang meningkatkan semangat dan peningkatan
kualitas kerja.
Filafat Mutu Juran
Filsafat mutu Juran lebih dikenal dengan 85/15 atau prinsip 85/15. Angka 85 mengacu
pada 85 persen kesalahan ada pada desain proses. Dan bahwa permasalahan merupakan
tanggungjawab manajemen karena manajemen memiliki 85 persen kontrol terhadap sistem.
Dalam konteks pendidikan adalah bahwa dewan rektor sebagai manejer senior bertugas
menyusun visi, prioritas dan kebijakan universitas; manejer menengah, para dekan
bertanggungjawab atas jaminan mutu dengan melibatkan diri dalam penyusunan pembelajaran
dan secara sistematis memeriksa serta menyampaikan hasil tersebut kepada tim penyusun; low
manajemen, guru, staff beroperasi mendesain karakteristik dan standar program studi. Dengan
demikian dapat memenuhi kebutuhan peserta didik.
Filsafat Mutu Crosby
Selain Deming, Crosby menawarkan 14 langkah untuk meraih mutu, yakni:
1. Komitmen manajemen - management commintment
2. Membangun tim peningkatan mutu quality improvement team
3. Pengukuran mutu quality measurement
4. Mengukur biaya mutu the cost of quality
5. Membangun kesadaran mutu quality awareness
6. Perbaikan - corrective action
7. Perencanaan tanpa cacat zero defects planning
8. Pengawas supervisor training
9. Menyelenggarakan hari tanpa cacat zero defects day
10. Penyusunan tujuan goal seating
11. Penghapusan sebab kesalahan error cause removal
12. Pengakuan - recognation
13. Mendirikan dewan-dewan mutu quality councils
14. Lakukan lagi do it over again
Tanggapan
Semua komponen dalam pendidikan, baik di tingkat sekolah dasar, menengah dan
perguruan tinggi harus terlibat aktif dalam pencapaian mutu sesuai tanggungjawab. Menciptakan
sistem merupakan hal sangat penting sebab jika sistem sudah berjalan semestinya maka akan
memudahkan di dalam proses dan kontrol, dapat melakukan rekayasa dan hasil dapat di
rencanakan.
Sebaliknya jika terdapat kesalahan maka dengan mudah dapat mendeteksi kesalahan dan
melakukan perbaikan. Permasalahan utamanya adalah sistem. Bila sistem dapat diciptakan dan
berjalan, seyogyanya mutu dapat diprediksi.

Вам также может понравиться